Hipertiroid Dan Hipotiroid
Hipertiroid Dan Hipotiroid
TINJAUAN TEORI
yang tinggi, dan kalsitonin akan menurunkan kadar kalsium plasma dengan
meningkatkan jumlah penumpukan kalsium dalam tulang.
Sekresi tirotropin atau TSH (thyroid-stimulating hormone) oleh kelenjar hipofisis
akan mengendalikan kecepatan pelepasan hormon tiroid. Selanjutnya, pelepasan TSH
ditentukan oleh kadar hormon tiroid dalam darah. Jika konsentrasi hormon tiroid dalam
darah menurun, maka pelepasan TSH meningkat sehingga terjadi peningkatan keluaran
T3 dan T4. Keadaan ini merupakan suatu contoh pengendalian umpan balik (feedback
control).
Hormon pelepas tirotropin atau TRH (thyroid releasing hormone) yang disekresikan
oleh hipotalamus memberikan pengaruh yang mengatur pelepasan TSH dari hipofisis.
Faktor-faktor lingkungan seperti penurunan suhu tubuh dapat meningkatkan sekresi TRH
dan dengan demikian menaikkan sekresi hormon tiroid.
Iodium merupakan unsure esensial bagi tiroid untuk sintesis hormon tiroid. Pada
kenyataannya, iodium dalam tubuh paling banyak digunakan oleh kelenjar tiroid dan
gangguan utama akibat defisiensi iodium adalah perubahan fungsi tiroid.
2.3 Hipertiroid
2.3.1 Definisi
Hipertiroid adalah sekresi hormon tiroid yang berlebihan dan dimanifestasikan
melalui peningkatan kecepatan metabolisme. Pada hipertiroid, kontrol umpan
balik normal selama sekresi hormon tiroid gagal. Hormon tiroid yang berlebihan
merangsang sistem tubuh yang paling menyebabkan hipermetabolisme dan
peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik. Hipertiroid menyerang wanita lina
kali lebih sering dibandingkan laki-laki.
2.3.2 Etiologi
Penyakit Grave menjadi penyebab utama hipertiroid. Penyakit ini merupakan
gangguan otoimun yang biasanya ditandai dengan produksi autoantibody yang
mirip cara kerja TSH pada kelenjar tiroid sehingga terjadi pengeluaran hormon
tiroid yang berlebihan akibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh
immunoglobulin dalam darah.
Penyebab hipertiroid yang lainnya yaitu goiter nodular yang ditandai dengan
peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon
tiroid. Peningkatan akan kebutuhan hormon tiroid terjadi selama masa
pertumbuhan atau kehamilan karena kebutuhan metabolik yang tinggi. Apabila
kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar tiroid biasanya kembali
ke ukuran sebelumnya. Tiroid yang membesar dapat terus memproduksi hormon
tiroid dalam jumlah berlebihan. Apabila seseorang tetap tetap mengalami
hipertiroid, maka keadaan ini disebut goiter nodular toksik.
Penyebab lain hipertiroid yang sering dijumpai adalah tioriditis dan
penggunaan hormon tiroid yang berlebihan.
2.3.3 Tanda dan Gejala
Gejala-gelaja hipertiroid berupa manifestasi hipermetabolisme dan aktivitas
simpatis yang berlebihan. Kelebihan hormon tiroid menimbulkan gejala seperti
peningkatan frekuensi denyut jantung, takikardia, berdebar-debar, hipertensi
sistolik, dan aritmia jantung disertai dispnea. Penderita menjadi sering
3
gangguan
absorbsi
nutrisi
karena
pasien
sudah
mengalami
hiperdefekasi.
4. Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dengan
menggunakan TKTP.
Rasional: Membantu menjaga pemasukan kalori cukup tinggi yang
disebabkan adanya hipermetabolik.
6
2.4 Hipotiroid
7
2.4.1 Definisi
Hipotiroid terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid (TH) yang
bersirkulasi. Terdapat beberapa tipe hipotiroid, bergantung pada lokasi timbulnya
masalah, penyakit ini dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Hipotiroid sentral, apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan kelenjar
hipofisis, hipotalamus, atau keduanya.
b. Hipotiroid sekunder atau pituitaria, jika sepenuhnya disebabkan oleh kelainan
hipofisis.
c. Hipotiroid tertier atau hipotalamus, jika ditimbulkan oleh kelainan
hipotalamus yang mengakibatkan sekresi TRH tidak adekuat akibat penurunan
stimulasi oleh TRH.
2.4.2 Etiologi
Penyebab hipotiroid yang paling sering ditemukan pada orang dewasa adalah
tiroiditis otoimun (penyakit Hashimoto), terjadi akibat destruksi autoantibodi
jaringan kelenjar tiroid sehingga sistem imun menyerang kelenjar tiroid.
Hipotiroid juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat hipertiroid yang
menjalani terapi radioiodium, pembedahan, atau preparat antitiroid. Kejadian ini
paling sering dijumpai pada wanita lanjut usia. Terapi radiasi untuk penanganan
kanker kepala dan leher kini semakin sering menjadi penyebab hipotiroid pada
lansia laki-laki. Goiter endemik adalah hipotiroid akibat defisiensi iodium dalam
makanan sehingga terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
2.4.3 Tanda dan Gejala
Gejala dini hipotiroid tidak spesifik, namun kelelahan yang ekstrem
menyulitkan penderitanya untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Adanya
kerontokan rambut, kuku yang rapuh serta kulit yang kering sering ditemukan,
dan keluhan rasa baal. Kadang-kadang suara menjadi kasar atau parau. Gangguan
haid akan terjadi di samping hilangnya libido.
Pada mulanya, pasien mungkin mudah tersinggung dan mengeluh merasa
lemah, bicara menjadi lambat, konstipasi, wajah membengkak serta kulit terasa
kering.
8
keluarga
akan
menjelaskan
tindakan
untuk
11
Bibliography
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2009). Medical Surgical Nursing: Clinical Management
for Positive Outcomes. Philadelphia: Elsevier.
Corwin, E. J. (2008). Handbook of Pathophysiology (3rd ed.). USA: Lippincott
William & Wilkins.
Engram, B. (1994). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Ignatavicius, D. D., & Workman, M. L. (2009). Medical Surgical Nursing: Patient
Centered Collaborative Care (6th ed.). Elsevier.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., & Bucher, L. (2005). Medical
Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problems. Philadelpia:
Elsevier.
McPhee, S. J., Ganong, W. F., & Pendit, B. U. (2010). Pathophysiology of Disease:
an Introduction to Clinical Medicine. McGraw-Hill Education.
Mutaqqin, A. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2005). Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease
Processes. St. Louis: Mosby.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth (8th ed., Vol. 2). Jakarta: EGC.
12
13