Teori Supervisi
Teori Supervisi
Sebuah
Model
Supervisi
Perkembangan
kemampuan
seseorang
untuk
beradaptasi
dan
personal
maupun
interpersonal,
otonomi
dan
keterkaitan,
perkembangan
pengembangan
psikologis.
kemajuan
Selain
keterampilan
itu,
model
konseling
mendukung
klinis
seperti
Pendidikan
pengawasan
klinis
dan
sebagai
Pengawasan
proses
(ACES,
"pemantauan
1993),
mendukung
kinerja
klinis
dan
dengan standar etika konseling, sangat penting dari PSC dan pelatihan
PSCs- di- menerima supervisi klinis sedang berlangsung.
Supervisi klinis merupakan faktor kunci dalam mempersiapkan
konseling untuk berfungsi dalam lingkungan kerja yang kompleks (Bernard
& Goodyear, 2009). Artikel ini memberikan para pendidik PSC dan
pengawas sumber daya praktis untuk mendukung perkembangan psikologis
mahasiswa pascasarjana dan aplikasi mereka keterampilan konseling
lanjutan. Secara khusus, (a) mendefinisikan dan ulasan tentang supervisi,
(b) memperkenalkan model supervisi klinis integratif yang dirancang untuk
mempromosikan kematangan psikologis supervisees ', dan (c) menawarkan
panduan praktis untuk mendukung pelaksanaan dan evaluasi model di
PSC program persiapan.
B. PSC Supervision
Supervisi diartikan sebagai sebuah proses dimana seorang tenaga
ahli
yang
berpengalaman
melaksanakan
perencanaan
sebagaimana
kelaikan
penyampaian
pelayanan
mereka
(Bernard
&
(Standar 2.00)
Penting bagi kita untuk mengetahui perbedaan antara supervisi
administratif dan supervisi klinis. Suatu hal yang lumrah bahwa para
tenaga ahli PSC menerima supervisi administratif (Herlihy et al., 2002; Page,
Pietrzak, & Sutton, 2001), namun biasanya ini dilaksanakan oleh kepala
sekolah atau personil lainnya (contohnya., psikolog sekolah, koordinator
pembimbing) yang tidak pernah mendapatkan pelatihan mengenai supervisi
konselor atau peran konseling sekolah secara kontemporer (American
School Counselors Association, 2005). Sementara itu, supervisi klinis
dilaksanakan oleh para tenaga ahli yang berpengalaman dan terlatih dalam
hal supervisi konselor dan dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
keahlian klinis, serta perkembangan personal dan interpersonal para tenaga
ahli yang sedang di supervisi. Oleh karena itu dalam menjaga standar etik
konseling, sangat penting bagi tenga ahli PSC dan PSC yang masih dalam
masa pelatihan untuk menerima supervisi klinis secara berkesinambungan.
Tujuan dari supervisi klinis adalah untuk meningkatkan layanan
yang komprehensif PSC memberikan kepada semua pemangku kepentingan
sementara juga memantau praktek etis mereka (Spence et al, 2001; Study,
2005). PSC sering tidak menerima supervisi klinis di lapangan (Herlihy et
al., 2002); Namun, PSC sangat menginginkannya (Page, et., al., 2001).
Untuk
PSC,
akuntabilitas
keterampilan
manfaat
yang
dan
supervisi
lebih
klinis
besar;
kompetensi;
(c)
(b)
meliputi
(a)
meningkatkan
peningkatan
efektivitas
dan
pengembangan
perasaan
dukungan,
ahli
PSC
yang
sedang
dalam
masa
pelatihan
dan
untuk
pelatihan
dihadapkan
dengan
pengalaman-pengalaman
atau
informasi yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada untuk mereka
sendiri atau sekitarnya, ini akan menimbulkan apa yang selama ini
dikatakan
sebagai
ketidak
sesuaian,
konflik
kognitif,
atau
ketidak
(yang
menghasilkan
pertumbungan
perkembangan
[Manners, et al., 2004]). Tenaga ahli PSC yang masih dalam masa pelatihan
akan memahami pengalaman-pengalaman mereka dan belajar dari situ
hingga
pengalaman
yang
baru
akan
mereka
temukan,
yang
akan
Tabel 1
Tingkatan Perkembangan Ego Beserta Deskripsi Loevinger
Tingkat
Impulsif (E2)
Melindungi diri sendiri (E3)
Konfromis (E4)
Individualistik (E7)
Mandiri (E8)
Deskripsi
Kebutuhan fisik serta dorongan-dorongan
Dikotomi sederhana (contohnya, baik atau buruk)
Oportunistik dan eksploitais
Biasanya yang menyangkut masalah ritual dan tradisi
Menghormati peraturan dan penerimaan sosial
Perhatian terhadap diri sendiri dalam istilah konkrit yang
tanggung jawab
Meningkatakan rasa individualistik dan kepekaan dari
kebersamaan
Meningkatnya rasa menghormati kepada orang lain, pilihan
Terintegrasi (E9)