Anda di halaman 1dari 5

Teori Dasar

Depresi adalah (1) pada orang normal merupakan ganguan kemurungan


(kesedihan, patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak pas, menurunnya
kegiatan, dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang, (2) pada kasus
patologis, merupakan ketidakmampuan untuk bereaksi terhadap rangsang disertai
menurunnya nilai diri, delusi ketidakpasan, tidak mampu, dan putus asa. Depresi juga
merupakan perasaan yang sinonim dengan perasaan sedih, murung, kesal, tidak
bahagia dan menderita. Individu umumnya menggunakan istilah depresi untuk
merujuk pada keadaan atau suasana yang melibatkan kesedihan, rasa kesal, tidak
mempunyai harga diri, dan tidak bertenaga. Individu yang menderita depresi aktifitas
fisiknya menurun, berpikir sangat lambat, kepercayaan diri menurun, semangat dan
minat hilang, kelelahan yang sangat, insomnia, atau gangguan fisik seperti sakit
kepala, gangguan pencernaan, rasa sesak didada, hingga keinginan untuk bunuh diri
(Chaplin, 1997).
Salah satu gejala depresi adalah pikiran dan gerakan motorik yang serba lamban
(retardasi psikomotor), fungsi kognitif (aktifitas mental emosional untuk belajar,
mengingat, merencanakan, mencipta, dan sebagainya) terganggu. Jadi depresi
mencakup dua hal kesadaran yaitu menurunnya aktifitas dan perubahan suasana hati.
Perubahan perilaku orang yang depresi berbeda - beda dari yang ringan sampai pada
kesulitan - kesulitan yang mendalam disertai dengan tangisan, ekspresi kesedihan,
tubuh lunglai dan gaya gerak lambat (Supratiknya, 1995).
Kehidupan manusia ditandai oleh interaksi individu dengan lingkungannya.
Depresi dapat timbul karena beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar
individu. Menurut Abraham, keadaan depresi didominasi oleh perasaan kehilangan,
rasa bersalah dan ada perasaan ambivalen antara cinta dan benci. Ambivalensi dari
depresi ada dua, yaitu:

a. Marah dan benci terhadap objek cinta yang hilang kerena persepsi tentang dirinya
yang ditinggalkan atau ditolak.
b. Rasa bersalah karena keyakinannya bahwa dirinya telah gagal merespon secara
tepat dan sesuai terhadap objek cinta yang hilang(Meyer and Salmon, 1984).
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan depresi, yaitu
a. Faktor individu yang meliputi :
1) Faktor biologis seperti genetik, proses menua secara biologis, penyakit fisik
tertentu.
2) Faktor psikologis seperti kepribadian, proses menua secara psikologis. Pada
kepribadian introvert akan berusaha mewujudkan tuntutan dari dalam dirinya
dan

keyakinannya,

sedangkan

kepribadian

ekstrovert

membentuk

keseimbangan dirinya dengan menyesuaikan keinginan - keinginan dari orang


lain.
b. Faktor kejadian - kejadian hidup yang penting bagi individu
Kehilangan seseorang ataupun sesuatu dapat menimbulkan depresi. Penyakit fisik
juga berhubungan dengan serangan afeksi karena penyakit merupakan ancaman
terhadap daya tahan individu, terhadap kemampuan kerjanya, kemampuan meraih
apa yang diinginkannya dan merupakan ancaman terhadap aktifitas motorik dan
perasaan sejahtera individu.
c. Faktor lingkungan yang meliputi faktor sosial, faktor budaya, dan faktor
lingkungan fisik (Birren and Schaie, 1995).
Kelainan Fisik yang Dapat Menyebabkan Depresi
1. Efek samping obat-obatan : Amfetamin, obat anti-psikosa, beta bloker, simetidin,
Pil KB, sikloserin, indometasin, air raksa, metildopa, reserpin, talium, vinblastin,
vinkristin
2. Infeksi: AIDS, influenza, mononucleosis, sifilis (stadium lanjut), tuberculosis,
hepatitis virus, pneumonia virus

3. Kelainan hormonal: Penyakit Addison, penyakit Cushing, hiperparatiroidisme,


hipotiroidisme dan hipertiroidisme, hipopituitarisme
4. Penyakit jaringan ikat: Artritis rematoid, lupus eritematosus sistemik
5. Kelainan neurologis: Tumor otak cedera kepala, sklerosis multiple, penyakit
Parkinson, tidur apneu, stroke, epilepsi lobus temporalis
6. Kelainan gizi: Pellagra (kekurangan vitamin B6), anemia pernisiosa (kekurangan
vitamin B12)
7. Kanker: Kanker perut (indung telur, usus besar), kanker yang menyebar ke
seluruh tubuh (Rasyid, 2008).

Amitriptilin termasuk antidepresi trisiklik ( golongan amin


tersier ), yaitu obat yang mempunyai dua gugus metil. Depresi
akibat kekurangan serotonin akan lebih responsif terhadap amin
tersier (Tjay,2002)
Amitriptilin. Senyawa-trisiklis ini (1961) mirip rumusnya dengan imipramin,
hanya dalam cincin tiga ikatan > NC diganti dnegan >C=C. Berdaya menghambat reuptake dari noradrenalin dan serotonin di otak. Berkhasiat antihistamin dan
antikolinergis, juga sedatif kuat, maka layak diberikan pada pasien agresif. Selain
pada depresi, amitriptilin juga digunakan pada terapi interval dari migrain, pada saat
mengompol malam anak-anak di atas 5 tahun dan sebagai analgetikum pada nyeri
kronis. Resorpsinya dari usus cepat, dengan BA k.l. 40%. PP-mya di atas 90%,
plasma t1/2-nya rata-rata 15 jam. Dalam hati sebagian besar zat didemetilasi menjadi
metabolit aktif nortriptilin dengan daya sedatif lebih ringan, t1/2-nya rata-rata 36 jam.
Ekskresinya berlangsung terutama melalui kemih (Tjay dan Rahardja, 2007).
Struktur kimia amitriptilin :

HCl
H

CHCH2CH2N(CH3)2

DepKes RI, 1979)

Amitriptilin tersedia dalam bentuk tablet 10 dan 25 mg dan dalam bentuk larutan
suntik 100 mg/10 ml. Dosis permulaan 75 mg sehari. Dosis ini kemudian ditinggikan
sampai timbul efek terapeutik biasanya antara 150 300 mg sehari.
Amitriptilin
Pemerian : Serbuk hablur atau hablur kecil; putih atau hampir putih; tidak
berbau atau hampir berbau.
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air, dalam 1 bagian etanol (95%) P, dalam 1,2
bagian kloroform P dan dalam 1 bagian methanol P; praktis tidak
larut dalam eter P.(

Ganiswara,1995)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia


III, Jakarta : Depkes RI

Chaplin, J.P. 1997. Kamus Lengkap Psikologi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Supratiknya, A.A. 1995. Hubungan Antarpribadi. PT Kanisius. Yogyakarta.
Meyer, RG. and Salmon, P. 1984. Abnormal Psychology. Allyn and Bacon. Boston.
Psikofarmaka. 2008. Inhibitor Reuptake Serotonin Selektif (SSRI). Available online
at: http://www.ssri-psikofarmaka.blogspot.com/ (diakses 7 mei 2015)
Birren, J. E. and Schaie, W. 1995. Handbook of the Psychology of Aging. Academic
Press. San Diego, CA.
Tjay T.H., Rahardja K,Drs., 2002, Obat-Obat Penting, Edisi kelima, Jakarta :
PT Elex Media Komputindo

Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta.

Ganiswara, S. G., dkk, 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi keempat, Jakarta:
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Rasyid, Alharis. 2008. Depresi.
http://www.acehforum.or.id/archive/index.php/t-13747.html (diakses 7 Mei
2015)

Anda mungkin juga menyukai