Anda di halaman 1dari 4

Pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengan cara mengurangi kadar

air, sehingga proses pembusukan dapat terhambat.


Suhu pengeringantergantung pada jenis bahan yang dikeringkan. Pada umumnya suhu pengeringan adalah
antara 40 - 600C dan hasilyang baik dari proses pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air
10%.
Pengeringan bahan dapat dilakukan secara tradisional dengan menggunakan sinar matahari ataupun
secara mo-dern denganmenggunakan alat pe-ngering seperti oven, rak pengering, blower ataupun dengan
fresh dryer.Pengeringan hasilrajangan dari temu-temuan dapat dilakukan de-ngan menggunakan sinar
matahari, oven, blower dan fresh dryer padasuhu 30 - 500C. Pengeringan pada suhu terlalu tinggi dapat
merusak komponen aktif, sehingga mutunya dapatmenurun.
Pada dasarnya dikenal dua cara pengeringan yaitu pengeringan secara alamiah dan buatan.

Pengeringan Alamiah.
Tergantung dari senyawa aktif yang dikandung dalam bagian tanaman yang dikeringkan, dapat dilakukan
dua cara pengeringan :

Dengan panas sinar matahari langsung. Cara ini dilakitkan untuk mengeringkan bagian tanaman yang
relatif keras seperti kayu, kulit kayu, biji dan sebagainya, dan rnengandung senyawa aktif yang relatif
stabil. Pengeringan dengan sinar matahari yang banyak dipraktekkan di Indonesia merupakan suatu cara
yang mudah dan murah, yang dilakukan dengan cara membiarkan bagian yang telah dipotong-potong di
udara terbuka di atas tampah-tampah tanpa kondisi yang terkontrol sepertl suhu, kelembaban dan aliran
udara. Dengan cara ini kecepatan pengeringan sangat tergantung kepada keadaan iklim, sehingga cara ini
hanya baik dilakukan di daerah yang udaranya panas atau kelembabannya rendah, serta tidak turun hujan.
Hujan atau cuaca yang mendung dapat memperpanjang waktu pengeringan sehingga memberi
kesempatan pada kapang atau mikroba lainnya untuk tumbuh sebelum simplisia tersebut kering. FIDC
(Food Technology Development Center IPB) telah merancang dan membuat suatu alat pengering dengan
menggunakan sinar matahari, sinar matahari tersebut ditampung pada permukaan yang gelap dengan
sudut kemiringan tertentu. Panas ini kemudian dialirkan keatas rak-rak pengering yang diberi atap tembus
cahaya di atasnya sehingga rnencegah bahan menjadi basah jika tiba-tiba turun hujan. Alat ini telah
digunakan untuk mengeringkan singkong yang telah dirajang dengan demikian dapat pula digunakan
untuk mengeringkan simplisia.
Dengan diangin-anginkan dan tidak dipanaskan dengan sinar matahari langsung. Cara ini terutama
digunakan untuk mengeringkan bagian tanaman yang lunak seperti bunga, daun, dan sebagainya dan
mengandung senyawa aktif mudah menguap.
Pengeringan Buatan
Kerugian yang mungkin terjadi jika melakukan pengeringan dengan sinar matahari dapat diatasi jika
melakukan pengeringan buatan, yaitu dengan menggunakan suatu alat atau mesin pengering yang suhu

kelembaban, tekanan dan aliran udaranya dapat diatur. Prinsip pengeringan buatan adalah sebagai berikut:
udara dipanaskan oleh suatu sumber panas seperti lampu, kompor, mesin disel atau listrik, udara panas
dialirkan dengan kipas ke dalam ruangan atau lemari yang berisi bahan yang akan dikeringkan yang telah
disebarkan di atas rak-rak pengering. Dengan prinsip ini dapat diciptakan suatu alat pengering yang
sederhana, praktis dan murah dengan hasil yang cukup baik.

Dengan menggunakan pengeringan buatan dapat diperoleh simplisia dengan mutu yang lebih baik
karena pengeringan akan lebih merata dan waktu pengeringan akan lebih cepat, tanpa dipengaruhi oleh
keadaan cuaca. Sebagai contoh misalnya jika kita membutuhkan waktu 2 sampai 3 hari untuk penjemuran
dengan sinar matahari sehingga diperoleh simplisia kering dengan kadar air 10% sampai 12%, dengan
menggunakan suatu alat pengering dapat diperoleh simplisia dengan kadar air yang sama dalam waktu 6
sampai 8 jam.

Daya tahan suatu simplisia selama penyimpanan sangat tergantung pada jenis simplisia, kadar airnya
dan cara penyimpanannya. Beberapa simplisia yang dapat tahan lama dalam penyimpanan jika kadar
airnya diturunkan 4 sampai 8%, sedangkan simplisia lainnya rnungkin masih dapat tahan selama
penyimpanan dengan kadar air 10 sampai 12%.
Peraturan tentang Pengeringan
Berdasarkan WHO guidelines on good agricultural and collection practices (GACP) for medicinal plants
Bab Common technical aspects of good agricultural practices for medicinal plants and good collection
practices for medicinal plants tentang pengeringan, menerangkan bahwa saat material tanaman obat
disiapkan untuk tahap pengeringan, bahan penganggu harus dihilangkan hingga seminimal mungkin
untuk mencegah pertumbuhan kapang atau infeksi dari mikroba lainnya sesuai dengan yang tercantum
dalam farmakope atau monografi lainnya. Pada Farmakope Indonesia Edisi IV menerangkan bahwa
Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak boleh mengandung organisme pathogen dan harus bebas dari
cemaran mikroorganisme, serangga, dan binatang lain maupun kotoran hewan. Simplisia tidak boleh
menyimpang bau dan warna, tidak boleh mengandung lendir atau menunjukkan adanya kerusakan.
Jumlah benda anorganik asing dalam simplisia nabati dan simplisia hewani yang dinyatakan sebagai
kadar abu yang tidak larut dalam asam, tidak boleh lebih dari 2%, kecuali dinyatakan lain.
Dalam Farmakope Indonesia Edisi IV, Pengawetan simplisia nabati atau simplisia hewani harus
dihindarkan dari serangga atau, cemaran atau mikroba dengan pemberian bahan atau penggunaan cara
yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan kesehatan.(Anonim, 1995).
Cara yang sesuai di atas tersebut, salah satunya melalui pengeringan. WHO menerangkan dalam GACP,
bahwa Tanaman obat dapat dikeringkan dengan beberapa cara yakni di udara terbuka (di bawah sinar
matahari langsung); ditempatkan pada lapisan tipis pada tempat pengeringan; dengan peng-oven-an;
dibakar; microwave; dsb. Selain itu, WHO juga menetapkan bahwa tempetur dan kelembaban harus
dikontrol untuk mencegah bahaya yang dapat ditimbulkan dari adanya konstituen kimiawi yang aktif.
Sedangkan metode dan temperatur yang digunakan untuk pengeringan dapat mempengaruhi kualitas dari
hasil simplisia. Jika memungkinkan, sumber panas untuk pengeringan harus diminimalisir dari adanya

campuran gas butane, propane, atau gas berbahaya lainnya, dan temperatur sebaiknya dijaga di bawah
600C. Jika digunakan sumber panas lain selain api, kontak antara material, asap, dan tanaman obat harus
dihindari.
. Kelebihan pengeringan dengan alat pengering mekanis antara lain:
a. Waktu yang diperlukan untuk mengeringkan relatif lebih singkat.
b. Suhu dapat diatur, disesuaikan dengan bahan yang dikeringkan dan hasil yang dikehendaki.
c. Tidak memerlukan tempat yang luas
d. Hasil yang diperoleh mempunyai mutu yang baik meskipun kadang-kadang mutunya lebih rendah
daripada pengeringan sinar matahari.
e. Tidak memerlukan banyak tenaga.
macam-macam alat pengering, yaitu:
1. Pengering berbentuk kabinet.
Alat pengering ini memiliki rak-rak untuk menempatkan bahan yang akan dikeringkan. Satu alat
pengering kabinet rata-rata memiliki 3 atau 4 rak sebagai wadah atau tempat hasil tanaman yang akan
dikeringkan, rak-rak ditempatkan secara tersusun dalam alat dan dengan penyebaran udara panas
kedalamnya selama waktu yang telah ditentukan, pengeringan akan berlangsung dengan baik mendekati
pengeringan sempurna dengan sinar matahari.
2. Pengering berbentuk kiln
Alat pengering ini hampir sama dengan alat pengering kabinet, tetapi lebih luas dan besar. Alat ini
mempunyai pipa-pipa pemanas yang ditempatkan pada bagian bawah (lantai) dan pada bagian atas (atap)
ruangan.
3. Pengering berbentuk terowongan (tunnel dryer)
Prinsipnya tidak berbeda dengan kedua pengering di atas. Ruang pengeringan lebih luas lagi sehingga
dapat digunakan untuk mengeringkan lebih banyak bahan.
4. Pengering yang dapat berputar (rotary dryer)
Alat ini kebanyakan untuk mengeringkan bahan berbentuk biji-bijian, misalnya kedelai, jagung, padi dan
lain-lain. Bagian dalam alat yang berbentuk silindris ini, semacam sayap yang banyak. Melalui antara
sayap-sayap tersebut dialirkan udara panas yang kering sementara silinder pengering berputar. Dengan
adanya sayap-sayap tersebut bahan seolah-olah diaduk sehingga pemanasan merata dan akhirnya
diperoleh hasil yang lebih baik. Alat ini dilengkapi 2 silinder, yang satu ditempatkan di bagian dekat
pemasukan bahan yang akan dikeringkan dan yang satu lagi di bagian dekat tempat pengeluaran bahan
hasil pengeringan. Masing- masing silinder tersebut berhubungan dengan sayap- sayap (kipas) yang
mengalirkan secara teratur udara panas disamping berfungsi pula sebagai pengaduk biji- bijian yang

dalam proses pengeringan, sehingga dengan cara demikian pengeringan berlangsung merata dengan
memuaskan.
5. Pengering berbentuk silindris ( drum dryer)
Pengering ini digunakan untuk mengeringkan zat-zat berbentuk cairan, misalnya susu atau air buah.
Alatnya terdiri dari pipa silinder yang besar, ada yang hanya satu ada yang dua, bagian dalamnya
berfungsi menampung dan mengalirkan uap panas. Cairan yang akan dikeringkan disiramkan pada
silinder pengering tersebut dan akan keluar secara teratur dan selanjutnya menempel pada permukaan luar
silinder yang panas sehingga mengering, dan karena silinder tersebut berputar dan di bagian atas terdapat
pisau pengerik (skraper) maka tepung- tepung yang menempel akan terkerik dan berjatuhan masuk ke
dalam penampung, sehingga didapat tepung sari hasil tanaman yang kering dan memuaskan.
6. Pengering dengan sistem penyemprotan (spray dryer)
Jenis pengering ini juga digunakan untuk mengeringkan bahan berbentuk cairan. Pada prinsipnya cairan
disemprotkan melelui sebuah alat penyemprot (sprayer) ke dalam ruangan yang panas. Dengan demikian
air akan dapat menguap sehingga bahan dapat kering menjadi bubuk atau powder.
Kerugian pengeringan dengan sinar matahari antara lain :
1) Untuk mendapatkan hasil yang benar-benar kering memerlukan waktu yang lama terlebih kalau cuaca
kurang menguntungkan.
2) Pengeringan akan sangat tergantung pada cuaca (sinar matahari), apabila cuaca buruk untuk beberapa
hari, kemungkinan besar kerusakan endogen pada hasil tanaman telah mulai berlangsung.
3) Pengeringannya memerlukan tempat yang luas dan beberapa orang tenaga pengering.
4) Karena suhu dan waktu sukar diawasi atau diatur fluktuasinya, maka kadang-kadang selama
pengeringan dapat terjadi kerusakan akibat aktivitas mikroba.
5) kecepatan pengeringan akan sangat tergantung kepada iklim. Oleh karena itu cara ini lebih banyak
digunakan di daerah dengan udara panas atau kelembaban rendah, serta tidak turun hujan.

Anda mungkin juga menyukai