Revisi
2006-2007
2007-2011
2011
:
:
:
26 Agustusi 2011
Kepala Bagian Ortodonsia FKG UGM
Kepala Bagian Ortodonsia FKG UGM
PENDAHULUAN
Kepaniteraan di Bagian Ortodonsia merupakan jenjang pendidikan lanjutan bagi para
sarjana kedokteran gigi ( SKG ). Peserta kepaniteraan, selanjutnya disebut Ko As, selama
masa kepaniteraan mengaplikasikan semua teori yang telah diterima, untuk merawat kasuskasus ortodontik di klinik ortodontik FKG UGM. Ko As bekerja di klinik ortodontik satu hari
dalam satu minggu, di bawah pengawasan seorang dosen pembimbing.
Satu periode kepaniteraan berlangsung selama 30 minggu, Selama masa
kepaniteraan, Ko As wajib mengerjakan minimal 2 pasien baru dan bila ada, ditambah 1
atau 2 pasien warisan ( digunakan untuk mendapatkan nilai bonus ). Yang dimaksud pasien
baru adalah pasien yang belum pernah dirawat di klinik ortodontik FKG-UGM, sedangkan
pasien
warisan adalah pasien lanjutan dari operator sebelumnya, yang ditentukan oleh
pembimbing. Pada akhir masa kepaniteraan, bagi Ko As yang telah memenuhi persyaratan
akan menerima surat keterangan dari pembimbing guna mendaftarkan ujian kepaniteraan.
Ujian diselenggarakan 4 kali dalam setahun, yaitu bulan Januari, Maret, Juli dan Oktober,
Berdasarkan SK. Dekan No. 91/SK/J.01.1.21/KP/2006 tgl. 20 Januari 2006 tentang
Peraturan Inhale Kepaniteraan FKG UGM, yang disempurnakan dalam Lokakarya
Kepaniteraan bulan April 2008, inhal kepaniteraan di bagian Ortodonsia :
1. Inhal dilakukan setelah 1 periode kepaniteraan berakhir (di Bagian Ortodonsia
berlangsung selama 30 minggu ), berlaku untuk perpanjangan waktu 16 minggu. Inhal
dilakukan dengan mendaftar ke Seksi Administrasi Keuangan dan Umum yang
bekerjasama dengan Seksi Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan.
2. Bila selama inhal empat kali berturut-turut tidak masuk tanpa alasan jelas (tanpa ijin)
maka proses inhalnya dinyatakan gugur.
3. Bila masa perpanjangan berakhir peserta belum lulus ujian kepaniteraan, maka peserta
diwajibkan inhal kedua kalinya dengan membayar uang Rp. 75.000,- untuk perpanjangan
waktu 16 minggu berikutnya. Inhal kedua ini dikelola oleh Penanggungjawab
Kepaniteraan Bagian Ortodonsia.
Bila masa perpanjangan kedua berakhir peserta belum juga lulus ujian kepaniteraan,
maka ` dengan membayar uang
DAFTAR ISI
C.
D.
E.
A.
1. Setiap bekerja di klinik wajib mengenakan jas kepaniteraan putih yang bersih, dseterika
dan sopan, rambut rapi ( jika panjang, diikat ), bersepatu (tidak boleh diinjak, sepatu
sandal diikat dengan baik),dan memakai kartu identitas yang telah ditentukan.tidak boleh
memakai jins, apabila mengenakan baju berlengan panjang, lengan jas kepaniteraan
dibuat panjang
2. Setiap praktikum diwajibkan mengisi Log Book Kegiatan yang ditandatangani dosen
pembimbing dan presensi umum. Presensi umum dilakukan dua kali, pada waktu datang
(apel pagi) dan sebelum pulang (apel sore)
3. Buku presensi akan diganti setiap 3 bulan sekali
4. Jika tidak hadir harus membuat surat ijin yang dapat dipertanggungjawabkan. Bila perlu
surat keterangan sakit dari dokter.
5. Presensi 30 kali kehadiran ( 100%), kecuali jika sakit, dibuktikan dengan surat
keterangan dokter yang merawat.
6. Jika tidak hadir 4 kali berturut-turut tanpa keterangan apapun,dianggap gugur dan harus
mendaftar ulang dengan membayar biaya yang besarnya ditentukan.
7. Setiap pasien mempunyai Kartu Rekam Medik Utama dan buku kontrol.
8. Buku kontrol adalah merupakan lembar tindakan dari RSGM yang dijepit dalam
snelhecter dan diberi judul Kartu Rekam Medik Ortodonsi
9. Kartu rekam medik utama harus selalu dikembalikan ke rekam medik RSGM setiap kali
pasien selesai dilakukan tindakan perawatan, tidak diperkenankan dibawa pulang.
10. Buku kontrol Kartu Rekam Medik Ortodonsi harus selalu dibawa oleh mahasiswa.
11. Setiap kontrol pasien wajib diperiksakan pada pembimbing, kemudian menyerahkan
Buku Kontrol Kartu Rekam Medik Ortodonsi untuk ditandatangani pembimbing, operator
dan pasien dan dicap lunas dari RSGM
12. Setelah isi dari Kartu Rekam Medik Ortodonsi dilaporkan dalam Laporan Hasil
Perawatan Pasien. Laporan ini, bersama dengan Laporan Pemeriksaan dan Rencana
Perawatan pasien dijadikan satu sebagai Laporan Kasus pada saat mahasiswa hendak
ujian kepaniteraan.
13. Kartu Rekam Medik Ortodonsi pasien dibawa mahasiswa sampai dengan diturunkan
sebagai pasien warisan, dan akan diserahkan kepada RSGM bila pasien telah selesai
perawatan ortodontik/masuk fase retainer
14. Bagi Ko As yang akan menikah, harus mengajukan surat permohonan ijin ditujukan pada
pembimbing serta menyerahkan tembusan untuk penanggungjawab kepaniteraan dan
Wadek I. Ijin untuk menikah diberikan maksimum 2 minggu.
Bagi Ko As yang hamil dan hampir melahirkan, harus mengajukan surat permohonan ijin
ditujukan pada pembimbing serta menyerahkan tembusan untuk penanggung-jawab
kepaniteraan dan Wadek I. Ijin untuk melahirkan diberikan maksimum 1,5 bulan ( 6
minggu ).
15. Selama cuti, pasien wajib dititipkan pada mahasiswa lain atas seijin pembimbing untuk
dikontrol. Nilai kontrol menjadi hak mahasiswa yang di serahi pasien tersebut berupa
bonus. Penitip berhak nilai kemajuan.(5 kali kontrol mendapat 1 point, dan akan
ditambahkan sebagai bonus pada rata-rata nilai pasien )
16. Pada hari praktikum di klinik ortodontik diperkenankan bekerja di klinik bagian lain.
Namun harus dengan sepengetahuan pembimbing setelah melakukan apel pagi dan
mengisi buku log book kegiatan mahasiswa
17. Mahasiswa tidak diperkenankan ganti pembimbing kecuali dari kebijakan dosen atau
penanggung jawab kepaniteraan
18. Pasien Ortodontik RSGM FKG UGM. tidak boleh dikerjakan di luar institusi. Pelanggaran
dapat dikenakan sangsi bertingkat dari peringatan, skors sampai pidana
19. Setelah 1 (satu) siklus selama 1 (satu) tahun dan mahasiswa belum lulus, maka
mahasiswa diwajibkan inhal yang hanya berlaku untuk 4 bulan/inhal dengan membayar
biaya inhal sebesar Rp. 75.000,- atau menyerahkan kartu kuning
20. Nilai ujian akhir akan dikeluarkan dengan syarat mengumpulkan 1) bukti KRS, 2) bukti
inhal, 3) bukti telah revisi semua laporan kasus.
30 menit
Hari pertama
kegiatan
(3jam)
Pengaturan:
a. Satu hari sebelum hari praktikum (pengaturan selanjutnya
disesuaikan situasi dan dalam pengawasan KH) semua
mahasiswa operator telah menuliskan jam kontrol pasien
b. Pada hari praktikum, KH mengambil cocard bertanda Mahasiswa
Koordinator Ko-as dan mengkomunikasikan jadwal yang tertulis
pada dosen pembimbing dan memberitahu sejawatnya apabila
ada perubahan.
3. Kartu rekam medik tindakan pasien-pasien
21. Setiap pasien mempunyai Kartu Rekam Medik Utama (KRMU) dan buku
kontrol.
22. Buku kontrol adalah merupakan lembar tindakan dari RSGM yang dijepit
dibawa pulang.
24. Buku kontrol KRMO harus selalu dibawa oleh mahasiswa.
25. Setiap kontrol pasien wajib diperiksakan pada pembimbing, kemudian
menyerahkan Buku Kontrol KRMO untuk ditandatangani pembimbing,
operator dan pasien dan dicap lunas dari RSGM
26. Setelah isi dari KRMO dilaporkan dalam Laporan Hasil Perawatan
Pasien. Laporan ini,
f.
waktu 7
hari praktikum
g.
h.
i.
Total beban kerja untuk tiap pasien baru sampai insersi alat 8
kali praktikum. Dengan demikian dalam satu periode
kepaniteraan dapat dilakukan 20 22 kali kontrol.
7. Plat aktif pertama dari dua pasien baru harus dibuat sendiri sesuai
dengan kompetensi yang telah disepakati: Mohon pengawalan standar
tinggi dari dosen dalam hal ini, bila perlu terjun di laboratorium
8. Wajib memeriksa pasien hanya di klinik Kepaniteraan tidak di ruang
dosen, dan menanda tangani buku log book pasien (yang nantinya akan
di serahkan kembali ke RSGM untuk pasien retainer /APS sebagai
syarat mendapatkan surat bebas laboratorium )
9. Ikut bertanggung jawab terhadap semua tindakan perawatan ortodonsi
yang dilakukan mahasiswa terhadap pasien
10. Teguran untuk mahasiswa tidak di depan pasien, untuk menjaga
kepercayaan pasien terhadap RSGM
11. Mengatur transfer warisan
12. Menerima studi dan step model serta berkas pasien dan mahasiswa
selesai kepaniteraan dalam map kotak putih untuk diserahkan ke sie
data base (ibu Eva)
13. Memberi tanda cek pada lembar monitoring pasien (lihat lampiran)
dan mahasiswa sebelum menanda tangani surat bebas
laboratorium mahasiswa
II
Alur pasien
A. Initial Visit/Indikasi pasien
10
11
14. Pencetakan gigi 2 x, untuk dibuat study model dan work model dengan
catatan gigitan
15. Selalu diakhiri dengan bersalaman dan pembuatan appointment untuk
minggu depan
16. Membuat janji diskusi dengan pembimbing (ditulis dan ditanda tangani
dalam log book mahasiswa)
B. Pembuatan Alat
Setelah rencana perawatan ditandatangani:
Plat aktif pertama dari dua pasien baru harus dibuat sendiri sesuai
seperlunya
seperlunya
12
seperlunya
III
Self Study
1. Pembuatan proposal laporan rencana perawatan termasuk perawatan
alternative, termasuk Kesling bila diperlukan (bukti laporan)
2. Pembuatan resume dan tugas-tugas lain (bukti makalah)
1 (satu)
minggu
antar waktu
praktikum/
atas saran
pembimbing
IV
13
dan
disetujui dosen pembimbing. Setelah diijinkan, daftarkan pada petugas klinik untuk
mendapatkan nomor pendaftaran pasien, kemudian lakukan pencetakan rahang atas
dan rahang bawah guna membuat studi model. Anamnesis dan pemeriksaan klinis
dilakukan secermat dan selengkap mungkin, agar mendapatkan informasi lengkap
guna penegakan diagnosis, mengetahui etiologi maloklusi serta merencanakan
perawatan dengan tepat ( Bacalah buku petunjuk pengisian formulir pemeriksaan
pasien ). Laporan praktikum dibuat maksimum 2 minggu, segera diskusikan dengan
pembimbing. Alat dibuat setelah selesai diskusi dan pasien telah membayar biaya
perawatan. Insersi alat harus diperiksakan pembimbing
2. Setelah selesai diskusi dan membuat alat pasien pertama, Ko As diijinkan indikasi
pasien baru ke dua. Usahakan kasus pasien ke dua berbeda dengan kasus pasien
pertama. Prosedur perawatan mulai dari indikasi sampai insersi alat sama dengan
pasien pertama, harus dengan persetujuan dosen pembimbing.
3. Pasien warisan akan diserahkan oleh dosen pembimbing, jika ada pasien yang masih
memerlukan perawatan sedangkan operator lama sudah lulus kepaniteraan di bagian
14
ortodonsia. Setelah menerima pasien warisan berikut laporan praktikum dan studi
model serta step model pasien tersebut, pelajari laporan kasusnya, diskusikan
dengan dosen pembimbing. Kontrol pasien sesuai rencana perawatan yang telah
dibuat operator lama. Jika ada perubahan perawatan, boleh dilakukan setelah
didiskusikan dengan dosen pembimbing.
4. Ko As dapat merawat lebih dari 2 pasien atas persetujuan dosen pembimbing.
5. Kontrol pasien dilakukan sekali seminggu. Catatlah perubahan yang terjadi, lalu
mengaktifkan alat. Setiap kontrol harus diperiksakan dan buku kontrol ditandatangani
dosen pembimbing.
15
16
Paling lambat 2 minggu setelah indikasi pasien yang akan dirawat, laporan praktikum
sudah dibuat untuk kemudian didiskusikan dengan dosen pembimbing. Setelah selesai
diskusi, laporan praktikum harus
pengesahan.
PETUNJUK PENGISIAN
HALAMAN SAMPUL
1. No. Model : Isi kolom dengan angka pada:
Tiga kolom pertama: Isi sesuai dengan nomer pendaftaran pada loket bagian Ortodonsia, jika belum mencapai tiga angka kolom didepannya diberi angka 0
2.
3.
4.
5.
Dua kolom kedua diisi tahun pendaftaran, misalnya : angka 00 untuk tahun 2000.
Satu kolom ke tiga diisi dengan angka 0 bila pasien perempuan atau 9 bila pasien
laki-laki
Dua kolom terakhir : Isi angka sesuai dengan umur pasien
Nama pasien : Isi nama lengkap pasien
Operator
: Isi nama lengkap mahasiswa yang merawat
No. Mhs.
: Isi nomer mahasiswa merawat
Pembimbing : Isi nama lengkap Dosen Pembimbing
ISI FORMULIR :
I. IDENTITAS :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Operator
No. Mhs.
Pembimbing
No. Kartu
No. Model
Nama pasien
Suku
Umur
Jenis kelamin
Alamat
17
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Umur
: Isi sesuai dengan umur ayah pasien
Nama Ibu
: Isi nama lengkap ibu pasien
Suku
: Isi sesuai dengan suku atau kelompok etnik ibu pasien
Umur
: Isi sesuai dengan umur ibu pasien
Pekerjaan orang tua : Isi sesuai pekerjaan orang tua pasien
Alamat orang tua
: Isi sesuai dengan alamat orang tua pasien, termasuk nomor
telepon
orang tua pasien.
II.
WAKTU PERAWATAN :
1. Pendaftaran
Ortodonsia
2. Pencetakan
3. Pemasangan alat
4. Retainer
Keluhan utama :
Isi alasan permintaan perawatan pasien, menyangkut : motivasi, aspek estetik, fungsi
pengunyahan, fungsi bicara dan bentuk kelainan yang sangat diderita sehingga mendorong untuk datang minta dirawat. Wawancara menggunakan bahasa awam/ pasien.
Pertanyaan yang bisa diajukan :
a. Apakah anda datang untuk dirawat atas dasar kemauan sendiri atau atas saran
orang lain ? Siapa ?
b. Bagian mana dari gigi dan rahang anda yang ingin diperbaki ? Menurut anda bagai
mana keadaannya, apakah gigi-gigi tidak teratur / berjejal maju, renggang, atau
alasan-alasan lain ?.
c. Apakah kelainan itu anda rasakan sangat mengganggu : kecantikan, fungsi pengunyahan atau fungsi bicara anda ?
d. Sejak kapan kelainan itu anda rasakan ?
Jika pada pemeriksaan awal dilihat ada bagian-bagian lain yang kira-kira perlu dirawat,
ditanyakan apakah bagian itu juga mau dirawat ? Ini merupakan keluhan sekunder.
Riwayat Kesehatan
1. Kesehatan umum :
Isi riwayat kesehatan pasien dengan mengajukan pertanyaan seperti :
18
a. Apakah pasien pernah menderita sakit yang mengganggu proses pertumbuhan dan
perkembangan dentofasial dan penyakit yang dapat mengganggu / menghambat proses
perawatan ortodontik yang akan dilakukan. Jika pernah, kapan dan sakit apa
yang diderita ? Berapa lama menderita sakit tersebut ?.
b. Apakah sekarang sedang dalam perawatan dokter ?.
sampai periode gigi permanen yang dikeluhkan sekarang ini. Apakah ada faktor pertumbuhan dan perkembangan gigi-geligi sebagai etiologi maloklusi yang dikeluhkan
pasien?.
Pertanyaan yang dapat diajukan :
a. Pada usia di bawah 5 tahun (balita), apakah banyak gigi yang berlubang ( karies ) atau
gigis ( rampant caries ) ? Apakah pernah mengalami trauma, cabut gigi, menambalkan
gigi ke dokter gigi ?
b. Pada usia 6 12 tahun apakah ada gigi yang karies , kesundulan (persistensi, prolong
retensi, premature loss ), trauma ? Di sebelah mana?
c. Apakah gigi yang goyah dicabutkan ke dokter gigi atau dicabut sendiri / oleh orang lain,
atau dibiarkan tanggal sendiri ?
d. Pada usia 12 - 15 tahun (masa SMP) dan usia 15 18 tahun (masa SMA) ada gigi
permanen yang sudah dicabut ? . Karena apa ?
e. Adakah gigi yang pernah mendapat perawatan syaraf ( PSA ) ?
f. Apakah ada gigi yang mengalami trauma sampai goyah ? Kapan ? Di bagian mana ?
g. Serta lain-lain pertanyaan yang berkaitan dengan keluhan utama pasien.
Jika dari riwayat, ada yang dicurigai sebagai etiologi maloklusi, dicatat secara lengkap
sesuai dengan periode pertumbuhan gigi-gigi pasien dan beri tanda pada kotak yang
disediakan.
3. Kebiasaan jelek/ bad habit. (Tidak ada/Ada)
Adakah
kebiasaan yang dilakukan pada masa pertumbuhan gigi dan rahang dicurigai
19
b. Pada pasien yang gigi anteriornya berjejal : Pertanyaannya apakah pernah mempunyai
kebiasaan menggigit-gigit pensil, lidi atau ujung handuk/saputangan ? Kapan dan
berapa lama?
c. Pada pasien yang rahang atasnya sempit : Pertanyaannya apakah anda pernah
mempunyai kebiasaan mulut terbuka sewaktu bernafas?
Dari maloklusi yang dikeluhkan pasien, operator harus sudah bisa menduga-duga kemungkinan bad habit apa yang mungkin cocok sebagai etiologi untuk ditanyakan kepada
pasien atau orang tuanya. Jika ada riwayat , ditanyakan lebih lanjut berapa lama bad
habit itu dilakukan (durasi : dari kapan sampai kapan bad habit itu dilakukan),dimana dan
bagaimana melakukan (posisi dan lokasi ), kuat / lemahnya (intensitas) melakukan
kebiasaan, sering-tidaknya (frekuensi) kebiasaan dilakukan.
4. Riwayat keluarga yang berkaitan dengan keluhan pasien :
Riwayat keluarga, dimaksudkan untuk klarifikasi etiologi maloklusi pasien, apakah
bersumber dari sifat genetik yang diturunkan dari orang tua, atau pengaruh lingkungan ?
Pertanyaan yang bisa diajukan :
a. Apakah keadaan gigi yang anda keluhkan mirip seperti keadaan ajah ? Ibu ?
Saudara laki-laki? Saudara perempuan ? saudara ke berapa? Jika ada kemiripan
berarti ada penurunan yang sifatnya monogenik
b. Jika keadaan gigi pasien berdesakan atau jarang-jarang : Apakah ayah anda
orangnya tinggi besar, rahang dan gigi besar sedangkan Ibu orangnya kecil, rahang
dan giginya kecil-kecil ? Atau sebaliknya Ibu orangnya besar, ayah orangnya kecil?
Jika ya : Disini kemungkinan terjadi penurunan yang sifatnya poligenik antara ukuran
gigi dan ukuran rahang dari kedua orang .tuanya yang ukurannya sangat berbeda.
Jika ada, beri tanda pada kotak yang disediakan dan beri keterangan yang lengkap.
B. Pemeriksaan Objektif
1. Umum
20
perim-bangan berat badan ( BB, dalam kilogram ) dan tinggi badan ( TB, dalam meter ).
Gunakan Indeks Masa Tubuh, dengan Rumus IMT = BB (kg) = _____ ,
TB2(m)
Indeks
Status Gizi
Kategori
< 18,5
Kurang
Kurus
18,5 25.0
Normal
Normal
> 25.0
Lebih
Gemuk
Keterangan :
Pemeriksaan gizi dimaksudkan untuk mengetahui adakah keadaan gizi pasien ini merupakan faktor etiologi maloklusi pasien. Apakah perawatan akan terhambat karena keadaan gizi pasien.
Catatan : Indeks Masa Tubuh digunakan untuk melihat status gizi pada orang dewasa.
2. Lokal :
a. Ekstra Oral
Kepala :
Dengan jangka bentang (spreading caliper) ukurlah :
Panjang kepala (jarak Glabella Occipital) :___________mm
Lebar kepala (jarak horisontal terlebar antara puncak Supramastoidea dan Zygomatik
kanan dan kiri) :____________mm
Indeks kepala :
Kesimpulan :
Bentuk Kepala
dolikosefali
mesosefali
brakisefali
Muka:
Dengan jangka sorong (sliding caliper) ukurlah :
Panjang muka (jarak vertikal Nasion Gnathion)
:____________mm
Dengan jangka sorong ( spreading caliper ), ukurlah :
Lebar muka ( jarak antara zygomatik kanan dan kiri ) :____________mm
21
Kesimpulan
Indeks
X
80,0
85,0
90,0
95,0
Profil muka
------
79,9
84,9
89.9
94,9
Y
Bentuk Muka
hiper euriprosop
euriprosop
mesoprosop
leptoprosop
hiperleptoprosop
Bila posisi penggaris pada model studi tepat di permukaan labial gigi kaninus di daerah
sepertiga bagian distal, berarti posisi maksila normal; bila berada dibelakang, maksila
protrusif dan apabila berada didepan, berarti maksila retrusif.
Pada oklusi normal kaninus atas beroklusi di daerah interdental kaninus dan premolar
pertama bawah, penggaris akan lewat tepat pada sisi distal kaninus bawah, ini berarti
posisi mandibula normal, bila posisi sisi distal kaninus bawah berada dibelakang posisi
bidang orbital pasien , mandibula protrusif dan bila berada didepan mandibula retrusif.
Jika didapatkan ada penyimpangan, besar penyimpangan diukur dan dicatat pada formulir
pemeriksaan.
Penilaian bisa salah bila pengamatan dilakukan dari samping, tidak tepat tegak lurus
bidang sagital pasien.
Diagnosis bisa salah bila posisi gigi kaninus atas dan/atau bawah malposisi. Apabila
posisi gigi kaninus tidak normal, gunakan analisis sefalometri.
22
Pada pasien yang gigi depan protrusif apakah dicurigai adanya otot bibir yang kendor
(hipotonus) ? Catat dan beri keterangan., bila perlu konsulkan untuk pemeriksaan EMG.
Bibir posisi istirahat :
Pemeriksaan posisi bibir dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada incompetensi otototot bibir pasien pada posisi istirahat ?
Pada pasien yang gigi anterior atasnya protrusif, diam-diam tanpa sepengetahuan
pasien amati posisi bibirnya , apakah menutup atau terbuka ? Amati posisi bibir bawah
apakah di-belakang gigi anteror atas ? Kemudian pasien disuruh menutup bibirnya,
apakah penutu-pan tampak dipaksakan ? Jika ya berarti ada incompetent otot bibir
pasien. Catat pada formulir pemeriksaan dan beri keterangan.
23
b. Intra oral
Higiene mulut : Periksa higiene mulut pasien : plak, kalkulus, debris : tetapkan OHI
pasien catat dan beri keterangan.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah higiene mulut pasien akan
menghambat perawatan yang akan dilakukan ? Apa perlu dilakukan scaling lebih
dulu?
Lingua : Periksa keadaan dan ukuran lidah pasien catat dan beri keterangan
Pemeriksaan lidah pasien dimaksud kan untuk mengetahui :
Apakah ada kelainan, peradangan atau lesi pada lidah yang akan menghambat
perawatan ortodontik yang akan dilakukan ?
Apakah ukuran lidah pasien menjadi etiologi maloklusi ?. Periksa ada atau tidak adanya krenasi ( crenation ) pada tepi lidah.
Apakah ukuran lidah akan mengganggu stabilitas hasil perawatan ortodontik yang
akan dilakukan ?
Mukosa : Periksa, catat dan beri keterangan keadaan mukosa pipi dan bibir pasien.
Pemeriksaan mukosa pasien dimaksudkan untuk mengetahui :
Apakah ada peradangan, lesi, tumor pada mukosa ? Seberapa parah ?
Apakah ada kelainan lain yang akan menggangu perawatan ortodontik yang akan
dilakukan ?
24
Frenulum : Periksa, catat dan beri keterangan keadaan ketebalan, perlekatan frenulum
pasien (prenulum bibir atas, frenulum bibir bawah dan frenulum lidah) .
Pemeriksaan frenulum pasien dimaksudkan untuk mengetahui :
Apakah frenulum pasien normal, tipis atau tebal ?.
Apakah perlekatannya rendah (mendekati forniks ), normal, atau tinggi ( mendekati
tepi gingiva )?
Apakah ada kelainan yang akan mengganggu perawatan ortodontik sehingga perlu
di-lakukan frenectomi dulu ?
Tonsila : Dengan menggunakan tongue blade atau kaca mulut, lidah pasien ditekan dan
periksa keadaan tonsila pasien, catat dan beri keterangan lengkap.
Pemeriksaan tonsila pasien dimaksudkan untuk mengetahui :
Apakah ada peradangan dan pembengkakan tonsila palatina ( amandel ) pada tepi
kiri dan kanan pangkal lidah ?
Jika ada apakah akan mengganggu perawatan ortodontik ? Apakah perlu konsul ke
dokter spesialis THT ?
Pemeriksaan gigi-geligi : Dengan kaca mulut dan sonde periksa secara berurutan dari
gigi kiri bawah pasien sampai gigi kanan bawah dan dari gigi kanan atas sampai gigi kiri
atas pasien. Jika ada kelainan catat dan cocokkan dengan riwayat anamnesis geligi yang
telah dilakukan .
Pemeriksaan geligi pasien dimaksudkan untuk mengetahui :
Apakah ada gigi-gigi yang harus dirawat dulu (ditambal, dicabut), sebelum perawatan
ortodontik dimulai ?
Apakah ada gigi yang memakai jaket atau mahkota buatan yang mungkin akan lepas
atau rusak jika mendapat tekanan ortodontik ?
Apakah ada gigi yang telah mendapat perawatan endodontik sehingga perlu diperhatikan jika nanti akan dikenakan tekanan ?
Apakah ada gigi yang impaksi, harus dioperasi atau dirawat secara ortodontik?
Apakah ada gigi susu yang persistensi sehingga perlu dicabut dulu ?
Apakah ada kelainan lain yang akan menghambat perawatan ortodontik yang akan
dilaksanakan ?
3. ANALISIS FOTO:
A. FOTO MUKA
Tampak depan : isilah bentuk muka sesuai dengan indeks muka, dan keadaan muka
.
simetris atau asimetris ( petunjuk di halaman 13 ).
Tampak samping : isilah profil muka pasien sesuai dengan petunjuk di halaman 13.
25
Ciri-ciri :
Setengah elips: Puncak lengkung ( C C ) berbentuk garis lengkung ( curved ), kaki
lengkung ( P 1 M2 ) berbentuk garis lengkung jika diperpanjang berpotongan diposterior,
gigi M2 sisi distalnya tampak mulai berbelok mengarah ke garis tengah lengkung.
Parabola : Puncak lengkung curved, kaki lengkung merupakan garis lurus ( straight ),
me-nyebar ( devergent ) jika diperpanjang tidak bertemu diposterior, gigi M2 tidak
berbelok ke posisi median line tapi lurus merupakan terusan gigi - gigi depannya.
U Form :Puncak lengkung curved, kaki lengkung antara kanan dan kiri. straight dan
saling sejajar
V Form :Kaki lengkung straight, devergent, puncak lengkung lancip, gigi C dan I 2 lurus ke
depan merupakan terusan kaki lengkung, gigi I 1 saling membentuk sudut..
Trapezoid : Kaki lengkung straight, devergent , puncak lengkung datar, gigi C-C merupakan titik sudut dari trapesium.
Setengah lingkaran: Bentuk ini biasanya tampak pada awal periode gigi campuran saat
M 1 sudah erupsi , puncak dan kaki lengkung ( M 1 M1 ) merupakan bagian dari
setengah lingkaran.
Perhatikan bentuk lengkung tersebut: simetris apa asimetris ?
Malposisi gigi-gigi individual :
Pemeriksaan malposisi gigi individual dimaksudkan untuk mengetahui
penyimpangan letak masing-nasing gigi tehadap lengkung alveolarisnya. Yang dijadikan
referensi adalah garis oklusi pada oklusi normal, pada rahang bawah melewati puncak
tonjol bukal gigi-gigi posterior dan tepi insisal gigi-gigi anterior yang posisinya normal,
sedangkan pada rahang atas melewati fossa sentral gigi-gigi posterior dan permukaan
palatinal gigi-gigi anterior setinggi cingulum.
Amati posisi masing-masing gigi terhadap garis imajiner (garis yang dibayangkan )
sesuai dengan garis oklusi di atas dan tetapkan penyimpangannya, catat pada formulir
peme-riksaan .
Baca kuliah tentang malposisi gigi individual ( kuliah Ortodonsia I )
Macam-macam malposisi gigi individual :
a. Arah mesiodistal
: mesioversi - distoversi
26
e. Arah vertikal
: supraversi-infraversi
f. Perputaran aksis
: rotasi / torsiversi
g. Pertukaran tempat : transversi
h. Penyimpangan aksis : aksiversi, misalnya mesioaksiversi
i. Kombinasi, misalnya distolabioversi
Relasi gigi-gigi dalam oklusi sentrik:
Pemeriksaan relasi gigi dalam oklusi sentrik dimaksudkan untuk mengetahui adanya malrelasi gigi-gigi terhadap antagonisnya.
Model studi dioklusikan pada relasi sentrik, amati kontak oklusal masing-masing gigi
tehadap antagonisnya. Jika diketemukan adanya penyimpangan catat dan beri
keterangan
Baca kuliah tentang malposisi gigi ( kuliah Ortodonsia I )
Macam-macam malrelasi gigi :
a.
b.
c.
d.
Arah anteroposterior
Arah bukolingual
Arah mesiodistal
Arah vertikal
27
6. PERHITUNGAN-PERHITUNGAN :
Metode Moyers :
Analisis ini digunakan untuk kasus-kasus maloklusi pada periode gigi campuran ( mixed
dentition ), yaitu untuk memprediksi kebutuhan ruang erupsi gigi C, P 1 dan P 2 yang
belum erupsi.
Ukur lebar mesiodistal ke empat gigi insisivus permanen bawah, jumlahkan dan catat
pada formulir pemeriksaan. Catat lebar ruang yang dibutuhkan untuk erupsi gigi C, P 1
dan P 2 , sisi kanan dan kiri baik untuk rahang atas maupun rahang bawah sesuai dengan
tabel Moyers, dengan menggunakan prosentase 75 %.. Pada model, jika posisi gigi
insivus permanen belum normal, letakkan pada posisi yang benar dengan mengukurkan
masing-masing lebar mesiodistalnya dari posisi median line yang benar ke arah distal.
Ukur ruang yang tersedia dan catat besar diskrepansi ruang yang ada untuk masingmasing sisi rahang
Catatan : Jika posisi distal gigi molar dua desidui atau sisi mesial gigi molar pertama
atas dan bawah masih end to end bite ( sejajar ) pada masing-masing sisi tambahkan
kebu-tuhan ruang untuk penyesuaian oklusi menjadi klas I Angle ( Lee way space ) ratarata sebesar 0.9 mm untuk rahang atas dan 1,7 mm untuk rahang bawah.
Metode Nance :
Analisis ini juga berfungsi untuk mengetahui besarnya Lee way space pada kasus-kasus
mixed dentition.
Buat foto ronsen periapikal untuk gigi C, P 1 , P 2 yang belum erupsi pada ke empat
sisi rahang, Pada foto ronsen, ukur lebar mesiodistal masing-masing dan lakukan
koreksi terhadap efek pembesaran dengan metode Huckaba yaitu lebar mesiodistal P 1
sesung-guhnya dapat dihitung dengan rumus : ( P 1 : P 1 Ro = M1 : M 1 Ro ), lebar
mesiodistal M 1 yang sudah erupsi dapat diukur langsung pada model.. Jumlahkan hasil
pengukuran yang sudah dikoreksi dan catat pada formulir pemeriksaan. Jumlahkan
mesiodistal gigi-gigi de-sidui: c, m 1 , m 2, lalu bandingkan dengan hasil pengukuran dari
ronsen untuk gigi C, P 1 dan P 2 . Hasil perhitungan ini digunakan sebagai pertimbangan
dalam pembuatan leng-kung ideal.
Metode Pont :
Analisis dengan metode Pont dilakukan pada periode gigi permanen, digunakankan
untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kearah lateral di regio interpremolar
pertama dan intermolar pertama. Dengan lebar mesiodistal 2112 sebagai prediktor
dilakukan untuk menghitung lebar lengkung gigi di regio inter P 1 dan inter M1 yang ideal
untuk menampung gigi. Dengan membandingkan lebar lengkung gigi pasien yang ada
pada model studi maka dapat diketahui bahwa per-tumbuhan dan perkembangan
lengkung gigi pasien di regio P 1 dan M1 kearah lateral: normal , kurang ( kontraksi ) atau
berlebihan ( distraksi ) .
Ukur lebar mesiodistal keempat gigi insisivus atas, jumlahkan dan catat pada formulir
pemeriksaan. Hitung lebar lengkung gigi P 1 P 1 dan M1 M 1 yang dibutuhkan dengan
melihat tabel (indeks Pont) atau lebih tepat secara individual jika dihitung dengan rumus
P 1 P 1 = Jumlah lebar 21l12 dibagi 80 dikalikan 100, catat pada formulir. Ukur lebar
P 1 - P 1 pada model dengan mengukur lebar titik terdistal cekung mesial gigi P 1 atas
kanan dan kiri, jika P 1 atas tidak ada atau malposisi bisa diukur jarak puncak tonjol
bukal gigi P 1 bawah kanan dan kiri. Catat dan cari diskrepansinya, beri keterangan.
28
Metode Korkhaus :
Seperti pada metode Pont, metode Korkhaus dimaksudkan untuk mengetahui tinggi
leng-kung gigi yang ideal untuk pasien dengan lebar gigi 21l12 sebagai prediktor.
Tetapkan tinggi lengkung gigi yang ideal melalui tabel Korkhaus, catat pada formulir.
Ukur tinggi lengkung gigi pasien yang ada pada model studi dengan salah satu cara sbb.
:
Memakai Orthocross ( alat ukur Korkhaus ) > Dengan alat ini selain dapat
mengetahui tinggi lengkung gigi juga dapat mengetahui tinggi lengkung basal pasien
dengan cara : Alat diletakkan pada permukaan oklussal gigi dengan posisi garis
melintang tepat pada titik P 1 kanan dan kiri Pont ( titik terdistal cekung mesial ).
Kemudian penunjuk basal rahang didekatkan sampai menempel pada tepi terdepan
basis alveolaris setinggi apeks gigi insisivus sentral ( titik A Steiner ), Catat hasil
pengukuran tinggi lengkung basal pasien. Kemudian penunjuk ( pointer ) ditarik
pelan-pelan ke posterior sampai se-tinggi permukaan labial gigi insisivus sentral
atas, catat tinggi lengkung gigi pasien.
Memakai penggaris dan kaliper geser > Letakkan penggaris diatas permukaan
oklusal gigi P 1 kanan dan kiri tepat pada titik pengukuran Pont, dengan kaliper geser,
pangkal pegangan ditempelkan pada permukaan labial didekat insisal gigi insisivus
sentral kanan dan kiri ( didaerah interdental ) kemudian kaliper digeser membuka
sehingga penunjuk pada pangkal pegangan mengcapai posisi penggaris. Catat hasil
pengukuran pada formulir.
Dengan membandingkan tinggi lengkung gigi dan tinggi lengkung basal pasien dapat
diketahui dikrepansi tinggi lengkung gigi-basal pasien, Ini merupakan inklinasi gigi
insisivus sentral pasien yang diukur secara linier. Pengukuran ini berfungsi nanti pada
analisis determinasi lengkung yaitu : Retrusi lengkung gigi rahang atas dapat dilakukan maksimal sampai posisi gigi insisivus atas tegak yaitu sampai tinggi lengkung gigi
sama dengan tinggi lengkung basal atau sebesar diskrepasi tinggi lengkung gigibasal.pasien.
Metode Howes :
Metode Howes juga digunakan untuk analisis lengkung pada periode gigi permanen
yaitu untuk mengetahui lebar lengkung gigi dan lengkung basal ( basis alveolaris ) pasien dengan menggunakan jumlah lebar mesiodistal gigi-gigi dari M 1 M 1 sebagai prediktor.
29
Hitung indeks Premolar pasien yaitu : Lebar inter P 1 dibagi jumlah lebar mesiodistal
M 1 - M1 dikalikan seratus, catat pada formulir pemeriksaan
Ukur lebar lengkung basal dengan mengukur jarak inter fossa canina yaitu suatu titik
pada basis alveolaris setinggi apeks gigi P 1 kanan dan kiri.
Hitung indeks fossa canina pasien yaitu : Lebar inter fossa canina dibagi jumlah
lebar mesiodistal M1 - M 1 dikalikan seratus, catat pada formulir pemeriksaan.
Kesimpulan :
Agar supaya lengkung gigi dapat menampung gigi-gigi ke dalam lengkung ideal dan
stabil indeks premolar sekurang-kurangnya 43%. Bagaimana dengan indeks pasien
?
Agar supaya lengkung basal dapat menampung gigi-gigi ke dalam lengkung ideal
dan stabil indeks fossa canina sekurang-kurangnya 44%. Bagaimana dengan indeks
pasien ? Catat pada formulir pemeriksaan.
Apabila indeks fossa canina pasien kurang dari 37%, ini merupakan kasus dengan
indikasi pencabutan.
Apabila indeks fossa canina didapatkan kurang dari 44% tetapi lebih besar dari 37%
ini merupakan kasus meragukan, apakah merupakan kasus dengan inidikasi
ekspansi atau pencabutan ? Periksa hasil analisis lainnya .
Apabila Indeks fossa canina lebih besar dari indeks premolar berarti inklinasi gigi-gigi
posterior diregio premolar konvergen ini merupakan indikasi ekspansi. Bila lebih
kecil berarti inklinasi gigi posterior divergen ini merupakan indikasi ekspansi
Bila ekspansi akan dilakukan, pada orang dewasa, maksimal hanya dapat mencapai
indeks lebar lengkung gigi sama dengan indeks fossa canina ( inklinasi gigi posterior
tegak ) yaitu sebesar 44% kali jumlah lebar mesiodistal gigi-gigi M1 - M 1 . Dapat dihitung
berapa melimeter lagi ekspansi lengkung gigi dapat dilakukan ?
30
Indeks bentuk muka : Tentukan posisi titik : Nasion ( Na ), Gnathion ( Gn ) dan titik
Zygomatik ( Zy ) kanan dan kiri. Dengan kaliper geser ukur jarak ( Na Gn ) dan
jarak ( Zy ka Zy ki ). Hitung indeks muka pasien dengan rumus seperti pada
analisis klinis yang telah dilakukan dan tetapkan tipe muka pasien. Apakah ada
kesesuaian dengan hasil pemeriksaan klinis yang telah dilakukan ?
B. PEMERIKSAAN RONSENOGRAFI :
Pemeriksaan ronsenografi dilakukan apabila dibutuhkan data pendukung untuk melengkapi temuan klinis. Ada beberapa jenis foto ronsen yang sering dibutuhkan :
Foto lokal / periapikal : Untuk mengamati posisi gigi yang tidak erupsi, impaksi, Untuk
mengukur lebar mahkota gigi 345 yang belum erupsi (metode Nance)
31
Foto Panoramik untuk memeriksa keadaan gigi dalam mulut secara keseluruhan
Foto sefalogram untuk melakukan analisis sefalometri.
Lain-lain jenis foto ronsen yang jarang dibutuhkan.
Jika diperlukan lampirkan pada formulir pemeriksaan beri keterangan sesuai dengan
diagnosis yang diperlukan.
C. ANALISIS SEFALOMETRI :
Analisis sefalometri sekarang sangat umum digunakan sebagai alat bantu diagnostik
tambahan. Ada banyak metode analisis sefalometri yang telah diajukan, tetapi pada
formulir pemeriksaan disertakan tabel data anlisis sefalometri yang memuat pengukuranpengukuran yang paling umum dilakukan : Pelajari Makalah Analisis Sefalomerti !!!
Analisis sefalogram lateral :
a. Sefalogram lateral pasien dilapisi kertas asetat di fiksasi dengan pita isolasi (scoth tape).
Dengan pensil 4H lakukan penapakan (tracing) mengikuti kontur jaringan keras profil
pasien, basis cranii bagian anterior,sella turcica, orbita , porion, maksila, mandibula dan
gigi insisivus sentral atas dan bawah serta gigi Molar pertama atas dan bawah.
b. Tentukan titik anatomi, buat garis-gasis serta sudut-sudut pengukuran yang dibutuhkan
untuk :
Analisis Skeletal :
Sudut SNA : Sudut yang menyatakan posisi terdepan basis alveolaris maksilaris terhadap titik terdepan basis kranialis.
Sudut SNB: Sudut yang menyatakan posisi terdepan basis alveorais mandibularis
terhadap titik terdepan basis kranialis.
Sudut SN-NPog : Sudut antara bidang fasial terhadap basis kranial .
Jarak A-NPog : Jarak antara basis maksila terhadap bidang fasial
Sudut FMPA : Sudut antara bidang mandibula terhadap bidang Frankfurt.
Analisis Dentoskeletal :
Jarak LI APog : Jarak insisal insivus pertama bawah terhadap garis APog , untuk
menentukan posisi insivus pertama atas, protrusif atau retrusif.
Sudut IMPA : Sudut yang menyatakan posisi gigi insisivus bawah terhadap bidang
mandibula.
Jarak UI APog : Jarak insisal insisivus pertama atas terhadap garis Apog.
Sudut UI FHP : Sudut antara gigi insisivus pertama atas terhadap bidang horisontal
Frankfurt FHP.
Sudut UI LI : Sudut interinsisal, antara insisivus pertama atas terhadap insisivus
pertama bawah.
Ukur sudut-sudut dan jarak titik analisis yang telah dibuat, catat pada tabel data sefalometrik dan bandingkan dengan standar normal yang telah disediakan, beri
keterang-an diagnosisnya.
V. DIGNOSIS FINAL :
Diagnosis final yang biasa disebut hanya dengan kata Diagnosis saja, dimaksudkan
untuk menetapkan keadaan maloklusi pasien selengkap mungkin berdasarkan atas
semua data yang telah dikumpulkan sehingga didapatkan gambaran yang menyeluruh
tentang komponen-dentofasial yang mengakibatkan terjadinya maloklusi. pada pasien.
32
a. Nyatakan klasifikasi maloklusi berdasarkan hubungan gigi Molar pertama atas dan
bawah pasien sesuai dengan klasifikasi Angle : Klas I, II atau III, bila diperlukan beri
keterangan divisi dan subdivisinya .
b. Nyatakan tipe maloklusinya dan komponen dentofasial yang dilibatkan : skeletal, dental
dentoskeletal.
c. Nyatakan malrelasi gigi lainnya.
d. Nyatakan malposisi gigi individual yang ada.
e. Nyatakan kelaian-kelainan lain yang melibatkan maloklusi pasien, misalnya mpaksi,
agenese dan lain-lainnya..
f. Nyatakan jika masih ada kebiasaan buruk ( bad habit )
3. Analisis ruang
4. Distribusi ruang
5. Koreksi deep overbite
6. Crossbite posterior M2
7. Koreksi malposisi gigi
individual
8. Koreksi lengkung gigi
9. Penutupan sisa ruang
10. Penyesuaian oklusi ( occlusal
adjustment )
11. Retainer
target
koreksi
Menghilangkan
kebiasaan
buruk
tidak koreksi
Jalannya perawatan :
33
34
Data base
Klasifikasi
Kuesioner/interviu
Pemeriksaan klinis
Data Penunjang/analisis catatan diagnostik
Analisis Model Studi & Foto muka
Analisis Fotometri
Analisis Ro. Foto
Analisis Sefalometri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Evaluasi Hasil
Daftar permasalahan/Diagnosis
Patologi
(karies/perio/konserv./patol
ogi
lain)
terkontrol
sebelum
perawatan
ortodonsi
Perawatan
Perawatan Selanjutnya
Hasil akhir
35
36
Identifikasi Pasien
I.
Keluhan Utama
II. Diagnosis
III. Prosedur Perawatan
Catatan : Step I IV : sama dengan Laporan Praktikum, termasuk disain gambar
alat yang digunakan serta keterangan gambar.
IV. Kegiatan Kontrol / Perawatan yang telah dilakukan
1. Tanggal . Insersi alat
Pemeriksaan subjektif : ada keluhan / tidak ?
objektif : retensi / stabilitas alat ?
2. Tanggal .
37
V. Evaluasi Perawatan
Evaluasi meliputi susunan gigi geligi sebagai hasil perawatan dan perubahan apa
saja yang diperoleh, kesesuaian dengan rencana perawatan, dan bandingkanlah dengan
keadaan sebelum perawatan.
Contoh : Setelah dilakukan perawatan dari tgl.
s/d tgl.
SEBELUM PERAWATAN
TARGET
STLH PERAWATAN
KETERANGAN
Overjet = mm
Overbite = mm
Malrelasi =
Malposisi individual =
Bad habit =
dst.
VII. Perubahan yang tak diharapkan :
Setiap perubahan yang tidak diharapkan harus dicatat, dan diperbaiki pada perawatan
selanjutnya.
VIII. Rencana Perawatan selanjutnya
Tindakan apa saja yang akan dilakukan, sesuai dengan rencana perawatan. Jika ada
perubahan perawatan ( karena kondisi tak terduga ) sebutkan alasan perubahan dan alat
yang digunakan.
IX. Lembar Pengesahan
Laporan dianggap sah jika sudah disetujui oleh Dosen Pembimbing.
38
39
e. Bagi yang tidak lulus ujian kepaniteraan dan segera akan mengikuti Yudisium Dokter
Gigi, berhak mengikuti ujian ulang seminggu setelah ujian selesai
40
SISTEM PENILAIAN
Pasien Baru I
Diskusi
Kontrol
Reparasi
Ganti alat
Hasil
: max 40
: max 25
: max 2
: max 5
: N 1 =25 s/d 60
*)
Pasien Baru II
Diskusi
: max 30
Kontrol
: max 25
Reparasi
: max 2
Ganti alat
: max 5
Hasil
: N 2 = 25 s/d 60
Jika merawat pasien-pasien warisan / tambahan maka nilai pasien-pasien ini digunakan
sebagai nilai bonus, dengan ketentuan:
10 15
nilai bonus (N3)
1
6 20
-2
21 25
-3
26 30
-4
> 30
-5
Sedang cara penentuan penilaian untuk mendapatkan nilai bonus 1-5 tersebut adalah sbb:
Kontrol
max 25
Reparasi
max 2
Ganti alat
max 5
Hasil
N3 = 25 s/d 60 *)
*) Penilaian hasil perawatan tergantung dari:
1. tingkat keparahan kasus yang dirawat sesuai dengan tata cara penilaian per kasus
(terlampir)
2. hasil cross chek dengan dosen lain pada saat evaluasi hasil.
a. Apabila terjadi perbedaan nilai, maka nilai dari kedua dosen di bagi dua.
b. Dalam hal bila ada ketidakseimbangan nilai (>15) antar masing-masing
penguji, dikonsultasikan ke masing-masing penguji
Penentuan nilai akhir prestasi kepaniteraan mahasiswa adalah sbb:
1. Bila tidak mempunyai pasien warisan/tambahan maka:
Nilai dari pasien I dan II dibagi dua.
N = N 1 + N2
2
2. Bila mempunyai pasien warisan/tambahan maka:
Nilai akhir = N + N3
41
Keterangan :
1. Diskusi: Penilaian mulai dari anamnesis sampai pemasangan alat (sama dengan tahaptahap lembar penilaian dalam tiap laporan)
2. Kontrol: Penilaian mulai dari kontrol I.
Kegiatan : - mencatat setiap perubahan perawatan
- mengaktifkan alat
Nilai tiap kontrol = 1, nilai maksimal kontrol 25 poin.
3. Reparasi: Termasuk kegiatan reparasi adalah:
- adanya kerusakan alat (misal plat patah)
- penambahan spring, ganti spring/klamer/kawat busur
- ganti alat tanpa perubahan desain
4. Ganti alat: Termasuk kegiatan ganti alat adalah: alat baru yang merupakan tahapan
dalam perawatan (sesuai dengan rencana perawatan, atau perubahan perawatan
setelah diadakan evaluasi).
Catatan: Untuk kegiatan reparasi dan ganti alat, hanya dinilai satu kali.
KASUS
PENCARIAN
RUANG
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Diastema sentral
Diastemata I
Diastemata II
Gigi berjejal ringan
Gigi berjejal ringan
Gigi brjjl parah/ prot.bimaks.
Grinding
Ekspansi
Pencabutan
HASIL
PERAWATAN
1 RHNG 2 RHNG
15
25
20
30
25
40
25
40
30
50
40
60
PERAWATAN
Retraksi
Dikontraksikan
Catatan:
1. Nilai yang tercantum adalah nilai maksimal
2. Jika terjadi anchor loss, diberi sanksi pengurangan nilai sebesar 2 5 poin pada
penilaian pasien tersebut
PELAKSANAAN UJIAN
a. Ujian diselenggarakan secara lisan dihadapan 2 dosen penguji, yang terdiri dari
Dosen Pembim-bing praktikum
b. Peserta ujian mempresentasikan pasien yang dirawat, dengan menyajikan model
studi, model akhir ( step model ), dan Laporan Kasus yang telah dipilih bersama
pembimbing sebagai bahan ujian.
42
Penilaian akhir
Nilai akhir = Nilai Praktikum + Nilai Ujian
2
Jika diperoleh Nilai : a.
< 70
b.
70 79,9
c.
80
Bagi yang tidak lulus ujian , berhak mengikuti ujian ulang paling lambat seminggu se telah
hasil ujian diumumkan .
TATA TERTIB PELAKSANAAN UJIAN
b.
masing 2 bendel.
c.
Lembar penilaian
2. Toleransi terlambat datang maksimum 10 menit. Jika terlambat lebih dari 10 menit,
penguji berhak membatalkan ujian. Ujian pengganti dilaksanakan pada periode
berikutnya.
3. Ujian berlangsung 60 menit. Limabelas menit untuk presentasi dan 45 menit ujian lisan.
Selama ujian, peserta mencatat masukan dari penguji untuk revisi laporan hasil
perawatan.
4. Revisi laporan harus diserahkan pada pembimbing paling lambat 1 (satu) minggu
setelah ujian berlangsung. Jika belum menyerahkan revisi laporan, hasil ujian tidak
diumumkan.
43
Halaman lampiran-lampiran
44
NAMA MHS. :
NIM
: / KG
NO, TLP/ HP
:..
HARI
: .
PERIODE
: .
PEMBIMBING : .
Revisi
Tanggal
Dikaji ulang oleh
UGM
Disetujui oleh
: II
: 12 September 2011
: Koordinator Program Studi Profesi Ortodonsia FKG
:
BAGIAN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
Tahun)
45
No
1.
Tgl
Kegiatan
TT
ko as
TT
dosen
46
PEMBIMBING :
Dental Chair No.:
Hari
Jam
Nama
Pasien
operator
kontrol ke
TT ko as
07.00
08.00
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00
11.30
12.00
12.30
13.00
13.30
14.00
14.30
15.00
15.30
16.00
47
NAMA PASIEN
NO KARTU STATUS
NO, TLP/ HP Pasien
NAMA MHS.
NIM
NO, TLP/ HP
HARI
PERIODE
PEMBIMBING
Revisi
Tanggal
Dikaji ulang oleh
UGM
Disetujui oleh
:
:..
:
: / KG
:..
: .
: .
: .
: II
: 12 September 2011
: Koordinator Program Studi Profesi Ortodonsia FKG
:
BAGIAN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
(Tahun)
48
No.
Tgl
Kegiatan
:
1. Pemeriksaan subyektif:: CC, PMH, PDH
2. Pemeriksaan Obyektif:
3. Pengukuran-pengukuran
a. over jet:
b. over bite
c. inter P
d. Ruang exo
4. Cek koordinasi hubungan lengkung geligi
5. posterior: baik/tidak baik diberikan penjelasan
6. Cek Klasifikasi Angle hubungan Molar
7. Identifikasi posisi gigi anchorage
8. Cek kestabilan plat dan spring
9. Cek apakah masih ada kekuatan ortodontik Perlu /tidak perlu aktifasi
10. Penulisan rencana tindakan
11. Mengkomunikasikan rencana tindakan kepada dosen dan pasien
12. Menerapkan rencana perawatan
10. Memeriksakan kepada dosen dan minta tanda tangan pengesahan
di log book
11. Tulis jam appointmen minggu berikutnya
12. Cap telah membayar di RSGM
TT pasien
Cap
TT Dosen
49
50
\
NOMOR MODEL
NAMA PASIEN:..
OPERATOR
PEMBIMBING :
Revisi
Tanggal
Dikaji ulang oleh
Disetujui oleh
:
:
:
:
II
12 September 2011
Koordinator Program Studi Profesi Ortodonsia FKG UGM
Ketua Bagian Ortodonsia FKG UGM
BAGIAN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
(Tahun)
51
Nama Karyasiswa
Nomor Induk Karyasiswa
:
:
Pembimbing
No
Pasien
Pasien I
Pasien II
Pasien III
Pasien IV
Pasien V
Diskusi
Kontrol
Reparasi
Ganti
alat
Hasil
N/Psn
dst
NILAI = N = __________
2
2
BONUS =
Yogyakarta,
Pembimbing
()
52
Nama Karyasiswa
No. Induk Karyasiswa
Pembimbing
Tanggal
Penguji
:
:
:
:
: 1.
2.
MATERI
BATAS
1.
1 10
2.
1 10
3.
1 10
4.
Perawatan
NILAI
tahapan
1 - 30
kontrol
5.
Evaluasi Hasil
cara kontrol
persesuaian dengan rencana
1 40
Jumlah =
Penguji
( )
Tanda tangan dan nama terang
53
IDENTITAS KARYASISWA
Nama
No. Mhs.
HP Mhs
:
:
:
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Alamat
APS/Warisan/Retainer
(coret salah satu)
Cek syarat surat puas
Study & step model
Laporan kasus
Bukti telah serahkan log book ke
RSGM
Log book mhs
% kemajuan
Retainer
APS
ACC dosen Pembimbing
: .
: th
Jenis kelamin
: laki-laki/perempuan
: ...................................................................................................................................................................
PEMBIMBING
BAHAN
TANGGAL INSERSI
PEMBAYARAN
:
: sudah diambil/belum diambil
:
: I. .. II. . III. . IV. .
DIWARISKAN KEPADA
: .(no.HP..........)
Ket:
1. Formulir diisi, disahkan dosen, di kopi 2x, yang asli dibawa operator, foto kopi di simpan dalam box study model dan dimasukkan dalam kartu status utama bersama dengan
Kartu Rekam Medik Ortodonsi (KRMO) pasien terkait termasuk surat pasien yang mengundurkan diri atas permintaan sendiri (APS)
2. Berkas laporan dan studi model pasien retainer diserahkan kepada sekretariat ortodonsi
3. Berkas pasien warisan di serahkan di operator berikutnya
4. Berkas studi model APS: diserahkan kepada kebijakan dosen pembimbing, karena keterbatasan tempat
\
NOMOR MODEL
NAMA PASIEN
: ...
OPERATOR
PEMBIMBING
Revisi
Tanggal
Dikaji ulang oleh
Disetujui oleh
:
:
:
:
II
12 September 2011
Koordinator Program Studi Profesi Ortodonsia FKG UGM
Ketua Bagian Ortodonsia FKG UGM
BAGIAN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
(tahun)
UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BAGIAN ORTODONSIA
I. IDENTITAS:
Operator
: ________________________________
No. Mhs.
: _________/KG
Pembimbing : _________________________________
Suku
: __________
Umur
: __________________ thn.
Alamat
: ________________________________
Telepon
: __________
Kode Pos
: ____________
________________________________
Pekerjaan
_______________________________________________________________________
Nama Ayah
Nama Ibu
_________
: Tgl. ___________________
Pemasangan alat
: Tgl._________________
III. PEMERIKSAAN KLINIS
Keluhan utama :
Riwayat Kesehatan :
Durasi
Frekuensi
Tidak ada
Intensitas
Ada :
Keterangan
1.
2.
3.
4.
Ibu
Saudara laki-laki
Tidak ada
Saudara perempuan
Keterangan :
B. Pemeriksaan Objektif :
1. Umum :
Keterangan :
Jasmani
Baik
Sedang
Jelek :
Ada
Mental
Baik
Sedang
Jelek :
Status Gizi
Tinggi Badan ( TB ) :
Berat Badan ( BB ) :
kg
Kurang
Normal
Lebih
Kategori :
2. Lokal :
a. Ekstra oral :
Kepala :
Lebar kepala :
Panjang kepala :
Bentuk kepala :
Muka :
Brakisefali
Mesosefali
Lebar Bizygomatic :
Bentuk muka :
Hipereuriprosop
Euriprosop
Leptoprosop
Simetris
Profil muka
Lurus
Dolikosefali
Mesoprosop
Hiperleptoprosop
Asimetris Ket. :
Cekung
Cembung
Normal
Protrusif
Retrusif:
Penyimpangan
mm.
Mandibula :
Normal
Protrusif
Retrusif :
Penyimpangan
mm.
Normal,
Abnormal :
Keterangan :
Normal
Hipertonus
Hipotonus :
Normal
Hipertonus
Hipotonus :
Keterangan
Normal
Tebal
mm.
Tipis /
Tertutup
Terbuka
b. Intra Oral :
Pola Atrisi
Normal
Abnormal regio :
Lingua
Besar
Sedang
Palatum
Vertikal
Sedang
Tinggi
Rendah
Lateral
Sedang
Lebar
Sempit Ket. :
Baik
Sedang
Jelek
Kecil Lain-lain :
Gingiva
Nomal
Abnormal Ket. :
Mukosa
Nomal
Abnormal Ket. :
Frenulum
Nomal
Abnormal Ket. :
Nomal
Abnormal Ket. :
Frenulum Lingualis
Nomal
Abnormal Ket. :
Tonsila
Nomal
Abnormal Ket. :
Rumus gigi-gigi:
8 7 6
V IV III II I
5 4 3 2 1
I II III IV V
1 2 3 4 5 6
8 7 6
1 2
II I
Keterangan : K : Karies
3 2 1
IV III I
R : Radiks
II III IV V
T : Tumpatan
8
8
: Inlay
Im : Impaksi
J : Jaket
B : Bridge (GTC) En :
Ukuran 4 X 6 cm
Ukuran 4 X 6 cm
Tampak depan
Tampak samping
Bentuk muka :
Profil muka :
RB :
Setengah elips
Setengah lingkaran
Simetris
Asimetris
Setengah elips
Setengah lingkaran
Simetris
Trapezoid
Trapezoid
Parabola
Parabola
U Form
U Form
Asimetris
Keterangan :
Rahang bawah :
Anterior
: Overjet :
mm.
Overbite :
Palatal bite
Tidak ada
Ada
ket. :
Deep bite
Tidak ada
Ada
ket. :
Open bite
Tidak ada
Ada
ket. :
Tidak ada
Ada
ket. :
Cross bite
Tidak ada
Ada
ket. :
Cross bite
Tidak ada
Ada ket. :
Open bite
Tidak ada
Ada ket. :
Scissor bite
Tidak ada
Ada ket. :
Posterior :
mm
V Form
V form
Tidak ada
Ada ket. :
Klas I
Klas II
Klas III.
Klas I
Klas II
Klas III.
Klas I
Klas II
Klas III.
Klas I
Klas II
Klas III.
Segaris
Tidak segaris
Segaris
Tidak segaris :
RA bergeser ke :
Kanan
Kiri :
Besar pergeseran :
mm
RB bergeser ke :
Kanan
Kiri :
Besar pergeseran :
mm
Rahang Atas
Gigi
Rahang Bawah
Kanan
Kiri
Normal
Ket.
Kanan
Kiri
Normal
7.40 9.75
4.97 6.60
6.05 8.10
5.45 6.85
7.05 9.32
6.15 8.15
6.75 9.00
6.35 8.75
6.00 8.10
6.80 9.55
9.95 12.10
10.62 13.05
8.75 10.87
8.90 11.37
Kesimpulan
7.
Rahang atas
Rahang bawah
6. Perhitungan-perhitungan
Metode Moyers :
: ____________ mm
Cukup
Kurang
: _____________ mm
Lebih
Ket.
Diskrepansi : ____________ mm
Tabel RB: Lebar 345
Cukup
Kurang
Lebih
: _____________ mm
Cukup
Kurang
Lebih
: ______________ mm
Diskrepansi : ____________ mm
Cukup
Kurang
Lebih
_______________________________________________________
Keterangan:
_______________________________________________________
_______________________________________________________
Metode Nance :
Ro Foto RA : Lebar 345 kanan : ____________ mm
Ruang yang ada pada sisi kanan : ____________ mm
: ____________ mm
Cukup
Kurang
Lebih
Cukup
Kurang
Lebih
: ____________ mm
: ____________ mm
: ____________ mm
Keterangan: ________________________________________________________
________________________________________________________
Metode Pont :
Jumlah mesiodistal 21!12 : ______________ mm
Jarak P 1 P 1 pengukuran : ______________ mm
Jarak P 1 P 1 perhitungan : I_ X 100 = ______ mm
80
Diskrepansi
: ______________ mm Normal
Kontraksi
Distraksi
: ______________ mm
Normal
Kontraksi
Distraksi
Keterangan: ______________________________________________________
______________________________________________________
Metode Korkhaus :
Tabel Korkhaus
: ______________ mm
Diskrepansi
: ______________ mm
Normal
Retraksi
Protraksi
Keterangan
: __________________________________________________
__________________________________________________
Metode Howes :
Jumlah lebar mesiodistal M 1 M 1 : __________mm
: ___________ mm Indeks P : Jarak P 1 -P 1 X 100%= ___%
md M 1 -M 1
Lengkung gigi untuk menampung gigi-gigi :
Cukup
Kurang
Lebih
Jarak P 1 P 1 (Tonjol)
Cukup
Kurang
Divergen
Konvergen
Normal
Lebih
Keterangan : _________________________________________________________
Hasil penapakan :
: ___________ mm
Retraksi / Protraksi RA
: ___________ mm
Retraksi / Protraksi RB
: ___________ mm
Overjet akhir
: ___________ mm
Rahang atas :
Panjang lengkung ideal
: ___________ mm
: ___________ mm
Diskrepansi
: ___________ mm
Rahang bawah :
Panjang lengkung ideal
: ___________ mm
: ___________ mm
Diskrepansi
: ___________ mm
Crowding
Fungsi pengunyahan
Fungsi bicara
Sekeletal
Otot-otot mastikasi
Dental
Spacing
Protrusif
Retrusif
Crossbite
Malposisi Individual
Lain-lain : _________________________________________________________
Solusi masalah RA :
Pencabutan
Ekspansi
Grinding.
RB :
Pencabutan
Ekspansi
Grinding.
DATA PENUNJANG
Data Penunjang :
Tidak Perlu
Perlu . Yaitu :
Analisis Fotografi
Konsul ke
: ___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
A. Analisis Fotografi
Ukuran 10x15cm
Tampak depan
Ukuran 10x15cm
Tampak samping
Keterangan:
_____________________________________________________
_____________________________________________________
B. Pemeriksaan ronsenografi :
Foto Lokal
Panoramik
Foto oklusal
Bite wing
Lain-lain : ___________________________________________________________
Keterangan:
_____________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________
V. DIAGNOSIS FINAL :
Maloklusi Angle Klas : ________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
PROSEDUR PERAWATAN :
Rencana perawatan :
Jalannya perawatan :
Keterangan :
Rahang Bawah :
Retainer :
VIII. PROGNOSIS :
Baik
Keterangan
Buruk
Meragukan :
_____________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
Indikasi perawatan :
Preventif
Interseptif
Kuratif
Yogyakarta : _________________________
Menyetujui Pembimbing :
Operator :
______________________________
NIP :
__________________________________
NIM :
Lampiran 1
KARTU PRAKTIKUM ORTODONSIA III
FAKULTAS KEDOTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
NAMA PASIEN
UMUR
NO MODEL :
JENIS KELAMIN
TELEPON
PEKERJAAN
ALAMAT
ORANG TUA
PEKERJAAN
ALAMAT
OPERATOR
PEMBIMBING
NO.
1.
NO. MHS. :
KEGIATAN PRAKTIKUM
TANGGAL
SKOR MAKS.
SKOR
MHS
PARAF
10
2.
10
3.
10
4.
Laporan sementara
10
5.
Diskusi I
10
6.
Diskusi II
10
7.
10
8.
Membuat alat
10
9.
Insersi alat
10
10.
Laporan
10
_________________________
NIP
RPKPS
(RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)
Berdasarkan
KBK
( KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI )
TIM PENGAJAR :
Drg. Soehardono D., MS., Sp.Ort (K).
Drg. Prihandini IWS., MS., Sp.Ort (K).
Prof. Dr. Drg. Pinandi SP., SU., Sp.Ort.
Drg. Wayan Ardhana, MS., Sp.Ort.
Drg. Darmawan S., SU., Sp.Ort.
Drg. Soekarsono H., Sp.Ort.
Drg. Sri Suparwitri SU., Sp.Ort (K).
Drg. JCP Heryumani S., MS., Sp.Ort.
Drg. Christnawati, M.Kes., Sp.Ort.
Drg Cendrawasih AF, Mkes, Sp Ort(K)
Drg Dyah Karunia, Sp Ort(K)
BAGIAN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2011
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..........................................................................................
ii
I. PERENCANAAN PEMBELAJARAN..................................................
A. Identifikasi .........................................................................................
3. Semester .....................................................................................
4. Prasyarat .....................................................................................
B. Deskripsi ..........................................................................................
A. Kuliah ...............................................................................................
B. Praktikum .........................................................................................
11
11
15
16
17
A. Wajib ...............................................................................................
17
B. Anjuran ............................................................................................
17
I. PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. Identifikasi
1. Nama mata kuliah
: Kepaniteraan Ortodonsia
2. Kode/SKS
: 3 SKS (1-1)
3. Semester
4. Prasyarat
B. Deskripsi
1. Uraian Singkat Mata Kuliah
Mata kuliah Kepaniteraan diberikan pada program profesi kedokteran gigi bobot 3 SKS,
terdiri dari kepaniteraan 3 SKS perawatan ortodontik pada pasien yang datang ke
RSGM FKG UGM
2. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat merencanakan perawatan ortodontik
preventif, perawatan ortodontik interseptif, perawatan ortodontik kuratif untuk kelainan
dentofasial, prognosis perawatan ortodontik dan
laboratoris
untuk
menegakkan
diagnosis,
merencanakan
perawatan,
NO
POKOK BAHASAN
Praktikum
No.
Pokok Bahasan
1. Pengelolaan klinik ortodonsi :
Outcome
2.
Data base pasien ortodonsi dan teknik 1.Mahasiswa mampu melakukan innterview/ anamnesis
2.3.1 Menyusun pemecahan masalah berdasarkan
2.Mahasiswa
mampu
melakukan
pemeriksaan prioritas (C3, P3, A3).
pengumpulan data
klinis/obyektif
2.3.2 Menilai kualitas produk dan teknologi kedokteran
3.Mahasiswa dapat mencetak gigi rahang atas dan ra- gigi (C4, P3, A3).
hang bawah.
2.4.1 Menapis sumber rujukan yang sahih
untuk
4.Mahasiswa mampu membuat model studi.
kepentingan
peningkatan
kualitas
5.Mahasiswa mampu
melakukan analisis Catatan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut (C3, P3, A3).
Diagnosis/analisis ruang
2.4.2 Menggunakan informasi kesehatan secara
profesional untuk kepentingan peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut (C3, P3,
A3).
3.1.1 Berdialog dengan pasien dalam kedudukan yang
setara (C3, P3, A3).
3.1.2 Bersikap empati terhadap pasien akan keluhan
kesehatan gigi dan mulut yang mereka kemukakan (C3,
P3, A3).
3.1.3 Menuliskan surat rujukan pasien kepada sejawat
dan atau penyelenggara kesehatan lain jika diperlukan
sesuai dengan
standar prosedur operasional yang
ortodontik
Diskusi rencana perawatan
perawatan 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
evaluasi
dan
Pertemuan
I dan II
III, IV, dan
V
X dan XI
6.
Pokok Bahasan
Pengelolaan klinik
ortodonsi :
Data base pasien
ortodonsi dan teknik
pengumpulan data
Pembuatan laporan
rencana perawatan
ortodontik
Diskusi rencana
perawatan
Perawatan ortodonsia
pada pasien anak dan
dewasa dengan plat aktif
ortodontik dan
fungsional atau alat
penunjang lain sesuai
dengan kasusnya
Pembuatan laporan
evaluasi dan perawatan
lanjutan
Pengelolaan klinik
ortodonsi :
Data base pasien
ortodonsi dan teknik
pengumpulan data
Metode
Pembelajaran
Indikasi
Latihan
Latihan
Indikasi pasien II
Pencetakan gigi rahang atas dan rahang
bawah partnernya
Kontrol pasien I
Latihan
Latihan
Latihan
XX dan XXI
Pembuatan laporan
rencana perawatan
ortodontik
Diskusi rencana
perawatan
Perawatan ortodonsia
pada pasien anak dan
dewasa dengan plat aktif
ortodontik dan
fungsional atau alat
penunjang lain sesuai
dengan kasusnya
Pembuatan laporan
evaluasi dan perawatan
lanjutan
= 30 %
Ujian akhir
= 30 %
Praktikum
= 40 %
100 %
B. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran dilaksanakan dengan:
Tatap muka denan dosen pembimbing setiap seminggu sekali dibagi menjadi beberapa
kelompok dan masing-masing kelompok dibimbing oleh satu pembimbing. Setiap
mahasiswa diwajibkan merawat 2 (dua orang pasien yang datang pada RSGM Prof
Soedomo Fakultas Kedokteran Gigi UGM dengan menggunakan alat ortodontik lepasan
di klinik. Mengerjekan komponen-komponen alat ortodontik lepasan sesuai dengan buku
petunjuk praktikum. Mengaktifkan alat, Melakukan reaktifasi alat, Mengevaluasi hasil
perawatan.
C. Hambatan
Hambatan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran, dapat terjadi pada materi,
bahan ajar, media pembelajaran, ruangan, dan lain-lain. Hambatan dan kekurangan ini
dicatat untuk kemudian dilakukan analisis.
D. Perbaikan
Hasil analisis hambatan dan kekurangan, digunakan sebagai rencana perbaikan
pembelajaran.
Sumber Pustaka
Isaacson, Muir dan Reed, 2007, Removable Orthodontic Appliances, An imprint of
Elsevier, Indian Reprint
Houston and Isaacson, 1977, Orthodontic Treatment with Removable Appliances,
Bristol, John Wright and Sons, ltd
Proffit and Fields, 2007.Contemporary orthodontics, Mosby
Schwarz,M dan Gratzinger, M, 1966, Removable Orthodontic Appliances, WB
Saunders and Comp, Philadelphia and London
Muir and Reed, 1979, Tooth Movement with Removable Appliances,CV Mosby comp.
Graber, Orthodontics
Salzman, 1950 dan
Termasuk
tindakan
anamnesis
CC
PDH
PMH
Habit
Riwayag Gigi Keluarga (FDH)
3. Apakah durasi terjadinya habit dapat di sebutkan dalam detik/ menit/jam?Berikan
contoh cara menyatakannya
4. Sebutkan metode apa yang digunakan untuk mengidentifikasi kelainan skeletal
5. Berapa bidang yang diperkenalkan oleh Simon ?
6. Apa saja nama bidang Simon tersebut?
7. Sebutkan semua Istilah situasi rahang terhadap bidang-bidang tersebut
8. Tuliskan protokol identifikasi kelainan skeletal
9. Bagaimana mengidentifikasi true skeletal pada pasien klas III atau asimetri
10. Sebutkan tiga klasifikasi hubungan rahang
11. Sebutkan istilah hubungan rahan g terhadap kepala baik maxilla maupun mandibula
12. Tuliskan protokol pengambilan foto pasien
13. Tuliskan protokol index kepala dan muka
14. Tuliskan prtotokol untuk mengidentifikasi kelainan TMJ
15. Sebutkan 7 macam Maloklusi dengan Klasifikasi Angle yang umum dipakai di bagian
ortodonsi FKG UGM
16. Metode apa yang digunakan untuk mengidentifikasi habit bernafat melalui mulut?
17. Tuliskan protokol untuk mengidentifkasi etiologi deep over bite dan metode apa yang
dipakai?
18. Sebutkan metode perhitungan-perhitungan yang dipakai di FKG UGM termasuk pada
masa pertumbuhan?
19. Apa perbedaan lengkung basal dan lengkung gigi?
20. Bagaimana cara mengidentifikasi lebar lengkung basal?
21. Tuliskan protokol untuk mengetahui diskrepansi lengkung gigi saat determinasi
lengkung?
22. Tuliskan protokol untuk mengetahui diskrepansi lengkung gigi saat determinasi
lengkung apabila diinginkan pelebaran lengkung gigi?
23. Apa yang anda ketahui mengenai accelerate growth spurt?
24. Bagaimana mengidentifikasi situasi accelerate growth spurt dengan anamnesa?
25. Metode apa untuk mengidentifikasi status pertumbuhan pasien secara radiografi
26. Jelaskan gambar kurva di bawah ini, apakah ada hubungannya dengan accelerate
growth spurt
37. Metode pengukuran apa yang dapat langsung digunakan untuk menentukan lebar
maksimal ekspansi inter P1 yang diperkenankan ?Bagaimana cara mengetahui besar
lebar maksimal yang diperkenankan untuk ekspansi P1?
38. Bagaimana cara pemasangan sekrup ekspansi dalam orientasinya terhadap bidang
oklusal? Apakah harus parallel dengan bidang oklusal gigi?Apa alasannya?
39. Bagaimana cara aktifasi sekrup expansi di dalam mulut atau di luar mulut, mengapa?
40. Tuliskan bagaimana pengaktifan inisial dari finger spring
41. Tuliskan bagaimana cara memberI kekuatan pada finger spring, seberapa besar
defleksi spring terhadap gigi yang akan digerakkan? Bagaimana anda mengecek
bahwa defleksi finger spring anda sudah benar di klinik tanpa dibantu alat gauge?
Apakah berdasarkan pernyataan pasien?
After Isaacson, Muir dan Reed, 2007, Removable Orthodontic Appliances, An imprint of Elsevier, Indian Reprint