Anda di halaman 1dari 71

FLUIDA STATIK

Fluida statik merupakan bagian dari hidrolika yang


mempelajari gaya-gaya tekan cairan dalam keadaan
diam.
Karena cairan dalam keadaan diam maka tidak
terdapat geseran baik antara lapisan cairan tersebut,
maupun antara cairan dan batas padat.
Dengan demikian gaya-gaya yang bekerja hanya gayagaya normal yaitu gaya tekan yang bekerja tegak lurus
pada permukaannya.
Di dalam bab ini akan dibahas gaya-gaya tekan yang
bekerja pada benda yang berada di dalam cairan,
keseimbangan gaya-gaya tekan dan keseimbangan
relatif.
Fluida Statik

(1). Menjelaskan penurunan persamaan dasar fluida statika,


satuan dan skala pengukuran aliran, serta contoh-contoh
penggunaannya agar mahasiswa memahami konsep
fluida statika dan dapat menghitung besarnya tekanan
cairan dengan menggunakan alat ukur manometer.

Fluida Statik

(2). Menjelaskan prinsip dasar dan penurunan persamaan


tekanan cairan dalam keadaan diam pada benda yang
berada di dalamnya, serta memberi contoh-contoh
penggunaan persamaan tersebut di dalam praktek /
lapangan; agar mahasiswa memahami tekanan cairan
pada bidang datar dan bidang lengkung serta dapat
menghitung tekanan beberapa jenis pintu air.
(3). Menjelaskan prinsip dasar dan penurunan keseimbangan
relatif, serta memberi contoh-contoh penggunaan
persamaan-persamaan tersebut di dalam
praktek/lapangan; agar mahasiswa memahami dan dapat
menghitung keseimbangan relatif cairan yang digerakkan
horizontal atau diputar.
Fluida Statik

Tekanan rata-rata dihitung dengan membagi gaya normal yang


bekerja pada suatu bidang dengan luas bidang tersebut.
Tekanan pada satu titik adalah batas (limit) dari perbandingan
antara gaya normal dan luas bidang dimana luas bidang
dianggap mendekati nol pada satu titik.

F dF
=
p = lim
A 0 A
dA

(2.1)

Fluida Statik

Hukum Pascal menyatakan tekanan pada suatu titik di dalam


suatu cairan dalam keadaan diam adalah sama di semua arah.

Dalam hal ini besarnya tekanan tidak tergantung pada arah garis
gaya tekan tersebut.

Suatu elemen cairan kecil sekali berbentuk baji seperti pada


Gb.2.1 berikut ini.

Fluida Statik

p n dy dA

ds

p x dy dz
dz

dy

dx

Gambar 2.1. Suatu elemen cairan berbentuk baji

= p x dy dz p n dy ds sin = m.a x = 0

Fz = p z dx dy p n dy ds cos g

dx dy dz
=0
2

dimana px, py dan pn adalah tekanan rata-rata pada tiga sisi dari
elemen cairan tersebut.
Fluida Statik

Gaya-gaya tekan diarah y saling menghapus satu sama lain, hal ini
karena gaya-gaya sama besar tetapi berlawanan arah. Apabila
batas diambil dengan memperkecil satu sisi tersebut menuju nol
tanpa merubah sudut , dan dengan menggunakan hubungan
geometrik maka diperoleh persamaan berikut :

ds sin = dz dan ds cos = dx

Fluida Statik

Dengan menggunakan ketentuan geometri tersebut maka


persamaan-persamaan tersebut diatas dapat disederhanakan
menjadi sebagai berikut :

p x dy dz p n dy dz = 0
dx dy dz
p z dx dy p n dx dy g
=0
2
Karena elemen cairan tersebut kecil sekali dan sisi-sisinya
diperkecil menjadi mendekati nol maka komponen gaya berat

dx dy dz
g
2

mendekati nol dan dapat diabaikan sehingga apabila persamaanpersamaan tersebut dibagi dy dz dan dx dy akan di dapat
persamaan :

p x = pn = p z

(2.2)
Fluida Statik

Di dalam suatu cairan dalam keadaan diam perubahan tekanan


atau distribusi tekanan tergantung pada elevasinya di dalam
cairan (diukur dari permukaan cairan).

z
p + p dz dx dy

z 2

p dy
p
dx dz

y
2

p + p dx dy dz

p p dx dy dz
x 2

dz

dy G
dx

p dy
p +
dx dz
p dz

y
2
p

z 2 dx dy

Gb.2.2.Elemen cairan berbentuk parallel eppipedum kecil sekali


Fluida Statik

p dx
p dx

Fx = p +
dy dz + p
dy dz = m a x = 0
x 2
x 2

p dy
p dy
dx dz + p
dx dz = m a y = 0
Fy = p +
y 2
y 2

p dz
p dz

Fz = p +
dxdy
+
p

dx dy g dx dy dz = m a z = 0
z 2
z 2

Dibagi dengan dx, dy, dz persamaan-persamaan tersebut dapat


disederhanakan menjadi :
p
x

=0 ;

p
y

= 0 ; dan

p
z

= g

Fluida Statik

(2.3)
10

Dari persamaan-persamaan tersebut tampak bahwa p hanya


merupakan fungsi z saja, sehingga integrasi dari Pers.(2.3) sebagai
berikut :

dp
= g
dz

(2.4)

Untuk cairan yang dianggap homogen dan tidak termampatkan


(incompressible), kerapatan cairan dianggap konstan, sehingga
integrasi Pers.(2.4) menghasilkan persamaan sebagai berikut :

p = g z + C

(2.5)

Untuk mencari harga C (konstanta) diambil kondisi batas sebagai


berikut :
Untuk z = 0 yaitu di permukaan tekanan adalah sama dengan
tekanan atmosfer P = P0 = 0 sehingga C = 0.
Fluida Statik

11

Dengan demikian maka Pers.(2.5) dapat dinyatakan sebagai berikut :

p = g z

atau

p = gh

(2.6)

dimana :

= tekanan pada kedalaman h dari permukaaan ( N/m2 )

= jarak vertikal (-z) diukur dari permukaan cairan ( m )

= kerapatan cairan ( kg/m3 )

= gaya gravitasi ( m/det2 )


Fluida Statik

12

Tangki-tangki pada gambar di bawah ini mempunyai luas dasar


yang sama, demikian pula dengan kedalaman cairannya.

Luas = A

Luas = A

Luas = A

Luas = A

Gambar 2.3.Tekanan hidrostatik pada dasar tangki-tangki yang


berbeda-beda bentuk tetapi luas dasarnya sama
Fluida Statik

13

Tekanan pada dasar masing-masing tangki adalah :

p = gh
Sedangkan gaya-gaya bekerja pada dasar masing-masing tangki
adalah :

F = ghA

(2.7)

Dengan demikian untuk cairan yang sama kerapatannya tekanan


dan gaya yang bekerja pada dasar masing-masing akan sama
walaupun berat cairan dalam masing-masing tangki berbedabeda. Secara sekilas hal ini tidak seperti yang diduga (karena
biasanya tekanan pada dasar diperkirakan sebagai fungsi dari
berat cairannya), oleh karena itu hal ini disebut juga sebagai
paradox hidrostatik.
Fluida Statik

14

Tekanan absolut adalah tekanan yang diukur terhadap tekanan nol


absolut atau Vakum absolute (Absolute Zero), sedang tekanan
relatif atau tekanan terukur (gage pressure) adalah tekanan yang
diukur terhadap tekanan atmosfer setempat.
Tekanan terukur dapat lebih besar atau lebih kecil dari pada
tekanan atmosfer setempat.
Tekanan terukur yang lebih besar daripada tekanan atmosfer
setempat adalah tekanan positif, sedang yang lebih kecil daripada
tekanan atmosfer setempat adalah tekanan negatif.
Fluida Statik

15

Tekanan
terukur
positif

2
Tekanan atmosfer standar
Tekanan atmosfer setempat

14,7 psi

Tekanan
terukur
negatif

34 ft air

1 atmosphere
760 mm air raksa

Tekanan
absolut

2166 lb / ft
30 in air raksa

Bacaan
barometer
setempat

101,325 Pa
10,34 m air

(vakum)
1

Tekanan
absolut

Nol Absolut (Complete vacuum)

Gambar 2.4.Satuan dan skala pengukuran tekanan


Fluida Statik

16

Tekanan atmosfer setempat dapat diukur dengan menggunakan


barometer air raksa, seperti dijelaskan pada Pers.(1.20), dalam sub
bab 1.11, dimana :

Patm = pu + h

(2.8)

Oleh karena tekanan uap air raksa pada temperatur 20oC kecil
sekali yaitu 0,16 N/m2 maka biasanya diabaikan sehingga :

Patm = h

(2.9)

atau :

h=

Patm

= 760 mm air raksa


Fluida Statik

(2.10)
17

Manometer adalah suatu alat pengukur


tekanan yang menggunakan kolom cairan
untuk

mengukur

perbedaan

tekanan

antara suatu titik tertentu dengan tekanan


atmosfer (tekanan terukur),atau perbedaan
tekanan antara dua titik.

Manometer

yang

paling

sederhana

adalah

piezometer, kemudian manometer pipa U,dan


yang lebih rumit adalah manometer deferensial.

Fluida Statik

18

h= p/ g

Alat

ini

tidak

dapat

digunakan

untuk mengukur tekanan negatif,


oleh

karena

itu

dikembangkan

monometer dengan menggunakan


pipa U agar tekanan positif atau
negatif dapat terukur.
Fluida Statik

19

Manometer ini tidak banyak bedanya dengan tabung piezometer,


hanya saja manometer ini berbentuk pipa U (U tube) dimana ujung
yang satu melekat pada titik yang diukur tekanannya sedang ujung
yang lain berhubungan langsung dengan udara luar (atmosfer).
Pipa U tersebut diisi dengan cairan yang berbeda dengan cairan yang
mengalir di dalam pipa yang akan diukur tekanannya.
Misalnya berat jenis cairan di dalam pipa adalah 1 dan berat jenis
cairan di dalam manometer adalah 2 dimana 2 > 1.
Fluida Statik

20

+A

+A
h1

h1

h2

h2

(a) Tekanan positip

(b) Tekanan negatip

Gambar 2.6. Manometer pipa U


Fluida Statik

21

Perbedaan tinggi cairan di dalam manometer adalah h2. Untuk


menghitung besarnya tekanan di dalam pipa A ditarik garis
horizontal z-z.
Tekanan pada bidang z-z dari dua kali pipa U adalah sama besar,
yaitu :

PA + h1 1 = Patm + h2 2
atau :

PA = Patm + h2 2 h1 1

(2.11)

dimana Patm = tekanan atmosfer.


Pada Gb.(2.7.a) tampak bahwa tekanan di dalam pipa A lebih besar
dari pada tekanan atmosfer dimana kondisi ini tekanan di dalam
adalah positif. Sebaliknya pada Gb.(2.7.b) tekanan di dalam pipa
lebih kecil daripada tekanan atmosfer, dalam hal ini tekanan di
Fluida Statik
22
dalam pipa adalah negatif.

Alat ukur ini digunakan untuk mengukur tekanan antara dua


tempat pada satu pipa atau antara dua pipa. Manometer diferensial
terdiri dari pipa U dimana kedua ujungnya terletak pada tempat
yang diukur, seperti pada Gb.2.7.
+B
h3

+A
1

h1

z h2

Gambar 2.7.Manometer deferensial pada dua pipa


Fluida Statik

23

Dengan mengikuti prosedur yang diuraikan untuk monometer


sederhana persamaan untuk perbedaan tekanan antara pipa A
dan pipa B adalah:

PA + h1 1 = h2 2 + h3 3 + PB
atau :

PA PB = h2 2 + h3 3 h1 1

(2.12)

Manometer deferensial tersebut juga dapat dipasang diatara dua


penampang pada satu aliran saluran tertutup seperti tampak pada
Gb.2.8.
Fluida Statik

24

Persamaan untuk perbedaan


tekanan antara penampang 1 dan
penampang 2 adalah :

1
1

h1 h 2

h1
h1

P1 + h1 1 = h2 2 + (h1 h2 + z ) 1 + P2

P1 P2 = 1 (z h2 ) + 2 h2

h2

Gambar 2.8. Manometer


deferensial pada satu
pipa

atau :

P1 P2 = 2 h2 1 (h2 z )

Fluida Statik

(2.13)

25

CONTOH SOAL
1.
Diketahui : Pada monometer seperti pada gambar : S1=S3=1 ;
S2=0,95 ; h1=h2 dan h3=1 m
Hitung
: Perbedaan tekanan antara A dan B (PA-PB) dalam
cm air.
S2

h2

h1

h3

+A
S1

+B
S3

Gambar 2.23. Manometer Diferensial


Fluida Statik

26

Jawaban :

PA h1 1 h2 2 + h3 3 = PB
PA PB

PA PB

= h1 S1 + h2 S 2 h3 S 3
= 0,30 1 + 0,30 0,95 11
= 0,415 m

PA PB

= 41,5 cm

Fluida Statik

27

2.

+B
S1
h3

+A

S3

h2

h1

S2

Gambar 2.24. Manometer Diferensial


Suatu monometer seperti pada gambar 2.24 diketahui :
S1 = S3 = 0,83 S2 = 13,6 h1 = 16 cm h2 = 8 cm h3 = 12 cm
a) Tentukan PA apabila PB = 10 psi
b) Tentukan PB dalam m air apabila PA = 20 psi dan tekanan
barometer adalah 720 mmHg.
Fluida Statik

28

Jawaban :
a.

PB

1034 cm H 2 O
hB =
= 10 psi
= 703, 4 cm H 2 O
14,7 psi

h A = hB h1 S1 + h2 S 2 + h3 S 3
= 703,4 16 0,83 + 8 13,6 + 12 0,83
= 808,88 cm air
atau P = 808,88 cm air
A

b.

14,7 psi
= 11,50 psi
1034 cm H 2 O

PA PB = 11,5 psi 10 psi = 1,5 psi


Apabila
Atau
Karena

PA = 20 psi PB = 20 1,5 = 18,5 psi

10,34 m H 2 O
PB = 18,5 psi
=13,013 m H 2 O
14,7 psi

Pabs Pbar = Pterukur

PB = 13,013 m H 2 O 720 mmHg

maka :

10,34 m H 2 O
= 3,217 m H 2 O terukur.
760 mmHg

Fluida Statik

29

3.
h2

h1

elevasi Z B = 3,60 m

elevasi Z A = 3,00 m

Gambar 2.28.Manometer differensial dipasang pada satu pipa


Diketahui suatu manometer diferensial dipasang pada suatu
pipa yang mengalirkan minyak dengan Spesific gravity S = 0,85.
Dari Gb.2.28 dapat dilihat h1 = 75 cm dan h2 = 60 cm.
a).Tentukan perbedaan tekanan antara A dan B
b).Tentukan tinggi piezometrik antara titik-titik A dan B
Fluida Statik

30

Jawaban :

a.

PB h1 1 + h2 2 + (3 + h1 3,6 ) 2 = PA
PA PB = 0,75 m 0,85 9802 N / m 3 + 0,65 m 0,85 9802 N / m 3
+ (3 + 0,75 3,6 ) m 0,85 9802 N / m 3

PA PB = 6248,775 N / m 2 + 4999,02 N / m 2 + 1249,755 N / m 2


PA PB = 0 N / m 2
b. Tinggi piezometrik antara titik-titik A dan B adalah :

PA PB

+ (Z A Z B ) = 0 + 3,6 m 3,0 m = 0,60 m

Fluida Statik

31

LATIHAN SOAL
1.

Dari contoh soal no.2 diatas, tentukan perbedaan tinggi kolom


air raksa h2 apabila PA sama dengan PB.

2.

Pada suatu tangki berisi air seperti pada gambar, pengukuran


tekanan dilakukan dengan menggunakan monometer dan alat
ukur pembacaan tekanan A. Pada posisi cairan seperti pada
gambar, hitung besarnya tekanan yang terbaca pada alat ukur
tersebut.
udara
A

200 mm

3 m

air
Hg

Gambar 2.26.Monometer dipasang pada tanki air tertutup


Fluida Statik

32

LATIHAN SOAL
3.

Suatu manometer dipasang pada tangki berisi air, dalam


keadaan dimana ruang udara pada tanki terbuka dan
berhubungan dengan udara luar. Posisi cairan pada manometer
adalah seperti pada Gb.2.27. Bila tanki ditutup dan tekanan pada
ruang udara naik menjadi 69 KN/m2, maka dihitung bacaan pada
manometer.
udara

air
3m

y
h
y
S=3

Gambar 2.27. Manometer dipasang pada tanki terbuka


Fluida Statik

33

Besarnya gaya-gaya yang


bekerja pada satu sisi
adalah :

F
dF = p . dA

x
y

p dA = p dA = p . A

x
x = xp

dA

y = yp

Gambar 2.9. Sket untuk


menentukan letak garis kerja gaya
tekan pada bidang datar
horizontal
Fluida Statik

(2.14)

34

Arah garis kerja gaya-gaya tersebut adalah tegak lurus pada


permukaan bidang dan menuju kearah permukaan tersebut
apabila p adalah positif. Titik dimana resultante gaya memotong
permukaan bidang disebut titik tangkap gaya (centre of pressure).
Karena momen dari resultante sama dengan momen dari
pembagian gaya terhadap salib sumbu koordinat (x, y), maka lokasi
titik tangkap gaya yang bekerja dapat dicari dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut : (sigma momen terhadap sumbu y).

p A x p = p dA x
A

Karena p konstan, maka:

xp =

1
x dA = x

AA

(2.15)

yp =

1
x dA = y

AA

(2.16)
Fluida Statik

35

dimana

x dan y adalah jarak titik berat bidang terhadap sumbu y

dan sumbu x. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk


suatu bidang datar yang terletak horizontal di dalam cairan,
resultante gaya-gaya tekan cairan pada bidang akan melalui titik
berat bidang tersebut.

FA

d
FB

Luas A

Gambar 2.10 Sebuah bidang datar terletak horizontal di dalam


cairan
Fluida Statik
36

Dari Gb.2.10 dapat dilihat bahwa besarnya gaya-gaya yang bekerja


pada sisi atas bidang adalah :

FA = p A A = g h A

(2.17)

Besarnya gaya-gaya yang bekerja pada sisi bawah :

FB = p B A = g (h + d )A

(2.18)

Jumlah gaya-gaya yang bekerja pada bidang tersebut adalah :

FB FA = g (h + d )A g h A = g A d

(2.19)

dimana :
g d A = G, adalah berat cairan yang dipindahkan oleh bidang
datar tersebut.
Fluida Statik

37

Dari Pers. (2.19) tersebut dapat dinyatakan bahwa besarnya


gaya-gaya cairan yang bekerja pada benda yang berada di
dalamnya adalah sama dengan berat cairan yang dipindahkan
oleh benda tersebut ( Hukum Archimedes ).

Fluida Statik

38

Besarnya gaya-gaya yang bekerja pada suatu bidang datar yang


terletak miring membentuk sudut o dengan sumbu horizontal
tergantung pada luas bidang dan letak titik berat bidang terhadap
permukaan cairan. Untuk menjelaskan hal ini diambil suatu
bidang datar seperti pada Gb.2.11
Tampak Samping

dF

cairan
Y

dA

G
P

tas
kA
a
p
am

Statik
39
Gambar 2.11 Bidang datarFluida
yang
terletak miring di dalam cairan

Dengan sistem x y tersebut besarnya gaya dF yang bekerja tegak


lurus pada suatu penampang kecil sekali seluas dA pada bidang,
dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

dF = p dA = g h dA = g y sin dA

(2.20)

Besarnya seluruh gaya yang bekerja pada bidang adalah :

F = p dA = g y sin dA = g sin y dA
A

(2.21)

F = g sin y A = g h A

Fluida Statik

40

Dari pers(2.21) tersebut tampak bahwa beberapa pun besarnya


sudut kemiringan bidang, besarnya gaya hidrostatik F yang
bekerja pada bidang oleh cairan ditentukan dari hasil perkalian
luas bidang dan tekanan pada titik berat bidang.
Tidak seperti pada bidang yang terletak horizontal di dalam cairan,
titik tangkap resultante gaya pada bidang miring ini tidak terletak
atau tidak melalui titik berat bidang.
Untuk mendapatkan letak titik tangkap resultante gaya tersebut
diambil sigma momen terhadap titik pusat salib sumbu.

x p F = x p dA x p =
A

1
x p dA

FA

1
y p F = y p dA y p =
F
A

y p dA
A

Fluida Statik

(2.22)

(2.23)
41

Untuk bidang yang luasnya sederhana Pers.(2.22)


dinyatakan dalam persamaan yang berbentuk umum.

dapat

1
1
xp =
x g y sin dA =
x y dA

yAA
g y A sin A
xp =
maka :

I xy
yA
xp =

I xy
y A

+ x

(2.24)

Sama halnya, Pers(2.23) dapat dinyatakan sebagai berikut :


yp =
yp =

maka :

1
g y A sin

y g y sin dA =
A

1
2
y
dA

yAA

Ix
yA

IG y
=
yp y +
A

(2.25)
Fluida Statik

42

Besarnya gaya yang bekerja pada suatu bidang datar yang terletak
di dalam cairan pada dasarnya sama dengan gaya yang bekerja
pada suatu bidang datar yang terletak miring dengan sudut
= 900

yp

dy

G
x

Tampak Samping

dA

xp P
Tampak Depan

Gambar 2.12. Bidang datar yang


terletak vertikal di dalam cairan
Fluida Statik
43

Penerapan Pers.(2.20) pada bidang yang terletak vertikal seperti


pada Gb.2.12 adalah sebagai berikut :

dF = p.dA = g h dA = g y sin dA

(2.20)

Karena = 900 maka persamaan tersebut dapat disederhanakan


menjadi :

dF = g y dA

F = g y dA = g y A

(2.26)

Fluida Statik

44

Untuk memudahkan perhitungan selanjutnya pada tabel 2.1


disajikan letak titik berat dan besarnya momen kelambaman
untuk beberapa bentuk bidang datar yang sering digunakan.
Tabel 2.1.Letak titik berat dan momen enersia melalui titik berat
No.

Titik Berat
(dari dasar
momen)

Enersia
Melalui
titik berat IG

bh

h
y=
2

b h3
IG =
12

bh
2

h
y=
3

b h3
IG =
36

Bentuk

Luas

Bidang Luas

Titik

1.
G

y
b

Persegi empat
2.

Segitiga

Fluida Statik

45

Tabel 2.1.Letak titik berat dan momen enersia melalui titik berat
No.

Bentuk

Luas

Bidang Luas

Titik

Titik Berat
(dari dasar
momen)

Enersia
Melalui
titik berat IG

3.
G

D2
4

D
y=
2

IG =

D4
64

Lingkaran
4.
y

D
2

2D
y=
3

IG =

D4
456

Setengah Lingkaran
Fluida Statik

46

Sebaran Gaya pada Bidang Datar

Fluida Statik

47

Latihan Soal

Tentukan gaya
resultan dari air yang
bekerja pada bidang
vertikal seperti pada
gambar. Tentukan
pula titik pusat tekanan
terhadap sumbu x dan
y.

Fluida Statik

4m
x
8m

6m

48

Jawab
Bagi bidang dalam 2 bentuk: segi empat dan segi tiga, kemudian
cari total gaya F1 untuk bidang segi empat dan F2 untuk bidang segi
tiga: (F = g y A )
y
F1 = 1x9.81x4x(8x4)= 1255.68 kN
4m
F2 = 1x9.81x10x(x6x4)= 1177.2 kN

IG
+ y
yp =
yA

y =4m x

8m
y = 10 m

( 4 83 ) / 12
+ 4 = 5.33 m
yp1 =
4 (8 4)

yp2

6m

( 4 63 ) / 36
+ 10 = 10.20 m
=
1
10 ( 6 4)
2

xp1 = 2 m (terletak ditengah)


xp2 = 1.27 m (lihat gambar)

2m
x2

6m

Fluida Statik

2.20 m
3.80 m

49

Total gaya: F = F1 + F2 = 1255.68 + 1177.2 = 2432.88 kN


Momen terhadap sumbu x : M = F x yp :

2432.88 yp = (1255.68 x 5.33) + (1177.2 x 10.20)


yp = 18700.21 / 2432.88 = 7.69 m

Momen terhadap sumbu y : M = F x xp :

xp =
1.65 m

2432.88 xp = (1255.68 x 2) + (1177.2 x 1.27)


xp = 4006.40 / 2432.88 = 1.65 m
8m

x
yp = 7.69 m

6m
Fluida Statik

50

Soal
1. Tentukan gaya resultan dari
sebuah bidang seperti pada
gambar di samping (satuan
dalam meter) yang terletak
vertikal di dalam air. Tentukan
pula letak pusat tekanan dalam
arah sumbu x dan y.

Fluida Statik

51

2. Tentukan gaya resultan


dari sebuah bidang
seperti pada gambar di
samping (satuan dalam
meter) yang terletak
vertikal di dalam air.
Tentukan pula letak
pusat tekanan dalam
arah sumbu x dan y.

Fluida Statik

y
4m
x
6m
3m

52

Selain tergantung pada kedalaman yang berbeda-beda tekanan


hidrostatik yang bekerja pada tiap titik yang berbeda pada bidang
lengkung juga mempunyai arah yang berbeda-beda. Resultante gaya
tekan dapat dicari dari resultante komponen gaya arah vertikal dan
komponen gaya arah horizontal.
M

Suatu bidang lengkung

p.dA
Fh = p.dA.cos

dA

Gambar 2.13. Komponen horizontal gaya tekan yang bekerja


pada bidang lengkung
Fluida Statik

53

Proyeksi dari bidang lengkung seperti pada Gb.2.13 pada bidang


vertikal ditunjukkan oleh garis MN. Misalnya Fh adalah
komponen horizontal seluruh gaya tekan cairan pada bidang
lengkung maka persamaan hidrostatika dalam hal ini adalah :

dFh = p dA cos

Fh = p dA cos

(2.27)

Dari persamaan tersebut tampak bahwa cos dA adalah proyeksi


bidang kecil dA pada bidang datar yang tegak lurus pada bidang
horizontal.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komponen horizontal
dari gaya tekan cairan yang bekerja pada bidang lengkung adalah
sama dengan gaya tekan cairan yang bekerja pada suatu proyeksi
bidang lengkung tersebut pada bidang vertikal .
Fluida Statik

54

Komponen vertikal dari gaya tekan cairan yang bekerja pada


bidang lengkung dapat dicari dengan menjumlahkan komponen
vertikal gaya tekan yang bekerja pada bidang kecil dA dari bidang
lengkung tersebut.
y

x
p dA

FV

Gambar 2.14. Komponen vertikal gaya tekan yang bekerja


pada suatu bidang lengkung
Fluida Statik

55

Pada gambar 2.14 ditunjukkan suatu elemen denga gaya tekan p


dA yang bekerja tegak lurus pada bidang kecil dA tersebut.
Misalkan adalah sudut antara garis kerja gaya tekan dan arah
vertikal, maka komponen vertikal dari gaya tekan yang bekerja
pada bidang kecil dA tersebut adalah p dA cos
Dengan demikian jumlah keseluruhan komponen vertikal gaya
tekan yang bekerja pada bidang lengkung adalah :

Fv = p dA cos

(2.28)

atau

Fv = g h dA cos
A

Fluida Statik

(2.29)
56

Apabila dA cos adalah proyeksi bidang dA pada bidang


horizontal maka h dA cos tidak lain adalah volume cairan
diatas bidang dA sehingga :

Fv = V = G

(2.30)

dimana V adalah volume cairan diatas bidang lengkung dan G


adalah berat cairan diatas bidang lengkung tersebut.
Untuk mencari letak garis kerja dari komponen vertikal gaya tekan
tersebut dapat digunakan sigma momen terhadap suatu salib
sumbu, misalnya titik O (titik potong sumbu x dan y) pada gambar
2.14 :

Fv . x = x x dV
A

Karena Fv = . V , maka :

x=

1
x dV

Fluida Statik

(2.31)
57

Apabila dua komponen vertikal dan horizontal tersebut diatas


terletak pada suatu bidang maka dua komponen tersebut dapat
digabung menjadi suatu resultante gaya yang besarnya dapat
dicari dengan persamaan :

F = FH + Fv
2

(2.32)

dengan arah yang membentuk sudut :

= tan

Fv
FH

(2.33)
Fluida Statik

58

CONTOH SOAL
1.

Tentukan besarnya gaya yang dikerjakan oleh air pada suatu


pelat berbentuk lingkaran yang berlubang yang terletak
vertikal seperti pada Gb.2.31, dimana r1 = 50 cm dan r2= 1 m.

air

r2

2m

r1

Gambar 2.31.Gaya yang bekerja pada bidang vertikal


Fluida Statik

59

Jawaban :

F = h A

= 9802 2 1 0,5
2

= 46190,84 N

Fluida Statik

60

2.

Tentukan momen M yang diperlukan untuk menahan pintu


air sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar 2.32.

air
1,2

3m

F2

F1
3

1,20 m

pintu

1,80 m

Gambar 2.32.Gaya yang bekerja pada bidang vertikal


Jawaban :

F1 = 1,2 1,8 1,20 = 9808 1,2 1,8 1,20


= 25406,78 N
Fluida Statik

61

1,8 1,8
1,8 1,8
F2 =
1,20 = 9802
1,20
2
2
= 19055,1 N
2
M A = F1 0,9 + F2 1,80
3
= 25406,78 0,9 + 19055,1 1,20
= 45732,22 Nm

Fluida Statik

62

3.

Bila pada soal 2 terdapat air pada sisi satunya ( Gb.2.32)


sampai setinggi A, tentukan resultante gaya yang bekerja
pada kedua sisi tersebut serta letak garis kerja resultante
gaya tersebut.
Jawaban :
Jumlah gaya yang bekerja pada sisi kiri :

Fkr = ( 25406,78 + 19055,1) N


= 461,88 N
M A = 45732,22 Nm

Fluida Statik

63

Jumlah gaya yang bekerja pada sisi kanan :

1,8 1,8
1,8 1,8
Fkr =
1,2 = 9802
1,2 = 19055,1 N
2
2
2

M A = 19055,1 1,8 = 22866,12 Nm


3
Gaya adalah = 44461,88 19055,1
F = 25406,78 N
Letak garis kerja adalah :

M 22866,12
=
= 0,9 m
F 25406,78
Fluida Statik

dari sendi A.
64

4.

Tentukan letak dari sendi pada pintu berbetuk persegi empat


(y) sehingga pintu akan terbuka bila tinggi muka air seperti
pada Gb.2.33.

2m
1m

Gambar 2.33.Gaya yang bekerja pada bidang vertikal


Fluida Statik

65

Jawaban :
Agar pintu terbuka maka y diharapkan terletak pada titik
pusat gaya tekan (titik kritis).

IG
1 / 12 13
yp =
+ y=
+ 1,5 = 1,5556 m
yA
1,5 ( 11)
y = 2 1,5556 = 0,4444 m

Fluida Statik

66

LATIHAN SOAL
1.

Suatu tanki seperti pada gambar penampang lingkaran.


Tentukan gaya ke atas yang bekerja pada bidang kerucut
terpancung ABCD. Dan berapakah besar gaya ke bawah pada
bidang EF? Apakah gaya tersebut sama dengan berat cairan?
Jelaskan.
D1=0,60 m, D2=1,20 m
h1=0,60 m, h2=0,30 m, h3=1,50 m

D1

h1

h2

ht
h3

Gambar 2.29.Tekanan
pada dasar dan bagian
atas tanki

Diameter

D 2 = 1, 20 m

F
Fluida Statik

67

2.

A. Tentukan besarnya gaya yang bekerja pada satu sisi


vertikal dari bidang OABCO, bila = 9500 N/m3.
B.Tentukan letak titik pusat gaya pada bidang tersebut.

O
1m

dy

x2
y=
8

B
2y

Gambar 2.30.Gaya yang bekerja pada bidang lengkung


Fluida Statik

68

3.

Suatu bendung dari pelat baja seperti pada gambar


mempunyai penyangga AB tiap 5m. Tentukan besarnya gaya
pada penyangga tersebut bila berat bendung diabaikan.

D
air

2m

F
C

6m

P
5cm

2/3 F

4m

3m

B
F

Gambar 2.33.
Fluida Statik

69

4.

Suatu pintu air seperti pada Gb.2.35. mempunyai lebar 1,80 m.


Cairan yang ditahan adalah cairan yang mempunyai
3
cairan = 8482,5 N/m . Berat pintu adalah Gp=942,5 KN.
Tentukan :
A. Besar dan letak garis kerja gaya pada dua sisi pintu AB.
B. Besarnya resultante gaya-gaya yang bekerja pada pintu.
C. Besarnya gaya F yang diperlukan untuk membuka
pintu.

cairan

Dinding tetap
D
1,80 m

cairan

C
0,60 m

F
kr

Pintu

F
A

F
kn
2,40 m

Gambar 2.35.

cairan

Lebar pintu = 1,80 m


Fluida Statik

70

Fluida Statik

71

Anda mungkin juga menyukai