Nilai :
KADAR GLUTEN
Disusun Oleh :
Ani Latifah
B.0910015
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Tepung terigu (wheat flour) Sesuai dengan namanya, Tepung Terigu ini, dibuat dari
biji gandum (wheat) yg dikupas dan dihaluskan. Kandungan Tepung Terigu yang hampir tak
dimiliki oleh tepung yang lain adalah “Gluten”. Gluten adalah campuran amorf (bentuk tak
beraturan) dari protein yang terkandung bersama pati dalam endosperma. Gluten memiliki
sifat mampu memberikan kekenyalan pada teksture makanan yang dibuatnya. Dipasaran
dikenal beberapa tipe tepung terigu.
Tepung terigu memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Kandungan nutrisi
tepung terigu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Kandungan nutrisi tepung terigu :
Kandungan nutrisi tepung terigu
Lemak(%) : 2,09
Serat kasar(%) : 1,92
Abu(%) : 1,83
Protein(%) : 14,45
Pati(%) : 78,74
1. Tepung berprotein tinggi (bread flour): tepung terigu yang mengandung kadar protein
tinggi, antara 11%-13%, digunakan sebagai bahan pembuat roti, mie, pasta, dan
donat.Contoh : Cakra Kembar, Kereta Kencana, Cakra Kembar Emas (Bogasari) dan
Tali Emas
1.2. Tujuan
Praktikum serealia dan bakery ini dilakukan pada hari kamis, tanggal 17 Maret 2011,
pukul 13.00-selesai. Di laboraturium Universitas Djuanda Bogor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tepung terigu merupakan tepung/bubuk halus yang berasal dari biji gandum, dan
digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi dan roti. Kata terigu dalam Bahasa
Indonesia diserap dari bahasa Portugis trigo yang berarti gandum.Tepung terigu mengandung
banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air. Tepung terigu juga
mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam menentukan kekenyalan
makanan yang terbuat dari bahan terigu.
Tepung terigu memiliki kandungan pati sebesar 65-70%, protein 8-13%, lemak 0,8-
1,5% serta abu dan air masing-masing 0,3-0,6% dan 13-15,5%. Di antara komponen tersebut
yang erat kaitannya dengan sifat khas mie adalah proteinnya yaitu prolamin (gliadin) dan
glutelin (glutenin) yang digolongkan sebagai protein pembentuk gluten (Kent Jones dan
Amas, 1967).
Tapioka adalah nama yang diberikan untuk produk olahan dari akar ubi kayu
(cassava). Pati yang berasal dari akar ubi kayu dan dikeringkan sebenarnya dikenal dengan
banyak nama tergantung pada lokasi geografisnya. Analisis terhadap akar ubi kayu yang khas
mengidentifikasikan kadar air 70%, pati 24%, serat 2%, protein 1% serta komponen lain
(mineral, lemak, gula) 3%. Tahapan proses yang digunakan untuk menghasilkan pati tapioka
dalam industri adalah pencucian, pengupasan, pemarutan, ekstraksi, penyaringan halus,
separasi, pembasahan, dan pengering (Whister, dkk, 1984).
Beras ketan (Oryza sativa qlutinous) mengandung karbohidrat yang cukup
tinggi,yaitu sekitar 80%. Selain karbohidrat, kandungan dalam beras ketan adalah lemak
sekitar 4%, protein 6%, dan air 10%. Karbohidrat di dalam tepung ketan terdapat dua
senyawa, yaitu amilosa dan amilopektin dengan kadar masing-masing sebesar 1% dan 99%
(Anonim, 2006).
Pati merupakan komponen kimiawi penyusun utama beras ketan. Beras ketan putih
berdasarkan pada berat keringnya mengandung senyawa pati sebanyak 90 %, berupa amilosa
1-2 % dan amilopektin 88-89% (Juliano, 1972) dalam (Koswara, 2006). Dengan demikian,
amilopektin merupakan penyusun terbanyak dalam beras ketan. Kadar amilosa mempunyai
korelasi negatif terhadap kelunakan dan kelengketan nasi. Sifat kelunakan tersebut
dipengaruhi oleh suhu gelatenisasinya dan konsistensi gel beras. Beras ketan memiliki
kandungan amilosa rendah sehingga bila diolah hasilnya sangat lekat dan basah.
Beras dikenal sebagai sumber hidrat yang baik dengan kandungan sekitar 70 – 80%,
sehingga berfungsi sebagai sumber tenaga. Butir beras sebagian besar terdiri atas pati, yaitu
suatu zat hidrat arang yang tersusun dari unit-unit glukosa. Pati beras tersusun atas dua
komponen, yaitu amilosa dan amilopektin. Perbandingan jumlah amilosa dan amilopektin
dalam beras menentukan tingkat kepulenannya. Pada prinsipnya semakin tinggi kandungan
amilopektinnya, maka beras tersebut semakin pulen atau lekat/lengket. Komponen kedua
terbesar dari beras adalah protein. Kandungan protein pada beras adalah 8% pada beras pecah
kulit dan 7% pada beras giling. Beras juga berperan sebagai sumber protein, karena meskipun
kandungan proteinnya relatif sedikit, tetapi karena dikonsumsi dalam jumlah banyak maka
peranannya sebagai sumber protein sangat besar (Koswara, 2006).
BAB III
METODELOGI
Disiapkan masing-masing tepung ( tapioka, cakra kembar, segitiga biru, beras, kunci
biru dan ketan putih)
Dimasukan kedalam baskom (wadah) dan disirami dengan air sedikit demi sedikit
Diaduk hingga menjadi adonan, lalu adonan dicuci sampai air putihnya habis tidak
berwarna, pati akan keluar
Diamati ada yang tersisa atau tidak , yang tersisa ditimbang dan dihitung
persentasenya
Catat hasilnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tapioka 0 0
Segitiga biru 20 40
Beras 0 0
Ketan putih 0 0
4.2. Pembahasan
Dalam praktikum ini ada beberapa jenis tepung yang di pakai, yaitu tepunk tapioka,
tepung cakra kembar, tepung segitiga biru, tepung beras, tepung kunci biri dan tepung ketan.
Dan hasil yang diperoleh adalah :
Tepung kunci biru gluten basahnya 11,2 gr dan persentase gluten basahnya 22,4 %.
Tepung ini nmemiliki gluten, sama halnya dengan tepung cakra kembar dan segitiga biru,
ketiga tepung ini memiliki sifat kenyal dan elastis. Tepung ketan putih gluten basah 0 gr dan
persentase glutennya 0 %, sama seperti tepung tapioka dan tepung beras, mereka tidak
memiliki gluten. Kelebihan dari tepung ketan ini adalah memiliki amilopektin yang lebih
besar dibanding dengan tepung-tepung yang lainnya. Amilopektin inilah yang menyebabkan
tepung ketan lebih pulen.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dalam praktikum kali ini adalah Gluten merupakan jenis
protein yang terdapat pada gandum. Itulah yang membedakan tepung terigu dengan tepung
beras dan tapioka. Hal ini disebabkan karena dalam tepung terigu terkandung dua jenis
protein yang dapat membentuk gluten, yaitu gliadin dan glutenin. Protein ini yang
menyebabkan adonan dari tepung terigu menjadi lengket saat diberi air dan bersifat elastis
setelah kalis.
Tepung terigu yang memiliki kadar gluten tinggi digunakan untuk bahan dasar
pembuatan roti dan mie, sedangkan tepung terigu yang berkadar gluten sedang digunakan
untuk pembuatan roti khususnya roti manis. Dan tepung terigu yang berkadar gluten rendah
biasanya digunakan untuk pembuatan cake, cookies, dan kue kering.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Cakra Kembar . http://terbaru2010.com/terbaru-cakra-kembar
(Diakses pada tanggal 23 maret 2011)
Mudjajanto, E.S dan Yulianti, L.N. 2004. Membuat Aneka Roti. Penebar Swadaya, Jakarta.
U.S. Wheat Association. 1981. Pedoman Pembuatan Roti dan Kue (Terjemahan). Djambatan.