Anda di halaman 1dari 40

POLA KUMAN PADA PASIEN BARU IMS DI

POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP


PROF.DR.R.D.KANDOU
Oleh:
Fitri Yanti Tanaiyo
090 111 283
Dosen Pembimbing:
Dr. John Porotuo, MHA, M.Si
Dr. Standy Soeliongan, M.Repro, Sp.MK (K)
Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi
Manado
2012

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hubungan
seksual

Invasi virus,
bakteri, parasit

IMS

Manifestasi klinis
Kelainan pada kelamin
berupa:
Luka
Duh tubuh
Nyeri BAK
Kemerahan
Tonjolan spt jengger ayam
Perubahan warna kulit
Sakit dibagian bawah perut

WHO pada tahun 2001 memperkirakan


penderita IMS diseluruh dunia sebanyak 340
juta orang.
Asia Selatan :
151 juta

Asia Tenggara :
151 juta

Afrika :
70 juta

Australia :
1 juta

Selandia Baru :
1 juta

Di Indonesia, hasil survey


ISR (Infeksi Saluran
Reproduksi) tahun 2005
melaporkan angka IMS di
kalangan WTS yaitu :

Bitung 35 %
Jakarta 40 %
Bandung 50 %

Banyuwangi
74,5%
Hasil periodic
presumptive treatment
(PPT) periode I bulan
Januari 2007
menunjukan hasil :

Denpasar
36,6%
Surabaya
61,21%
Semarang
79,7%

IMS dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur,


protozoa, atau ektoparasit. Gejala klinik dari
masing-masing penyebab hampir sama sehingga
pemeriksaan laboratorium mikrobiologi sangat
dibutuhkan
untuk
menentukan
organisme
penyebab infeksi.
Ada berbagai pemeriksaan mikrobiologi yang
dapat dilakukan diantaranya pemeriksaan KOH
dan pewarnaan gram.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pola kuman pada
pasien baru IMS di Poliklinik
Kulit dan Kelamin RSUP Prof.
dr. R.D Kandou Manado
periode November 2010November 2012?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui pola kuman pada pasien penyakit


IMS dengan pemeriksaan laboratorium
mikrobiologi
(pemeriksaan langsung dan pewarnaan gram)
di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. dr. R.D
Kandou Manado

D. Manfaat Penelitian

Informasi bagi pihak RS, dosen


dan staf pengajar, maupun
mahasiswa
Menambah dan memperdalam
pengetahuan penulis

Bahan masukan bagi peneliti


selanjutnya

BAB II
Tinjauan Pustaka

A. Definisi IMS

Aprilianingrum
(2002)

IMS: Penyakit yang


disebabkan adanya invasi
organisme virus, bakteri,
parasit dan kutu kelamin
yang menular melalui
hubungan seksual, baik
berlainan jenis ataupun
sesama jenis.

B. Epidemiologi IMS

0
7
a
ir k ta
f
A ju

Asia
Selatan &
Asia
Tenggara
151 juta
WHO 2001
340 juta
kasus
baru/tahun
pada usia
15-49 tahun
diseluruh
dunia.

Au
str
Se ali
Ba lan a &
ru di
1j a
ut
a

Di Indonesia, hasil survey


ISR (Infeksi Saluran
Reproduksi) tahun 2005
melaporkan angka IMS di
kalangan WTS yaitu :

Bitung 35 %
Jakarta 40 %
Bandung 50 %

Banyuwangi
74,5%
Hasil periodic
presumptive treatment
(PPT) periode I bulan
Januari 2007
menunjukan hasil :

Denpasar
36,6%
Surabaya
61,21%
Semarang
79,7%

C. Kelompok perilaku resiko


tinggi

1. Usia

20-30 tahun pada laki-laki


16-24 tahun pada perempuan
20-24 tahun pada kedua jenis
kelamin

2. Pelancong
3. PSK atau WTS
4. Pecandu
Narkotik
5. Homoseksual

D. Etiologi IMS
No.
1.

2.

Organisme Penyebab
Bakteri:
Neisseria gonorrhoeae
Treponema pallidum
Donovania granulomatis
Haemophilus ducreyi
Gardnerella vaginalis
Chlamydia trachomatis
Chlamydia A
Mycoplasma hominis
Ureaplasma urealyticum
Virus:
Herpes simplex
Human papilloma
Molluscum contagiosum
Hepatitis B
HIV

Penyakit

Gonore
Sifilis
Granuloma inguinale
Chancroid
Vaginosis
Infeksi genitalia non-spesifik
Limfogranuloma venerum (LGV)
Uretritis non-spesifik
Uretritis non-spesifik
Herpes genital
Kondiloma akuminata (kutil
genital)
Moluskum kontagiosum
Hepatitis
AIDS

No.

3.

Organisme Penyebab

Jamur:
Candida albicans

Penyakit

Kandidosis, balanitis

4.

Protozoa:
Trichomonas vaginalis
Giardia lamblia

Trichomonas vaginitis, urethritis,


balanopostitis
Giardiasis

5.

Ektoparasit:
Sarcoptes scabiei
Phthirus pubis

Skabies genital
Pedikulosis pubis

E. Gejala Klinis IMS

Luka

Nyeri
BAK

Sakit perut
bagian bawah

Tonjolan
seperti
jengger
ayam

F. Pemeriksaan Lab Bikrobiologi

Pemeriksa
an
Langsung

Pewarnaa
n Gram

Pemeriks
aan Lab
Bikrobiol
ogi

G. Diagnosis IMS

Identitas
Faktor resiko

Anamnesis

Pemeriksaa
n Fisik
Keadaan
Umum
Gejala Klinis

Pemeriksaan
Langsung
Pewarnaan
Gram

Pemeriksaa
n Lab

H. Penanganan IMS

Gonore

Penisilin, Ampisilin, Amoksisilin,


Sefriakson, Spektinomisin, Kuinolon,
Tiamfenikol, Kanamisin.

Sifilis

Penisilin, Sefalosporin, Tetrasiklin,


Eritromisin, Kloramfenikol

Herpes
Genitalis

Asiklovir, Famsiklovir, Valasiklovir

Klamidia

Azithromisin, Doksisiklin, Eritromisin

Trikomoniasi
s

Metronidazole

I. Pencegahan IMS

Abstinen
ce

Be
Faithful

Condom

Dont
Inject

Educatio
n

BAB III
Metode Penelitian

A. Jenis
Penelitian

B. Waktu
Penelitian

C. Tempat
Penelitian

Deskriptif
retrospekti
f

November
2012
Januari
2013

Poliklinik
Kulit dan
Kelamin
RSUP Prof.
dr. R.D
Kandou
Manado

D. Populasi dan Sampel


Penelitian

Populasi
Semua pasien baru yang datang
berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUP Prof. dr. R.D Kandou Manado

Sampel
Semua pasien baru yang datang
berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin
RSUP Prof. dr. R.D Kandou Manado,
khususnya di sub-bagian IMS dengan
pemeriksaan laboratorium mikrobiologi

E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Inklusi
Pasien IMS yang bersedia
menjadi sampel penelitian.

Eksklusi
Pasien IMS dengan penyakit
penyerta lain dan pasien yang
tidak
bersedia
menjadi

F. Variabel Penelitian

Umur

Hasil
pemeriksaan
laboratorium
Jenis
kelamin

Pekerja
an

G. Definisi Operasional

Umur

< 19
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
>69

Jenis
Kelamin
Laki-laki
Perempua
n

Pekerjaan
PNS
Swasta
Guru
Petani
Pelaut
IRT
Mahasisw
a
Pelajar
Lainnya

Hasil pemeriksaan mikrobiologi: jenis-jenis


mikroorganisme yang ditemukan
pada pemeriksaan langsung dan pewarnaan gram

H. Alat dan
Bahan
Catatan
rekam
medik
pasien

I. Cara Kerja

Pengumpul
an data

Alat tulis
menulis

Perangkat
komputer

Berbagai
literatur

Pengolaha
n data

J. Prosedur Penelitian

Mengumpulkan berbagai literatur


Mempresentasikan usulan judul
skripsi
Mengumpulkan hasil rekam medik
pasien
Mengolah data sesuai variabel
penelitian
Mengadakan konsultasi dengan
dosen pembimbing
Menyusun skripsi secara lengkap

BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan di Poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUP Prof. dr. R.D Kandou
Manado periode November 2010
November 2012 ditemukan 163
pasien baru dengan diagnosis IMS
yang melakukan pemeriksaan lab
mikribiologi.

(+) 1 = 0,6
%
Trikomon
(-) 162 =
as
99,4 %
(+) 24 =
Pseudohif 14,7%
(-) 139 =
a
85,3 %
(+) 10 =
6,1%
Basil
gram (+) (-) 153 =
93,9%

Basil
gram (-)
Diplokok
us gram
(+)
Diplokok
us gram
(-)

(+) 24 =
14,7%
(-) 139 =
85,3%
(+) 9 =
5,5%
(-) 154 =
94,5%
(+) 16 =
9,8%
(-) 147 =
90,2%

Umur
Jenis
Kelamin

Tertinggi: 20-29 thn =


31,9%
Terendah >69 thn =
1,2%
Perempuan 51,5%
Laki-laki 48,5%

Swasta
IRT 16%
27%
Pelaut
1,2%

B. Pembahasan

Dari penelitian ini didapatkan bahwa


perempuan
lebih
sering
mendapatkan IMS dibandingkan lakilaki yaitu sebanyak 84 pasien
perempuan (51,5 %) dan 79 pasien
(48,5%)
laki-laki
Sedangkan
di 8 RS Pusat di Medan,

Jakarta,
Bandung,
Semarang,
Surabaya, Denpasar dan Ujung
Pandang pada tahun 1988 dari
jumlah sampel 7276, hasil positif IMS
pada laki-laki yaitu sebanyak 4448

Dari kelompok umur yang tersering


mendapatkan IMS yaitu pasien
dengan kelompok umur 20-29 tahun
(31,9%) atau pada kelompok dewasa
muda
Penelitian ini hampir sama hasil yang
dikemukakan oleh Lukman H yaitu
IMS paling sering terjadi pada
kelompok umur 20-24 tahun pada
kedua jenis
kelamin
tersebut.
Hasil
yang
dikemukakan
oleh
Drs.Koes Irianto mengenai kelompok
umur tersering yaitu 15-30 tahun.

Dari hasil iagnosis terbanyak yang


didapat dari sampel penelitian yaitu
Gonore
serta
Kandidosis
Vulvovaginalis dan Balanopostitis.
Penelitian di klinik kesehatan wanita
di Bali pada Januari 2001 dengan
jumlah sampel yang sama yaitu 312
yang seluruhnya perempuan dengan
hasil 201 sampel (64,4%) positif:
Kandidiasis 5,8%, Bakterial Vaginosis
37,2%, Trikomoniasis 15,1%, GO
0,7%, Klamidia 5,6% dan Sifilis 0,0%.

BAB V
Penutup

A. Kesimpulan

Pola kuman tersering yang


menyebabkan IMS adalah
Bacillus (basil) gram
negatif dan pseudohifa.

Kelompok umur tersering


yang mengalami IMS
adalah pasien dewasa
muda dengan kisaran usia
20 29 tahun.

Perempuan lebih sering


mengalamai IMS
dibandingkan laki-laki.

Dari distribusi pekerjaan,


profesi sebagai pegawai
swasta lebih sering terkena
IMS.

B. Saran
Mencantumkan
laboratorium yang
pasien dengan jelas,

hasil
pemeriksaan
dilakukan oleh setiap
rapi dan teratur

Pasien yang diduga menderita IMS sebaiknya


selalu melakukan pemeriksaan laboratorium
mikrobiologi sehingga hasil dari kuman
penyebab dapat diketahui dengan pasti
Pasien yang diduga atau terdiagnosis IMS
harus melakukan kontrol rutin dan
menjalankan pengobatan secara teratur
untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Thank
You

Anda mungkin juga menyukai