Anda di halaman 1dari 15

BAB III

PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


A. Persiapan
1. Persiapan ke masyarakat
Kegiatan diawali dengan mengunjungi masyarakat RW 04 Kelurahan Koto Pulai.
seperti pak RW, pak RT, kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
pemuda pada tanggal 21 Oktober 2014. Tujuan melakukan kunjungan untuk
perkenalan, mendapatkan informasi awal mengenai karakteristik daerah binaan dan
mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada dimasyarakat maupun masalah yang
telah diintervensi oleh pelaksana setempat (petugas kesehatan)
2. Persiapan teknis
Sebelum mengikuti PKL di RT 03 RW 04 Kelurahan Koto Pulai, mahasiswa terlebih
dahulu mengikuti bimbingan teknis dari para dosen pembimbing sebagai bekal di
lapangan nantinya. Perlengkapan format kuesioner dan alat-alat tulis serta
perlengkapan pengkajian mahasiswa seperti tensimeter, stetoskop, timbangan bayi
dan timbangan orang dewasa. Sampel yang digunakan adalah seluruh KK yang ada
diwilayah praktek dengan kata lain mahasiswa menggunakan metode total sampling.
B. Pelaksanaan
1. Pengkajian
a. Profil Wilayah
RT 03 RW 04 merupakan satu daerah yang berada di Kelurahan Koto Pulai yang
Jumlah penduduknya adalah 200 jiwa yang tergabung dalam 45KK, 1 Bumil, 4
Busui, 2 Bayi, 14 Balita, 31 Usia Sekolah, 41 Usia Remaja, 54 usia Dewasa dan
35 orang lansia. Kepala keluarga masyarakat RT 03 pada umumnya bekerja
sebagai wiraswasta 17%, PNS/BUMN 2,1%, Pensiunan/purnawirawan 2,1%,
Karyawan Swasta 14,9%, Lain-lain 48,9% dan yang tidak bekrja 10,6%. Tingkat
pendidikan sebagian besar tamat SD 38,3%, SMP 14,9%, SLTA 21,3%, PT 4,3%
dan tidak pernah sekolah 8,5%. Masyarakat RT 03 adalah penduduk asli setempat
beragama Islam dan bersuku Minang.
Dari hasil survey yang dilakukan di RT 03 terdapat 1 bangunan Mushala (Mushala
Nur Satariah) Rumah-rumah warga tidak berjauhan, transportasi lancer dengan
menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat untuk akses ke pusat kota
maupun pelayanan kesehatan

b. Pengumpulan Data
Dari 45 KK yang ada di RT 03 RW 04 semuanya dijadikan sampel, kemudian
dilakukan pengumpulan data dengan teknik wawancara mempergunakan
kuesioner yang dibacakan dan diisi oleh pengumpul data dengan teknik
wawancara dan observasi. Dari hasil pengumpulan data didapatkan data sebagai
berikut : Jumlah penduduknya adalah 200 jiwa yang tergabung dalam 51KK, 1
Bumil, 4 Busui, 2 Bayi, 14 Balita, 31 Usia Sekolah, 41 Usia Remaja, 54 usia
dewasa dan 35 orang lansia. Kepala keluarga masyarakat RT 03 pada umumnya
bekerja sebagai wiraswasta 17%, PNS/BUMN 2,1%, Pensiunan/purnawirawan
2,1%, Karyawan Swasta 14,9%, Lain-lain 48,9% dan yang tidak bekrja 10,6%.
Tingkat pendidikan sebagian besar tamat SD 38,3%, SMP 14,9%, SLTA 21,3%,
PT 4,3% dan tidak pernah sekolah 8,5%. Dilanjutkan dengan pengolahan data,
editing, pengkodean, tabulasi data dan pembersihan data.
Dari hasil pengumpulan data tersebut, data dapat dikelompokkan menjadi:

Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari penelusuran dokumen dari Puskesmas Ikur Koto,
dan pak RT yang berkaitan dengan :
Data demografi : jumlah penduduk , geografi

Data primer
Data primer diperoleh dari kuesioner, formulir berdasarkan wawancara dan
observasi langsung mahasiswa dari rumah kerumah yang mencakup data :

a. Penyakit yang pernah diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir.


b. Prilau sehat keluarga yang meliputi
c. Rekreasi keluarga
d. Keluarga dengan psikososial
e. Keluarga dengan ibu hamil
f. Keluarga dengan ibu menyusui
g. Keluarga yang mempunyai bayi ( usia < =12 bulan)
h. Keluarga dengan anak balita ( >12 bulan s/d < 60 bulan)
i. Keluarga dengan anak usia sekolah ( > 5 12 tahun )
j. Keluarga dengan anak usia remaja ( > 12 < 22 tahun)
k. Keluarga dengan anggota keluarga usia > =22 tahun s/d , 45 tahun.

l. Keluarga dengan anggota keluarga usia >= 45 tahun ( pra lansia dan lansia)
m. Social ekonomi ( pendidikan pekerjaan, penghasilan keluarga)
Setelah pengelompokan data dan disajikan dalam table berikut ini :
c. Analisa Data
Analisa Data
No

Data

Masalah

.
1.

Penyebab

keperawatan
Data Primer :
-

Resiko

Dari hasil wawancara dengan


45 kepala keluarga didapatkan
18

anggota

keluarga

menderita ISPA (35,3%).


-

48 KK ( 94,1 %) mengolah
sampah dengan cara yang
buruk ( di bakar).

Sekitar 26 rumah ( 51 %) dari


51

rumah

memiliki

lingkungan rumah yang tidak


sehat
-

Dari hasil wawancara dengan


ketua RT didapat bahwa tidak
adanya TPS di RT V RW 1.

Ketua RT mengatakan bahwa


tidak

adanya

Kader

yang

mengatasi masalah ISPA di


RT V RW I.
.
Data Sekunder :
-

Berdasarkan laporan tahunan


dari

Puskesmas

Nanggalo

tinggi

( Etiologi )
Kurangnya

kebersihan

terjadinya

lingkungan

rumah,

peningkatan

pengolahan sampah yang

kejadian ISPA

buruk,
limbah

pembuangan
yang

memenuhi syarat

air
tidak

Padang , kejadian ISPA tahun


2007 adalah 9.278 kasus.
-

Berdasarkan

laporan

dari

Puskesmas Nanggalo, ISPA


merupakan

10

penyakit

terbanyak tahun 2007 dan


menduduki urutan pertama.
-

Dari

hasil

laporan

tahun

2008, terjadi 2.472 kasus


ISPA

pada

anak

dan

menempati urutan pertama


dari

10

kasus

penyakit

terbanyak pada anak.


-

Dari

hasil

laporan

tahun

2008, terdapat 1.291 kasus


ISPA pada lansia.
Data Primer :
-

33,3%

keluarga
Metode pembuangan sampah

mengggunakan sumber air


2.

minum yang beresiko


-

29,4%
mengkonsumsi

Resiko

keluarga peningkatan
air minum kejadian Diare

minum dengan septic tank,


sarana pembuangan limbah,

yang tidak memenuhi syarat

metode

kesehatan

yang tidak baik, sumber dan

56,9%
jarak

keluarga
sumber

memiliki

air

minum

dengan septic tank yang tidak


memenuhi syarat
-

yang buruk, jarak sumber air

39,2%

keluarga

menggunakan

metode

pengolahan sayur yang tidak


baik

(dipotong

kemudian

pengolahan

sayur

keadaan air minum yang


tidak memenuhi syarat.

dicuci)
-

Dari hasil wawancara dengan


51 KK didapatkan bahwa
angka kejadian diare dalam
waktu 6 bulan terakhir adalah
9,8%.

Data sekunder :
-

Berdasarkan laporan tahunan


dari

Puskesmas

Nanggalo

Padang tahun 2008 , terjadi


132 kasus diare di kelurahan
kurao Pagang
-

Dari

data

Puskesmas

Nanggalo

Padang,

dapatkan

hanya

di
1.023

penduduk di Kurao Pagang


yang menggunakan PDAM
dari 11.110 penduduk.
Data Primer :
-

51 %

keluarga memiliki

lingkungan rumah yang tidak

Pengolahan

bersih.

buruk, kurangnya informasi

74,

memperoleh
kesehatan

keluarga

informasi Resiko
yang
kurang peningkatan

lengkap.
-

kejadian DBD

94,1%

keluarga

menggunakan

metode

pembuangan sampah yang


jelek

(dibakar,

dibuang

sembarang tempat)
-

kesehatan

Dari hasil wawancara dengan

sampah
tentang

pembungan

limbah

yang
DBD,
yang

tidak memenuhi syarat,


lingkungan
kurang bersh,

rumah

yang

51 KK didapatkan bahwa
angka kejadian DBD dalam
waktu 6 bulan terakhir adalah
2%.

Data Sekunder :
-

Berdasarkan laporan tahunan


dari

Puskesmas

Nanggalo

Padang , kejadian DBD tahun


2008 adalah

13 kasus di

Kelurahan urao Pagang.


-

Jumlah jentik di Kelurahan


Kurao Pagang tahun 2008
adalah 434 ekor sedangkan
angka bebas jentik adalah 92
ekor.

Data Primer :
-

91,4

% remaja

memiliki

risiko sedang pada prilaku


napza
4.

11,4

remaja

saat

Kurangnya

ini

remaja

merokok
-

14,3

remaja

pernah

merokok
-

peningkatan

5,7 % remaja mengkonsumsi


alcohol

17,1 % remaja memperoleh


informasi

kesehatan

yang

kurang lengkap
-

88,6 % remaja memperoleh


informasi

Risiko terjadinya

kesehatan

dari

pemakaian napza

pengetahuan
tentang

,kurangnya

informasi

kesehatan

yang

remaja

dari

kesehatan

napza
diperoleh
petugas

teman
Data Primer :
-

17,1

remaja

pernah

menonton film porno


5.

11,4

remaja

pernah

membaca buku porno


-

45,7

remaja

sudah

mempunyai teman dekat atau Risiko terjadinya Kebiasaan remaja membaca


prilaku seks bebas buku porno , menonton film

pacar
-

28,6 % remaja memiliki gaya pada remaja

porno, gaya pacaran remaja

pacaran yang melebihi teman


ngobrol atau curhat
Data Primer
-

Dari hasil pemeriksaan fisik


yang dilakukan didapatkan
dari 19 orang lansia terdapat

6.

10 orang yang menderita


hipertensi
-

Dari

Resiko

wawancara

dengan peningkatan

posyandu,kurangnya

V didapatkan bahwa 100% hipertensi

pengetahuan lansia tentang

lansia

hipertensi, tidak

tidak

pernah

Dari

wawancara

ketua

RT

dengan

didapatkan

bahwa tidak ada diadakan


posyandu lansia di RT V
-

Dari

wawancara

didapatkan

yang

dari ketua RT

bahwa tidak ada kader di RT


V
-

Kurangnya akses lansia ke

lansia yang ada di RW I RT kejadian

mengikuti posyandu lansia.


-

terjadi

Dari wawancara dari lansia


di RW I RT V didapatkan

kader di RT V .

adanya

bahwa

laansia

mendapatkan
kesehatan

tidak
informasi

dari

petugas

kesehatan .
Data Sekunder
-

Dari

laporan

puskesmas

tahunan

nanggalo

pada

tahun 2007 terdapat 3617


kasus

hipertensi

dan

menduduki peringkat ke 3
dari penyakit terbanyak yang
terjadi
-

Dari

laporan

puskesmas

tahunan

nanggalo

pada

tahun 2008 terdapat 1245


kasus hipertensi pada lansia
dan merupakan penyakit ke 3
terbanyak di wiilayah kerja
puskesmas nanggalo.

d. Prioritas Masalah Keperawatan Komunitas


No.

Masalah Kesehatan /

TOTAL

PRIORITAS

25

II

27

22

IV

24

III

21

18

VI

Keperawatan
1. Resiko peningkatan kejadian Diare
,

di RW I RT V Kelurahan Kurao
Pagang

2. Resiko

tinggi

terjadinya

peningkatan kejadian ISPA di RW I


RT V Kelurahan Kurao Pagang
3. Resiko peningkatan kejadian DBD di
RW I RT V Kelurahan Kurao Pagang

4. Risiko terjadinya peningkatan pemakaian

napza pada remaja di RWI RT V


Kelurahan Kurao Pagang
5. Risiko terjadinya prilaku seks bebas pada

remaja di RW I RT V Kelurahan Kurao


6.

Pagang
Resiko terjadi peningkatan

kejadian

hipertensi pada lansia di RW I RT V


Kelurahan Kurao Pagang

2. Perencanaan

No

Diagnosa

Tujuan

Tujuan

Rencana

Strategi

Keperawatan

Umum

Khusus

Tindakan

Intervensi

1.

Resiko

Keluarga

tinggi Angka

Primer

terjadinya

kejadian

memahami Memberikan

peningkatan

ISPA

tentang

penyuluhan

ISPA

tentang

kejadian ISPA di berkuran


RW

RT

Kelurahan

V g

dalam Keluarga

Kurao jangka

mau

penyakit
serta

Pagang

waktu

6 berperilaku

berhubungan

bulan.

menjaga

Memberika

Evaluasi
Kriteria

Standar

Pengetahua

85 %

meningkat

RT,

dan Mesjid

Maha

penyuluhan

laporan

dan

tahunan

Rumah

Dapat

ISPA kepada
akibat keluarga

memahami

puskesma keluarga

yang

tentang

tentang

ditimbulkannya

penyakit

ISPA

Nanggalo

tentang

menyebutk

lingkungan rumah,

rumah

definisi,

an penyakit

penyebab,

yang

Keluarga

Dapat

menggunak

tanda

an metode

gejala,

pengolahan

akibat serta hidup tidak

limbah yang tidak

sampah

akibat yang sehat

memenuhi syarat,

yang baik

ditimbulkan

Keluarga

nya dengan

air

kurangnya
pengetahuan

KK

dan ditimbulka

menggunak

menggunak

an

sarana

an media :

dimanifestasikan

pembuanga

Leaflet dan

dengan

35,3%

flip chart

anggota

keluarga

tentang

menderita
94,1%

ISPA

ISPA,
keluarga

mengolah sampah
dengan cara yang

limbah

yang
memenuhi Memberikan
syarat

Ketua

lingkungan

pembuangan

Balai

RT,

kebersihan

buruk,

Mahasis

pak pemuda,

ISPA,

yang

PJ

wa,

kebersihan

sampah

Tempat

n keluarga

dengan Kurangnya

pengolahan

Sumber

informasi

Memberika
n

kepada keluarga penyuluhan

akibat

siswa

Diagnosa 1
a. Diagnosa
Resiko tinggi terjadinya peningkatan kejadian ISPA di RW I RT V Kelurahan
Kurao Pagang berhubungan dengan Kurangnya kebersihan lingkungan rumah,
pengolahan sampah yang buruk, pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat,
kurangnya pengetahuan KK tentang ISPA dimanifestasikan dengan:
- 35,3% anggota keluarga menderita ISPA,
- 94,1% keluarga mengolah sampah dengan cara yang buruk ( di bakar)
- 51%keluarga memiliki lingkungan rumah yang tidak bersih
- 74,5% rumah memiliki sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat
b. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada masyarakat RT 05 RW 01 Kel.
Kurao Pagang dalam jangka waktu 6 bulan angka kejadian ISPA berkurang.
c.

Rencana Kegiatan

Memberikan

penyuluhan

tentang

penyakit

ISPA serta

akibat

yang

ditimbulkannya

Memberikan informasi kepada keluarga tentang faktor faktor yang dapat


mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA.

Mendemonstrasikan kepada keluarga tentang cara pembuangan sampah yang


baik.

Deteksi dini adanya penyakit ISPA dengan memotivasi keluarga untuk selalu
memeriksakan kesehatan .

Memaksimalkan pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat

Diagnosa 2
a. Diagnosa
b. Resiko peningkatan kejadian Diare di RW I RT V Kelurahan Kurao Pagang

berhubungan dengan metode pembuangan sampah yang buruk, jarak sumber air
minum dengan septic tank, sarana pembuangan limbah, metode pengolahan sayur
yang tidak baik, sumber dan keadaan air minum yang tidak memenuhi syarat
dimanifestasikan dengan :
-

33,3% keluarga mengggunakan sumber air minum yang beresiko

29,4% keluarga mengkonsumsi air minum yang tidak memenuhi syarat


kesehatan ,

56,9% keluarga memiliki jarak sumber air minum dengan septic tank yang
tidak memenuhi syarat,

41,2% keluarga mempunyai tempat pembuangan limbah yang tidak memenuhi


syarat,

94,1% keluarga menggunakan metode pembuangan sampah yang jelek


(dibakar, dibuang sembarang tempat)

39,2% keluarga menggunakan metode pengolahan sayur yang tidak

c. Tujuan
d. Rencana Tindakan
.

3. Implementasi
4. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai