Modul Praktikum Rangkaian Digital
Modul Praktikum Rangkaian Digital
GERBANG DASAR
A. Maksud dan Tujuan
Maksud : Memperkenalkan gerbang-gerbang dasar kepada para praktikan.
Tujuan : Praktikan dapat mengetahui komponen penyusun gerbang nalar dalam teori
sistem digital, serta dapat menyusun untai digital sederhana.
B. Teori
1. Komponen dasar sistem digital.
Untai digital pada taraf awal adalah relay dan saklar. Operasi dari saklar atau relay dapat
dilihat dengan mudahnya hakekatnya yang bersifat biner; ini berarti saklar bisa dalam
keadaan on (1) atau off (0). Untai digital modern saat ini adalah transistor, dimana
transistor pada suatu saat dapat bekerja (on=1) atau tidak bekerja (off=0) tergantung
dari kendali basisnya.
2. Sistem bilangan
Seperti yang telah diuraikan di atas, maka komponen digital hanya terdiri dari dua
buah nilai yaitu nilai on (1) dan off (0). Angka 0 desimal jika dilambangkan dengan
bilangan biner adalah bernilai 0, angka 1 desimal dilambangkan dengan 1, angka 2
desimal dilambangkan dengan 10, angka 3 dilambangkan dengan 11, begitu seterusnya.
3.Opreasi bilangan biner
Operasi dasar bilangan biner meliputi operasi AND (perkalian) yang dilambangkan
dengan tanda titik (.), OR (penjumlahan) yang dilambangkan dengan tanda plus (+),
NOT(pembalik) yang dilambangkan dengan tanda minus (-) atau tanda strip diatas nilai
yang akan dibalik, dan pengembangannya operasi NOR yang terdiri atas untai OR dan
NOT, operasi NAND yang terdiri atas untai AND yang digabungkan dengan NOT.
Selain itu juga ada operasi XOR (Exclusive OR) yang merupakan modifikasi dari
gerbang OR.
Gerbang AND
Gambar Gerbang AND 2 masukan :
A
B
Gerbang AND adalah suatu untai digital yang mempunyai beberapa masukan dan
sebuah keluaran. Definisi gerbang AND adalah keluaran akan bernilai 1 jika semua
masukan bernilai 1.
Gerbang OR
Gambar Gerbang OR 2 masukan
A
B
Gerbang OR adalah suatu untai digital yang mempunyai beberapa masukan dan
sebuah keluaran. Definisi gerbang OR adalah keluaran akan bernilai 0 jika semua
masukan bernilai 0, atau dengan kata lain jika salah satu atau beberapa atau semua
masukan bernilai 1 maka keluaran akan bernilai 1.
Gerbang NOT
Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3
Gerbang NOT atau yang sering disebut inverter atau pembalik adalah suatu
untai digital yang mempunyai sebuah masukan dan sebuah keluaran. Definisi
gerbang NOT adalah keluaran akan merupakan kebalikan dari masukannya.
Gerbang XOR
Gambar Gerbang XOR
A
B
Gerbang XOR adalah suatu untai digital yang mempunyai dua masukan dan
sebuah keluaran. Definisi gerbang OR adalah keluaran akan bernilai 0 jika kedua
nilai sama nilainya ( 0 semua atau 1 semua) dan akan bernilai 1 jika kedua
masukan tidak bernilai sama.
Gerbang NAND
Gambar Gerbang NAND 2 masukan
A
B
Gerbang NAND akan merupakan gabungan dari gerbang AND dan gerbang NOT,
dimana hasil keluaran gerbang AND akan disambungkan dengan gerbang NOT,
keluaran gerbang NOT inilah yang menjadi keluaran gerbang NAND.
Gerbang NOR
Gambar Gerbang NOR 2 masukan
A
B
Gerbang NOR akan merupakan gabungan dari gerbang NOR dan gerbang NOT,
dimana hasil keluaran gerbang OR akan disambungkan dengan gerbang NOT,
keluaran gerbang NOT inilah yang menjadi keluaran gerbang NOR.
B. Soal
1. Susunlah dan amatilah gerbang nalar berikut ini beserta tabel kebenarannya :
a. gerbang OR
b. gerbang AND
c. gerbang NOT
d. gerbang NOR
e. gerbang NAND
3. Susunlah dan amatilah untai XOR dibawah ini berserta tabel kebenarannya.
a. gerbang XOR
b. persamaan XOR, Y = A B = (A + B) . (A . B)
c. persamaan XOR, Y = A B = (A . B) + (A . B)
d. persamaan XOR, Y = A B = (A . B) + (A . B)
e. persamaan XOR, Y = A B = (A + B) . (A + B)
Keterangan :
1. Masukan gerbang dihubungkan dengan Saklar biner.
2. Keluaran gerbang dihubungkan dengan penampil LED.
: ........
: ..................
1.a. Gerbang OR
Paraf Asisten
tanggal
: .........
: .........
Tabel kebenaran
A
0
0
1
1
Simbol gerbang OR
Jenis IC OR yang digunakan : SN ........
1.b. Gerbang AND
A
0
0
1
1
B
0
1
0
1
Y = A. B
Tabel kebenaran
A
0
1
Y=A
Tabel kebenaran
A
0
0
1
1
Y = A+ B
Tabel kebenaran
B
0
1
0
1
A
0
0
1
1
B
0
1
0
1
Y = A+ B
Tabel kebenaran
B
Y = A. B
0
1
0
1
A
0
1
Y=A
C
0
1
0
1
0
1
0
1
Y=A+B+C
C
0
1
0
1
0
1
0
1
Y=A.B.C
untai
B
0
0
1
1
0
0
1
1
Gambar untai
MODUL II
UNTAI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
A. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
: Memperkenalkan untai penjumlahan dan pengurangan kepada para
praktikan.
Petunjuk Praktikum Rangkaian Digital TK-D3
2. Tujuan
B. Teori
Dalam sistem digital dikenal beberapa untai penjumlahan (addder), antara lain adalah
untai penjumlah setengah (half adder), untai penjumlah penuh (full adder), untai
penjumlah biner sejajar.
1. Untai penjumlah setengah (half adder)
Untai penjumlah setengah (half adder) adalah suatu untai yang terdiri atas dua buah
masukan (bilangan yang akan dijumlahkan) dan dua buah keluaran terdiri atas hasil
penjumlahan (s) dan hasil bawaan (luapan = carry = c). Untuk menyusun untai half
adder ini digunakan gerbang-gerbang dasar yang telah dipraktikkan pada modul
sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
A
B
HA
A : Terminal masukan
B : Terminal keluaran
A dan B adalah bilangan yang dijumlahkan
S : Hasil penjumlahan
C : Hasil bawaan (luapan/carry)
S = A B
C = A. B
Bn
Cn-1
FA
Sn
Cn
An : Terminal masukan
Bn : Terminal keluaran
Cn-1 : Luapan dari full adder sebelumnya
An dan Bn adalah bilangan yang dijumlahkan
Sn : Hasil penjumlahan
Cn : Hasil luapan (bawaan / carry)
Sn = (An Bn) Cn-1
Cn = (An Bn). Cn-1 + (An . Bn)
4. Buatlah untai penjumlahan dan pengurangan 8-bit biner dengan menggunakan dua
buah untai full adder 4-bit. Untai tersebut dapat digunakan untuk penjumlahan dan
pengurangan, dimana A adalah bilangan pertama dan B adalah bilangan kedua.
Buatlah gambar untainya dan juga tabel hasilnya untuk berbagai contoh bilangan
yang akan dijumlahkan atau dikurangkan (buatlah masing masing 5 buah).
Gambar untainya adalah sebagai berikut:
Keterangan :
1. Jalur masukan dihubungkan dengan saklar biner
2. Untuk soal 1-3, jalur keluaran dihubungkan dengan penampil LED
3. Untuk soal 4, keluaran dihubungkan dengan penampil 7-segmen.
Paraf Asisten
tanggal
: .........
: .........
Tabel Kebenaran
A
B
0
0
0
1
1
0
1
1
2. Full Adder
Gambar Untai
Tabel Kebenaran
An Bn Cn-1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
Sn
Cn
3. Penjumlahan 2-bit
Gambar Untai
Tabel Kebenaran
A1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
A0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
B1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
B0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
C1
S1
S0
Gambar Untai
Bilangan A
5 4 3 2
Nil
Bilangan B
8 7 6 5 4 3 2
Nil
Tampilan
Hasil
Nil
Tampilan
Hasil
Bilangan A
6 5 4 3 2
Nil
Bilangan B
8 7 6 5 4 3 2
MODUL III
UNTAI LATCH
A. Maksud dan Tujuan
1. Maksud : Memperkenalkan untai Latch kepada kepada para praktikan.
2. Tujuan
: Praktikan dapat mengetahui fungsi untai Latch dan menyusun untai Latch
dengan berbagai macam untai Latch.
B. Teori
Peranti dasar yang dipakai dalam operasional atau bagian penghitung komputer digital
adalah gerbang-gerbang dan peranti yang disebut flip-flop. Flip-flop menyiapkan
10
memori dan gerbang menyiapkan operasi atau fungsi dari harga variabel yang tersimpan
dalam peranti memori ini.
1. Flip-Flop
Rangkaian dasar yang digunakan untuk menyimpan informasi disebut flip-flop.
Karakteristik flip-flop adalah sebagai berikut :
a. Flip-flop merupakan peranti yang dwimantap, yaitu rangkaian yang memiliki
dua keadaan yang diberi simbol keadaan 0 dan 1. Rangkaian flip-flop dapat
menyimpan 1 bit biner dari informasi karena sifatnya yang dwimantap. Flipflop menanggapi
masukannya. Jika suatu masukan
menyebabkannya
berpindah ke keadaan 1, peranti itu akan tetap dalam keadaan itu dan
"mengingatnya" sebagai 1 sampai signal lainnya menyebabkannya. Demikian
juga sebaliknya jika suatu masukan menyebabkannya berpindah ke keadaan 0,
peranti itu akan tetap dalam keadaan itu dan "mengingatnya" sebagai 0 sampai
signal lainnya menyebabkannya. Sifat dasar ini, yaitu mempertahankan
keadaannya merupakan dasar penyimpanan informasi dalam bagian
pengoperasian atau penghitungan suatu komputer digital.
b. Flip-flop mempunyai dua signal keluaran, yang satu merupakan komplemen dari
yang lainnya. Gambar 3.1. menunjukkan diagram blok suatu jenis flip-flop,
yaitu flip-flop RS. Terdapat dua masukan yaitu S (set) dan R (reset), dan dua
buah keluaran yang diberi simbol Q1 dan Q2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dalam contoh tabel logika flip-flop RS pada tabel 3.1.
S
Q1
Flip-Flop
RS
Q2
11
(a)
(b)
Gambar 3.2. (a) Flip-flop RS dengan NAND
(b) Flip-flop RS dengan NOR
Tabel 3.2. Kebenaran Untai Flip-flop
a. dengan NAND
S
0
0
1
1
R
0
1
0
1
Output Q1
Tidak Dipakai
1
0
Tidak Berubah
R
0
1
0
1
Output Q1
Tidak Berubah
1
0
Tidak Dipakai
2. Flip-Flop RS tergerbang
Dari uraian yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, masih terdapat kekurangan dalam
unjuk kerja pada untai flip-flop. Sebagai contoh jika masukan R dan masukan S aktif
dalam waktu yang bersamaan maka akan terdapat keadaan yang tidak diinginkan (keadaan
tidak dipakai).
Untuk mengatasi keadaan yang tidak dipakai inilah dibutuhkan suatu untai tambahan, hal
ini seperti terlihat pada Gambar 3.3.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh tabel hasil operasi Flip-flop RS tergerbang
pada tabel 3.3. dibawah ini :
Tabel 3.3. Contoh tabel hasil
Clk
Q1
Q2
Keterangan
12
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
keadaan awal
Q1 diset 1
tidak berubah
tidak berubah
tidak berubah
Q1 direset
tidak berubah
tidak berubah
D. Soal
1. Susunlah untai flip-flop RS dengan menggunakan gerbang NAND, kemudian isikan
hasil pengamatan kedalam tabel yang telah disediakan.
2. Susunlah untai flip-flop RS dengan menggunakan gerbang NOR, kemudian isikan
hasil pengamatan kedalam tabel yang telah
disediakan.
3. Susunlah untai flip-flop RS tergerbang dengan menggunakan gerbang NAND,
kemudian isikan hasil pengamatan kedalam tabel yang telah disediakan.
4. Susunlah untai flip-flop RS tergerbang dengan menggunakan gerbang NOR, kemudian
isikan hasil pengamatan kedalam tabel yang telah disediakan.
5. Jawablah pertanyaan di bawah ini dalam laporan sementara :
a. Pada flip-flop input A atau S disebut sebagai SET input, dan input B atau R disebut
sebagai RESET input. Apa sebabnya.
b. Bagaimanakan arah perubahan output Q1 untuk A = B = 0 untuk masing masing jenis
flip-flop RS ?
c. Bagaimanakan arah perubahan output Q1 untuk A = B = 1 untuk masing masing jenis
flip-flop RS ?
d. Bagaimanakah hubungan nalar antara Q1 dan Q2.
e. Pada flip-flop RS tergerbang untuk Clock = 0, bagaimanakah keadaan output untuk
sembarang kombinasi input ?
13
B
1
1
0
1
1
0
0
1
1
B
1
1
0
1
1
0
0
1
1
Q1
Q2
Q2
Q1
A
0
0
0
0
1
1
1
1
B
1
1
0
0
0
0
1
1
Q1
Q2
14
Clk
0
1
0
1
0
1
0
1
A
0
0
0
0
1
1
1
1
B
1
1
0
0
0
0
1
1
Q1
Q2
5. Jawaban soal :
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
15
MODUL IV
UNTAI DEKODER
A. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
2. Tujuan
B. Teori
Bagian terpenting dari sistem yang memilih lokasi sel yang akan dibaca atau
ditulisi adalah dekoder. Rangkaian khusus ini disebut dekoder banyak-ke-satu, matriks
dekoder, atau dekoder, dan memiliki karakteristik sedemikian sehingga untuk masingmasing bilangan masukan biner dari 2 n yang mungkin diambil oleh n-sel masukan, matriks
itu akan mempunyai satu saluran yang unik dari 2n saluran keluaran.
Dalam pelaksanaan praktikum, yang digunakan adalah IC dengan fungsi dekoder
tersebut. Gambar 4.1. menunjukkan diagram kotak IC dekoder 2-bit) dengan masukan 2
buah dan keluaran berjumlah 4 buah, serta sebuah kendali. Hubungan antara masukan dan
keluaran adalah jumlah keluaran merupakan 2 pangkat masukannya (keluaran = 2masukan).
Sebagai contoh jika masukannya 2, maka keluarannya adalah 22 = 4. Tabel 4.1.
menunjukkan hasil keluaran dari dekoder pada gambar 4.1.
Susunlah untai dekoder 4-bit dengan menggunakan dua dekoder biner 2-bit,
seperti pada gambar dibawah. Amatilah hasil keluarannya, dan isilah pada tabel yang
telah disediakan pada lembar kerja.
16
2. Susunlah untai dekoder 10-bit ( yang digunakan hanya 3-bit saja) dengan menggunakan
dekoder biner 3-bit, gerbang NAND 8-masukan, dan beberapa gerbang NOT, seperti
pada gambar di bawah. Amatilah hasil keluarannya, dan isilah pada tabel yang telah
disediakan pada lembar kerja.
Keterangan :
- AEN dan -IOW dihubungkan dengan Ground (aktif rendah).
- Vcc dihubungkan dengan Vcc 5 Volt dari sumber daya.
17
Paraf Asisten
tanggal
: .........
: .........
Tabel pengamatan :
Masukan
D
C
B
0
1
X
1
0
X
1
1
X
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
A
X
X
X
0
1
0
1
Keluaran
Y2
Y1
Y3
Y0
NAND 8-masukan,
Masukan
A9
1
0
0
0
0
0
0
0
0
A8 A7
x
0
0
0
0
0
0
0
0
x
1
1
1
1
1
1
1
1
Keluaran
A6
A5
A4
A3
A2
x
1
1
1
1
1
1
1
1
x
1
1
1
1
1
1
1
1
x
1
1
1
1
1
1
1
1
x
1
1
1
1
1
1
1
1
x
0
0
0
0
1
1
1
1
A1
A0
Y7
Y6
Y5
Y4
Y3
Y2
Y1
Y0
x X
0 0
0 1
1 0
1 1
0 0
0 1
1 0
1 1
MODUL V
UNTAI PENCACAH
18
X2
0
0
0
0
1
1
1
1
0
..
X1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
..
X0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
..
Nilai Biner
0
1
2
3
4
5
6
7
0
dan seterusnya
Keadaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
...
X2
0
0
0
0
1
1
1
1
0
..
X1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
..
X0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
..
Nilai Biner
0
7
6
5
4
3
2
1
0
dan seterusnya
b. pencacah turun
Untai pencacah dapat dibuat dengan berbagai macam cara, ada yang menggunakan untai
kombinasional antara gerbang-gerbang dasar atau juga sudah ada keping (chip = IC)
khusus yang memang sudah dirancang untuk keperluan pembuatan untai pencacah.
Beberapa untai pencacah akan dibahas dalam teori ini.
19
a)
Gambar 5.1. Flip flop JK.
b)
Tabel kebenaran dari untai flip-flop tipe JK dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Tabel kebenaran flip-flop JK
Masukan
Keadaan
J
K
Berikutnya
0
0
Q1
0
1
0
1
0
1
1
1
Q2
Untai pencacah naik 3-bit dan pencacah turun 3-bit dengan Flip-flop JK adalah seperti
telihat pada gambar 5.2 berikut ini.
20
21
Selanjutnya akan dibahas tentang IC SN 7490 sebagai pencacah BCD. Gambar 5.4.
menunjukkan diagram kotak IC SN 7490. Tabel 5.2. menunjukkan tabel fungsi pencacah
BCD.
Qd
L
L
H
Output
Qc Qb
L
L
L
L
L
L
COUNT
COUNT
COUNT
COUNT
Qa
L
L
H
Contoh : Susunlah pencacah modulo 24 (nilainya 0 - 23) dengan pencacah BCD 7490.
Gambar untai pencacah modulo 24
D. Soal
1. Susunlah untai pencacah biner dengan flip-flop JK.
a. pencacah naik
b. pencacah turun
2. Susunlah untai pencacah biner dengan IC pencacah biner SN 7493.
3. Susunlah untai pencacah dengan modulo tertentu dengan
IC SN 7493.
a. modulo 10
b. modulo 6
4. Susunlah untai pencacah yang berfungsi seperti halnya menit pada suatu jam.
5. Susunlah untai pencacah yang berfungsi seperti halnya kerja suatu jam (menit dan
detik saja).
22
: ........
: ..................
Paraf Asisten
tanggal
: .........
: .........
b. pencacah naik
Gambar untai
23
MODUL VI
APLIKASI LALULINTAS SISTEM DIGITAL
A. Maksud dan Tujuan
1. Maksud : Memperkenalkan salah satu aplikasi sistem digital kepada para praktikan.
24
Dalam aplikasi pada sistem digital nantinya dianggap bahwa kalau lampu hidup maka akan
berlogika atau bernalar 1 dan sebaliknya jika lampu padam maka akan bernalar 0.
Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah pembuatan tabel keadaan lampu lalu lintas
tersebut, seperti terlihat pada tabel 6.1.
m
0
1
2
3
4
5
6
7
Arah A
M K H
1 0 0
0 0 1
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 0 0
1 0 0
1 0 0
M
1
1
1
1
1
0
0
0
Arah B
K H
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 1
0 1
1 0
A.B
A.B
C
1
0
Lampu Kuning
C
0
0
A.B
A.B
Lampu Hijau
C
0
0
C
0
1
A.B
A.B
C
0
1
C
1
0
25
A.B
A.B
1
1
1
1
A.B
A.B
0
0
0
0
A.B
A.B
0
0
0
0
A.B
A.B
A.B
A.B
C
1
1
0
1
Lampu Kuning
C
1
1
0
0
A.B
A.B
A.B
A.B
Lampu Hijau
C
0
0
0
0
C
0
0
1
0
A.B
A.B
A.B
A.B
C
0
0
1
0
C
0
0
0
1
Setelah semua rangkaian dibuat, maka sebenarnya kerja dari lampu tersebut hanya
mengulang-ulang keadaan seperti terlihat dalam tabel 6.1 di atas. Sehingga untuk
merealisasikannya dibutuhkan suatu untai pencacah biner 3-bit yang mempunyai keadaan
keluaran sebanyak 8 buah. Gambar 6.2 menunjukkan hubungan antara dekoder lampu
lalu-lintas dengan untai pencacah biner 3-bit.
26
27
Nomor Mhs
Nama Praktikan
: ........
: ..................
28
MODUL VII
MULTIPLEKSER
A. Maksud dan Tujuan
1. Maksud : Memperkenalkan multiplekser kepada para praktikan.
2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi multiplekser dan berbagai
kombinasinya.
B. Teori
Multiplekser adalah suatu untai digital yang berguna untuk menyalurkan sejumlah n-masukan
ke dalam satu atau dua jalur keluaran dengan mengatur jalur alamat (address)-nya dan jalur
select atau strobe. Gambar 7.1. menunjukkan diagram blok multiplekser 8-kanal masukan
dan 2-kanal output.
Gambar 7.1.
Jalur E0-E7 (8-kanal) adalah jalur masukan digital merupakan data yang akan disalurkan ke
jalur keluaranY, keluaran W merupakan jalur keluaran yang mempunyai nalar berlawanan
dengan jalur Y (W = -Y). Jalur A, B, C merupakan pemilih saluran. Jalur ST atau strobe
digunakan untuk mngendalikan keluaran Y dan W. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel kebenaran multiplekser berikut ini:
ST
H
L
L
L
L
.
.
.
L
INPUT
C
B
X
X
L
L
L
L
L
H
L
H
A
X
L
H
L
H
OUTPUT
Y
W
L
H
E0
-E0
E1
-E1
E2
-E2
E3
-E3
E7
-E7
Keterangan:
Untuk semua masukan A, B, C bernilai sembarang, jika ST diberikan nilai 1 atau H maka
Y akan bernilai 0 atau L dan W bernilai 1 atau H.
C. Percobaan
1. Susunlah untai multiplekser seperti pada Gambar 7.1. Jalur E0 sampai E7 disambungkan
dengan jalur masukan saklar biner. Jalur A, B, C, dan ST disambungkan dengan jalur
29
masukan saklar biner. Jalur Y dan W disambungkan dengan penampil LED biner. Amati
hasilnya dan diisikan pada tabel kebenaran yang tersedia pada lembar pengamatan.
D. PERTANYAAN
1. Bagaimana hubungan antara jumlah masukan En terhadap jalur kendali pemilih saluran ?
2. Bagaimanakah cara untuk mendapatkan multiplekser dengan jumlah masukan 16, jika
yang tersedia adalah dua buah multiplekser dengan jumlah masukan 8 ?
Nomor Mhs
Nama Praktikan
: ........
: ..................
30
1. Pengamatan Multiplekser
a. Gambar Rangkaian
b. Tabel Pengamatan
ST
1
0
0
0
0
0
0
0
0
INPUT
C
B
X
X
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
A
X
0
1
0
1
0
1
0
1
OUTPUT
Y
W
Jawaban pertanyaan
1.
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
2.
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
............................................................................................................................................
MODUL VIII
ENKODER (PENYANDI)
A. Maksud dan Tujuan
1. Maksud : Memperkenalkan enkoder (penyandi) kepada para praktikan.
2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi enkoder (penyandi) dan berbagai
kombinasinya.
31
B. Teori
Enkoder atau penyandi adalah untai digital yang mempunyai fungsi yang berlawanan
dengan untai dekoder. Untai enkoder atau penyandi mempunyai sejumlah masukan yang
pada satu saat hanya ada satu masukan yang boleh aktif. Keluaran enkoder ini adalah bit
jamak terkode yang akan dibangkitkan tergantung pada masukan yang diaktifkan.
Aplikasi enkoder ini misalnya papan ketik yang terdiri atas karakter, angka,
dan karakter khusus yang kira-kira terdiri atas 84 karakter. Setiap karakter
dipilih dengan menekan sebuah tombol pada papan ketik (keyboard),
selanjutnya penyandi akan mengubah setiap masukan ke sandi biner tertentu.
Gambar 8.1. menunjukkan aplikasi enkoder untuk papan ketik atau keyboard.
__
EI
H
L
L
L
L
L
_
0
X
H
X
X
X
X
_
1
X
H
X
X
X
X
INPUT
_ _ _
2 3 4
X X X
H H H
X X X
X X X
X X X
X X L
_
5
X
H
X
X
L
H
_
6
X
H
X
L
H
H
_
7
X
H
L
H
H
H
__
A2
H
H
L
L
L
L
OUTPUT
__ __ __
A1 A0 GS
H H
H
H H
H
L L
L
L H
L
H L
L
H H
L
__
EO
H
L
H
H
H
H
32
L
L
L
L
X
X
X
L
X
X
L
H
X
L
H
H
L
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
L
L
H
H
L
H
L
H
L
L
L
L
H
H
H
H
C. Percobaan
1. Susunlah untai enkoder dan amatilah masukan dan keluarannya pada tabel kebenaran.
Nomor Mhs
Nama Praktikan
: ........
: ..................
33
__
EI
H
L
L
L
L
L
L
L
L
L
_
0
X
H
X
X
X
X
X
X
X
L
_
1
X
H
X
X
X
X
X
X
L
H
INPUT
_ _ _
2 3 4
X X X
H H H
X X X
X X X
X X X
X X L
X L H
L H H
H H H
H H H
_
5
X
H
X
X
L
H
H
H
H
H
_
6
X
H
X
L
H
H
H
H
H
H
_
7
X
H
L
H
H
H
H
H
H
H
OUTPUT
__ __ __ __
A2 A1 A0 GS
__
EO
MODUL IX
PEMBANDING (KOMPARATOR) DIGITAL
berbagai
B. Teori
Pengertian mendasar dari pembanding atau comparator adalah membandingkan suatu
data dengan data yang lain. Besarnya data dapat bervariasi asalkan keduanya mempunyai
besaran yang sama (misalnya volt dengan volt, bilangan biner 1-bit dengan bilangan biner
1-bit, bilangan biner 2-bit dengan bilangan biner 2-bit, dan lain-lain). Pembahasan lebih
lanjut dalam praktikum ini adalah untai pembanding data biner.
34
1. Pembanding 1-bit
Pembanding 1-bit adalah membandingkan 1-bit data dengan 1-bit data lainya. Tabel
berikut ini menunjukkan tabel kebenaran untai pembanding 1-bit.
A
0
0
1
1
B
0
1
0
1
Fungsi 1
0
1
1
0
Fungsi 2
1
0
0
1
Dilihat dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa untuk hasil Fungsi 1 akan
memberikan nilai 0 jika kedua data (data A dan B) bernilai sama, dan akan memberikan
nilai 1 jika kedua data bernilai berbeda. Untai pembanding demikian dinamakan dengan
untai pembanding 1-bit dengan keluaran aktif rendah. Gerbang yang sesuai dengan
tabel Fungsi 1 adalah gerbang EXOR.
Untuk hasil Fungsi 2 akan memberikan nilai 0 jika kedua data (data A dan B) bernilai
berbeda dan akan memberikan nilai 1 jika kedua data bernilai sama. Untai pembanding
demikian dinamakan dengan untai pembanding 1-bit dengan keluaran aktif tinggi.
Gerbang yang sesuai dengan tabel Fungsi 1 adalah gerbang EXNOR. Gambar 8.1.
menunjukkan untai pembanding 1-bit.
B0
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
Fungsi 1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
Fungsi 2
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
35
Dilihat dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa untuk hasil Fungsi 1 akan
memberikan nilai 0 jika kedua data (data A dan B) bernilai sama, dan akan memberikan
nilai 1 jika kedua data bernilai berbeda. Untuk hasil Fungsi 2 akan memberikan nilai 0
jika kedua data (data A dan B) bernilai berbeda dan akan memberikan nilai 1 jika kedua
data bernilai sama. Perlu diingat bahwa gerbang EXOR dan gerbang EXNOR hanya
mempunyai dua buah masukan. untuk itu diperlukan gerbang lain yang digunakan untuk
menggabungkan kedua hasil keluaran. Gambar 8.2. menunjukkan untai pembanding 2bit.
(a)
(b)
Gambar 8.2. Untai pembanding 2-bit.
(a). Aktif Rendah
(b). Aktif Tinggi
3. Pembanding 8-bit
Pembanding 8-bit dapat disusun dengan menambah atau memodifikasi dari untai
pembanding 2-bit, namun hal ini terasa kurang praktis dan rangkaiannyapun relatif
banyak. Untuk mengatasi hal ini digunakan IC pembanding (comparator) dengan tipe
74688. Di dalam IC ini terdapat untai pembanding 8-bit dengan keluaran aktif rendah
(artinya keluaran akan bernilai rendah atau 0 jika kedua masukan bernilai sama dan
dakan bernilai tinggi atau 1 jika kedua masukan berbeda nilainya).
36
2. Susunlah untai pembanding atau comparator 2-bit dengan keluaran aktif rendah.
Amatilah hasilnya dalam sebuah tabel kebenaran.
3. Susunlah untai pembanding atau comparator 8-bit dengan mengggunakan IC comparator
74688.
Nomor Mhs
Nama Praktikan
: ........
: ..................
b. Tabel Kenenaran
A B
Fungsi
0
0
0
1
1
0
1
1
37
b. Tabel Kenenaran
A1 A0 B1 B0
Fungsi
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
3. Untai pembanding atau comparator 8-bit dengan mengggunakan IC comparator 74688.
a. Gambar rangkaian
b. Tabel kebenaran
A7
0
A6
X
A5
X
A4
X
A3
X
A2
X
A1
X
A0
X
B7
1
B6
X
B5
X
B4
X
B3
X
B2
X
B1
X
B0
X
38
Fungsi
MODUL X
REGISTER GESER
A. Maksud dan Tujuan
1. Maksud : Memperkenalkan untai register geser kepada praktikan.
2. Tujuan : Praktikan dapat mengetahui fungsi untai register geser dan berbagai
kombinasinya.
B. Teori
Register geser merupakan salah satu untai sekuensial dalam sistem digital. Register
geser digunakan untuk mencatat data yang masuk secara berurutan. Adapun jenis-jenis
register geser tersebut adalah :
a) Serial IN serial OUT (SISO)
Masukan dari register ini adalah serial dan output dari register ini juga serial.
Ilustrasi :
Data In
Data Out
39
Data In
Data Out
Register geser yang digunakan untuk praktikum ini adalah jenis SN 74LS194 yang
mempunyai Input serial maupun paralel (4-bit), dengan Output Paralel (4-bit). Register geser
dengan menggunakan IC jenis ini dapat digunakan untuk operasi penggeseran ke kiri (left
shift) atau untuk operasi penggeseran ke kanan (right shift). Berikut ini adalah gambar IC
74LS194.
H
L H
X
H
X
H QAn QBn QCn Sh. Right
H
L H
X
L
X
L QAn QBn QCn Sh. Right
H
H L
H
X
X
QBn QCn QDn H
Sh. Left
H
H L
L
X
X
QBn QCn QDn
Sh. Left
L
H
L L
X
X
X
X
QA0 QB0 QC0 QD0 No Change
Keterangan :
40
41
Nomor Mhs
Nama Praktikan
: ........
: ..................
42
...........................
...........................
...........................
B1.
...........................
...........................
...........................
...........................
B2.
...........................
...........................
...........................
...........................
B3.
...........................
...........................
...........................
...........................
B4.
...........................
...........................
...........................
...........................
B5.
...........................
...........................
...........................
...........................
43
PANDUAN PRAKTIKUM
RANGKAIAN DIGITAL
UPT LABORATORIUM
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AKAKOM
YOGYAKARTA