Ta Bab 10 Dan 11
Ta Bab 10 Dan 11
KOMPENSASI EKSEKUTIF
OVERVIEW
Menurut Scott (2000) rencana kompensasi eksekutif adalah kontrak agen antara
perusahaan dan manajer perusahaan yang mencoba untuk menyelaraskan kepentingan
pemilik dan manajer dengan mendasarkan kompensasi manajer pada satu atau lebih
tindakan dari upaya manajer dalam mengoperasikan perusahaan.
Banyak rencana kompensasi didasarkan pada dua ukuran usaha manajer yaitu
laba/pendapatan bersih dan harga saham. Artinya, jumlah bonus, saham, opsi, dan
komponen lainnya dari gaji eksekutif yang diberikan pada tahun tertentu tergantung pada
kedua laba bersih dan kinerja harga saham tersebut.
Sehubungan dengan laba bersih, perannya dalam rencana kompensasi adalah
sama penting dengan perannya dalam informasi investor, karena motivasi kinerja
eksekutif yang bertanggung jawab dan meningkatkan operasi yang tepat dari pasar tenaga
kerja manajerial adalah tujuan sosial yang memungkinkan keputusan investasi yang baik
dan efek operasi pasar yang benar.
APAKAH KONTRAK INSENTIF PERLU?
Fama (1980) mengasumsikan pasar tenaga kerja yang efisien manajerial. Fama
berpendapat bahwa :
1.
bagi manajer tingkat bawah, setiap kelalaian akan terdeteksi dan dilaporkan oleh
manajer di bawah mereka, yang ingin maju. Artinya, sebuah proses "pemantauan
internal" bekerja untuk disiplin manajer yang mungkin kurang tunduk pada
2.
Saham pantom memberikan sejumlah saham kepada para manajer, tetapi hanya untuk
tujuan pembukuan. Pada metode ini, perusahaan memberikan hak kepada karyawan
untuk menerima uang sejumlah kenaikan nilai saham sampai tanggal tertentu. di masa
depan
Hak Apresiasi Saham (Stock Appreciation Rights)
Hak apresiasi saham adalah hak untuk menerima pembayaran tunai berdasarkan kenaikan
nilai saham dari saat diberi penghargaan sampai dengan tanggal di kemudian hari yang
telah ditentukan.
Kinerja saham (Performance Shares)
Rencana imbalan kinerja saham adalah memberikan sejumlah lembar saham kepada
manajer ketika tujuan jangka panjang tertentu telah dicapai. Biasanya tujuan adalah untuk
mencapai pertumbuhan persentase pada laba per lembar saham.
Kinerja Unit (Performance unit)
Pada rencana kinerja unit, bonus tunai dibayarkan ketika target-target jangka panjang
tertentu tercapai. Metode ini merupakan penggabungan hak apresiasi saham dengan
kinerja saham.
Kriteria Kinerja (Performance Criteria)
1. Kriteria Keuangan (Financial Criteria. Jika unit bisnis berupa pusat laba, maka criteria
keuangan meliputi laba kontribuisi, laba langsung, laba terkendali, laba sebelum pajak
dan laba bersih. Jika unit bisnis berupa pusat investasi, keputusan didasarkan tiga hal:
(1) definisi laba (2) definisi investasi, dan (3) pilihan antara ROI dan EVA.
2. Penyesuaian Faktor-faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan. Ada 2 macam, yaitu: (1)
penyesuaian akibat keputusan yang dibuat oleh para eksekutif atasan unit bisnis, dan
(2) penyesuaian akibat perbuatan alam dan kecelakaan yang bukan disebabkan oleh
kelalaian manajer.
3. Tunjangan dan Kekurangan Target Keuangan Jangka Pendek. Hal ini bisa
menimbulkan perilaku disfungsional.
4. Mekanisme untuk Mengatasi Penyimpangan Jangka Pendek. Untuk menghindari
perilaku disfungsional, maka bonus didasarkan pada kinerja beberapa tahun.
5. Benchmark untuk Perbandingan. Perbandingan bisa didasarkan dengan anggaran laba,
kinerja masa lalu, dan kinerja pesaing.
RENCANA KOMPENSASI MANAGERIAL
Pada bagian ini, menjelaskan rencana BCE.Inc., sebuah perusahaan Kanada besar
dengan saham yang diperdagangkan di Toronto, New York, dan bursa efek Swiss.
Pameran ini direproduksi dari Manajemen Proxy Edaran, tanggal 28 Februari 2001,
dikirimkan kepada pemegang saham.
Tujuan dari kebijakan kompensasi eksekutif diatas adalah untuk membantu dalam
menarik eksekutif andretaining, dan untuk memotivasi mereka untuk mencapai dan
melampaui sasaran kinerja individu dan kelompok yang konsisten dengan menciptakan
nilai pemegang saham dan memajukan keberhasilan perusahaan BCE.
Komite Manajemen Sumber dan Kompensasi (yang "MRCC") melakukan
penelaahan berkala terhadap kebijakan kompensasi eksekutif SM untuk memastikan
efektivitas lanjutan dalam memenuhi tujuan di atas.
kompensasi-lebih berbagi.
PERANAN RESIKO DALAM PEMBERIAN KOMPENSASI
Manajer, sebagaimana individu rasional lainnya yang senang menghindari
resiko, akan melakukan pertimbangan trade off antara resiko yang akan dihadapi
dengan return yang akan diterima. Artinya semakin tinggin resiko yang dihadapi
oleh seorang manajer, semakin tinggi kompensasi yang diharapkan akan diterima
jika utilitas reservasi dapat dicapai (attained). Oleh karena itu, agar dapat
memotivasi manajer dengan biaya yang paling murah, perlu dibuat rancangan
pemberian kompensasi yang ekuivalen atau sebanding dengan resiko yang akan
dihadapi.
kemungkinan
terjadinya
pembebanan
yang
terlalu
memberatkan atau beresiko bagi manajer. Pembebanan yang terlalu berat bagi
manajer akan menyebabkan terjadinya perilaku disfusional.
EARNINGS MANAGEMENT
bahwa intervensi yang dilakukan oleh manajer perusahaan masih dalam kerangka standar
akuntansi, dimana masih menggunakan metode dan prosedur akuntansi yang diterima dan
diakui secara umum.
Scott (2006) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua.
Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan
utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan political costs
(Oportunistic Earnings Management). Kedua, dengan memandang manajemen laba dari
perspektif efficient contracting (Efficient Earnings Management), dimana manajemen
laba memberi manajer fleksibilitas untuk melindungi diri dan perusahaan dalam
mengantisipasi kejadian-kejadian tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat
dalam kontrak.
Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan
eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba merupakan
salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba
menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan
keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa
rekayasa (Setiawati dan Naim, 2000).
Dalam positif accounting theory terdapat tiga hipotesis yang melatarbelakangi
manajemen laba (Watt dan Zimmerman, 1986), yaitu:
a.
Pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity besar maka manajer perusahaan
tersebut akan cenderung menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan
pendapatan maupun laba. Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak
eksternal.
c.
b. Contracting Motivations
Data akuntansi digunakan untuk mengawasi dan mengatur hubungan kontraktual antara
perusahaan dengan semua stakeholders perusahaannya, baik stock investor, debt investor,
ataupun insider investor. Healy dan Wahlen (1998) membagi contracting motivations
menjadi dua, yaitu lending contracts dan management compensation contracts. Lending
contracts dibuat untuk meyakinkan bahwa manajer tidak melakukan tindakan yang
menguntungkan pemegang saham perusahaan tetapi merugikan kreditor, sedangkan
management
compensation
contracts
digunakan
untuk
mensejajarkan
atau
a. Taking a Bath
Pola ini terjadi pada saat terjadi reorganisasi, termasuk pengangkatan CEO baru. Pada
saat itu, perusahaan akan melaporkan kerugian dalam jumlah besar sehingga diharapkan
pada periode yang akan datang CEO tersebut dapat menunjukkan adanya peningkatan
laba.
b. Income Minimization
Pola ini terjadi pada saat perusahaan mengalami/memperoleh laba yang tinggi.
Manajemen akan menunda sebagian laba tersebut dan melaporkannya pada periode
mendatang, jika pada periode mendatang, laba diperkirakan akan turun drastis.
c. Income maximization
Pola ini terjadi ketika laba perusahaan menurun/rendah. Manajemen akan berusaha
meningkatkan laba supaya mendapat bonus yang lebih besar. Pola ini juga dilakukan oleh
perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang.
d. Income Smoothing
Pola ini dilakukan oleh perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga
dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih
menyukai laba yang relatif stabil.
EM memiliki dua sisi
Baik: pengiriman informasi pihak dlm perusahaan
Buruk: opportunistik
ekspektasi laba
Accrual discretionary manajemen sebagai cara yang dapat dipercaya
mengungkapkan informasi dalam manajemen tentang harapan pendapatan
Manajer melaporkan pendapatan yang lebih daripada yang dapat
dipertahankan
Mengelola laba yang dilaporkan ke manajemen dengan jumlah yang
berharap akan bertahan
dan non-recurring
Hanna menemukan bukti bahwa pasar menggunakan frekuensi biaya tersebut
sebagai proxy untuk penyalahgunaan mereka - ERC frekuensi yang lebih
rendah ketika lebih besar
Contoh: Nortel (Teori dalam Praktek 11.1)
yang
sama-tahun
sebelumnya
Kesimpulan
Pengungkapan ditingkatkan atas pos persistensi rendah & melaporkan efek dari
penghapusan pencatatan (writeoffs)