Cholecystitis Akut
Perceptor: dr. Rina Kriswiastiny, Sp.PD
Oleh :
Indah Prambono
Kgs. Mahendra Effendy
Roseane Maria Victoria
Bangkit Hasrusah
Identifikasi Pasien
Nama lengkap
: Ny. J
Umur
Status perkawinan
Pekerjaan
Jenis kelamin
Agama
Pendidikan
No. MR : 00.41.44.17
: 52 Tahun
: Menikah
: Islam
: SMP
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Demam sejak 3 hari yang lalu, lemas dan pusing sejak 1 minggu yang lalu, Mual
(-), Muntah (-), BAK berwarna seperti teh, BAB berwarna coklat.
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bagian kanan atas sejak 1 minggu
yang lalu. Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Nyeri disertai mual
muntah 1 minggu yang lalu namun sekarang keluhan tersebut tidak lagi
dirasakan. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 3 hari yang lalu, demam
muncul saat malam hari dan menurun pada pagi hari, disertai dengan rasa
lemas dan pusing sejak 1 minggu yang lalu. BAK lancar namun berwarna
seperti teh. BAB lancar dan berwarna normal. Riwayat DM (-), riwayat
hipertensi (+), riwayat asma (-), dan alergi obat (-). Keluhan tersebut baru
pertama kali pasien rasakan.
(-)
(-)
()
()
Cacar
Cacar Air
Difteri
Batuk Rejan
(-)
(-)
(-)
(-)
Malaria
Disentri
Hepatitis
Tifus
Abdominalis
Skirofula
Sifilis
Gonore
Hipertensi
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
()
(-)
(-)
Campak
Influenza
Tonsilitis
Kholera
(-)
(-)
(-)
()
(-)
(-)
(-)
(-)
Ulkus Ventrikuli
Ulkus Duodeni
(-)
(-)
Diabetes
Alergi
Tumor
Penyakit Pembuluh
Darah
CRF
Operasi
(-)
(-)
(-)
Pleuritis
(-)
Gastritis
(-)
Kecelakaan
(-)
TB-MDR
(-)
Batu Empedu
Umur
(th)
Jenis
Kelamin
Keadaan kesehatan
Penyebab
Meninggal
80 th
=4, =4
=1, =2
Meninggal
Meninggal
Sehat
Meninggal
Sehat, 1 meninggal
Sehat
Tidak tahu
Tidak tahu
Tidak tahu
Gagal ginjal
Penyakit
Alergi
Asma
Ya
Tidak
Tuberkulosa
Artritis
Rematisme
Hipertensi
Jantung
Ginjal
Lambung
Hubungan
Kakak, ibu
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah
: 140/90mmHg
Nadi: 68 x/ menit
Suhu
Pernapasan : 16 x/ menit
Kepala
Toraks
: Inspeksi
: 36,8 C
Palpasi
Perkusi
: sonor
Abdomen
: Inspeksi
Palpasi
: dinding perut
hati
: tidak teraba
Perkusi
: timpani
Status Generalis
Kulit
Warna
Jaringan parut
Suhu Raba
: Normal
Keringat
: -
Lapisan lemak
Efloresensi
: -
Pigmentasi
: -
Turgor
Ikterus : +
Edema : -
: Kuning langsat
: -
: Cukup
: Normal
Status Generalis
Mata
Exopthalmus : -
Kelopak : Normal
Konjungtiva : Pucat
Sklera
Lapang penglihatan
Deviatio konjungtiva : -
Enopthalmus : -
Lensa
: Jernih
Visus
: 6/6
Nistagmus
: Ikterik
: -
: Luas
: N/ palpasi
Hasil
Nilai
Normal
Satuan
Darah Lengkap
Kadar Hb
Jumlah Eritrosit
14,0
5,01
13-18
4,4-5,6
gr/dl
jt/dl
Jumlah Leukosit
11,31
5-10
rb/dl
Hematokrit
Hitung Jenis Leukosit
Basofil
40,4
39-52
<3
Eosinofil
Batang
Segment
Limfosit
Monosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Glukosa Sewaktu
2
0
70
17
11
175
81
28
35
133
<3
<6
50-70
20-40
<8
150-450
82-92
27-31
32-37
< 180
%
%
%
%
%
Rb/ul
FL
Pg
g/dl
mg/dl
SGOT
SGPT
Ureum
Kreatinin
HBSAg Kualitatif
380
407
36,2
0,62
Reaktif
U/L
U/L
mg/dl
mg/dl
Bilirubin Total
5,41
10-35
9-43
10-50
<1,5
Tidak
Reaktif
< 1,0
Bilirubin
Bilirubin Direct
3,99
< 0,3
mg/dl
Bilirubin Indirect
1,42
< 0,7
mg/dl
mg/dl
Hasil
Nilai
Normal
Satuan
13,4
4,67
13-18
4,4-5,6
gr/dl
jt/dl
Jumlah
Leukosit
Hematokrit
Hitung Jenis Leukosit
Basofil
7,83
5-10
rb/dl
40,0
39-52
<3
Eosinofil
Batang
Segment
Limfosit
Monosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Waktu Perdarahan
6
0
51
34
9
271
86
29
33
230
<3
<6
50-70
20-40
<8
150-450
82-92
27-31
32-37
1-6
%
%
%
%
%
Rb/ul
FL
Pg
g/dl
menit
Waktu Pembekuan
12
9-15
menit
Glukosa Sewaktu
103
< 180
mg/dl
SGOT
SGPT
Ureum
Kreatinin
13
10
27,0
0,68
10-35
9-43
10-50
<1,5
U/L
U/L
mg/dl
mg/dl
Diagnosis Kerja
Cholelithiasis dengan cholecystitis akut.
Dasar Diagnosis
Berdasarkan gejala yang timbul pada pasien, hasil murphy sign yang positif, nyeri tekan pada perut kanan
atas dan USG abdomen yang menunjukkan kesan cholelithiasis dengan cholecystitis akut.
Diagnosis Diferensial
Hepatitis B
Cholelithiasis
Insiden cholelithiasis di negara barat adalah 20% dan banyak menyerang orang
dewasa dan usia lanjut. Angka kejadian di Indonesia di duga tidak berbeda
jauh dengan angka di negara lain di Asia Tenggara dan sejak tahu 1980-an
agaknya berkaitan erat dengan cara diagnosis dengan ultrasonografi.
Batu Kolesterol
Perempuan
Kehamilan
Faktor etnis (lebih tinggi pada ras
Amerika-Indian)
Batu Pigmen
Infeksi kronis bakteri atau parasite
Hemolisis
Faktor genetic dan demografi: Asia,
daerah pedesaan
Peningkatan usia
Terapi esterogen dosis tinggi
Faktor genetic
Obesitas
Kadar trigliserida tinggi
Kadar HDL rendah
Kehilangan berat badan dalam
waktu singkat
Sirosis alkoholik
Peningkatan usia
Hepatitis B
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati dan dapat disebabkan
oleh beberapa mekanisme, termasuk agen infeksius. Hepatitis B disebabkan
oleh virus hepatitis B. Penyakit kuning adalah ciri karakteristik penyakit hati
dan bukan hanya karena virus hepatitis, diagnosis yang benar hanya dapat
dilakukan dengan pengujian SERA pada pasien untuk mendeteksi adanya
antivirus pada antibodi.
Patogenesis Hepatitis B
Langkah pertama dalam hepatitis akut adalah infeksi hepatosit oleh HBV,
menyebabkan munculnya antigen virus pada permukaan sel. Antigen tersebut
bersama dengan protein histokompatibilitas (MHC) mayor kelas I, membuat
sel suatu sasaran untuk melisis sel T sitotoksis.
Selama infeksi HBV akut berbagai mekanisme sistem imun diaktivasi untuk
mencapai pembersihan virus dari tubuh. Bersamaan dengan itu terjadi
peningkatan serum transaminase, dan terbentuk antibodi spesifik terhadap
protein HBV, terutama anti-HBs.
Antigen presenting cell (APC) seperti sel makrofag atau sel Kupffer akan
memfagositosis dan mengolah HBV.
Cepat lelah
Diagnosis Hepatitis B
HBsAg adalah pertanda serologis pertama infeksi yang muncul dan terdapat
pada hampir semua orang yang terinfeksi
HBeAg sering muncul selama fase akut dan menunjukkan status yang sangat
infeksius.
Anti-HBcAg adalah satu pertanda serologis infeksi HBV akut yang paling
berharga karena ia muncul hampir seawal HBsAg dan terus kemudian dalam
perjalanan penyakit bila HBsAg telah menghilang. Hanya anti-HBsAg yang ada
pada orang-orang yang diimunisasi dengan vaksin hepatitis B, sedang antiHBsAg dan anti-HBcAg terdeteksi pada orang dengan infeksi yang sembuh.
Penatalaksanaan Hepatitis B
Pada HBV kronis, tujuan terapi adalah untuk mengeradikasi infeksi dengan
menjadi normalnya nilai aminotransferase, menghilangnya replikasi virus
dengan terjadinya serokonversi HBeAg menjadi antiHBe dan tidak
terdeteksinya HBV-DNA lagi. Bila respons terapi komplit, akan terjadi pula
serokonversi HBsAg menjadi anti HBs, sehingga sirosis serta karsinoma
hepatoseluler dapat dicegah.
Daftar Pustaka
Block TM, Gish R, Guo H, Mehta A, Cuconati A, London WT, Guo JT. Chronic hepatitis B: What
should be the goal for new therapies. Antiviral Res. 2013; 98(1): 27-34.
Coffin CS, Fung SK, Ma MM. Management of chronic hepatitis B: Canadian Association for the
Study of the Liver consensus guidelines. Can J Gastroenterol. 2012; 26(12): 917-38.
Gerlich WH. Medical Virology of Hepatitis B: how it began and where we are now. Virology J.
2013; 10(239): 1-25.
Greenberger NJ, Paumgartner G. Disease of the gallbladder and bile duct. Dalam: Longo DL,
Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J, penyunting. Harrisons principles of
internal medicine. Edisi ke-18. New York: McGraw-Hill; 2012.
OConnell K, Brasel K. Bile metabolism and lithogenesis. Surg Clin North Am. 2014; 94(2): 36175.
Venneman NG, van Erpecum KJ. Pathogenesis of Gallstones. Gastroenterol Clin N Am. 2010;
39(2010): 171-83.
Terima Kasih