Juni, 2012
ABSTRAK
Teknologi modifikasi pada tepung non konvensional memungkinkan menaikkan
kemampuan subtitusi terhadap terigu pada produk roti dan menaikkan kadar pati
resistan. Peningkatan kadar pati resistan pada produk pangan dapat diaplikasikan untuk
penderita Diabetes Melitus. Tujuan penelitian ini adalah melakukan modifikasi fisik
pada tepung uwi sehingga menghasilkan tepung dengan sifat tekstural yang lebih kuat
dan membuat roti tawar rendah indeks glisemik (sama dengan atau kurang dari 55)
menggunakan tepung uwi ungu termodifikasi. Metode modifikasi yang digunakan
adalah hidrotermal annealing. Faktor penelitian adalah suhu (40, 45, 50, 55, 60C) dan
waktu (1, 6, 12, 18, dan 24 jam). Modifikasi tepung uwi ungu dengan annealing (ANN
F) mengakibatkan perubahan sifat fisik dan gelatinisasi tepung, antara lain penurunan
peak viscosity dan final viscosity, serta kenaikan peak time. Aplikasi ANN F dengan
subtitusi 50% pada roti menghasilkan tekstur dan volume pengembangan yang tidak
lebih baik dari terigu, namun kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan penambahan gum
arab hingga 3%. IG yang dicapai adalah 93,19, nilai ini masih cukup tinggi untuk
mencapai nilai IG medium. Ketidakefektifan proses modifikasi tepung uwi ungu dalam
menurunkan IG roti tawar, kemungkinan karena sifat dasar tepung uwi yang menjadi
lebih mudah tercerna justru karena annealing.
Kata kunci: annealing, roti tawar, indeks glisemik
PENDAHULUAN
Salah satu problem kesehatan yang banyak dihadapi masyarakat dunia adalah
diabetes melitus (DM). Penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah ini
menjadi penyakit mematikan dan dapat menyerang siapa saja. Pola diet yang salah
dapat memperparah kondisi penderita, misalnya mengonsumsi makanan yang dapat
menaikkan kadar gula darah secara drastis. Sehingga penderita DM membutuhkan
asupan makanan yang tidak menimbulkan kenaikan gula darah secara drastis.
Makanan yang memiliki indeks glisemik rendah adalah makanan yang sangat
baik dikonsumsi penderita DM karena tidak menimbulkan kenaikan gula darah secara
drastis. Indeks glisemik (IG) adalah tingkatan pangan menurut efeknya terhadap gula
darah (Nugraha, 2008). Pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan cepat
memiliki IG tinggi. Sebaliknya, pangan yang menaikkan kadar gula darah dengan
lambat memiliki IG rendah.
Uwi ungu (Discorea alata L. Var purpurea) mempunyai potensi sebagai bahan
pangan fungsional yang rendah IG. Berdasarkan referensi yang ada, uwi memiliki
komponen fungsional, seperti mucin, dioscin, allontin, cholin dan asam amino esensial
(Bhandari, Kasai, & Kawabata 2003 dalam Li et al. 2011). Laboratorium Rekayasa
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Juni, 2012
Pangan Univ Trunojoyo Madura tengah mengkaji penggunaan tepung uwi untuk
mensubstitusi terigu pada pembuatan roti tawar fungsional. Hasil penelitian Suprianto
(2009) menunjukkan bahwa perlakuan proporsi tepung terigu dan tepung uwi (80:20)
memberikan hasil terbaik jika ditinjau dari kadar amilosa dan kadar mucilage karena
mempunyai sifat fungsional yang lebih tinggi yaitu kadar amilosa (29,22%) dan kadar
mucilage (2,08%). Milanita (2010) menambah proporsi tepung uwi dalam roti tawar
menjadi 30% dengan menggunakan gum Arabik hingga 0,75% untuk mendapatkan roti
tawar yang dapat diterima pengguna. Penelitian yang belum terpublikasi (Purwandari
2011) menunjukkan penurunan indeks glisemik roti tawar menjadi 79 (indeks glisemik
medium) dengan penggunaan tepung uwi ungu sebanyak 20% pada roti tawar.
Dengan demikian, diperlukan penggunaan lebih banyak lagi tepung roti uwi
ungu pada roti tawar agar dapat memiliki indeks glisemik rendah (di bawah 55). Salah
satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan memodifikasi tepung uwi ungu. Hoover et
al. (2010) memaparkan beberapa metode modifikasi pati, antara lain annealing.
Menurut Jayakodi et al. (2008), perlakuan hidrotermal annealing meningkatkan
kekompakan komponen pati (crystalline perfection) dan interaksi rantai pati.
Modifikasi tepung dapat memperkuat gel suatu tepung sehingga mampu menahan
karbondioksida selama proses pembuatan roti tawar yang akan menentukan
pengembangannya. Diharapkan dengan modifikasi tepung uwi dan kombinasi dengan
gum arab (Acasia senegal), maka dapat disubstitusikan tepung uwi ke roti tawar lebih
dari 50% berat tepung keseluruhan, tanpa mempengaruhi sifat tekstur dan sensoris roti
tawar yang dihasilkan, serta menurunkan indeks glikemik hingga menjadi rendah.
METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Februari-Mei 2012 di Laboratorium Teknologi
Industri Pertanian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo
Madura, Laboratorium Penelitian THP Universitas Brawijaya Malang, SEAFAST
CENTER IPB, dan BPKI Surabaya.
Desain Penelitian
Faktor penelitian ini adalah suhu (X1) dan lama annealing (X2). Suhu yang
digunakan adalah 40, 45, 50, 55, 60C selama 1, 6, 12, 18 dan 24 jam (Chung et al.
2000). Penelitian ini menggunakan rancangan Respon Surface Methodology (RSM)
dengan 13 kombinasi perlakuan (Tabel 1). Parameter penelitian dibagi menjadi dua
kelompok, (1) parameter tepung hasil modifikasi dan (2) parameter roti tawar
fungsional. Parameter tepung hasil modifikasi adalah uji sifat fisik yaitu water solubility
index (WSI), water absorption index (WAI); profil gelatinisasi yaitu:, peak viscosity
(PV), final viscosity (FV), peak time (PT). Sementara itu, parameter roti tawar adalah
volume pengembangan, hardness, dan Indeks Glikemik (IG).
Tabel 1. Tabel Kombinasi Perlakuan
Run
X1
X2
1
2
3
4
5
-1
-1
1
1
0
-1
1
-1
1
0
Suhu
(C)
45
45
55
55
50
Waktu (jam)
Kode Perlakuan
6
18
6
18
12
S45/W6
S45/W18
S55/W6
S55/W18
S50/W12
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
6
0
0
50
12
7
0
0
50
12
8
0
0
50
12
9
0
0
50
12
10
1.414
0
60
12
11
-1.414
0
40
12
12
0
1.414
50
24
13
0
-1.414
50
1
Sumber: Fang et al. (1994) dalam Oramahi (2008)
Juni, 2012
S50/W12
S50/W12
S50/W12
S50/W12
S60/W12
S40/W12
S50/W24
S50/W1
Juni, 2012
Parameter
WSI
WAI
Peak Viscosity
Final Viscosity
Faktor
Konstanta
Suhu
Waktu
Suhu * Suhu
Waktu * waktu
Suhu * Waktu
Konstanta
Suhu
Waktu
Suhu * Suhu
Waktu * waktu
Suhu * Waktu
Konstanta
Suhu
Waktu
Suhu * Suhu
Waktu * waktu
Suhu * Waktu
Konstanta
Suhu
Waktu
Suhu * Suhu
Waktu * waktu
Suhu * Waktu
Koefisien
63,84
-0,85
0,54
-1,62
-1,97
-1,15
9,53
-0,01
-0,04
-0,16
-0,15
0,24
683,60
-278,00
-441,10
-130,10
206,90
151,70
1178,80
-363,26
-481,79
-213,09
127,66
72,00
R2
P
0,00
0,37
0,56
0,13
0,08
0,39
0,00
0,85
0,54
0,05
0,06
0,03
0,001
0,031
0,004
0,280
0,105
0,334
0,000
0,026
0,007
0,166
0,385
0,704
*
NS
NS
NS
NS
NS
*
NS
NS
*
NS
*
*
*
*
NS
NS
NS
*
*
*
NS
NS
NS
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
55,00%
71,10%
82,00%
78,7%
Peak Time
Konstanta
Suhu
Waktu
Suhu * Suhu
Waktu * waktu
Suhu * Waktu
13,00
-0,00
0,02
-0,01
-0,01
-0,00
0,000
1,000
0,104
0,412
0,412
1,000
*
NS
NS
NS
NS
NS
Juni, 2012
40,9%
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
WSI
SeminarSurface
NasionalPlot
: Kedaulatan
Pangan dan Energi
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Juni, 2012
B
62,5
9,5
60,0
WSI (%)
WA I (g/g) 9,0
57,5
55,0
8,5
-1
Suhu (C)
-1
-1
1
0
Waktu (jam)
-1
Waktu (jam)
Suhu (C )
D
2000
2000
1000
1000
-1
-1
Waktu (jam)
-1
0
-1
0
Waktu (jam)
Suhu (C)
Suhu (C)
E
13,00
P eak T ime (menit) 12,98
12,96
12,94
1
-1
Suhu (C )
0
0
-1
Waktu (jam)
Juni, 2012
Hardness (N)
ANN F+1%
413,2721,6474a
23,2
ANN F+2%
430,9521,6474a
23,0
ANN F+3%
22,0
9,9
512,2021,6474
WHT F
783,4321,6474
WHT F
110
ANN F
Kadar 100
gula
90
darah
(mg/dL) 80
70
60
0
15
30
45
60
75
90 105 120
Menit ke-
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
Juni, 2012
DAFTAR PUSTAKA
Chung KM, Moon TW, & Chun JK. 2000. Influence of annealing on gel properties of
mung bean starch. Cereal Chem. 77(5): 567-571.
Hoover R, Hughes T, Chung HJ, & Liu Q. 2010. Composition, molecular structure,
properties, and modification of pulse starches. Food research international 43:
399-413.
Jayakodi L, Hoover R. 2008. Effect of annealing on the molecular structure and
physicochemical properties of starches from different botanical origins a
review. Carbohydrate Polymers, 74: 691-703.
Li P-H, Huang C-C, Yang M-Y, Wang C-CR. 2011. Textural and sensory properties 1
of salted noodles containing purple yam flour. Accepted manuscript, Food
research international.
Milanita D. 2010. Rekayasa kualitas roti tawar dari komposit tepung terigu dan
Diocorea esculenta dengan gum arab sebagai pengendali struktur menggunakan
metode taguchi. Skripsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas
Trunojoyo Madura.
Nugraha S. 2008. Beras dan indeks glisemiknya. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pasca Panen. Departemen Pertanian RI.
Oramahi HA. 2008. Teori dan aplikasi penggunaan RSM (Response Surface
Methodology). Yogyakarta: Ardana Media.
Purwandari U. 2011. Development of functional bread using yam (Discorea sp) flour.
International Scientific Conference on Nutraceuticals and Functional Food.
Kosice, Slovakia.
Suprianto G. 2009. Kajian pembuatan roti fungsional dengan pemanfaatan tepung uwi
(Dioscorea spp). Skripsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas
Trunojoyo Madura.
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012
Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012