J1A019114
OUTLINE SKRIPSI
Bab I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kurang Energi Kronis (KEK) masih banyak terjadi pada remaja diantaranya
disebabkan oleh pemahaman yang salah terkait gizi dan kesehatan, body images, atau ketiadaan
akses terhadap makanan sehat. Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 persentase kejadian KEK
pada remaja di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih tinggi yaiti 21,0% dan Riskesdas 2013
persentasi kejadian KEK yaitu 24,1%. Meskipun persentase kejadian KEK menurun, tetapi
angka tersebut masih sangat tinggi dan menempati posisi ke 2 tertinggi menurut provinsi.
Berbagai upaya untuk mengatasi penyakit tersebut perlu ditingkatkan dan dikembangkan. Maka
dari itu upaya untuk mengatasi masalah KEK pada remaja adalah diberikan makanan yang
meningkatkan energi dan protein. Kebutuhan energi bisa didapatkan dari sumber pangan seperti
ubi jalar ungu dan kebutuhan protein dapat diperoleh dari sumber pangan nabati yaitu kacang-
kacangan salah satunya adalah kacang merah.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penambahan tepung kacang merah terhadap sifat
organoleptik, nilai gizi dan daya terima bolulung camerungu pada remaja KEK.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kacang merah terhadap sifat
organoleptik, nilai gizi, dan daya terima produk bolulung camerungu.
D. Hipotesis Penelitian
Untuk mengarahkan penilitian, maka digunakan hipotesis sebagai berikut yaitu
penambahan tepung kacang merah memberikan pengaruh terhadap sifat organoleptik
meliputi warna, aroma, rasa, tekstur dan terima bolulung camerungu pada remaja KEK.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman serta keterampilan penulis dalam menyusun
proposal skripsi dan menambah keterampilan dalam pembuatan bolulung camerungu
sebagai alternatif makanan jajanan basah dengan memanfaatkan bahan pangan lokal.
2. Bagi instansi
Sebagai refrensi keilmuan, khususnya dalam mengembangkan produk makanan
jajanan sehat berbasis bahan pangan lokal.
3. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada
masyarakat tentang pembuatan bolulung camerungu dengan penambahan tepung
kacang merah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat
Penelitian ini akan dilakukan di 3 (tiga) tempat yaitu di Laboratorium Ilmu
Teknologi Pangan (ITP) Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Mataram untuk
melakukan uji organoleptik (untuk memilih produk terbaik), uji proksimat akan
dilakukan di Laboratorium Jurusan Teknologi Pangan Universitas Mataram
dan untuk uji daya terima kepada remaja KEK.
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2021.
B. Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan percobaan
laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 5 aras,
masing-masing 3 kali pengulangan yaitu:
t1 = penambahan tepung kacang merah 5% dari berat total bahan
t2 = penambahaan tepung kacang merah 10% dari berat total bahan
t3 = penambahaan tepung kacang merah 15% dari berat total bahan
t4 = penambahaan tepung kacang merah 20% dari berat total bahan
t5 = penambahaan tepung kacang merah 25% dari berat total bahan
C. Tata letak percobaan
Adapun langkah melakukan layout dan tata letak percobaan adalah sebagai
berikut:
1. Jumlah unit percobaan
Diketahui (t) = 5
Replikasi (r) = 3
Jumlah unit percobaan (n) = t x r
=5x3
= 15 unit percobaan
Keterangan :
n = banyaknya unit percobaan
t = banyaknya percobaan
r = banyaknya replikasi atau jumlah pengulangan
2. Bilangan random diperoleh dengan menggunakan kalkulator.
a. Tentukan bilangan random
15, 729, 279, 924, 567, 593, 445, 612, 405, 302, 207, 687, 25, 221, 850
b. Pemberian rangking
Beri nomor dari setiap unit percobaan yaitu nomor 1 sampai dengan 15.
Pemberian nomor dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Tabel 11. Pemberian rangking
1. 15 6. 302 11. 612
2. 25 7. 405 12. 687
3. 207 8 445 13. 729
4. 221 9. 567 14 850
5. 279 10. 593 15 924
D. Variabel penelitian
1. Variable independent (bebas)
Variable independent atau yang sering disebut dengan variabel bebas
adalah variabel yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Variabel
independent dalam penelitian ini adalah penambahan tepung kacang merah
5%, 10%, 15%, 20%, 25%, .
2. Variabel dependen (terikat)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang diamati dan
diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel
bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sifat organoleptik yang
meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur.
3. Variabel zat gizi
Kandungan zat gizi seperti kadar air, kadar abu, protein, lemak, dan
karbohidrat) bolulung camerungu yang mempunyai sifat organoleptik terbaik.
4. Variabel daya terima konsumen
Daya terima konsumen terhadap bolu gulung ubi jalar ungu dengan
penambahan tepung kacang merah yang mempunyai sifat organoleptik
terbaik.
E. Data yang dikumpulkan
Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Data uji sifat organoleptik
Data uji sifat organoleptik yang meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur
bolu gulung dengan penambahan tepung kacang merah menggunakan
metode uji hedonik dan adanya form uji hedonik.
2. Data Nilai Zat Gizi
Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah uji proximat
bolulung camerungu dengan penambahan tepung kacang merah yang
meliputi:
a. Uji kadar air dengan metode Termogravimetri (metode oven)
b. Uji kadar abu dengan metode Drying Ash
c. Uji kadar lemak dengan metode Soxhletasi
d. Uji kadar protein dengan metode Kjeldahl
e. Uji kadar karbohidrat dengan menggunakan metode by difference
3. Data daya terima
Data uji daya terima yang membandingkan berat produk makanan yang
tidak dihabiskan (sisa makanan) dengan berat produk makanan yang
disajikan dikalikan dengan seratus persen.
F. Bahan dan Alat
1. Bahan
a. Pembuatan bolu gulung: tepung terigu, tepung ubi jalar ungu, tepung
kacang merah, tepung maizena, gula pasir, sp, margarin, vanili, dan
garam.
b. Uji sifat organoleptik: bolulung camerungu dengan 5 jenis perlakuan dan
air mineral
c. Uji daya terima sasaran: pengembangan bolu gulung dengan
penambahan tepung kacang merah dan air mineral
d. Uji proximat bolulung camerungu adalah:
1) Uji kadar abu : 2-3 gram
2) Uji kadar air : 1-2 gram
3) Uji kadar protein :
a) Asam sulfat (H2SO4) pekat
b) Kalium sulfat (K2SO4) anhidrus/merkuri oksida (HgO)
c) Natrium Hidroksida (NaOH) 60%
d) Larutan asam klorida HCL 0,01 N
e) Asam Borat 3%
f) Indikator : campuran metal biru dan metal merah 1:2 dalam etanol
95%
4) Uji kadar lemak : asam klorida (HCL) 8 N (65%) dan dieteliter atau
petroleum eter (40-600C)
2. Alat
a. Pembuatan bolu gulung: Mixer, timbangan bahan makanan, loyang,
waskom, ayakan 80 mesh, dandang, sendok, kuas, kertas roti
b. Uji sifat organoleptik: Formulir uji hedonik, kertas label, pulpen, tempat uji
hedonk, piring kertas, dan sendok.
c. Uji proksimat:
1) Uji kadar abu : cawan porselen, tabor pengabuan, timbangan analiti
2) Uji kadar air : oven dan timbangan analitik.
3) Uji kadar lemak : kertas saring, kapas bebas lemak, oven, sokhlet,
labu lemak, neraca analitik.
4) Uji kadar protein : labu kjedahl 500 mL, pemanas listri, alat
destilasi, neraca analitik.
5) Uji karbohidrat : sama halnya dengan uji lain menggunakan alat yang
sama namun uji karbohidrat bukan dianalisis tapi dihitung
d. Uji daya terima sasaran: Formulir daya terima dengan kertas stiker,
timbangan bahan makanan, pulpen. Timbangan digunakan untuk
membandingkan berat yang disajikan dengan berat yang tidak dihabiskan
(sisa makanan) yang kemudian dikalikan dengan seratus persen.
G. Alur penelitian
Alur penelitian dapat dilihat pada gambar.
Uji hedonik
Uji proksimat
Keterangan :
W = bobot contoh sebelum diabukan dalam gram
W1 = bobot contoh + cawan sesudah diabukan dalam gram
W2 = bobot cawan kosong dalam gram
Sumber : (Muchtaridi, 2007)
2) Kadar Air Total (Termogravimetri)
a) Menimbang dengan seksama 1 gram – 2 gram cuplikan pada sebuah
botol timbang tertutup yang sudah diketahui bobotnya.
b) Dikeringkan pada oven suhu 1050C selama 3 jam.
c) Didinginkan dengan eksikalator.
d) Menimbang ulang pekerjaanini hingga diperoleh bobot tetap.
Perhitungan kadar air total (termogravimetri)
Keterangan :
W = bobot cuplikan sebelum dikeringkan (g)
W1 = kehilangan bobot setelah dikeringkan (g)
Sumber :(Muchtaridi, 2007)
( )
Keterangan :
W = bobot cuplikan
W1 = volume HCl 0,01 N yang dipergunakan penitraan
Contoh
W2 = volume HCl yang dipergunakan dalam penitraan
Blanko
N = Normalitas HCl
f.k = protein dari (makanan secara umum 6,25)
f.p = faktor pengenceran
sumber : (Pergiyanti, 2019)
4) Kadar Lemak Total (Soxhletasi)
Pengukuran Kadar Lemak Total (SNI 01-2891-1992)
1. Menimbang dengan seksama 1-2 gram contoh, masukkan ke dalam
selongsong kertas berisi contoh tersebut denga kapas, keringkan
dengan oven pada suhu tidak lebih dari 80ºC selama kurang lebih 1
jam, kemudian masukkan ke dalam alat sochlet dengan labu lemak
berisi batu didih yang telah dikeringkan dan telah diketahui bobotnya.
2. Mengekstraksi dengan heksana atau pelarut lainnya selama kurang
lebih 6 jam.
3. Menyulingkannya dengan heksana dan keringkan ekstrak lemak dalam
oven pengering pada suhu 105ºC.
4. Mendinginkan dan menimbang hasil.
5. Mengulang pengeringan ini hingga mencapai bobot tetap
Keterangan :
W = bobot contoh dalam gram
W1= bobot llemak sebelum ekstraksi dalam gram
W2= labu lemak sesudah ekstraksi dalam gram
Sumber :(Pargiyanti, 2019)
5) Pengukuran kadar karbohidrat total dengan menggunakan metode by
difference dalam sampel dihitung berdasarkan perhitungan (dalam %)
1. Makanan yang hendak diuji kandungannya terlebih dahulu dihaluskan
dengan memakai alat penumbuk dan juga mortar.
2. Selanjutnya, buatlah larutan dengan menggunakan objek yang telah
dihaluskan. Caranya dengan menambahkan air secukupnya.
3. Siapkan tabung reaksi yang telah steril kemudian masukkan pada
tabung tersebut dengan 0,5 ml larutan dari objek yang hendak diteliti.
4. Kemudian mulailah menambahkan tetes demi tetes larutan iodin ke
dalam tabung reaksi dan kocok pelan-pelan sampai terjadi perubahan
warna. Apabila cenderung berubah ke warna hitam, maka objek
tersebut positif mengandung karbohidrat.
% karbohidrat = 100% - %
(protein+lemak+abu+air)