Anda di halaman 1dari 16

TUGAS RANCANGAN PENELITIAN DAN PENYAJIAN ILMIAH

VIEDYA YADA VARIZA

J1A019114

ITP GENAP 2019

OUTLINE SKRIPSI

Judul skripsi : “PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP


SIFAT ORGANOLEPTIK, NILAI GIZI DAN DAYA TERIMA BOLULUNG
CAMERUNGU PADA REMAJA KEK”

Bab I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kurang Energi Kronis (KEK) masih banyak terjadi pada remaja diantaranya
disebabkan oleh pemahaman yang salah terkait gizi dan kesehatan, body images, atau ketiadaan
akses terhadap makanan sehat. Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 persentase kejadian KEK
pada remaja di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih tinggi yaiti 21,0% dan Riskesdas 2013
persentasi kejadian KEK yaitu 24,1%. Meskipun persentase kejadian KEK menurun, tetapi
angka tersebut masih sangat tinggi dan menempati posisi ke 2 tertinggi menurut provinsi.
Berbagai upaya untuk mengatasi penyakit tersebut perlu ditingkatkan dan dikembangkan. Maka
dari itu upaya untuk mengatasi masalah KEK pada remaja adalah diberikan makanan yang
meningkatkan energi dan protein. Kebutuhan energi bisa didapatkan dari sumber pangan seperti
ubi jalar ungu dan kebutuhan protein dapat diperoleh dari sumber pangan nabati yaitu kacang-
kacangan salah satunya adalah kacang merah.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penambahan tepung kacang merah terhadap sifat
organoleptik, nilai gizi dan daya terima bolulung camerungu pada remaja KEK.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kacang merah terhadap sifat
organoleptik, nilai gizi, dan daya terima produk bolulung camerungu.
D. Hipotesis Penelitian
Untuk mengarahkan penilitian, maka digunakan hipotesis sebagai berikut yaitu
penambahan tepung kacang merah memberikan pengaruh terhadap sifat organoleptik
meliputi warna, aroma, rasa, tekstur dan terima bolulung camerungu pada remaja KEK.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman serta keterampilan penulis dalam menyusun
proposal skripsi dan menambah keterampilan dalam pembuatan bolulung camerungu
sebagai alternatif makanan jajanan basah dengan memanfaatkan bahan pangan lokal.
2. Bagi instansi
Sebagai refrensi keilmuan, khususnya dalam mengembangkan produk makanan
jajanan sehat berbasis bahan pangan lokal.
3. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada
masyarakat tentang pembuatan bolulung camerungu dengan penambahan tepung
kacang merah.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


1. Remaja
Remaja (adolescence) merupakan masa transisi atau peralihan dari masa
anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan fisik,
psikis dan psikososial (Fillah, 2014). Masalah gizi yang paling sering dialami
pada usia remaja adalah Kurang Energi Kronik (KEK). Seorang remaja yang
mengalami masalah gizi seperti KEK bisa berdampak negatif terhadap
kesehatan masyarakat ((Putra, 2018).
Masalah gizi yang sering terjadi pada remaja putri adalah kurangnya asupan
zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi kronis, kurang
energi protein dan dapat terjadi anemia. Hal tersebut akan berdampak negatif
pada kesehatan masyarakat misalnya terdapat masalah penurunan konsentrasi
belajar, pada WUS berisiko melahirkan bayi dengan berat badan bayi rendah
(BBLR) maupun penurunan kesegaran jasmani. Di Indonesia banyak terjadi
kasus kekurangan energi kronis terutama disebabkan karena kurang asupan
zat gizi seperti energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh tidak tercukupi (Paramata & Sandalayuk, 2019).

2. Pengertian Makanan Jajanan


Makanan jajanan menurut FAO (Food and Agriculture Organization),
didefisinikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual
oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum
lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan
lebih lanjut (Mardiana, 2016).
3. Bolu gulung
a. Pengertian bolu gulung
Bolu gulung merupakan produk bakeri yang terbuat dari terigu, gula,
lemak dan telur. Pembuatan bolu membutuhkan pengembangan gluten dan
biasanya digunakan bahan pengembang kimiawi serta dibutuhkan
pembentuk emulsi kompleks air dalam minyak dimana lapisan air terdiri
dari gula perbertekstur kental (Rakhmah, 2012).
Kue bolu gulung atau bolulung camerungu adalah kue jenis bolu yang
digulung. Kue tipis terbuat dari telur, tepung dan gula dan dikukus dalam
loyang persegi panjang yang sangat dangkal, yang disebut loyang lembar.
Kue dikeluarkan dari loyang dan diolesi dengan selai atau buttercream,
digulung, dan di iris melingkar (Rakhmah, 2019).
b. Kandungan komposisi nilai gizi bolu gulung
Bolu gulung adalah kue berbahan dasar tepung (umumnya tepung terigu)
maizena, gula halus, margarin, dan telur yang dimatangkan dengan cara di
oven dan diselesaikan dengan di gulung. Berikut komposisi kandungan
nilai gizi bolu gulung (Ciagusbandiah, 2019).
c. Standar mutu bolu gulung
Seluruh tahap pembuatan dan bahan-bahan yang digunakan akan
berpengaruh terhadap kenampakan dan kualitas akhir produk bolu gulung.
Bolu gulung yang dihasilkan harus dapat diterima secara organoleptik oleh
konsumen dan memenuhi standar SNI.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat
Penelitian ini akan dilakukan di 3 (tiga) tempat yaitu di Laboratorium Ilmu
Teknologi Pangan (ITP) Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Mataram untuk
melakukan uji organoleptik (untuk memilih produk terbaik), uji proksimat akan
dilakukan di Laboratorium Jurusan Teknologi Pangan Universitas Mataram
dan untuk uji daya terima kepada remaja KEK.
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2021.
B. Rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan percobaan
laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 5 aras,
masing-masing 3 kali pengulangan yaitu:
t1 = penambahan tepung kacang merah 5% dari berat total bahan
t2 = penambahaan tepung kacang merah 10% dari berat total bahan
t3 = penambahaan tepung kacang merah 15% dari berat total bahan
t4 = penambahaan tepung kacang merah 20% dari berat total bahan
t5 = penambahaan tepung kacang merah 25% dari berat total bahan
C. Tata letak percobaan
Adapun langkah melakukan layout dan tata letak percobaan adalah sebagai
berikut:
1. Jumlah unit percobaan
Diketahui (t) = 5
Replikasi (r) = 3
Jumlah unit percobaan (n) = t x r
=5x3
= 15 unit percobaan
Keterangan :
n = banyaknya unit percobaan
t = banyaknya percobaan
r = banyaknya replikasi atau jumlah pengulangan
2. Bilangan random diperoleh dengan menggunakan kalkulator.
a. Tentukan bilangan random
15, 729, 279, 924, 567, 593, 445, 612, 405, 302, 207, 687, 25, 221, 850
b. Pemberian rangking
Beri nomor dari setiap unit percobaan yaitu nomor 1 sampai dengan 15.
Pemberian nomor dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Tabel 11. Pemberian rangking
1. 15 6. 302 11. 612
2. 25 7. 405 12. 687
3. 207 8 445 13. 729
4. 221 9. 567 14 850
5. 279 10. 593 15 924

c. Memberi rangking sebagai unit nomor percobaan

D. Variabel penelitian
1. Variable independent (bebas)
Variable independent atau yang sering disebut dengan variabel bebas
adalah variabel yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Variabel
independent dalam penelitian ini adalah penambahan tepung kacang merah
5%, 10%, 15%, 20%, 25%, .
2. Variabel dependen (terikat)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang diamati dan
diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel
bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sifat organoleptik yang
meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur.
3. Variabel zat gizi
Kandungan zat gizi seperti kadar air, kadar abu, protein, lemak, dan
karbohidrat) bolulung camerungu yang mempunyai sifat organoleptik terbaik.
4. Variabel daya terima konsumen
Daya terima konsumen terhadap bolu gulung ubi jalar ungu dengan
penambahan tepung kacang merah yang mempunyai sifat organoleptik
terbaik.
E. Data yang dikumpulkan
Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Data uji sifat organoleptik
Data uji sifat organoleptik yang meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur
bolu gulung dengan penambahan tepung kacang merah menggunakan
metode uji hedonik dan adanya form uji hedonik.
2. Data Nilai Zat Gizi
Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah uji proximat
bolulung camerungu dengan penambahan tepung kacang merah yang
meliputi:
a. Uji kadar air dengan metode Termogravimetri (metode oven)
b. Uji kadar abu dengan metode Drying Ash
c. Uji kadar lemak dengan metode Soxhletasi
d. Uji kadar protein dengan metode Kjeldahl
e. Uji kadar karbohidrat dengan menggunakan metode by difference
3. Data daya terima
Data uji daya terima yang membandingkan berat produk makanan yang
tidak dihabiskan (sisa makanan) dengan berat produk makanan yang
disajikan dikalikan dengan seratus persen.
F. Bahan dan Alat
1. Bahan
a. Pembuatan bolu gulung: tepung terigu, tepung ubi jalar ungu, tepung
kacang merah, tepung maizena, gula pasir, sp, margarin, vanili, dan
garam.
b. Uji sifat organoleptik: bolulung camerungu dengan 5 jenis perlakuan dan
air mineral
c. Uji daya terima sasaran: pengembangan bolu gulung dengan
penambahan tepung kacang merah dan air mineral
d. Uji proximat bolulung camerungu adalah:
1) Uji kadar abu : 2-3 gram
2) Uji kadar air : 1-2 gram
3) Uji kadar protein :
a) Asam sulfat (H2SO4) pekat
b) Kalium sulfat (K2SO4) anhidrus/merkuri oksida (HgO)
c) Natrium Hidroksida (NaOH) 60%
d) Larutan asam klorida HCL 0,01 N
e) Asam Borat 3%
f) Indikator : campuran metal biru dan metal merah 1:2 dalam etanol
95%
4) Uji kadar lemak : asam klorida (HCL) 8 N (65%) dan dieteliter atau
petroleum eter (40-600C)
2. Alat
a. Pembuatan bolu gulung: Mixer, timbangan bahan makanan, loyang,
waskom, ayakan 80 mesh, dandang, sendok, kuas, kertas roti
b. Uji sifat organoleptik: Formulir uji hedonik, kertas label, pulpen, tempat uji
hedonk, piring kertas, dan sendok.
c. Uji proksimat:
1) Uji kadar abu : cawan porselen, tabor pengabuan, timbangan analiti
2) Uji kadar air : oven dan timbangan analitik.
3) Uji kadar lemak : kertas saring, kapas bebas lemak, oven, sokhlet,
labu lemak, neraca analitik.
4) Uji kadar protein : labu kjedahl 500 mL, pemanas listri, alat
destilasi, neraca analitik.
5) Uji karbohidrat : sama halnya dengan uji lain menggunakan alat yang
sama namun uji karbohidrat bukan dianalisis tapi dihitung
d. Uji daya terima sasaran: Formulir daya terima dengan kertas stiker,
timbangan bahan makanan, pulpen. Timbangan digunakan untuk
membandingkan berat yang disajikan dengan berat yang tidak dihabiskan
(sisa makanan) yang kemudian dikalikan dengan seratus persen.

G. Alur penelitian
Alur penelitian dapat dilihat pada gambar.

Pembuatan tepung ubi jalar


ungu dan tepung kacang merah
Tepung maizena, telur
ayam ras, susu bubuk, Bolulung camerungu
vanili, TBM, gula pasir,
margarin, air

Uji hedonik

Uji proksimat

Uji daya terima

Gambar 7. Alur penelitian


H. Cara pengumpulan data
1. Data sifat organoleptik
Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sifat
organoleptik yang meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur yang dilakukan
dengan uji organoleptik dengan metode hedonik menggunakan skala sebagai
berikut: 5= sangat suka, 4= suka, 3= agak suka, 2= tidak suka, 1= sangat
tidak suka. Adapun hal yang harus disiapkan dalam melakukan uji
organoleptik metode hedonik, adalah:
a. Uji hedonik dilakukan oleh 15 panelis dengan kriteria agak terlatih yang
sebelumnya telah melakukan uji keterandalan panelis, dengan melakukan
uji pembeda pasangan.
b. Penyajian contoh disajikan satu persatu dari setiap perlakuan.
c. Panelis melakukan penilaian dengan mengisi formulir yang telah
disediakan.
d. Hasil penilaian kemudian ditabulasikan dalam satu tabel, untuk kemudian
dilakukan analisis.
2. Data Nilai Zat Gizi
1) Kadar Abu Total (Dry Ashing)
a) Menimbang dengan seksama 2 gram – 3 gram contoh ke dalam
sebuah cawan porselin yang telah diketahui bobotnya.
b) Diarangkan di atas nyala pembakaran, lalu abuan dalam tanur listrik
pada suhu maksimum 5500C sampai pengabuan sempurna (sekali-
sekali pintu tanur di buat sedikit, agar oksigen bisa masuk).
c) Mendinginkan dalam eksikalator, lalu menimbang sampai bobot tetap.
Perhitungan kadar abu total (Dry Ashing)

Keterangan :
W = bobot contoh sebelum diabukan dalam gram
W1 = bobot contoh + cawan sesudah diabukan dalam gram
W2 = bobot cawan kosong dalam gram
Sumber : (Muchtaridi, 2007)
2) Kadar Air Total (Termogravimetri)
a) Menimbang dengan seksama 1 gram – 2 gram cuplikan pada sebuah
botol timbang tertutup yang sudah diketahui bobotnya.
b) Dikeringkan pada oven suhu 1050C selama 3 jam.
c) Didinginkan dengan eksikalator.
d) Menimbang ulang pekerjaanini hingga diperoleh bobot tetap.
Perhitungan kadar air total (termogravimetri)

Keterangan :
W = bobot cuplikan sebelum dikeringkan (g)
W1 = kehilangan bobot setelah dikeringkan (g)
Sumber :(Muchtaridi, 2007)

3) Kadar protein (Kjedahl)


Pengukuran kadar protein total dilakukan dengan metode kjedahl (SNI
01-2891-1992)
1. Menimbang dengan seksama 0,51 gram cuplikan, masukkan ke
dalam labu kjedahl 100 ml.
2. Menambahakan 2 gram campuran selen dan 25 ml H2SO4 pekat.
3. Dipanaskan di atas pemanas listrik atau api pembakar sampai
mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan selama 2 jam.
4. Dibiarkan dingin, kemudian encerkan dan masukkan ke dalam labu
ukur 100 ml, tepatkan sampai dengan tanda garis.
5. Pipet 5ml larutan dan masukkan ke dalam penyuling, tambahkan 5
ml NaOh 30% dan bebrapa indicator PP.
6. Sulingkan selama kurang lebih 10 menit, sebagai penampung
gunakan 10 ml larutan asam borat 2 % yang telah dicampur
indikator.
7. Bilas ujung pendingin dengan air suling.
8. Titrasi dengan larutan HCL 0,01 N.
9. Kerjakan penetapan blanko

( )

Keterangan :
W = bobot cuplikan
W1 = volume HCl 0,01 N yang dipergunakan penitraan
Contoh
W2 = volume HCl yang dipergunakan dalam penitraan
Blanko
N = Normalitas HCl
f.k = protein dari (makanan secara umum 6,25)
f.p = faktor pengenceran
sumber : (Pergiyanti, 2019)
4) Kadar Lemak Total (Soxhletasi)
Pengukuran Kadar Lemak Total (SNI 01-2891-1992)
1. Menimbang dengan seksama 1-2 gram contoh, masukkan ke dalam
selongsong kertas berisi contoh tersebut denga kapas, keringkan
dengan oven pada suhu tidak lebih dari 80ºC selama kurang lebih 1
jam, kemudian masukkan ke dalam alat sochlet dengan labu lemak
berisi batu didih yang telah dikeringkan dan telah diketahui bobotnya.
2. Mengekstraksi dengan heksana atau pelarut lainnya selama kurang
lebih 6 jam.
3. Menyulingkannya dengan heksana dan keringkan ekstrak lemak dalam
oven pengering pada suhu 105ºC.
4. Mendinginkan dan menimbang hasil.
5. Mengulang pengeringan ini hingga mencapai bobot tetap

Keterangan :
W = bobot contoh dalam gram
W1= bobot llemak sebelum ekstraksi dalam gram
W2= labu lemak sesudah ekstraksi dalam gram
Sumber :(Pargiyanti, 2019)
5) Pengukuran kadar karbohidrat total dengan menggunakan metode by
difference dalam sampel dihitung berdasarkan perhitungan (dalam %)
1. Makanan yang hendak diuji kandungannya terlebih dahulu dihaluskan
dengan memakai alat penumbuk dan juga mortar.
2. Selanjutnya, buatlah larutan dengan menggunakan objek yang telah
dihaluskan. Caranya dengan menambahkan air secukupnya.
3. Siapkan tabung reaksi yang telah steril kemudian masukkan pada
tabung tersebut dengan 0,5 ml larutan dari objek yang hendak diteliti.
4. Kemudian mulailah menambahkan tetes demi tetes larutan iodin ke
dalam tabung reaksi dan kocok pelan-pelan sampai terjadi perubahan
warna. Apabila cenderung berubah ke warna hitam, maka objek
tersebut positif mengandung karbohidrat.

% karbohidrat = 100% - %
(protein+lemak+abu+air)

Sumber : (Muchtariadi, 2007)

6) Data daya terima


Data yang dikumpulkan berupa hasil dari form uji daya terhadap sisa
makanan konsumen. Dengan membandingkan jumlah makanan yang
dihabiskan dengan jumlah yang disajikan.
Klasifikasi hasil persentase:

a. Daya terima baik jika makanan dihabiskan ≥ 80%


b. Daya terima kurang jika makanan dihabiskan ≤ 80%
Sumber : (Muchtariadi, 2007)
I. Cara Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data Uji Organoleptik
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan akan disajikan dalam bentuk
tabel . untuk mengetahui sifat organoleptik (warna, aroma, rasa, dan tekstur)
dari setiap penambahan tepung kacang merah dapat diolah dan dianalisis
dengan menggunakan analisis statistik One Way Anova pada tingkat
kepercayaan 95% atau olfa 0,05. Analisis statistic ini akan dilakukan dengan
menggunakan software program SPSS 16.0. jika terdapat pengaruh yang
signifikan (sig.<0,05), maka data dapat diolah lebih lanjut menggunakan uji
Duncan.
2. Pengolahan Data Uji Kandungan Gizi
Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah uji kadar air,
kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan kadar karbohidrat. Uji kandungan
gizi dilaksanakan apabila sudah mendapatkan hasil terbaik pada uji
organoleptik, yang dimana terdapat 15 sampel yang diberikan kepada panelis
agak terlatih, dari ke lima belas sampel tersebut terdapat 1 sampel yang
paling disukai. 1 sampel yang disukai inilah yang dilakukan uji kandungan zat
gizi. Pengolahan data uji kandungan zat gizi disajikan dalam bentuk tabulasi.
3. Pengolahan Data Uji Daya Terima
Hasil uji daya terima diolah dengan cara membandingkan bolu gulung yang
disisakan dengan berat bolu gulung yang disajikan dan rumuskan dalam
bentuk sebagai berikut:

a. Daya terima baik jika makanan dihabiskan ≥ 80%


b. Daya terima kurang jika makanan dihabiskan ≤ 80%
DAFTAR PUSTAKA

Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013


Anggara Ista Putra. (2018). Remaja Putri KEK Yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah Sman
1 Kota Ternate Daerah Urban. 3(32), 1–44.

Anonim, 2003. Awas Bahan Makanan Berbahaya.


http://www.mailarchive.com/jemaah@arroyyan.com/ msg01106.html.Diakses tanggal
01- 07-05.

Wahyuni Aprillia. (2016). Pembuatan Bolu Gulung Ubi Jalar Ungu.


Ayustaningsih, dkk,. 2016. Pembuatan Produk Dengan Pangan Lokal (Ubi Jalar Ungu)
Fitriyono, Ayustaningwarno,. 2014. Analisis Sensori Industri Pangan.
Becker, F. G. (2015). Bahan Pengganti Telur. 59–74.
Ciagusbandiah. (2019). Komposisi Bolu Gulung Sebagau Makanan Selingan Yang Mengandung
Antioksidan.
Dessy Anggraini. (2015). Pengaruh Substitusi Tepung Kacang Merah Terhadap Kualitas Bolu
Gulung.
Dewi Kartika, Marliyati, S. A., Kustiyah, L., Khomsan, A., & Gantohe, T. M. (2014). Uji
Organoleptik Formulasi Biskuit Fungsional Berbasis Tepung Ikan Gabus ( Ophiocephalus
striatus ) The Organoleptic Functional Biscuit Formulation Based. 34(2), 120–125.
Dewi, N. S., Julianti, E., & Lubis, Z. (2015). Evaluasi Pengaruh Penggunaan Bahan Pengganti
Telur( Egg Replacer ) Pada Pembuatan Cake Evaluation of Effect of Egg Replacer in Cake
Making ). 3(4), 441–447.
Edy Susanto, M. (2019). Formulasi Pembuatan Colourful Steamed Cake. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Ekayani, I. A. P. H. (2015). Efisiensi Penggunaan Telur Dalam Pembuatan Sponge Cake. 59–74.
Eriandi, R., & Murdianto, W. (2017). Formulasi Tepung Ubi Jalar Ungu dan Terigu
FORMULASI TEPUNG UBI JALAR UNGU ( Ipomea batatas blackie ) DAN Formulations
of Purple Sweet Potatoes ( Ipomoea batatas blackie ) and Wheat Flour on Chemical and
sensory characteri. 1–5.
Fillah Fithra Dieny, S. Gz., M, Si. (2014). PERMASALAHAN GIZI pada Remaja Putri
Hasanah. (2018). penanggulangan KEK.print pdf. (n.d)
Hasibuan, H. A., & Hardika, A. P. (2015). Formulation and Production of Margarine Using Palm
Oil Fractions in Small-Scale Industry and Its Application. Agritech, 35(4), 377–387.
Irfansyah. (2001). Karakterisasi Fisiko-Kimia Dan Fungsional Tepung Ubi Jalar
(Ipomeabatatas L) Serta Pemanfaatannya Untuk Pembuatan Kerupuk.
Kartika Ayu. (2015). Perbedaan Kualitas Roll Cake Tepung Ubi Jalar Ungu Dengan Tepung
Terigu.
Ketra, A. R., & Wulandra, O. (2015). Subtitusi Tepung Ubi Jalar Dalam Pembuatan Bolu
Gulung. I(2), 182–187.
Laporan Riskesdas 2013 Provinsi Nusa Tenggara Barat
M Noer, S. W., Wijaya, M., & Kadirman, K. (2018). Pemanfaatan Tepung Ubi Jalar (Ipomea
Btatas L) Berbagai Varietas Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kue Bolu Gulung Kukus.
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 3, 60. https://doi.org/10.26858/jptp.v3i0.5465
Mardiana. (2016). Kebijakan Sekolah Dalam Pemilihan Makanan Jajanan Pada Anak Sekolah
Dasar. Journal of Health Education, 25(1), 57–60.
https://doi.org/10.1080/10556699.1994.10603001
Marita. (2015). Eksperimen Pembuatan Roll Cake Bahan Dasar Tpung Beras Hitam ( Oryza
sativa L . indica ) Substitusi Tepung Terigu.
Munawar Khail N. (2015). Sehat Tanpa Obat dengan UBI JALAR Berkhasiat. Seri Apotek
Dapur
Paramata, Y., & Sandalayuk, M. (2019). Kurang Energi Kronis pada Wanita Usia Subur di
Wilayah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Gorontalo Journal of Public Health,
2(1), 120. https://doi.org/10.32662/gjph.v2i1.390
Pergiyanti. (2019). Optimasi Waktu Ekstraksi Lemak Dengan Metode Soxhlet Menggunakan
Perangkat Alat Mikro Soxhlet. 1(2), 29–35.
Rakhmah, Y. (2012). Studi Pembuatan Bolu Gulung Dari Tepung Ubi Jalar ( Ipomoea batatas L
).
Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).

Anda mungkin juga menyukai