Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

URTIKARIA
Juanda Putra S.Ked

Laporan Kasus
1. Identitas Pasien
Nama

: Tn. AR

Umur

: 25 Tahun

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Alamat

: Desa Sagoe Langgien

Pekerjaan

: Petani

Agama

: Islam

Status

: Kawin

Tanggal Masuk

: 22 April 2015 (Jam 14 : 00)

2. Anamnesis
a. Keluhan utama : Timbul bula dan terasa panas
b. Riwayat penyakit sekarang : Os datang dari IGD ke ruangan inap kulit kelamin
dengan keluhan timbul benjolan pertama di perut sebelah kiri dan punggung sebelah
kiri 3 hari yang lalu disertai rasa panas seperti terbakar pada daerah tersebut. Keluhan
gatal pada daerah kedua tungkai kaki dialami Os sejak 4 hari yang lalu, Os merasa
sedikit nyeri, terasa panas, lalu pasien mengeluhkan gatal-gatal.
c. Riwayat penyakit dahulu : Os pernah mengalami TB Paru selama 4 tahun dan juga
pasien telah mengkonsumsi OAT selama 6 bulan tanpa putus.
d. Riwayat penyakit keluarga : dikeluarga tidak pernah menderita penyakit ini
sebelumnya.
e. Riwayat penggunaan obat :
-

Ketokonakozole 2% cr

3. UKK (Ujud Kelainan Kulit)


-

Pada daerah perut dan punggung dijumpai vesikel dan bula yang berkelompok dengan
dasar eritem juga tampak lesi yang bersifat unilateral pada dermatom yang sejajar
dengan veterbrae thorakal 11/12.

4. Diferensial diagnosa (DD)


-

Herpes Zoster

Herpes Simpleks

Varisella

5. Gambaran histopatologi :
-

Tampak vesikula bersifat uniloklar, biasanya pada stratum granulosum, kadangkadang subepidermal. Yang penting adalah temuan "sel balon" yaitu sel stratum
spinosum yang mengalami degenerasi dan membesar, juga badan inklusi (lipschutz)
yang terbesar dalam inti sel epidermis, dalam jaringan ikat dan endotel pembuluh
darah. Dermis : dilatasi pembuluh darah dan sebutkan limfosit.

Jika menyerang wajah, daerah yang dipersarafi N. V cabang atas disebut herpes zoster
fortalis.

Jika menyerang cabang oftalmukus N. V disebut herpes zoter oftalmik.

Jika menyerang sarah interkostal disebut herpes zoter torakalis.

Jika menyerang daerah lumbal disebut herpes zoter abdomunalis / lumbalis.

6. Pemeriksaan penunjang : Gambar yang paling khas pada herpes zoster adalah erupsi yang
lokalisata dan hampir selalu unilateral, secara laboratorik pemeriksaan sediaan apus secara
Tzank membantu menegakkan diagnosa
7. Diagonsa : Herpes Zoster + Psot TB Paru + Tine Corpolis

8. Terapi :
Terapi sistematik hanya bersifat simtomatik, misalnya pemberian analgetika untuk
mengurangi neuralgia. Dapat pula ditambahkan neurotropik: vitamin B1, B6 dan B12.
Antibiotika diberikan bila ada infeksi sekunder.
-

Lokal : diberi bedak. Losio kalamin dapat diberikan untuk mengurangi rasa tidak enak
dan mengeringkan lesi vesikuler.

Visite Kamis Pagi, 23 April 2015


Pada bagian perut dan pinggang sebelah kiri, lesi mulai mengering dan sudah tidak terasa
panas, pasien tidak lagi mengalami sakit kepala dan tidak mengalami gatal-gatal serta nyeri,
pasien didapatkan Tinea corporis ringan pada kaki sebelah kiri dan pasien juga memilik
riwayat penyakit gula.

Terapi
RL

: 18 tts / m

IJ Cefriaxon

: 1 gr / 12 jam

Ranitiazin

: 1 A / 12 jam

Acyclovir

: 5 x 800 mg

PCT

: tab 3 x 500 mg

Ambrozol

: sry 3 x 1

GV

: Kompres Nacl 0,9% + oles salap Gentamicin

T/

: Tinea corporis pada kaki di olesi Kentokonazol 2% cr

Lama Timbul Lesi

: Gejala herpes mulai muncul 8 hari setelah OS mengalami


keluhan seperti demam

Visite Jum'at Pagi, 24 April 2015


Pada bagian perut dan pinggang sebelah kiri lesi sudah mulai mengering dan sudah tidak ada
lagi panas pada lesi dan os tidak lagi mengalami sakit kepala.
Pasien dipulangkan

Herpes Zoster
A. Definisi
Herpes zoster adalah radang kulit akut yang bersifat khas seperti gerombolan vesikel
unilateral, sesuai dengan dermatomanya (persyarafannya). Herpes zoster adalah suatu infeksi
yang dialami oleh seseorang yang tidak mempunyai kekebalan terhadap varicella (misalnya
seseorang yang sebelumnya tidak terinfeksi oleh varicella dalam bentuk cacar air).
B. Epidemiolgi
Herpes zoster dapat muncul disepanjang tahun karena tidak dipengaruhi oleh musim
dan tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada perbedaan angka kesakitan antara laki-laki
dan perempuan, angka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia. Di negara maju seperti
Amerika, penyakit ini dilaporkan sekitar 6% setahun, di Inggris 0,34% setahun sedangkan di
Indonesia
lebih
kurang
1%
setahun.
C. Etiologi
Herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster (VVZ) dan tergolong virus
berinti DNA, virus ini berukuran 140-200 nm, yang termasuk subfamili alfa herpes viridae.
Berdasarkan sifat biologisnya seperti siklus replikasi, penjamu, sifat sitotoksik dan sel tempat
hidup laten diklasifikasikan kedalam 3 subfamili yaitu alfa, beta dan gamma. VVZ dalam
subfamili alfa mempunyai sifat khas menyebabkan infeksi primer pada sel epitel yang
menimbulkan lesi vaskuler. Selanjutnya setelah infeksi primer, infeksi oleh virus herpes alfa
biasanya menetap dalam bentuk laten didalam neuron dari ganglion. Virus yang laten ini pada
saatnya akan menimbulkan kekambuhan secara periodik.
D. Patogenesis
Infeksi primer dari VVZ ini pertama kali terjadi di daerah nasofaring. Disini virus
mengadakan replikasi dan dilepas ke darah sehingga terjadi viremia permulaan yang sifatnya
terbatas dan asimptomatik. Keadaan ini diikuti masuknya virus ke dalam Reticulo Endothelial
System (RES) yang kemudian mengadakan replikasi kedua yang sifat viremia nya lebih luas
dan simptomatik dengan penyebaran virus ke kulit dan mukosa.
E. Gambaran Klinis
Gejala prodromal herpes zoster biasanya berupa rasa sakit dan parestesi pada
dermatom yang terkena. Gejala ini terjadi beberapa hari menjelang timbulnya erupsi. Gejala
konstitusi, seperti sakit kepala, malaise, dan demam, terjadi pada 5% penderita (terutama
pada anak-anak) dan timbul 1-2 hari sebelum terjadi erupsi.
Menurut lokasi lesinya, herpes zoster dibagi menjadi:
1. Herpes zoster oftalmikus
Herpes zoster oftalmikus merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai
bagian ganglion gasseri yang menerima serabut saraf dari cabang ophtalmicus saraf

trigeminus (N.V), ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit. Infeksi diawali dengan nyeri
kulit pada satu sisi kepala dan wajah disertai gejala konstitusi seperti lesu, demam ringan.
Gejala prodromal berlangsug 1 sampai 4 hari sebelum kelainan kulit timbul. Fotofobia,
banyak kelar air mata, kelopak mata bengkak dan sukar dibuka.

Gambar 1. Herpes zoster oftalmikus sinistra.

2. Herpes zoster fasialis


Herpes zoster fasialis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai bagian
ganglion gasseri yang menerima serabut saraf fasialis (N.VII), ditandai erupsi herpetik
unilateral pada kulit.

Gambar 2. Herpes zoster fasialis dekstra.

3. Herpes zoster brakialis


Herpes zoster brakialis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus
brakialis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.

Gambar 3. Herpes zoster brakialis sinistra.


4. Herpes zoster torakalis
Herpes zoster torakalis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus
torakalis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.

Gambar 4. Herpes zoster torakalis sinistra.


5. Herpes zoster lumbalis
Herpes zoster lumbalis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus
lumbalis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
6. Herpes zoster sakralis
Herpes zoster sakralis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus
sakralis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.

Gambar 5. Herpes zoster sakralis dekstra.

F. Diagnosis
Diagnosis herpes zoster pada anamnesis didapatkan keluhan berupa neuralgia
beberapa hari sebelum atau bersama-sama dengan timbulnya kelainan kulit.3 Adakalanya
sebelum timbul kelainan kulit didahului gejala prodromal seperti demam, pusing dan
malaise.9 Kelainan kulit tersebut mula-mula berupa eritema kemudian berkembang menjadi
papula dan vesikula yang dengan cepat membesar dan menyatu sehingga terbentuk bula. Isi
vesikel mula-mula jernih, setelah beberapa hari menjadi keruh dan dapat pula bercampur
darah. Jika absorbsi terjadi, vesikel dan bula dapat menjadi krusta.
Apabila gejala klinis sangat jelas tidaklah sulit untuk menegakkan diagnosis. Akan
tetapi pada keadaan yang meragukan diperlukan pemeriksaan penunjang antara lain:
1. Isolasi virus dengan kultur jaringan dan identifikasi morfologi dengan mikroskop
elektron.
2. Pemeriksaan antigen dengan imunofluoresen
3. Test serologi dengan mengukur imunoglobulin spesifik.
G. Komplikasi
1. Neuralgia paska herpetik
Neuralgia paska herpetik adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas
penyembuhan. Neuralgia ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan sampai beberapa
tahun. Keadaan ini cenderung timbul pada umur diatas 40 tahun, persentasenya 10 - 15 %
dengan gradasi nyeri yang bervariasi. Semakin tua umur penderita maka semakin tinggi
persentasenya.
2. Infeksi sekunder
Pada penderita tanpa disertai defisiensi imunitas biasanya tanpa komplikasi.
Sebaliknya pada yang disertai defisiensi imunitas, infeksi H.I.V., keganasan, atau berusia
lanjut dapat disertai komplikasi. Vesikel sering manjadi ulkus dengan jaringan nekrotik.
3. Kelainan pada mata
Pada herpes zoster oftatmikus, kelainan yang muncul dapat berupa: ptosis paralitik,
keratitis, skleritis, uveitis, korioratinitis dan neuritis optik.
4. Sindrom Ramsay Hunt
Sindrom Ramsay Hunt terjadi karena gangguan pada nervus fasialis dan otikus,
sehingga memberikan gejala paralisis otot muka (paralisis Bell), kelainan kulit yang sesuai
dengan tingkat persarafan, tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus, nausea, dan
gangguan pengecapan.
5. Paralisis motorik
Paralisis motorik dapat terjadi pada 1-5% kasus, yang terjadi akibat perjalanan virus
secara kontinuitatum dari ganglion sensorik ke sistem saraf yang berdekatan. Paralisis ini
biasanya muncul dalam 2 minggu sejak munculnya lesi. Berbagai paralisis dapat terjadi
seperti: di wajah, diafragma, batang tubuh, ekstremitas, vesika urinaria dan anus.
Umumnya akan sembuh spontan.
-

H. Penatalaksanaan
Penatalaksaan herpes zoster bertujuan untuk:
1.
Mengatasi infeksi virus akut
2.
Mengatasi nyeri akut yang ditimbulkan oleh virus herpes zoster
3.
Mencegah timbulnya neuralgia pasca herpetik.

Anda mungkin juga menyukai