EVALINA PASARIBU NOVA PINTE NIATE NIVOSASI BULOLO SELAMAT FEBRY A.SITEPU SOWAAZARO LAIA
KELOMPOK 5 PSIK 2.2 A. Definisi Herpes simplex adalah infeksi akut oleh virus Herpes Simplex (virus Herpes Hominis) tipe I dan tipe IIyang ditandai dengan vesikel berkelompok diatas kulit yang eritematosa di daerah mukokutan. Infeksi herpes simpleks ditandai dengan episode berulang dari lepuhan-lepuhan kecil di kulit atau selaput lendir, yang berisi cairan dan terasa nyeri. Ciri-ciri Herpes simplex adalah adanya bintil-bintil kecil, bisa satu atau sekumpulan, yang berisi cairan, dan jika pecah bisa menyebabkan peradangan. Virus herpes simpleks adalah merupakan virus DNA, dan seperti virus DNA yang lain mempunyai karakteristik melakukan replikasi didalam inti sel dan membentuk intranuclear inclusion body. B. Etiologi Virus Herpes Simplek (VHS) tipe I dan tipe II adalah Herpes hominis yang termasuk virus DNA C. Manifestasi Klinis 1. infeksi primer yang biasanya disertai gejala ( simtomatik ) meskipun dapat pula tanpa gejala ( asimtomatik ) Masa inkubasi yang khas selama 3 6 hari ( masa inkubasi terpendek yang pernah ditemukan 48 jam ) yang diikuti dengan erupsi papuler dengan rasa gatal, atau pegal-pegal yang kemudian menjadi nyeri dan pembentukan vesikel dengan lesi vulva dan perineum yang multipel dan dapat menyatu. 2. Fase Laten. Tidak ditemukan gejala klinis , tetapi VHS dapat ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis. Penularan dapat terjadi pada fase ini, akibat pelepasan virus terus berlangsung meskipun dalam jumlah sedikit. 3. Infeksi rekuren. Setelah infeksi mukokutaneus yang primer, pertikel-partikel virus akan menyerang sejumlah ganglion saraf yang berhubungan dan menimbulkan infeksi laten yang berlangsung lama. Lesi ini umumnya tidak banyak, tidak begitu nyeri serta melepaskan virus untuk periode waktu yang lebih singkat (2 5 hari) dibandingkan dengan yang terjadi pada infeksi primer, dan secara khas akan timbul lagi pada lokasi yang sama.
F.Pemeriksaan Penunjang Virus Herpes dapat ditemukan pada vesikel dan dapat dibiak. Jika tidak ada lesi dapat diperiksa antibody VHS. Pada percobaan Tzanck dengan pewarnaan Giemsa dari bahan vesikel dapat ditemukan sel datia berinti banyak dan badan inklusi intranuklear. G. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan Belum ada terapi medical ada episode pertama berikan : - asiclovyr 200mg per oral 5 x sehari selama 7 hari, atau - asiclovyr 5mg/kgBB, Intravena tiap 8 jam selama 7 hari(bila gejala sistemik berat) - preparat isoprinosin sebagai imunomodulator - asiclovyr parenteral atau preparat adenine arabinosid (vitarabin) untuk penyakit yang lebih berat atau jika timbul komplikasi pada alat dalam. H. Upaya Pencegahan
Untuk menghindari Penyakit Menular Seks seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks, yang paling mudah adalah tidak melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi PMS. Dibawah ini dapat dicoba menyampai upaya pencegahan antara lain sebagai berikut. 1.Selalu menjaga higienis ( kebersihan/kesehatan) organ genetalia (atau alat kelamin pria dan wanita secara teratur). 2.Setia kepada pasangannya, dengan tidak berganti-ganti pasangan. 3.Jangan lupa menggunakan kondom, bila pasangan kita sudah terinfeksi PMS 4.Mintalah jarum suntik baru setiap kali menerima pelayanan medis yang menggunakan jarum suntik.
I. Upaya Pengobatan Tujuan pengobatan pada herpes primer adalah untuk mengurangi rasa sakit, sehingga penderita bisa tidur, makan dan minum secara normal.
Untuk mencegah terjadinya infeksi oleh bakteri, maka antibiotik diberikan kepada penderita dewasa yang memiliki luka hebat. Untuk kasus-kasus yang berat dan untuk penderita yang memiliki kelainan sistem kekebalan, bisa diberikan kapsul asiklovir. Kortikosteroid tidak digunakan untuk mengobati herpes simpleks karena bisa menyebabkan perluasan infeksi.