Anda di halaman 1dari 19

HERPES SIMPLEX

Deandra Atya Maharani (1910211053)


DEFINISI

“Suatu lesi akut berupa vesikel berkelompok di atas


daerah yang eritema, dapat satu atau beberapa
kelompok terutama pada atau dekat sambungan
mukokutan.”
-Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2
ETIOLOGI

Herpes simplex disebabkan oleh Herpes simpleks virus. Terdapat


2 tipe Herpes Simpleks, yaitu tipe 1 dan 2. Siklus pertumbuhan
dari HSV berlangsung dengan relative cepat, berkisar antara 8-16
jam untuk menyelesaikan siklus pertumbuhannya.
FAKTOR PREDISPOSISI

• Stress emosional
• Kecapaian
• Obat-obatan
• Gangguan pencernaan
• Koitus
GEJALA KLINIS

• Infeksi Primer
• Tempat infeksi VHS-1 di daerah pinggang ke atas  daerah mulut
dan hidung
• Tempat infeksi VHS-2 di daerah pinggang ke bawah  daerah
genital
• Disertai gejala sistemik: demam, malaise, anoreksia.
• Kelainan klinis dijumpai: vesikel yang berkelompok di atas kulit yang
eritematosa, berisi cairan jernih kemudian menjadi seropurulent,
dapat menjadi krusta, kadang ulserasi dangkal  sembuh tanpa
sikatriks.
GEJALA KLINIS

• Fase Laten
• Tidak ditemukan gejala klinis, tetapi dapat ditemukan pada
ganglion dorsalis virus herpes simplex tersebut.
• Infeksi Rekurens
• Virus dalam keadaan inaktif, tapi karena suatu pemicu
sehingga menjadi aktif kembali. Mekanisme pemicu tersebut
dapat berupa trauma fisik (demam, infeksi, kurang tidur,
hubungan seksual), trauma psikis (gangguan emosional,
menstruasi), dan dapat pula timbul akibat jenis makanan dan
minuman tertentu yang memicu. Gejala klinis yang timbul
cenderung lebih ringan daripada infeksi primer.
• Gejala prodromal local (panas, gatal, nyeri)  timbul vesikel
• Dapat timbul di tempat yang sama ataupun berbeda
• Rasa sakit biasanya muncul tapi memudar dalam waktu 4
hingga 5 hari. Lesi berkembang melalui tahap pustule
kemudian krusta, dan akhirnya sembuh tanpa ada skar
biasanya berlangsung 8-10 hari.
• Beberapa infeksi rekuren bersifat symptomatic dan ada pula
yang asymptomatic.
PEMERIKSAAN

• Lokalisasi HSV-2: Pada wanita biasanya terletak di labia mayora,


labia minora, klitoris dan introitus vagina. Pada pria vesikel
biasanya terdapat pada prepusium, glans penis dan korpus penis.
PEMERIKSA • Lokalisasi HSV-1: Paling sering pafla/dekat sambungan mukokutan.
AN KULIT • Efloresensi: Vesikel berkelompok di atas daerah eritematosa.
Vesikel mudah pecah, meninggalkan ulkus-ulkus kecil, dangkal dan
jika sembuh tidak menimbulkan jaringan.

• Pewarnaan Tzanck : pemeriksaan sitodiagnostik HSV yang


PEMERIKSAA nantinya akan memperlihatkan badan inklusi intranuclear atau sel
N raksasa berinti banyak.
• Polymerase Chain Reaction: digunakan untuk mendeteksi virus
PENUNJANG HSV.
PATOGENESIS

 HSV ditransmisikan melalui kontak dengan


seseorang yang dapat mentransmisikan
virus. Virus harus memiliki kontak
langsung dengan permukaan mukosa atau
kulit yang terdapat kerusakan agar infeksi
dapat terjadi.
 Virus sampai pada port d’entryvirus
akan melakukan replikasi pada tempat
infeksi primer sehingga menyebabkan
suatu lesi pada sel epitel.
 Virus masuk ke neuron sensorik ke ganglia
dorsalis dimana akan terjadi infeksi virus
laten.
 Virus dapat mengalami reaktivasi apabila
dipicu oleh hal tertentu yang
PATOGENESIS
TERAPI FARMAKOLOGIS

• Farmakologis
• Pengobatan bersifat
• Pengobatan melalui oral
simtomatik bila vesikel pecah.
atau parenteral dengan
asiklovir 1. Kompres dengan sol.
Kalium permanganas
2. Obat-obat antiseptic
seperti povidone yodium
3. Idoksuridin (IDU) 5-40% 
menekan sintesis DNA
4. Alkohol 70% untuk
desinfeksi
TERAPI NON FARMAKOLOGIS

• Memberikan pemahaman dan pengetahuan


pada pasien dengan menjelaskan beberapa
hal:
• Bahaya PMS dan komplikasinya
• Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
• Hindari hubungan seksual selama belum sembuh
PENCEGAHAN

• Selalu menjaga kebersihan diri secara teratur terutama


organ genetalia pada HSV-2.
• Setia kepada pasangannya, tidak berganti ganti
pasangan.
• Apabila penderita infeksi HSV-2 sedang kambuh
diharapkan untuk menghindari kontak seksual.
• Rutin mengonsumsi obat untuk mencegah
menularkannya pada orang lain.
KOMPLIKASI

INFEKSI KULIT
Kulit yang masih utuh resisten HSV maka jarang infeksi
HSV pada orang dengan kulit sehat. Lesi terlokalisasi 
HSV-1 dan HSV-2 dapat muncul di abrasi. Yang menjadi
terkontaminasi.
HERPES NEONATAL
 Ibu bayi nya merupakan sumber paling umum dari infeksi.
 Ditransmisikan  kontak dengan lesi
 75% herpes neonatal disebabkan oleh HSV-2.
 Hampir selalu simtomatik
KOMPLIKASI

 INFEKSI PADA HOST YANG IMUNOKOMPREMAIS


 Pasien imunokompremais beresiko tinggi untuk mengidap infeksi
akut HSV.
 Lesi herpes dapat menyebar hingga ke saluran pernafasan,
esophagus, dan mukosa intestinal.
PROGNOSIS

• Cenderung rekurens
• Namun dengan pengobatan dini maka prognosis akan baik
REFERENSI

• Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI edisi 7


• Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit
• Mikrobiologi Lange
THANKYOU!

Anda mungkin juga menyukai