Anda di halaman 1dari 23

Klasifikasi Virus

Virus DNA dan RNA


VIRUS DNA
Sebagai dasar untuk klasifikasi virus menurut (Soedarto, 2010) yaitu :
1. Jenis asam nukleat DNA, beruntai tunggal atau berutai ganda.
2. Ukuran dan morfologi, termasuk jenis simetri, jumlah kapsomer dan ada atau tidaknya
selaput.
3. Kerentanan terhadap pengaruh fisik dan kimia, terutama eter.
4. Adanya enzim khusus, terutama polimerase DNA yang berhubungan dengan replikasi
genom dan neuraminidase yang diperlukan untuk pelepasan patikel-partikel virus tertentu
(influenza) dari sel tempat virus dibentuk.
5. Sifat-sifat imunologik.
6. Metode penularan alami.
7. Inang, jaringan dan tropisme sel.
8. Sifat patologik virus terhadap sel atau jaringan hospes
9. Gejala klinik yang ditimbulkan virus terhadap hospes
STRUKTUR VIRUS DNA
Pada virus tipe DNA memiliki basa nitrogen timin, adenin sitosin, guanin. Selain itu
tipe DNA memiliki struktur double helix.

• Adenoviridae, contohnya adenovirus
• Herpesviridae, contohnya virus herpes simplek manusia
• Hepadnaviridae, contohnya virus hepatitis B
• Papovaviridae, contohnya virus papiloma manusia
• Parvoviridae, contohnya parpovirus
Adenovirus
• Terdiri dari sebuah inti dan satu lapis kapsid.
• Kapsid virus tidak berselubung, bulat dan
simetri ikosahedral. Mengandung double
stranded DNA.
• Terdapat 47 serotipe Adenovirus yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia.
• Banyak serotipe virus ini ternyata juga dapat
menimbulkan penyakit pada hewan
(zoonotik).
• Penyakit yang ditimbulkan diantaranya adalah
Infeksi mata dan saluran pernafasan,
gastrointestina.
Saluran Pernapasan

• Gejala khas berupa batuk, hidung tersumbat, demam dan nyeri tenggorokan.
• Sindrom ini paling sering pada bayi dan anak-anak.
• Kasus ini sulit dibedakan dengan infeksi pernafasan karena virus yang ringan
lainnya yang dapat menunjukkan gejala serupa.
• Adenovirus terutama tipe 3, 7, dan 21 dianggap menyebabkan sekitar 10-20%
menyebabkan pneumonia pada anak-anak.
• Pneumonia adenovirus telah dilaporkan mempunyai angka kematian 8-10% pada
anak.
Deteksi, Isolasi, dan Identifikasi Virus

• Sampel sebaiknya diambil dari bagian tubuh yang sakit pada awal penyakit untuk
mengoptimalkan isolasi virus. Tergantung pada penyakit klinis virus dapat
ditemukan pada feses atau urinatau dari apusan tenggorok, konjungtiva atau
rectum.
• Deteksi adenovirus yang infeksius dapat dilakukan secara cepat menggunakan
shell fial technique.
• Pemeriksaan PCR dapat digunakan untuk mendiagnosis infeksi adenovirus pada
sampel jaringan atau cairan tubuh.
Herpesvirus
• Virus berukuran sedang yang mengandung
untai ganda,nukleokapsidnya berdiameter
100 nm, mempunyai simetri kubik dengan 162
kapsomer.
• Herpes manusia antara lain herpes simplek
jenis 1 dan 2 (lesi oral dan genital), virus
Varicella zoster (herpes zoster dan cacar air),
sitomegalovirus, dan virus Epstein-
Barr(mononukleosis infeksiosa).
Herpes Simplex
• Herpes genital adalah infeksi pada alat
kelamin yang bisa terjadi pada pria dan
wanita.
• Herpes genital bisa dikenali dengan
kemunculan luka melepuh berwarna
kemerahan dan terasa sakit di sekitar area
kelamin. Luka ini bisa pecah dan menjadi luka
terbuka.
• Infeksi yang terjadi pada kasus herpes genital
disebabkan oleh virus herpes simpleks atau
sering disebut sebagai HSV.
• HSV dapat menular dan masuk ke dalam
tubuh melalui berbagai membran mukosa
dalam tubuh, seperti mulut, kulit, dan kelamin.
• Virus ini seringkali menetap di tubuh manusia
dan suatu saat bisa aktif lagi.
Tahapan Infeksi

Infeksi Primer Infeksi Laten Infeksi Rekuren

• HSV ditularkan melalui kontak • Virus berdiam dalam ganglion • Virus yang beristirahat pada
pada orang yang mudah yang mengalami infeksi laten fase laten suatu saat dapat
terkena dengan individu dalam keadaan tidak aktif kembali. Faktor faktor atau
mengekskresi virus. bereplikasi dan sangat sedikit kondisi-kondisi yang dapat
• Virus harus menemukan gen-gen yang diekspresi. mengaktifkan infeksi tersebut
permukaan mukosa atau kulit antara lain: Trauma fisik
yang rusak untuk memulai (infeksi oleh penyakit lain,
infeksi. penyakit HIV/AIDS, hubungan
• Infeksi HSV primer biasanya seksual); Trauma psikis dan
ringan; kebanyakan pengaruh obat-obatan.
asimptomatis. Jarang yang
menjadi penyakit sistemik
Gejala Klinis

• Terkadang virus HSV tidak menyebabkan gejala. Bagi yang baru pertama kali
terinfeksi, mungkin tidak akan menyadari adanya gejala-gejala tertentu.
Akibatnya, mereka tidak tahu bahwa dirinya telah terinfeksi virus herpes.
• Gejala-gejala herpes genital bisa berupa:
- Luka yang terbuka dan terlihat merah tanpa disertai rasa sakit, gatal, atau geli.
- Luka melepuh yang kemudian pecah dan terbuka di sekitar genital, rektum, paha,
dan bokong.
- Merasakan sakit saat membuang air kecil.
- Mengalami gejala-gejala flu seperti demam, kehilangan nafsu makan, dan
kelelahan.
- Luka terbuka atau melepuh pada leher rahim.
- Adanya cairan yang keluar dari vagina.
• Virus HSV bisa menjadi laten atau tidak aktif di dalam tubuh selama
beberapa waktu namun virus ini bisa kembali aktif dan memicu timbulnya
gejala herpes genital
• Ketika pertama kali terinfeksi, tubuh akan menghasilkan antibodi untuk
melawan infeksi. Hal itu membuat tubuh bisa mengenali virus dan
menyusun kekuatan yang dibutuhkan untuk melawan HSV secara lebih
efektif. Maka dari itu, infeksi atau gejala kambuhan yang terjadi tidak akan
separah infeksi pertama. Frekuensinya akan berkurang dan gejalanya
akan lebih cepat hilang
Diagnostik Laboratorium

1. Pemeriksaan langsung secara mikroskopis


Herpes simplex virus (HSV) dapat ditemukan pada vesikel dan dapat
dibiakkan.Pada keadaan tidak ada lesi dapat diperiksa antibodi
HSV.Dengan pewarnaan giemsa dapat ditemukan sel datia berinti
banyak.
Tes ini dapat diselesaikan dalam waktu 30 menit.
Caranya dengan membuka vesikel dan korek dengan lembut pada
dasar vesikel tersebut lalu letakkan pada gelas obyek kemudian
biarkan mengering sambil difiksasi dengan alkohol atau dipanaskan.
Selanjutnya beri pewarnaan (5% methylene blue, Wright, Giemsa)
selama beberapa detik, cuci dan keringkan, beri minyak emersi dan
tutupi dengan gelas penutup.Jika positif terinfeksi hasilnya berupa
keratinosit yang multinuklear dan berukuran besar berwarna biru.
Pemeriksaan Serologi

• Antibodi timbul dalam waktu 4-7 hari setelah infeksi mencapai


puncaknya dalam 2-4 minggu.

Isolasi dan identifikasi virus

• Isolasi virus dapat dilaksanakan dengan tiga cara, yaitu dengan telur berembrio,
teknik invitro (biakan sel jaringan), dan teknik in vivo (binatang laboratorium).
• Identifikasi virus dengan PCR, mikroskop elektron, atau kultur. Tes serologi
menggunakan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) spesifik HSV tipe II.
VIRUS RNA
• RNA juga merupakan asam nukleat (polinukleotida yang
terdiri dari unit-unit mononukleotida). Hanya saja
berbeda dengan DNA yang unit-unit pembangunnya
dioksinukleotida sehingga disebut untai ganda, RNA
merupakan asam nukleat untai tunggal yang terdiri dari
unit-unit pembangun berupa mononukleotida.
• Dalam kelompok virus RNA banyak dijumpai virus-virus
yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia.
Famili-famili yang termasuk virus-virus RNA adalah :
Picornaviridae, Reoviridae, Togaviridae,
Arenaviridae, Coronaviridae, Retroviridae,
Bunyaviridae, Orthomyxoviridae, Paramyxoviridae,
Rhabdoviridae.
• Picornaviridae, contohnya virus polio dan virus hepatitis A
• Caliciviridae, contohnya virus hepatitis D
• Togaviridae, contohnya virus rubella
• Filoviridae, contohnya virus ebola
• Coronaviridae, contohnya virus SARS, MERS, Covid-19 
• Paramyxoviruidae, contohnya virus gondong (parotitis) dan virus campak
• Retroviridae contohnya virus HIV 1
• Rhabdoviridae, contohnya virus rabies
• Orthomyxoviridae, contohnya virus influenza
Picornavirus
• Berukuran kecil antara 20-40 nm, yang tahan
terhadap eter, mengandung single stranded RNA
dan menunjukkan struktur simetri kubikal.
• Virus ini nukleokapsidnya tidak berselubung,
ikosahedral dengan asam nukleat RNA positif
dengan berat molekul antara 2-3 juta dalton.
• Lima genus yang menginfeksi manusia adalah
Rhinovirus (penyebab demam, bersifat labil
dalam suasana asam), Enterovirus (meliputi
Poliovirus, Coxsackie virus, Echovirus)
Hepatovirus, Parechovirus (penyebab infeksi
gastrointestinal dan infeksi jalan napas),
Kobuvirus (penyebab gastroenteritis.
Poliomielitis
• Poliomyelitis adalah suatu penyakit virus yang
dalam stadium beratnya menyebabkan
kelumpuhan karena kerusakan sel-sel syaraf
baik dalam sumsum tulang, tulang punggung
maupun otak.
• Penyakit ini disebabkan oleh enterovirus,
poliovirus (PV) yang sangat infeksius, yang
terutama mempengaruhi anak-anak muda
dan disebarkan melalui kontak langsung
orang ke orang, dengan lendir, dahak, feces,
yang terinfeksi .
• Virus berlipat ganda dalam sistim pencernaan
dimana ia dapat juga menyerang sistim
syaraf, menyebabkan kerusakan syaraf yang
permanen pada beberapa individu-individu.
Tanda dan Gejala

Tanda-tanda dan gejala-gejala dapat dibagi kedalam polio yang melumpuhkan


(paralytic) dan polio yang tidak melumpuhkan (non-paralytic).
• Pada polio non-paralytic : asymptomatic, seperti flu yang ringan, termasuk
kelelahan, malaise, demam, sakit kepala,sakit tenggorokan, dan muntah,nyeri
ekstremitas bawah.
• Polio Paralytic : terjadi pada kira-kira 2% dari orang-orang yang terinfeksi dengan
virus polio dan merupakan penyakit yang jauh lebih serius. Gejala-gejala terjadi
sebagai akibat dari sistim syaraf dan infeksi peradangan sumsum tulang
belakang (spinal cord).

Vaksin polio merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak.
Rhabdovirus
• Memiliki virion yang berbentuk seperti peluru
dengan ukuran sekitar 75x150 nm.
• Selubung virus mempunyai tonjolan-tonjolan
berukuran panjang 10 nm.
• Genom yang single-stranded RNA negative-
sense tidak mempunyai segmen.
• Contoh penyakit yang dapat ditimbulkan
adalah rabies.
Rabies

Rabies atau umumnya dikenal sebagai penyakit anjing gila adalah penyakit serius
yang menyerang otak dan sistem saraf. Penyakit ini digolongkan sebagai penyakit
mematikan yang harus ditangani dengan cepat. Virus yang mematikan ini
menyebar ke manusia dari air liur hewan yang terinfeksi dan biasanya ditularkan
melalui gigitan.

Gejala

Waktu yang dibutuhkan virus rabies untuk inkubasi sangat bervariasi, namun
biasanya antara dua minggu sampai tiga bulan. Pada kasus yang jarang terjadi
inkubasi virus terjadi hanya dalam waktu empat hari. Masa inkubasi adalah jarak
waktu ketika virus pertama kali masuk ke tubuh sampai gejala muncul.
• Setelah tergigit hewan berpenyakit rabies, virus akan berkembang biak di dalam
tubuh inang. Selanjutnya virus-virus tersebut akan menuju ujung saraf dan
berlanjut menuju saraf tulang belakang serta otak yang mana perkembangbiakan
terjadi dengan sangat cepat.
• Setelah itu virus rabies menyebar ke paru-paru, kelenjar air liur, hati, ginjal, dan
organ-organ lainnya.
• Gejala-gejala penyakit rabies pada manusia antara lain demam tinggi, rasa gatal
di bagian yang terinfeksi, perubahan perilaku menjadi agresif, dan takut terhadap
air atau hidrofobia. Sedangkan pada hewan, gejala hampir serupa dengan
manusia, namun tanpa hidrofobia. Ketika gejala penyakit rabies memasuki fase
akhir, baik manusia atau hewan yang mengalaminya bisa mengalami kematian
Diagnosis

• Anamnesis
Dalam anamnesis perlu diidentifikasi adanya dugaan paparan virus rabies berupa
riwayat interaksi dengan hewan (berupa gigitan), perilaku hewan di lingkungan
sekitar yang aneh dan status vaksinasi rabies pada hewan.

• Pemeriksaan Fisik
a. Periode Neurologis
b. Hidrofobia dan aerofobia adalah patognomonis untuk rabies dan terjadi pada
50% pasien. dengan gejala yang meliputi: Demam, hipertensi, hiperventilasi,
palsy wajah, lakrimasi
c. Air liur berlebihan, berkeringat, hipotensi
Pemeriksaan Penunjang Rabies

a. Kultur virus dan Polymerase Chain Reaction (PCR) Assay


b. Saliva: hasil kultur saliva untuk virus rabies positif dengan kadar
yang rendah dalam waktu 2 minggu dari onset penyakit, cairan
serebrospinal, hematologi
c. Jaringan otak, Analisis Gas Darah, Cairan serebrospinal
d. Urinalisis, radiologi, elektroensefalografi, monitoring jantung
e. Nucleic Acid Sequence-Based Amplification (NASBA)
f. Serologi, biopsi kulit, temuan histopatologis

Anda mungkin juga menyukai