Anda di halaman 1dari 18

HERPES

SIMPLEK
1. Fazira
nadiana
2. Sriwahyuni
3. Wiyah
4. Dwi arianti
5. Yuda eka
HERPES SIMPLEX
A. DEFINISI
• Herpes Simplex merupakan sejenis virus yang
menginfeksi kulit, membrane mukosa dan syaraf.
Ciri-ciri herpes simplex adalah adanya bintil-bintil
kecil, bisa satu atau sekumpulan, yang berisi
cairan dan jika pecah bisa menyebabkan
peradangan. Bintil-bintil ini biasanya muncul di
daerah muco-cutaneous atau daerah dimana
kulit bertemu dengan lapisan membrane
mukosa. Di wajah, daerah ini berlokasi di
pertemuan bibir dengan kulit wajah. Para
penderita herpes simplex biasanya merasakan
adanya perasaan geli di daerah tersebut sebelim
munculnya bintil-bintil.
• Jika terinfeksi virus herpes, virus tersebut
bisa menyebar ke seluruh tubuh seperti di
jari-jari (herpetic whitlow), di mata (herpetic
ophthalmitis), di daerah kemaluan (genital
herpes), bahkan bisa juga menyerang otak
(herpetic encephalitis).
• Herpes sering juga disebut sebagai
penyakit kelamin. Padahal virus herpes
simplex tidak hanya menyerang kelamin,
tetapi juga menyerang mulut. Meskipun
secara ilmiah herpes memang termasuk
penyakit mmenular seksual.
B . KLASIFIKASI
• Sebagian besar orang yang terkena
penyakit herpes terlambat mengetahui jika
dirinya terinfeksi bahkan tidak sadar
dapat menyebarkannya. Penularan
penyakit herpes melalui Infeksi herpes
simpleks ditularkan dari orang ke orang
melalui hubungan langsung dengan daerah
tubuh yang terinfeksi. Proses penularan
bisa saja terjadi meski tak ada luka pada
penderita penyakit herpes yang terbuka.
• Penggolongan penyakit herpes didasarkan atas jenis virus yang
menginfeksi yaitu herpes simpleks dan herpes zoster.
• Herpes simpleks terbagi 2 , yaitu virus herpes simpleks tipe I (HSV-I)
dan herpes simpleks virus tipe II (HSV-II). Herpes yang mengenai
daerah mulut dan sekitarnya adalah HSV-I (Herpes Labialis)
sedangkan Herpes yang menginfeksi kulit didaerah vagina
merupakan HSV-II (Herpes Genitalis) yang penularannya melalui
hubungan seksual yang menimbulkan , gatal-gatal dan nyeri di
daerah genital, dengan kulit dan selaput lendir yang menjadi merah.

• Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella zoster, yaitu virus


yang juga menyebabkan cacar air. Gejalanya khas, yaitu timbul
gelembung-gelembung kecil, biasanya di daerah punggung, hanya
pada satu sisi, dan meliputi daerah persyarafan tertentu. Gelembung
– gelembung ini terasa nyeri dan dapat pecah sehingga mudah
timbul infeksi oleh bakteri.
C. ETIOLOGI
• Penyakit herpes simplex disebabkan oleh
virus yaitu virus herpes simplex (HSV).
Terdapat 2 jenis utama virus herpes
simplex yaitu Virus Herpes Simplex tipe 1
(HSV I), biasanya berhubungan dengan
penyakit mata herpes simplex yang
dikenal juga dengan cold sore atau fever
blister dan Virus Herpes Simplex tipe 2
(HSV II), biasanya berbentuk herpes yang
ditularkan secara seksual dan jarang
menyebabkan penyakit mata.
D.  MANIFESTASI KLINIS
• Fase pertama genital herpes ditandai
dengan demam seperti flu, nyeri otot dan
sendi, pembengkakan kelenjar limfe, rasa
letih dan tidak enak badan. Rasa geli
pada daerah kontak juga bisa muncul
sebelum timbulnya bintil-bintil. Jika bintil-
bintil sudah timbul, daerah sekitar bintil
tersebut akan terasa lunak dan
tergantung dimana bintil-bintil itu berada
si penderita bisa merasa kesulitan
berjalan atau nyeri saat buang air kecil.
E. PATOFISIOLOGIS
•      HSV disebarkan melalui kontak langsung antara
virus dengan mukosa atau setiap kerusakan di kulit.
Virus herpes tidak dapat hidup di luar lingkungan
yang lembab dan penyebaran infeksi melalui cara
selain kontak langsung kecil kemungkinannya
terjadi. HSV memiliki kemampuan untuk menginvasi
beragam sel melalui fusi langsung dengan
membrane sel. Pada infeksi aktif primer, virus
menginvasi sel pejamu dan cepat berkembang
dengan biak, menghancurkan sel pejamu dan
melepaskan lebih banyak virion untuk menginfeksi
sel-sel disekitarnya. Pada infeksi aktif  primer, virus
menyebar melalui saluran limfe ke kelenjar limfe
regional dan menyebabkan limfa denopati
F. ANATOMI FISIOLOGI
1. Kulit
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang
menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Pada permukaan
kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar mukosa.
Fungsi kulit:
• Fungsi Proteksi
• Proteksi rangsangan kimia
• Fungsi absorbsi
• Fungsi kulit sebagai pengatur panas
• Fungsi ekskresi
• Fungsi persepsi
• Fungsi pembentukan pigmen
• Fungsi keratinisasi
• Fungsi pembentukan vitamin D
G. Lapisan kulit
Epidermis
Lapisan tanduk terletak paling luar. Terus menerus
mengalami mitosis, berganti dengan yg baru sekitar 30 hari.
Mengandung reseptor sensorik (sentuhan, suhu, getaran
dan nyeri). Komponen utama epidermis adalah keratin.
Keratin mencegah hilangnya air tubuh dan melindungi
epidermis dari iritan atau mikroorganisme penyebab infeksi.
tersusun atas  lapisan sel yang membentuk epidermis
• stratum korneum
• stratum lusidum
• stratum lusidum
• stratum spinosum
• stratum basale
I. Kelenjar – Kelenjar Pada Kulit
• Kelenjar Sebasea
Berfungsi mengontrol sekresi minyak
ke dalam ruang antara folikel rambut
dan batang rambut yang akan
melumasi rambut sehingga menjadi
halus lentur dan lunak
• Kelenjar keringat
diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
 kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.
 kelenjar Apokrin
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• 1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien bergantung pada luas, lokasi
timbulnya lesi, dan daya tahan tubuh klien. Pada kondisi
awal / saat proses peradangan, dapat terjadi peningkatan
suhu tubuh atau demam dan perubahan tanda-tanda vital
yang lain. Pada pengkajian kulit, ditemukan adanya
vesikel-vesikel berkelompok yang nyeri. Perhatikan
mukosa mulut, hidung, dan penglihatan klien. Pada
pemeriksaan pada wanita berusia 55 tahun itu ditemukan
vesikel multiple bergerombol tersebal secara dermatome
diregio tungkai bawah sinistra dan kaki sinistra bagian
medial dengan ukuran lentikular yang terletak diatas kulit
eritematosa.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menentukan
virus herpes simplex yang ada di dalam tubuh.
Pemeriksaan laboraturium terhadap virus herpes simplex
sebagian besar dilakukan hanya untuk yang terinfeksi
HSV tipe 2. Sedangkan untuk mengetahui apakah luka
yang diderita penderita herpes simplex ini akibat virus
HSV atau bukan, maka tes yang lain perlu dilakukan.
Tanda-tanda pada permukaan sel yang terindeksi oleh
virus herpes simplex akan diketahui dari hasil
pemeriksaan laboraturium. Pemeriksaan laboratorium ini
juga bisa mengungkap perbedaan HSV-1 atau HSV-2.
Umumnya pemeriksaan laboratorium ini meliputi IgG
dan IgM baik itu untuk HSV-1 maupun HSV-2.
a. Pemeriksaan adanya infeksi HSV ada
dua jenis yaitu :
1. IgM anti HSV : Tes IgM menandakan
bahwa sedang terjadi infeksi ataupun
infeksi yang baru saja berlangsung.
2. IgG anti HSV : Tes IgG menandakan
bahwa infeksi telah terjadi dalam kurun
waktu beberapa lama (lebih dari 6 bulan)
dan penderita telah memiliki kekebalan
tubuh.

b. Pemeriksaan Diagnostik
H. PENATALAKSANAAN
• Pengobatan herpes umumnya sama dimanapun herpes
tersebut timbul. Yang penting penderita harus menjaga
daerah tersebut tetap bersih dan kering. Penderita dapat
membersihkan daerah sekitar dengan saline (larutan
garam) dan sesudahnya harus segera dikeringkan. Jika
daerah terinfeksi terlalu lembab dapat mengundang
infeksi sekunder (infeksi lanjutan). Pengobatan dengan
obat antivirus oral biasanya dibutuhkan hanya untuk
kasus genital herpes spesifik dan harus melalui resep
dokter.
• Pengobatan herpes dengan antiviral bertujuan untuk
meringakan rasa sakit. Penderita biasanya juga
mendapatkan obat anti nyeri dan panas serta obat luar
seperti bedak dan salep juga zat pendukung seperti
vitamin.
1. Nyeri b.d. kerusakan
K. Diagnosa integritas kulit dan
Keperawatan inflamasi jaringan

2. Gangguan citra tubuh b.d


perubahan penampilan,
skunder akibat penyakit
herpes simplek

3. Risiko penularan infeksi b.d

pemajanan melalui kontak

(kontak langsung, tidak

langsung)
• 
L. Intervensi Keperawatan
• Nyeri berhubungan dengan kerusakan
integritas kulit dan proses inflamas
• Kriteria hasil :
Klien mengungkapkan nyeri berkurang
Menunjukkan mekanisme koping spesifik untuk
nyeri dan metode untuk mengontrol nyeri secara
benar
• Rencana keperawatan :
 Pantau bintik- bintik kemerahan pada pasien
 Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
 Kolaborasi pemberian analgetik ( asam mefenamat)
 Kolaborasi pemberian asiklovir
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai