Anda di halaman 1dari 4

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

“Diskusi Kasus 2 Herpes Zoster”

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Annisa Listyanti (1911312016)
2. Meri ferbiyanti (1911312007)
3. Fadia Shafira Ashegaf (1911313009)
4. Attiva Zarifatul Zahra (1911313024)
5. Nerianti (1911311028)
6. Vina Panduwinata (1911311031)
7. Jamaliatin Nisa (1911313003)
8. MawazinalKhisti (1911312028)

Dosen Pengampu:
Ns. Mulyanti Roberto, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 2021/2022
KASUS 2
Pasien Ny.V berusia 34 tahun dirawat dengan keluhan terdapat ruam kemerahan
disertai vesikel-vesikel pada daerah sekitar abdomen kiri. Vesikel banyak, tumbuh
berkelompok dan pasien mengeluh nyeri. Hasil pengakajian didapatkan bahwa
sebelum muncul vesikel pasien mengalami demam selama 2 hari, keluhan nyeri pada
tulang dan sendi. Pasien pernah menderita cacar air. Saat ini keluhan pada daerah
perut yang terdapat vesikel terasa panas, rasa terbakar dan perih, beberapa ada yang
pecah dan terkelupas. Pasien juga mengeluh sakit kepala, penurunan nafsu makan dan
mudah lelah. TD: 100/ 80 mmHg, N: 72x/ menit, RR: 20x/ menit, Suhu: 37 oC. Pasien
mendapatkan terapi paracetamol, asiclovir, cetirizin.

1. Jelaskan jenis penyakit dan etiologi penyakit pada kasus diatas!


Jenis penyakit: Herpes Zoster
Tanda-tanda yang mendukung:
 Ruam kemerahan disertai vesikel-vesikel
 Vesikel banyak, tumbuh berkelompok dan pasien mengeluh nyeri
 Pasien pernah menderita cacar air
 Pasien mengeluh sakit kepala, penurunan nafsu makan dan mudah lelah
 Vesikel terasa panas, rasa terbakar dan perih, beberapa ada yang pecah dan
terkelupas
 Pasien mendapatkan terapi paracetamol, asiclovir, cetirizin.

Etiologi: Herpes zoster disebabkan oleh VZV. Varicella Zoster Virus merupakan
bagian dari famili herpes virus, subfamili alpha herpes viridae. Virus ini
berukuran 140-200 nm, berbentuk ikosahedral, mempunyai envelope (selubung),
dan mengode lebih dari 70 gen. Hanya ada 1 serotipe VZV, tetapi terdapat banyak
genotipe VZV, dan variasi minor pada sekuens nukleotida yang membedakan tipe
wild dengan vaccine virus strain dan finger print viruses yang diisolasi dari
masing-masing pasien (Pusponegoroet al., 2014; Levin et al., 2019)

2. Jelaskan patofisiologi penyakit yang terjadi pada kasus tersebut!


Patofisiologi herpes zoster adalah melalui infeksi laten dan reaktivasi varicella-
zoster virus (VZV).
 Infeksi Primer VZV
Infeksi VZV primer menyebabkan varicella atau cacar air (chickenpox) yang
ditandai dengan ruam kulit dan vesikel, yang umumnya bersifat ringan dan
self-limiting. VZV ditularkan melalui droplet (airborne) atau kontak langsung
dengan lesi.
Virus menginfeksi sel epitel dan limfosit di orofaring dan saluran napas atas
serta konjungtiva. Virus kemudian masuk ke kulit melalui darah dan menyebar
ke sel epitel untuk membentuk ruam dan vesikel. Lesi vesikuler akan berubah
menjadi pustular setelah infiltrasi sel radang, kemudian lesi dapat terbuka,
kering dan menjadi krusta. Masa inkubasi VZV adalah 10-20 hari (dengan
rata-rata waktu 14 hari).
 Perkembangan Menjadi Herpes Zoster
Setelah terjadi infeksi primer, VZV dapat hidup secara laten di ganglion
dorsalis nervus atau di nervus kranialis dengan penyebaran virus sesuai
dengan dermatom. Reaktivasi VZV di ganglion yang laten dapat turun ke sel
epitel kulit melalui akson saraf dan bereplikasi sehingga menyebabkan herpes
zoster dermatomal. Seiring bertambah usia, maka risiko terkena herpes zoster
semakin tinggi karena adanya penurunan imunitas seluler limfosit T terhadap
VZV. Selain usia tua, faktor lain yang menyebabkan risiko terjadinya
reaktivasi VZV adalah stress, defisiensi imun (immunocompromised)
misalnya pada pasien HIV dan penggunaan obat-obatan imunosupresan

3. Jelaskan penatalaksanaan untuk kasus tersebut?


 Terapi antiviral yang dapat diberikan asiklovir, famciclovir, valacyclovir, obat
ini dapat menghambat polymerase VZV. Asiklovir diberikan 5 kali 800 mg
sehari selama 7– 10 hari atau famciclovir diberikan 250-500 mg 3 kali sehari
selama 7 hari
 Untuk pengobatan secara topical diberikan tergantung stadium herpes zoster.
Pemberian bedak dapat diberikan jika masih dalam stadium vesikel tujuannya
supaya vesikel tidak pecah sehingga tidak terjadi infeksi sekunder. Dilakukan
kompres terbuka bila terjadi erosif dan dapat diberikan salep antibiotik bila
terjadi ulserasi.
4. Apa saja komplikasi dari penyakit yang dialami Ny.V?
Komplikasi HZ dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu komplikasi kutaneus,
komplikasi viseral, komplikasi neurologis, dan komplikasi okular.
 Komplikasi kutaneus terbanyak berupa infeksi sekunder bakterial.
 Herpes zoster dapat menimbulkan komplikasi pada organ viseral, berupa
hepatitis,arthritis, miokarditis, dan perikarditis
 Komplikasi neurologis yang paling berat dan menurunkan kualitas hidup
individu adalah neuralgia paska herpetik (NPH) atau post herpetic neuralgia
(PHN); selain itu juga dapat terjadi meningitis aseptik, meningoensefalitis,
transverse myelitis, peripheral nerve palsy, dan disfungsi vestibular.
 Komplikasi HZ tersering kedua pada usia lanjut adalah komplikasi pada mata,
berupa chronic ocular inflammation dan kebutaan (Johnson & Rice, 2014;
Gonzalez & Carrasco, 2017).

Anda mungkin juga menyukai