Materi Laporan Pendahuluan Meningitis
Materi Laporan Pendahuluan Meningitis
A.
DEFINISI
o Meningitis merupakan infeksi dari selaput otak ( meningen ).Dalam
keadaan normal sawar darah otak merupakan mekanisme proteksi yang
efektif,tetapi jika invasi mikroorganisme luar sawar ini akan rusak. Daerah
yang terlibat biasanya adalah piameter dan arachnoid meter yaitu bagian
yang terdekat dengan jaringan otak.
o Meningitis adalah inflamasi akut pada meningens. (Buku Saku
Keperawatan Pediatri, Edisi 3).
o Meningitis
adalah
peradangan
pada
selaput
meningens,
cairan
ETIOLOGI
a.
Bakteri
pneumoniae,
Nisseria
-hemolysis
streptococcus,
c.
d.
e.
3.
MANIFESTASI KLINIK
a.
Neonatus
Suhu di
bawah
suhu
tubuh
Tonus
otot berkurang,
normal,
o
Demam,
Pucat,
Letargie,
Irritabilit
Diare
dan muntah,
Reflek
menghisap berkurang,
Menangi
s lemah,
as,
o
Kurang
o
menonjol,
Kejang,
Fontanel
Opistoto
nus.
b.
Demam,
Malas
Kaku
kuduk,
untuk makan,
Tanda
Muntah,
Mudah
positif,
terstimulasi,
o
Kejang,
Sering
Pucat,
Peningka
tan tekanan intracranial,
menangis,
o
Peningka
tan lingkar kepala.
Ubunubun menonjol,
c.
Sakit
kepala,
Demam,
Muntah,
Irritabilit
as,
Fotofobi
a,
Kaku
kuduk,
Tanda
kerning dan brudzinsky
Peteki,
Syok,
Konfusi,
Kejang,
Stupor,
Delirium
positif,
Opistoto
nus,
4.
Septicem
ia.
KLASIFIKASI
a.
b.
Meningitis Virus.
Disebabkan oleh sejumlah virus yang berbeda misalnya virus
poliomeilitis
meningitis
tuberkulosa.
Terjadi
akibat
komplikasi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a.
: meningkat.
2)
Kadar glukosa
menurun
Protein
tinggi
(bacterial);
sedikit
meningkat (virus).
4)
Identifikasi
organisme
penyebab:
Asam laktat
meningkat
Glukosa serum
: meningkat.
(bacterial).
6)
b.
c.
d.
Kultur nasofaring
Elektrolit serum
untuk
menetapkan
organisme
penyebab.
e.
Osmolaritas urine
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan secara medis yang dapat dilakukan pada pasien
dengan meningitis adalah sebagai berikut:
a.
1)
Meningitis Tuberkulosa:
2)
Sefalosporin generasi ke 3
3)
Ampisilina
150-200
mg
(400
b.
Sefalosforin generasi ke 3.
Pengobatan Simtomatik
c.
1)
Cairan intravena.
2)
2)
Hisap lender
3)
4)
b.
2)
3)
c.
d.
7.
Pemantauan ketat.
1)
Tekanan darah
2)
Respirasi
3)
Nadi
4)
5)
peradangan
akan
menyebabkan
peningkatan
cairan
Organisme masuk melalui sel darah merah pada blood brain barier.
Masuknya organisme tersebut dapat melalui trauma penetrasi, prosedur
pembedahan/pecahnya abses serebral atau kelainan syaraf pusat. Othortea /
rhinorthea akibat fraktur dasar tengkorak dapat menimbulkan meningitis,
dimana terjadi hubungan antara CSF dan dunia luar.
Masuknya organism eke susunan syaraf pusat melalui ruang sub
aracnoid, CSF dan ventrikel.
Dari reaksi peradangan muncullah eksudasi dan perkembangan
infeksi pada ventrikel, edema dan skar jaringan sekeliling vantrikel
menyebabkan obstruksi pada CSF dan menimbulkan hidrosefalus.
Meningitis bakteri: netrofil, inonosit, limfosit, dan yang lainnya
merupakan sel respon radang. Eksudat terdiri dari bakteri fibrin dan lekosit
yang dibentuk di ruang sub arachnoid. Penumpukan pada CSF akan
bertambah dan mengganggu aliran CSF di sekitar otak dan medulla spinalis.
Terjadi vasodilatasi yang cepat dari pembuluh darah dan jaringan otak dapat
menjadi infark.
Meningitis virus sebagai akibat dari penyakit virus seperti meales,
mump, herpes simplek, dan herpes zoster. Pembentukan eksudat pada
umumnya tidak terjadi dan tidak ada mikroosganisme pada kultur CSF.
8.
POHON MASALAH
inflamasi
peradangan
Nutrisi dan
Cairan/elektrolit
kurang
Perubahan tingkat
kesadaran
Pengetahuan
kurang
Resti infeksi
Gangguan nyaman
nyeri
Perfusi jaringan
serebral
Cemas
9.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat diakibatkan dari pengobatan yang tidak
adekuat pada penyakit meningitis adalah sebagai berikut:
B.
a.
b.
Hidrosephalus
c.
d.
Retardasi mental.
e.
Esufi subdural.
1.
PENGKAJIAN
a.
Riwayat Penyakit
Proses persalinan atau selama dalam kandungan masa lalu,
penyakit kronik, tumor , anemia, imunosupresi, splencetomi, infeksi
telinga, mastoiditis, sinusitis, lumbal pungsi, trauma kepala, kondisi
kehidupan yang ramai, racun / obat, ketidakcocokan dengan perubahan
kebiasaan, demam, mual, muntah , sakit kepala, fotophobia, diplopia, sakit
punggung.
b.
c) Eliminasi
Tanda : Adanya inkontinensia ( retensi ).
d) Makanan/ Cairan
1) Gejala
periode akut ).
2) Tanda
mukosa kering.
e) Hygiene
Tanda
meningkatnya
sensitifitas
pada
nyeri
2) Tanda
g) Nyeri / Kenyamanan.
1) Gejala
menangis, mengaduh/mengeluh.
h) Pernapasan
1) Gejala
2) Tanda
Peningkatan
kerja pernafasan
(episode
awal),
i) Keamanan
1) Gejala
Imunisasi
yang
baru
saja
berlangsung,
terpajan
pada
c.
Gangguan sensasi.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dipengaruhi oleh umur anak, asal usul, iritasi,
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
b.
Kerusakan
perfusi
jaringan
d.
e.
f.
Cemas
b/d
hospitalisasi,
Defisit
pengetahuan
b/d
INTERVENSI KEPERAWATAN
a.
b.
Kerusakan
perfusi
jaringan
c.
d.
e.
f.
Cemas
b/d
hospitalisasi,
a) Libatkan anak atau orang tua dalam perawatan dan dalam membuat
keputusan.
Kriteria Evaluasi:
Anak atau keluarga dapat berinteraksi lebih dekat dengan perawat atau
dokter.
g.
Defisit
pengetahuan
b/d
C.
LITERATUR
Greenberg, Cindy Smith. 1988, Nursing Care Planning Guides For Children.
USA : California State University.
L. Betz, Cecily, Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatric.
Jakarta : EGC.
Mayers, Marlene, A. Jacobson. 1995. Pediatric Nursing. USA : Mc. Graw. Hill.
Suriadi, S. Kp, dkk. 2001. Askep Pada Anak, Edisi 1. Jakarta: PT Fajar
Interpratama.
Kelmpok Kerja. 2002. Askep Pada Pasien Dengan Meningitis. Kepanjen: Akper
Kab. Malang.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.