Konsep Kepatuhan
Konsep Kepatuhan
A. Pengertian
Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang mengobatinya
(Kaplan dkk, 1997). Menurut Sacket dalam Niven (2000) kepatuhan adalah sejauh mana perilaku
pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan.
Tak seorang pun dapat mematuhi intruksi jika ia salah paham tentang intruksi yang diberikan
kepadanya.
2. Kualitas Interaksi
Kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien merupakan bagian yang penting dalam
menentukan derajat kepatuhan.
3. Isolasi sosial dan keluarga
Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai
kesehatan individu serta juga dapat menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka
terima.
4. Keyakinan, sikap dan kepribadian
Becker et al (1979) dalam Niven (2002) telah membuat suatu usulan bahwa model keyakinan
kesehatan berguna untuk memperkirakan adanya ketidakpatuhan.
2) Dukungan sosial
Dukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga. Para profesional kesehatan yang dapat
3) Perilaku sehat
Modifikasi perilaku sehat sangat diperlukan. Untuk pasien dengan hipertensi diantaranya adalah
tentang bagaimana cara untuk menghindari dari komplikasi lebih lanjut apabila sudah menderita
hipertensi. Modifikasi gaya hidup dan kontrol secara teratur atau minum obat anti hipertensi
sangat perlu bagi pasien hipertensi.
4) Pemberian informasi
Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dideritanya
serta cara pengobatannya.
Jaman sekarang batas penghormatan dan kepatuhan sudah mulai kabur. Banyak anak membentak
dan memarahi orangtua dianggap wajar. Akan tetapi kita tidak bisa hanya mencap anak durhaka
kepada orangtua atau menyalahkan mereka semata. Disana ada andil orangtua dalam mendidik
anaknya. Kadang-kadang orangtua tidak sadar bahwa mereka sendiri yang membentuk sikap
durhaka pada anak-anaknya sendiri. Anak-anak menjadi korban salah asuh ketika masih kecil
atau dalam usia dini.Menanamkan ketaatan tidak perlu dengan kekerasan, ancaman atau
hukuman. Berikut beberapa petunjuk atau saran yang bisa digunakan agar anak mau menaati
perintah orangtua sejak dini dan melenyapkan keinginan anak untuk melawan atau
mendurhakainya.
1.
Wibawa
Orangtua
Untuk menumbuhkan wibawa orangtua dalam agama Islam ada resep sederhana dalam AlQuran. Allah swt. berfirman dalam surat Al-Muzzammil ayat 2-5:
Bangunlah dimalam hari (untuk Shalat), kecuali sedikit (daripadanya), setengahnya atau
kurangilah sedikit dari padanya, atau lebihkan dari padanya dan bacalah Al-Quran itu
perlahan-lahan. Sesungguhnya kami akan menurunkan padamu qaulan tsaqiila.
Orangtua yang memiliki qaulan tsaqiila ini tidak akan menemui kesukaran dalam memberikan
perintah kepada anak-anak karena wajah mereka akan memancarkan cahaya bekas sujud di
malam
hari
dan
ucapan
mereka
akan
penuh
wibawa
dan
pesona.
2.Hikmah
Pendidikan
Luqman
Luqman mengajarkan anak-anaknya agar terlebih dahulu menaati Allah swt, barulah Luqman
menyuruh anak-anaknya taat kepadanya itupun selama ketaatan kepada orang tua tidak
bertentangan dengan ketaatannya kepada Allah swt. Ajarkan ketaatan kepada orangtua dengan
dihubungkan dengan ketaatan kepada Allah swt. Sehingga anak terbiasa taat melakukan perintah
orangtuanya baik ada maupun tidak ada orangtuanya itu karena anak punya rasa taat kepada
Allah
swt.
Yang
selalu
mengetahui
perbuatannya.
3.
Penjelasan
Yang
Bisa
Dimengerti
Berilah penjelasan yang bisa dimengerti. Penjelasan yang ringan sebatas kemampuan anak
kenapa
suatu
perbuatan
dilarang
sedang
perbuatan
yang
lain
tidak.
4.Sebatas
Kemampuan
Perintah yang diluar kemampuan anak akan menyebabkan krisis syaraf (neurotic) dan buruk
peringainya. Perintah yang dipaksakan mungkin bisa membuat anak menurut dengan resiko akan
membuat anak jadi membenci dan membangkang dengan cara berbohong dan mengembangkan
peringai
buruk
lainnya.
Untuk mengetahui sampai di mana batas kemampuan anak sesuai perkembangan usianya,
memerlukan pengetahuan tersendiri. Orangtua bisa mencari buku pedoman atau rutin
menanyakan
kepada
para
ahli
untuk
memahami
perkembangan
anak
ini.
5.
Kemarahan
anak
Sikap membangkang dan marah anak merupakan tiruan dari sikap orangtuanya. Bisa juga karena
orangtua yang suka marah, mendidik anak terlalu ketat untuk tunduk secara buta kepada
orangtua,
atau
mendidik
anak
dengan
cara
menyepeleknnya.
Kemarahan anak diwujudkan dengan sikap membangkang dan memberontak, dengan kepatuhan
terselubung
yang
bisa
meledak
sewaktu-waktu.
6.
Jangan
Bertentangan
Gharizah atau naluri adalah kekuatan terpendam dalam diri manusia yang mendorongnya untuk
melakukan beberapa pekerjaan tanpa berlatih terlebih dahulu. Gharizah sebaiknya diarahkan
sedemikian rupa sehingga anak bisa mengatur dirinya sendiri. Jangan melarang anak bermain
akan tetapi beri pembatasan waktu agar anak mengatur jadwalnya sendiri sekaligus melatih anak
disiplin
waktu.
7.
Ancaman
Yang
Salah
Janganlah memberi ancaman kepada anak dengan sesuatu yang mungkin berguna bagi anak
hanya karena menginginkan anak mematuhi perintah. Karena ketakutan yang tercipta pada
bayangan anak akan sulit dihilangkan akibatnya hal-hal yang berguna itu akan ia takuti sampaai
mereka dewasa. Misalnya menakut-nakuti anak dengan polisi, suntikan dll.
8.
Tidak
Dusta
Bnyak orangtua membujuk anak-anaknya supaya patuh dengan iming-iming akan dibelikan
sesuatu misalnya permen, es krim, mainan dll. Setelah anak mematuhi keinginan orangtua maka
orangtua pun membatalkan janjinya secara sepihak dengan beragam alas an. Akibatnya anak
yang terbiasa dibohongi akan kehilangan kepercayaan kepada orangtuanya yang akan berbahaya
nantinya.
9.
Istiqamah
Orangtua harus konsisten dan istiqomah dalam menetapkan aturan, dan tidak cepat mengalah
terhadap rengek dan tangis anak supaya anak sadar bahwa dia tidak bisa menggunakan senjata
tangis untuk merayu ibunya untuk menuruti kemauan anak selama tidak ada alasan yang bisa
ditolerir.
Sumber: Mendidik Dengan Cinta Irawati Istadi
"Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: "Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi
memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat
pengerja-pengerjaku perempuan. Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah
perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerjapengerja lelaki jangan menggangu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan
dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu." Rut 2:8-9.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, untuk mempercantik diri, kita tidak segan-segan menghabiskan
uang untuk pakaian, sepatu, ke salon, dan alat-alat make-up yang mahal, bahkan ada yang
sampai menghabiskan ribuan dollar untuk mengoperasi supaya kelihatan lebih cantik. Itu semua
kita lakukan supaya penampilan jasmani kita menjadi cantik. Tetapi untuk membuat rohani kita
menjadi cantik.... itu hal yang sangat berbeda. Lalu apa yang bisa membuat rohani kita cantik??
KETAATAN kepada Tuhan akan membuat rohanimu cantik! Alkitab menjelaskan bahwa hidup
setiap kita ini seperti suatu pertandingan, nah... orang yang taat secara konsisten/terus menerus
itulah yang akan sampai kepada garis finish. Ada dua orang yang taat sampai garis finish, yang
pertama adalah Yesus (Flp 2:8), dan yang kedua adalah saudara-saudara yang taat! Tuhan sedang
mempersiapkan kita supaya kita bisa mencapai garis finish. Sekarang adalah masa dimana Tuhan
membangkitkan generasi "70 murid", yaitu Tuhan memakai orang-orang yang 'biasa' atau 'tanpa
nama'. Jadi kita semua bisa dipakai Tuhan secara luar biasa asal kita mau taat secara konsisten.
Dari firman Tuhan yang saudara sudah baca diatas, Boas memerintahkan Rut untuk tidak usah
pergi memungut jelai di ladang lain. Tuhan tidak mau saudara pergi ke 'tempat lain' untuk
mencari pertolongan atau hiburan. 'Tempat lain' berbicara soal segala sesuatu yang diluar Tuhan.
Seringkali kita tidak suka jika mendengar kata "jangan", "tidak boleh" sepertinya itu semua
menghalangi kebebasan kita. Betul enggak?? Sebetulnya tidak demikian, justru kebebasan yang
sebebas-bebasnya itulah ikatan yang berbahaya buat kita! Sebenarnya waktu Tuhan berkata
"tidak usah pergi" itu artinya Dia berkata "Tinggallah dengan aku" Kita harus bisa mengerti
bahwa Tuhan kita itu bukan Tuhan yang jahat, yang pelit tetapi Dia, Tuhan yang sangat sayang
sama kita, oleh karena itu Dia tahu yang terbaik buat kita. Dia tahu waktu yang tepat buat kita!
Mengapa? Karena Dia bisa melihat akhir hidup kita dari awal! He knows the end from
beginning! Yang perlu kita lakukan adalah percaya dan taati Dia, maka kita akan mencapai garis
finish dengan baik! Kita akan berhasil!
Boas juga memerintahkan Rut untuk tetap dekat-dekat dengan pegerja-pengerja perempuan. Apa
artinya ini? Ini berarti kita harus bergaul, tidak menyendiri atau menjauhkan diri. Ada satu istilah
bahwa "Besi menajamkan besi dan manusia menajamkan manusia" artinya kita hanya bisa
dibentuk oleh sesama kita. Jadi pergaulan, teman-teman, itu baik untuk pertumbuhan dan
pembentukkan karakter kita. Tuhan mau kita semua turut terlibat. Kita semua harus bertanding.
Tidak ada penonton yang mendapatkan piala! Tidak ada penonton ayng menjadi juara! Penonton
biasanya hanya menjadi penilai atau pengeritik. Kita memerlukan satu dengan yang lain. Kita
perlu belajar juga dari apa yang Tuhan katakan kepada orang lain. Saling belajar dan membantu,
Setiap melihat sebuah pernikahan saya sering bertanya bisakah janji rekan-rekan yang menikah
itu dipertahankan? Sehidup semati bukan hanya dalam sukacita namun juga dalam kedukaan.
Bisakah mereka menjalaninya sampai batas akhir dimana maut memisahkan mereka? Apalagi di
tengah dunia yang gonjang ganjing dipenuhi permasalahan. Apalagi cerai seperti menjadi
makanan sehari-hari. Berita perceraian di tv itu sudah seperti minum obat diberitakan 3 kali
sehari dari kalangan artis.
Namun saat bertemu tante Wenni di RS Advent saat menjenguk Pak Budi saya jadi belajar arti
kesetiaan. Kesetiaan bukan sekedar di saat suka namun disaat apapun seindah dan sesulit apapun
itu. Melihat tante yang tetap setia dan penuh kasih merawat Pak Budi saya jadi terharu. Sesuatu
yg ga bisa saya ceritakan dengan kata-kata. Namun saya beljar untuk tulus mengasihi
Yang terlintas saat itu.. mungkin inilah aku dihadapan Allah penuh lumpur dosa . penuh kejijikan
dan ketidaklayakan namun Ia tak pernah meninggalkanku. Ia senantiasa ada disisiku dan
memberiku kekuatan. Ia yang tak pernah lalai bahkan menyatakan.Tidak usah takut karena
kamu lebih berharga dari banyak burung pipit
Vincent Hakim R.
Cinta memang tidak pernah kering menjadi sumber inspirasi bagi kehidupan. Cinta terukir dalam
berbagai wujud, bisa dalam bentuk kata-kata, tindakan, suatu benda simbolis, dan banyak ragam
tanda lainnya. Para seniman tak bosan-bosannya memilih tema cinta dalam karya-karyanya.
Orang-orang (terutama para penikmat seni) juga tak pernah jengah dengan karya bernuansa
cinta. Kategori cengeng atau bermutu menjadi tak terlalu penting karena cinta menjadi suatu
kebutuhan. Kadang kala orang butuh juga cinta berkharakter cengeng. Atau kadang orang juga
memerlukan cinta yang tegar berjiwa heroik.
Cinta tidak berjalan sendiri. Ada kesetiaan. Kolaborasi cinta dan kesetiaan memperkaya
khazanah kehidupan menjadi putih bersih beraura positif.
Jutaan bahkan mungkin miliaran karya seni dari abad ke abad menyenandungkan cinta dan
kesetiaan. Cinta dan kesetiaan melahirkan hidup dan kehidupan baru.
Orang gembel kaya, butuh cinta dan kesetiaan.
Orang kasar romantis, juga mendambakan cinta-kesetiaan
Orang jahat (menurut penilaian umum) dan kaum agamawan pun menginginkan cintakesetiaan. Manusia dan alam semesta menyenandungkan harmoni cinta dan kesetiaan secara
universal bebas dari SARA.
Cinta dan Kesetiaan dua sisi dalam satu mata keping yang tidak terpisahkan. Cinta menjadi
landasan sebuah Kesetiaan. Di dalam kesetiaan terkandung nilai cinta yang mempersatukan.
Sulit membayangkan ada cinta berdiri sendiri tanpa disertai kesetiaan. Demikian pula sulit
memahami, ada sebuah kesetiaan tanpa landasan cinta di dalamnya. Cinta tanpa kesetiaan adalah
kosong. Dan kesetiaan tanpa didasari cinta adalah kepura-puraan. Dalam kesetiaan ada
komitmen melayani tanpa pamrih tulus ikhlas apa adanya berlandaskan welas asih.
Cinta bermakna amat luas sebebas kesetiaan. Para pemikir barat klasik bahkan sampai memilahmilah arti dan perwujudan cinta ke dalam beberapa istilah. Ada eros untuk cinta bernuansa erotis
dan romantis yang lebih bersifat fisik. Ada philia sebuah cinta bernuansa kasih persaudaraan
persahabatan. Dan ada pula agape untuk cinta yang bersifat spiritual cinta kepada Sang
Pencipta Mahakuasa dan sesama. Dan inilah level cinta tertinggi.
Masih ada banyak wujud cinta dan kesetiaan. Sebut saja, cinta kepada tanah air, cinta diri sendiri
atau narsis dan ada storge cinta pada keluarga.
Ada apa dengan cinta dan kesetiaan?
Cinta dan Kesetiaan tak selalu dipahami secara utuh dewasa. Makna cinta dan kesetiaan yang
harmonis indah, kerap diseret ke dalam pemahaman yang sempit gelap demi kepentingan
pribadi.
Dunia sosial politik kekuasaan dengan para aktornya sering menyeret cinta dan kesetiaan yang
suci tulus ke dunia yang sempit dangkal. Maka lahirlah kaum penjilat dan loyalis semu.
Kelompok ini ada dan hidup di mana-mana di sekitar kita hingga detik ini.
Banyak contoh di mana penguasa dan kaum loyalis suatu ideologi (parpol) yang sedang berkuasa
menindas yang lemah mengabaikan makna cinta dan kesetiaan. Bahkan lebih jauh, telah
membawa cinta dan kesetiaan ke dalam lahan tindak anarkhis kriminal. Penyelewengan terhadap
makna cinta dan kesetiaan, akan melahirkan ketidakadilan bahkan pengkhianatan terhadap nilai
inti kehidupan: welas asih yang harmonis.
Dulu di daratan Eropa, sejarah cinta mencatat Kaisar Claudius II telah membunuh energi cinta
kaum muda. Para pemuda (pasangan muda) dilarang melakukan perkawinan. Sang Kaisar
bertitah, kaum muda dengan energinya yang perkasa lebih tepat jadi tentara untuk kepentingan
perang. Pasangan kaum muda dilarang keras melakukan perkawinan.
Seorang filsuf humanis yang juga rohaniwan, Valentine menentang kebijakan kaisar dengan
menikahkan pasangan-pasangan muda yang sedang mabuk cinta. Valentine pun lalu dihukum
mati karena dianggap melawan titah kaisar.
Di negeri ini banyak kelompok orang yang cepat emosi ngamuk bergaya barbar ketika ada
kelompok lain yang berbeda, tidak sewarna, sepaham sealiran seideologi. Saling serang
secara fisik dan saling menyakiti. Yang lebih mengerikan lagi jika membawa-bawa dan
mengatasnamakan TUHAN Sang Maha Kuasa Pencipta Maha Pengampun dan Sang Maha
Welas Asih untuk merusak, menyakiti, dan membunuh sesama hanya karena berbeda.
Memangnya, siapa manusia? (Siapa sih lu?). Di ruang yang lebih kecil, di kantor misalnya, orang
yang tidak senada seirama ditekan, diadu domba, dan disingkirkan bahkan dibunuh kharakternya.
Negeri ini sejatinya bukan hanya sedang dilanda sakit kemiskinan dan kebodohan yang parah,
tapi juga sedang mengidap sakit pengkhianatan cinta dan kesetiaan terhadap hidup harmonis dan
welas asih.
Salam cinta dan kesetiaan