Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP ANTI SIPOTORI DUIDANCE

DISUSUN OLEH:

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI D-III KEPERAWATAN POSO

TAHUN AJARAN2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nya penyusun masih
diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang
berjudul “ANTI SIPOTORI DUIDANCE” ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata
kuliah keperawatan anak diprogram studi ilmu keperawatan.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa
akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan
setiap orang tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus memiliki
pengetahuan tenatang Anticipatory guidance yang artinya petunjuk-petunjuk
yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan
membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak dapat bertumbuh dan
berkembang secara normal.
Memberitahukan bimbingan kepada orang tua tentang tahapan
perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat
memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak .Dengan memberitahukan upaya
ataupun aktivitas yang dapat dilakukan orang tua dalam anticipatory guidance
dapat mencegah anak dari kecelakaan dan dari bahaya yang mengancam dapat
dihindarkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Anticipatory Guidance ?
2. Apa saja aktivitas utama dalam Anticipatory Guidance ?
3. Bagaimana bimbingan orang tua berdasarkan tahap tumbuhkembang anak?
4. Bagaimana cara pencegahan terhadap kecelakaan pada anak ?
C. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Ancipatory Guidance dan
asuhan keperawatan pada anak dengan ancipatory guidance serta menambah
wawasan serta pengetahuan dalam merawat pasien.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Anticipatory: bersifat lebih dulu;bersifat antisipasi. Sedangkan guidance


adalah bimbingan, pedoman, petunjuk. Jadi Anticipatory Guidance adalah
pedoman/petunjuk untuk mengantisipasi sebelum masalah kesehatan/tumbuh
kembang terjadi.
Anticipatory guidance adalah petunjuk yang perlu diketahui terlebih
dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara
bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal.Upaya
bimbingan ini diberikan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan
sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan
sesuai dengan usia anak
Anticipatory Guidance merupakan kunci penting untuk mencapai tujuan
perawatan pediatrik primer yang menyangkut promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit. Anticipatory Guidance merupakan tantangan karena
rentang dan kompleksitas dari masalah, perbedaan individual di antara anak
normal dan keluarganya. Waktu yang terbatas pada saat supervisi kesehatan.
B. Aktivitas Utama dalam Anticipatory Guidance.
1. Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan informasi dengan mengumpulkan riwayat dan observasi
secara hati-hati adalah satu syarat yaitu memahami anak dan keluarga. 2 kategori
utama mengenai informasi yangg harus dikumpulkan, yaitu :

a. informasi tentang anak 


b. informasi informasi tentang lingkungan anak 
Asuhan kesehatan anak tradisional fokus pada anak—khususnya masalah
promosi kesehatan fisik, pencegahan penyakit, deteksi dan treatment dan
perkembangan milestones. Sedangkan asuhan kesehatan anak terkini
memperluas fokusnya pada masalah perilaku dan lingkungan di mana anak
berkembang. Informasi yang berkaitan dengan Anticipatory Guidance :
Informasi tentang anak :
a. Concerns/masalah: diekspresikan oleh orangtua atau anak  
b. Kesehatan: status sekarang dan follow up dari masalah waktu
yang lalu 
c. Perawatan routine: makan, tidur dan eliminasi 
d. Perkembangan: evaluasi dengan performance di sekolah atau
dengan test standar (Denver II; tes IQ) 
e. Tingkah laku: temperamen dan interaksi dengan keluarga, teman
sebaya dan yang lainnya.
Informasi tentang lingkungan anak:
a. Komposisi keluarga (di rumah) 
b. Jadwal pengasuhan anak: siapa dan kapan 
c. Stress keluarga: pekerjaan, finansial, penyakit, kematian, pindah
rumah, perkawinan dan hubungan lainnya 
d. Family supports: kerabat, teman, organisasi, sumber-sumber
material 
e. Stimulasi di rumah 
f. pre school/sekolah, peers, organisasi 
g. Stimulasi/aktivitas di luar rumah
h. Keamanan
Prinsip-prinsip dasar tentang persyaratan Anticipatory Guidance:
a. Berikan kesempatan pada orang tua dan anak untuk
mengungkapkan permasalahan mereka pada awal setiap
kunjungan.

b. Bangun interaksi yang hangat dengan si anak pada tiap kunjungan


dengan memberi sapa, berbicara dan bermain dengan anak
sebelum melakukan interaksi yang lebih menakutkan anak seperti
PE dan imunisasi.
c. Selalu cari tahu tentang bagaimana sesuatu berlangsung pada
orangtua dengan puji orangtua, dorong orangtua untuk punya
waktu bagi diri mereka sendiri dan keduanya.
2. Membangun hubungan terapeutik
Membangun hubungan terapeutik berdasar pada mutual trust dan respect
adalah Anticipatory Guidance efektif. Hubungan Terapeutik merupakan sumber
yang sangat penting bagi dukungan emosional dengan mendengar dengan respek
berempati pada frustrasi orangtua, mendorong parenting yang efektif akan
membantu ortu mendapat rasa kompetensi dan percaya diri dalam pola
mengasuh anak mereka. Penting juga membangun hubungan terapuetik dengan
si anak jika anak menjadi lebih independent.
3. Menyediakan edukasi dan bimbingan
Memberi edukasi Berdasar data yang diperoleh dari pengkajian
(diberikan secara individual). Topik-topik yang penting pada semua umur dan
layak dipertimbangkan, yaitu :

a. Stress keluarga, misal : orangtua single, perceraian, perpisahan,


pindah, pengangguran, sakit, mati.
b. Temperamen
c. Anak yang terburu-buru, seperti jadwal padat dan pressure untuk
berprestasi dan tumbuh dengan cepat.
d. Self-esteem, yaitu perkembangan sense of competence.

C. Bimbingan orang tua berdasarkan tumbuh kembang anak


1. 1 tahun pertama
a. 6 bulan pertama
 Memahami akan adanya proses penyesuaian orang tua dengan
bayinya.
 Mengajarkan perawatan infant dan membantu orang tua untuk
memahami sebagai individu yang mempunyai kebutuhan dan
bagaimana bayi mengekspresikan apa yang diinginkannya
melalui menangis.
 Menentramkan orang tua bahwa bayinya tidak akan menjadi
manja dengan adanya perhatian yang penuh selama 4-6 bulan
pertama.
 Menganjurkan orang tua untuk memahami jadwal dalam
memenuhi kebutuhan bayi.
 Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap
stimulasi lingkungan.
 Menyokong kesenangan orang tua dalam melihat pertumbuhan
dan perkembangan bayinya.
 Menyiapkan orang tua akan kebutuhan bayinya tentang rasa
aman.
 Menyiapkan orang tua untuk memulai memberikan makanan
padat.
b. Enam bulan kedua
 Menyiapka orang tua akan adanya ketakutan bayinya terhadap
orang yang tidak dikenal
 Menganjurkan orang tua untuk menghindarkan perpisahan yang
lama dengan bayinya
 Membimbing orang tua untuk disiplin karena makin
meningkatnya mobilitas bayi
 Menganjurkan kontak mata daripada hukuman badan sebagai
suatu disiplin
 Menganjurkan orang tua untuk lebih banyak perhatian bila
bayinya berkelakuan baik daripada ketika menangis
 Mengajurkan orang tua untuk meninggalkan bayinya dengan
pengganti ibu yang sesuai
 Mendiskusikan persiapan penyapihan
 Menggali perasaan orang tua tentang pola tidur bayi.
2. Usia toodler
a. Usia 12 – 18 bulan
 Menyiapkan orang tua untuk antisipasi adanya perubahan
tingkah laku dari toodler terutama negativism
 Mengkaji kebiasaan makan dan secara bertahap penyapihan dari
botol serta peningkatan asupan makanan padat
 Menyediakan makanan selingan antara 2 waktu makan dengan
rasa yang disukaiyang merupakan
 Mengkaji pola tidur malam, kebiasaan memakai botol yang
merupakan penyebab utama gigi berlubang
 Mencegah bahaya yang dapat terjadi di rumah
 Perlu ketentuan-ketentuan/disiplin dengan lembut untuk
meminimalkan negativism, tempertantrum serta penekanan akan
kebutuhan yang positif dan disiplin yang sesuai
 Perlunya mainan yang dapat meningkatkan berbagai aspek
perkembangan anak
b. Usia 18 – 24 bulan
 Menekankan pentingnya persahabatan dalam bermain
 Menggali kebutuhan untuk menyiapkan kehadiran adik baru
 Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap kesehatan
gigi dan kebiasaan-kebiasaan pencetus gigi berlubang
 Mendiskusikan metode disiplin yang ada
 Mendiskusikan kesiapan psikis dan fisik anak untuk toilet
training
 Mendiskusikan berkembangnya rasa takut anak
 Menyiapkan orang tua akan adanya tanda regresi pada waktu
mengalami stress
 Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah dengan orang tua
 Memberi kesempatan orang tua untuk mengekspresikan
kelelahan, frustasi dan kejengkelan dalam merawat anak usia
toodler
c. Usia 24 – 36 bulan
 Mendiskusikan pentingnya meniru dan kebutuhan anak untuk
dilibatkan dalam kegiatan.
 Mendiskusikan pendekatan yang dilakuakan dalm toilet
training
 Menekankan keunikan dari proses berfikir toodler terutama
untuk bahasa yang diungkapkan
 Menekankan disiplin harus tetap terstruktur dengan benar dan
nyata, hindari kebingungan dan salah pengertian
 Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau play group
3. Pra sekolah
a. Usia 3 tahun
 Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam
hubungan yang luas
 Menekankan pentingnya batas-batas / peraturan-peraturan
 Mengantisipasi perubahan perilaku agresif
 Menganjurkan orang tua menawarkan anaknya alternative-
alternatif pilihan pada saat anak bimbang
 Perlunya perhatian ekstra
b. Usia 4 tahun
 Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik dan bahasa
 Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu tentang seksual
 Menekankan pentingnya batas-batas yang realistis
c. Usia 5 tahun
 Menyiapkan anak memasuki lingkungan sekolah
 Meyakinkan bahwa usia tersebut adalah periode tenang pada
anak
4. Usia sekolah
a. Usia 6 tahun
 Bantu orang tua memahami kebutuhan mendorong anak
berinteraksi dengan teman
 Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan terutama naik
sepeda
 Siapkan orang tua akan peningkatan interst anak ke luar rumah
 Dorong orang tua untuk respek terhadap kebutuhan anak akan
privacy dan menyiapkan kamar tidur yang berbeda
b. Usia 7-10 tahun
 Menakankan untuk mendorong kebutuhan akan kemandirian
 Tertarik beraktifitas diluar rumah
 Siapkan orang tua untuk perubahan pada wanita pubertas
c. Usia 11-12 tahun
 Bantu orang tua untuk menyiapkan anak tentang perubahan
tubuh pubertas
 Anak wanita pertumbuhan cepat
 Sex education yang adekuat dan informasi yang adekuat.

D. Pencegahan terhadap kecelakaan


Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematian pada
anak. Kepribadian adalah factor pendukung terjadinya kecelakaan. Orang tua
bertanggungjawab terhadap kebutuhan anak, menyadari karakteristik perilaku
yang menimbulkan kecelakaan waspada terhadap factor-faktor lingkungan yang
mengancam keamanan anak. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan
di antaranya adalah jenis kelamin, usia dan lingkungan. Untuk jenis kelamin
biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif di rumah. Untuk usia
pada kemampuan fisik dan kognitif, semakin besar akan semakin tahu mana
yang bahaya. Sedangkan untuk lingkungan adalah dapat dilihat dari adanya
penjaga atau pengasuh.
Cara pencegahan:
a. Pemahaman tingkat perkembangan dan tingkah laku anak
b. Kualitas asuhan meningkat
c. Lingkungan aman
d. Bahaya umum yang harus di perhatikan orang tua
e. Lantai rumah yang basah atau licin
f. Rumah dengan tangga yang curam dan tidak ada pegangan
g. Alat makan dari bahan pecah belah
h. Adanya sumur yang terbuka
i. Kabel listrik yang berantakan
j. Stop kontak yang tidak tertutup

Upaya yang dapat dilakukan orang tua di rumah


a. Benda tajam disimpan di tempat yang aman
b. Benda kecil disimpan dalam laci yang tertutup
c. Zat yang berbahaya disimpan dalam almari terkunci
d. Amankan kompor dan berikan penutup yang aman
e. Jaga lantai rumah selalu bersih dan kering
f. Apabila ada tangga, pasang pintu di bagian bawah atau atas
tangga
g. Sekring listrik harus tertutup
h. Apabila ada parit, tutup dengan papan atau semen
i. Bagi yang rumahnya di tepi jalan raya, sebaiknya da pintu pagar
yang tertutup rapat
j. Apabila ada sumur, tutup sehingga tidak bisa dibuka anak
k. Bila bayi tidur, berikan p[engaman di pinggir tempat tidur

Pencegahan terhadap kecelakaan menurut tumbuh kembang


1. Masa bayi
Jenis kecelakaan : Aspirasi benda, jatuh, luka baker, keracunan,
kurang O2.
Pencegahan:
a. Aspirasi : bedak, kancing, permen (hati-hati).
b. Kurang O2 : plastic, sarung bantal.
c. Jatuh : tempat tidur ditutup, pengaman (restraint), tidak pakai
kursi tinggi.
d. Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai.
e. Keracunan : simpan bahan toxic dilemari.
2. Masa toodler
Jenis kecelakaan :
a. Jatuh/luka akibat mengendarai sepeda.
b. Tenggelam.
c. Keracunan atau terbakar.
d. Tertabrak karena lari mengejar bola/balon.
e. Aspirasi dan asfiksia.
Pencegahan :
a. Awasi jika dekat sumber air.
b. Ajarkan berenang.
c. Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika.
d. Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari.
e. Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.
f. Cek air mandi sebelum dipakai.
g. Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang aman.
h. Jangan biarkan kabel listrik menggantung  mudah ditarik.
i. Hindari makan ikan yang ada tulang dan makan permen yang
keras.
j. Awasi pada saat memanjat, lari, lompat karena sense of balance.
3. Pra sekolah
Kecelakaan terjadi karena anak kurang menyadari potensial bahaya :
obyek panas, benda tajam, akibat naik sepeda misalnya main di
jalan, lari mengambil bola/layangan, menyeberang jalan.
Pencegahan ada 2 cara ;
a. Mengontrol lingkungan.
b. Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya.
c. Jauhkan korek api dari jangkauan.
d. Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial dapat
membahayakan anak.
e. Mendidik anak :
1. Cara menyeberang jalan.
2. Arti rambu-rambu lalulintas.
3. Cara mengendarai sepeda yang aman  peran orang tua =
perlu belajar mengontrol lingkungan.
4. Usia sekolah
a. Anak sudah berpikir sebelum bertindak.
b. Aktif dalam kegiatan : mengendarai sepeda, mendaki gunung,
berenang.
Perawat mengajarkan keamanan :
a. Aturan lalu-lintas bagi pengendara sepeda.
b. Aturan yang aman dalam berenang
c. Mengawasi pada saat anak menggunakan alat berbahaya :
gergaji, alat listrik.
d. Mengajarkan agar tidak menggunakan alat yang bisa
meledak/terbakar.
5. Remaja
a. Penggunaan kendaraan bermotor bila jatuh dapat : fraktur, luka
pada kepala.
b. Kecelakaan karena olah raga.
Pencegahan
 Perlu petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor
sebelumnya ada negosiasi antara orang tua dengan remaja.
 Menggunakan alat pengaman yang sesuai.
 Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan
olah raga.
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Anticipatory guidance adalah petunjuk yang perlu diketahui terlebih
dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara
bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal.Upaya
bimbingan ini diberikan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan
sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan
sesuai dengan usia anak

Anticipatory Guidance merupakan kunci penting untuk mencapai tujuan


perawatan pediatrik primer yang menyangkut promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit. Dengan memberitahukan upaya ataupun aktivitas yang
dapat dilakukan orang tua dalam anticipatory guidance dapat mencegah anak
dari kecelakaan dan dari bahaya yang mengancam.

B Saran
Setelah mengetahui tentang Ancipatory Guidance diharapkan bagi para
pembaca dapat lebih mengerti dan sebagai perawat ataupun tenaga kesehatan
kita harus dapat memberikan pengarahan kepada keluarga pasien khususnya
orang tua tentang Anticipatory Guidance dengan benar agar anak terhindar dari
bahaya yang mengancam keselamatan.
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock E B. 1991. Perkembangan Anak Jilid I. Erlangga: Jakarta.Markum dkk.

1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. IDI: Jakarta.

Hastuti, Apriani. 2012. Petujuk Antisipasi (Anticipatory Guidance)

(http://apriyanipujihastuti.wordpress.com/2012/07/09/petunjuk-antisipasi-

anticipatory-guidance /). Diakses tanggal 1 Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai