Anda di halaman 1dari 5

2.1.

Tahapan Anticipatory Guidance Berdasarkan Usia


2.1.1. Definisi Anticipatory Guidance
Anticipatory Guidance atau bimbingan antisipasi adalah metode yang
digunakan perawat untuk membantu orang tua menyediakan pengembangan
perubahan perilaku ke arah lebih baik untuk memahami anak-anak mereka
(Hasinuddin & Fitriah, 2011).
Anticipatory Guidance menjelaskan bahwa anak-anak dapat mengalami trauma
di setiap tahap perkembangan usianya, misalnya ketakutan yang tidak jelas pada
anak-anak pra sekolah yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan
anak. Dalam membimbing dan memberikan arahan pada masalah-masalah yang
kemungkinan timbul pada setiap fase pertumbuhan dan perkembangan anak, ada
petunjuk-petunjuk yang perlu dipahami oleh orang tua. Petunjuk antisipasi bisa
diartikan petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu oleh orang tua
supaya anak dapat diarahkan dan dibimbing dengan bijaksana serta anak dapat
bertumbuh dan berkembang secara normal.
Orang tua perlu memahami prinsip-pinsip pengasuhan yang baik agar anak
menjadi pribadi yang memiliki perkembangan yang baik sesuai dengan harapan
orang tua. Oleh sebab itu dibutuhkan peran perawat untuk mendampingi orang tua
dalam menentukan pola pengasuhan yang baik. Perawat perlu memperhatikan
karakteristik keluarga, tipe keluarga, serta lingkungan yang menjadi faktor
keberhasilan dalam pemberian anticipatory guidance oleh perawat. Selain itu,
perawat juga perlu memperhatikan karakteristik dan kemampuan anak karena hal ini
juga ikut menentukan perkembangan anak kedepannya nanti. Anak sebagai objek
asuhan orang tua dan indikator dalam menilai keberhasilan perawat memberikan
anticipatory guidance dalam keluarga merupakan fokus utama. Keberhasilan dalam
pendampingan anticipatory guidance akan ditunjukkan melalui perubahan
perkembangan anak ke arah yang lebih baik.
2.1.2. Anticipatory Guidance Bagi Anak Usia 3-5 tahun

Pada masa ini, petunjuk bimbingan tetap diperlukan walaupun kesulitannya


lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya. Jika sebelumnya, pencegahan kecelakaan
dipusatkan pada pengamanan lingkungan terdekat dengan kurang menekankan
alasan-alasannya, maka pada masa ini, adanya proteksi pagar dan penutup stop
kontak harus disertai penjelasan secara verbal dengan alasan yang tepat dan
dimengerti oleh anak (Apriyani, 2019).
Masuk sekolah menjelang lima tahun adalah bentuk perpisahan dari rumah baik
orang tua maupun anaknya, sehingga orang tua mungkin perlu bantuan untuk
adaptasi terhadap perubahan ini, terutama pada ibu yang tinggal dirumah/tidak
bekerja. Anak mulai masuk taman kanak- kanak dan ibu mulai membutuhkan
kegiatan-kegiatan di luar keluarga, seperti keterlibatannya di masyarakat atau
mengembangkan karier. Bimbingan terhadap orang tua pada masa ini adalah sebagai
berikut:
1. Usia 3 tahun

a. Menyiapkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang
luas.
b. Menganjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke taman kanak-kanak.
c. Menekankan pentingnya batas-batas/tata cara/peraturan-peraturan.
d. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi tingkah laku yang berlebihan
dalam hal ini akan menurunkan ketegangan (tension).

e. Menganjurkan orang tua untuk menawarkan kepada anaknya alternatif-


alternatif pilihan ketika anak dalam keadaan bimbang.
f. Memberi gambaran perubahan pada usia 3,5 tahun ketika anak kurang
koordinasi motorik dan emosional, menjadi tidak aman, menunjukkan emosi
yang ekstrim, dan perkembangan tingkah laku seperti gagap.
g. Menyiapkan orang tua untuk mengekspestasi tuntutan-tuntutan ekstra
perhatian terhadap mereka sehingga refleksi dan emosi tidak aman dan
ketakutan kehilangan cinta.
h. Mengingatkan kepada orang tua bahwa keseimbangan pada usia tiga tahun
akan berubah ke tingkah laku agresif di luar batas pada usia empat tahun.
i. Mengantisipasi selera makan menetap dengan lebih luas dalam pemilihan
makanan.
2. Usia 4 tahun
a. Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif termasuk aktivitas
motorik dan bahasa yang mengejutkan.
b. Menyiapkan orang tua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan
orang tua.
c. Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak.
d. Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama seperti
menempatkan anak pada taman kanak-kanak untuk sebagian harinya.
e. Menyiapkan meningkatkan rasa ingin tahu seksual
f. Menekankan batas-batas yang realistis dari tingkah laku.
g. Mendiskusikan disiplin
h. Menyiapkan orang tua meningkatkan imajinasi usia empat tahun yang
memperturutkan kata hatinya dalam “tinggi bicaranya” (bedakan dengan
kebohongan) dan kemahiran anak dalam permainan yang membutuhkan
imajinasi.
i. Menyarankan pelajaran berenang.
j. Menjelaskan perasaan-perasaan Oedipus dan reaksi-reaksinya. Anak laki-laki
biasanya lebih dekat dengan ibunya dan anak perempuan dekat dengan
ayahnya. Oleh karena itu, anak perlu dibiasakan tidur terpisah dengan orang
tuanya.
k. Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi mimpi buruk anak dan
menganjurkan mereka jangan lupa untuk membangunkan anak dari mimpi
yang menakutkan.
3. Usia 5 tahun

a. Memberikan pengertian bahwa usia lima tahun merupakan periode tenang


dibanding masa sebelumnya.
b. Menyiapkan dan membantu anak-anak untuk memasuki
lingkungan sekolah.
c. Mengingatkan imunissasi yang lengkap sebelum masuk sekolah
2.1.3. Anticipatory Guidance Bagi Anak Usia 6-12 tahun

Usia Sekolah
1) Anak biasanya sudah berpikir sebelum bertindak.
2) Aktif dalam kegiatan: mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang
3) Berikan pendidikan tentang Aturan lalu-lintas pada anak.
4) Apabila anak suka berenang, ajakan aturan yang aman dalam berenang.
5) Awasi anak saat menggunakan alat berbahaya seperti gergaji, alatlistrik.
6) Ajarkan anak untuk tidak menggunakan alat yang bisameledak/terbakar.

Bimbingan antisipasi bagi orang tua akan berbeda untuk setiaptahap usia anak karena
disesuaikan dengan karakteristiknya diantaranya:
1. Usia 6 tahun
a. Bantu orang tua untuk memahami kebutuhan sosialisasi dengan cara mendorong
anak berinteraksi dengan temannya.
b. Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan terutama naik sepeda.
c. Siapkan orang tua akan peningkatan ketertarikan anak keluar rumah.
d. Dorong orang tua untuk menghargai kebutuhan anak akan privacy dan
menyiapkan kamar tidur yang berbeda.
2. Usia 7-10 tahun
a. Menekankan untuk mendorong kebutuhan akan kemandirian.
b. Tertarik untuk beraktivitas di luar rumah.
c. Siapkan orang tua untuk menghadapi anak terutama anak perempuan memasuki
prapubertas.
3. Usia 11-12 tahun
a. Bantu orang tua untuk menyiapkan anak tentang perubahan tubuh saat pubertas.
b. Anak wanita mengalami pertumbuhan cepat.
c. Pendidikan seks (Sex education) yang adekuat dan informasi yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, L. (2019). UBUNGAN ANTICIPATORY GUIDANCE DENGAN PERKEMBANGAN


ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK HANDAYANI IX PULOSARI, KECAMATAN
PULOSARI KABUPATEN PEMALANG. 10–36.

Hasinuddin, M., & Fitriah. (2011). Modul Anticipatory Guidance Merubah Pola Asuh Orang Tua
Yang Otoriter Dalam Stimulasi Perkembangan Anak. Jurnal Ners, 6(1), 50 57.
https://doi.org/10.1067/mph.2000.104539

Yuliasti, Ningning. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai