Anda di halaman 1dari 12

TUGAS RESUME INDIVIDU

KEPERAWATAN ANAK SAKIT KRONIS DAN TERMINAL

Disusun oleh:
NAQSYABANDIYAH KHOLIDIYAH SALSABILA
2110097

PRODI S-1 KEPERAWATAN STIKES


HANG TUAH SURABAYA TA.
2023/2024
“ANTICIPATORY GUIDANCE”

A. Pengertian Anticipatory Guidance


Anticipatory guidance merupakan petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih
dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan anaknya secara bijaksana, sehingga anak dapat
bertumbuh dan berkembang secara normal. Dengan demikian, dalam upaya untuk
memberikan bimbingan dan arahan pada masalah-masalah yang kemungkinan timbul pada
setiap fase pertumbuhan dan perkembangan anak, ada petunjuk yang perlu dipahami oleh
orang tua. Orang tua dapat membantu untuk mengatasi masalah anak pada setiap fase
pertumbuhan dan perkembangannya dengan cara yang benar dan wajar (Nursalam,
Susilaningrum, dan Utami, 2013).
Menurut Amalia (2017) Anticipatory guidance adalah petunjuk yang perlu diketahui
terlebih dahulu agar oran g tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara
bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal. Marlina (2018)
menjelaskan bahwa bimbingan antisipasi atau anticipatory guidance merupakan sebuah
petunjuk bimbingan yang penting dan perlu diberikan kepada orang tua untuk membantu
dalam mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi pada setiap fase pertumbuhan dan
perkembangan anak.

B. Konsep Anticipatory Guidance


Usia anak-anak dapat mengalami trauma disetiap tahap perkembangan mereka,
misalnya ketakutan yang tidak jelas pada anak-anak usia prasekolah yang dapat
menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan anak. Dalam upaya untuk
memberikan bimbingan dan arahan pada masalah-masalah yang kemungkinan timbul
pada setiap fase pertumbuhan dan perkembangan anak, ada petunjuk-petunjuk yang
perlu dipahami oleh orang tua. Orang tua dapat membantu untuk mengatasi masalah
anak pada setiap fase pertumbuhan dan perkembangannya dengan cara yang benar
dan wajar (Hasinuddin & Fitriah, 2010).

C. Pendampingan Anticipatory Guidance oleh Perawat


Peran orang tua sangat penting karena pengasuhan mempunyai peranan yang sangat besar
dalam menentukan perkembangan anak nanti kedepannya. Orang tua perlu memahami prinsip-
prinsip pengasuhan yang baik agar anak menjadi pribadi yang memiliki perkembangan yang
baik sesuai dengan harapan orang tua. Disini peran perawat sangat penting untuk mendampingi
orang tua dalam menentukan pola pengasuhan yang baik. Perawat perlu memperhatikan
karakteristik keluarga dan tipe keluarga karena hal itu akan banyak mempengaruhi keberhasilan
dalam pemberian anticipatory guidance oleh perawat.

D. Petunjuk Bimbingan pada Usia 3-5 Tahun


Pada masa ini, petunjuk bimbingan tetap diperlukan walaupun kesulitannya lebih sedikit
dibanding tahun sebelumnya. Jika sebelumnya, pencegahan kecelakaan dipusatkan pada
pengamanan lingkungan terdekat dengan kurang menekankan alasan-alasannya, maka pada
masa ini, adanya proteksi pagar dan penutup stop kontak harus disertai penjelasan secara verbal
dengan alasan yang tepat dan dimengerti oleh anak. Masuk sekolah menjelang lima tahun
adalah bentuk perpisahan dari rumah baik orang tua maupun anaknya, sehingga orang tua
mungkin perlu bantuan untuk adaptasi terhadap perubahan ini, terutama pada ibu yang tinggal
dirumah/tidak bekerja. Anak mulai masuk taman kanak- kanak dan ibu mulai membutuhkan
kegiatan-kegiatan di luar keluarga, seperti keterlibatannya di masyarakat atau mengembangkan
karier.
Bimbingan terhadap orang tua pada masa ini adalah sebagai berikut:
 Usia 3 Tahun
1) Menyiapkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan
yang luas.
2) Menganjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke taman kanak-kanak.
3) Menekankan pentingnya batas-batas/tata cara/peraturan-peraturan.
4) Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi tingkah laku yang berlebihan
dalam hal ini akan menurunkan ketegangan (tension).
5) Menganjurkan orang tua untuk menawarkan kepada anaknya alternatif-
alternatif pilihan ketika anak dalam keadaan bimbang.
6) Memberi gambaran perubahan pada usia 3,5 tahun ketika anak kurang
koordinasi motorik dan emosional, menjadi tidak aman, menunjukkan emosi
yang ekstrim, dan perkembangan tingkah laku seperti gagap.
7) Menyiapkan orang tua untuk mengekspestasi tuntutan-tuntutan ekstra
perhatian terhadap mereka sehingga refleksi dan emosi tidak aman dan
ketakutan kehilangan cinta.
 Umur 4 Tahun
1) Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif termasuk
aktivitas motorik dan bahasa yang mengejutkan.
2) Menyiapkan orang tua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan
orang tua.
3) Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak.
4) Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama seperti
menempatkan anak pada taman kanak-kanak untuk sebagian harinya.
5) Menyiapkan meningkatkan rasa ingin tahu seksual
6) Menekankan batas-batas yang realistis dari tingkah laku.
7) Mendiskusikan disiplin
8) Menyiapkan orang tua meningkatkan imajinasi usia empat tahun yang
memperturutkan kata hatinya dalam “tinggi bicaranya” (bedakan dengan
kebohongan) dan kemahiran anak dalam permainan yang membutuhkan
imajinasi.
9) Menyarankan pelajaran berenang.
10) Menjelaskan perasaan-perasaan Oedipus dan reaksi-reaksinya. Anak laki-
laki biasanya lebih dekat dengan ibunya dan anak perempuan dekat dengan
ayahnya. Oleh karena itu, anak perlu dibiasakan tidur terpisah dengan orang
tuanya.
 Usia 5 Tahun
1) Memberikan pengertian bahwa usia lima tahun merupakan periode tenang
dibanding masa sebelumnya.
2) Menyiapkan dan membantu anak-anak untuk memasuki lingkungan
sekolah.
3) Mengingatkan imunissasi yang lengkap sebelum masuk sekolah
(Nursalam, Susilaningrum, dan Utami, 2013).

DAFTAR PUSTAKA
https://repository.ump.ac.id/9457/3/Lusi%20Apriyani%20BAB%20II.pdf
”KONSEP FAMILY CENTERED CARE”

Definisi :

Pendekatan Family centred care atau perawatan yang berpusat padakeluarga, didefinisikan
sebagai filosofi perawatan yang mengakui keluargasebagai konstanta dalam kehidupan anak,
dimana pemberi perawatanmementingkan dan melibatkan peran penting dalam keluarga.

Tujuan Family Centered Care Filosofi

1. Family Centered Care adalah memberikan kesempatan kepada orangtua untuk


merawat anak mereka selama proses hospitalisasi dengan pengawasan perawat sesuai
dengan aturan yang berlaku. ( Brunner and Suddarth1986 dalam Fretes, 2012).
2. Family Centered Care juga bertujuan untuk meminimalkan trauma yang didapat oleh
anak selama mass hospitalisasi tersebut.Dalam hal ini, untuk mencapai tujuan
tersebut, diperlukan kerjasama antara orang.

Hambatan Penerapan Family Centered Care

Hambatan penerapan perawatan berpusat pada keluarga menurut Perawat adalah


kurangnya keterampilan dalam komunikasi, peran negosiasi, dan mengembangkan hubungan,
kurangnya waktu sikap negative, termasuk perasaan terancam, takut kehilangan peran, dan
merasa terintimidasi serta kurangnya dukungan dalam sistem perawatan kesehatan dan dari
staf rumah sakit lainnya. Hambatan penerapan menurut perawat adalah dukungan emosional
dari staf, desain sitem perawatan kesehatan, pengakuan perawat terhadap kebutuhan
perkembangan keluarga tentang perawatan infant dan toddler di rumah sakit.(Harrison, 2009
dalam buku ajar keperawatan anak, 2018).

Peran Petugas Kesehatan dalam perawatan berpusat pada keluarga

Petugas kesehatan harus memastikan terciptanya hubungan kolaboratif yangdengan


pasien dan keluarga, dengan cara melibatkan dalam pembuatan rencana perawatan,
menawarkan keluarga untuk selalu ada di dekat anak, berbagi informasi seputar
perkembangan kesehatan anak, dan selalu melibatkan keluargadalam segala tindakan atau
kegiatan yang akan dilakukan pada anak.(Nurlaila.dkk. 2018)

Prinsip Family Centered Care

Prinsip pelayanan keperawatan pada anak harus berfokus pada anak dan keluarga,
untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarga. Dalam memberikan pelayanan keperawatan
pada anak, perawat harus mampu memfasilitasi keluarga dalam berbagai bentuk pelayanan
kesehatan, baik berupa tindakan keperawatan yang bersifat langsung atau pendidikan
kesehatan pada anak. Selain itu perawat perlu juga memperhatikan, aspek kehidupan sosial,
budaya dan ekonomi keluarga.Hal ini perlu diperhatikan karena tingkat sosial, budaya dan
ekonomi dari keluarga dapat menentukan pola kehidupan anak, dan perkembangan dalam
kehidupan di masyarakat.

Manfaat Penerapan Family Centered Care yaitu :

1. Hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga semakin menguat dalammeningkatkan


kesehatan dan perkembangan setiap anak

2. Meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasi yanglebih baik


dan proses kolaborasi.
3. Membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan berkolaborasi dengan
keluarga.
4. Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga dan kapasitas
pemberi layanan.
5. Pengguanaan sumber- sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga professional
lebih efisien dan efektif (mengoptimalkan manajemen perawatan di rumah,
mengurangi kunjungan ke unit gawat darurat atau rumah sakit jika tidak perlu, lebih
efektif dalam menggunakan cara pencegahan).
6. Mengembangkan komunikasi antara anggota tim kesehatan.
7. Persaingan pemasaran pelayanan kesehatan kompetitif.
8. Meningkatkan lingkungan pembelajaran untuk spesialis anak dan tenaga profesi
lainnya dalam pelatihan – pelatihan.
9. Menciptakan lingkungan yang meningkatkan kepuasan professional.
10. Mempertinggi kepuasan anak dan keluarga atas pelayanan kesehatan yang diterima.

Sumber : https://id.scribd.com/document/434774712/Makalah-Family-Centered-Care
”SIBLING RIVALRY”

Pengertian

Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaranantara saudara laki-laki dan
saudara perempuan, hal ini terjadi pada semuaorang tua yang mempunyai dua anak atau lebih
(Lusa, 2010).

Faktor-Faktor Penyebab Sibling Rivalry :

Menurut Priatnadan Yulia (2006) dalam Setiawati dan Zulkaida (2007), faktor penyebab
sibling rivalry adalah faktor internal dan eksternal:

a. Faktor internal:
Faktor internal adalah faktor yang tumbuh dan berkembang dalam dirianak itu sendiri
seperti temperamen, sikap masing-masing anakmencari perhatian orang tua,
perbedaan usia atau jenis kelamin, danambisi anak untuk mengalahkan anak yang lain
(Sains, 2009).
b. Faktor eksternal:Faktor yang disebabkan karena orang tua yang salah dalam
mendidikanaknya, seperti sikap membanding-bandingkan, dan adanya anakemas
diantara anak yang lain (Sains, 2009).

Menurut Lusa (2010), ada banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry , antara lain:

a. aMasing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin


menunjukkan pada saudara mereka.
b. Anak merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan dari
orang tua mereka.
c. Anak-anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan
anggota keluarga baru/bayi.
d. Tahap perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi proses
kedewasaan dan perhatian terhadap satu samalain.
e. Anak frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
f. Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai
permainan dengan saudara mereka.
g. Dinamika keluarga dalam memainkan peran.
h. Pemikiran orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam
keluarga adalah normal.
i. Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga.
j. Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.
k. Anak-anak mengalami stres dalam kehidupannya.
l. Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada
mereka. Dampak Sibling Rivalry
Menurut Rivacons (2009), anak yang merasa selalu kalah darisaudaranya akan merasa minder
atau rendah diri, anak jadi benci terhadapsaudara kandungnya sendiri. Hal ini sesuai dengan
pendapat Noviani(2007), dampak negative sibling rivalry adalah anak menjadi egois,
minder,merasa tidak dihargai, pengunduran diri kearah bentuk perilakuinfantil/regresi dan
lain sebagainya.

Penatalaksanaan Sibling Rivalry


Menurut Kennnedy (2005), ada beberapa hal yang bisadilakukanuntuk mencegah timbulnya
kecemburuan pada anakmelalui cara cara berikut:

a. Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adik (selama masa kehamilan).


b. Jadikan sang kakak sebagai pusat perhatian saat perjumpaan atau kunjungan pertama.
c. Biarkan sang kakak membantu menjaga adiknya.
d. Sediakan waktu untuk anak yang lebih tua.

Sumber : https://id.scribd.com/doc/91004350/sibling-rivalry-pdf
”HEALTH PROMOTION PADA INFANT REMAJA”

HEALTH PROMOTION PADA INFANT-REMAJA


1. DEFINISI
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar merekadapat mandiri
menolong diri sendiri juga mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat
sesuai dengan kondisi sosial budaya local dan didukung oleh kebijakan masyarakat yang
berwawasan kesehatan (DepkesRI, 2007).
2. TUJUAN HEALTH PROMOTION
Tujuan Promosi Kesehatan menurut WHO:
1. Tujuan Umum: Mengubah perilaku individu/masyarakat di bidang kesehatan
2. Tujuan Khusus:
a) Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai bagimasyarakat.
b) Menolong individu agar mampu secara mandiri/berkelompok mengadakan kegiatan
untuk mencapai tujuan hidup sehat.
c) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan
yang ada.
3. SASARAN HEALTH PROMOTION
Adapun sasaran dari promosi kesehatan dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu sebagai berikut.
a) Sasaran Primer
Sasaran primer merupakan kelompok masyarakat yang nantinya akan diubah
perilakunya yaitu kepala keluarga, ibu hamil, ibu menyusui, ibu anak balita, anak sekolah,
remaja.
b) Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder yang dimaksud adalah tokoh masyarakat baik formal maupun
informal.
c) Sasaran Tertier
Masyarakat memerlukan faktor pemungkin (enabling) untuk berperilaku sehat, yaitu
dengan adanya sarana dan prasarana demi mewujudkan perilaku tersebut. Misalnya lurah,
camat, bupati, atau pejabat pemerintah setempat.
4. RUANG LINGKUP HEALTH PROMOTION PADA INFANT-REMAJA
A. HEALTH PROMOTION PADA INFANT/BAYI
Beberapa promosi kesehtan yang dapat dilakuakn pada ibu dalam menangani bayi baru
lahir adalah:
1. Memberikan dukungan dan edukasi kepada ibu dalam pemberian ASI. Berikut
beberapa cara yang dapat dilakukan perawat untuk mendukung ibu dalam
pemberian ASI :
a. Membiarkan bayi Bersama ibunya segera setelah lahir selama beberapa
jam pertama. Tujuannya agar ibu dapat memberikan kehangatan dan
dapat membangkitkan hubungan atau ikatan anatara ibu dan bayi.
b. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk
mencegah masalah yang timbul. Tujuannya untuk melancarkan sirkulasi
darah dan mencegah tersumbanya saluran susu, sehingga pengeluaran
ASI lancer.
c. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
d. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
e. Menghindari susu botol

2. Memberikan promosi kesehatan tentang imunisasi


3. Memberikan ibu edukasi tentang perawatan tali pusat. baru lahir.
4. Upaya advokasi
5.
B. HEALTH PROMOTION PADA BALITA
Kekurangan gizi yang terjadi pada balita adalah karena pada umur tersebut anak
akan mengalami pertumbuhan yang pesat dan termasuk kelompok yang rentan gizi
serta anak memasuki masa peralihan yang mulai dari saat disapih dan mulai mengikuti
pola makan orang dewasa. Anak dapat mengalami kekurangan gizi juga bisa dari
kurangnya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan yang diberikan oleh orang tua,
khusus nya ibu yang menjadi salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada
balita. Keadaan social dan kebudayaan juga dapat mempengaruhi pola makan pada
balita, seperti adanya pantangan makanan yang di berikan pada balita missal, balita
tidak boleh diberikan ikan karena dapat menyebabkan cacingan atau balita tidak boleh
di berikan kacang-kacangan karena bias menyebabkan sakit perut atau kembung.
Maka adanya promosi kesehatan diharapkan kepada orang tua agar sebisa mungkin
memenuhi kebutuhan anak, mengusahakan pertumbuhan dan perkembangan yang baik,
juga memenuhi kebutuhan gizi, kebutuhan psikis (perhatian dan kasih sayang) dan
kebutuhan intelektual. Promosi kesehatan ini dapat dilakukan dengan metode ceramah
yang dapat dengan mudah informasi itu di tangkap.

C. HEALTH PROMOTION PADA PRE-SCHOOL


Anak usia prasekolah banyak mengalami permasalahan kesehatan yang sangat
menentukan kualitas anak di kemudian hari.Masalah kesehatan tersebut meliputi
kejahatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku, gangguan belajar.Pada
anak usia prasekolah anak sering menggunakan fungsi biologisnya untuk menemukan
berbagai hal yang ada di dalam dunianya.Dimana anak lebih suka bermain dengan
segala sesuatu yang dekat dengan dirinya, seperti meletakkan sesuatu barang di
mulutnya, makan, dan membuang sekretnya sendiri (Wong,2009).
Menurut Departemen Pendidikan Nasional pelaksanaan bidang pengembangan
pembiasaan perilaku di taman kanak-kanak dapat dilakukan dengan cara kegiatan rutin,
kegiatan spontan, kegiatan teladan, kegiatan terprogram.Pengembangan mencuci tangan
disampaikan oleh pihak sekolah melalui kegiatan rutin setiap harinya ketika waktu
istirahat, Makan ,dan bermain.Pendidikan kesehatan pada anak usia 4 sampai 6 tahun
diperlukan metode yang memungkinkan anak dapat belajar secara nyata.Adapun beberapa
metode pembelajaran untuk anak usia prasekolah di antaranya bercerita, demonstrasi,
bercakap-cakap, pemberian tugas, bermain peran, karya wisata, eksperimen, bernyanyi,
dan pembelajaran terpadu (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,hlm 90).

 Metode Bercakap -cakap atau tanya jawab


Seorang pendidik dapat mengarahkan berbagai pikiran dan perasaan yang sedang dialami
anak dengan mengajak mereka bercakap-cakap tentang berbagai hal.Banyak bisa dijadikan
bahan percakapan contohnya bercakap-cakap tentang topik yang disukai oleh anak-anak seperti
makanan kesukaan, binatang kesayangan, cita-cita dan termasuk percakapan tentang kesehatan

 Metode Demonstrasi
Metode ini memiliki makna yang penting bagi anak usia dini karena melalui metode ini
dapat membantu mengembangkan kemampuan untuk melakukan segala pekerjaan secara teliti,
cermat dan tepat.

 Metode bermain peran


Bermain adalah permainan yang dilakukan untuk anak-anak memainkan peran tertentu
dengan menirukan perilaku seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari.Menggunakan
metode bermain peran pendidikan dapat mengembangkan imajinasi anak tentang pentingnya
perilaku hidup sehat.

 Metode Praktek Langsung


Metode yang melibatkan aktivitas pikiran dan penalaran dalam memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari juga dapat mengembangkan sikap dan keterampilan motorik dalam area
kesehatan.

 Metode Bercerita
bercerita dapat dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media seperti menggunakan
buku cerita bergambar, boneka atau media lainnya karena dapat melatih anak untuk belajar
mendengarkan.

 Metode Bermain
Melalui bermain akan mengembangkan seluruh aspek kecerdasan anak baik kecerdasan
logika berpikir bahasa keterampilan motorik kemandirian maupun kecerdasan sosial emosional
anak.
 Pembiasaan
Metode pembiasaan dalam perilaku hidup sejak usia dini akan menjadi gaya hidup sampai
dewasa kelak.

 Metode Bernyanyi
melalui kegiatan menyanyi banyak pesan-pesan pendidikan yang bisa kita sampaikan
kepada anak dengan demikian maka pengetahuan dan keterampilan perilaku hidup sehat
bisa disampaikan pada anak melalui kegiatan bernyanyi.

D. HEALTH PROMOTION PADA ANAK USIA SEKOLAH


Usia Sekolah Dasar (Sd) merupakan usia sangat potensial untuk melakukan upaya promosi
kesehatan agar anak dapat mengadopsi kebiasaan sehat dan karakter yang kuat untuk
memenangkan tantangan dan persaingan hidup di masa depan karena pada masa ini anak
mengalami banyak kemajuan Perkembangan secara keseluruhan.Prinsip dalam memberikan
promosi kesehatan kepada anak usia sekolah yaitu bisa menggunakan prinsip kering di mana
kering adalah memberikan kasih sayang dan kepedulian.Tujuan umum dari pengembangan
sikap kering pada anak usia sekolah adalah untuk menanamkan kasih sayang, kepedulian dan
kerjasama agar dapat menjalankan perannya secara optimal dalam keluarga dan masyarakat.
Anak usia sekolah berada pada stadium industri versus inferiority confusion.Pada stadium ini
anak mengembangkan kapasitas untuk bekerja dan bekerja sama dengan orang lain.Inferiority
ketika pengalaman negatif di rumah di sekolah atau dengan teman sebaya menyebabkan
perasaan incompetence dan inferiority.Masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah salah
satunya yaitu masalah perilaku hidup bersih sehat dengan cara melakukan promosi kesehatan
pada lingkungan sekolah.Upaya meningkatkan kemampuan peserta didik guru dan masyarakat
lingkungan sekolah agar mandiri dalam mencegah penyakit memelihara kesehatan

E. HEALTH PROMOTION PADA REMAJA


Menurut Sarwono (2012), remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukan tanda-tanda sosial seksual sekundernya sampai saat mencapai
kematangan seksual.
Masalah Kesehatan pada remaja:
1. Narkotika
Adalah zat atau obat yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi
mereka yang menggunakan seperti rangsangan semangat, halusinasi atau timbulnya
khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.
2. Aborsi
Aborsi adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja (abortus
provokatus), yakni kehamilan yang diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga
terjadi pengguguran.
3. HIV/AIDS
Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit
karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun. HIV dapat menular ke orang
lain melalui: Hubungan seksual, jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai
bergantian.
Strategi Promosi Kesehatan pada Remaja:
1. Advokasi
Advokasi merupakan kegiatan yang memberikan bantuan kesehatan kepada
masyarakat melalui pihak pembuat keputusan dan penentu kebijakan dalam bidang
kesehatan.
2. Pemberdayaan
Pemberdayaan ialah sebuah proses pemberian informasi kepada keluarga atau
kelompok dan individu secara terus menerus dan berkesinambungan dengan
mengikuti perkembangan masyarakat.
3. Dukungan sosial
Dukungan sosial adalah sebuah kegiatan dengan tujuan untuk mencari dukungan
dari berbagai elemen (tokoh-tokoh masyarakat) untuk menjembatani antara
pelaksana program kesehatan dengan masyarakat sebagai penerima program
kesehatan tersebut.
Program promosi kesehatan pada remaja:
1. Penyuluhan mengenai sistem kesehatan reproduks & gangguan- gangguan reproduksi.
2. Menjalin hubungan yang sehat dengan teman sebaya pria dan wanita dan NAPZA
3. Mempersiapkan bekal ilmu pengetahuan yang cukup untuk masa depan.
4. Menjaga kesehatan fisik dan rohani dengan baik
5. Memberikan nutrisi seimbang kepada remaja putri terkait dengan adanya kehamilan
6. Memberikan anjuran kepada orang tua agar tetap memberikan perhatian dan kasih sayang
7. Informasi persiapan fisk, mental dan imunisasi TT sebelum pernikahan
Pendidikan pada orangtua remaja:
Pada promosi kesehatan ini peranan orang tua sangat penting dalam perubahan sikap dan
perilaku remaja terhadapkesehatan.
1. Memperlakukan anak sesuai karakteristiknya masing-masing, tidak untuk
disamakan atau disbanding-bandingkan
2. Memantau kegiatan anak mulai dari yang di dalam rumah dan di luar rumah
3. Mengantarkan anak ke dalam religious yang kuat dalam membangun
komunikasi dan hubungan spiritual yang kokoh.
4. Memfasilitasi anak dalam berbagai keterampilan praktis sesuai dengan
kemampuan dan bakat, serta kepribadian anak.
5. Melatih anak untuk belajar mengambil keputusan yang konsisten dan
responbility.
6. Mengerti perasaan dan keinginan anak
Tegas namun lembut dalam mengambil suatu kebijakan yang nantinya akan di terapkan pada
remaja tersebut.

Anda mungkin juga menyukai