BAB III
LANDASAN TEORI
A.
Aspek Legalitas
Penulisan
Kertas
Kerja
Wajib
ini
dilaksanakan
dengan
menjelaskan
dan
mengatur
mengenai
Memenuhi
standart
perwatan
prasarana
perkeretaapian ;dan
b) Dilakukan oleh tenaga yang memenuhi persyaratan dan
kualifikasi keahlian dibidang prasarana perkeretaapian.
2) Pasal 48
a) Untuk keperluan pengoperasian dan perawatan, jalur
kereta api umum dikelompokkan dalam beberapa kelas
b) Pengelompokkan
kelas
jalur
kereta
api
umum
31
3) Pasal 65
a)
Penyelenggaraan
prasarana
perkeretaapian
wajib
c)
b)
ayat
(1)
dilakukan
dengan
memperhatikan
32
2) Pasal 41
a) Perawatan prasarana kereta api sebagaimana dimaksud
dalam pasal 40, dilakukan ditempat prasarana berada
atau di Balai Yasa.
b) Balai yasa sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) harus
memenuhi persyaratan :
(1) keselamatan dan keamanan kerja ;
(2) memiliki perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan
dalam pelayanan perawatan
3) Pasal 61
a) Perawatan, pemeriksaan, pengujian, dan pengoperasian
prasarana dan sarana kereta api dilakukan oleh tenaga
yang memiliki kualifikasi dan keahlian
b) Kualifikasi dari keahlian sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diperoleh melalui pendidkan dan pelatihan
dibidang perkeretaapian
4) Pasal 62
Pendidikan
sebagaimana
dan
pelatihan
dimaksud
dibidang
dalam
pasal
perkereta
api
61
(2),
ayat
KEPUTUSAN
MENTERI
NOMOR
52
TAHUN
2000
33
standart perawatan
jalur
kereta api
c) Standart
perawatan
jalur
kereta
api
sebagaimana
34
b)
tingkat
berdasarkan
kualitas
standart
pelayanan
teknis
atau
yang
ditetapkan
petunjuk
teknis
perawatan
c)
d)
3) Pasal 27
a)
Kegiatan
perawatan
bangunan
utilitas
yang
harus
dilakukan
tanpa
menimbulkan
gangguan
35
Jadwal perawatan
(2)
(3)
(4)
B. Aspek Teknis
a. Sumber Daya Manusia
Untuk
mempertahankan
jalur
kereta
api
tetap
dapat
kereta
api
dilaksanakan
agar
kereta
api
dapat
Standart Perawatan
kereta api
(km/h)
Jenis
Perubahan
Lebar sepur
Angkatan melintang
Lengkung peralaihan
pada
Lintasan
120 atau
95
atau
85
atau
45 atau
kurang
lebih
lebih
lebih
lebih
dari 45
Angkatan memanjang
23(15)
25(17)
27(19)
30(22)
32(24)
Alinyemen
Skilu
23(15)
25(17)
27(19)
30(22)
32(24)
23(18) ( termasuk pengurangan peninggian rel )
36
berikut
lebar sepur : +10 (+6)
alinyemen : 14 (8)
Catatan :
a. Nilai nilai dalam tabel menggambarkan kondisi dinamis
yang diperoleh dari inspeksi pada kecepatan tinggi. Nilai
dalam kurung menunjukkan kondisi statis
b. Nilai nilai perawatan lebar sepur standart untuk jalur
jalur yang belum memilki pelebaran sepur yang tepat
diuraikan sebagai berikut:
1) Lurusan dan lengkungan dengan jari jari lebih dari
200 m adalah : + 20 ( +14 )
2) Lengkung dengan jari jari kurang 200 m : +15 ( +9 )
c. Skilu menunjukkan
untuk tiap 5 m
d. Pelebaran
sepur,
peninggian
rel
dan
versine
pada
37
pemeliharaan
menggantikan
metode
PERJANA
PEJATER,
digunakan
dengan
untuk
pembagian
38
Jenis
Pemeliharaan
Tenaga manual
( 1 JRJ + 6 Perka
)
Kegiatan
Tenaga Semi
mekanik
( 1 JRJ + 4 Perka
)
39
4. Memprofilkan ballas
5. Membersihkan tubuh baan, membersihkan
ballas dari rumput
6. Peralatan yang digunakan : Mesin HTT ( Hand Tie
Tamper), dongkrak angkatan, Pesawat teropong, mistar
angkatan, alat waterpas, nilon
Tenaga Mekanik
( 3 Perka )
Kilometer Pemeliharaan =
Jumlah Pekerja
( III.1)
40
41
( III.2)
DAOP
II
Bandung
dengan
menggunakan
( III.3)
42
( III.4)
Dimana :
TE
Tp
Tb
Kb
gandar
1,5 untuk beban gandar < 18 ton
1,3 untuk beban gandar > 18 ton
K1
T1
( III.5)
43
lintas:
1,1 untuk lintas dengan KA penumpang, dengan
V maks 120 km/jam
1,0 untuk lintas tanpa kereta penumpang
TE
Dengan adanya
variasi
kondisi
maka
Fi = Faktor Indeks ( % )
0
0.1
0.2
0
0.25
0
0.5
0
0.75
0.15
( III.6)
44
Frekuensi
pemecokan
km/tahun
menggunakan
rumus
berikut :
Frekuensi pemecokan ( F ) = ( 0.023 x T0.3 x Vmaks0.5 ) x ( 1 + Fp )
Sumber : DAOP II Bandung
Keterangan :
0.023: ketetapan koefisien pemecokan
T
Fp
: Faktor penentu ( km )
( III.7)