BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Kota Sibolga merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatra Utara,
Indonesia. Kota ini terletak di pantai barat Sumatra, membujur sepanjang pantai
dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian
Nauli, sekitar 350 km dari Kota Medan. Dengan batas-batas wilayah timur,
selatan, utara berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah dan barat dengan
Samudra Hindia. Letak wilayah yang strategis menjadikan Kota Sibolga sangat
cepat berkembang terutama sebagai tempat persinggahan para pelaut. Pulau-pulau
yang terhampar di depannya menjadi penyangga ombak dan gelombang dari
lautan lepas Samudera Hindia sehingga membuat pelabuhan Sibolga lebih aman
dan terlepas dari gangguan ombak yang tinggi sehingga untuk berbagai aktivitas,
khususnya aktivitas ekspor-impor pun menjadi tidak terhalang.
Pada masa sekarang ini, kehidupan masyarakat pantai barat Sumatera
Utara pada awal abad ke-20 sampai abad ke-21 mengalami perkembangan yang
cukup sangat mencolok. Terlihat dari banyaknya perubahan yang terjadi dalam
lingkungan masyarakat. Sebelumnya, adat istiadat masih kental antar sesama.
Namun sekarang ini banyaknya perubahan yang sangat mencolok, misalnya,
dalam hal kebahasaan, yakni Bahasa Batak. Dulu masyarakatnya sangat kental
akan Bahasa Batak dalam hal berkomunikasi. Bahkan para pendatang yang datang
harus belajar bahasanya dulu agar bisa bergaul dalam kehidupan masyarakatnya.
Perubahan yang cukup signifikan ini mungkin disebabkan oleh perubahan
sosialisi terhadap sistem keadatan masyarakatnya. Faktor yang menyebabkanya
antara lain adalah faktor globalisasi dan faktor yang terjadi dalam lingkungan
anak mudanya. Seperti adanya perkembangan gaya dan tren kebahasaan. Anak
mudanya tak lagi berbahasa daerah yang bersifat kekunoan, gengsi memakai
bahasa daerahnya, dan merasa ketinggalan zaman. Perubahan berikutnya dapat
juga disebabkan oleh perkembangan pemerintahan yang dulunya kecamatan
berubah menjadi sebuah kota kabupaten. Perubahan inilah salah satu faktor yang
mendukung adanya perombakan dalam sistem kebahasaaannya.
Dalam hal kebudayaan yang terjadi di Kota Sibolga juga mengalami
perubahan yang tidak begitu mencolok. Pada zaman dulu, Opung (Kakek) beserta
anak cucunya sangat tahu dalam beradat istiadat. Dalam hal ini mereka tahu status
mereka dalam lingkungan adatnya dan dengan siapa mereka berinteraksi dalam
lingkungannya. Namun di zaman sekarang, masyarakat tidak tau adatnya sendiri.
Sebagian masyarakat harus tahu adat istiadat tentang bagaimana berinteraksi
dalam lingkungan masyarakatnya. Dari perubahan tersebut, ada sebagian orang
yang masih faham akan pentingnya budayanya sendiri, dengan kata lain,
masyarakat yang faham dengan kebudayaannya, mereka mengingatkan pada
anaknya agar budayanya jangan hilang dimakan zaman, orang tua dapat menjadi
andil dalam proses perlestarian kebudayaannya tersebut, orang tua dapat
mewariskan apa yang ada, seluk beluk keluarganya dengan bahasa bataknya
martorombo, kepada anaknya untuk diwariskan, bahwa pentingnya sopan dan
kebudayaan batak tersebut.
Mungkin disatu sisi, ada juga perubahan yang terjadi di sibolga, salah
satunya pada zaman dulu, awal abad 20, masyarakatyang menghuni kota tersebut
hanya sebagian suku aja yang tinggal, diantaranya, batak dan nias, tapi dibeberapa
perputaran waktu yang terjadi, pada masa sekarang mmasyarakat yang tinggal di
sibolga tidak hanya suku batak dan nias saja tetap terdapat beberapa suku juga,
diantaranya, jawa,aceh dan minang. Hal inilah yang mendasari banyaknya
perubahan yang terjadi, banyaknya perubahan yang dialami kota tersebut dari
waktu ke waktu. Ada yang kawin beda suku, yah istilah kata bosan pada satu suku
sendiri, mungkin ada juga yang tertarik ke suku yang lain. Terjadilah percampuran
budaya yang terjadi pada masa ini. Percampuran inilah yang menyebabkan ragam
bahasa serta adat istiadatnya pun bercampur. Dengan datangnya pendatang luar,
tata bahasa pun mengalami sedikit perubahan, salah satunya bahasa bekko, atau
bisa juga disebut dengan bahasa pesisirr. Maka dari itu, masyarakatnya pun
mengalami perubahan yang agak cukup signifikan, dalam hal segi kebudayaan
juga mengalami perubahan yang mencolok, adat istiadatnya, serta tingkat
kesopanan dan mengingat budayanya sendiri .
Kehidpan anak mudanya pun sangat begitu besar mencoloknya, dengan
kata lain, pada masa dulu, masa akan adanya kebudayaan yang begitu kental,
kehidupan anak mudanya sangat disiplin, sangat patuh akan norma norma agama
dan adat istiadanya.yah apa yang dibilang orang tuanya sangat dipatuhi bahkan
sama sekali tidak dilanggar sedikitpun. Dengn kata lain, adat istiadat, kebudayaan
serta norma norma agamanya sangat kental, tapi pada zaman sekarang
perubahannya pun sangat mencolok sekali, banyaknya pemudanya sangat tidak
patuh pada orangtuanya, norma adatnya sangat terlupakan, bahkan
kebudayaannya pun begitu hilang bak diterjang angin puting beliung. Bahkan ada
jargon atau istilah yang menyatakan bahwa kehidupan masa dulu itu keras dibuat
orangtuanya, maka masa depannya pun cerah, dengan kata lain, tingkat
kedisplinan pada zaman dulu dijunjung tinggi untuk menggapai suatu cita cita,
tapi coba kita lihat sekarang, masa sekarang terlampau lembek, tidak adanya
norma dan adat yang diajari orangtuanya, apa yang diminta anaknya dikasih
orangtuanya (manja) sehingga masa depannya pun sangat tidak terjamin, orang
tuapun bahkan lepas tangan membingbing anaknya yanng lagi hancur masa
depannya, maaf dikata, mungkin sebagian masyarakat yang mengalami seperti itu,
tapi percayalah akan jargon dan istilah tersebut, sangat nyata apabila kita pikirkan
Perkembangan perekonomiannya pun berkembang dengan pesat, teringat
pada zaman dulu, kota ini merupakan kota mati, yang dimana diapit oleh gunung
dan laut, dari ujung ke ujung , masyarakatnya pun sangat sedikit untuk beraktifitas
aja, tingkat perekonomiannya pun tidak begitu sangat terlampau mencolok, sistem
lalu lintasnya, akomodasi bahkan tingkat kependudukanya, tapi dimasa sekarang,
untuk melestarikan kebudayaan yang pernah dimiliki pada masa lalu sehingga
dapat ditanamkan nilai-nilai positif untuk perkembangan dan kemajuan kota
sibolga khususnya daearah pelabuhan.
1.5 KEGUNAAN
Adapun manfaat yang diperoleh penelitian ini antara lain:
1. Timbulnya kesadaran bagi masyarakat bahwa pada masa lalu kota
pelabuahan sibolga menjadi bagian penting dalam perdagang dunia dengan
tetap mempertahankan kebudayaan dan ada pengabungan kebudayaan
dengan tidak menghilangkan kebudayaan asli.
2. Adanya kegiatan pelestarian kebudayaan yang didukung oleh masyarakat
yang difasilitasi oleh pemerintah kota, sehingga dapat menjadi icon
pariwisata yang dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat
maupun pendapatan pemerintah kota.
3. Dengan adanya nilai pelestarian budaya dapat diharapkan generasi muda
dapat menanamkan nilai luhur bagi kepribadian yang berkarakter sehingga
dapat menyumbang kemajuan bangsa.
tentang pelabuhan atau bandar dan kota pelabuhan atau kota bandar, dimana
Sibolga menjadi kota bandar atau kota pelabuhan (Muhammad Nur,2000:19)
Menurut Christine Dobbin kota pelabuhan atau kota bandar Sibolga telah
diatur sedemikian rupa oleh pemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1842 melalui
perencanaan bandar, sehingga dapat menampung kegiatan dagang kala itu. Hal ini
dilakukan karena masyarakat kota bandar Sibolga ini bersifat heterogen dengan
berbagai suku bangsa, suku bangsa pendatang ini dapat berdampingan dengan
suku-suku asli Tapanuli lainnya. Sebagai bandar utama di pantai barat sumatra
pada abad ke-19, sibolga juga merupakan pintu gerbangtempat masuknya orang
asing ke Tapanuli, sebagai pedangang, penyebar agama, dan politik. Kepentingan
Belanda dalam mengatur bandar ini adalah untuk mendapatkan hasil-hasil daerah
pedalaman yang laku di pasaran Eropa (Christine Dobbin 1992:69).
Suasana kesibukan selalu terasa setiap waktu di pelabuhan sibolga.
Dermaga selalu penuh dengan sandaran kapal yang sedang berlabuh. Dalam
catatan Tome Pires menyebut bahwa bandar sibolga dan Barus telah didatangi oleh
para pedagang dari berbagai daerah. Hal ini tentu sangat membawa dampak bagi
perkembangan dan juga pertumbuhan budaya
masyarakat disekitar kota
pelabuhan atau kota bandar Sibolga khusunya. Dalam abad ke-19 keberadaan kota
bandar Sibolga sangat menonjol.
Kondisi kemerosotan dunia perdagangan di Sibolga dikarenakan
pembangunan jalan raya antara padangsidempuan-medan, yang biasa dilewati oleh
pedagang pedalam menuju medan tidak lagi melewati Sibolga. Namun sebaliknya
perkembangan pelabuhan Belawan di Medan semakin ramai dan berpengaruh dan
juga strategis yang dilalui jalur perdagangan Selat Malaka(Muhammad
Nur,2000:356). Penjualan kapur barus pun mengalami kemeosotan, salah seorang
Kepala Negeri di Tapanuli, mengharapkan harga kapur barus harus mendapat
harga yang baik, setelah mengadakan pertemuan dengan para saudagar kapur
barus yang ada di Sibolga. Namun tidak membuahkan hasil karena harga tetap tak
dapat dinaikkan. Hal ini tentu membawa dampak tehadap keadaan masyarakat
pada kota bandar Sibolga masa itu.Kondisi pantai barat sumatra dalam lintasan
historis, bandar utama memegang peranan penting di pesisir barat, dinamika
pantai barat dalam berhubungan dagang pedagang pribumi dan asing.
Keadaan jalan menuju kawasan pelabuhan pada masa sekarang sudah
sangat memprihatinkan sekali atau rusak parah tidak layak untuk digunakan
menurut salah seorang warga kondisi jalan di komplek pelabuhan Sibolga
hancur parah pada metro tapanuli.com tanggal 25 januari 2014,hal ini tentu
mempengaruhi sistem perekonomian masyarakat dan tidak terjadi lagi
pengakulturasian budaya, dimana pada saat menjadi bandar sangat banyak
penggabungan budaya yang terjadi di sekitaran kota pelabuhan Sibolga ini.
No
1
2
3
4
Komponen Biaya
Bahan Aus
Perjalanan/Transportasi
Pertemuan/Diskusi
Laporan/Publikasi
Total Biaya
Biaya (Rp)
2.472.000
6.528.000
700.000
2.650.000
12.350.000
Jenis Kegiatan
1
Persiapan
xxx
Pengumpulan
Data
Kritik Data
Interpretasi Data
Penulisan
dan
Penyusunan
Laporan
Seminar Hasil
Bulan Ke3
4
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
DAFTAR PUSTAKA
Dobbin. Christine, Kebangkitan Islam dalam Ekonomi Petani yang Sedang
Berubah, 1748-1847, Jakarta : INIS, 1992
Nur. Muhammad, Bandar Sibolga di Pantai Barat Sumatera pada Abad Ke-19
sampai Awal Abad Ke-20, Disertasi, Jakarta : Universitas Indonesia,
2000
Marsdem. William, Sejarah Sumatra, terj. A.S Nasution dan Mahyuddin Mendim,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999
Kartodirjo. Sartono, Sejarah Nasional Indonesia Jilid IV, Jakarta: Depdikbud,
1975
WEBSITE
http://www.metrotapanuli.com/2011/04/sibolga-berslogan-pesisir.hmtl
pada 20 September 2014 pukul 15.00
diunduh
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Pembimbing
10
Winda winarti
Perempuan
Ilmu Sejarah
1110712030
Sintuk 20 desember 1992
winda_belinda@yahoo.co
m
085274907086
Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SD N 24 Lubuk
Alung
Masuk
1999lulus 2005
SMP
SMP
N
1
SINTOGA
Masuk
2005lulus 2008
SMA
SMA N 1 Lubuk
Alung
IPS
Masuk
2008lulus 2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-Penelitian.
Padang, 24 September 2014
Pengusul,
Winda Winarti
NIM. 1110712030
Yunita Fadhila
11
2
3
4
5
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM/NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
6
7
E-mail
Nomor Telepon/HP
Perempuan
Ilmu Sejarah
1110712007
Bukittinggi, 26 Juni
1993
fadh.dhila@yahoo.com
083181628706
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SD
N
10
Kubang Putih
Masuk
1999lulus 2005
SMP
MTsN Kubang
Putih
Masuk
2005lulus 2008
SMA
SMA
N
2
Bukittinggi
IPA
Masuk
2008lulus 2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-Penelitian.
Padang, 24 September 2014
Pengusul,
Yunita Fadhila
NIM. 1110712007
Roberto
Dungo
Parulian Sibarani
12
2
3
4
5
6
7
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM/NIDN
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomor Telepon/HP
Laki-Laki
Ilmu Sejarah
1110712028
Sibolga, 6 Juli 1993
085275162077
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SD
RK
1
Katolik Sibolga
Masuk
1999lulus 2005
SMP
SMP Fatima 1
Katolik Sibolga
Masuk
2005lulus 2008
SMA
SMA
Katolik
Swasta Sibolga
IPS
Masuk
2008lulus 2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-Penelitian.
Padang, 24 September 2014
Pengusul,
Roberto Sibarani
NIM. 1110712028
A. Identitas Diri
Nama Lengkap (dengan gelar)
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM/NIDN
13
5
6
Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SD N 31 Balai
Labuah Bawah
Batu Sangkar
Masuk
2000lulus 2006
SMP
MTsN
Sangkar
SMA
Batu SMA N 2 Batu
Sangkar
IPS
Masuk
2006- Masuk
2009lulus 2009
lulus 2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-Penelitian.
Padang, 24 September 2014
Pengusul,
Kuantitas
2
3
Pembelian
Perekam
Alat Merekam
kegiatan
wawancara
Flasdisk 4 GB
Penyimpana
n data
Kamera Digital
Merekam
dan
menyimpan
Jumlah
(Rp)
2 buah
Harga
Satuan
(Rp)
350.000
4 buah
200.000
800.000
1 unit
1.500.000
1.500.000
700.000
14
Buku Penunjang
dokumentasi
Bahan
5
bacaan dan eksemplar
referensi
Kertas HVS
ATK
Tinta Print
1
3
Transportasi 4 Orang
(PP)
Konsumsi 4 Orang x
30 hari x 3 kali
60.000
3.300.000
Kuantitas
Pencatatan
5 rim
dan
print
data
Pengumpula 7 set
n data
Mencetak
8 kotak
laporan
Harga
Satuan
(Rp)
40.000
Jumlah
(Rp)
30.000
210.000
25.000
200.000
Fotocopy Pedoman
Wawancara
2
Pertemuan
dan
diskusi
3
Biaya Komunikasi
Sub Total (Rp)
Rekapitulasi Biaya
No Komponen Biaya
1
Peralatan Penunjang
2
Bahan Habis Pakai
3
Perjalanan
200.000
610.000
Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas
Transportasi 4
ke lokasi
Konsumsi
360
selama di
lokasi
Harga
Satuan
(Rp)
600.000
Jumlah
(Rp)
15.000
5.400.000
300.000
2.400.000
7.800.000
Justifikasi
Pemakaia
n
Kuantitas
4
eksemplar
5 kali
5 bulan
Harga
Satuan
(Rp)
10.000
Jumlah
(Rp)
40.000
200.000
100.000
500.000
740.000
40.000
Biaya (Rp)
3.300.000
610.000
7.800.000
15
Lain-lain
Total Biaya
740.000
11.450.000
Nama/NIM
Program
Studi
Winda Winarti
Ilmu
Sejarah
Yunita Fadhila
Ilmu
Sejarah
Roberto Sibarani
Ilmu
Sejarah
Ilmu
Sejarah
Alokasi
Uraian Tugas
Waktu
(jam/minggu
)
10 jam / Mengelola,
mencari
minggu
referensi,
dan
menganalisis data
10 jam / Pembukuan,
mencari
minggu
referensi,
dan
menganalisis data
10 jam / Wawancara,
mencari
minggu
referensi,
dan
menganalisis data
10 jam / Publikasi,
mencari
minggu
referensi,
dan
16
menganalisis data
17
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2014 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilaman di kemudian hari ditemukan ketidak-sesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenarbenarnya.
Padang, 24 September 2014
Mengetahui,
Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan,
Yang menyatakan,
(.......................................)
NIP.
Winda Winarti
NIM. 1110712030