THALASEMIA
A. Definisi
Thalasemia merupakan penyakit kelainan darah bawaan yang
ditandai dengan defisiensi jumlah produksi rantai globin yang spesifik
dalam hemoglobin (Hockenberry & Wilson, 2009). Menurut Potts dan
Mandleco (2007) thalasemia adalah gangguan genetik autosom resesif
yang diturunkan, dengan karakteristik adanya gangguan sintesis rantai
hemoglobin. Thalasemia adalah sekelompok gangguan darah yang
diturunkan, yang disebabkan karena adanya defek pada sintesis satu atau
lebih rantai hemoglobin (Muncie & Campbell, 2009).
B. Manifestasi klinis
Pada penderita thalasemia, menurut James dan Ashwill (2007)
akan ditemukan beberapa kelainan diantaranya:
1. Anemia dengan gejala seperti pucat, demam tanpa penyebab yang jelas,
tidak nafsu makan, infeksi berulang dan pembesaran limpa/hati.
2. Anemia progresif yang ditandai dengan hipoksia kronis seperti nyeri
kepala, nyeri precordial, tulang, penurunan toleransi terhadap latihan,
lesu dan anorexia.
3. Perubahan pada tulang, tulang akan mengalami penipisan dan
kerapuhan akibat sumsum tulang yang bekerja keras untuk memenuhi
kebutuhan kekurangan hemoglobin dalam sel darah. Hal ini terjadi pada
tulang kepala, frontal, parietal, molar yang menjadi lebih menonjol,
batang hidung menjadi lebih datar atau masuk ke dalam dengan tulang
pipi yang menonjol. Keadaan ini disebut facies cooley, yang merupakan
ciri khas thalasemia mayor.
C. Penyebab
Thalasemia adalah penyakit herediter yang diturunkan orang tua
1 | L APORAN PENDAHU LUAN THAL ASEMIA
kepada anaknya. Anak yang mewarisi gen thalasemia dari salah satu
orangtua dan gen normal dari orang tua yang lain adalah seorang pembawa
(carriers). Anak yang mewarisi gen thalasemia dari kedua orangtuanya
akan menderita thalasemia sedang sampai berat (Muncie & Campbell,
2009).
Kelainan yang akan ditemukan pada penderita thalasemia adalah
gangguan sintesis jumlah hemoglobin pada rantai alpha atau rantai beta
sehingga hemoglobin yang terbentuk dalam sel darah merah mempunyai
jumlah rantai protein yang tidak sempurna (kekurangan atau tidak
mempunyai rantai protein). Dalam satu sel darah merah yang normal
mengandung 300 molekul hemoglobin yang akan mengikat oksigen.
Hemoglobin adalah protein sel darah merah (SDM) yang membawa
oksigen. Dalam satu hemoglobin mempunyai empat rantai polipeptida
(dua rantai alpha dan dua rantai beta), yang didalamnya terdapat empat
kompleks heme dengan ikatan besi (Fe), dan empat sisi pengikat oksigen.
Hasil pemeriksaan darah penderita thalasemia akan menunjukkan
jumlah hemoglobin yang kurang dan jumlah SDM yang lebih sedikit dari
normal sehingga akan terjadi suatu keadaan anemia derajat ringan sampai
berat. Keadaan anemia ini yang akan menyebabkan penderita thalasemia
membutuhkan tranfusi darah yang harus dilakukan secara rutin dan teratur.
D. Klasifikasi
Thalasemia dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis rantai
hemoglobin yang mengalami gangguan menjadi thalasemia alfa dan beta.
Sedangkan
berdasarkan
jumlah
gen
yang
mengalami
gangguan,
gangguan
jumlah
sintesis
rantai
hemoglobin, yaitu pada rantai alpha atau rantai beta (berdasarkan rantai
globin yang terkena) dan mayor atau minor tergantung pada banyaknya
jumlah gen yang mengalami gangguan. Dari semua jenis thalasemia, beta
thalasemia mayor merupakan jenis yang tersering dialami oleh anak-anak
(Kline, 2002).
Pada beta thalasemia mayor (sering disebut thalasemia mayor)
terdapat defisiensi parsial atau total sintesis rantai beta molekul
hemoglobin. Sebagai akibatnya terdapat kompensasi berupa peningkatan
sintesis rantai alpha, sementara produksi rantai gamma tetap aktif sehingga
akan menghasilkan pembentukan hemoglobin yang tidak sempurna
(cacat). Rantai polipeptida yang tidak seimbang ini sangat tidak stabil dan
ketika terurai akan merusak sel darah merah (hemolisis) sehingga terjadi
anemia berat. Untuk mengimbangi proses hemolisis, sumsum tulang akan
membentuk eritrosit dengan jumlah yang sangat berlimpah kecuali jika
fungsi sumsum tulang disupresi melalui terapi transfusi (Hockenberry &
Wilson, 2009). Zat besi yang berlebihan akibat hemolisis sel darah merah
tambahan dari transfusi dan akibat penghancuran sel-sel darah merah cacat
dengan cepat akan tersimpan dalam berbagai organ tubuh (hemosiderosis).
Thalasemia merupakan penyakit keturunan, apabila kedua orangtua
penderita thalasemia trait maka dalam setiap kehamilan ada kemungkinan
sebesar 25% mereka akan mempunyai anak dengan darah yang normal,
50% kemungkinan penderita thalasemia trait dan 25% kemungkinan
menderita thalasemia mayor (Cooleys Anemia Foundation, 2011), seperti
yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
dan
analisis
hemoglobin
(menegakkan
diagnosis
dan
2.
3.
4.
I. Pengkajian
1. Asal Keturunan / Kewarganegaraan
Thalasemia banyak dijumpai pada bangsa di sekitar
laut Tengah (Mediteranial) seperti Turki, Yunani, dll. Di
Indonesia sendiri, thalasemia cukup banyak dijumpai
pada anak, bahkan merupakan penyakit darah yang
paling banyak diderita.
2. Umur
Pada penderita thalasemia
mayor
yang
gejala
terhadap
tumbang
sejak
masih
bayi.
adalah
kecil
untuk
umurnya
dan
adanya
Anak
terlihat
lemah
dan
tidak
selincah
anak
mendalam
adanya
faktor
resiko
talasemia.
a. KU
muka.
Anak
yang
belum
c.
d. Mulut dan bibir terlihat kehitaman
e. Dada, Pada inspeksi terlihat dada
kiri menonjol
f.
h. Pertumbuhan
i.
zat
besi
dalam
jaringan
kulit
(hemosiderosis).
J. Diagnosa Keperawatan
1 Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan
berkurangnya komponen seluler yang menghantarkan
oksigen/nutrisi
2 Ketidakseimbangan nutisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan
makanan
3 Intoleransi
dengan
ketidak
aktivitas
ketidakseimbangan
antara
mampuan
mencerna
berhubungan
dengan
suplai
dengan
oksigen
kebutuhan oksigen
4 Kecemasan (orang tua) b.d kurang pengetahuan
K. Intervensi Keperawatan NIC dan NOC
N
o
Diagnosa
Keperawatan
1 Ketidakefektifan
perfusi jaringan b.d
berkurangnya
komponen seluler
yang menghantarkan
oksigen/nutrisi
Rencana Keperawatan
Tujuan
Intervensi
NOC
Perfusi Jaringan :
Perifer
Status sirkulasi
Kriteria Hasil:
Klien
menunjukkan
perfusi jaringan yang
NIC
1. Monitor Tanda
Vital
Definisi:
Mengumpulkan
dan
menganalisis
sistem
kardiovaskuler,
10 | L A P O R A N P E N D A H U L U A N T H A L A S E M I A
adekuat
yang
ditunjukkan
dengan
terabanya nadi perifer,
kulit kering dan hangat,
keluaran urin adekuat,
dan tidak ada distres
pernafasan.
11 | L A P O R A N P E N D A H U L U A N T H A L A S E M I A
pasien terhadap
pengobatan
Informasikan pada
dokter tentang
perubahan kondisi
pasien
3. Manajemen
cairan
Definisi:
Mempertahankan
keseimbangan cairan
dan mencegah
komplikasi akibat
kadar cairan yang
abnormal.
Aktifitas:
Mencatat intake
dan output cairan
Kaji adanya tandatanda dehidrasi
(turgor kulit jelek,
mata cekung, dll)
Monitor status
nutrisi
Persiapkan
pemberian
transfusi ( seperti
mengecek darah
dengan identitas
pasien,
menyiapkan
terpasangnya alat
transfusi)
Awasi pemberian
komponen
darah/transfusi
Awasi respon klien
selama pemberian
komponen darah
Monitor hasil
12 | L A P O R A N P E N D A H U L U A N T H A L A S E M I A
2 Ketidakseimbangan
nutisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
ketidak mampuan
mencerna makanan
NOC
Status nutrisi
Masa berat badan
Kriteria Hasil:
Intake nutrisi pasien
adekuat
Intake makanan
pasien adekuat
Presentasi BB anak
ideal
laboratorium
(kadar Hb, Besi
serum, angka
trombosit)
NIC:
1. Management
nutrisi
Pastikan pilihan
makanan pasien
Monitor intake
nutrisi pasien
Tawarkan pasien
makanan tinggi
protein, tinggi
kalori, makanan
dan minuman yang
bergizi yang bisa
dikonsumsi
2. Management
berat badan
Diskusikan resikoresiko bila berat
badan dibawah
rata-rata ideal
3 Intoleransi
aktivitas NOC:
NIC :
1. Terapi Oksigen
berhubungan dengan
Status sirkulasi
Pertahankan
ketidakseimbangan
pasien baik
kecepatan jalan
antara suplai oksigen
Status pernafasan
nafas
dengan
kebutuhan
pasien baik
Monitor posisi
oksigen
Kriteria Hasil:
pasien
Tekanan darah sistolik
Monitor warna kulit
dalam rentang
pasien
normal
2. Disritmia
Tekanan darah
Management
diastolic dalam
Monitor dan koreksi
rentang normal
kekurangan
Tekanan nadi dalam
oksigen dan
rentang normal
ketidakseimbangan
Pernafasan pasien
13 | L A P O R A N P E N D A H U L U A N T H A L A S E M I A
dalam rentang
normal
4 Kecemasan
tua)
b.d
pengetahuan
(orang NOC :
kurang
Kontrol Kecemasan
Kriteria Hasil :
Klien mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan
gejala cemas
Mengidentifikasi,
mengungkapkan, dan
menunjukkan teknik
untuk mengontrol
cemas
Vital sign (TD, nadi,
respirasi) dalam
batas normal
Postur tubuh,
ekspresi wajah,
bahasa tubuh, dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan.
cairan
Monitor respon
hemodinamik
menuju disritmia
3. Self care
Assistance
Monitor
kemampuan
perawatan mandiri
pasien
Monitor keperluan
pasien untuk cara
adapif melakukan
personal hygiene,
berpakaian,
toileting dan
makan
NIC
1. Menurunkan
cemas
Definisi:
Meminimalkan rasa
takut, cemas, merasa
dalam bahaya atau
ketidaknyamanan
terhadap sumber yang
tidak diketahui.
Aktifitas:
Gunakan
pendekatan
dengan konsep
atraumatik care
Jangan
memberikan
jaminan tentang
prognosis penyakit
Jelaskan semua
prosedur dan
dengarkan keluhan
14 | L A P O R A N P E N D A H U L U A N T H A L A S E M I A
Menunjukkan
peningkatan
konsentrasi dan
akurasi dalam
berpikir
klien
Pahami harapan
pasien dalam
situasi stres
Temani pasien
untuk memberikan
keamanan dan
mengurangi takut
Bersama tim
kesehatan, berikan
informasi
mengenai
diagnosis, tindakan
prognosis
Anjurkan keluarga
untuk menemani
anak dalam
pelaksanaan
tindakan
keperawatan
Lakukan massage
pada leher dan
punggung, bila
perlu
Bantu pasien
mengenal
penyebab
kecemasan
Dorong
pasien/keluarga
untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan, persepsi
tentang penyakit
Instruksikan pasien
menggunakan
teknik relaksasi
(sepert tarik napas
dalam, distraksi,
15 | L A P O R A N P E N D A H U L U A N T H A L A S E M I A
dll)
Kolaborasi
pemberian obat
untuk mengurangi
kecemasan
Daftar Pustaka
Dochterman, Joanne McCloskey, dkk. 2004. Nursing Intervention Classification
Fourth Edition. Mosby
Dubey, A.P., Parakh, A. & Dublish, S. (2008). Current trends in the management
of beta thalassemia. Indian Journal of Pediatrics, 75, 739-743.
Editors, Moorhead, Sue, dkk. 2007. Nursing Outcomes Classification Fourth
Edition. Mosby
Hockenberry, M.L. & Wilson, D. (2009). Wongs essentials of pediatric nursing,
(8th ed.). St. Louis: Mosby Elsevier.
James, S.R. & Ashwill, J.W. (2007). Nursing care of children: Principles &
practic (3rd ed.) St.Louis: Saunders Elsevier.
Muncie, H.J. & Campbell, J.S. (2009). Alpha and beta thalassemia. diakses dari
http://web.ebscohost.com/ pada tanggal 9 Juni 2015.
NANDA. 2012. Dianosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta : EGC
Olivieri NF, Weatherall DJ. Thalassemias. In: Arceci RJ, Hann IM, Smith OP,
editors. Pediatric hematology. Australia: Blackwell Publishing; 1999.
h.281-301 .
Potts, N.L. & Mandleco, B.L. (2007). Pediatric nursing: Caring for children and
their families (2nd ed.). New York: Thomson Coorporation.
Wong, D.L., Hockenberry, M., Wilson, D., Wilkelstein, M.L., Schwartz, P. (2009).
Buku ajar keperawatan pediatrik Wong (edisi 6 vol 2). Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
16 | L A P O R A N P E N D A H U L U A N T H A L A S E M I A