Gereja Imanuel
Gereja Imanuel terletak di Jalan P. Kalengkongan No.24, Kelurahan Tenda,
Kecamatan Kota Selatan. Sejak awal berdiri sampai sekarang bangunan
Gereja ini dikenal dengan nama Gereja Emanuel. Gereja Emanuel
merupakan tempat ibadah bagi umat Kristen Protestan di kota Gorontalo.
Status kepemilikan bangunan dimiliki oleh Sinode Gereja Protestan
Indonesia Gorontalo. Gereja ini dibangun sekitar tahun 1800-an oleh
Belanda.
Bentuk bangunan dipengaruhi oleh gaya Indis, ini terlihat dari bentuk
dinding dan bangunan yang sangat kokoh. Luas bangunan keseluruhan
Gereja adalah 887m2. Gereja Emanuel terbuat dari beton yang sangat
kuat, bagian depan terdapat gambar salib, lantai tehel putih (baru), dinding
dari beton berwarna putih dan coklat, pintu dobel dari kaca, jendela dari
bahan kaca berbentuk empat persegi, atap berbentuk limas dari bahan
seng, plafon dari triplek, Bagian dalam bangunan dibiarkan tanpa sekat
dan terdapat tiang-tiang penyangga yang terbuat dari beton yang
berjumlah 8 buah. Bangunan bagian depan sudah mengalami perubahan
sedangkan bangunan bagian belakang belum mengalami perubahan yang
besar.
Kantor Pos
Kantor Pos terletak dijalan Nani Wartabone No.16, Kelurahan Ipilo,
Kecamatan Kota Selatan. Bangunan ini awalnya berfungsi sebagai
kantor pos dan Telegraph, tetapi sekarang hanya berfungsi sebagai
kantor pos.
Kantor Pos sebagai salah satu cagar budaya di Gorontalo telah
ditetapkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dengan Surat
Keputusan Permenbudpar No PM 10/PW 007/MKP 2010 sebagai Cagar
Budaya Nasional yang dilindungi oleh Undang-undang Cagar Budaya No
11 Tahun 2010.
Bangunan ini memiliki luas 693 m2 dengan luas lahan 900 m2. Batasbatas bangunan ini sebelah utara bangunan dengan Jln 23 Januari,
sebelah selatan perumahan PT Telkom, sebelah timur TK Sandhy Putra,
dan sebelah barat Jalan Nani Wartabone.
Fondasi dari batu dan sistem struktur dari beton bertulang. Atap
bangunan berbentuk pelana dan terbuat dari genteng, listplang sangat
lebar. Bagian dalam terbagi 8 (delapan) ruangan, salah satu ruangan
yang terpenting adalah ruangan Khasanah yang disdesain khusus
dengan ketebalan dinding 50 cm. Di ruangan iniu ditempatkan brankas
yang berisi dokumen-dokumen penting. Brankas ini sejak zaman
Belanda hingga kini masih berfungsi. Bangunan ini beri pagar keliling
tembok dan besi. Di bagian luar pagar terdapat kotak surat dari zaman
Belanda. Luas bangunan 693 m2 dan luas lahan 900 m2.
Dari tinjauan sejarah Gorontalo, di areal bangunan ini pernah dijadikan
Kantor PT Pelni
Kantor PT Pelni terletak di Jalan 23 Januari No 8, kelurahan Biawao RT 01/RW 01, Kecamatan
Kota Selatan, dengan batas situs yaitu di sebelah utara bangunan dengan Jalan 23 Januari,
bagian selatan kantor Walikota Gorontalo, bagian timur Jln Nani Wartabone, dan bagian barat
Jln. Jenderal Sutoyo/pertiwi.
Kantor PT Pelni sebagai salah satu cagar budaya di Gorontalo telah ditetapkan oleh Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata dengan Surat Keputusan Permenbudpar No PM 10/PW 007/MKP
2010 sebagai Cagar Budaya Nasional yang dilindungi oleh Undang-undang Cagar Budaya No
11 Tahun 2010.
Bangunan ini dibangun oleh pemerintah Belanda sekitar tahun 1936. Awalnya bangunan ini
digunakan sebagai kantor maskapai pelayaran Kerajaan Belanda KPM (Koninklijke Paketvaart
Maatschaappij). KPM memiliki cabang hampir di seluruh Indonesia, terutama daerah-daerah
yang memiliki pelabuhan besar. Setelah runtuhnya kekuaasaan Belanda di Indonesia maka
perusahaan KPM diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia melalui program
nasionalisasi tahun 1950, kemudian duijadikan kantor PT Pelni sampai sekarang.
Adapun luas lahan 34,5 x 63 m, bangunan ini sangat kokoh dengan ketebalan tembok ratarata 30 cm. Lantai menggunakan keramik polos dengan ukuran 20 x 20 cm, jendela
berpasangan terdiri dari dua bagian; bagian luar menggunakan kayu segi empat dengan
sistem buka tutup ukuran lebar 150 cm dan tinggi 130 cm dan jendela
dalam menggunakan kaca yang dibingkai dengan ukuran 30 x 30 cm. Ventilasi berukuran t:
65, l: 150 cm.
Atap berbetuk limas dari bahan genteng, diatas jendela terdapat konsul yang terbuat dari
beton. Bangunan ini masih asli belum mengalami perubahan, kecuali penambahan satu unit
bangunan terbuka pada sisi barat untuk tempat penjualan tiket.