Materi TRK 2 - Stmi
Materi TRK 2 - Stmi
a. Reaksi katalitik
b. Reaksi non-katalitik
2. Fase bereaksi
3. Mekanisme
a. Reaksi seri
b. Reaksi paralel
c. Reaksi seri-paralel
d. Reaksi bolak-balik
e. Reaksi searah
Reaksi heterogen katalitik adalah reaksi yang terjadi antara zat-zat yang berada pada
lebih dari satu fasa, di mana salah satu fasanya adalah katalis (padat).
Tabel 1. Contoh Reaksi Katalitik dalam Industri [Hill]
ernal
te
TRK2
Gambar 2. Ilustrasi Mekanisme Reaksi Dehidrogenasi Etilena dan Skema Adsorpsi Kimia
Etilidin pada Pusat Aktif Platinum [Fogler]
KATALIS
Katalis adalah bahan yang digunakan dalam reaksi dalam jumlah kecil, tetapi bukan
reaktan maupun produk, dengan tujuan untuk meminimalkan waktu dan energi aktivasi
reaksi, serta memaksimalkan keluaran produk utamanya.
Secara umum ada 2 jenis katalis [Levenspiel]:
1. Katalis alamiah / biologis yang bekerja pada suhu ruang dalam sistem biokimia
makhluk hidup, yang lazim disebut enzim.
Enzim adalah molekul-molekul protein ukuran koloid yang berada di antara ranah
homogen molekuler dan heterogen makroskopik. Biasanya enzim merupakan katalis
yang sangat efisien dan selektif. Contohnya reaksi dekomposisi H 2O2 yang dikatalisa
enzim catalase lebih cepat 109 kali daripada katalis anorganik [Istadi].
2. Katalis buatan umumnya bekerja pada suhu tinggi atau untuk sintesa kimia, yang
dikenal dengan nama katalis. Berdasarkan fasa dari sistem yang bereaksi, katalis
dapat dibedakan menjadi katalis homogen dan katalis heterogen (umumnya padat).
TRK2
TRK2
b. Katalis Heterogen[Istadi]
Fasa katalis berbeda dengan fasa reaktan dan produk. Reaksi berlangsung melalui
mekanisme yang sangat kompleks. Laju reaksi dikendalikan oleh laju dan energi
adsorpsi, absorpsi, dan desorpsi, struktur permukaan aktif, dan sifat-sifat
terbentuknya produk antara. Katalis heterogen yang umumnya padatan paling
banyak digunakan di industri karena mudah dibuat dengan konstruksi yang
sederhana dan mudah ditempatkan dalam reaktor.
KEUNTUNGAN PENGGUNAAN KATALIS
Laju reaksi lebih tinggi untuk kondisi operasi yang sama; atau
Yield yang lebih tinggi atau reaktor yang lebih kecil untuk laju reaksi yang ekivalen;
atau
Suhu dan tekanan reaktor lebih rendah untuk laju reaksi yang ekivalen, dengan yield
kesetimbangan lebih tinggi, operasi lebih mudah, deaktivasi menurun, selektivitas lebih
baik.
{1}
A = faktor tumbukan reaktan
T = suhu
Gambar 5. Struktur Katalis Zeolit-Faujasit dan Skema Reaksi Katalitik yang Selektif
terhadap Produk p-Xilena (Non-Selektif terhadap Produk o- dan m-Xilena) [Fogler]
TRK2
Contoh fouling yang banyak dijumpai adalah coking, yaitu deposisi produk
samping karbon (coke) dalam reaksi perengkahan hidrokarbon.
3. Penurunan aktivitas katalis per satuan berat katalis karena penurunan luas
permukaan aktif pusat aktif atau penyangganya (aging) akibat rekristalisasi
(penggumpalan/pertumbuhan kristal pusat aktif) atau proses modifikasi struktur
lainnya seperti pelelehan setempatdan sintering (menyatunya suatu permukaan
dengan permukaan di sekitarnya karena telah mencapai titik leburnya), terutama
pada kondisi reaksi yang ekstrim seperti suhu tinggi> 40% titik lebur bahan katalis.
Deaktivasi jenis ini disebutdeaktivasi independen(independent deactivation) karena
tidak dipengaruhi oleh bahan yang bereaksi. Kukus (steam) adalah contoh racun
stabilitas(stability poison) bagi katalis gel silika-alumina.
(a)
(b)
Jenis Bahan
Jenis Reaksi
Contoh
Konduktor
Logam
Hidrogenasi
Fe, Ni, Pt
Hidrogenolisis
Pd, Cu, Ag
Redox
Oksidasi
Semikonduktor
Oksida
Hidrogenasi selektif
Redox
dan Sulfida
Hidrogenolisis
Cr2O3, MoS2
Oksidasi
Insulator
Oksida
Polimerisasi
Ion Karbonium
(asam)
Isomerisasi
SiO2-Al2O3
Perengkahan (cracking)
Dehidrasi
Zeolit
TRK2
10
b. dapat menentukan selektivitas katalis dengan memilih ukuran dan bentuk tertentu
dari molekul reaktan maupun produk yang dapat berdifusi masuk atau keluar katalis
melalui lubang pada pori-porinya (lihat contoh pada Gambar 5);
c. menentukan stabilitas katalis dengan sifat mekanik dari struktur dan
permukaannya yang kuat bertahan terhadap tumbukan dengan dinding reaktor atau
bilah pengaduk, gesekan dengan pertikel-partikel bulk reaktan/produk, serta kondisi
operasi reaktor pada suhu/tekanan tinggi dan pH bervariasi. Penyangga yang baik
mampu diregenerasi berulang-ulang tanpa mengurangi luas permukaan dan
kekuatan strukturnya secara signifikan
Penyangga dengan luas permukaan yang besar adalah jenis asam, diatomaceous
clay, dan karbon aktif.
3. Promotor(promoters), yaitu bagian katalis yang berfungsi ganda mengatur kinerja
pusat aktif dan aktivitas penyangga. Promotor ditambahkan pada tahap akhir dari
proses produksi katalis. Fungsi promotor dalam reaksi:
a. terhadap penyangga:
i. mendorong atau menghambat aktivitas kimiawi penyangga yang juga
berfungsi sebagai pusat aktif. Bila pusat aktif suatu katalis selektif terhadap
reaksi utama tetapi penyangganya dapat mengkatalisa reaksi samping, maka
diperlukan promotor (inhibitor) yang dapat menghambat aktivitas kimiawi
penyangga.
TRK2
11
12
Pemilihan bahan didasarkan pada banyak faktor, antara lain: kelarutan, pengotor,
ketersediaan, biaya dan kendala yang mungkin timbul. Pertimbangan terpenting
dalam pemilihan bahan adalah kemungkinan bahaya yang akan ditimbulkannya
terhadap reaksi. Bahan yang disiapkan adalah: media pelarut (misalnya air atau
ammonia), komponen aktif (misalnya Ni), dan penyangga (misalnya alumina Al 2O3).
Katalis yang terbentuk diberi nama [komponen aktif]/[penyangga] (misalnya
Ni/Al2O3).
b. Perlakuan Awal (pretreatment)
Biasanya beberapa bahan pembuatan larutan didapatkan dalam bentuk pekat atau
padat, sehingga harus diencerkan atau dilarutkan dahulu.
Gambar 11. Berbagai karakter yang harus diselaraskan dalam pembuatan katalis
[diterjemahkan dari Richardson oleh Istadi]
2. Preparasi Katalis
a. Preparasi Penyangga
Penyangga dilarutkan sehingga membentuk gel, kemudian dikalsinasi sehingga
membentuk struktur kristal yang paling stabil (misalnya heksagonal pada suhu
pembakaran 1200C).
b. Preparasi Katalis
i.
ii.
TRK2
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
ix.
x.
Jenis
Contoh
Komponen aktif
tunggal dan
penyangga
oksida tunggal
oksida ganda
Komponen aktif
hasil deposisi
oksida terdispersi
logam terdispersi, kadar rendah
logam terdispersi, kadar sedang
NiO-Al2O3, MoO3/Al2O3
0,3% Pt/Al2O3
40% Ni/Al2O3
Komponen aktif
hasil ekstraksi
70% Ni/Al2O3
Ni-Raney
Fe3O4-Al2O3-K2O
Jenis khusus
oksida campuran
oksida semen
logam ruah
ZnO, ZnCr2O4
NiO-CaAl2O4
Pt, Pd, Aggauze
KARAKTERISASI KATALIS
Karakterisasi katalis diperlukan unuk mendapatkan dan memastikan bahwa katalis yang
diproduksi telah memenuhi spesifikasi industri (lihat Gambar 8). Salah satu karakter katalis
yang penting untuk diperhitungkan adalah luas permukaannya. Permukaan katalis yang
luas menyediakan probabilitas kontak yang tinggi antara pusat aktif dan molekul reaktan.
Perhitungan luas permukaan katalis menggunakan metode BET: Brunauer-Emmett-Teller
yang memanfaatkan teori isoterm adsorpsi Langmuir di mana pada adsorpsi kimia
diasumsikan ketiga ilmuwan tersebut berdasarkan hasil penelitiannya menyimpulkan
langkah-langkah dan persamaan-persamaan sebagai berikut [Smith]:
TRK2
14
15
2. Menghitung slope (s) dan intercept (I) kurva tersebut dalam satuan 10-3 cm-3. Khusus
kurva 7 perlu diperhatikan nilai absis yang berbeda dan satuan ordinatnya 10 -2 cm-3.
3. Menghitung volum satu lapisan (monolayer) dari molekul yang teradsorpsi:
{2}
= 1,09 . ( M / N0 . )2/3
di mana M: berat molekul (g/mol);
( cm2 / molekul )
{3}
:densitas (g/cm3)
5. Menghitung luas permukaan katalis:
Sg = ([vm . N0] / v) .
( cm2 / g katalis )
{4}
di mana V = volum 1 mol gas ideal pada kondisi standar (25 C / 1 atm)
= 22.400 cm3 / mol
6. Mengkonversi satuan luas permukaan: Sg (m2/g katalis) = Sg (cm2/g) / 104 (m2/cm2)
Selain luas permukaan, karakter katalis lainnya yang penting adalah turn over number
(TON), yaitu jumlah molekul yang bereaksi / pusat aktif / satuan waktu.
TUGAS 1
TRK2
16
Hitung luas permukaan katalis Silica Gel seberat 0,606 g berdasarkan percobaan adsorpsi
gas-gas berikut ini:
Gas
CO2
O2
CO
N2
n-C4H10
Densitas / g.cm-3
0,94
1,14
1,18
0,808
0,579
Suhu / C
-78
-183
-183
-195
JAWABAN TUGAS 1
Kurva
Gas
CO2
44
O2
32
vm
Sg
m2/g
0,94
0,5x10-3
16,00x10-3
100,01
1,99x10-15
5,34x106
533,71
1,14
0,6x10-3
13,06x10-3
120,84
1,41x10-15
4,59x106
458,59
-3
-3
121,15
1,26x10
-15
411,03
CO
28
1,18
0,2x10
13,42x10
4,11x10
N2
28
0,808
0,2x10-3
12,75x10-3
127,43
1,63x10-15
5,57x106
556,50
n-C4H10
58
0,579
7,x10-3
30,00x10-3
44,60
3,30x10-15
3,95x106
395,25
DISKUSI TUGAS 1
Luas permukaan yang dihitung dari adsorpsi gas-gas berbeda menunjukkan hasil yang
berbeda-beda karena pengaruh parameter-parameter berikut:
a. Suhu adsorpsi yang berbeda-beda mengakibatkan perbedaan jumlah molekul yang
dapat teradsorpsi secara kimia pada suatu permukaan katalis (periksa Gambar 9).
b. Pada suhu adsorpsi yang sama, molekul yang berbeda akan teradsorpsi dalam jumlah
yang berbeda pula karena luas proyeksi () masing-masing juga berbeda. Makin besar
ukuran molekul, makin besar juga luas proyeksinya, tetapi makin berkurang jumlah
molekul yang dapat teradsorpsi pada permukaan katalis yang sama.
c. Metode BET tidak memperhitungkan luas daerah permukaan katalis yang tidak
mengadsorpsi molekul (void), yaitu yang berada pada celah-celah di antara molekulmolekul yang teradsorpsi. Semakin besar ukuran molekul maka akan semakin tinggi
pula luas void.
TRK2
17