Anda di halaman 1dari 68

Standar Etika Publik

DIKLATPIM TK IV
BADAN DIKLAT PROVINSI BANTEN

BIODATA

Nama
NIP
Alamat

: Ir. Zulkarnain, M.T


: 19680301 199403 1 010
: Jl. Lintas Timur Komplek Bougenville
Blok C No 9 Pandeglang
Jabatan
: Widyaiswara Madya
Badiklat Provinsi Banten
Pendidikan
: S1( Teknik Sipil)
S2(Teknik Transportasi)
Status
: Menikah
No HP
: 0811 120 728
E Mail
: zulsi87@yahoo.co.id

SMILE

Prinsip Pembelajaran
Orang Dewasa
Berpikir
terbuka
Gembira
Konsentrasi
Semangat

Saya:
Tidak tidak akan mengajari ;
Tidak akan menggurui;
Tapi hanya sekedar ingin BERBAGI
dan BELAJAR bersama;
Dalam PEMBELAJARAN.

Daily Mood

1
LOGO

TAHAP PENYELENGGARAAN &


AGENDA PEMBELAJARAN DIKLATPIM
1. DIAGNOSA KEBUTUHAN PERUBAHAN

(a)
2. TAKING OWNERSHIP
TAHAP
PENYELENGGARAAN 3. MERANCANG PERUBAHAN &
MEMBANGUN TIM
DIKLAT
KEPEMIMPINAN
4. LAB. KEPEMIMPINAN

5. EVALUASI

www.themegallery.com

LOGO

TAHAP PENYELENGGARAAN &


AGENDA PEMBELAJARAN DIKLATPIM
1. Self Mastery

(b)
2. Diagnostic Reading
AGENDA
PEMBELAJARAN
3. Inovasi
DIKLAT
KEPEMIMPINAN 4. Tim Efektif
5. Proyek Perubahan
9

www.themegallery.com

LOGO

AGENDA PEMBELAJARAN

KONFIRMASI
KEBUTUHAN
PERUBAHAN

DIAGNOSA
KEBUTUHAN
PERUBAHAN

IMPLEMENTASI
PROYEK PERUBAHAN

RANCANGAN
PROYEK
PERUBHAN
On Campus

10

BUKTI
IMPLEMENTASI
PROYEK
PERUBAHAN

PESERTA DENGAN
KOMPETENSI

P E S E R T A

Off Campus

1
LOGO

AGENDA PEMBELAJARAN DAN MATA


DIKLATPIM
1. SELF MASTERI (PENGUASAAN DIRI)
a. Integritas dan Wawasan Kebangsaan
b.
Pilar-pilar Kebangsaan
c.
Standar Etika Publik
2. DIAGNOSA PERUBAHAN ORGANISASI
a.
Pembekalan Isu Strategis
b.
Organisasi Berkinerja Tinggi
c.
Diagnostic Reading
3. INOVASI
a.
Inovasi
b.
Benchmarking ke Best Practice
4. .............
11

LOGO

AGENDA ................

4. TIM EFEKTIF
Membangun Tim Efektif
5. PROYEK PERUBAHAN
a.
Penjelasan Proyek Perubahan
b.
Breakthrough I
c.
Merancang Proyek Perubahan
d.
Seminar Presentasi Proyek Perubahan
e.
Pembekalan Implementasi Proyek Perubahan
f.
Breakthrough II
g.
Seminar Laboratorium Kepemimpinan
h.
Evaluasi Kepemimpinan .
12

TAHAPAN DAN AGENDA DIKLATPIM


TK. IV

1.Kecerdasan Emosi (6)


2.Pengenalan Potensi
Pengarahan
1.Coaching
Diri (6)
Program (1)
(6)
3.Berpikir Kreatif dan
Dinamika
2.Counsellin
Kelompok (1)
Inovatif (6)
1.PILAR-PILAR
KEBANGSAAN
g (6)
4.
Koordinasi
dan
(6)
Kolaborasi
2.INTEGRITAS (6)
(3)
3. STANDAR ETIKA
5. Membangun Tim
PUBLIK (6)
Efektif;(6)
4. SANRI
6. Benchmarking ke
5. Pembelakalan Isu Aktual
Best Practice (12)
7. Merancang Proyek
Substansi Lembaga (3)
Perubahan
6. Diagnostic Reading (6)
(6)
7. Penjelasan Proyek
8.Pembekalan
51
Sesi ( 153 JP)
Perubahan (1)
Implementasi Proyek
Perubahan (2)
9. Seminar Presentasi
Proyek Perubahan (4)
6 Sesi ( 18 JP)

6 Sesi ( 18 JP)

31 Sesi ( 97 JP)

Tahap III

1.Coaching
(12)
2.Counselling
(12)

105 Sesi ( 315 JP)


5 Sesi ( 15JP)
12 Sesi ( 36 JP)

Tahap V
Tahap IV
Laboratorium
Kepemimpinan
(Breaktrough II)

Merancang
Tahap II Perubahan dan
Membangun
Taking Ownership
Tim
(Breaktrough I)

Tahap I
Diagnosa
Kebutuhan
Perubahan
13 Hari
Organisasi

5 Hari

17 Hari

1.Seminar
Laboratorium
Kepemimpinan (4)
2.Evaluasi (1)

60 Hari

Evaluasi

2 Hari

PEMIMPIN
PERUBAHAN

LOGO

KETERKAITAN
AGENDA PEMBELAJARAN
Diognosa
Diognosa
Organisasi
Organisasi
(Self Mastery)
Proyek
Proyek
Perubahan
Perubahan

PENGUASAAN
PENGUASAAN
DIRI
DIRI

Peserta
Diklat

Inovasi
Inovasi

Tim Effektif
Tim Effektif

14

Pemimpin
Perubahan

LOGO

Fungsi AGENDA Self Mastery

Tim
Efektif

Diagnosa
Perubahan
SELF
MASTERY/
PENGUASA
AN DIRI

Proyek
Perubaha
n

Inovasi

15

REVIEW
LOGO

TAHAP PEMBELAJARAN DIKLAT


KEPEMIMPINAN POLA BARU

Pemimpin
Perubahan
Tahap V
Evaluasi

SELF Y
TER
S
A
M
Tahap II:
Breakthrough 1:
Taking Ownership

Tahap IV
Breakthrough II:
Tahap III
Leadership
Merancang Laboratory
Perubahan
dan
Membangun
Tim

Tahap I:
Diagnosa
Kebutuhan
Perubahan
Organisasi
16

www.themegallery.com

LOGO

DIKLATPIM - I
DIKLATPIM - I

Integritas dan
Integritas dan
wawasan
wawasan
Kebangsaan
Kebangsaan

DAYA SAING
NASIONAL

CLUSTER MATA DIKLAT


SELF MASTERY
DIKLATPIM - II
DIKLATPIM - II

Integritas dan
Integritas dan
Wawasan
Wawasan
Kebangsaan
Kebangsaan

DIKLATPIM - III
DIKLATPIM - III

1) Wawasan
1) Wawasan
Kebangsaan
Kebangsaan
2) Integritas.
2) Integritas.

ORGANISASI
BERKINERJA
TINGGI

PELAKSANAAN
PROGRAM
INSTANSI
17

DIKLATPIM - IV
DIKLATPIM - IV

1) Pilar2
1) Pilar2
Kebangsaan
Kebangsaan
2) Integritas
2) Integritas
3) Standar Etika
3) Standar Etika
Publik
Publik
4) SANKRI
4) SANKRI

PELAKSANAAN
KEGIATAN
UNIT KERJA

MATERI POKOK

INDIKATOR KEBERHASILAN, MATERI POKOK DAN MANFAAT PEMBELAJARAN

1. Definisi, Lingkup, Dan Dimensi


Etika Publik.
2. Internalisasi Standar Etika Publik
3. Aktualisasi Standar Etika Publik
Dalam Mengelola Kegiatan Instansi

HASIL
BELAJAR

Setelah mengikuti pembelajaran ini


peserta diharapkan mampu
mengaktualisasikan standar
etika publik dalam mengelola
pelaksanan kegiatan instansi

INDIKATOR KEBERHASILAN, MATERI POKOK DAN MANFAAT


PEMBELAJARAN
IND
IKATOR

HASIL BELAJAR

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta


diharapkan dapat:
1. Menjelaskan Standar Etika Publik
2. Menginternalisasi Standar Etika Publik
3. Mengaktualisasikan akuntabilitas dan etika dalam
mengelola pelaksanaan kegiatan. instansi

DESKRIPSI SINGKAT
Mata Diklat ini membekali peserta dengan
kemampuan mengaktualisasikan etika publik dalam mengelola pelaksanaan kegiatan
instansi melalui pembelajaran akuntabilitas, etika, dan aktualisasi akuntabilitas
dan etika.

1. Definisi, Lingkup, Dan Dimensi Etika Publik.

1.1. Pengertian dan Fungsi Etika


A. Pengertian Etika
(1)

sebagai nilai-nilai moral dan norma-norma moral yang


menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya, atau disebut dengan
sistim nilai;
(2) sebagai kumpulan asas atau nilai moral yang sering dikenal
dengan kode etik
(3) sebagai ilmu tentang yang baik atau buruk, yang acapkali
disebut filsafat moral. Pendapat seperti ini mirip dengan
pendapat yang ditulis dalam The Encyclopedia of
Philosophy yang menggunakan etika sebagai :
way of life;
moral code atau rules of conduct; dan
penelitian tentang unsur pertama dan kedua diatas

B. Fungsi Etika

Sebagai ukuran baik-buruk, wajar-tidak wajar,


dan benar-salah
Sebagai Landasan bertindak dalam sebuah
kehidupan kolektif yang profesional
Untuk menjalankan visi dan misi lembaga /
institusi
Untuk menjaga citra lembaga / institusi

1.2. Pentingnya Etika Dalam Organisasi


PENGERTIAN E T I K A
Pola sikap dan perilaku yang diharapkan dari setiap individu dan kelompok anggota
organisasi yang secara keseluruhan membentuk budaya organisasi ( organizational
culture) yang sejalan dengan tujuan maupun filosofi organisasi yang bersangkutan.

ALASAN DIPERLUKANNYA ETIK A


Etika berkaitan dengan perilaku manusia
Etika memberikan prinsip yang kokoh dalam berperilaku
Adanya dinamika manusia dengan segala konsekuensinya
Etika berkaitan erat dengan sistem nilai manusia

MANFAAT E T I K A DALAM ORGANISASI


Kebersamaan
Empati

Orientasi Organisasi
Respect

Inovatif
Keunggulan

Kepedulian
Kedewasaan

Kebajikan

Keluwesan
Kearifan

Integeritas

ORGANISASI

PERMASALAHAN

DIPECAHKAN
DENGAN CARA YG TDK
DPT DIPERTANGGUNG
JAWABKAN DINAMAKAN
CARA YG TDK BENAR

DENGAN CARA YG SECARA


MORAL DAN ETIKA DAPAT
DITERIMA DINAMAKAN
CARA YANG BENAR
DLM PRAKTEK TDK ADA
TOLOK UKUR YG MUTLAK
TENTANG YANG BENAR
DAN YG TDK BENAR

PEMAHAMAN TENTANG YANG BENAR DAN YANG TIDAK BENAR ITULAH


YANG MENDASARI PENTINGNYA ETIKA DALAM ORGANISASI

1.3. Etika Kepemimpinan Aparatur


POLA PERILAKU KEPEMIMPINAN APARATUR

Etika menjadi acuan/pedoman dalam bersikap dan bertindak


dari seluruh jajaran organisasi pemerintahan. Pelanggaran atas
kode etik membawa konsekuensi moral.
CIRI-CIRI KEPEMIMPINAN APARATUR YANG IDEAL

Kepemimpinan aparatur dituntut memiliki kompetensi yang


diperlukan untuk secara kreatif mampu menyelesaikan berbagai
permasalahan dan tantangan.
ETIKA KEPEMIMPINAN APARATUR YANG IDEAL

Pengembangan perilaku kepemimpinan kepemerintahan menuntut


kelincahan dalam mengembangkan pendekatan, mengarahkan orientasi pada
masyarakat, meningkatkan kepekaan, dan mendengarkan aspirasi terkait
dengan penyelenggaraan kepemerintahan publik.

1.4. Nilai-Nilai Etika Publik


Seperangkat nilai dalam etika birokrasi yang dapat
digunakan sebagai acuan, referensi, penuntun bagi
birokrasi publik dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya antara lain adalah :
1. Efisiensi.
2. Membedakan milik pribadi dengan milik kantor
3. Impersonal
4. Merytal system
5. Responsible
6. Accountable
7. Responsiveness

NILAI-NILAI ETIKA PUBLIK


Nilai-nilai etika yang disepakati bersama sebagai
pola perilaku dikenal sebagai kode etik. Kode etik
dirumuskan dalam rangka pencegahan terhadap
kemungkinan perilaku yang tidak santun, dan demi
kepentingan organisasi .
Kode etik administrasi publik
1981):
(ASPA,
Pelayanan
kepada masyarakat adalah pelayanan di
atas pelayanan kepada diri sendiri.
Rakyat adalah berdaulat dan mereka yang bekerja
dalam instansi pemerintah pada akhrnya bertanggung
jawab kepada rakyat.
Hukum mengatur semua tindakan dari instansi
pemerintah.
Manajemen yang efektif dan efisien adalah dasar bagi
administrasi negara.
Sistem penilaian kecakapan yang sama, kesemptan
yang sama, dan asas-asas itikad baik akan didukung,
dijalankan, dan dikembangkan.

1.5. Definisi dan Lingkup Etika Publik


A.Pengertian Etika Publik

(Haryatmoko, 2011) menjelaskan bahwa yang


dimaksud dengan etika publik adalah etika yang
mengatur subjek yang terlibat dalam pemberian
pelayanan kepada publik dan pemberdayaan
masyarakat.
Subjek yang terlibat dalam pelayanan publik dan
pemberdayaan masyarakat antara lain mereka yang
memiliki kedudukan sebagai pejabat pemerintah,
pejabat politisi, tokoh agama, para pemimpin LSM,
dll

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam


rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan adminis-tratif
yang disediakan oleh enyelenggara pelayan-an publik
(UU RI No. 25 th. 2009 ttg Pelayanan Publik)

Pelayanan publik adalah suatu tindakan pemberian barang dan jasa


kepada masyarakat oleh pemerintah dalam rangka tanggung
jawabnya kepada publik, baik diberikan secara langsung maupun
melalui kemitraan dengan swasta dan masyarakat, berdasarkan
jenis dan intensitas kebutuhan masyarakat, kemampuan
masyarakat dan pasar (Keban (2001))

Etika publi

1.6. Dimensi Etika Publik


Etika publik memiliki tiga dimensi yang digambarkan
dalam segitiga yang mengacu ke tujuan, sarana dan
tindakan. (Haryatmoko, 2011)
PELAYANAN PUBLIK
YANG BERKUALITAS
DAN RELEVAN
TUJUAN

ETIKA
PUBLIK

SARANA
AKUNTABILITAS
TRANSPARANSI
NETRALITAS

TINDAKAN
INTEGRITAS
PUBLIK

1.7.

Tuntutan Etika Publik dan Kompetensi

Untuk mencapai tujuan pelayanan publik, pejabat publik dituntut untuk memiliki:
kompetensi teknis,
kompetensi leadership,
kompetensi etis

Kompetensi teknik merupakan inti profesionalisme


pelaya-nan publik. Kompetensi teknik mencakup
pengetahuan
ilmiah
yang
diperlukan
untuk
melaksanakan tugas
Kompetensi leadership difokuskan pada keterampilan
ma-najeman organisasi dan manajemen sistem sebagai
hard skill dan sebagai soft skills ialah keterampilan
komunikasi, negosiasi dan kepemimpinan simbolis
Kompetensi etika ditantang untuk tidak mengorbankan
efisiensi. Menurut L. Kohlberg, perilaku etis seseorang
tergantung pada pemahaman moral dan kemampuan
menalar dalam berhadapan dengan dilema moral. Jadi
tindakan etis tidak hanya masalah melakukan yang baik

DISKO
1) 3 sifat/karakter anda yang sangat
membantu saudara untuk bersikap etis;
2) 3 sifat yang perlu diperbaiki karena dapat
menghambat sikap etis saudara;
3) 3 perilaku/sikap etis yang anda harapkan
dari teman anda
4) Tempat& Suasana kerja yang mendukung
terciptanya sikap etis pegawai
5) 3 Pengalaman kerja
terbaik dalam hidup
anda yg penuh etika;

Secara bergantian, ceritakan apa yang


anda buat kpd teman dalam kelompok
anda!
Satukan/simpulkan pendapat saudara
dlm satu kelompok!;
Satukan/simpulkan
hasil
diskusi
kelompok saudara dalam seluruh kelas!

HASIL DISKUSI KELOMPOK


SIKAP
POSITIF
ETIS

SIFAT YG
SIFAT TEMAN
PERLU
POSITIF U/
ETIS
DIPERBAIKI
ETIS

TEMPAT/SUASA PENGALAM
NA TERBAIK AN
KERJA
ETIS
TERBAIK
ETIS

Prinsip nilai yang menjadi acuan perilaku dalam memberikan pelayanan publik dari pemberi layanan kepada masyarakat menurut UU No. 25 tahun 2009:
a)
b)
c)
d)

Adil dan tidak diskriminatif


Cermat
Santun dan ramah
Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarutlarut
e) Profesional
f) Tidak mempersulit
g) Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar
h) Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas
institusi penyelenggara
i) Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib
dirahasiakan dengan peraturan perundang-undangan

j) Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari


benturan kepentingan
k) Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas
pelayanan publik
l) Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan
dalam menanggapi permintaan informasi serta proaktif dalam
memenuhi kepentingan masyarakat.
m) Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau
kewenangan yang dimiliki
n) Sesuai dengan kepantasan
o) Tidak menyimpang dari prosedur

Kode Etik PNS


Dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari hari
PNS wajib bersikap dan berpedoman pada :

a. Etika dalam bernegara


b. Etika dalam berorganisasi
c. Etika dalam bermasyarakat
d. Etika terhadap diri sendiri
e. Etika sesama PNS
Sumber :PP No 42 th 2004

Etika dalam bernegara meliputi:


a. melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945;
b. mengangkat harkat dan martabat bangsa dan
negara;
c. menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam
Negara Kesatuan Republik ndonesia;
d. menaati semua peraturan perundang-undangan
yang berlaku dalam melaksanakan tugas;

e. akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa;
f. tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat
waktu dalam melaksanakan setiap kebijakan dan
program Pemerintah;
g. Menggunakan atau memanfaatkan semua
sumberdaya Negara secara efisien dan efektif;
h. tidak memberikan kesaksian palsu atau
keterangan yang tidak benar.
Kode etik PNS

Etika dalam berorganisasi adalah:


a. melaksanakan tugas dan wewenang sesuai
ketentuan yang berlaku;
b. menjaga informasi yang bersitat rahasia;
c. melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang;
d. membangun etos kerja untuk meningkatkan
kinerja organisasi;

e. menjalin kerja sama secara kooperatif dengan


unit kerja lain yang terkait dalam rangka
pencapaian tujuan;
f. memiliki kompetensi dalam pe laksanaan tugas;
g. patuh dan taat terhadap standar operasional dan
tata kerja;
h. mengembangkan pemikiran secara kreatif dan
inova tif dalam rangka peningkatan kinerja
organisasi;
i . berorientasi pada upaya peningkatan kualias
kerja.
Kode etik PNS

Etika dalam bermasyarakat meliputi:


a. mewujudkan pola hidup sederhana;
b. memberikan pelayanan dengan empati hormat dan
santun t anpa pamrih dan tanpa unsur pemaksaan;
c. memberikan pelayanan secara cepat, tepal,
terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif;
d. tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat;
e. berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan
masyarakat dalam melaksanakan tugas
Kode etik PNS

Etika terhadap diri sendiri meliputi :


a. jujur dan terbuka serta tidak memberikan
informasi yang tidak benar.
b. bertindak dengan penuh kesungguhan dan
ketulusan;
c. menghindari konflik kepentingan pribadi,
kelompok, maupun golongan;

d. berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap;


e. memiliki daya juang yang tinggi;
f. memelihara kesehatan jasmani dan rohani;
g. menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga;
h. berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan.

Kode etik PNS

Etika terhadap sesama Pegawai Negeri Sipil:


a. saling menghormati sesama warga negara yang
memeluk agama/kepercayaan yang berlainan;
b. memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama
Pegawai Negeri Sipil;
c. saling menghormati antara teman sejawat, baik
secara vertikal maupun horizontal dalam suatu
unit kerja, instansi, maupun antar instansi;

d. menjunjung tinggi harkat dan martabat


e. menghargai perbedaan pendapat; Pegawai
Negeri Sipil;
f. menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif
sesama Pegawai Negeri Sipil;
g. berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai
Republik Indonesia yang menjamin terwujudnya
solidaritas dan soliditas semua Pegawai Negeri
Sipil dalam memperjuangkan hak-haknya.
Kode etik PNS

Pergeseran Etika Pelayanan Publik


Pergeseran paradigm etika pelayanan publik disampaikan
oleh Denhardt dalam bukunya yang berjudul The Ethics of
Public Service pada tahun 1988. Adapun pergeseran paradigm etika pelayanan publik meliputi beberapa model yaitu :
a. Model I Tahun 1940an
Keputusan dianggap etis jika dalam pembuatan keputusan tidak
hanya sekedar menerima atau tergantung pada kebiasaan atau
tradisi yang ada guna mendapatkan good public policy decisions
(Wayne A.R. Leys)
b. Model II tahun 1950an
Substansinya etika pelayanan publik akan baik jika mampu
merefleksikan nilai-nilai dasar (Core Value) masyarakat
(Hurst A. Anderson)

c. Model III tahun 1960an


Etika pelayanan publik yang baik harus meninggalkan teori-teori
organisasi tradisional dan berganti sesuai dengan masanya dikarenakan teori organisasi akan terus berkembang sesuai dengan lingkungannya.(Robert T. Golembiewski )
d. Model IV tahun1970an
Agar menjadi etis seorang administrator harus benar-benar memberi perhatian pada proses menguji dan mempertanyakan standar
atau asumsi yang melandasi pembuatan keputusan administratif
(David K.Hart)
e. Model V 1970-1980an
Seorang administrator dikatakan etis apabila dalam proses
pengambilan keputusan memiliki prinsip independensi. (J. Rohr)
f Model VI
Antara administrator, organisasi, dan etika terdapat hubungan penting
dimana etika para administrator justru sangat ditentukan oleh
konteks organisasi dimana ia bekerja (Cooper)

2. Internalisasi Standar Etika Publik

REFLEKSI :

SEP = f(V+N+M)C
SEP = Standard Etika Publik
F
= fungsi
V
= value (nilai)
N = norma
M = moral
C
= corruption (korupsi)

2.2. Korupsi dan Konflik kepentingan


A. Korupsi
Pas.2 UU No. 31 Th 1999 jo. UU No. 20 Th 2001.
Setiap orang yg secara melawan hukum melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yg dpt merugikan keuangan negara,
Korupsi dirumuskan dalam 30 (tiga puluh) bentuk /
jenis tindak pidana korupsi.

2 jenis delik mengatur tentang perbuatan yang merugikan


keuangan negara atau perekonomian negara,
28 jenis lainnya mengatur tentang perilaku
penyelenggara negara terkait dengan

kekuasaannya

KERUGIAN
KEUANGAN
NEGARA
SUAP-MENYUAP
PENGGELAPAN
DALAM JABATAN
Tindak
Pidana
Korupsi
(TPK)

PEMERASAN
PERBUATAN
CURANG
BENTURAN
KEPENTINGAN
DALAM
PENGADAAN
GRATIFIKASI

6/18/15

2
bentuk/jenis
12
bentuk/jenis
5
bentuk/jenis
3
bentuk/jenis
6
bentuk/jenis
1
bentuk/jenis
1
bentuk/jenis
57

ASN SEBAGAI PROFESI


BERLANDASKAN PADA PRINSIP:

(UU5/2014:II-3)

a. nilai dasar;
b. kode etik dan kode perilaku;
c. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada
pelayanan publik;
d. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e. kualifikasi akademik;
f. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas; dan
g. profesionalitas jabatan
6/18/15

58

NILAI-NILAI DASAR

DISIPLIN
PEDULI

PNS

JUJUR

TANGGUNG

ADIL
MANDIRI

SEDERHANA

6/18/15

JAWAB

PNS YG DIBANGUN
OLEH NILAI-NILAI DASAR

KERJA
KERAS

BERANI

59

Diskusi Kelompok

Diskusikan Mengapa Kasus Suap Bupati Bogor dan Gubernur Riau


dapat berdampak pada Kerusakan Lingkungan Hidup?

Diskusikan Mengapa Kasus Korupsi Alkes dapat berdampak pada


rendahnya pelayanan Kesehatan.

Diskusikan Mengapa Kasus Korupsi dana pembengunan


Infrastruktur sekolah dapat berdampak pada potensi anak putus
sekolah?

6/18/15

60

B. Konflik kepentingan
Konflik kepentingan dipahami sebagai konflik
antara tanggungjawab publik dan kepentingan
pribadi/kelompok. Pejabat publik menyalahgunakan
kekuasaan untuk kepen- tingan diri/kelompok
sehingga melemahkan
atau membu-sukkan
kinerjanya dalam tugas pelaya- nan publik (OECD,
2008: 24).
Konflik kepentingan yang tersamar adalah mengatur
nasib masa depannya. Menggunakan pengaruhnya
ketika masih pejabat publik untuk mencari
kedudukan atau pekerjaan setelah selesai jabatan
(OECD, 2008: 25).

Konflik kepentingan adalah keadaan dimana seseorang pada posisi yang memerlukan kepercayaan, seperti
pejabat di

suatu instansi, memiliki kepentingan

profesio-nal

dan

pribadi

yang

bersinggungan.

Persinggungan kepentingan ini dapat menyulitkan orang


tersebut untuk menjalankan tugasnya. Suatu konflik
kepentingan dapat timbul bahkan jika hal tersebut tidak
menimbulkan tindakan yang tidak etis atau tidak pantas
sekalipun. Suatu konflik kepentingan dapat mengurangi
kepercaya-an terhadap seseorang atau suatu profesi.

2.3. Pejabat Publik dan Dilema Etika

Dilema Sebuah situasi yang dapat


melanggar ketentuan yang berlaku

LANGKAH MEMBUAT KEPUTUSAN YANG ETIS


YANG MENGANDUNG DILEMA

1.Pilihan

Mempertimbangkan:
Kebijakan
Organisasi
Hukum dan
Peraturan
Ekspektasi
Persepsi
Nilai dan Budaya
Pengalaman
Memutuskan

2. Solusi

Siapa yang terkena dampaknya ?


Apa dampaknya?
Haruskah saya berkonsultasi
dengan yang lain?
Apakah saya telah
mempertimbangkan semua faktor
yang relevan
Apakah terdapat penghalang dan
penentangan?
Siapa yang harus mendukung
Dapatkah saya mempertahankan
keputusan4. Tindakan
keputusan saya?
Uji keputusan
Apakah saya senang dengan keputusan
Anda:
saya?
Transparan?
Apakah tidak apa-apa sekiranya ada orang
Adil?
lain yang mengetahui tentang keputusan
Hasil?
saya?
Bagaimana cara saya mendapatkan

Penyelesaian Masalah
yang terkait dengan etika profesi
Fakta yang relevan
Masalah etika profesi yang terkait
Prinsip dasar etika profesi yang terkait
dengan masalah etika profesi yang dihadapi
Prosedur internal yang berlaku
Tindakan alternatif

Soal
Berikanlah contoh pengambilan keputusan
yang mengan-dung dilema pada masing
masing kelompok tetapi dalam proses
pengambilan keputusan sudah melakukan
tindakan-tindakan etis

68

Anda mungkin juga menyukai