SOVIET
Dalam teori perimbangan kekuasaan atau yang lebih dikenal sebagai teori Balance of
Power dikatakan bahwa dunia ini terbagi atas dua kekuatan yang saling bersaing
mendapatkan pengaruh dan mencoba untuk menang atas region atau wilayah yang
menimbulkan adanya perimbangan kekuasaaan. Dengan adanya perimbangan ini maka
mendorong proses stabilitas hubungan antar negara. Salah satu contoh penerapan dari
teori klasik ini adalah perang dingin (Cold War).
Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi konflik,
ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat)
dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947
1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi,
dan tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan
nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi.
Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak
terjadi. Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch
dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di
antara kedua negara adikuasa tersebut.
Perang Dingin (Cold War) ditandai dengan pembagian blok yang kentara antara Blok Timur
pimpinan Uni Soviet yang berhaluan komunis dengan blok Barat pimpinan Amerika Serikat
yang menganut kapitalisme. Hubungan internasional pada kurun waktu sejak berakhirnya
Perang Dunia II tak lepas dari kerangka Perang Dingin. Paradigma Perang Dingin 19491989 seperti Juwono jelaskan terbagi pada beberapa tahap perkembangan sesuai dengan
realitas hubungan antar bangsa. Juwono menilai secara politis Perang Dingin terbagi atas
tahap 1947-1963 dengan beberapa puncak persitiwa seperti Blokade Berlin 1949, Perang
Korea 1950-1953, Krisis Kuba 1962 dan Perjanjian Proliferasi Nuklir 1963.Selanjutnya
selama Perang Vietnam 1965-1975, paradigma Perang Dingin terbatas pada persaingan
berkelanjutan antara AS dan Uni Soviet di beberapa kawasan strategis dunia.
Dominasi Uni Soviet dan Amerika Serikat terhadap para sekutunya menyebabkan
hubungan internasional sangat dipengaruhi kepentingan kedua negara adidaya. Tidak
mengherankan muncullah blok-blok aliansi yang lebih didasarkan pada persamaan
ideologis.Hampir semua langkah diplomatik dipengaruhi oleh tema-tema ideologis yang
kemudian dilengkapi dengan perangkat militer. Pertentangan sistem hidup komunis dan
liberal ini sedemikian intensifnya sehingga pada akhirnya perlombaan senjata tak dapat
dihindarkan lagi karena dengan jalan menumpuk kekuatan nuklir itulah jalan terakhir
menyelamatkan ideologinya.
Sesuai dengan teori Balance of Power dimana AS dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil
menghancurkan Jerman Nazi, kedua belah pihak berbeda pendapat tentang bagaimana
cara yang tepat untuk membangun Eropa pascaperang. Selama beberapa dekade
selanjutnya, persaingan di antara keduanya menyebar ke luar Eropa dan merambah ke
seluruh dunia ketika AS membangun "pertahanan" terhadap komunisme dengan
membentuk sejumlah aliansi dengan berbagai negara, terutama dengan negara di Eropa
Meskipun kedua negara adikuasa itu tak pernah bertempur secara langsung, namun
konflik di antara keduanya secara tak langsung telah menyebabkan berbagai perang lokal
seperti Perang Korea, invasi Soviet terhadap Hungaria dan Cekoslovakia dan Perang
Vietnam. Hasil dari Perang Dingin termasuk (dari beberapa sudut pandang) kediktatoran di
Yunani dan Amerika Selatan. Krisis Rudal Kuba juga adalah akibat dari Perang Dingin dan
Krisis Timur Tengah juga telah menjadi lebih kompleks akibat Perang Dingin. Dampak
lainnya adalah terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman
Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin. Namun ada pula masa-masa di mana
ketegangan dan persaingan di antara keduanya berkurang. Perang Dingin mulai berakhir
di tahun 1980-an ketika Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev meluncurkan program
reformasi, perestroika dan glasnost. Secara konstan, Uni Soviet kehilangan kekuatan dan
kekuasaannya terhadap Eropa Timur dan akhirnya dibubarkan pada tahun 1991.
Makin gencarnya perubahan yang dilakukan Amerika membuat uni soviet tak mau kalah.
Amerika Serikat membuat Nato, Uni Sovietpun tak mau kalah dengan membentuk fakta
Warsawa. Selain itu untuk mengimbangi kekuatan Amerika Serikat, Uni Sovietpu gencar
mengadakan tindakan tindakan yang hampir sama dengan Amerka Serikat begitupun
Amerika Serikat untuk mengimbangi kekuatan uni Soviet tak mau kelah dengan ikut
melakukan perang Bintang untuk menyeimbangi Perang antar benua yang diusung oleh
Uni Soviet.
Tak dapat dipungkiri bahwa kekuatan yang dimiliki dua negara ini tercipta karena adanya
dukungan militer yang dimiliki oleh tiap negara.
Secara resmi apa yang dikenal sebagai Perang Dingin berakhir pada kurun waktu 19891990 dengan runtuhnya Tembok Berlin pada 9 November 1989 serta menyatunya Jerman
Barat dan Timur pada 3 Oktober 990. Perkembangan itu disusul dengan bubarnya Uni
Soviet pada 25 Desember 1991 bersamaan dengan mundurnya Mikhail Gorbachev sebagai
kepala negara. Setelah berakhirnya Perang Dingin yang ditandai antara lain runtuhnya
Tembok Berlin dan bubarnya Uni Soviet, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara
adidaya. Artikel ini berusaha mengeksplorasi tema-tema yang muncul dalam hubungan
internasional setelah Perang Dingin . Munculnya tema-tema baru atau berlanjutnya tematema lama dalam kerangka hubungan antar bangsa tak hanya mengubah cara pandang
negara besar terhadap negara kecil tetapi juga dalam tingkat tertentu bisa menggeser
pola diplomasi antar negara.
Revolusi Bolshevik pimpinan Lenin melahirkan negara Uni Soviet dan menjadikan
Komunisme sebagai ideologi satu-satunya. Tahun 1920 Lenin mengumandangkan
Komintern Pact ( Pacta Komunisme Internasional) sehingga komunis tidak hanya di Uni
Soviet saja, tetapi juga berkembang di seluruh dunia.
1)
Program Pembaharuan Gorbachev
Tanggal 11 Maret 1985 Mikhail Gorbachev terpilih menjadi Sekretaris Jendrak Komunis dan
Presiden Uni Soviet, kemudian ia harus menghadapi kemacetan ekonomi warisan
pendahulunya. Maka ia mencoba melakukan pembaharuan di bidang politk dan ekonomi
melalui :
Glasnost : Keterbukaan
Perestroika: Restrukturisasi
Democratizatsia: Demokratisasi
Melalui Glasnost dan perestroika, Gorbachev mempunya maksud menanmpilkan
Komunisme Uni Soviet dalam bentu baru, tetapi program ini mendapatkan masalah yang
serius di dalam negerinya.
Tanggal 19 Agustus 1991 terjadi percobaan Kudeta dengan dalih Gorbachev kurang sehat
oleh oleh Wakil Presiden Genadi Yenayev yang didampingi oleh kelompok komunis garis
keras:
8)
1 Oktober 1990 Hak beragama dijamin. Pemerintah USSR menjamin kebebasan
beragama bagi asyarakatnya secara bebas dan aman
9)
21 Desember 1991 Beberapa negara uni merdeka dari USSR Uzbekistan, Moldova,
Kazakhstan, Tajikistan, Armenia, Kirzigistan, dan Turmenistan mengadakan pertemuan di
Kazakhtan untuk mendirikan CIS.
10) 25 Desember 1992 Mikhail . Gorbachev mundur. Mundurnya Gorbachev dari jabatan
Presiden menandakan keruntuhan USSR