Anda di halaman 1dari 47

Perancangan Modulator dan Demodulator pada

DPSK
Makalah ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas matakuliah Elektronika Telekomunikasi pada
semester genap 2010/2011

Disusun Oleh:
1. Putu Laksmi Mas Pratiwi

(0810630018)

2. Dewi Yolanda

(0810630044)

3. Dian Pramita Utari

(0810633040)

4. Michella Yessica

(0810633062)

Fakultas Teknik
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2011

DAFTAR ISI
Daftar Isi ........................................................................................................................................ i
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................1
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Modulasi dan Demodulasi ...............................................................................2
2.1.1 Pengertian Modulasi ...................................................................................................2
2.1.2 Pengertian Demodulasi .............................................................................................12
2.2 Differensial Phase Shift Keying (DPSK) ........................................................................12
BAB III. PERANCANGAN MODULATOR DAN DEMODULATOR DPSK
3.1 Modulator DPSK .............................................................................................................16
3.1.1 Pre Amplifier ......................................................................................................... 17
3.1.2 ADC ....................................................................................................................... 18
3.1.3 Multiplekser ........................................................................................................... 20
3.1.4 Serial to Paralel ...................................................................................................... 21
3.1.5 Delay D-FF ............................................................................................................ 22
3,1,6 Balance Modulator ................................................................................................. 22
3.1.7 Oscilator ................................................................................................................. 23
3.1.8 Penggeser Fasa

................................................................................................ 25

3.1.9 Penjumlah Linier .................................................................................................... 26


3.1.9 Catu Daya ............................................................................................................... 27

3.1.11 Multivibrator ........................................................................................................ 27

3.2 Demodulator DPSK


3.2.1 LPF ....................................................................................................................... 29
3.2.2 Oscillator 500 KHz ............................................................................................... 30
3.2.3 Balance demodulator .............................................................................................. 33
3.2.4 Penggeser Fasa

................................................................................................ 34

3.2.5 BPF ........................................................................................................................ 35


3.2.6 Komparator ............................................................................................................ 37
3.2.7 Digital To Analog Converter ................................................................................. 37
3.2.8 Demultiplekser ....................................................................................................... 38
3.2.9 Penguat daya .......................................................................................................... 38

BAB IV. KESIMPULAN


4.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 40
HASIL DISKUSI
Pertanyaan dan Jawaban ....................................................................................................... 42
Daftar Pustaka .............................................................................................................................. iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan manusia akan informasi saat ini semakin meningkat. Berbagai teknologi baru
direalisasikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Yang memegang peranan penting dari semua
pengiriman informasi adalah tetap pada pengirim dan penerimanya.
Dalam system transmisi, agar suatu informasi dapat tersampaikan, perlu dilakukannya proses
modulasi. Modulasi ini menyebabkan informasi yang kita kirimkan dapat sampai ke penerima
walaupun dalam jarak yang jauh. Proses modulasi dilakukan di sisi transmitter atau pengirim.
Alat yang digunakan disebut dengan modulator. Sedangkan, pada sisi penerima atau receiver
terdapat proses demodulasi pada alat yang disebut dengan demodulator.
Seiring dengan kemajuan teknologi pula, informasi yang dikirimkan tidak hanya dalam
bentuk sinyal analog. Dengan informasi yang sudah dalam bentuk digital, maka proses
transmisinya juga harus mendukung. Mulai dari proses modulasinya hingga peralatannya,
contohnya modulator dan demodulator. Maka, dalam makalah ini penulis membahas tentang
modulator dan demodulator digital.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud Modulasi dan Demodulasi?
2. Apakah yang dimaksud dengan Modulasi digital dan jenis-jenisnya?
3. Apakah yang dimaksud DPSK?
4. Bagaimana perancangan Modulator dan Demodulator DPSK?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan modulasi dan demodulasi
2. Mengetahui yang dimaksud dengan modulasi digital dan jenis-jenisnya
3. Mengetahui yang dimaksud dengan DPSK
4. Mengetahui bagaimana perancangan modulator dan demodulator DPSK

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Modulasi dan Demodulasi


2.1.1 Pengertian Modulasi
Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi terhadap sinyal carier
sehingga sebagian karakteristik dari sinyak pembawa berubah sesuai dengan nilai sesaat
dari sinyal informasi.
Ada beberapa syarat yang diperlukan untuk melakukan modulasi, yaitu:
a. Adanya sinyal informasi
b. Adanya sinyal carier
c. Frekuensi sinyal carier harus lebih besar dari frekuensi sinyal informasi
Modulasi ada dua jenis, yaitu modulasi analog dan modulasi digital:
1. Modulasi analog
Modulasi analog adalah modulasi yang sinyal informasinya berbentuk analog dan
sinyal pembawanya berbentuk analog pula.
Ada tiga jenis modulasi analog, yaitu:
a. AM (amplitude modulation)
Frekuensi dan fasenya tetap, yang berubah hanya amplitudonya. Yaitu
penumpangan sinyal informasi pada sinyal carier dimana amplitude sinyal
pembawa berubah sesuai amplitude sinyal informasinya.

b. FM (frekuensi modulation)
Amplitudo dan fasenya tetap, yang berubah hanya frekuensinya. Yaitu
penumpangan sinyal informasi pada sinyal carier dimana frekuensi sinyal
pembawa berubah sesuai amplitudo sinyal informasinya.

c. PM (phase modulation)
Amplitudo dan frekuensinya tetap, yang berubah hanya fasanya. Yaitu
penumpangan sinyal informasi pada sinyal carier dimana fasa sinyal pembawa
berubah sesuai amplitudo sinyal informasinya.

Gambar 2.1 AM , FM , dan PM


Sumber: http://iitg.vlab.co.in

2. Modulasi digital
Modulasi digital adalah modulasi yang sinyal informasinya berbentuk digital namun
sinyal pembawanya berbentuk analog.
Modulasi digital terdiri dari 3 macam:
a. Amplitude shift keying (ASK)
Amplitude Shift Keying (ASK) atau pengiriman sinyal berdasarkan pergeseran
amplitude, merupakan suatu metoda modulasi dengan mengubah-ubah amplitude.
Dalam proses modulasi ini kemunculan frekuensi gelombang pembawa
tergantung pada ada atau tidak adanya sinyal informasi digital. Keuntungan yang
diperoleh dari metode ini adalah bit per baud (kecepatan digital) lebih besar.
Sedangkan kesulitannya adalah dalam menentukan level acuan yang dimilikinya,
yakni setiap sinyal yang diteruskan melalui saluran transmisi jarak jauh selalu
dipengaruhi oleh redaman dan distorsi lainnya. Oleh sebab itu meoda ASK hanya
menguntungkan bila dipakai untuk hubungan jarak dekat saja. Dalam hal ini
faktor derau harus diperhitungkan dengan teliti, seperti juga pada sistem modulasi

AM. Derau menindih puncak bentuk-bentuk gelombang yang berlevel banyak dan
membuat mereka sukar mendeteksi dengan tepat menjadi level ambangnya.

Gambar 2.2 Diagram sirkuit dari ASK dengan menggunakan IC2206


Sumber http://iitg.vlab.co.in

Gambar 2.3 ASK dan Rangkaiannya (a) Pemancar dan (b) Penerima
Sumber http://iitg.vlab.co.in

b. Frequency Shift Keying (FSK)


Frequency Shift Keying (FSK) atau pengiriman sinyal melalui penggeseran
frekuensi. Metoda ini merupakan suatu bentuk modulasi yang memungkinkan
gelombang modulasi menggeser frekuensi output gelombang pembawa.
Pergeseran ini terjadi antara harga-harga yang telah ditentukan semula dengan
gelombang output yang tidak mempunyai fasa terputus-putus. Dalam proses
modulasi ini besarnya frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai
dengan perubahan ada atau tidak adanya sinyal informasi digital. FSK merupakan
metode modulasi yang paling populer. Dalam proses ini gelombang pembawa
digeser ke atas dan ke bawah untuk memperoleh bit 1 dan bit 0. Kondisi ini
masing-masing disebut space dan mark. Keduanya merupakan standar transmisi
data yang sesuai dengan rekomendasi CCITT. FSK juga tidak tergantung pada
teknik on-off pemancar, seperti yang telah ditentukan sejak semula. Kehadiran
gelombang pembawa dideteksi untuk menunjukkan bahwa pemancar telah siap.

Gambar 2.4 Pemancar FSK


Sumber http://iitg.vlab.co.in

Gambar 2.5 Penerima FSK


Sumber http://iitg.vlab.co.in

Dalam hal penggunaan banyak pemancar (multi transmitter), masing-masingnya


dapat dikenal dengan frekuensinya. Prinsip pendeteksian gelombang pembawa
umumnya dipakai untuk mendeteksi kegagalan sistem bekerja. Bentuk dari
modulated Carrier FSK mirip dengan hasil modulasi FM. Secara konsep,
modulasi FSK adalah modulasi FM, hanya disini tidak ada bermacam-macam
variasi /deviasi ataupun frekuensi, yang ada hanya 2 kemungkinan saja, yaitu
More atau Less (High atau Low, Mark atau Space). Tentunya untuk deteksi
(pengambilan kembali dari kandungan Carrier atau proses demodulasinya) akan
lebih mudah, kemungkinan kesalahan (error rate) sangat minim/kecil. Umumnya
tipe modulasi FSK dipergunakan untuk komunikasi data dengan Bit Rate
(kecepatan transmisi) yang relative rendah, seperti untuk Telex dan Modem-Data
dengan bit rate yang tidak lebih dari 2400 bps (2.4 kbps).

a. Rangkaian modulator FSK


Data digital yang dikirimkan secara serial oleh mikrokontroler sebelum
diteruskan ke pemancar harus dimodulasikan atau diubah parameternya dari
parameter tegangan menjadi frekuensi. Modulator FSK akan mengubah data
yang dikirimkan mikrokontroler menjadi sinyal sinusiodal dengan frekuensi
yang bergantung pada data dari mikrokontroler. Nilai frekuensi yang
dihasilkan bergantung pada nilai R1, R2 dan nilai C yang merupakan

komponen eksternal yang harus ditambahkan pada IC XR-2206. Nilai


frekuensi yang dihasilkan akan sesuai dengan persamaan f1 = 1/(R1.C) dan f2
= 1/(R2.C), f1 merupakan frekuensi yang dihasilkan pada saat input berupa
data logika high, sedangkan f2 merupakan frekuensi yang dihasilkan pada saat
input berupa data logika low (Exar, 1997).
Rangkaian modulator FSK dapat dilihat pada gambar 1. Pulsa logika high
pada penelitian ini akan setara dengan f1 yaitu sebesar 1100 Hz, oleh karena
itu nilai R1 adalah sebesar 27,5 k ohm dan C sebesar 33nF. Sedangkan data
logika low akan setara dengan f2 sebesar 2200 Hz, sehingga nilai R2 adalah
13,7 k ohm.

Gambar 2.6 Rangkaian modulator FSK


Sumber http://iitg.vlab.co.in

b. Rangkaian demodulator FSK


Rangkaian demodulator FSK menerima sinyal yang berasal dari receiver.
Seperti pada waktu dipancarkan, sinyal ini berupa sinyal sinusiodal yang
berubah-ubah frekuensinya sesuai dengan data yang dikirimkan. Demodulator
akan mengubah kembali sinyal sinusoidal tersebut menjadi sinyal digital
(biner) yang dapat diterima mikrokontroler melalui pin RxD.
Pengubahan oleh demodulator dilakukan dengan membandingkan dengan
frekuensi tengah (f0). Frekuensi yang lebih besar dari frekuensi tengah akan

menghasilkan output logika high, sedangkan frekuensi input yang kurang dari
frekuensi tengah akan menghasilkan output logika low. Rangkaian
demodulator FSK dapat dilihat pada gambar 2.
Spesifikasi dari rangkaian FSK demodulator ini, yaitu :

Level TTL input

1200 Hz untuk logika 1

2200 Hz untuk logika 0

Kecepatan maksimal pengiriman data 1200 Bps

Catu Daya Eksternal 12 VDC

Gambar 2.7 Rangkaian demodulator FSK


Sumber http://iitg.vlab.co.in

Frekuensi tengah ditentukan dengan mengatur besarnya hambatan pada R0


dan besarnya C0 (kondensator yang terhubung pada pin 13 dan 14 IC XR
2211). Nilai frekuensi tengah ditentukan berdasarkan nilai kedua frekuensi
yang dihasilkan oleh modulator FSK. Penentuan nilai frekuensi tengah
dihitung dengan persamaan:

Pemilihan nilai R0 dan C0 dilakukan berdasarkan persamaan f0 =1/(R0.C0).


Nilai f1 dan f2 berturut-turut adalah 1100 Hz dan 2200 Hz sehingga
didapatkan nilai f0 adalah sebesar 1556 Hz. Berdasarkan nilai f0 ini,
ditentukan nilai C sebesar 33 nF dan R0 sebesar 19,4 k ohm. Namun
demikian, R0 yang digunakan dalam rangkaian adalah variabel resistor
sehingga dapat diubah-ubah nilainya untuk pengesetan (Exar, 1997).
c. Phase Shift Keying (PSK)
Phase Shift Keying (PSK) atau pengiriman sinyal melalui pergeseran fasa.
Metoda ini merupakan suatu bentuk modulasi fasa yang memungkinkan fungsi
pemodulasi fasa gelombang termodulasi di antara nilai-nilai diskrit yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam proses modulasi ini fasa dari frekuensi gelombang
pembawa berubah-ubah sesuai denganperubahan status sinyal informasi digital.
Sudut fasa harus mempunyai acuan kepada pemancar dan penerima. Akibatnya,
sangat diperlukan stabilitas frekuensi pada pesawat penerima. Guna memudahkan
untuk memperoleh stabilitas pada penerima, kadang-kadang dipakai suatu teknik
yang koheren dengan PSK yang berbeda-beda. Hubungan antara dua sudut fasa
yang dikirim digunakan untuk memelihara stabilitas. Dalam keadaan seperti ini ,
fasa yang ada dapat dideteksi bila fasa sebelumnya telah diketahui. Hasil dari
perbandingan ini dipakai sebagai patokan (referensi). Untuk transmisi Data atau
sinyal Digital dengan kecepatan tinggi, lebih efisien dipilih system modulasi PSK.
Dua jenis modulasi PSK yang sering kita jumpai yaitu :
1. BPSK
BPSK adalah format yang paling sederhana dari PSK. Menggunakan dua
yang tahap yang dipisahkan sebesar 180 dan sering juga disebut 2-PSK.
Modulasi ini paling sempurna dari semua bentuk modulasi PSK. Akan tetapi
bentuk modulasi ini hanya mampu memodulasi 1 bit/simbol dan dengan
demikian maka modulasi ini tidak cocok untuk aplikasi data-rate yang tinggi
dimana bandwidthnya dibatasi.

Gambar 2.8 Pemancar BPSK


Sumber http://iitg.vlab.co.in

Gambar 2.9 Penerima BPSK


Sumber http://iitg.vlab.co.in

2.QPSK
Kadang - kadang dikenal sebagai quarternary atau quadriphase PSK atau 4-PSK,
QPSK menggunakan empat titik pada diagram konstilasi, terletak di sekitar suatu
lingkaran. Dengan empat tahap, QPSK dapat mendekode dua bit per simbol. Hal
ini berarti dua kali dari BPSK. Analisa menunjukkan bahwa ini mungkin
digunakan untuk menggandakan data rate jika dibandingkan dengan sistem
BPSK. Walaupun QPSK dapat dipandang sebagai sebagai suatu modulasi
quaternary, lebih mudah untuk melihatnya sebagai dua quadrature carriers yang
termodulasi tersendiri. Dengan penafsiran ini, maka bit yang digunakan untuk
mengatur komponen phase pada sinyal carrier ketika digunakan untuk mengatur
komponen quadrature-phase dari sinyal carrier tersebut. BPSK digunakan pada
kedua carrier dan dapat dimodulasi dengan bebas.

Gambar 2.10 Pemancar QPSK


Sumber http://iitg.vlab.co.in

Gambar 2.11 Penerima QPSK


Sumber http://iitg.vlab.co.in

Gambar 2.12 Modulasi digital ASK, FSK, PSK


Sumber: http://happytechno.files.wordpress.com

2.1.2

Pengertian Demodulasi
Demodulasi adalah suatu proses penterjemahan kode-kode dari sinyal yang telah
diterima, dan biasanya mengalami kerusakan akibat noise.

2.2

Diferencial Phase Shift Keying (DPSK)


2.2.1 Pengertian DPSK
Modulasi DPSK/DQPSK adalah varian dari skema modulasi 4-QPSK yang
ditambahkan differential encoding ke pengkodean bit sebelum terjadinya proses
modulasi.Diferensial berarti bahwa informasi tersebut tidak dilakukan oleh keadaan
mutlak, melainkan dibawa oleh transisi antara keadaan.
Keuntungan menggunakan diferensial

encoding

adalah

bebas dari

ambiguitas fasa jika konstelasi diputar oleh efek dalam saluran komunikasi
di mana sinyal lewat. Masalah ini dapat diatasi dengan merubah data
merubah

gelombangnya.

Modulasi QPSK menggunakan

dari pada

skema pengkodean

diferensial biasanya disebut sebagai 4-DPSK atau DPSK. Format modulasi


DQPSK menggunakan dua konstelasi QPSK diimbangi oleh 45 derajat (/4 radian)

seperti

digambarkan

pada Gambar

2.13 . Transisi harus

terjadi

dari satu

konstelasi ke konstelasi yang lain, atau setiap simbol DQPSK akan berada di salah
satu dari delapan titik pada diagram konstelasi. Hal ini menjamin bahwa selalu ada
perubahan fasa pada masing-masing simbol, membuat pemulihan jam lebih mudah.
Data dikodekan dalam besar dan arah pergeseran fasa, bukan dalam posisi yang
absolute pada konstelasi.

Gambar 2.13 Diagram Konstelasi DPSK dengan kode gray yang identik dan
dirotasi 450
Sumber: digilib.its.ac.id

Tabel 1 merangkum kemungkinan hubungan antara fase transisi


dalam skema modulasi DPSK dan dibits kode Gray .

Tabel 1.1 hubungan antara input dibits dengan perubahan fasa pada modulasi DPSK
Sumber: digilib.its.ac.id

2.2.2

Aplikasi DPSK
Aplikasi DPSK digunakan pada jaringan serat optik yang menggunakan EDFA,
berikut ini skemanya:

Gambar 2.14 Skema penggunaan DPSK pada jaringan serat optik


Sumber digilib.its.ac.id

Dan dari skema di atas dapat kita ketahui performansinya melalui eye pattern

Gambar 2.15 Diagram performansi penggunaan DPSK pada jaringan serat optik
Sumber digilib.its.ac.id

BAB III
PERANCANGAN MODULATOR DAN DEMODULATOR DPSK

3.1 Perancangan Modulator 4-DPSK


Perancangan sistem modulator 4-DPSK yang diaplikasikan untuk pengiriman
sinyal suara, secara keseluruhan dapat dilihat dari blog diagram di bawah ini

Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 4-DPSK


Sumber: elib.unikom.ac.id
Dari gambar Blok 4-DPSK di atas menunjukkan bahwa Pre Amp merupakan
inputan data berupa suara yang dikonversi menggunakan ADC dimana rangkaian ini
berfungsi untuk mengubah data analog menjadi data digital.Keluaran dari ADC lebih
dari satu output sehingga diperlukan sebuah rangkaianyang bisa mengeluarkan output
satu dari beberapa input yaitu menggunakanMuktiplekser.
Data masukan serial dengan kecepatan 2400 Bps dibagi dua dengan
menggunakan rangkaian serial to parallel menjadi dua aliran bit data yaitu aliran data bit
ganjil kita sebut I dan aliran data bit genap kita sebut Q yang dikeluarkan secara
bersama-sama dengan kecepatan masing-masing menjadi setengah dari 2400 Bps
menjadi 1200 Bps, yang mana nantinya keluaran Q dengan keluaran I. Tujuan dibuat

rangkaian serial to parallel ini yaitu untuk memberi sinyal masukan data yang akan
dimodulalsi sebanyak dua bit yaitu dengan pola sinyal keluarannya 00, 01, 10, 11. Sinyal
ini yang akan membentuk sinyal keluaran menjadi empat fasa.
Selanjutnya sinyal data d(t) dari serial to parallel ini diolah menggunakan
gerbang XNOR dua masukan, dan satu masukan lainya diambil dari keluaran gerbang
XNOR yang di delay dengan waktu Tb dialokasikan untuk 1 bit delay, pada masukan
kedua ini adalah b(t-Tb). Pada proses inilah pengkodean DPSK terbentuk, sehingga pada
penerima (Demodulator 4-DPSK) tidak memerlukan simyal pembawa recovery yang
berfungsi untuk membangkitkan dan mengembalikan lagi simyal pembawa yang
termodulasi menjadi simyal pembawa tanpa termodulasi.
Oscillator berfungsi untuk membangkitkan frekuensi sinyal pembawa yang
berfungsi sebagai sinyal pembawa yang di jadikan sebagai inputan untuk Balance
Modulator, namun untuk mendapatkan sinyal keluaran 4-DPSK maka salah satu dari
Balanced Modulator digeser fasanya 90o dengan menggunakanpenggeser fasa agar
sinyal 4-DPSK terbentuk, keluaran dari output kedua Balanced Modulator dijumlahkan
menggunakan rangkaian penjumlah linier dan dikuatkan sehingga terbentuklah sinyal
output 4-DPSK.

3.1.1 Pre Amp


Sinyal suara akan di ubah oleh mikrophone menjadi sinyal listrik. Sinyal
listrik ini selanjutnya di proses oleh suatu penguat memperkuat arus dan tegangan,
sehingga dihasilkan arus dan tegangan output yang jauh lebih besar. Input
merupakan sumber suara yang masuk melalui microphone dan dijadikan sebagai
input untuk modulasi 4-DPSK.
Dalam perancangan modulasi 4-DPSK diperlukan data input suara dan di
sini penulis membuat sebuah rangkaian amplifier dengan menggunakan IC Op Amp
LM386. Adapun rangkaian Pre Amp yang digunakan pada tugas akhir ini dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.2 Rangkaian Amplifier


Sumber: elib.unikom.ac.id
Rangkaian di atas adalah rangkaian dengan penguatan non inverting dimana nilai
komponen telah ditentukan sebelumnya. Komponen yang di gunakan adalah
sebagai berikut:
R1 = 5.6 K
R2 = 10 K (potensio)
R3 = 10 ohm
C1 = 0.1 uF (keramik)
C2,C3 = 10 uF
C4 = 100 uF
C5 = 0.047 uF (keramik)

3.1.2 ADC
ADC berfungsi mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital dimana pada
modulasi 4-DPSK ini menggunakan input suara (analog) sehingga harus diubah
menjadi digital agar dapat dimodulasi. Rangkaian ADC yang digunakan pada
modulasi 4-DPSK ini adalah resolusi 23 = 8 bit dengan menggunakan IC0804,
mudahnya mendapatkan referensi dan murahnya biaya dalam pembuatan rangkaian
ini menjadi pilihan dalam perancangan modulasi 4-DPSK.

Gambar 3.3 Rangkaian ADC0804


Sumber: elib.unikom.ac.id
Gambar di atas menunjukkan analog to digital converter dengan ADC 0804. Secara
singkat prinsip kerja dari konverter A/D adalah semua bit-bit diset kemudian diuji,
dan bilamana perlu sesuai dengan kondisi yang telah ditentukan. Dengan rangkaian
yang paling cepat, konversi akan diselesaikan sesudah 8 clock, dan keluaran D/A
merupakan nilai analog yang ekivalen dengan nilai register SAR.
Apabila konversi telah dilaksanakan, rangkaian kembali mengirim sinyal
selesai konversi yang berlogika rendah. Sisi turun sinyal ini akan menghasilkan
data digital yang ekivalen ke dalam register buffer. Dengan demikian, keluaran
digital akan tetap tersimpan sekalipun akan di mulai siklus konversi yang baru.
IC ADC 0804 mempunyai dua masukan analog, Vin (+) dan Vin (-),
sehingga dapat menerima masukan diferensial. Masukan analog sebenarnya (Vin)
sama dengan selisih antara tegangan-tegangan yang dihubungkan dengan ke dua
pin masukan yaitu Vin= Vin (+) Vin (-). Kalau masukan analog berupa tegangan
tunggal, tegangan ini harus dihubungkan dengan Vin (+), sedangkan Vin (-)
digroundkan. Untuk operasi normal, ADC 0804 menggunakan Vcc = +5 Volt
sebagai tegangan referensi.

3.1.3 Muktiplekser
Muktiplekser berfungsi untuk meloloskan satu output dari banyak inputan
yang di keluar oleh ADC.Untuk mendapatkan rangkaian Muktiplekser maka
penulis menggunakan multiplekser 8 ke 1. Multiplekser 8 ke 1 menggunakan IC
TTL 74LS151 dimana IC ini mempunyai 8 input dan 1 output. Masukan dari
rangkaian ini adalah keluaran dari ADC 0804.

Gambar 3.5 Rangkaian Multiplekser 8 Ke 1


Sumber: elib.unikom.ac.id
Jika E mewakili saluran Enable, maka keluaran F dapat dinyatakan sebagai berikut:
F=E.X0.K1.K2.K3+E.X0.K1.K2.K3+E.X0.K1.K2.K3+E.X0.K1.K2.K3+E.X0.K1
.K2.K3+E.X0.K1.K2.K3+ E.X0.K1.K2.K3+ E.X0.K1.K2.K3
Kendali pada rangkaian ini di groundkan sehingga rangkaian ini bekerja dengan
sifat dontcare, input dari rangkaian ini adalah output dari A/D dan output akan
menjadi input untuk rangkaian serial to parallel.

3.1.4 Serial to parallel


Fungsi dari serial to parallel adalah menjadikan output lebih dari satu
dengan inputan satu. Diperancangan 4-DPSK diperlukan 2 inputan maka serial to
parallel di sini mengeluarkan 2 output yang akan digunakan untuk modulasi 4DPSK.
Rangkaian serial to parallel ini direalisasikan menggunakan IC 74LS74,
Dimana IC ini terdapat dua buah flip-flop data.

Gambar 3.6 Rangkaian Serial to parallel


Sumber: elib.unikom.ac.id
Untuk mendapatkan detak 2500 Hz (clock) dilakukan pembagian frekuensi pada
output rangkaian Multivibrator yang frekuensi outputnya 5000Hz. Rangkaian
pembagi dua frekuensi ini direalisasikan dengan menggunakan sebuah delay flipflop IC 74LS74 seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.7 Rangkaian Pembagi Dua Frekuensi


Sumber: elib.unikom.ac.id
Untuk mendapatkan serial to parallel dan pembagi dua frekuensi dapat
digabungkan dengan dua buah IC 74LS74 seperti pada gamabar di bawah

Gambar 3.8 Rangkain Serial to parallel dan Pembagi Dua Frekuensi


Sumber: elib.unikom.ac.id
Dari rangkaian di atas input serial didapat dari rangkaian P/S sedangkan input CLK
didapat dari rangkaian Multivibrator.

3.1.5 Delay D-FF


Delay isi berfungsi untuk membentuk modulasi DPSK dimana diperlukan
dua masukan dan salah satunya adalah masukan dari delay 1 bit. Yang mana input
untuk delay ini diambil dari output DPSK dan di delay di jadikan salah satu input
untuk DPSK tersebut yang dibangun dari gerbang XNOR. Sehingga terbentuklah
modulasi DPSK. Delay D-FF yang dirancang mengunakan IC digital 74LS75
dimana IC ini merupakan IC Flip-Flop D dengan 4 buah FF data.
Operasi demikian disebut pemicuan tepi (edge triggering). Pemicuan hanya
terjadi pada tepi naik (positif) dari sinyal detak. Dengan kata lain, data hanya
disimpan pada tepi positif. Kaki D pada rangkaian ini merupakan output dari serial
to parallel dan kaki CLK di dapat dari rangkaian clock.

3.1.6 Balanced Modulator


Balanced Modulator adalah suatu rangkaian mixer dengan 2 input yaitu
data (disini adalah suara) dan sinyal pembawa (oscillator) sehingga terjadi
modulasi untuk dikirimkan ke penerima. Sinyal termodulasi ini terbentuk oleh
dua input dengan syarat sinyal pembawa harus lebih besar dari sinyal data,

kemudian terjadi pencampuran dan modulasi ini hanya meloloskan sinyal


informasi saja.
Balance modulator yang dirancang ini menggunakan IC MC1496.
Rangkaian balance modulator memiliki dua masukan sinyal, yaitu sinyal
pembawa dan sinyal data. Sinyal pembawa menjadi masukan bagi balance
modulator dan memiliki nilai frekuensi yang lebih besar dengan sinyal data.
Ketika kedua sinyal tersebut dimasukkan ke dalam rangkaian balance modulator,
maka sinyal pembawa tersebut hilang sehingga sinyal yang keluar dari rangkaian
balance modulator adalah sinyal informasi yang dikirimkan dari penguat suara.
Gambar di bawah ini adalah Rangkaian balance modulator yang akan dirancang

Gambar 3.9 Rangkaian Balance Modulator


Sumber: elib.unikom.ac.id
3.1.7 Oscillator
Untuk membangkitakan sinyal pembawa menggunakan suatu rangkaian
Oscillator yang akan dijadikan sebagai sinyal input untuk modulasi dan berfungsi
sebagai sinyal pembawa. Dimana rangkaian Oscillator ini dapat membangkitkan
sinyal pembawa yang berbentuk sinusoidal dengan penguatan frekuensi 500 KHz
yang di bangkitkan oleh IC dengan tipe EXAR 2206. Penggunaan Oscillator ini
dengan pertimbangan bahwa rangkaian ini simpel, murah, frekuensi yang

dikeluarkan mencapai 500 KHz, dan sedikit komponen yang digunakan. Oscillator
yang digunakan dalam merancang modulasi 4-DPSK adalah seperti gambar di
bawah ini

Gambar 3.10 Rangkaian Oscillator


Sumber: elib.unikom.ac.id
Untuk menentukan nilai komponen pada oscillator berikut perhitungannya:

Di dalam perakitan rangkaian ini tidak ditemukan komponen R yang nilainya sesuai
dengan perhitungan di atas sehingga R tersebut digantikan dengan variable resistor
(VR) dengan nilai tahanan 1 K . Ini dilakukan agar memudahkan dalam

pengukuran untuk mencari frekuensi 500 KHz. Dan variable resistor (VR) 50 K
berfungsi untuk mengatur amplitudo.

3.1.8 Penggeser Fasa 90o


Untuk mendapatkan keluaran yang berbeda fasa dari kedua Balanced
Modulator digunakan rangkaian penggeser fasa yang mana keluaran dari osicillator
digeser fasa sebesar 90o dan merupakan inputan untuk salah satu Balanced
Modulator. Rangkaian penggeser fasa yang dirancang ini besar fasa 90o. dengan
Oscillator 500KHz sebagai referensinya. Pada rangkaian penggeser fasa di atas
untuk menentukan nilai komponen yang digunakan untuk mendapat pergeseran fasa
sebesar 90o, berikut perhitungannya:
Dengan asumsi :
= 900
Capasitor =10 nF
Frekuensi OSC =500 KHz
Maka:

Gambar 3.11 Rangkaian Penggeser Fasa 90o


Sumber: elib.unikom.ac.id

Pada perancangan ini, nilai R diganti komponennya menggunakan variable resistor


(VR) dengan nilai 1 K, hal ini dilakukan agar memudahkan pada saat pengukuran
untuk mendapatkan pergeseran fasa sebesar 900. Input rangkaian ini adalah
oscillstor dan outputnya dihubungkan ke salah satu balanced modulator.

3.1.9 Penjumlah Linier


Penjumlah linier atau lebih dikenal sebgai rangkaian summing pada kedua
output dari Balanced Modulator yang sinyalnya telah termodulasi dan terjadi
penguatan sehingga keluaran dari kedua Balanced Modulator menjadi satu sinyal
yaitu sinyal 4-DPSK.
Penjumlah linier yang dirancang adalah penguatan non inverting dengan
penguatan 1x. berikut adalah perhitungan komponennya:

Berikut gambar rangkaian dan nilai komponen yang digunakan pada


penjumlah linier yang dirancang

Gambar 3.12 Penjumlah Linier


Sumber: elib.unikom.ac.id
Input dari rangkaian ini adalah V1 dan V2 dimana input ini berasal dari
output dari kedua balanced modulator. Output dari rangkaian ini adalah
penjumlahan kedua balanced modulator sehingga terbentuk sinyal 4-DPSK yang
menjadi output dari rangkaian ini.

3.1.10 Catu Daya


Untuk memberi supply energi ke modulator 4-DPSK dibutuhkan tegangan
simetris DC, disini tegangan simetris menggunakan IC regular 78LXX untuk
memberi supplay tegangan positif dan 79LXX untuk memberi supplay tegangan
negatif.

3.1.11 Multivibrator (Pembangkit Pulsa)


Multivibrator (MV) adalah suatu rangkaian pembangkit pulsa yang
menghasilkan output gelombang segi empat (square wave). Multivibrator ini
dirancang menggunakan IC 555. IC Timer 555 sangat populer sehingga penulis
menggunakan IC ini agar lebih mudah dalam mencari referensi dan
komponenyang akan digunakan.
Untuk mendapatkan nilai frekuensi clock 5000 Hz maka dapat dicari nilai
komponen melalui rumus:

Berikut perhitungannya dengan asumsi RB = 1 K, C = 100 nF dan f = 5000 Hz


Maka:

Gambar 3.14 Rangkaian Multivibrator


Sumber: elib.unikom.ac.id

Pada perancangan ini, nilai RA diganti komponennya menggunakan variable


resistor (VR) dengan nilai 5 K, hal ini dilakukan agar memudahkan pada saat
pengukuran untuk menentukan frekuensi 5000 Hz.

3.2 Perancangan Demodulator 4-DPSK


Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari beberapa
perangkat keras (Hardware) yang akan dibentuk menjadi satu rangkaian pemodulasi
sinyal digital yaitu demodulator 4-DPSK. Berikut adalah gambaran secara umum (blok
diagram) demodulator 4-DPSK.

Gambar 3.15 Blok Diagram Demodulator 4-DPSK


Sumber: elib.unikom.ac.id
Blok diagram demodulator 4-DPSK di atas terdiri dari beberapa blok, diantaranya Low
Pass Filter (LPF), Osilator 500 kHz, balance demodulator, penggeser fasa 90o, Band
Pass Filter (BPF), Komparator, Demultiplekser, DAC, Penguat Daya dan Speaker.

3.2.1 Low Pass Filter (LPF)


Perancangan rangkaian LPF digunakan pada bagian awal perancangan blok
penerima. Rangkaian LPF ini bertujuan agar frekuensi rendah saja yang masuk
sedangkan frekuensi tinggi tidak dapat masuk. Pada rangkaian LPF terjadi
pembatasan frekuensi yang diteruskan dan ada juga yang ditahan serta terjadi
perubahan fasa antara input dan output. Frekuensi yang berada di bawah frekuensi
cut off akan diteruskan masuk, sedangkan frekuensi yang berada di atas frekuensi

cut off akan ditahan dan terjadi penurunan gain. Karena frekuensi input yang
dikirim adalah frekuensi suara, maka pada perancangan kali ini frekuensi yang akan
diloloskan oleh LPF sebesar 4000 Hz. Berikut perancangan rangkaian dan
perhitungannya:

Karena nilai R 3980.89 yang tidak terdapat dipasaran, maka digunakan variable
resitor (VR) sebesar 10 K.

Gambar 3.16 Rangkaian Low Pass Filter (LPF)


Sumber: elib.unikom.ac.id

3.2.2 Osilator 500 KHz


Rangkaian osilator ini digunakan untuk membangkitkan sinyal carrier yang
berbentuk sinusoidal dengan frekuensi 500 KHz, yang dibangkitkan oleh IC
pembangkit sinyal sinusoidal dengan tipe EXAR 2206. Berikut adalah gambaran
rangkaian osilator yang dirancang, beserta perhitungannya.

Frekuensi Carrier (fc)= 500 KHz (Perancangan Yang Diinginkan)


Asumsi:
Kapasitor (C) = 10 pf
Maka , untuk mendapatkan nilai R yang diinginkan menggunakan parsamaan:

Karena nilai R 199 K yang tidak terdapat dipasaran, maka digunakan variable
resitor (VR) sebesar 500 K.

Gambar 3.17 Rangkaian Osilator 500 KHz


Sumber: elib.unikom.ac.id

Pada rangkaian osilator, umumnya frekuensi keluaran ditentukan oleh elemen


penentu frekuensi yang biasanya terdiri dari elemen R dan C. Akan tetapi frekuensi
operasi maksimum dari rangkaian osilator yang menggunakan IC mempunyai batas
maksimum yang sudah ditentukan dalam data sheet sehingga penentuan elemen R
dan C harus sesuai dengan dengan ketentuan IC EXAR 2206 ini.

3.2.3 Balance Demodulator


Balance demodulator yang dirancang ini menggunakan IC MC1496.
Penguatan dari seluruh rangkaian balance demodulator ditentukan dari nilai R8
sedangkan R9 menentukan besar arus bias. Rangkaian balance demodulator yang
dirancang adalah sebagai berikut.

Gambar 3.18 Rangkaian Balalance Demodulator


Sumber: elib.unikom.ac.id

Rangkaian balance demodulator memiliki dua masukan sinyal, yaitu sinyal


carrier dan sinyal modulasi. Sinyal carrier menjadi masukan bagi balance
demodulator dan memiliki nilai frekuensi yang sama besar dengan sinyal carrier
yang berada pada sinyal modulasi. Ketika kedua sinyal tersebut dimasukkan ke
dalam rangkaian balance demodulator, maka sinyal carrier tersebut hilang
sehingga sinyal yang keluar dari rangkaian balance demodulator adalah sinyal
informasi yang dikirimkan dari speaker.

3.2.4 Penggeser Fasa 90o


Rangkaian pengeser fasa yang dirancang ini besarnya 90o. Perancangan
rangkaian penggeser fasa ini sama dengan perancangan rangkaian pengeser fasa
yang ada di modulator 4-DPSK (perhatikan Gambar 3.6). Rangkaian penggeser
fasa yang berada di demodulator 4-DPSK ini berfungsi untuk menggeser sinyal
carrier sebesar 90o dengan osilator 500 kHz sebagai referensinya. Sinyal carrier
yang digeser sebesar 90o menjadi masukan untuk salah satu balance demodulator.
Berikut adalah perhitungan untuk penggeser fasa yang dirancang.

Maka, dari nilai resistor di atas yang telah didapat dari perhitungan ditetapkan nilai
Variable Resistor (VR) sebesar 1 K.

Gambar 3.19 Rangkaian Penggesesr Fasa 90


Sumber: elib.unikom.ac.id

3.2.5 Band Pass Filter (BPF)


Perancangan Band Pass filter (BPF) ini dimaksudkan untuk meloloskan
suatu band frekuensi tertentu, sesuai dengan perancangan yang diinginkan. Berikut
adalah perhitungan secara teori beserta gambar perancangan yang akan dibuat.
Persamaan:

Dari perhitungan di atas maka dirancanglah sebuah BPF:

Gambar 3.20 Rangkaian Band Pass Filter


Sumber: elib.unikom.ac.id

3.2.6 Komparator
Pada perancangan sistem modulasi digital ini membutuhkan suatu rangkaian
yang dapat mengubah bentuk sinyal analog menjadi sinyal digital. Untuk itulah
dirancang sebuah komparator agar pada saat percobaan dilakukan pada
demodulator yang dirancang ini, memiliki keluaran digital sesuai dengan
karakteristik modulasi digital. Komparator merupakan rangkaian pengubah sinyal
sinusoidal menjadi sinyal kotak, tegangan yang masuk ke rangkaian komparator
dibandingkan dengan tegangan referensi yang ada di rangkaian komparator
sehingga output sinyal pada rangkaian komparator berbentuk kotak.

3.2.7 DAC (Digital To Analog Converter)


Rangkaian digital to analog converter ini menggunakan IC 0808, dimana IC
ini memiliki 8 input (pin 5-12) dan 1 output (pin 4) yang telah diberitambahan
sebuah penguat amplifier (Op-Amp 741), dan beberapa komponen pendukung lain
seperti R dan C. Prinsip dasar dari rangkaian ini dibentuk karena mengatasi
hambatan besar resistor yang terjadi bila jumlah bit rangkaian bertambah.
Rangkaian ini hanya menggunakan dua nilai resistor. Prinsip dasar rangkaian ini
menggunakan rangkaian penjumlah langsung (Direct summing circuit) yang
dibentuk dengan menggunakan Operasional Amplifier.
rangkaian DAC yang digunakan.

Berikut adalah gambar

Gambar 3.21 Rangkaian DAC


Sumber: elib.unikom.ac.id

Fungsi rangkaian DAC pada perancangan ini ialah megubah data digital yang
keluar dari komparator menjadi bentuk analog, hal ini dimaksudkan agar suara yang
dikirim oleh modulator dapat dikeluarkan di demodulator melalui penguat daya dan
speaker.karena pada perancangan ini sinyal yang akan dikeluarkan berupa suara
yang memilki format sinyal analog.

3.2.8 Demutiplekser
Rangkaian demultiplekser yang digunakan pada perncangan demodulator 4DPSK ini adalah IC TTL 74138, yang mana dapat nengeluarkan 8 bit keluaran.
Pemilihan IC ini sebagai rangkaian demultiplekser dikarenakan untuk input DAC
yang dirancang memilki 8 buah masukan.
3.2.9 Rangkaian Penguat Daya
Rangkaian penguat di bawah ini yang ditunjukkan pada Gambar 3.23,
berfungsi untuk menguatkan daya yang dikirim oleh modulator agar suara yang
telah difilter dan terdapat noise diharapkan dapat terbaca oleh penerima dan

dikeluarkan kembali sebagai suara melalui speaker yang terdapat pada rangkaian
penguat daya itu sendiri. Berikut adalah rangkain penguat daya yang digunakan.

Gambar 3.22 Rangkaian Penguat Daya


Sumber: elib.unikom.ac.id

Untuk perancangan penguat daya disini menggunakan IC LM 358, dengan


rangkaian yang sudah ada dan nilai komponen yang sudah ditetapkan. Jadi pada
pembuatan blok rangkaian penguat daya ini, tidak menggunakan perhitungan
komponen yang digunakan seperti blok-blok rangkaian lain yang telah dirancang
sebelumnya.

BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi terhadap sinyal carier
sehingga sebagian karakteristik dari sinyak pembawa berubah sesuai dengan nilai
sesaat dari sinyal informasi. Demodulasi adalah proses pemisahan dari sinya
termodulasi menjadi sinyal carrier dan sinyal informasi
2. Modulasi digital adalah modulasi yang sinyal informasinya berbentuk digital namun
sinyal pembawanya berbentuk analog. Jenisnya ada tiga yaitu: ASK, FSK, dan PSK.
3. DPSK adalah varian dari skema modulasi 4-QPSK yang ditambahkan differential
encoding ke pengkodean bit sebelum terjadinya
Diferensial berarti bahwa informasi tersebut tidak
melainkan dibawa oleh transisi antara keadaan.
4. Proses perancangan DPSK terdiri dari perancangan:
a. Modulator DPSK, yang terdiri dari rangkaian:

Pre Amplifier

ADC

Multiplekser

Serial to parallel

Delay D-FF

Balance Modulator

Oscillator

Penjumlah linier

Catu daya

multivibrator

Penggeser fasa 90o

b. Demodulator DPSK, terdiri dari rangkaian:

LPF

Oscillator 500 KHz

proses
dilakukan oleh keadaan

modulasi.
mutlak,

Balance demodulator

BPF

Komparator

Digital To Analog Converter

Demultiplekser

Penguat daya

Penggeser fasa 90o

HASIL DISKUSI
PERTANYAAN
1. Apa perbedaan antara BPSK dan QPSK ? (Baskoro Adiguna)
2. Pada modulasi digital, sinyal informasi berupa sinyal digital dan sinyal carrier berupa
sinyal analog. Apakah tidak ada sinyal carrier digital? (Ichwan Maulana)
3. Catu tegangan pada modulasi digital berupa tegangan simetris DC. Apa yang dimaksud
tegangan simetris DC? Bisakah menggunakan tegangan asimetris DC? (Dyah Retno P.)
4. Dalam penjumlahan linier, apakah yang dijumlahkan? Apakah sinyalnya sudah sefasa?
(M. Riza F.)
JAWABAN
1.

a. BPSK
BPSK adalah format yang paling sederhana dari PSK. Menggunakan dua tahap
yang dipisahkan sebesar 180 dan sering juga disebut 2-PSK. Modulasi ini paling
sempurna dari semua bentuk modulasi PSK. Akan tetapi bentuk modulasi ini hanya
mampu memodulasi 1 bit/simbol dan dengan demikian maka modulasi ini tidak cocok
untuk aplikasi data-rate yang tinggi dimana bandwidthnya dibatasi.

b. QPSK
Dikenal sebagai quarternary atau quadriphase PSK atau 4-PSK, QPSK
menggunakan empat titik pada diagram konstilasi, terletak di sekitar suatu lingkaran.
Dengan empat tahap, QPSK dapat mendekode dua bit per simbol. Hal ini berarti dua kali
dari BPSK. Analisa menunjukkan bahwa ini mungkin digunakan untuk menggandakan
data rate jika dibandingkan dengan sistem BPSK. Walaupun QPSK dapat dipandang
sebagai sebagai suatu modulasi quaternary, lebih mudah untuk melihatnya sebagai dua
quadrature carriers yang termodulasi tersendiri.

2.

Tidak ada pembawa sinyal digital karena pentransmisian sinyal digital dapat dilakukan
tanpa sinyal pembawa. Untuk pentransmisian jarak jauh, sinyal digital ditumpangkan
pada gelombang elektromagnetik yang merupakan sinyal analog.

3.

Catu tegangan DC simetris adalah DC murni, jadi bukan merupakan DC step. Jika
menggunakan catu daya DC asimetris maka akan merusak sistem dimana sinyal
keluarannya tidak stabil.

4.

Rangkaian penjumlahan linier adalah rangkaian penjumlahan atau summing pada kedua
output dari Balanced Modulator yang sinyalnya telah termodulasi dan terjadi penguatan
sehingga keluaran dari kedua Balanced Modulator menjadi satu sinyal yaitu sinyal 4DPSK. Oscillator berfungsi untuk membangkitkan frekuensi sinyal pembawa yang
berfungsi sebagai sinyal pembawa yang di jadikan sebagai inputan untuk Balance
Modulator, namun untuk mendapatkan sinyal keluaran 4-DPSK maka salah satu dari
Balanced Modulator digeser fasanya 90o dengan menggunakanpenggeser fasa agar sinyal
4-DPSK terbentuk, keluaran dari output kedua Balanced Modulator dijumlahkan
menggunakan rangkaian penjumlah linier dan dikuatkan sehingga terbentuklah sinyal
output 4-DPSK. Sinyal yang dijumlahkan sudah sefasa.

DAFTAR PUSTAKA

2008. Modulasi Digital (online)


http://backt.blogspot.com/2008/05/modulasi-digital.html diakses tanggal 28 Mei 2011
2008. Adc Analog to Digital Converter (online)
http://bobbyfiles.wordpress.com/2008/11/23/adc-analog-to-digital-converter/diakses
tanggal 10 Juni 2011
2009. http://happytechno.files.wordpress.com diakses tanggal 28 Mei 2011
2010. http://www.elib.unikom.ac.id diakses tanggal 27 Mei 2011
2010. http://iitg.vlab.co.in diakses tanggal 27 Mei 2011
2010. http://www .digilib.its.ac.id diakses tanggal 28 Mei 2011
Purwita dkk. 2009. Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital FSK , BPSK Dan
QPSK Dengan Menggunakan Software. Kampus ITS:Surabaya diakses tanggal 28 Mei 2011

Anda mungkin juga menyukai