Anda di halaman 1dari 22

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam bidang motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan
kemandirian. Bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola teratur, dapat diramalkan, sebagai proses
pematangan.
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah sel, jaringan yang menambah
volume, besar, dan panjang yang merupakan manifestasi pertumbuhan berat badan
dan pertambahan tinggi badan.
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Internal:
Ras
Keluarga
Umur
Jenis kelamin
Genetik
Kelainan kromosom
Eksternal
Prenatal:
Gizi
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada
waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi lahir mati,

menyebabkan cacat bawaan, hambatan pertumbuhan otak, anemia


pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudahterkena infeksi, abortus,
dan sebagainya.
Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin dalam uterus
dapat kelainan bawaan, talipes, dislokasi panggul, ortikolis
kongenital, palsi fasialis atau kranio tabes.
Toksin
Zat-zat kimia yg dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi
yaitu obat anti kanker, rokok, alkohol beserta logam berat lainnya.
Endokrin
Hormon-hormon yang berperan dalam pertumbuhan janin yaitu
somatotropin, tiroid, insulin, hormon plasenta, peptida-peptida
yang mirip insulin, bila mengalami defisiensi dapat menyebabkan
terjadi gangguan pada pertumbuhan susunan saraf pusat sehingga
terjadi retardasi mental, cacat bawaan.
Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat
menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau
cacat bawaan.
Infeksi
Setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi
intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH
(toxoplasma, rubela, sitomegalovirus, herpes). Sedang infeksi lain
dapat menyebabkan penyakit pada janin yaitu varisela (cacar air),
malaria, polio, influenza.
Kelainan imunologi
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus,
hidropus fetalis, kern ikterus atau lahir mati.
Anoreksi embrio
Menurunnya oksigenisasi janin melalui gangguan pada plasenta
atau tali pusat, menyebabkan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah).
Psikologi ibu

Stress yang dialami ibu hamil pada waktu hamil dapat


mempengaruhi tumbuh kembang janin yaitu cacat bawaan,
kelainan jiwa.
Persalinan
Pasca persalinan
Gizi
Penyakit kronis
Lingkungan fisik/kimia
Endokrin
Sosial ekonomi
Lingkngan pengasuhan
Stimulasi
Obat-obatan
Psikologi lingkungan sekitar
2.3 Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan
kontinu
ada masa cepat/lambat
sama untuk semua anak, kecepatan beda
berhubungan dengan maturasi sistem susunan saraf
respon indvidu khas
sefalokaudal
2.4 Kebutuhan-Kebutuhan Dasar
FISIS-BIOLOGIS: nutrisi, immunisasi, kebersihan badan dan

lingkungan, pengobatan, olahraga, bermain.


KASIH SAYANG: menciptakan rasa aman

dan nyaman,

dilindungi, diperhatikan (minat, keinginan, pendapat), diberi


contoh (bukan dipaksa), dibantu, didorong, dihargai, penuh

kegembiraan, koreksi (bukan ancaman / hukuman) pola asuh

demokratik.
STIMULASI: merangsang fungsi sensorik, motorik, emosi-sosial,
bicara, kognitif, mandiri, kreativitas, kepemimpinan, moral.

Stimulasi (rangsangan bermain)

Tujuan: merangsang semua fungsi dan kemampuan anak agar


berkembang optimal

Yang dirangsang: sensorik, motorik, kognitif, komunikasi-bahasa,


sosio-emosional, kemandirian.

Cara: rangsang suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi,


bermain, memecahkan masalah, mencoret, menggambar.

Kapan: setiap kali interaksi dengan anak memandikan, ganti baju,


di jalan, bermain, di dalam mobil, nonton TV, sebelum tidur dll.

Manfaat stimulasi (rangsangan bermain) bagi perkembangan anak.

Bisa dirangsang sejak dalam kandungan 6 bulan.

Merangsang hubungan antar sel-sel otak (sinaps). (milyaran sel


otak dibentuk sejak hamil 6 bulan belum ada hubungan antar sel
otak)

Bila ada rangsangan terbentuk hubungan

Sering di rangsang makin kuat sinaps

Stimulasi bervariasi sinaps makin kompleks/luas merangsang


otak kiri dan kanan multipel inteligen

kecerdasan lebih luas dan tinggi

Stimulasi (rangsang bermain) pada umur 0 3 bulan

ciptakan rasa nyaman, aman, senang


peluk, cium, gusel, ayun

senyum, tatap mata, ajak bicara


tirukan ocehan dan mimik bayi
berbagai bunyi, suara, musik
gantung benda berwarna, berbunyi
meraih, meraba, pegang mainan, angkat kepala
gulingkan kanan-kiri, tengkurap-telentang

Stimulasi pada umur 3 6 bulan

peluk, cium, pandang mata, senyum, bicara


mencari sumber suara
bermain cilukba, melihat wajah di cermin
memeluk, mengayun
melihat, meraih, menendang mainan
mengamati benda kecil, benda bergerak
mengambil benda kecil
memegang dengan 2 tangan, makan sendiri
berguling-guling, duduk

Stimulasi pada umur 6 9 bulan

peluk, senyum, bicara, panggil namanya


bersalaman, tepuk tangan, melambai ke orang lain
panggil : mama, papa
cilukba, melihat cermin
tunjuk dan sebutkan nama gambar
bacakan dongeng
pegang mainan dengan 2 tangan
masukan benda kecil ke dalam wadah
sembunyikan dan cari mainan
mainan yang mengapung di air
mencoret-coret, memukul-mukul
duduk, merangkak, berdiri berpegangan

Stimulasi pada umur 15 -18 bulan

berjalan mundur, jinjit, naik tangga

tangkap dan lempar bola

balok, puzzle, menggambar

bermain air, meniup, menendang bola

bercerita tentang gambar di buku

menyebutkan nama benda, menyanyi

main telpon-telponan, menyatakan keinginan

bermain dengan teman sebaya, petak umpet

merapikan mainan, membuka baju

makan bersama

merangkai manik besar

Stimulasi pada umur 18 - 24 bulan


bicara, bertanya, bercerita, bernyanyi,
tanya jawab, main telpon-telponan
perintah sederhana, membantu pekerjaan
nonton tv sambil dijelaskan
melepas baju, rapikan mainan
makan bersama dengan sendok garpu
balok, puzzle, menggambar, membentuk lilin
buat rumah-rumahan, petak umpet
berjalan, berlari, melompat
berdiri satu kaki, naik turun tangga
melempar, menangkap, menendang bola
Stimulasi pada umur 24 - 36 bulan
sebutkan nama benda, sifat, guna benda
bacakan cerita, tanya jawab
anak diminta bercerita pengalaman
menonton tv didampingi, menyanyi
10

cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan


makan dengan sendok garpu
puzzle, balok, menggambar, menempel
mengelompokkan benda sejenis
mencocokan gambar dan benda
menghitung
melempar, menangkap,
berlari, melompat, memanjat, merayap
Stimulasi pada umur 36 - 48 bulan

sebutkan nama benda, sifat, guna benda

bacakan cerita, tanya jawab, bercerita

menonton tv didampingi, menyanyi

cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan

makan dengan sendok garpu, masak-masakan

menggunting, menempel, menjahit

puzzle, balok, menggambar, mewarna, menulis

mengelompokkan benda sejenis

mencocokan gambar dan benda

menghitung, mengenal angka, huruf

melempar, menangkap, berlari, melompat

memanjat, merayap, main sepeda roda 3

11

main lalu lintas, ular naga dengan teman

Stimulasi pada umur 48 - 60 bulan

sebutkan nama benda, sifat, guna benda

bacakan buku, tanya jawab, bercerita

menonton tv didampingi, menyanyi

cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan

makan dengan sendok garpu, masak-masakan

menggunting, menempel, menjahit

puzzle, balok, menggambar, mewarna, menulis

mengelompokkan dan mencocokkan benda

mengingat, menghafal, menerti aturan

membandingkan besar kecil, banyak sedikit

menghitung, konsep satu dan setengah

mengenal angka, huruf, simbol, musim

melempar, menangkap, berlari, melompat

memanjat, merayap, sepeda roda 3, ayunan

bermain, makan dengan teman

Stimulasi pada umur 60 - 72 bulan

mengenal nama, fungsi benda-benda

bacakan buku, tanya jawab, bercerita

menonton tv didampingi, menyanyi

cuci tangan, cebok, berpakaian, rapikan mainan


12

makan dengan sendok garpu, masak-masakan

menggunting, menempel, menjahit,

puzzle, balok, menggambar, mewarna, menulis nama

mengingat, menghafal, mengerti aturan, urutan

membandingkan besar kecil, banyak sedikit

menghitung, konsep satu dan setengah

mengenal angka, huruf, simbol, jam, hari, tanggal

melempar, menangkap, berlari, melompat

memanjat, merayap, sepeda roda 3, ayunan

berjualan, bertukang, mengukur

mengenal uang, rambu lalu lintas

2.5 Penilaian Pertumbuhan


Penilaian terhadap pertumbuhan yang dapat digunakan untuk mendeteksi
tumbuh kembang yaitu:
1. Pengukuran antropometrik

Pengukuran berat badan


Merupakan bagian dari antropometrik yang digunakan untuk
menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang
ada pada tubuh. Misal : tulang, otot, lemak dan cairan
Sehingga diketahui status gizi atau tumbuh kembang anak.
Berat badan juga digunakan untuk sebagai dasar perhitungan
dosis

dan

makanan

yang

diperlukan

dalam

tindakan

pengobatan.

Tinggi badan (panjang badan)


Untuk mengetahui status gizi atau tumbuh kembang anak
13

Lingkar kepala
Penilaian lingkar kepala dapat digunakan untuk menilai
pertumbuhan otak. Bila pertumbuhan otak kecil (mikrosefali)
menunjukan bahwa indikasi adanya retardasi mental. Bila
otaknya besar (volume kepala meningkat) terjadi penyumbatan
pada aliran cairan serebrospinalis.

Lingkar lengan atas


Penilaian ini bertujuan untuk menilai jaringan lemak dan otot

2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan lab
4. Pemeriksaan radiologi
2.6 Tahap Perkembangan
Prenatal
Bayi: 0-11 bulan
Neonatal (lahir-28 hari)

Neonatal dini: 0-7 hari

Neonatal lanjut: 8-28 hari

Pasca neonatal (29 hari-11 bulan)


Balita: 12-59 bulan
Prasekolah: 60-72 bulan
Sigmund Freud, 1930 (Perkembangan Psikoseksual)

Oral

: 0 1 th

Anal

: 1 3 th

14

Phallic

: 3 6 th

Latency

: 6 12 th

Genital

: > 12 th

Erick H. Erikson, 1963 (Perkembangan Psikososial) :


o

Percaya vs tidak percaya

: 0 1 th

Otonomi vs rasa malu dan ragu

: 1 3 th

Inisiatif vs rasa bersalah

: 3 6 th

Industri vs inferioritas

: 6 12 th

Identitas vs difusi peran

: 12 18 th

Intimasi vs isolasi

: 18 40 th

Kebangkitan vs kemacetan

: 40 64 th

Integritas vs putus asa

: >65 th

Jean Piageat, 1969 (Perkembangan Kognitif)


Tahap I

: Sensor motorik (lahir 2 th)

Tahap II

: pre operasional (2 7 th)

Tahap III

: operasional konkret (7 11 th)

Tahap IV

: formal operasional (11 th dewasa)

Proses Merangkak
Menggerakan kepala
Mengangkat kepala
Menahan kepala

15

Menopang badan dengan kedua lengan saat tengkurap


Tengkurap
Tengkurap dengan keseimbnagan
Bergerak melata
Merangkak tanpa koordinasi
Bangkit untuk duduk dari posisi tengkurap
Merangkak dengan stabil
Proses Duduk
Kepala menghadap ke samping kanan kiri seimbang
Kedua kaki menendang
Terlentang dapat menahan kepala
Posisi duduk dapat mempertahankan kepala tegak
Bila anak diangkat kepala tidak terkulai kebelakang
Dengan posisi terlentang, apabila ditarik dapat mengangkat kepala
Kepala tegak bila diposisikan duduk
Aktif membalik badan
Duduk sendiri
Dapat bangun dari posisi terlentang untuk duduk
Proses Memegang
Telapak mengepal
Kepalan terbuka
16

Mencoba menggerakkan tangan


Meraih mainan
Memegang mainan dan menjatuhkan
Membernturkan kubus
Memegang benda kecil dengan telunjuk
Proses Bicara
Menangis
Menghisap kuat
Mengeluarkan bunyi a,cha,e,che
Bersuara spontan
Mengeluarkan suara rangkaian suku kata dadada, gagaga
Mengoceh
Mengulang suku kata depan
Berdialog
Melafal suku kata
Mengutarakan permintaan
Proses Sosialisasi
Nyaman saat digendong
Menatap wajah seseorang sejenak
Memablas senyuman
Mengenal orang terdekat
17

Menampakkan reaksi gembira ciluk ba


Menunjukkan rasa canggung/takut ke orang asing
Menyerahkan benda bila diminta dg gerakan/perkataan

2.7 Kartu Menuju Sehat


Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah kartu yang memuat
data pertumbuhan anak, yang dicatat setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5
tahun (Depkes Jawa Timur, 2008).
KMS yaitu kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator
perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang
balita setiap bulannya dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun (dapat diartikan
sebagai rapor kesehatan dan gizi) (Nursalam, 2008).
Tujuan penggunaan KMS:
1. Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua untuk memantau tingkat
pertumbuhan dan tingkat perkembangan yang optimal.
2. Sebagai alat bantu untuk memantau dan menentukan tindakan yang
diperlukan untuk mewujudkan tumbuh kembang yang optimal.
3. Mengatasi malnutrisi di masyarakat secara efektif dengan peningkatan
pertumbuhan yang memadai (promotive) (Nursalam, 2008).
Manfaat / fungsi KMS:
1. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita
secara lengkap, meliputi: pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vit A, ASI eksklusif,
dan makanan pendamping ASI.

18

2. Sebagai media penyuluhan bagi orang tua mengenai kesehatan balita.


3. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita.
4. Sebagai kartu analisis tumbuh kembang balita (Nursalam, 2008).
Penyuluhan balita yang mengacu pada KMS:
1. Jadwal pemberian imunisasi dan manfaatnya.
2. Cara membina pertumbuhan anak yang baik.
3. Pemberian ASI eksklusif ( 0-6 bulan ).
4. Pemberian makanan pendamping ASI untuk bayi diatas 6 bulan sampai 2
tahun.
5. Merawat kesehatan gigi dan mulut.
6. Gizi dan pemberian vitamin A untuk balita.
7. Perkembangan anak dan latihan yang perlu diberikan sesuai dengan usia
anak.
8. Pertolongan pertama pada anak diare (Depkes Jawa Timur, 2008).

Isi dari KMS antara lain:


1. Tentang pertumbuhan
2. Perkembangan anak/balita
3. Imunisasi

19

4. Penanggulangan diare
5. Pemberian kapsul vitamin A dan kondisi kesehatan anak
6. Pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI
7. Pemberian makanan anak/Balita dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.
8. Berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita
tentang kesehatan anaknya (Depkes RI, 2000).
Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil
penimbangan dicatat di KMS, dan antara titik berat badan KMS dari hasil
penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan
sebuah garis. Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik
pertumbuhan anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik,
mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya. Grafik pertumbuhan dalam
KMS terdiri dari garis merah, pita warna kuning, hijau tua dan hijau muda
(Depkes RI, 2000).
a) Balita naik berat badannya bila:
Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna, atau
Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna diatasnya.
b) Balita tidak naik berat badannya bila:
Garis pertumbuhannya turun, atau
Garis pertumbuhannya mendatar, atau
Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna
dibawahnya
c) Berat badan balita dibawah garis merah artinya pertumbuhan balita
mengalami gangguan pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga
harus langsung dirujuk ke Puskesmas/Rumah Sakit.
d) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita
mengalami gangguan pertumbuhan, sehingga harus langsung dirujuk ke
Puskesmas/Rumah Sakit.
e) Balita tumbuh baik bila: Garis berat badan anak naik setiap bulannya.

20

f) Balita sehat, jika: Berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita
warna atau pindah ke pita warna diatasnya.
2.8 Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Hitung umur anak (tanggal, bulan, tahun).

Lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.

Buka kuesioner sesuai umurnya: 3, 6, 9, 12 bln, dst.

kuesioner yang lebih muda dari umurnya (kalau datang umur 4


atau 5 bulan gunakan kuesioner umur 3 bulan dulu).

Jelaskan tujuan KPSP pada orangtua. Mampu menjelaskan kepada


orangtua supaya orang tua jangan ragu-ragu atau takut disalahkan.

Tanyakan isi KPSP sesuai urutan yang suadah disesuaikan dengan usia
balita atau melaksanakan perintah sesuai KPSP.

Interpretasi (penafsiran) KPSP :


Ya, bila orang tua menjawab : anak bisa melakukan atau pernah atau
sering atau kadang-kadang.
Tidak, bila anak belum pernah / tidak pernah / ibu tidak tahu.
Bila Ya berjumlah 9-10, berarti perkembangan anak sesuai tahap
perkembangannya (S).
Bila Ya berjumlah 7-8, berarti meragukan (M).
Bila Ya sama atau kurang dari 6, kemungkinan ada penyimpangan
(P) rinci jawaban tidak pada aspek perkembangan mana.
Bila jawaban KPSP : Ya 9 10
Artinya : perkembangan anak sesuai dengan umurnya (S)

beri pujian pada ibu

21

teruskan pola asuh

teruskan stimulasi sesuai tahap perkembangan berikutnya

Ikutkan anak di Posyandu, BKB, PADU

Bila jawaban KPSP : Ya 7 8


Artinya : perkembangan anak meragukan (M)

Beri dukungan ibu

Ajarkan ibu cara stimulasi sesuai kelompok umur

Cari kemungkinan penyakit yang menyebabkan

penyimpangan

perkembangan

Ulangi setelah 2 minggu kemudian dengan KPSP sesuai umur anak

Jika hasil KPSP ulangan Ya tetap 7 - 8, maka kemungkinan ada


penyimpangan (P) rujuk ke RS terdekat.
Bila jawaban KPSP Ya : 6 atau kurang
Kemungkinan ada penyimpangan perkembangan (P)

Segera rujuk ke Rumah Sakit

Tulis jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (misal gerak


kasar, halus, bicara & bahasa, sosial dan kemandirian)

2.9 Denver Development Screening Test (DDST)


DDST merupakan salah satu metode skrining terhadap kemungkinan adanya
penyimpangan dari perkembangan anak.
Menentukan Umur Anak:
Umur anak ditetapkan terlebih dahulu
Patokan : 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun
Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama
dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas

22

Jika usia anak < 2th usia dihit ssi usia kronologis batas usia (37 mgg)
Ex : tgl periksa 04- 04-2012, tgl lahir 20-10-2010
05-04-2012
20-10-2010
15-05-1 usia balita : 1 tahun, 6 bulan
Interpretasi skor DDST II:
LanjutButir secara keseluruhan dilewati pada sebelah kanan dari garis usia
(dilewati oleh kurang dari 25% anak pada usia yang lebih tua daripada usia
anak).
OKButir yang dilewati, gagal, atau menolak bersilangan dengan garis usia
pada atau diantara persentil ke-75.
PeringatanButir yang gagal atau ditolak bersilangan dengan garis usia pada
atau diantara persentil ke-75 dan ke 90.
TerlambatButir secara keseluruhan gagal, dilewati pada sebelah kiri garis
usia juga dapat dianggap, terlambat, karena alasan menolak mungkin akibat
ketidakmampuan melakukan tugas.
Interpretasi Uji:
Normaltidak ada keterlambatan dan maksimal hanya ada satu peringatan.
DicurigaiSatu atau lebih keterlambatan dan/atau dua atau lebih peringatan.
Tidak dapat diujiMenolak satu atau lebih butir seluruhnya pada sebelah kiri
garis usia atau lebih dari satu butir yang bersilangan dengan garis usia pada
area 75% sampai 90%.
Penilaian DDST ini menilai perkembangan anak dalam 4 faktor diantaranya
penilaian terhadap personal social motorik halus, bahasa, dan motorik kasar
dengan persyaratan tes sebagai berikut :
a. Personal social (Kepribadian/tingkah laku)
Berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (seperti makan,
membereskan mainan), bersosialisasi dan beinteraksi dengan lingkungan,
dan sebagainya.
b. Fine motor adaptive (Motorik halus)

23

Berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang


melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot
kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati
sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
c. Language (Bahasa)
Berhubungan dengan kemampuan memberikan respon terhadap suara,
bicara, berkomunikasi mengikuti perintah, dan sebagainya.
d. Gross motor (Motorik kasar)
Berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap
tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri.
Alat-alat yang dibutuhkan yaitu:
1. Lembar formulir DDST II
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur <6 th, berisi 25
gugus tugas.
2. Alat bantu atau peraga seperti benang wol merah, manic-manik, kubus
berwarna merah, kuning, hijau dan biri, permainan bola kecil, serta bola
tenis kertas dan pensil.
Adapun cara pengukuran DDST adalah sebagai berikut:
1. Tentukan usia anak pada saat pemeriksaan.
2. Tarik garis pada lembar DDST-II dengan usia yang telah ditentukan.
3. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis
yang ada mulai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal
social.
4. Tentukan hasil penilaian apakah normal, meragukan, atau abnormal,
sesuai dengan form DDST-II.
Prosedur DDST
a.

Lulus (pass)

24

1. Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik.


2. Ibu atau pengasuh memberi laporan (R) tepat atau dapat dipercaya bahwa
anak dapat melakukan dengan baik.
b.

Gagal (failed)
1. Apabila anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik.
2. Ibu atau pengasuh memberi laporan bahwa anak tidak dapat melakukan
tugas dengan baik.

c.

Tidak ada kesempatan (no opportunity)


Apabila anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena
ada hambatan, seperti retardasi mental dan down syndrome.

d.

Menolak (refusal).
Anak menolak untuk melakukan uji coba biasanya disebabkan karena faktor
sesaat seperti lelah, menangis, sakit, mengantuk, dll.
Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa

yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman ,hasil tes diklasifikasi sbb :

Abnormal
Meragukan
Tdk dpt dites
Normal

Hasil Penilaian DDST


Abnormal

Bila didapatkan pada 2 sektor atau lebih terdapat 2 atau lebih

keterlambatan.
Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan
PLUS 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan
garis vertikal usia.

Meragukan (Questionable)

Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih


Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang perpotongan dengan garis
vertikal usia.
25

Tidak dapat dites (Untestable)

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi


abnormal atau meragukan.

Normal

Semua yang tidak tercatum dalam kriteria tersebut diatas.

26

Anda mungkin juga menyukai