A. LANDASAN TEORI
Setiap anak pasti akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai
dengan pertambahan usia. Adapun yang dimaksud dengan tumbuh
dankembang adalah :
Tumbuh : Bertambahnya ukuran fisik, seperti peningkatan berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala, maupun lingkar lengan (berkaitan
dengan kuantitas)
Kembang : Bertambahnya skill atau kemampuan (kualitas)
PERTUMBUHAN
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah :
1. Internal : Genetik (ayah, ibu, nenek, kakek) dan proses selama kehamilan
(nutrisi, penyakit, obat)
2. Eksternal : Nutrisi, penyakit, polusi, aktivitas fisik dan lingkungan
Tolak ukur yang digunakan untuk menilai pertumbuhan antara lain :
1. Berat Badan
Berat badan normal bayi baru lahir adalah 2500 – 4000 gram. Rumus
untuk menentukan berat badan adalah :
Umur Berat (kg)
Baru lahir 2,5 – 4
3 – 12 bulan Umur (bln) + 9/2
1 – 6 tahun Umur (thn) x 2 + 8
6 – 12 tahun Umur (thn) x 7 – 5/2
2. Tinggi Badan
1
Umur Tinggi (Cm)
Baru lahir 50 cm
1 tahun 75 cm
2 – 12 tahun Umur (thn) x 6 + 7
3. Lingkar Kepala
Berhubungan dengan volume perkembangan anak. Ukuran normal pada
bayi baru lahir adalah 33-35 cm. Lingkar kepala lebih besar dari normal
disebut makrosefali, sedangkan lingkar kepala lebih kecil dari normal
disebut mikrosefali.
PERKEMBANGAN
Hal-hal yang dinilai pada perkembangan adalah :
1) Motorik kasar : berupa gerakan dasar (gerakan yang dapat dilihat), tidak
ada hubungan dengan kepandaian
Contoh : duduk, berdiri, lari, berbalik, merangkak, berjalan
2) Motorik halus : berkaitan dengan penglihatan, menyangkut ketrampilan
Contoh : gerakan tangan, mengerlingkan mata, menjepit
3) Kognitif : kemampuan menghitung, berfikir, kecerdasan
4) Sosial : bergaul, kemandirian, kerjasama, dan kepemimpinan
5) Komunikasi / bahasa
2
6) Krativitas
7) Moral spiritual
3
alat bantu dengar dan terapi wicara, serta tidak diberi kesempatan
mengembangkan sistem komunikasi non verbal oleh dirinya sendiri sebelum
usia 3 tahun, maka kesempatan untuk mengajarinya agar mampu berbicara
yang dapat dimengerti, jelas dan terang telah hilang
Penyebab kelainan berbahasa bermacam-macam yang melibatkan berbagai
faktor yang dapat saling mempengaruhi, antara lain kemampuan lingkungan,
pendengaran, kognitif, fungsi, saraf, emosi psikologis dan lain sebagainya.
Seorang anak mungkin kehilangan pendengaran sensoneural dari sedang
sampai berat. Sedangkan yang lain mungkin kehilangan pendengaran
konduksi berulang, sehingga kemampuan bicara keseluruhannya menurun.
Demikian pula suatu gangguan bicara (disfasia) dapat terjadi tanpa adanya
cedera otak atau keadaan lainnya.
Perkembangan bahasa yang lambat dapat bersifat familial. Oleh karena itu
harus dicari dalam keluarganya apakah ada yang mengalami keterlambatan
bicara juga. Disamping itu kelainan bicara juga lebih banyak pada anak laki-
laki daripada perempuan. Hal ini karena pada perempuan, maturasi dan
perkembangan fungsi verbal hemisfer kiri lebih baik. Sedangkan pada laki-
laki perkembangan hemisfer kanan yang lebih baik, yaitu untuk tugas yang
abstrak dan memerlukan keterampilan
1. Lingkungan sosial anak
Interaksi antar personal merupakan dasar dari semua komunikasi dan
perkembangan bahasa. Lingkungan yang tidak mendukung akan
menyebabkan gangguan bicara dan bahasa pada anak
2. Sistem masukan / input
Adalah sistem pendengaran, penglihatan dan integritas taktil-kinestetik
dari anak. Pendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan
bicara. Anak dengan otitis media kronis dengan penurunan daya
pendengaran akan mengalami keterlambatan kemampuan menerima
4
ataupun mengungkapkan bahasa. Gangguan bicara juga terdapat pada tuli
oleh karea kelainan genetik dan metabolik
3. Sistem pusat bicara dan bahasa
Kelaian susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman, interpretasi,
formulasi dan perencanaan bahasa, juga pada aktivitas dan kemampuan
intelektual dari anak.
Gangguan komunikasi biasaya merupakan bagian dari retardasi mental,
misalnya pada Sindrom Down
4. Sistem produksi
Sisem produksi suara seperti laring, faring, hidung, struktur mulu, dan
mekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas
untuk berbicara, bunyi laring, pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara
melalui aliran udara lewat laring, faring dan rongga mulut
Umur 1-4 bulan : bersuara, memperhatikan sumber suara yang
dikenalnya, tertawa
Umur 6-10 bulan : berteriak, mengucapkan kata dengan suku kata
yang sama seperti mama, dada
Umur 1 tahun : menyebut nama gambar, anggota tubuh
Umur 2 tahun : berbicara dengan subyek, predikat, obyek
Umur 3 tahun : berbicara lengkap, dapat menjawab pertanyaan
Umur 4 tahun : bicara lancar, sudah mulai bertanya kenapa
DDST adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostic atau tes IQ
Untuk tes deteksi dini bila ditemukan kelainan akan ada tatalaksana
pemeriksaan lanjut
5
Aspek Perkembangan Yang Dinilai
Personal sosial (prilaku social) : aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya
Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus) : aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan
yang melibakan bagian-bagian tubuh tertenu dan dilakukan otot-otot kecil,
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat
Language (bahasa) : kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara
mengikuti perintah dan berbicara spontan
Gross Motor (gerakan motorik kasar) : aspek yang berhubungan dengan
pergerakan dan sikap tubuh
6
ASUHAN PADA ANAK “T”
DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN BAHASA DAN PENDENGARAN
DI POLI TUMBUH KEMBANG RSUD MATARAM
I. PENGKAJIAN
Identitas
Nama : Thoriq Aulia Hawari
Umur : 2 tahun 4 bulan
Tgl lahir : 19 September 2003
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke : 3 dari tiga bersaudara
Nama ibu : Zubair
Umur : 35 tahun
Suku : Samawa
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Sumbawa (Alas)
Nama ayah : Iswantari
Umur : 35 tahun
Suku : Samawa
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Alas, Sumbawa
Anamnesa : Dilakukan pada hari Kamis, tanggal 19-01-2006
pukul 09.30 wita
7
A. Data Subyektif
Keluhan utama : anak tidak bisa bicara dan tidak bisa mendengar
Masa antenatal :
ANC : sering di Puskesmas dan Rumah Sakit
Imunisasi TT : 2 x lengkap
Tanda bahaya / penyakit : tidak ada
Penyakit yang menyertai kehamilan : ibu pernah sakit panas 2
minggu dan terdapat benjolan di telinganya dan hilang dengan
sendirinya
Masa Natal
Usia kehamilan saat persalinan : 8 bulan 2 minggu
Cara persalinan : partus spontan pervaginaan
Berat badan lahir : 2500 gram
Masa post natal
Anak lahir cukup bulan dengan berat badan lahir 2500 gram
Sejak lahir anak diberi ASI hingga usia 6 bulan, dan setelah 6
bulan diberi PASI
Riwayat penyakit / kesehatan anak
Anak tidak pernah mengalami penyakit berat. Saudaranya
(kakaknya) bisa bicara pada umur 3 tahun.
Pola asuh
Anak diasuh oleh kedua orang tuanya sejak lahir sampai sekarang
Kebersihan
Mandi 2 x sehari
Kulit : bersih
Rambut : berwarna hitam dan rata
Telinga : simetris
8
Pola eliminasi
BAB : 1 x sehari
BAK : 3 x sehari
Pemberian imuniasai
Anak sudah mendapat imunisasi lengkap (HB 1, 2, 3. BCG. DPT
1, 2, 3, Polio 1, 2, 3, 4 dan campak)
Pemberian Nutrisi
Anak makan nasi, serta lauk, pauk dan air dan buah serta menu
yang beragam
B. Data Obyektif
C. Keadaan umum : Baik
D. Kesadaran : Composmetis
E. Emosi : stabil
- Pemeriksaan fisik
F. BB : 10 kg
G. TB : 90 cm
H. Lika : 46 cm
- Kepala dan leher
I. Kepala bersih tidak ada luka
- Wajah : simetris
- Leher : sejajar dengan mata
- Ekstermitas : gerakan aktif
Perkembangan dan kesehatan sekarang
Personal sosial
Anak tidak takut apabila didekati
Anak membantu orang tua di rumah dan tersenyum pabila
kita ajak tersenyum
Anak bisa memakan dan melepaskan baju sendiri
9
Anak mau diajak untuk bermain
Motorik kasar
Anak bisa berjalan, berlari dan duduk
Anak bisa bangkit dari duduk dengan kepala tegak
Anak bisa berjalan mundur
Motorik halus
Anak mau meraih suatu benda
Anak mau mencoret-coret dan membuat garis tegak
Bahasa
Anak tidak bisa berteriak
Anak tidak bisa mengoceh dan berbicara
Anak tidak bisa menyebut gambar dan anggota tubuhnya
Anak bisa menyebut mama
Anak tidak bisa meniru suara
Anak tidak menoleh kearah suara (kericikan)
Keadaan umum anak
Pemeriksaan fisik :
Berat badan : 10 kg
Panjang badan : 90 cm
Lingkar kepala : 46 cm
I.
II. IDENTIFIKASI MASALAH DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN
Diagnosa
Anak dengan gangguan pada perkembangan bahasa, pendengaran dan
keterlambatan pertumbuhan.
Dasar
Anak tidak bisa berteriak, mengoceh dan bersuara
Anak tidak bisa menyebut gambar dan anggota tubuhnya
Anak tidak bisa meniru suara
10
Anak tidak menoleh kearah suara (kericikan)
Anak cuma bisa tersenyum, apabila diajak bicara
Berat badan anak 10 kg
Kebutuhan
Anak terus dirangsang untuk berbicara dan diberikan nutrisi dan gizi
yang baik untuk menunjang pertambahan berat badannya.
11
V. IMPLEMENTASI
Hasil test DDST, hasilnya anak terganggu pada bahasanya dan tidak
bisa mendengar suara
Personal sosial
Anak tidak takut apabila didekati
Anak membantu orang tua di rumah dan tersenyum pabila kita ajak
tersenyum
Anak bisa memakan dan melepaskan baju sendiri
Anak mau diajak untuk bermain
Motorik kasar
Anak bisa berjalan, berlari dan duduk
Anak bisa bangkit dari duduk dengan kepala tegak
Anak bisa berjalan mundur
Motorik halus
Anak mau meraih suatu benda
Anak mau mencoret-coret dan membuat garis tegak
Bahasa
Anak tidak bisa berteriak
Anak tidak bisa mengoceh dan berbicara
Anak tidak bisa menyebut gambar dan anggota tubuhnya
Anak bisa menyebut mama
Anak tidak bisa meniru suara
Anak tidak menoleh kearah suara (kericikan)
Memberi stumulasi dengan mengajak berbicara di depannya sambil
menunjukkan benda
Menyarankan agar anaknya rajin dibawa ke Poli Tumbang
Memberikan penyuluhan tentang nutrisi dan gizi pada anak untuk
meningkatkan nafsu makannya sehingga pertumbuhannya dapat
optimal. Makanan yang diberikan misalnya nasi, ikan, daging, telur,
12
sayur-sayuran, buah-buahan, dan susu. Jika perlu anak diberikan
multivitamin untuk merangsang nafsu makannya.
VI. EVALUASI
Dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 19 Januari 2006 pukul 09.30 wita
Ibu mengerti dengan hasil dari DDST
Ibu akan rajin membawa anaknya ke Poli Tumbang
Anak aktif, cuma terjadi gangguan pada bahasa dan pendengaran
Anak dirujuk ke Surabaya untuk pemeriksaan THT
13
ASUHAN PADA ANAK “T” DI POLI TUMBANG DENGAN
DIAGNOSA GANGGUAN BAHASA DAN PENDENGARAN
DI RSUD MATARAM
Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
1. ERNA ASTORIA
2. JOHARENI
3. NI WAYAN SRI WIDYANTARI
4. SANTI ARYANI
14
5. YULI KURNIATI
15