Oleh:
MAYA RUSLINA Y. D.
(0906489901)
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2012
LEMBAR PENGESAHAN
PT INDO ACIDATAMA Tbk.
Disusun oleh:
Maya Ruslina Yanita D.
(0906489901)
Menyetujui,
Pembimbing Lapangan
UNIVERSITAS INDONESIA
ii
LEMBAR PENGESAHAN
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS INDONESIA
Disusun oleh:
Maya Ruslina Yanita D.
(0906489901)
Menyetujui,
Pembimbing Kerja Praktek
Pembimbing Departemen
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nyakami dapat melaksanakan kerja praktek dan menyelesaikan
laporan kerja praktek ini.
Kerja Praktek merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Tugas khusus
dalam laporan ini dikonsentrasikan pada Departemen Produksi dengan area
praktek di Unit Fermentasi PT Indo Acidatama.
Selama persiapan dan pelaksanaan kerja praktek ini, kami telah mendapat
banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami tak
lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Widodo W. Purwanto, DEA., selaku ketua Departemen Teknik
Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
2. Ir. Yuliusman, M.Eng., selaku koordinator kerja praktek Departemen Teknik
Kimia Universitas Indonesia.
3. Ir. Rita Arbianti M.Si., selaku pembimbing kerja praktek Departemen Teknik
Kimia Universitas Indonesia.
4. Orang tua dan keluarga kami atas semua dukungan dan untaian doa yang telah
diberikan selama ini.
5. Bapak Dwi Teguh Santosa dan Bapak Mino yang membantu selama proses
registrasi dan masa kerja praktek di PT Indo Acidatama.
6. Bapak Ir. Benny Yuwono selaku pembimbing lapangan PT Indo Acidatama
dan Bapak Sriono yang telah membimbing kami selama belajar di unit
fermentasi.
7. Segenap karyawan di Control Room dan Operator lapangan yang bertugas,
yang telah memberikan pengalaman dan pengetahuan di PT Indo Acidatama
8. Segenap karyawan PT Indo Acidatama yang telah memberikan bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
9. Segenap Keluarga Ibu Harti dan Bapak Slamet Widodo yang mengijinkan
saya menjadi anggota keluarga sementara di Solo
UNIVERSITAS INDONESIA
iv
10. Tya dan Indi selaku teman seperjuangan di PT Indo Acidatama yang telah
memberikan bantuan baik secara langsung maupun tak langsung.
11. Teman-teman Teknik Kimia UI Angkatan 2009, atas persahabatan dan
bantuannya selama ini.
12. Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Demikian laporan kerja praktek ini kami susun, semoga dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Teknik Kimia,
Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa laporan ini
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun tetap penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan laporan ini.
UNIVERSITAS INDONESIA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PT INDO ACIDATAMA ......................................... 1
LEMBAR PENGESAHAN DEPARTEMEN ....................................................... 1
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 1
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 2
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.4 Metode ....................................................................................................... 3
BAB II
KONDISI UMUM PERUSAHAAN .................................................................... 4
2.1 Gambaran Umum ....................................................................................... 4
2.2 Sejarah Perusahaan ..................................................................................... 6
2.3 Lokasi Dan Tata Letak Pabrik ..................................................................... 7
2.4 Personalia ................................................................................................... 9
2.5 Struktur Organisasi ................................................................................... 11
BAB III
UNIT PENGOLAHAN ...................................................................................... 14
3.1 Unit Power House..................................................................................... 14
3.2 Unit Storage Area .................................................................................... 14
3.3 Unit Fermentasi ........................................................................................ 14
3.4 Unit Alkohol............................................................................................. 15
3.5 Unit Acetaldehyde .................................................................................... 17
3.6 Unit Asam Asetat ..................................................................................... 18
3.7 Unit Etil Asetat ......................................................................................... 19
3.8 Unit Kompressor ...................................................................................... 20
UNIVERSITAS INDONESIA
vi
UNIVERSITAS INDONESIA
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 6.1 pengaruh biofouling di cooling system ............................................... 35
Tabel 6.2 Parameter standar cooling system ...................................................... 35
Tabel 6.3 Parameter kontrol air di boiler............................................................ 38
Tabel 7.1 Tahap-tahap pengisian media ............................................................. 55
Tabel 7.2 Kondisi operasi HE ............................................................................ 60
Tabel 8.1. Data pertumbuhan mikroba di plant .................................................. 64
Tabel 8.2 Pertumbuhan sel ................................................................................ 65
Tabel 8.3 Data konsentrasi produk..................................................................... 68
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Penampakan atas PT Indo Acidatama ............................................. 7
Gambar 4.1. Diagram alir (PFD) pembuatan alkohol ........................................ 24
Gambar 4.2. Diagram alir (PFD) pembuatan etil asetat .................................... 27
Gambar 7.1. Diagram proses kulturisasi yeast PT Indo Acidatama ................... 44
Gambar 7.2. Tangki seed fermentor PT Indo Acidatama ................................... 45
Gambar 7.3. Tangki pre fermentor PT Indo Acidatama .................................... 50
Gambar 7.4. Tangki main fermentor PT Indo Acidatama ................................. 53
Gambar 8.1. Kurva jumlah sel terhadap waktu tumbuh ..................................... 65
UNIVERSITAS INDONESIA
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang terletak di garis
strategis, dimana hal ini berarti pengaruh dari bangsa maupun negara luar akan
lebih cepat untuk sampai di Indonesia. Terlebih lagi pada masa menuju
perdagangan bebas saat ini. Oleh karena itu, kemajuan bangsa terutama dalam hal
industrinya menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk dikembangkan.
Terutama industri bahan kimia yang kini menjadi bahan dasar (raw material)
untuk industri-industri lainnya serta peningkatan mutu pertanian yang menjadi
kekuatan utama Indonesia. Untuk itulah PT. Indo Acidatama Tbk. berdiri dengan
produk utama adalah ethanol yang mana diintegrasikan untuk pembuatan etil
asetat, dan asam asetat (dahulu), serta menjadi salah satu industri agrokimia yang
memproduksi pupuk organik.
PT Indo Acidatama Tbk memiliki komitmen untuk menjadi salah satu
industri agrokimia bertaraf
lingkungan dengan daya saing yang tinggi, memiliki kualitas dan kuantitas,
memberikan komitmen terbaik kepada pelanggan, mengutamakan efisiensi baik
dalam proses maupun etos kerja, profesionalitas dan tingkat pengetahuan SDM
yang terus ditingkatkan lewat training maupun program pengembangan lainnya
serta meningkatkan kemakmuran bagi investor, karyawan dan masyarakat sekitar
perusahaan. Komitmen tersebutlah yang kini juga turut serta membawa PT Indo
Acidatama menjadi salah satu produsen ethanol terbesar di Indonesia, dan
merupakan perusahaan ethanol terintegrasi pertama di Indonesia maupun Asia
Tenggara.
Ethanol atau yang disebut juga etil alkohol (C2 H5OH) yang diproduksi
oleh PT Indo Acidatama merupakan bioethanol dari tetes tebu (molases) yang
difermentasikan oleh yeast dari Saccharomyces cereviseae strain Kyowa. Tetes
tebu
UNIVERSITAS INDONESIA
kristalisasi berulang (Paturau, 1982). Tetes tebu dapat digunakan sebagai bahan
baku fermentasi karena di dalamnya masih terdapat kandungan sukrosa, namun
sukrosa dalam molases tidak dapat mengalami kristalisasi berulang. Pada awalnya,
tetes tebu ini tidak ada nilai ekonomisnya, namun seiring dengan perkembangan
teknologi dan diketahuinya kandungan dalam molases, molases mulai diincar dan
bahkan hingga diimpor ke luar negeri utuk bahan baku berbagai produk kimia
seperti ethanol dan juga pupuk organik.
Alkohol (ethanol) yang dihasilkan oleh PT Indo Acidatama Tbk. memiliki
kadar 96,5% (alkohol p.a. ) dan lebih banyak digunakan untuk bahan baku
industri antara lain industri bahan kimia, obat-obatan, kosmetika dan bahan
pangan. Selain itu, untuk menciptakan efisiensi produksi yang lebih tinggi,
produksi ethaol ini diintegrasikan dengan pembuatan etil asetat, pupuk organik
serta pembuatan biogas sebagai salah satu sumber (umpan) pada boiler.
1.2 TUJUAN
Kerja Praktek Lapangan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui aspek keteknikan dalam pengolahan alkohol secara khusunya
dan keseluruhan produk di PT Indo Acidatama secara umumnya.
2. Mengetahui keadaa dan kondisi operasi proses fermentasi di PT Indo
Acidatama
3. Memperoleh pengalaman kerja pada perusahaan yang bergerak dibidang
teknik fermentasi untuk produksi alkohol
4. Meningkatkan kerja sama antara PT Indo Acidatama Tbk dengan
Universitas Indonesia
1.3 RUMUSAN MASALAH
Masalah yang ingin dibahas pada laporan ini adalah:
1. Bagaimanakah kondisi opersi dan proses pembuatan alkohol dan etil asetat
pada PT Indo Acidatama Tbk.
2. Bagaimanakah proses fermentasi pada PT Indo Acidatama
UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA
BAB II
KONDISI UMUM PERUSAHAAN
2.1 GAMBARAN UMUM
PT INDO ACIDATAMA Tbk. (PT IACI) merupakan salah satu pabrik
penghasil ethanol terbesar di Indonesia dan juga pabrik ethanol terintegrasi
dimana selain memproduksi ethanol, PT IACI juga memproduksi asam cuka
(asam asetat) dan etil asetat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. PT IACI
terletak 15 Km timur laut Solo atau 110 Km di selatan Ibu kota Jawa Tengah,
Semarang, tepatnya di Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar.
PT Indo Acidatama Tbk. memiliki kapasitas produksi 50.000 kL per
tahun, dimana untuk memproduksi 1 (satu ) kL ethanol, diperlukan 3,40 ton
tetes tebu (molases) yang mana menjadi bahan baku untuk produksi ethanol di PT
IACI. Bahan baku tetes tebu tersebut didatangkan dari pabrik-pabrik Gula di
seluruh Pulau Jawa dan juga hasil dari impor.
PT Indo Acidatama Tbk. memiliki visi dan misi sebagai berikut:
Visi:
PT Indo Acidatama Tbk. menjadi perusahaan dibidang Industri Agro-kimia
bertaraf internasional yang ramah lingkungan dengan daya saing yang tinggi
dalam bidang
manajemen mutu secara konsisten dan terpadu sesuai standar yang telah
ditetapkan.
3. PT Indo Acidatama Tbk. berupaya menjadi perusahaan yang mampu
bersaing secara internasional dalam industri sejenis.
4. PT Indo Acidatama Tbk. akan selalu menjamin kualitas produk yang aman
dan ramah lingkungan serta sesuai standar internasial dan kuantitas produk
sesuai permintaan.
5. PT Indo Acidatama Tbk. akan selalu memenuhi komitmen yang telah
disepakati dengan pelanggan.
6. PT Indo Acidatama Tbk. akan secara terus menerus melakukan inovasi
untuk meningkatkan efisiensi di segala bidang.
7. PT Indo Acidatama Tbk. akan secara terus menerus meningkatkan
ketrampilan dan pengetahuan SDM sesuai bidang yang dimiliki, sehingga
menjadi SDM yang mumpuni.
8. PT Indo Acidatama Tbk. akan berupaya untuk selalu meningkatkan
profitabilitas dan pertumbuhan usaha demi mencapai kemakmuran bagi
investor, karyawan dan masyarakat.
2.1.1 PRODUK DAN KEGUNAAN
PT IACI memiliki tiga jenis produk utama, yaitu ethanol, asam asetat dan etil
asetat. Dengan kegunaannya masing-masng adalah:
1. Ethanol
PT IACI memproduksi ethanol yang berkualitas Ethanol Super Prima
dengan kemurnian 96,5 5% bV, bebas dari pengotor, antara lain methanol,
asetaldehid dan logam berat. Kegunaan ethanol ini adalah untuk:
1) Untuk industri minuman, kosmetik, parfum dan rokok.
2) Untuk melarutkan lemak, resin, minyak dan hidrokarbon.
3) Bahan baku pembuatan asetaldehid, asam asetat, ethylene, dll
4) Untuk kebutuha industri farmasi, jamu, keperluan rumah sakit, dll.
PT IACI merupakan perusahan penghasil ethanol dengan kapasitas
terbesar di Indonesia.
UNIVERSITAS INDONESIA
2. Asam Asetat
PT IACI memnproduksi asam cuka kualitas food grade dengan kemurnian
99,8% berkadar asam formiat dan asetaldehid sangat rendah serta bebas
kandungan logam berat. Kegunaan dari asam asetat ini biasanya adalah
untuk :
1) Sebagai katalisator pelarut dalam pembuatan PTA (Pure Terephalic
Acid)
2) Bahan baku selulosa asetat, etil asetat, vinil asetat dan asetik anhidrat.
3) Untuk kebutuhan industri tekstil, farmasi dan karet
4) Sebagai bahan tambahan makanan dan cuka makan
PT IACI merupakan penghasil asam asetat pertama di Indonesia dan satusatunya
berintegrasi dengan produksi etanol. Namun saat ini, PT IACI tidak lagi
melakukan produksi asam asetat karena harga produksinya yang lebih
besar jika dibandingkan dengan harga jualnya, yang mana merupakan
pengaruh dari harga minyak mentah dunia.
3. Etil Asetat
PT IACI memproduksi etil asetat dengan kemurnian 99,9% bW dengan
kegunaan adalah sebagai :
1) Bahan pelarut cat dan plastik,
2) Untuk kebutuhan industri farmasi, percetakan, dll
2.2 SEJARAH PERUSAHAAN
PT Indo Acidatama Tbk. didirikan pada tahun 1983 dengan nama awal PT
Indo Acidatama Utama dan pembangunan tersebut direalisasikan pada tahun 1986,
sekaligus nama tersebut kemudian berubah lagi menjadi PT Indo Acidatama
Chemical Industry. Saat itu perusahaan ini telah berdiri di atas tanah seluas 5,5
Ha dengan fasilitas pemerintah dalam rangka penanaman modal dalam negeri.
Pembangunan pabrik tersebut menelan biaya Rp 48,517,304,000,-.
Selama itu pula PT Indo Acidatama masih terus mengalami pembangunan.
Semua pemasangan mesin dan peralatan dilakukan oleh tenaga ahli dari Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA
Dimana pemilihan lokasi ini telah dianalisa dan dianggap memenuhi kriteria
pembangunan pabrik, diantanya adalah:
1. Bahan Baku
Bahan baku utama produksi ethanol dari PT Indo Acidatama
adalah tetes tebu yang mana diperoleh dari pabrik gula. Dan pulau Jawa,
khususnya provinsi Jawa Tengah memiliki banyak pabrik gula diantaranya
adalah PG Tasikmadu (Karanganyar), PG Colomadu (Karanganyar), PG
Ceper (Klaten) dan PG Cepiring (Kendal). Sehingga hal tersebut akan
memudahkan dalam perolehan bahan baku untuk produksi.
2. Transportasi
Pemasaran produk dilakukan dengan menggunakan angkutan darat
yaitu menggunakan truk dan tanker. Dan oleh karena lokasi pabrik dekat
dengan jalan raya, hal ini mempermudah pendistribusian produk kepada
konsumen maupun penyuplai bahan baku.
3. Tenaga Kerja
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja tak terlatih dapat
diperoleh dari penduduk yang bertempat tinggal di sekitar pabrik,
sedangkan untuk tenaga kerja terlatih dapat diperoleh dari lulusan sekolah
keahlian ataupun perguruan tinggi yang mana banyak terdapat di Jawa
Tengah dan sekitarnya.
4. Utilitas (Air dan Listrik)
Untuk memenuhi kebutuhan air , maka digunakanlah air dari
sumur dalam (sumur arthesis) agar tidak mengganggu ketersediaan air
lingkungan. Sedangkan listrik diperoleh dari PLN serta generator dan
genset yang dimiliki oleh pabrik
5. Cuaca
Cuaca di lingkungan sekitar pabrik juga mendukung proses
fermentasi karena udara sekitar tak terlalu panas ataupun terlalu dingin
sehingga baik untuk perkembangan yeast.
6. Pembuangan Limbah
Limbah yang dihasilkan oleh PT Indo Acidatama ada 2 jenis, yaitu
limbah cair dan limbah gas. Limbah cair akan dibuang ke kolam
UNIVERSITAS INDONESIA
: 4 orang.
: 34 orang
: 43 orang
: 182 orang
: 34 orang
6. Lain-lain
: 50 orang
UNIVERSITAS INDONESIA
: jam 08.00-16.00
b. Sabtu-Minggu
: libur
c. Jam istirahat
: jam 12.00-13.00
UNIVERSITAS INDONESIA
10
organisasi
dapat
mengarah dan
UNIVERSITAS INDONESIA
11
kegiatan
operasional
di
bidang
pemasaran,
UNIVERSITAS INDONESIA
12
keluar,
melaksanakan
kegiatan
keuangan
sehari-hari
dan
UNIVERSITAS INDONESIA
13
BAB III
UNIT PENGOLAHAN
Kawasan proses dan produksi di pabrik Acidatama dibagi atas beberapa
unit-unit. Unit tersebut dibagi berdasarkan fungsi kerjanya masing-masing dan
dalam PT Indo Acidatama terdapat 12 unit pengolahan:
3.1 UNIT POWER HOUSE (AREA 000)
Unit power house di sini merupakan salah satu cabang dari departemen
utilitas yang menangani supply energi (listrik) ke plant dan kantor.
3.2 UNIT STORAGE (AREA 100)
Unit ini menampung molases mentah yang merupakan bahan baku proses
fermentasi. Tetes tebu (molases mentah) dengan kekentalan minimal 85 Brix,
disaring untuk menghilangkan kotorannya dan dimasukkan ke dalam hopper
molases untuk disimpan. Di sini terdapat empat buah tangki penympanan tetes
dipompa ke unit fermentasi untuk difermentasi.
3.3 UNIT FERMENTASI (AREA 200)
Pada unit ini tetes tebu difermentasi menjadi mash, proses fermentasi
berlangsung di dalam tanki fermenter dengan menggunakan ragi/yeast dan
penambahan nutrien yang mengandung unsur N dan P. Nutrisi N (Nitrogen)
diperoleh dari pupuk urea, sedangkan nutrisi P (Fosfat) diperoleh dari
penambahan asam fosfat. Mash yang dihasilkan dari unit ini memiliki kadar
alkohol 8-10% bV, kemudian dikirim ke Unit Alkohol untuk didistilasi. Pada unit
ini terdapat tiga bagian utama yaitu:
1. Seed fermenter
Tanki seed fermenter merupakan tanki awal yang berfungsi untuk
mengembang-biakkan yeast berupa Saccharomyces cereviseae stain Kyowa
sehingga proses yang berlangsung didalamnya masih berupa reaksi aerob. Tanki
ini berjumlah 3 tanki (209 A, 209 B dan 209 C) serta memiliki kapasitas 2m3.
UNIVERSITAS INDONESIA
14
Sebelum digunakan tanki ini harus dicuci dan distrilisasi dahulu dengan
menggunakan air dan steam.
2. Pre fermenter
Tanki pre fermenter juga berfungsi sebagai tanki pengembang-biakan yeast
dalam kapasitas yang lebih besar yaitu 50 m3. Tanki pre fermenter ini berjumlah 2
buah (FC 211 dan 212) sebenarnya ada 1 tanki pre fermenter lagi yaitu tanki FC
210, namun saat ini sudah tidak dipakai karena dengan menggunakan tiga tanki
pre fermenter dinilai lebih tidak efektif. Pada tanki ini juga harus dibersihkan dan
disterilisasi dahulu sebelum dipakai.
3. Main fermenter
Tanki main fermenter berfungsi sebagai tempat fermentas utama (perubahan
gula menjadi etanol) sehingga berlangsung secara anaerob. Sebelum digunakan
tanki ini juga harus dibersihkan dan disterilkan dengan menggunakan steam,
setelah itu didinginkan dengan menggunakan blower.
Proses pada unit fermentasi ini berlangsung secara batch, dan penjabaran
proses fermentasi akan dijabarkan pada bab fermentasi.
3.4 UNIT ALKOHOL (AREA 300)
Unit alkohol ini mendistilasi mash hasil dari unit fermentasi untuk
mendapatkan alkohol berkadar 96,5% bV, bebas methanol, acetaldehyde dan
logam berat. Sebagian etanol tersebut digunakan sebagai bahan baku pembuatan
asetaldehid dan etil asetat, sedangkan sisanya dijual. Juga dihasilkan head alkohol
(94,9 %) yang masih mengandung acetaldehyde, feint alcohol (89,3%), serta
fussel oil (non-commercial by product). Dimana alat-alat utama pada unit alkohol
ini diantaranya adalah :
1. Mash distilling column / Menara penyulingan mash (DA 301)
Menara ini berfungsi untuk memisahkan etanol dari pengotor (stillage) yang
terdapat dalam mash. Umpan menara ini berasal dari tanki penyimpanan mash
(FC 203). Dimana hasil bawah yang diperoleh (stillage) dapat juga digunakan
UNIVERSITAS INDONESIA
15
sebagai umpan pemanas mash dalam pre heater (HE 301) sebelum dibuang ke
kanal. Menara ini merupakan menara destilasi vakum dengan 39 tray dan dengan
sumber energi utama berupa steam dengan sistem open steam.
2. Rectifying column / Menara pemurnian (DA 302)
Menara ini merupakan menara pemurnian alkohol mentah dengan tray yang
berfungsi untuk memisahkan lutter water dari alkohol (ethanol) sebagai hasil dari
menara hisroseleksi dan untuk pengambilan heads, feints serta fussel oil. Hasil
atas menara ini berupa ethanol sebagai komponen utama, dimasukkan ke dalam
fallling film heat exchanger (AE 301) untuk diembunkan. Hasil kondensasi
tersebut diumpankan kembali ke menara rekoveri.
Hasil bawah menara ini berupa lutter water yang sebelum dibuang ke kanal
dimanfaatkan dahulu panas pengembunannya pada hasil bawah menara
pemurnian di falling heat exchanger (AE 301). Hasil uap yang mana berupa steam
diumpankan sebagai sumber panas pada menara penyulingan mash. Sebagian
hasil cair dimanfaatkan sebagai penyerap pada absorber (WC 301) dan sisanya
dikembalikan ke AE 301.
Hasil utama dari menara ini adalah etanol netral yang didinginkan terlebih
dahulu sebelum dimasukkan ke tanki penyimpanan produk (area 600), sebagian
dari etanol netral ini dialirkan ke unit asetaldehid (area 400), dan sebagian lagi ke
unit etil asetat (area 500) dan sisanya dijual.
Hasil samping menara DA 302 diumpankan ke menara rekoveri untuk diambil
etanolnya lagi. panas sebagai media pemisah pada menara pemurnian diperoleh
dari sistem open steam dengan pembawa panas steam dari unit ketel.
3. Hydroselection column (DA 303)
Menara ini merupakan kolom dengan sieve tray yang menggunakan steam
langsung sebagai sumber energi utama dan berfungsi untuk memisahkan etanol
dari pengotor ringan yang berasal dari hasil cair kondensor (HC 301 dan HC 302)
dan absorber (WC 301). Etanol diambil dari hasil samping menara rekoveri (DA
304) dan lutter water sebagai hasil bawah. Lutter water dari menara ini bersama
UNIVERSITAS INDONESIA
16
UNIVERSITAS INDONESIA
17
bahan baku area 450 (unit asam asetat). Dimana saat ini area 400 tidak digunakan
lagi karena prusahaan untuk saat ini tidak memproduksi asam asetat maupun
acetaldehyd. Dalam pembuatan asetaldehid, reaksi yang terjadi adalah reaksi
oksida parsial alkohol pada suhu tinggi dengan menggunakan katalisator perak
(Ag) dengan jenis reaktor fixed bed. Unit asetaldehid ini terdiri dari tiga seksi,
yaitu:
1. Seksi persiapan bahan
Seksi ini bertugas untuk memekatkan dan memisahkan etanol dengan
air,menguapkan etanol, serta mencampur uap etanol dan udara dalam
perbandingan yang tepat sebelum dicampurkan ke reaktor.
2. Seksi reaksi
Seksi ini bertugas mereaksikan etanol dan udara menjadi asetaldehid. Reaksi
yang berlangsung adalah:
CH3CH2OH + O2 CH3CHO + H2O
Gas hasil reaksi ang terdiri dari asetaldehid, etanol, nitrogen, oksigen, air dan
beberapa gas lain langsung didinginkan sebelum keluar reaktor.
3. Seksi pemurnian hasil
Seksi ini bertugas untuk mengambil asetaldehid sebanyak mungkin dan
mengembalikan zat-zat pereaksi untuk direaksikan kembali.
3.6 UNIT ASAM ASETAT (AREA 450)
Unit ini bertugas untuk mengolah asetaldehid menjadi asam asetat. Namun
saat ini asam asetat tidak diproduksi mengingat harga untuk produksi saat ini lebih
tinggi dari biaya membeli asam asetat langsung yang dari bahan baku minyak
bumi. Asam asetat yang dihasilkan di unit ini memiliki kadar 99,9% bW. Dimana
dalam unit ini pembuatan asam asetat mengalami dua tahap proses alam yaitu
dalam seksi reaksi dan seksi distilasi.
UNIVERSITAS INDONESIA
18
1. Seksi reaksi
Seksi ini terdiri dari tiga reaktor bantu (reaktor A, B dan C) dan dengan
masker kolom aldehid dioksidasi dengan udara dari kompresor final oxidizer dan
dimasukkan dalam reaktor gelembung dengan tekanan tinggi serta fase cair dan
katalis mangan asetat. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi eksotermis sehingga
dibutuhkan pendingin untuk mengambil panas dari hasil reaksi. Dimana reaksi ini
akan menghasilkan asam asetat mentah dan dicampurkan ke raktor bantu untuk
dioksidasi dengan oksigen sisa dari reaktor A. Hasil dari reaktor B diumankan ke
final oxidizer untuk diberikan ke seksi distilasi, sedangkan sisa dari reaktor A
digunakan sebagai recycle aldehid.
2. Seksi distilasi
Seksi ini terdiri dari tiga bagian yaitu main column, recovery column dan
dehydration column. Hasil reaksi diumpankan ke kolom pemisah dengan alat
steam dan dikondensasikandan sebagian lagi direfluks di recovery column. Hasil
bawah digunakan recycle katalis reaktor hasil kondensasi dan hasil refluks
sebagian diambil sebagai produk asam asetat. Hasil atas dari main column berupa
air dan asam asetat didinginkan menghasilkan metil asetat, kemudian diumpankan
ke dehydration benzene column. Komponen ringan asam asetat naik ke atas dan
air yang ikut diikat oleh benzene. Hasilnyadirefluks dan sebagian diumpankan ke
ekstraktor untuk iambil airnya dengan menggunakan pelarutdan terbentuk dua
fasa yaitu fraksi minyak yang diekstrak dengan benzene dan fraksi air dibuang ke
kanal. Uap didinginkan menjadi produk asam asetat.
3.7 UNIT ETHYL ACETATE (AREA 500)
Pada unit etil asetat ini terjadi dengan reaksi esterifikasi dengan katalis
resin. Dimana reaksi esterifikasi ini terjadi dengan rumusan
C2H5O + CH3COOH
CH3COOCH3 + H2O
UNIVERSITAS INDONESIA
19
reaksi dari dalam reaktornya dan digunakan pereaksi asam asetat berlebihan. Unit
ini memiliki dua seksi yaitu seksi reaksi dan pemurnian hasil melalui distilasi.
3.8 UNIT KOMPRESSOR (AREA 550)
Pada unit kompresor ini merupakan penyedia udara tekan untuk proses
produksi di area 400 dan 450 serta udara kering/internal untuk penggerak
pneumatik peralatan di semua area, dimana penggunaan terbesarnya adalah di
plant. Untuk keterangan lebih lengkap tentang kompresor akan dijelaskan pada
bab utilitas.
3.9 UNIT PRODUK (AREA 600)
Unit ini digunakan untuk menyimpan produk yang dihasilkan dari area
300 maupun 450.
3.10 UNIT COOLING TOWER (AREA 700)
Unit ini merupakan unit penghasil air utama baik air proses maupun air
lunak. Yang mana akan lebih djelaskan pada bab utilitas.
3.11 UNIT BBM (AREA 800)
Unit ini merupakan unit penyimpan dan pengolah BBM dari pertamina
yaitu berupa residu yang mana akan diumpankan ke boiler. Namun sejak kenaikan
harga BBM dan juga produksi biogas yang baik oleh PT Indo Acidatama, maka
unit ini sudah tidak dioperasikan.
3.12 UNIT PENGOLAHAN LIMBAH (AREA 900)
Unit ini sekaligus berperan sebagai penghasil biogas untuk umpan boiler.
Informasi lebih lanjut tentang unit ini akan dijelaskan pada bab pengolahan
limbah.
UNIVERSITAS INDONESIA
20
BAB IV
PROSES
Pada PT Indo Acidatama awalnya memproduksi etanol, asam asetat dan
etil asetat. Namun, karena saat ini biaya produksi asam asetat lebih besar dari pada
biaya untuk hanya dengan membelinya, maka produksi asam asetat untuk
sementara dihentikan, dan untuk bahan baku etil asetat, asam asetat didapatkan
dengan membeli asam asetat tersebut. Proses pembuatan etanol pada hakikatnya
terdiri dari proses fermentasi bahan baku tetes tebu (molases) yang mana
merupakan hasil samping pembuatan gula pasir menjadi mash, kemudian setelah
itu mash tersebut yang telah mengandung kadar alkohol 8-10% akan didistilasi
menjadi alkohol (ethanol). Proses pembuatan asam asetat terdiri dari proses
oksidasi uap ethanol dengan udara dalam reaktor fixed bed menjadi asetaldehid,
lalu asetaldehid
UNIVERSITAS INDONESIA
21
yaitu alkohol (etanol) dan etil asetat. Sementara untuk asetaldehid dan asam asetat
tidak diproduksi lagi.
4.2.1 ALKOHOL
Proses pembuatan alkohol pada PT Indo Acidatama di area 300 ini sangat
bergantung dengan area 200 (Fermentasi). Pada unit ini, mash hasil fermentasi
yang mana memiliki kadar etanol 8-9% dipompa dengan P301 dan dialirkan lewat
heat exchanger (HE 301) untuk dipanaskan menuju atas kolom DA 301 (mash
column). Dalam kolom ini, mash tersebut akan terpisah menjadi dua yaitu fraksi
berat berupa stillage, dan fraksi ringan berupa etanol dan uap air. Fraksi ringan
tersebut akan masuk ke kondenser (HC 301) untuk dikondensasikan.
Hasil yang telah terkondensasi akan turun ke bawah dengan dibantu
pompa P 303 dan masuk ke kolom DA 303 (hydroselection column) dan melewati
HE 302, di kolom hidroseleksi ini, proses hidroseleksi akan terjadi antara tray 25.
Sedangkan yang tidak terkondensasi akan dialirkan ke HC 302 untuk
dikondensasikan lagi. Perbedaan antara kondenser pertama (HC 301) dan kedua
UNIVERSITAS INDONESIA
22
(HC 302) adalah pada HC 301 merupakan kondensor parsial dan HC 302
merupakan kondensor total. Jika kondensasi pada HC 302 masih kurang, maka
akan dialirkan ke WC 301 (absorber). Kondenser (HC 301 dan 302) memakai
prinsip shield and tube dalam proses pertkaran panasnya.
Dalam kolom hidroseleksi (DA 303) lutter water dari DA 302 tersebut
dimurnikan lagi, hasil bawah DA 303 juga masih berupa lutter water sebagian
dialirkan lagi ke DA 302 lewat pompa 307 dan FA 302 untuk mengurangi
impuritasnya dan masuk ke DA 302 melalui tray 12. Sebagian lagi akan
dimasukkan ke HE 303 lewat pompa P 310 untuk diambil panasnya guna
membantu pemanasan di DA 303 dan dialirkan kembali ke DA 303 melalui tray
atas.
Pada DA 302 terjadi pembagian side product dan main product. Tray 1316 menghasilkan side product berupa fussel oil (FO), tray 18, 20, 22 dan 24
menghasilkan side product berupa feints. Main product dihasilkan lewat tray 59,
63 dan 67. Main product akan dialirkan ke product storage dengan melewati HE
304 untuk didinginkan terlebih dahulu. Side product dilarutkan ke DA 304
(recovery column) untuk diambil lagi etanol yang masih terkandung didalamnya.
Produk (hasil atas) yang masih lolos dari DA 302 akan masuk ke AE 301
(pressure drop dan kondenser), hasil yang terkondensasi dalam AE 301 akan
dipompa oleh P 306 untuk dikembalikan lagi ke DA 302 dan yang masih lolos
lagi akan dialirkan ke kolom DA 304.
Pada DA 304 (kolom rekoveri), energi utama diambil dari kolom 3.
Produk utama dari kolom ini akan dipompa oleh P 308 untuk dikembalikan ke DA
303. Feints pada kolom ini akan langsung dikeluarkan sebagai produk. Sedangkan
FO (fussel oil) dari DA 304 akan masuk ke ekstraktor (FW 301) untuk
memisahkan antara FO dengan etanol dengan pelarut air. Etanol yang telah
dipisahkan dalam ekstraktor tersebut akan dikembalikan lagi ke kolom DA 304.
Hasil atas DA 304 yang berupa alkohol teknis (head) akan dikondensasikan di HC
303 dan HC 304. Hasil yang terkondensasi akan dipompa lewat P 309 untuk
dikembalikan lagi ke DA 304 untuk kemudian mengkuti siklus proses lagi.
Dimana diagram alir untuk proses produksi alkohol dapat dilihat pada Gambar 4.1.
UNIVERSITAS INDONESIA
23
Penampakan
: bening
: spesifik
Kadar
: min 30 menit
Fussel oil
Acetaldehyde
Asam asetat
: tak terdeteksi
Abu
UNIVERSITAS INDONESIA
24
Reaksi esterifikasi terjadi di tanki RE 501 dan dibantu oleh tanki RE5011
dan 5012. Setelah tanki RE 501 ini penuh, maka campuran etanol dan etil asetat
tersebut dimasukkan dalam tanki evaporasi yaitu ET 501 untuk dioperasikan pada
suhu 103C. Pemanasan (steam) di ET 501 diatur oleh valve FIC 5001.
Pengaturan level pada tanki RE mupun ET diatur pada 34% hingga maksimal
40%. Jika pada tanki RE pengaturan itu dimasudkan untuk menambahkan
komponen yang mungkin kurang, sedangkan untuk ET pengaturan tersebut
dikarenakan koil pemanas hanya tercelup sedalam 40% dari level tanki. Sebelum
pemanasan dimulai, terlebih dahulu larutan dicek komposisi air harus 20-25% bW,
etanol 1,5-2,5% bW, asam asetat 60-65%bW, dan etil asetat 11-15%bW. Selama
pemanasan, valve FIC 5005 dibuka penuh (full open), sistem valve di area 500 ini
semuanya menggunakan sistem pneumatic signal. Pengaturan suhu pada tanki RE
lebih rendah dari tanki ET. ET juga berfungsi sebagai sumber energi di DA 501
dan RE.
Valve FIC 5005 akan mengatur flow dari tanki ET menuju DA 501 dan
operasi ini dipasang suatu kontrol pengamanan (safety device) 503. Jika tekanan
di DA 501 terlalu tinggi, safety device akan menaikkan air untuk menutup
valve.Pada DA 501 sudah ada pemisahan EA tahap pertama, hasil atas dari DA
501 berupa EA dengan pengotor etanol yang mana akan di kondensasikan di HC
501. Hasil yang terkondensasi (kaya etanol) akan masuk kembali ke DA 501,
sedangkan yang tak terkondensasi akan disalurkan ke DA 502. Hasil bawah
kolom DA 501 yang mana berupa asam asetat akan dikembalikan ke ET dan RE.
Pada DA 502 terjadi pemisahan antara etanol dengan etil asetat melalui
teknik distilasi. Panas untuk DA 502 diperoleh dari uap langsung yang mana
diatur oleh kontroler FIC 5020. Uap etil asetat akan naik ke atas (hasil atas),
sedangkan etanol diambil di tray 34, 29 dan 24. Etanol diambil sebagai side
stream dan dimasukkan lagi ke tanki ET. Suhu pada tray 34 dikontrol dengan
indikator TI 5022 (75,6-77,2C) dan TI 5025 (81,5-83,8C), dan aliran side stream
dikontrol dengan FIC 5021. Pengaturan temperatur sangat penting agar air
(sebagai solvent) tidak naik sehingga tidak akan membebani ET dan tidak
menganggu reaksi di RE 501. Hasil atas dari DA 502 yang berupa etil asetat
UNIVERSITAS INDONESIA
25
di
HE
502.
Sedangkan
yang
belum
terkondensasi
akan
UNIVERSITAS INDONESIA
26
di box vacuum akan dibuang ke udara melalui vent gas. Etil asetat yang dihasilkan
harus memiliki spesifikasi:
a. Konsentrasi minimum 99,9%bW
b. Kandungan air maksimum 150 ppm
c. ACDT (keasamam) min 25 ppm
d. APA (tingkat warna) <8
Diagram alir proses produksi asam asetat di PT Indo Acidatama daapat dilihat
pada Gambar 4.2.
UNIVERSITAS INDONESIA
27
BAB V
PENGOLAHAN LIMBAH
Limbah terbanyak yang dihasilkan oleh PT Indo Acidatama adalah stillage.
Stillage mrupakan limbah dari unit alkohol yang mana berwarna cokelat dan
memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Debit : 1000 m3/hari
Suhu : > 50C
: 4,5 5
pH
: 7.000 10.000
TDS
UNIVERSITAS INDONESIA
28
Stillage murni dari area alkohol diencerkan empat kali dari bak IV dan
masuk ke bak anaerob I, II, III secara paralel. Dalam bak anaerob I, II, II
limbah didiamkan supaya
biologis.
: 7-7,5
: 10.000 ppm
Dari bak anaerob I, II dan III kemudian masuk ke bak maturasi IV.
Pada bak maturasi IV, limbah juga mengalami proses yang sama dengan di
bak anaerob. Dari bak IV, limbah di recycle sebagian ke bak anaerob
sebagai pengencer sejumlah 3.000 m3/hari dan sisanya didistribusikan ke
lahan pertanian dan untuk pupuk sebesar 10.000 m3/hari.
3. Bak Kontrol
Dari bak kontrol limbah yang sudah dinetralkan, sebagian lagi
dialirkan ke bak pembuangan dan sebagian lagi dialirkan ke kolom
anaerob. Di dalam kolom ini, limbah dibiarkan mengalami proses anaeron
oleh bakteri sehingga menghasilkan gas H2S dan CH4 yang berbau serta
penurunan BOD atau COD. Ke dalam kolom anaerob I ditambah nutrien
seperti urea dan TSP untuk kelangsungan hidup bakteri. Waktu tinggal di
kolom ini adalah selama 35 hari. Penambahan limbah ke dalam kolom
anaerob I terjadi secara terus-menerus sehingga terjadi aliran secara
overflow menuju kolom anaerob II. Di dalam kolom anaerob II terjadi
proses yang sma dengan kolom anaerob I, tetapi waktu tinggalnya hanya
20 hari. Setelah terjadi overflow pada bak III, limbah masuk ke bak IV. Di
sini terjadi proses anaerob dengan bantuan aerator. Waktu tinggal di
kolom anaerob IV adalah selama 14 hari. Dari bak ini, limbah mengalir
secara overflow ke bak V yang bertugas sebagai bak maturasi. Spesifikasi
limbah yang keluar dari bak IV adalah :
pH
: 6,8 7
UNIVERSITAS INDONESIA
29
TSS
: 80-100 ppm
UNIVERSITAS INDONESIA
30
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN UTILITAS
6.1 INSTRUMENTASI
Instrumentasi berfungsi untuk mengetahui kondisi operasi dan mengendalikan
kondisi tersebut terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi sehingga menjamin
proses produksi dan utilitas dapat beroperasi sesuai yang diharapkan.
Instrumentasi ini dipasang sesuai dengan kebutuhan dan bekerja secara manual
(digerakkan oleh manusia) atau otomatis (dapat diamati dari ruang kendali dan
digerakkan dengan sistem pneumatis atau sistem elektris)
1. Sistem Pneumatis
Sistem pneumatis digerakkan oleh udara tekan dari unit kompresor
(area 550) setelah dilewatkan dalam regulator untuk menurunkan tekanan
udara dari 7 bar menjadi 1,4 bar. Udara bertekanan 1,4 bar dipakai pada
alat kendali tekanan, aliran dan tinggi cairan, sedang udara bertekanan 7
bar dipakai untuk menggerakkan kran kendali.
Floater atau orrifice dipakai sebagai sensor aliran. Floater dipakai
untuk mengukur kecepatan aliran cairan, sedang orrifice dipakai untuk
mengukur kecepatan aliran steam. Aliran di dalam pipa menyebabkan
floater atau orrifice bergerak. Floater atau orrifice dihubungkan dengan
magnet di luar pipa sehingga magnet ikut bergeak. Gerakan magnet akan
memutar plat logam yang dihunbungkan degan aliran udara tekan. Putaran
plat ini akan mempengaruhi keluaran udara yang dikirim.
Membran pengukur tekanan dipakai sebagai sensor tinggi cairan.
Membran ini dihubungkan dengan transmitter. Makin besar tekanan yang
mengenai membran makin besar pula tinggi cairan. Pengukur tekanan
dipakai sebagai sensor tekanan.
Sistem peneumatis mendapatkan masukan berupa tekanan udara
standar dari transmitter dan tekanan udara referensi. Keluaran sistem ini
dipakai untuk menggerakkan kran sesuai dengan keadaan masukan. Jika
tekanan udara standar meningkat dari 0,2 bar menjadi 10 bar maka kran
UNIVERSITAS INDONESIA
31
yang semula tertutup akan terbuka penuh. Perubahan nilai keluaran standar
dari minimum menjadi maksimum merupakan suatu grafik lurus. Skema
kerja instrumentasi dapat ditulis sebagai berikut:
Transducer Transmitter Converter Indicator
Transducer merupakan bagian yang mengubah sinyal yang ingin
diukur menjadi sinyal tekanan udara. Transmitter merupakan bagian yang
mengubah sinyal keluaran transducer menjadi tekanan udara standar.
Converter merupakan bagian yang mengubah sinyal keluaran transmitter
menjadi sinyal yang sesuai dengan indikator. Indikator merupakan bagian
yang menampilkan hasil pengukuran.
2. Sistem Elektris
Sistem elektris digerakkan oleh listrik dan dipakai pada indikator
suhu secara digital dan alarm. Thermocouple dipakai sebagai sensor suhu.
Panas yang diterima sensor diubah menjadi tahanan listrik. Tahanan ini
diubah menjadi keluaran dalam bentuk tekanan oleh transmitter R-P.
Keluaran ditampilkan oleh alat kendali suhu.
3. Sistem Kendali Master Slip
Sistem kendali master slip berupa dua alat kendali yang bekerja
saling berkaitan. Panas yang diterima oleh thermoelemen diubah enjadi
tekanan dan masuk ke transmitter, keluaran transmitter berupa udara tekan.
Sebagian udara tekan ini masuk ke pressure switch yang telah diatur pada
interval suhu tertentu (set point). Jika suhu yang terukur diluar set point,
pressure switch akan memberikan suatu tanda berupa alarm. Sebagian
keluaran transmitter masuk ke alat kendali suhu yang berada di ruang
kendali. Alat kendali suhu dihubungkan dengan alat kendali aliran. Jika
suhu yang terukur berada di luar set point maka pengendalian suhu cukup
dilakukan dengan mengatur kran secara manual atau otomatis sampai
tercapai tinggi cairan yang didinginkan.
6.2 UTILITAS
Departemen utilitas merupakan departemen yang bertanggung jawab penuh
dalam menopang proses produksi, di mana utilitas merupakan presarana
UNIVERSITAS INDONESIA
32
pendukung demi kelancaran proses produksi, antara lain : power, steam, udara,
cooling water dan lain sebagainya.
6.2.1 Cooling Tower
Unit pendukung kebutuhan air di seluruh PT Indo Acidatama Tbk dalam hal
penyediaan cooling water, process water, service water dan soft water. Sumber
dari kebutuhan air diambilkan dari air bawah tanah (ABT) yang berkedalaman
150-200 meter dengan maksud untuk menjaga kualitas air yang dihasilkan baik
dan berdebit besar, selain itu juga untuk menjaga agar tidak mengganggu siklus
air permukaan (sumur, sungai, kolam dan sebagainya) yang berada di lingkungan
sekitar.
Keberadaan air pada umumnya tidak murni karena sifat air sebagai pelarut
terdapat pengotor/impurities pada air yang mana tidak diinginkan, demikian juga
dengan air bawah tanah. Dengan menggunakan pompa air (deep well, well pump)
yang berkekuatan 11 Kw dan berdebit antara 20-30 m3/jam, air dari dalam tanah
yang masih mengandung pengotor tersebut dialirkan ke tanki sandfilter untuk
mengalami proses filtrasi/penyaringan dengan menggunakan media pasir silika.
Sistem ini digunakan di PT Indo Acidatama Tbk karena :
1. Pre treatment dapat dilakukan dalam waktu singkat
2. Dapat menghilangkan bakteri dan turbiditas semaksimal mungkin
3. Waktu penyaringan cepat
4. Pemakaian air pencuci (wash water) sedikit
5. Sebagai langkah awal proses pengolahan air yang berlanjut ke proses
pelunakan air (soft water)
Sandfilter dioperasikan secara batch dengan sistem kontrol berupa kontrol
tekanan. Jika tekanan di dalam tanki sandfilter dengan melihat manometer sudah
menunjukkan lebih dari 1,5 bar, maka endapan yang tertahan di dalam filter sudah
banyak dan rate filtrasi semakin menurun, sehingga diperlukan proses backwash
dan aerasi untuk membersihkannya. Setelah melewati proses filtrasi air ditampung
dalam bak yang disebut dengan water pit.
UNIVERSITAS INDONESIA
33
Unit ini dilengkapi dengan bak Cold Basin sebagai penampung air yang sudah
didinginkan dan bak Heat Basin sebagai penampung air balik dari plant. Terdapat
2 unit cooling tower di PT Indo Acidatama, masing-masing di desain untuk
melayani kebutuhan air di plant dengan menggunakan bebrapa pompa distribusi
yang berkekuatan 37,5 kW 90 kW.
Sistem kerja dari cooling tower, bermula dari air dingin di cold basin dialrkan
ke plant dengan bantuan pompa distribusi, setelah melalui proses pertukaran
panas (menyerap panas dari plant) air kembali ke unit cooling tower dan
ditampung di bak hot basin. Dari sini air dialirkan ke atas dengan pompa sirkulasi
berkekuatan 30 kW menuju dek atas cooling water dan dijatuhkan untuk dibuat
seperti titik-titik air oleh kisi-kisi kayu, karena udara di dalam ruang cooling
tower di hisap oleh fan berkekuatan 55 kW maka terjadi perbedaan tekanan udara
luar dan udara di dalam cooling tower sehingga udara luar masuk melewati kisikisi. Dengan begitu, akan terjadi persinggungan antara titik-titik air yang masih
bersuhu panas dengan udara luar yang masuk melalui kisi-kisi sehingga air akan
menjadi lebih dingin. Dan air hasil pendinginan tersebut ditampung di cold basin
untuk didistribusikan lagi ke plant.
Oleh karena bersifat open cooling system, cooling tower ini akan sangat
rentan terhadap mikroorganisme, yang mana jika tidak dikontrol, akan
menyebabkan terjadinya biofouling. Beberapa jenis fouling yang sering
ditemukan adalah:
1. Inorganik fouling (scale/bentuk kristal CaCO3, CaSO4, CaSiO3, MgSiO3)
2. Sedimentasi fouling (pasir/lumpur)
3. Organik fouling (minyak/waxes)
4. Mikrobal fouling (algae, fungi, bakteri)
Dalam sistem pendinginan di Cooling tower, biofouling memiliki pengaruh yang
mana dapat dilihat pada Tabel 6.1.
UNIVERSITAS INDONESIA
34
Bentuk Biofouling
Efek
tower
Menyumbat pipa/pompa/filter
Korosi logam
7. Pertumbuhan fungi
Menyumbat pipa/filter
Merusak kayu cooling tower
Oleh karena itu diperlukan treatment yang baik agar tidak terjadi fouling
di cooling system, dimana penjagaan tersebut dilakukan dengan menjaga
parameter standar yang dapat dilihat pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2 Parameter standar cooling system
Parameter
Unit
pH
Nilai
7,5-8,5
Konduktivitas
mS/cm
Max 1.500
M. Alkalinity
ppm CaCO3
150-400
Ca Hardness
ppm CaCO3
100-300
Total Hardness
ppm CaCO3
Max 350
Total Iron
ppm Fe
Max 2
Chloride
ppm Cl
Max 350
Silica
ppm SiO2
Max 180
Ortho Phosphate
ppm PO4
4-9
UNIVERSITAS INDONESIA
35
O-PO4 (unfiltered-filtered)
Max 2
Zinc
ppm Zn
0,1-0,5
ppm Cl2
0,2-0,5
COD
Ppm
Max 100
2,5
Cfu/ml
1.106
Cfu/ml
5.105
6.2.3 Boiler
Di
dengan cara memanaskan soft water agar menjadi uap/steam untuk melayani
kebutuhan plant. Adapun boiler memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
UNIVERSITAS INDONESIA
36
1. Dapur pembakaran
Tempat bertemunya udara/oksigen yang dihembuskan oleh blower, bahan
bakar (solar, batubara, dan gas metana) dan api api sehingga terjadi
pembakaran, bagian ini juga disebut lorong api
2. Pipa api
Di dalam boiler, terdapat pipa-pipa api tersusun sejajar dan terendam feed
water yang mana berfumgsi sebagai jalannya gas panas yang dihasilkan
dari pembakaran di lorong api, sehingga suhu feed water menjadi naik dan
akhirnya akan menguap.
3. Heat exchanger (HE)
Sebagai pemanas awal soft water dengan menggunakan sistem cell and
tube, sumber panas berasal dari air blowdown.
4. Deaerator
Alat yang berfungsi untuk membuang sisa-sisa oksigen yang ikut terbawa
bersama feed water boiler agar tidak terjadi korosi dalam boiler
5. Feed water tank
Tempat lanjutan pemanas feed water di mana feed water mendapat
perlakuan panas dari steam header dan tempat untuk menampung feed
water boiler.
6. Economizer
Bagian terakhir sistem pemanas awal feed water sebelum masuk ke ruang
boiler dengan memanfaatkan panas dari gas bekas pembakaran sebelum
masuk ke cerobong.
7. Blower
Kipas / fan yang berputar untuk menghembuskan udara tekan ke dalam
ruang bakar.
Air pada boiler harus dijaga parameter kontrolnya dengan cara menggunakan
bahan kimia yang diinjeksikan secara kontinyu dan dengan dosis tertentu agar
tidak terjadi gangguan dalam peralatan sistem pemanas air di boiler, parameter
kontrol tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.3.
UNIVERSITAS INDONESIA
37
Parameter
Unit
pH
Nilai
10,0-12,0
Alkalinitas
ppm CaCO3
Kesadahan
ppm CaCO3
Trace
Chloride
ppm Cl
Max 200
Silika
ppm SiO2
Max 450
Besi
ppm Fe
Max 1,0
Konduktivitas/TDS
Uscm-1/ppm
Max 5000
Sulfit
ppm So3
20-40
Kenampakan
Jernih
Di PT Indo Acidatama, terdapat tiga unit boiler dengan sistem kerja pembakaran
yang berbeda:
1. Boiler Omnical
Pada boiler ini, selain dilengkapi dengan alat-alat sebelumnya, juga dilengkapi
dengan :
1) Burner, berbentuk double cup berfungsi sebagai injektor masuknya bahan
bakar residu ke dalam ruang pembakaran. Burner ini digerakkan oleh
motor dan berputar cepat sehingga residu yang tadinya berbentuk cairan
kental berubah seperti kabut agar mudah terbakar.
2) Busi-Ignition, berfungsi sebagai alat pemicu api dan hanya bekerja sekali
saja di awal pembakaran pada ruang pembakaran.
3) Selenoid Valve Gas, berfungsi sebagai pintu masuk gas metana yang
digerakkan secara otomatis. Gas metana ini berasal dari biogas plant.
2. Boiler Alstom
Peralatan utama boiler ini pada umumnya sama, di dalam ruang bakar/furnace
terdapat dua stocker triump chain dan dua lorong api. Forced draft fan ada di
kedua sisi stocker dan induced draft fan sebagai blower penyeimbang tekanan
UNIVERSITAS INDONESIA
38
39
Total tenaga listrik di PT Indo Acidatama Tbk ada 4880 kW. Untuk
pendistribusian tenaga listrik ke unit pengguna diatur dengan kode COS
(Change Over Switch) yang dibagi dalam 8 panel COS di ruang central power.
Peralatan yang ada di ruang ini adalah 2 buah trasformator, cubicle, beberapa
panel power COS yang berisi ACB (Air Circuit Breaker) yang berfungsi
sebagai penghubung dan pemutus tenaga listrik.
6.2.5 Kompressor
Unit kompresor disini berfungsi sebagai penyedia udara tekan untuk proses
produksi di area 400, 450 dan udara kering/instrument untuk penggerak
pneumatic peralatan di semua area di mana pengguna terbesar adalah di plant.
Terdapat dua jenis kompresor, yaitu kompresor turbo dan piston.
6.2.5.1 Kompresor Turbo
Ada dua unit masing-masing dengan kapasitas udara terpasang 4800 kg/jam,
digerakkan oleh motor yang berkekuatan 500 kW/unit, udara di kompresor ini
mengalami perlakuan penempatan sampai 3 kali oleh turbo di mana setiap
selesai dimampatkan, udara akan menjadi panas dan didinginkan di inter
cooler sedangkan pendinginan udara yang paling akhir adalah di after cooler.
UNIVERSITAS INDONESIA
40
Hal ini dilakukan agar didapatkan udara tekan dengan tekanan, suhu dan aliran
yang sesuai dengan kebutuhan plant.
6.2.5.2 Kompresor Piston
Ada 4 unit dengan kapasitas udara terpasang per unit 1250 kg/jam,
kompresor ini dilengkapi dengan motor berkekuatan 160 kW yang
menggerakkan 2 buah piston secara horizontal, yitu piston low pressure (LP)
dan piston high pressure (HP). Sistem kerja kompresor piston sebagai berikut:
1. Udara bebas/atmosfir dengan tekanan 1 atm dihisap oleh suction valve
dan dimampatkan oleh delivery valve cylinder low pressure sehingga
tekanan udara naik dari 1 atm menjadi 2,5 bar yang ditampung dalam
tanki LP.
2. Kenaikan udara kemudian diikuti oleh kenaikan suhu udara dari suhu
kamar 30C menjadi 64C.
3. Karena tekanan udara masih rendah maka udara dihisap dan
dimampatkan lagi di HP cylinder menjadi 5,5-7,2 bar dan suhunya 6472 C.
4. Seperti pada kompresor turbo, setiap udara mengalami pemampatan
dan bersuhu panas maka didinginkan di intercooler dan paling akhir di
after cooler agar tercapai suhu maksimum 60C, sesuai persyaratan
sebagai udara proses.
Udara dari 2 jenis kompresor ini kemudian ditampung di tanki stabilizer
FA 550A,B,D yang akan didistribusikan ke plant A dan plant B, sedang tanki
FA 550C untuk menampung udara instrumen.
Udara instrumen merupakan udara proses dari tanki FA 550D yang
dialirkan ke air dryer, alat dimana udara mengalami proses pengeringan dan
pendinginan dari suhu 60C menjadi 10C agar kandungan air di dialam
udara terkondensasi, sehingga tidak mengakibatkan peralatan di plant maupun
di control room tidak cepat korosif. Tahap akhir perjalanan udara instrumen
ini adalah melalui Hyper Filter S dan Q sebagai alat untuk memastikan
bahwa kandungan air dalam udara instrumen ini sudah sangat minimal.
UNIVERSITAS INDONESIA
41
untuk
UNIVERSITAS INDONESIA
42
BAB VII
FERMENTASI
7.1 KULTURISASI
Kulturisasi merupakan tahapan untuk memperbanyak yeast sebelum
memasuki tahapan fermentasi. Yeast yang dipakai dalam proses di PT Indo
Acidatama adalah Saccaromyces cereviseae dari strain Kyowa. Kulturisasi ini
dilakukan di labolatorium mikrobiologi PT Indo Acidatama. Untuk menjaga mutu,
maka sebelum masuk ke unit fermentasi, dilakukan pengecekan terhadap molase
untuk mengetahui apakah molase tersebut masih layak untuk digunakan atau tidak,
pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran gula pereduksi / TSAI (Total
Sugar As Invert). dengan metode Lane Eynon, kadar gula sisa dengan metode
Somogy, berat jenis, pH, jumlah sel, kadar alkohol, kadar abu, total padatan, yield
alkohol, Gula tak terfermentasi,
= 5. 104
Dimana:
A
UNIVERSITAS INDONESIA
43
7.2 FERMENTASI
Fermentasi di PT INDO ACIDATAMA Tbk. ini dilakukan dengan sistem
batch. Dimana dalam satu batch terdiri atas satu seed fermentor, pre fermentor
dan main fermentor. Tanki seed fermentor terdiri atas tiga tanki, yaitu tanki 209
A,B dan C. Tanki pre fermentor terdiri atas tanki FB 210, 211 dan 212.
Sedangkan untuk tanki main fermentor memiliki enam tanki dengan tiga tanki
berkapasitas 750 m3 (tanki FB 213, 214 dan 215), sedangkan tiga tanki lainnya
memiliki kapasitas 1000 m3 (tanki FB 216, 217 dan 218).
UNIVERSITAS INDONESIA
44
1. Seed fermentor
Seed fermentor merupakan tempat starter pertama pembenihan atau
pertumbuhan jasad. Proses dalam seed fermentor terdiri dari proses persiapan
media, pembuatan media , pendinginan media, pembiakan media, dan kondisi
operasional selama inkubasi. Ilustrasi tanki seed fermentor dapat dilihat pada
Gambar 7.2.
45
UNIVERSITAS INDONESIA
46
47
Dengan persyaratan
UNIVERSITAS INDONESIA
48
Kadar akohol = 3 5 %
Setelah 14 jam, kultur yeast ditransfer ke media pre fermenter, tetapi
sebelum ditransfer, terlebih dahulu diambil kulturnya sebanyak 16 liter,
yang dipergunakan sebagai inokolum batch berikutnya. Adapun
pengambilanya lewat sample cook yang telah disemprot alkohol 70%
sedangkan untuk menampung cultur digunakan labu/erlenmeyer 5000
ml yang sebelumnya sudah disterilkan.
Pre fermentor
Tanki pre fermentor merupakan
UNIVERSITAS INDONESIA
49
UNIVERSITAS INDONESIA
50
2. Sterilisasi Tanki
Langkah sterilisasi tanki adalah :
a. Buka valve steam perlahan-lahan 1/4 putaran
b. Tanki di sterilisasi sampai temperatur 99-100C, jika sudah
tercapai, tutup valve steam.
c. Sterilisasi dilakukan selama 1 jam
d. Jika sudah 1 jam, buka valve aerasi 1/2 putaran untuk
mengeluarkan sisa-sisa steam
e. Buka valve drain agar kondensat terbuang.
B. Pembuatan Media Pre fermentor
1. Pengaturan valve-valve dan pompa-pompa saat filling
a. Buka valve di depan P 107, P 201, P 202, dan P 204
b. Buka valve filling pre-fermenter dan tutup valve yang menuju
main fermenter (valve distribusi)
c. Nyalakan P 204, P 202, P 107 (setting otomatis) dan P 201 dan
MX 208.
d. Buka valve aerasi 20 m3/jam dari M551 atau dari BA 228
e. Tuangkan urea 50 kg dan larutan asam fosfat sebanyak 70 kg
f. Kecepatan P 202 diatur 60 m3/jam
g. Tuangkan antifoam (Polypropylene glycol) sebanyak 0,5 L
2. Filling dihentikan jika :
a. Molases masuk tanki sebanyak 9500 ton, dilihat dari flowmeter
b. Air proses masuk tanki 29 m3 (lihat FIQ 2108), jika sudah
terpenuhi kembalikan valve ke posisi semula
c. Volume pre-fermenter 36 m3 (volume media)
C. Pasteurisasi Media Pre fermentor
Dilakukan dengan menggunakn steam melalui sparger yang ada di
dasar tanki sehingga media akan kontak langsung dengan steam.
Pasteurisasi tersebut dilakukan dengan langkah-langkah:
a. Valve aerasi dibuka pada laju 200 m3/jam dari BA 226/551
atau dari BA 228
b. Buka valve steam perlahan-lahan hingga 2,5 putaran
UNIVERSITAS INDONESIA
51
Main fermentor
Main fermentor merupakan tanki dimana proses perubahan molases
menjadi ethanol dilakukan hingga kadar ethanol mencapai 10-12%. Tanki
main fermentor merupakan tanki yang paling besar di unit 200 (Fermentasi)
dan harus dipastikan bebeas dari kontaminan seperti Acetobacter aceti,
Lactobacter aceti dan Leuconosto mosenteriodes.Adapun ilustrasi tangki
main fermentor dapat dilihat pada Gambar 7.4.
UNIVERSITAS INDONESIA
52
UNIVERSITAS INDONESIA
53
UNIVERSITAS INDONESIA
54
Tahap
I
Media Pre
II
III
IV
Total
Molases
85
9,5
30,5
35
35
195
Keterangan :
1. Interval dari tahap I ke tahap II adalah 2 jam
2. Interval dari tahap II ke tahap III adalah 2 jam
3. Untuk interval dari tahap III ke tahap IV adalah 1 jam sebelum
destilasi tanki yang baru dilaksanakan.
4. Sehingga total filling berlangsung 16-17 jam
g. Selama filling suhu dijaga pada kisaran 32-35 C, dengan
pendinginan dari Plate and Frame Heat exchanger.
h. Setelah filling berjalan 4 jam, tanki fermentor diberi antifoam
berupa FDP sebanyak 5 L dan gas CO2 mulai diparalel.
i.
mati dan
UNIVERSITAS INDONESIA
55
Bahan
: stainless steel
Tinggi shell
:2m
Diameter in
: 1,3 m
Tebal shell
:4m
Volume eff.
: 2 m3
Kondisi operasi :
-
UNIVERSITAS INDONESIA
56
Kondisi aerob
pH 4,5-5
Bahan pembantu : air proses, larutan formalin 37%, steam, urea, asam
fosfat, agen anti foam, yeast awal dari laboratorium
Bahan
: stainless steel
Tinggi shell
:6 m
Diameter shell
: 3,8 m
: 0,5 m
Tebal shell
: 4 mm
Volume efektif
: 50m3
Kondisi operasi :
-
Kondisi aerob
Suhu 32C
pH 4-5,2
UNIVERSITAS INDONESIA
57
Bahan pembantu : air proses, larutan formalin , steam, urea, asam fosfat, agen
antifoam, mash dari seed fermentor.
Produk : mash yang mengandung yeast untuk fermentasi di main fermentor
3. Tanki main fermentor
Fungsi : sebagai tempat terjadinya proses fermentasi yang mengubah glukosa
(substrat) menjadi alkohol (produk)
Bentuk : silinder tegak tertutup yang dilengkapi dengan sparger dan heat
exchanger di luar tanki
Spesifikasi:
-
Bahan
: carbon steel
Tinggi shell
: 9,56 m
Diameter shell
: 10,35 m
: 1,6 m
Tebal shell
: 8-8-8-6-6-6 mm
Voluime efektif
: 800 m3
Kondisi operasi :
-
Kondisi anaerob
Suhu 32C
pH 4-5
UNIVERSITAS INDONESIA
58
Tipe
: SC II Bloc 2
Kondisi operasi:
-
Kecepatan
: 1100 m3/jam
Tekanan masuk
: 1 bar
Tekanan keluar
: 1,6 bar
Motor : tipe 200 LT-2, 30 kW, 57 A, 3000 rpm, 3 phase, cos 0,89, 50 Hz
5. Blower (BA 227)
Fungsi : menyuplai udara ke main fermentor
Jenis
Kondisi operasi :
-
Kecepatan
: 635 m3/jam
Tekanan masuk
: 1 bar
Tekanan keluar
: 1,9 bar
Motor : tipe LS 200 LT-2, 30 kW, 57 A, 3000 rpm, 3 phase, cos 0,89, 50 Hz
: plate HE laval
Tekanan maksimal
: 13 bar
UNIVERSITAS INDONESIA
59
Suhu minimal
: 55C
Tabel 7.2 Kondisi operasi HE
Mash (panas)
Air (dingin)
satuan
Kecepatan rata-rata
255
240
ton/jam
Suhu masuk
38
32
Suhu keluar
35
35
P total
6,5
5,8
MWE
Volume cairan
118,8
118,8
Liter
: 53.5 m2
Jumlah plate
: 109 buah
Panjang
: 1.050 m
Tebal
: 0.4 mm
Fungsi
Speksifikasi :
-
Jenis
: pompa sentrifugal
Tipe
: NR 125-250
Tekanan
Motor
8. Pompa (P 201)
Fungsi : memompa tetes dari hopper FC 206 bercampur dengan air proses dan
dialirkan ke fermenter
Spesifikasi
Jenis
: pompa ulir
Bahan
: cast iron Ft 25
UNIVERSITAS INDONESIA
60
Tipe
: 60 I 5
Kecepatan
: 55-319 rpm
Kapasitas
: 7-30 m3/jam
Kondisi operasi :
-
Suhu
: 25-35C
ViskosItas
: <5000 cp
Motor : 7,5 kW, 1450 rpm, 3 phase, suhu hingga 40C, 50 Hz, cos 0,83
9. Pompa P202
Fungsi : mengalirkan air proses dari hopper FC 207
Spesifikasi:
-
Jenis
: pompa ulir
Bahan
: cast iron FT 25
Tipe
: 120 I 5
Kecepatan
: 68 414 rpm
Kapasitas
: 22-90 m3/jam
Kondisi operasi :
-
Suhu
: 25-35C
Viskositas
: < 5000 cp
Motor : tipe LS 160 L4, 15 kW, 3 phase, suhu sampai 40C, 50 Hz, cos 0,86
10. Pompa P203
Fungsi : mengalirkan air pembersih dari unit utilitas ke tanki pembibbitan, pre
fermentor dan main fermentor
UNIVERSITAS INDONESIA
61
Spesifikasi:
-
Jenis
: pompa sentrifugal
Tipe
: NE 5-20
Kapasitas
: 60-80 m3/jam
Kondisi operasi :
-
Kecepatan
: 2900 rpm
Tekanan keluar
: 4,8-5 bar
Tekanan maksimal
: 10 bar
Motor : tipe MEUC 160 L2, 18, 15 kW, 35 A, 2920 rpm, 3 phase, 50 Hz
11. Pompa P 204
Fungsi : mengirim air proses ke hopper FC 207
Spesifikasi:
-
Jenis
: pompa sentrifugal
Tipe
: NE 6-16
Kapasitas
: 65-90 m3/jam
Kondisi operasi :
-
Kecepatan
: 2900 rpm
Tekanan keluar
: 3,2-3 bar
Tekanan maksimal
: 10 bar
Motor : tipe MEUC 160 L2, 18, 15 kW, 29 A, 2930 rpm, 3 phase, 50 Hz
12. Hopper FC 206
Fungsi : menampung tetes untuk kemudian didistribusi ke fermentor
Jenis
Spesifikasi :
-
Diameter
: 2,4 m
UNIVERSITAS INDONESIA
62
Tinggi
: 1,88 m
Kapasitas
: 8,5 m3
Spesifikasi :
-
Diameter
: 2,4 m
Tinggi
: 1,88 m
Kapasitas
: 8,5 m3
UNIVERSITAS INDONESIA
63
BAB VIII
TUGAS KHUSUS KP PT INDO ACIDATAMA
KINEKTIKA PERTUMBUHAN YEAST DAN PRODUK
Tugas khusus yang diberikan merupakan perhitungan laju pertumbuhan yeast dan
laju pembetukan produk di PT Indo Acidatama Tbk. Dimana data pertumbuhan
mikroba dapat dilihat pada Tabel 8.1..
Tabel 8.1. Data pertumbuhan mikroba di plant
Jam
Udr,
Suhu,
m3/jam
Jml
pH
Bx
% Alc
4,78
13,2
1,4
1,4
Sel
10^8
200
200
29,7
4,75
13,5
1,45
2,9
200
30,2
4,78
11,5
1,9
2,3
200
31,7
4,7
10
2,5
3,5
200
31
4,68
2,8
2,8
10
200
27,2
4,74
5,5
12
200
25,8
4,76
5,9
5,5
5,15
14
200
24,5
4,79
<6
5,5
4,15
16
200
25
4,77
<6
5,5
4,85
18
200
26,5
4,76
<6
5,5
4,7
20
200
26,7
4,78
<6
5,5
4,55
22
200
26,8
4,75
<6
5,5
4,1
24
200
27,7
4,76
<6
5,5
3,9
Karena ini adalah data di pre fermentor yang mana berkapasitas 50m3, dan yeast
(kultur) berasal dari seed fermentor yang mana hanya berkapasitas 2m3. Oleh
karena keadaan pre dan seed fermenter sama dan hanya kapasitas saja yang
berbeda, maka jumlah sel awal yang ada dalam tanki pre fermenter adalah:
50. 3,95.108=2.x
UNIVERSITAS INDONESIA
64
x= 1,58.107
Dan tabel pertumbuhan serta kurvanya akan seperti ditunjukkan pada Tabel 8.2
dan Gambar 8.1:
Tabel 8.2 Pertumbuhan sel
Jam
Udr, m3/jam
Suhu,
pH
Bx
% Alc
C
0
200
4,82
16,5
0,158
200
4,78
13,2
1,4
1,4
200
29,7
4,75
13,5
1,45
2,9
200
30,2
4,78
11,5
1,9
2,3
200
31,7
4,7
10
2,5
3,5
200
31
4,68
2,8
2,8
10
200
27,2
4,74
5,5
12
200
25,8
4,76
5,9
5,5
5,15
14
200
24,5
4,79
<6
5,5
4,15
16
200
25
4,77
<6
5,5
4,85
18
200
26,5
4,76
<6
5,5
4,7
20
200
26,7
4,78
<6
5,5
4,55
22
200
26,8
4,75
<6
5,5
4,1
24
200
27,7
4,76
<6
5,5
3,9
10
15
20
25
30
waktu
UNIVERSITAS INDONESIA
65
log log
0,301.
Log Xo = 7,198657
Log Xt = 8,711807
=
8.711807 7,198657
= 0,42
0,301.12
ln
Dimana :
Tb : waktu yang diperlukan satu proses batch, untuk menumbuhkan biomassa
sebesar xo ke xf
Xf : kosentrasi sel akhir
Xo : konsentrasi sel awal
Sehingga :
UNIVERSITAS INDONESIA
66
12 =
ln
ln
5.15. 108
1,58. 107
= 0,29
Untuk laju pembentukan alkohol, merupakan fungsi dari konstanta monod dan
ditemukan dengan menghitung dahulu yield produk (Yp/x). Dimana pembentukan
produk yang sesuai dengan metabolit primer:
Dimana :
p = konsentrasi produk
qp = laju spesifik pembentukan produk
Pembentukan produk juga memiliki hubungan dengan produksi biomassa:
= /
.
= / .
Oleh karena
= , maka:
= / .
UNIVERSITAS INDONESIA
67
konsentrasi
produk
dikonversikan
dalam
satuan
gram,
sehingga
menghasilkan data konsentasi produk seperti yang disajikan dalam Tabel 8.3:
Tabel 8.3 Data konsentrasi produk
Jumlah
log
massa S
[S]
Vp
mP
[P]
sel
15800000
50400
39780720 863484,3
52200
41201460
894323
68400
53988120
1171871
90000
71037000
1541936
1726969
1,56E+08
3392260
1,56E+08
3392260
500000000
8,69897
1,5. 108
= 0,31
8
8
5,15. 10 0,158. 10
/
= 0,31
. 0,29
= 0,0899 /
UNIVERSITAS INDONESIA
68
BAB IX
KESIMPULAN
1. Laju pertumbuhan yeast spesifik (max ) = 0,29
UNIVERSITAS INDONESIA
69
DAFTAR PUSTAKA
Doran,
Pauline
M.1995.
Bioprocess
Engineering
principles.
Second
Edition.Academic press:London
Judoamidjojo,M.1990.Teknologi fermentasi. Rajawali Press:Jakarta
Panduan PKL Utility Department. PT Indo Acidatama Tbk:Karanganyar, Solo
Prescott,S.C & Dunn, C.G.1959. Industrial Microbiology.Third Edition.MC
Graw-Hill Book Co.:New York
Prosedur Mutu. PT Indo Acidatama Chemical Industry. Karanganyar,Solo
Setyohadi.1993. Pengaruh Penggunaan Inokulum Yeast dan Lama Fermentasi
terhadap Produksi Alkohol yang Dihasilkan dari Bahan Limbah Molase. Medan
UNIVERSITAS INDONESIA
70
LAMPIRAN
A. Organization Chart PT Indo Acidatama
UNIVERSITAS INDONESIA
71
UNIVERSITAS INDONESIA
72