ITS Undergraduate 9448 2205100061 Paper PDF
ITS Undergraduate 9448 2205100061 Paper PDF
Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di Desa Ketapang, Kabupaten Lombok Timur, NTB.
Paul Togan (2205 100 061)
Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111
E-mail: pltg_electrico@yahoo.com
ABSTRAK
Salah satu wujud dari pengembangan energi
arus laut di Indonesia, adalah pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di
Desa Ketapang, Kabupaten Lombok Timur, NTB.
Pembangkit ini hanya akan beroperasi selama 10 jam
dalam sehari, berdasarkan periode debit arus laut yang
paling efektif untuk memutar turbin. Oleh karena itu,
diperlukan suatu sistem penyimpanan energi untuk
menjamin kontinuitas pasokan energi listrik ke
konsumen. Sistem penyimpanan energi tersebut berupa
battery DC (accu) yang memiliki spesifikasi,
karakteristik charge dan discharge khusus. Dari data
yang ada, perlu dilakukan perhitungan untuk
mendaptkan nilai Amp Hrs yang sesuai pada battery
yang akan digunakan, serta analisa untuk menentukan
susunan dari rangkaian battery tersebut.
Dari perhitungan dan analisis yang dilakukan,
didapat bahwa baterai yang akan digunakan adalah
type GS-PS 2860 (2860 Ah / 6V) sebanyak 37 buah
yang dirangkai secara seri.
I.
PENDAHULUAN
Energi arus atau gelombang laut merupakan
salah satu bentuk energi yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi penghasil listrik untuk
mengatasi krisis energi yang terjadi di dunia saat ini.
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut merupakan
jawaban atas kebutuhan energi listrik yang berasal dari
sumber daya alam terbarukan, murah dan relatif mudah
untuk diaplikasikan.
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut
mempunyai tiga komponen utama yang terdapat di
dalamnya. Ketiga komponen tersebut adalah generator,
turbin sebagai prime mover dan battery sebagai
penyimpan energi yang telah dihasilkan. Pembangkit
ini tidak dapat beroperasi secara penuh dalam 24 jam,
hanya beroperasi berdasarkan periode debit arus laut
yang paling efektif untuk memutar turbin. Oleh karena
itu, diperlukan suatu sistem penyimpanan energi untuk
menjamin kontinuitas pasokan energi listrik ke
konsumen, meskipun pada saat generator sedang tidak
beroperasi.
Diperlukan suatu sistem penyimpanan energi
untuk menjamin kontinuitas pasokan energi listrik ke
konsumen, meskipun pada saat generator sedang tidak
beroperasi. Sistem penyimpanan energi tersebut berupa
battery DC (accu) yang memiliki spesifikasi,
karakteristik charge dan discharge khusus.
Adapun
persyaratan
pemilihan
lokasi
penempatan turbin Kobold adalah sebagai berikut:
(a) Kecepatan arus laut minimal
: 2 meter/detik
(b) Kedalaman air laut
: 15 25 meter
(c) Tinggi gelombang laut
: 1 1.5 meter
(d) Jarak maksimum dari pantai
: 1 kilo meter
II. 2. Generator Asinkron
Generator Asinkron (generator tak-serempak)
sering digunakan untuk sistem turbin angin dan sistem
mikrohidro yang putaran nya berubah-ubah sesuai
dengan kecepatan angin dan debit air.
Generator Asinkron yang digunakan pada
sistem PLTAL Kobold ini adalah salah satu komponen
terpenting dalam keseluruhan sistem PLTAL.
Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi
energi listrik. Prinsip kerja generator adalah
berdasarkan induksi elektromagnetik.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini
disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya
digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik
yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC
(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang
kurang lebih sinusoidal.
II. 3. Rectifier
Rectifier adalah alat yang digunakan untuk
mengubah sumber arus bolak-balik (AC) menjadi
sinyal sumber arus searah (DC). Rectifier yang
digunakan adalah rectifier 3 phasa. Gelombang AC
yang berbentuk gelombang sinus hanya dapat dilihat
dengan alatukur CRO. Rangkaian rectifier banyak
menggunakan transformator step down yang digunakan
untuk menurunkan
tegangan
sesuai
dengan
perbandingan transformasi transformator yang
digunakan.
Daya rectifier tiga fasa yang akan digunakan
harus sesuai dengan daya output dari pembangkit yaitu
minimal sebesar 70 kW, dengan efisiensi kerja 90%.
II. 4. Sistem Penyimpanan Energi (Baterai)
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi
arus laut (tidak sepanjang hari arus laut akan selalu
tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu.
Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi
berupa baterai (accu).
II. 4. 1. Kapasitas Baterai
Kapasitas baterai adalah jumlah ampere jam
(Ah = kuat arus/Ampere x waktu/hour), artinya baterai
dapat memberikan/menyuplai sejumlah isinya secara
rata-rata
sebelum
tiap
selnya
menyentuh
tegangan/voltase turun (drop voltage) yaitu sebesar
1,75 V (ingat, tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V;
jika dipakai maka tegangan akan terus turun dan
kapasitas efektif dikatakan sudah terpakai semuanya
bila tegangan sel telah menyentuh 1,75 V). Misal,
baterai 12 V 75 Ah. Baterai ini bisa memberikan kuat
arus sebesar 75 Ampere dalam satu jam artinya
memberikan daya rata-rata sebesar 900 Watt (Watt = V
x I = Voltase x Ampere = 12 V x 75 A). Secara
hitungan kasar dapat menyuplai alat berdaya 900 Watt
selama satu jam atau alat berdaya 90 Watt selama 10
jam, walaupun pada kenyataannya tidak seperti itu
300
200
100
0
0
30%
4400
40%
3700
50%
3000
60%
2400
70%
2000
14
16
18
20
22
24
250
200
150
100
50
0
0
10
12
14
16
18
20
22
24
Waktu (Pukul)
6200
5200
12
20%
10
Waktu (Pukul)
400
300
200
100
0
0
10
12
14
16
18
20
22
24
Waktu (Pukul)
10
12
14
16
18
20
22
24
Waktu (Pukul)
Kebutuhan Daya
(Watt)
300
200
100
0
0
10
12
14
16
18
20
22
24
Waktu (Pukul)
P
V PF
205.520
220 0,9
= 1037,97 AH
Perlu dihituhng pula adanya nilai efisiensi
kerja pada inverter sebesar 90%, sehingga kapasitas
baterai yang disiapkan harus ditambah sebesar 10%
dati nilai Ah yang telah didapat sebelum nya.
Perhitungan nya sebagai berikut:
Nilai Amper Hour Baterai =1037,97+ (10% 1037,97 )
=1141,76 Ah
Sesuai dengan ketentuan penggunaan deep
cycle battery yang hanya di-discharge sedalam 50%
dari kapasitas totalnya, maka nilai Ah yang didapat kita
kalikan 2.
Jadi kapasitas minimal yang harus dimiliki oleh baterai
adalah sebesar 2283,53 Ah.
IV.3. 3. Faktor Ekonomis Pemilihan Baterai
Faktor ekonomis tidak akan pernah lepas dari
perancangan dan pemilihan suatu sistem yang akan
digunakan. Pada akhirnya, faktor ekonomis jugalah
yang akan menentukan sistem mana yang akan dipilih.
Sistem harus memiliki nilai ekonomis yang tinggi
tanpa harus mengorrbankan fungsi dan tujuan utama
dari perancangan sistem tersebut. Tabel berikut akan
memberikan perbandingan faktor ekonomis dari tiaptiap baterai yang sudah dijelaskan sebelumnya:
2.
Tipe Baterai
GS PS-2860
GS PS-2450
GS EF-3000
Kapasitas (24
H)
2860 Ah /
6V
2450 Ah / 4V
300 Ah / 2V
Jumlah
Baterai yang
Diperlukan
37
55
110
Total Biaya
37 USD
1480 = USD
54.760
55 1150 =
USD 63.250
110 915 =
USD 100.650
10 Tahun
12 Tahun
15 Tahun
5476
5270,83
6710
Usia Pakai
(DOD 50%)
Harga : Usia
Pakai
DAFTAR PUSTAKA
1. Roger Peters, P.Eng. Storing Renewable
Power, York
University, Canada, Juni 2008.
2. Takuya Oda, Takahiko Miyakazi, Mazakazu Ito,
A Theoritycal Analysis of the Electric Power
Storage Capacity under Changing Renewable
Energy Supplies adn Power Demands, Tokyo
Institute of Technology, Tokyo, 2007.
3. Erwandi.
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartike
l&1125749 Tanggal 20-9-2008
4. Nanang H, Yuni A, Analisa Potensi Energi Arus
Laut sebagai Pembangkit Listrik di Dunia dan di
Indonesia, Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 20
September 2008.
BIOGRAFI
Penulis dilahirkan di
Jakarta pada tanggal 30
Juli1987 dengan nama lengkap
Paul Togan Lambas Jonathan
Sihombing, merupakan putra
pertama dari empat bersaudara
dari pasangan Polin M.
Sihombing dan Nina Sabrina.
Tempat tinggal di Taman Sari
Persada Raya X/3, Jatibening,
Bekasi.
Pada tahun 2005 diterima di Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya, mengambil bidang studi
Teknik Sistem Tenaga dengan nomor registrasi
2205.100.061.