Anda di halaman 1dari 6

Perencanaan Sistem Penyimpanan Energi dengan Menggunakan Battery pada Pembangkit

Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di Desa Ketapang, Kabupaten Lombok Timur, NTB.
Paul Togan (2205 100 061)
Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111
E-mail: pltg_electrico@yahoo.com
ABSTRAK
Salah satu wujud dari pengembangan energi
arus laut di Indonesia, adalah pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) di
Desa Ketapang, Kabupaten Lombok Timur, NTB.
Pembangkit ini hanya akan beroperasi selama 10 jam
dalam sehari, berdasarkan periode debit arus laut yang
paling efektif untuk memutar turbin. Oleh karena itu,
diperlukan suatu sistem penyimpanan energi untuk
menjamin kontinuitas pasokan energi listrik ke
konsumen. Sistem penyimpanan energi tersebut berupa
battery DC (accu) yang memiliki spesifikasi,
karakteristik charge dan discharge khusus. Dari data
yang ada, perlu dilakukan perhitungan untuk
mendaptkan nilai Amp Hrs yang sesuai pada battery
yang akan digunakan, serta analisa untuk menentukan
susunan dari rangkaian battery tersebut.
Dari perhitungan dan analisis yang dilakukan,
didapat bahwa baterai yang akan digunakan adalah
type GS-PS 2860 (2860 Ah / 6V) sebanyak 37 buah
yang dirangkai secara seri.

II. SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA


ARUS LAUT KOBOLD
Pembangunan PLTAL Kobold di desa
Ketapang Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok
Timur, memanfaatkan potensi arus laut pada selat atas
pantai Tanjung Menangis. Daerah pelayanan listrik
dalam pembangunan PLTAL Kobold direncanakan
untuk melistriki rymah-rumah penduduk dan fasilitas
umum di dusun Ketapang. Dusun Ketapang esa
Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur saat ini belum
mendapat pelayanan daya listrik dai PT. PLN (Persero)
Cabang Mataram.
Sistem PLTAL Kobold terdiri dari bagianbagian utama, diantaranya:
1. Turbin Kobold
2. Generator Asinkron
3. Rectifier
4. Sistem penyimpanan energi (baterai)
5. Inverter
Seperti diketahui bahwa arus laut yang terjadi
mengikuti siklus alamn yaitu tergantung dari pasang
naik dan pasang surut, sehingga potensi arus dengan
kecepatan maksimum tidak dapat berlangsung kontinyu
setiap hari. Dengan demikian untuk mendapatkan daya
listrik yang maksimum maka sistem kelistrikan ini
menggunakan sistem penyimpanan menggunakan
baterai (accu), kemudian melalui inverter 3 fasa daya
listrik disalurkan melalui saluran distribusi ke
konsumen.
II. 1. Turbin Kobold
Turbin yang digunakan adalah turbin arus bawah laut
Kobold yang merupakan hasil dari kerjasama antara
Indonesia dengan tim mekanik dan elektrik dari Pda
Archamedae Italy. Teknologi Kobold mengadopsi
konsep propeler (baling-baling kapal) yang diputar arus
vertikal, dapat menghasilkan daya sebesar 110 kilowatt
(kW).

I.

PENDAHULUAN
Energi arus atau gelombang laut merupakan
salah satu bentuk energi yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi penghasil listrik untuk
mengatasi krisis energi yang terjadi di dunia saat ini.
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut merupakan
jawaban atas kebutuhan energi listrik yang berasal dari
sumber daya alam terbarukan, murah dan relatif mudah
untuk diaplikasikan.
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut
mempunyai tiga komponen utama yang terdapat di
dalamnya. Ketiga komponen tersebut adalah generator,
turbin sebagai prime mover dan battery sebagai
penyimpan energi yang telah dihasilkan. Pembangkit
ini tidak dapat beroperasi secara penuh dalam 24 jam,
hanya beroperasi berdasarkan periode debit arus laut
yang paling efektif untuk memutar turbin. Oleh karena
itu, diperlukan suatu sistem penyimpanan energi untuk
menjamin kontinuitas pasokan energi listrik ke
konsumen, meskipun pada saat generator sedang tidak
beroperasi.
Diperlukan suatu sistem penyimpanan energi
untuk menjamin kontinuitas pasokan energi listrik ke
konsumen, meskipun pada saat generator sedang tidak
beroperasi. Sistem penyimpanan energi tersebut berupa
battery DC (accu) yang memiliki spesifikasi,
karakteristik charge dan discharge khusus.

Gambar. II.1. Turbin Kobold

Adapun
persyaratan
pemilihan
lokasi
penempatan turbin Kobold adalah sebagai berikut:
(a) Kecepatan arus laut minimal
: 2 meter/detik
(b) Kedalaman air laut
: 15 25 meter
(c) Tinggi gelombang laut
: 1 1.5 meter
(d) Jarak maksimum dari pantai
: 1 kilo meter
II. 2. Generator Asinkron
Generator Asinkron (generator tak-serempak)
sering digunakan untuk sistem turbin angin dan sistem
mikrohidro yang putaran nya berubah-ubah sesuai
dengan kecepatan angin dan debit air.
Generator Asinkron yang digunakan pada
sistem PLTAL Kobold ini adalah salah satu komponen
terpenting dalam keseluruhan sistem PLTAL.
Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi
energi listrik. Prinsip kerja generator adalah
berdasarkan induksi elektromagnetik.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini
disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya
digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik
yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC
(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang
kurang lebih sinusoidal.
II. 3. Rectifier
Rectifier adalah alat yang digunakan untuk
mengubah sumber arus bolak-balik (AC) menjadi
sinyal sumber arus searah (DC). Rectifier yang
digunakan adalah rectifier 3 phasa. Gelombang AC
yang berbentuk gelombang sinus hanya dapat dilihat
dengan alatukur CRO. Rangkaian rectifier banyak
menggunakan transformator step down yang digunakan
untuk menurunkan
tegangan
sesuai
dengan
perbandingan transformasi transformator yang
digunakan.
Daya rectifier tiga fasa yang akan digunakan
harus sesuai dengan daya output dari pembangkit yaitu
minimal sebesar 70 kW, dengan efisiensi kerja 90%.
II. 4. Sistem Penyimpanan Energi (Baterai)
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi
arus laut (tidak sepanjang hari arus laut akan selalu
tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu.
Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi
berupa baterai (accu).
II. 4. 1. Kapasitas Baterai
Kapasitas baterai adalah jumlah ampere jam
(Ah = kuat arus/Ampere x waktu/hour), artinya baterai
dapat memberikan/menyuplai sejumlah isinya secara
rata-rata
sebelum
tiap
selnya
menyentuh
tegangan/voltase turun (drop voltage) yaitu sebesar
1,75 V (ingat, tiap sel memiliki tegangan sebesar 2 V;
jika dipakai maka tegangan akan terus turun dan
kapasitas efektif dikatakan sudah terpakai semuanya
bila tegangan sel telah menyentuh 1,75 V). Misal,
baterai 12 V 75 Ah. Baterai ini bisa memberikan kuat
arus sebesar 75 Ampere dalam satu jam artinya
memberikan daya rata-rata sebesar 900 Watt (Watt = V
x I = Voltase x Ampere = 12 V x 75 A). Secara
hitungan kasar dapat menyuplai alat berdaya 900 Watt
selama satu jam atau alat berdaya 90 Watt selama 10
jam, walaupun pada kenyataannya tidak seperti itu

II. 4. 2. Waktu dan Arus Pengeluaran Baterai


Pengeluaran Lambat (berupa pengeluaran arus
yang rendah) mengakibatkan waktu pengeluaran juga
diperpanjang alias kapasitas lebih tinggi. Kapasitas
yang dinyatakan untuk baterai yang umum
pemakaiannya pada pengeluaran tertentu, biasanya 20
jam. Contoh nya adalah sebuah baterai 12 V 75 Ah bisa
dipakai selama 20 jam jika kuat arus rata-rata yang
digunakan dalam 1 jam adalah 3,75 Ampere (75 Ah /
20 h), sedangkan bila digunakan sebesar 5 Ampere
maka waktu pemakaian bukannya 15 jam (75 Ah / 5 A)
tapi lebih kecil yaitu 14 jam, sedangkan pada
penggunaan Ampere yang jauh lebih besar, yaitu 7,5
Ampere maka waktu pemakaian bukan 10 jam (75 A /
7,5 A) tapi hanya 7 jam. Hal ini bisa menjadi jawaban
bagi mereka yang menggunakan UPS, misal 500 VA
atau 500 Wh, yang mana baterai UPS hanya bertahan
lebih kurang 5 - 15 menit untuk komputer yang
memerlukan daya 250 Watt, padahal kalau berdasarkan
hitungan kasar seharusnya bisa bertahan selama 2 jam
(500 Watt.hour / 250 Watt).
II. 4. 3. Pengukuran Kapasitas Baterai (Battery
sizing)
Untuk menjamin kontinuitas pasokan listrik,
diperlukan baterai (accu) dengan kapasitas dan
spesifikasi tetentu. Pengukuran kapasitas baterai yang
akan digunakan adalah langkah terpenting, disamping
penentuan bagaimana baterai tersebut dirangkai (jenis
rangkaian yang digunakan, apaka seri, pararel atau seripararel).
Berikut ini adalah daftar definisi dari
parameter-parameter yaitu satuan dan istilah yang
jamak ditemui dalam proses pengukuran kapasitas
baterai:
(a)
Ampere (A) : Adalah satuan dari besarnya arus
listrik yang harus dipasok oleh baterai menuju
beban.
(b)
Volt (V) : Adalah satuan dari tegangan, yaitu
nilai perbedaan potensial dimana arus akan
mengalir.
(c)
Watt (W) : Adalah besaran dari daya listrik
yang diperoleh dengan cara mengalikan nilai
Tegangan (Volt) dengan nilai Arus (Ampere).
(d)
Amperhour (Ah) : Adalah satuan dari besarnya
arus (Ampere) yang dapat dipasok oleh baterai
dalam waktu tertentu (Hour). Nilai Ah dari
suatu baterai didapat dengan cara mengalikan
nilai arus yang dapat dipasok dengan suatu
besaran waktu. Satuan besaran waktu juga
menunjukkan waktu atau durasi discharge dari
baterai tersebut.
Contoh: Jika suatu baterai dapat memasok arus
sebesar 10 A dalam waktu 5 jam, maka
kapasitas Ah dari baterai tersebut adalah sebesar
50 Ah.
(e)
Watthour (Wh) : Adalah satuan dari besarnya
energi listrik yang dikonsumsi oleh beban. Nilai
Wh dari suatu peralatan listrik didapat dengan
cara mengalikan nilai besarnya daya listrik yang
dikonsumsi dengan suatu besaran waktu.
Contoh : Jika suatu beban mengkonsumsi daya
listrik sebear 100 Watt dalam waktu 4 jam,

maka besarnya KWh dari peralatan listrik


tersebut adalah sebesar 400 KWh.
(f)
Baterai dirangkai secara seri : Ketika beberapa
baterai dirangkai secara seri, maka
nilai
tegangan total dari rangkaian baterai tersebut
didapat dengan menjumlahkan tiap nilai
tegangan dari masing-masing baterai. Nilai Ah
dari rangkaian baterai yang dirangkai secara seri
adalah tetap (sama dengan nilai Ah dari masingmasing baterai penyusun rangkaian). Cara
merangkai nya adalah dengan menghubungkan
terminal positif dari suatu baterai dengan
terminal negatif baterai lain nya.
(g)
Baterai dirangkai secara pararel : Ketika
beberapa baterai dirangkai secara pararel, maka
nilai tegangan total rangkaian baterai tersebut
adalah tetap (sama dengan nilai tegangan dari
masing-masing baterai penyusun rangkaian).
Nilai AH dari rangkaian baterai yang dirangkai
secara pararel akan meningkat, yang didapat
dengan menjumlahkan tiap nilai Ah dari
masing-masing baterai. Cara merangkainya
adalah dengan cara menghubungkan terminal
positif dari suatu baterai dengan terminal positf
baterai lain nya.
(h)
Baterai dirangkai secara seri-pararel :
Merupakan kombinasi dari rangkaian seri dan
pararel. Pada jenis rangkaian ini, akan terjadi
kenaikan nilai tegangan dan nilai Ah sesuai
dengan jumlah baterai yang terdapat pada
rangkaian.
Dalam melakukan pengukuran kapasitas baterai,
terdapat beberapa langkah-langkah, yaitu:
(1)
Menghitung nilai total KWH dari beban yang
akan dipasok oleh baterai tersebut.
(2)
Menentukan seberapa lama baterai akan
digunakan untuk memasik beban (waktu charge
dan discharge). Sebaiknya baterai tidak
mengalami discharge melebihi 50% dari
kapasitas total nya. Kapasitas AH yang tertulis
pada suatu baterai, biasanya merupakan
kapasitas baterai dengan waktu discharge
selama 20 jam, ini berarti pada baterai
berkapasitas 100 AH, akan memasok arus
sebesar 5 A selama 20 jam.
(3)
Menentukan besarnya kapasitas Ah maksimum
yang dapat digunakan berdasarkan waktu
discharge nya.
(4)
Menentukan jumlah unit baterai yang akan
digunakan.
II. 5. Inverter
Inverter digunakan untuk mengubah tegangan
input DC menjadi tegangan AC. Keluaran inverter
dapat berupa tegangan yang dapat diatur dan tegangan
yang tetap. Sumber tegangan input inverter dapat
menggunakan battery, cell bahan bakar, tenaga surya,
atau sumber tegangan DC yang lain.
Daya inverter tiga fasa yang akan digunakan
harus sesuai dengan besarnya daya maksimum dari
beban yaitu minimal sebesar 28.775 kW, oleh karena
itu dipilih inverter yang berdaya 30 kW untuk menjaga

kemungkinan terjadinya overload. Inverter yang


digunakan memiliki efisiensi kerja sebesr 90%.
III. DATA PENELITIAN
III. 1. Kondisi Daerah Potensi dan Calon
Pelanggan
Pembangunan PLTAL Kobold di desa
Ketapang Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok
Timur, memanfaatkan potensi arus laut pada selat alas
pantai Tanjung Menangis berjarak 4 km dai jalan
raya Aikmel Pelabuhan Kayangan. Secara geografis
terletak pada koordinat 11603928 Bujur Timur dan
803320 Lintang Selatan dengan ketinggian 1 ft dari
permukaan laut. Untuk mencapai lokasi potensi
tersebut dapat dicapai dengan kendaraan roda empat
sampai pada dusun Ketapang dan selanjutnya jalan
pematang kebun 750 m ke arah Timur. Lokasi
potensi arus laut untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Arus Laut Kobold yang dimaksud dapat dilihat pada
gambar III.1.

Gambar. III.1. Lokasi PLTAL Kobold


Daerah pelayanan listrik dalam pembangunan
PLTAL Kobold direncanakan untuk melistriki rumah
rumah penduduk dan fasilitas umum pada dua lokasi
dengan jarak dari pusat pembangkit 1,5 km dan 1
km. Dusun Ketapang desa Pringgabaya Kabupaten
Lombok Timur saat ini belum mendapat pelayanan
listrik dari PT. PLN (Persero) Cabang Mataram.
Untuk wilayah Lombok Timur, energi yang
mempunyai prospek bagus adalah energi arus laut. Hal
ini dikarenakan kondisi geografis NTB yang
mempunyai banyak pulau dan selat sehingga arus laut
akibat interaksi Bumi-Bulan-Matahari mengalami
percepatan saat melewati selat-selat tersebut.
Kajian mengenai kondisi masyarakat sebagai
calon pelanggan dari rencana pembangunan PLTAL
sangatlah penting artinya meningat melalui kajian ini
diharapkan dapat dianalisis berbagai hal menyangkut
pemanfaatan energi listrik, persepesi kemampuan dan
kesanggupan calon pelanggan untuk dalam membayar
iuran listrik dan pengelolaan PLTAL tersebut melalui
kelembagaan.
Beberapa hal yang perlu diketahui untuk
mendukung kajian aspek sosial ekonomi masyarakat
antara lain :
1. Jumlah calon pelanggan
2. Tanggapan dan persepsi masyarakat
3. Pendapatan Masyarakat
4. Kemampuan mengelola

III. 2. Depth of Discharge (DOD) dan Durasi


Penyimpanan Baterai Pada Baterai Jenis Deep
Cycle
Depth of Discharge (DOD) adalah suatu
ketentuan yang membatasi tingkat kedalaman
discharge maksimum yang dapat diberlakukan pada
baterai tersebut. Pengaturan DOD berperan dalam
menjaga usia pakai (life time) dari baterai tersebut.
Semakin dalam DOD yang diberlakukan pada suatu
baterai, maka semakin pendek pula usia pakai dari
baterai tersebut. DOD yang diberlakukan pada baterai
yang akan digunakan (Deep Cycle Battery) pada sistem
kali ini adalah sebesar 50%. Berikut ini adalah tabel
yang menunjukan hubungan antara DOD dan usia
pakai dari suatu baterai :

Kebutuhan Daya (Watt)

Load Profile Mesjid

300
200
100
0
0

30%

4400

40%

3700

50%

3000

60%

2400

70%

2000

14

16

18

20

22

24

Kebutuhan Daya (Watt)

Load Profile Mushola

250
200
150
100
50
0
0

10

12

14

16

18

20

22

24

Waktu (Pukul)

6200
5200

12

Gambar. IV.2. Load Profile Masjid

Usia Baterai dalam


Cycle

20%

10

Waktu (Pukul)

Tabel III.1. Tabel Hubungan antara DOD dan Usia


Pakai Baterai
Depth of
Discharge
(DOD)
10%

400

Gambar. IV.3. Load Profile Mushola

Kebutuhan Daya (Watt)

Load Profile Posyandu dan Puskesmas

IV. ANALISIS DATA


Analisis data mencakup analisis terhadap
beban, pembangkit listrik, konverter dan baterai yang
akan digunakan.
IV. 1. Analisis Beban
Kondisi daerah sebagai layanan PLTAL
tersebut meliputi rumah-rumah penduduk di sekitar
potensi yaitu dusun Ketapang yang terbagi dalam dua
kelompok rumah penduduk, jarak total layanan
(jaringan listrik) sampai konsumen total 2.400 meter.
Dari hasil pendataan calon pelanggan yang sudah
dilakukan terdapat 134 rumah dari 3 fasilitas umum
(Masjid, mushola, posyandu dan puskesmas) sehingga
total pelanggan ada 137 pelanggan. Setelah mengetahui
jenis dan jumlah beban, kita akan menghitung besarnya
daya maksimum yang dikonsumsi oleh beban yang
akan ditulis dalam satuan W (Watt) atau kW ( Kilo
Watt). Di bawah ini adalah kurva Load profile tiap-tiap
jenis beban dan keseluruhan beban :

300
200
100
0
0

10

12

14

16

18

20

22

24

Waktu (Pukul)

Gambar. IV.4. Load Profile Posyandu dan Puskesmas

Kebutuhan Daya (Watt)

Load Profile Keseluruhan


30000
28000
26000
24000
22000
20000
18000
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
0

10

12

14

16

18

20

22

24

Waktu (Pukul)

Gambar. IV.5. Load Profile Beban Keseluruhan

Kebutuhan Daya
(Watt)

Load Profile Rumah Penduduk

Setelah mengetahui load profile harian dari


tiap-tiap jenis beban, kita dapat menghitung perkiraan
besarnya daya maksimum dan total energi yang
dikonsumsi oleh seluruh pelanggan yang ada di Dusun
Ketapang dalam jangka waktu satu hari (24 jam) yang
akan ditulis dalam satuan kW (Kilo Watt) untuk daya
dan Wh (Watt Hour) atau KWh (Kilo Watt Hour)
untuk energi. Hal ini diperlukan untuk mengetahui
besarnya daya total yang dibutuhkan oleh Desa

300
200
100
0
0

10

12

14

16

18

20

22

24

Waktu (Pukul)

Gambar. IV.1. Load Profile Rumah Penduduk

Ketapang dalam jangka waktu sehari, yang nantinya


akan disimpan di sistem penyimpanan energi berupa
baterai. Besarnya daya dan energi total tersebut adalah
sebagai berikut:
- Kebutuhan daya maksimum dalam sehari (didapat
dari load profile):
= 28.775 W
= 28,775 kW
- Total konsumsi energi konsumen perumahan (134
rumah) :
= 1500 Wh 134
= 201.000 Wh
= 201 KWh
- Total konsumsi energi fasilitas umum ( Masjid,
Mushola, Posyandu dan Puskesmas) :
= 2020 Wh + 1150 Wh + 1350 Wh
= 4.520 Wh
= 4,52 KWh
Dari perhitungan diatas, didapatkan bahwa total
konsumsi energi seluruh konsumen di Desa Ketapang
adalah:
= 201.000 Wh + 4.520 Wh
= 205.520 Wh
= 205,52 KWh
Dari kurva load profile beban keseluruhan
terlihat bahwa konsumsi daya terbesar di Desa
Ketapang terjadi pada malam hari, sekitar pukul 19.00
22.00, yaitu sebesar 20 kW 30 kW. Pagi dan siang
hari konsumsi daya cenderung kecil, diakibatkan oleh
para penduduk Desa Ketapang yang sebagian besar
bermata pencaharian sebagai petani, sedang berada di
luar rumah (di sawah atau kebun) sehingga tidak terjadi
konsumsi daya listrik yang berarti.
IV. 2. Analisis Konverter
Daya rectifier tiga fasa yang akan digunakan
harus sesuai dengan daya output dari pembangkit yaitu
minimal sebesar 70 kW, dengan efisiensi kerja 90%.
Daya inverter tiga fasa yang akan digunakan
harus sesuai dengan besarnya daya maksimum dari
beban yaitu minimal sebesar 28.775 kW, oleh karena
itu dipilih inverter yang berdaya 30 kW untuk menjaga
kemungkinan terjadinya overload. Inverter yang
digunakan memiliki efisiensi kerja sebesr 90%.
IV. 3. Analisis Baterai yang Akan Digunakan
Untuk menentukan baterai yang sesuai, perlu
diketahui beberapa hal penting, diantaranya Depth of
Discharge (DOD), durasi penyimpanan baterai (berapa
hari dalam satu siklus charge-discharge baterai tersebut
akan digunakan untuk mensuplai energi), usia pakai
baterai dan yang terpenting adalah kapasitas baterai.
IV.3. 1. Depth of Discharge (DOD) dan Frekuensi
Siklus Charge-discharge
Depth of Discharge (DOD) adalah suatu ketentuan
yang membatasi tingkat kedalaman discharge
maksimum yang dapat diberlakukan pada baterai
tersebut. Pengaturan DOD berperan dalam menjaga
usia pakai (life time) dari baterai tersebut. Semakin
dalam DOD yang diberlakukan pada suatu baterai,
maka semakin pendek pula usia pakai dari baterai
tersebut. DOD yang diberlakukan pada baterai yang
akan digunakan pada sistem kali ini adalah sebesar
50%. Baterai yang digunakan, kapasitas nya dipilih

yang mampu menyimpan kebutuhan daya konsumen


selama sehari penuh (24 jam), dengan frekuensi charge
sebanyak satu kali setiap hari nya, mengikuti suplai
daya dari generator yang hanya bekerja aktif selama 10
jam dalam sehari.
IV.3. 2. Kapasitas Baterai yang Diperlukan
Untuk dapat mensuplai kebutuhan daya
seluruh konsumen selama sehari penuh (24 jam),
diperlukan baterai dengan kapasitas yang sesuai
dengan besarnya kebutuhan daya tersebut. Analisa nya
adalah sebagai berikut:
Total kebutuhan daya konsumen selama 1 hari
(24 jam) adalah sebesar 205,52 KWH (205.520 WH),
dengan rating tegangan sistem 220 V. Untuk
menghitung kapasitas (Ah) dari baterai, dilakukan
perhitungan sebagai berikut:
PAC = VRMS IRMS Power Factor
dan
EAC = VRMS IRMS Power Factor t
Dengan:
PAC
EAC
VRMS
IRMS
Power Factor
t

= Kebutuhan Daya Konsumen (Watt)


= Kebutuhan Energi Konsumen (Wh)
= Tengangan Sistem ( 220 V)
= Arus listrik yang disupplai (Ah)
= Faktor daya beban (0,9)
= Waktu (Jam)

Nilai Amper Hour (24 jam) = I

P
V PF

205.520
220 0,9

= 1037,97 AH
Perlu dihituhng pula adanya nilai efisiensi
kerja pada inverter sebesar 90%, sehingga kapasitas
baterai yang disiapkan harus ditambah sebesar 10%
dati nilai Ah yang telah didapat sebelum nya.
Perhitungan nya sebagai berikut:
Nilai Amper Hour Baterai =1037,97+ (10% 1037,97 )
=1141,76 Ah
Sesuai dengan ketentuan penggunaan deep
cycle battery yang hanya di-discharge sedalam 50%
dari kapasitas totalnya, maka nilai Ah yang didapat kita
kalikan 2.
Jadi kapasitas minimal yang harus dimiliki oleh baterai
adalah sebesar 2283,53 Ah.
IV.3. 3. Faktor Ekonomis Pemilihan Baterai
Faktor ekonomis tidak akan pernah lepas dari
perancangan dan pemilihan suatu sistem yang akan
digunakan. Pada akhirnya, faktor ekonomis jugalah
yang akan menentukan sistem mana yang akan dipilih.
Sistem harus memiliki nilai ekonomis yang tinggi
tanpa harus mengorrbankan fungsi dan tujuan utama
dari perancangan sistem tersebut. Tabel berikut akan
memberikan perbandingan faktor ekonomis dari tiaptiap baterai yang sudah dijelaskan sebelumnya:

Tabel IV.1. Tabel Perbandingan Tipe-tipe baterai yang


akan digunakan

2.

Tipe Baterai
GS PS-2860

GS PS-2450

GS EF-3000

Kapasitas (24
H)

2860 Ah /
6V

2450 Ah / 4V

300 Ah / 2V

Jumlah
Baterai yang
Diperlukan

37

55

110

Total Biaya

37 USD
1480 = USD
54.760

55 1150 =
USD 63.250

110 915 =
USD 100.650

10 Tahun

12 Tahun

15 Tahun

5476

5270,83

6710

Usia Pakai
(DOD 50%)

Harga : Usia
Pakai

a. Total kebutuhan daya seluruh konsumen di


Desa Ketapang selama satu hari (24 jam)
adalah sebesar 205,52 KWh.
b. Kapasitas baterai yang diperlukan untuk
mensuplai
kebutuhan
energi
seluruh
penduduk Desa Ketapang adalah sebesar
2283,545 Ah.
c. Berdasarkan analisis dan perhitungan, tipe
baterai yang paling ekonomis adalah tipe
GS PS-2860 (2860 Ah / 6V), karena GS
PS-2860 memilik index perbandingan harga
dan usia pakai yang paling kecil diantara
tipe-tipe baterai lain nya.
d. Jumlah baterai GS PS-2860 yang digunakan
berjumlah 37 buah yang dirangkai secara
seri.
e. Biaya yang dibutuhkan untuk pembelian
baterai adalah sebesar USD 54.760,
dengan masa usia pakai 10 Tahun

DAFTAR PUSTAKA
1. Roger Peters, P.Eng. Storing Renewable
Power, York
University, Canada, Juni 2008.
2. Takuya Oda, Takahiko Miyakazi, Mazakazu Ito,
A Theoritycal Analysis of the Electric Power
Storage Capacity under Changing Renewable
Energy Supplies adn Power Demands, Tokyo
Institute of Technology, Tokyo, 2007.
3. Erwandi.
http://www.energi.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartike
l&1125749 Tanggal 20-9-2008
4. Nanang H, Yuni A, Analisa Potensi Energi Arus
Laut sebagai Pembangkit Listrik di Dunia dan di
Indonesia, Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 20
September 2008.

Berdasarkan Tabel di atas, penggunaan baterai


tipe GS PS-2860 (2860 Ah / 6V) memiliki faktor
ekonomis yang paling baik, karena GS PS-2860
memilik index perbandingan harga dan usia pakai yang
paling kecil diantara tipe-tipe baterai lain nya.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan
yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan antara lain :
1. a. Pembangunan PLTAL Kobold di desa
Ketapang Kecamatan Pringgabaya Kabupaten
Lombok Timur, memanfaatkan potensi arus
laut pada selat atas pantai Tanjung Menangis.
Daerah pelayanan listrik dalam pembangunan
PLTAL Kobold direncanakan untuk melistriki
rymah-rumah penduduk dan fasilitas umum di
dusun Ketapang. Dusun Ketapang esa
Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur saat
ini belum mendapat pelayanan daya listrik dai
PT. PLN (Persero) Cabang Mataram.
b. Sistem PLTAL Kobold terdiri dari bagianbagian utama, diantaranya:
1. Turbin Kobold
2. Generator Asinkron (Generator takserempak)
3. Rectifier
4. Sistem penyimpanan energi (baterai)
5. Inverter
c. Dengan kapasitas pembangkit sebesar 70 kW,
akan mampu memberikan energi lisrik
untuk penduduk desa Ketapang dengan
kapasits terpasang 2 A atau 440 W untuk
masing- masing rumah.
d. Dari hasil pendataan calon pelanggan yang
sudah dilakukan terdapat 134 rumah dari 3
fasilitas umum (Masjid, mushola, posyandu
dan puskesmas) sehingga total pelanggan ada
137 pelanggan.

BIOGRAFI

Penulis dilahirkan di
Jakarta pada tanggal 30
Juli1987 dengan nama lengkap
Paul Togan Lambas Jonathan
Sihombing, merupakan putra
pertama dari empat bersaudara
dari pasangan Polin M.
Sihombing dan Nina Sabrina.
Tempat tinggal di Taman Sari
Persada Raya X/3, Jatibening,
Bekasi.
Pada tahun 2005 diterima di Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya, mengambil bidang studi
Teknik Sistem Tenaga dengan nomor registrasi
2205.100.061.

Anda mungkin juga menyukai