SEDIAAN LARUTAN
Reza Ardiansyah
(10060308064)
2.
(10060308065 )
3.
Iis Solihat
(10060308067)
4.
Hernawati
(10060308068)
5.
6.
Tanggal praktikum
(10060308071)
:Selasa, 15 Maret 2011
LABORATORIUM FARMASETIKA
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2011
SEDIAAN LARUTAN
I.
: Putih
2. Rasa
: Pahit
3. Bau
: Tidak berbau
4. Pemerian
: serbuk hablur
5. Kelarutan
: 111o C
: 272,4 g/mol
: 5-7oC
9. Stabilitas
udara dari
luar dan adanya cahaya, pH jauh dari rentang
pH optimum
akan menyebabkan zat terdegradasi karena
terjadi hidrolisis.
II.
Warna
Rasa
Bau
Pemerian
: Tidak berwarna
: Manis
: Tidak berbau
: Cairan jernih, hablur, massa hablur berbentuk
e. Kelarutan
kubus
: Larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih ;
sukar larut dalam etanol ; tidak larut dalam kloroform dan eter.
f. Titik Didih / Lebur : 1860C
g. Bobot Jenis
: 1, 587 g/ mol
h. Stabilitas
: lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
Sukrosa
a.
b.
c.
d.
e.
Warna
Rasa
Bau
Pemerian
Kelarutan
air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam klroform dan
eter.
f. Titik didih : 186oC
g. Bobot jenis : 1,587 g/ mol
h. Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar.
Metil paraben
a.
b.
c.
d.
e.
Warna
Rasa
Bau
Pemerian
Kelarutan
: Putih
: Tidak mempunyai rasa
: Hampir tidak berbau
: Serbuk hablur halus
: Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,
Propil paraben
a.
b.
c.
d.
e.
Warna
Rasa
Bau
Pemerian
Kelarutan
: Putih
: Tidak berasa
: Tidak berbau
: Serbuk hablur putih
: Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol
Warna
Rasa
Bau
Pemerian
Kelarutan
: putih
: rasa manis
: tidak berbau
: serbuk, butiran dan kepingan.
: sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol
Warna
Rasa
Bau
Pemerian
e.
f.
g.
h.
i.
B. Eliksir
Etanol
1. Warna
2. Rasa
3. Bau
4. Pemerian
: tidak berwarna
: rasa pahit
: khas
: cairan jernih, mudah menguap, bergerak, dan mudah
5.
terbakar.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, dan dalam kloroform dan
6.
7.
eter.
Bobot jenis: 0,8119 0,8139 g/mol
Stabilitas : mudah menguap, lebih mudah rusak dengan adanya
cahaya, dan muda terbakar.
III.
BAHAN
Dekstrometorphan
Metil paraben
Propil paraben
Sirupus simplex
Sorbitol
Aquadest
Parasetamol
Etanol
IV.
2. Sirupus Simpleks
65 % sukrosa 65 g sukrosa dalam 100 mL campuran (65 g dalam
100 g sirup)
3. Sukrosa yang dibutuhkan =
4. Sirupus simpleks yang dibutuhkan untuk 5 botol sediaan = 175 mL =
200 mL
5. - Metil paraben botol III = 0,18 % (b/v) = 0,18 g dalam 100 mL sediaan
- Metil paraben botol IV = 0,2 % (b/v) = 0,2 g dalam 100 mL sediaan
6. Propil Paraben botol III = 0,02 % (b/v) = 0,02 g dalam 100 mL sediaan
7. Sorbitol botol V = 15 % (b/v) = 15 g dalam 100 mL sediaan
B. Eliksir
1. Parasetamol : kelarutan 1 : 70 bagian air
1 : 7 bagian etanol 95 %
2. Untuk titrasi : parasetamol (120 mg/5 mL) yang dibutuhkan
3.
4.
5.
6.
Bahan
Dextrometorphan untuk setiap 100 mL
Sukrosa (untuk 200 mL sir. simpleks)
- Sir. Simpleks botol I
- Sir. Simpleks botol II
- Sir. Simpleks botol III
- Sir. Simpleks botol IV
- Sir. Simpleks botol V
Metil paraben botol III
Metil paraben botol IV
Propil paraben botol III
Berat
0,2 g
130 g
25 mL
75 mL
25 mL
25 mL
25 mL
0,18 g
0,2 g
0,02 g
15 g
100 mL
Sorbitol botol V
Aqua destilata add
B. Eliksir
No
1.
2.
3.
4.
V.
Bahan
Parasetamol untuk 100 mL sediaan
Parasetamol untuk titrasi
Etanol
Aquadest add
Berat
2,4 g
0,24 g
4,2 mL
100 mL
Prosedur
A. Sediaan Larutan
1) Sirupus simpleks
Sukrosa sebanyak 130 g dilarutkan dalam air panas sebanyak 200 mL
2) Sediaan 1
B. Eliksir
1) Penentuan konstanta dielektrik parasetamol (120 mg/5 mL) dengan cara
titrasi :
- Parasetamol dilarutkan dalam air dengan konsentrasi (120 mg/5 mL)
sebanyak 100 mL
- Dilakukan titrasi dengan etanol sampai larutan menjadi bening
- KD parasetamol dihitung berdasarkan data KD pelarut campur
KDcamp = (% Vair x KDair) + (% Vetanol x KDetanol)
2) Sediaan eliksir parasetamol (120 mg/5 mL) dibuat sebanyak 100 mL,
dengan cara :
a. Parasetamol 2,4 g dilarutkan di dalam 4,2 mL etanol, diaduk sampai
larut. Ditambahkan air sebanyak 10 mL, aduk hingga homogen.
Campuran dimasukan ke dalam botol yang telah dikalibrasi.
Aquadest add 100 mL.
b. Air sebanyak 10 mL dan etanol 4,2 mL dicampurkan. Kemudian
masukan parasetamol sebanyak 2,4 g sedikir demi sedikit ke dalam
pelarut campur. Aduk hingga homogen. Campuran dimasukan ke
dalam botol yang telah dikalibrasi. Aquadest add 100 mL.
VI.
Hasil Pengamatan
A. Sediaan Larutan
:+
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Warna : jernih Warna : bening Warna:bening
kekuningan
Rasa : +
keruh
Rasa : +++
kekuningan
Rasa : +++
Bau
: ++
Tidak ada
Bau
: ++
Tidak ada
Bau
: ++
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Pertumbuhan mikroba
Kristal pada Tidak ada
mulut botol
Sediaan A (hasil rata-rata seluruh kelompok)
Hari ke-4
Warna :
Rasa :
Bau : ++
Hari ke-3
Hari ke-4
Warna : keruh Warna : keruh
kekuningan
Rasa : +++
Bau
: ++
Pertumbuhan mikroba
Kristal pada mulut botol
kekuningan
Rasa : +++
Bau
: ++
Tidak ada
kekuningan
Rasa : ++
Bau
: +++
Tidak ada
kuning
Rasa : ++
Bau
: +++
Ada
kuning
Rasa : ++
Bau : +++
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Hari ke-1
Warna : bening
Rasa : +
Bau
: ++
Pertumbuhan mikroba
Kristal pada mulut botol
Hari ke-4
Warna : keruh
Rasa : ++
Bau : +++
Tidak ada
Hari ke-2
Hari ke-3
Warna : bening Warna : keruh
Rasa : ++
keruh
Bau
: ++
Rasa : ++
Bau
: ++
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
kekuningan
Rasa : +
Bau
: ++
Tidak ada
kuning
Rasa : ++
Bau
: ++
Tidak ada
kuning
Rasa : ++
Bau
: ++
Tidak ada
kuning
Rasa : ++
Bau : +++
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Hari ke-1
Warna : bening
Rasa : +++
Bau
: ++
Hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4
Warna : agak Warna : agak Warna : kuning
kuning
kuning
keruh
Pertumbuhan mikroba
Kristal pada mulut botol
Tidak ada
Rasa
Bau
Ada
: +++
: ++
Tidak ada
Tidak ada
Rasa
Bau
Ada
:+
:+
Tidak ada
Rasa : +
Bau : +
Ada
Tidak ada
Keterangan :
1. Rasa: (+) manis
(++) manis pahit
(+++) pahit
(++++) pahit sekali
2. Bau : bau sirupus simpleks
B. Eliksir
Hari ke-1
Warna: bening
Rasa : pahit
Bau : bau khas
etanol
6
Jernih
Hari ke-2
Warna: bening
Rasa : pahit
Bau : bau khas
etanol
6
Jernih
Hari ke-3
Warna: bening
Rasa : pahit
Bau : bau khas
etanol
6
Jernih
Hari keWarna:
Rasa : p
Bau : ba
etanol
6
Jernih
0, 97
92 mL
0, 97
86 mL
0, 97
82 mL
0, 97
80 mL
Hari ke-1
Warna: bening
Rasa : pahit
Bau : bau khas
etanol
Hari ke-2
Warna: bening
Rasa : pahit
Bau : bau khas
etanol
Hari ke-3
Warna:
bening
Rasa : pahit
Bau : bau
khas etanol
Hari ke-4
Warna: be
Rasa : pah
Bau : bau
etanol
pH
Kejernihan
6
Kurang jernih
6
Kurang jernih
6
Kurang jernih
6
Kurang
jernih
Viskositas
Bobot jenis
0,97
0,97
0,96
0,96
Volume
98 mL
93 mL
89 mL
80 mL
terpindahkan
Keterangan :
Perhitungan KDparasetamol, Viskositas dan Bj ada pada lampiran di
halaman belakang.
VII.
Pembahasan
Dalam praktikum kali ini. Dilakukan pembuatan sediaan larutan.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut,
sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain. Sedangkan
eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,
selain obat mengandung juga zat tambahan seperti gula atau pemanis lain,
zat warna, zat pewangi dan zat pengawet, dan digunakan sebagai obat
dalam. (Moh. Anief, 2008)
Zat aktif yang digunakan dalam praktikum pembuatan larutan
adalah dekstrometorphan. Dan bahan tambahan yang digunakan adalah
sirupus simpleks, sukrosa, metil paraben, propil paraben, sorbitol,
aquadest serta etanol.
Dalam pembuatan sediaan larutan dibuat terlebih dahulu sirupus
simplex (65% sukrosa). Sukrosa yang digunakan dalam pembuatan larutan
ini adalah 130 g yang dilarutkan dalam 200 ml air panas dan digunakan untuk
membuat 5 sediaan.
Dari hasil pengamatan sediaan 1 yang sudah dirata-ratakan dengan
semua kelompok, didapatkan hasil yang menyatakan bahwa pada hari ke
1, 2, 3 dan 4 tidak terbentuk kristalisasi. Ini dapat disebabkan karena
sediaan 1 hanya berisi dektrometorphan dan sirupus simpleks sebanyak 25
%. Dikarenakan kadar gula yang sedikit, maka tidak terjadi kristalisasi
pada sediaan ini. Pada hari ke 1, 2 dan 3 tidak terlihat adanya pertumbuhan
mikroba, sehingga pada pengamatan organoleptisnya tidak menunjukan
data yang terlalu berbeda dengan pengamatan organoleptis pada hari ke 0.
6
Kurang je
0,96
79 mL
terjadi karena dalam sediaan ini terdapat metil paraben dan propil paraben
yang bertindak sebagai pengawet agar tidak terjadi kontaminasi oleh
mikroorganisme. Namun kenyataannya berbeda, ini dapat disebabkan pada
saat pembukaan botol, udara dari luar masuk ke dalam botol yang
menyebabkan kandungan senyawa aktifnya (dekstromertophan) dapat
teroksidasi atau terurai membentuk senyawa lain yang mungkin bersifat
lebih toksik atau lebih beracun dari pada zat asalnya. Hal ini dapat
membahayakan
kesehatan.
Dari
pengamatan
organoleptis,
terjadi
VIII.
Usulan Formula
1. Formula Dekstrometorfan
Formula standar (Anonim, 1978).
- Komposisi :
Sirup dekstrometorfan dibuat berdasarkan resep standar sirup
dekstrometorfan yang terdapat dalam Formularium nasional, yaitu :
R/ Dextromethorphani Hydrobromidum
15 mg
Sirupus simplex hingga
5 ml
- Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
- Dosis :
1 sampai 4 kali sehari, 1 sampai 2 sendok makan
( Fornas edisi II hlm 100, tahun 1978)
Usulan formula yang baik dengan memperhatikan campuran zat
tambahan atau bahan-bahan tambahan lainnya yang dapat berinteraksi baik
atau tidak dengan zat aktif bahan tersebut, dan memperhatikan kestabilan,
kelarutan, kompatibilitas tiap-tiap bahan yang dicampurkan, tujuannya
supaya menghasilkan kualitas obat dengan efektifitas zat aktif yang baik,
kestabilan sediaan dan penerimaan ke pasien yg baik.
tidak
seimbang
dengan
daya
larutnya
pada
temperature
Komposisi :
120 mg
Glycerolum
2,5 ml
Propylenglycolum
500 l
1,25 ml
Aethanolum
500 l
secukupnya
5 ml
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Dosis :
Anak - 1 tahun,1 sendok teh; 1-5 tahun, 2 sendok teh.
Catatan : 1.Air dapat diganti dengan sirup simpleks
2.Sediaan berkekuatan lain : 150 mg
biasanya
bersifat
sebagai
pengawet
sendiri
dan
tidak
Selain itu juga dapat digunakan bahan tambahan lain yang cocok
seperti pemanis untuk menutupi rasa pahit zat aktif, pewarna untuk
menutupi penampilan yang tidak menarik disesuaikan dengan flavouring
agent. Flavoring agent yang ditambahkan tergantung dari usia pasiennya
agar dapat diterima dengan baik oleh pasien. Dapat juga dipakai asam
sitrat sebagai antioksidan karena parasetamol juga lebih mudah terurai
dengan adanya udara dari luar dan bahan pengawet seperti sirup dengan
konsentrasi sukrosa lebih dari 65% atau asam benzoat.
IX.
Daftar Pustaka
Anief, Moh. 2008. Ilmu Meracik Obat. Jakarta : Gadjah Mada University
Press
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, 298
Connors, K.A., Amidon, G.L. and Stella, V.J., 1986, Chemical Stability of
Pharmaceutical, John Willey and Sons, New York, 3-26, 163-168.
Lahman. L, dkk.1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III.
Jakarta : UI Press.
Perhitungan :
1.
KD parasetamol
Vair
= 10 mL
Vetanol = 4,2 mL
14,2 mL
2.
Berat Jenis
Perhitungan Bj eliksir metode A
H0 :
W1 = 15, 34 g
W2 = 26, 93 g
W3 = 26, 70 g
= 0, 98
H1 :
W1 = 13, 22 g
W2 = 23, 76 g
W3 = 23, 40 g
= 0, 97
H2
W1 = 13, 24 g
W2 = 23, 94 g
W3 = 23, 62 g
= 0, 97
H3 :
W1 = 13, 58 g
W2 = 23, 87 g
W3 = 23, 62 g
= 0, 97
H4 :
W1 = 13, 23 g
W2 = 23, 76 g
W3 = 23, 46 g
= 0, 97
Perhitungan Bj eliksir metoda B
H0
:
W1 = 15, 34 g
W2 = 26, 93 g
W3 = 26, 65 g
= 0, 97
H1
:
W1 = 13, 33 g
W2 = 23, 7 g
W3 = 23, 4 g
= 0, 97
H2
:
W1 = 13, 24 g
W2 = 24, 01 g
W3 = 23, 62 g
= 0, 96
H3
:
W1 = 13, 58 g
W2 = 23, 97 g
W3 = 23, 60 g
= 0, 96
H4
:
W1 = 13, 23 g
W2 = 23, 76 g
W3 = 23, 43 g
= 0, 96
3.
Viskositas
Karena konstanta bola jatuh dan satuan gravitasi jenis bola juga gravitasi jenis
cairan tidak diketahui, maka viskositas dilihat secara kualitatif, tidak secara
kuantitatif.