MINOR ILLNESS
PINWORM INFECTION
( ENTEROBIASIS)
Disusun oleh :
Elva Asmiati
14/374164/FA/10192
14/374185/FA/10211
14/374211/FA/10227
14/374244/FA/10239
Khairunissa Irnanda
14/374551/FA/10253
Prisnu Tirtanirmala
14/375241/FA/10312
Anggit Yustitia
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014
I. PENDAHULUAN
A. Definisi
Pinworm infection merupakan infeksi yang disebabakan oleh cacing/parasit
berukuran sangat kecil. Infeksi kremi sering terjadi dan mudah menyebar, terutama
pada anak-anak. Infeksi ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan,
gizi, kecerdasan, dan produktivitas penderitanya karena menyebabkan kehilangan
nutrisi karbohidrat dan protein serta kehilangan darah. Oleh karena itu, diperlukan
treatment tertentu untuk menghilangkan parasit penginfeksi tersebut.
B. Etiologi
Pinworm infection disebabkan oleh parasit dengan nama ilmiah Enterobius
vermicularis, sehingga infeksi cacing kremi sering disebut enterobiasis.
Enterobius vermicularis merupakan parasit yang umumnya menginfeksi usus
manusia. Cacing jantan berukuran panjang 2-5 mm, mampu hidup selama 2
minggu dan hidup di sistem gastrointestinal bagian bawah (tidak bermigrasi).
Cacing betina berukuran dua kali lipat lebih panjang daripada cacing jantan, 8-13
mm, dan biasanya menyimpan 11.000 telur di dalam tubuhnya. Telur cacing
umumnya dewasa selama 1-2 bulan pada saluran gastrointestinal dan menjadi
cukup besar untuk bermigrasi. Cacing betina yang sedang mengandung telur
biasanya bermigrasi ke area rektal untuk bertelur seringnya pada malam hari.
Cacing betina biasanya akan mati setelah menyimpan telurnya. Cacing kremi akan
menyimpan telur mereka sepanjang perineum dan bahkan di vagina. Larva akan
menetas dari telur-telur tersebut setelah beberapajam dan mampu masuk kembali
ke dalam kolon melalui anus (retroinfeksi). Kira-kira 2 6 minggu setelah telur
masuk ke dalam tubuh seseorang, larva bisa menetas dan menjadi cacing dewasa.
Manusia merupakan host alami, cacing kremi tidak hidup pada kucing dan anjing.
Infeksi cacing kremi akan menyebabkan rasa gatal yang intens pada area
perianal. Menggaruk dengan kuat akan menghasilkan ruam pada kulit. Efek yang
tidak nyaman dari cacing kremi biasanya menyebabkan kurang tidur.
C. Prevalensi
Infeksi cacing kremi terjadi diseluruh dunia dan sering terjadi. Angka
kejadiannya cukup tinggi pada anak usia pra sekolah dan usia sekolah. Walaupun
infeksi pada orang dewasa sangat jarang terjadi, anak-anak dengan cacing kremi
sering menginfeksi orang tua dan anggota keluarga lainnya.
Faktor yang menyebabkan peningkatan resiko infeksi antara lain: usia (5-10
tahun), adanya anak-anak lain pada area tempat tinggal atau di area institusi,
berbagi tempat tidur, dan tinggal pada lingkungan yang lembab.
D. Transmisi
Infeksi cacing kremi bisa menyebar dengan berbagai cara, paling umum
terjadi melalui kontak langsung dengan telur cacing.
1
Cacing kremi juga tersebar melalui kontak tidak langsung ketika seseorang
menyentuh pakaian, pakaian dalam, atau tempat tidur yang mengandung
telur. Telur-telur ini selanjutnya dapat menyebar pada makanan, mainan,
atau objek lain yang sering dimasukkan anak-anak kedalam mulut mereka.
Telur juga dapat menyebar disekitar ruangan ketika benda yang
terkontaminasi digoyangkan, sehingga menyebabkan telur tersebar bersama
debu. Pada kondisi yang ideal, telur dapat hidup sampai 3 minggu pada
tempat tidur, pakaian, dan debu; namun setidaknya 1 dari 10 telur akan
E. Epidemiologi
Penyebaran cacing kremi lebih luas daripada cacing lain. Penularan dapat
terjadi pada suatu keluarga atau kelompok-kelompok yang hidup dalam satu
lingkungan yang sama. Penyebaran eneterobiasis biasanya terjadi di fasilitasfasilitas child care, rumah sakit, dan keluarga. Telur cacing dapat diisolasi dari
debu di ruangan sekolah atau kafetaria sekolah dan mungkin ini menjadi sumber
Pertama, observasi secara langsung cacing dewasa pada area sekitar anus,
perineum, atau jalur masuk kedalam vagina. setelah anak tidur atau bangun
satu dari 2 cara tersebut. Tes-tes tersebut seharusnya diulangi 3-5 kali berturutturut sebelum menghasilkan hasil negatif.
G. Gejala
Beberapa individu dengan infeksi cacing kremi mungkin tidak merasakan
gejala apapun. Namun, infeksi cacing kremi dapat diduga berdasarkan gejala
berikut.
1
Tidur gelisah karena gatal yang timbul pada malam hari ketika cacing
betina bergerak ke daerah anus dan meletakkan telurnya.
Sumber : http://www.medicinenet.com/pinworm_infection/page2.htm
H. Terapi
1. Sasaran Terapi
Kecacingan adalah kondisi keberadaan cacing di dalam tubuh manusia.
Sasaran terapi dalam pengobatan kecacingan adalah dengan menghilangkan
keberadaan cacing serta mencegah terjadinya reinfeksi pada penderita dengan
cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan penderita.
2. Tatalaksana Terapi
Terapi Non Farmakologi
a) Saat infeksi terdeteksi pada anggota keluarga, seluruh anggota keluarga
sebaiknya diberikan anthelmintik karena kemungkinan terdapat/terjadi
tahap awal infeksi yang tidak memperlihatkan gejala.
b) Infeksi mudah terjadi/menular karena kontak sehingga kebersihan harus
diperhatikan/dijaga. Semua anggota keluarga sebaiknya mencuci tangan
dengan sabun/air hangat sebelum mempersiapkan, menangani atau
memakan makanan. Telur dapat tinggal pada kuku tangan, kuku sebaiknya
dijaga agar tetap pendek dan digosok dengan sikat kuku saat mencuci
tangan. Hilangkan atau kurangi kebiasaan menggigit-gigit kuku.
c) Anak-anak yang terinfeksi sebaiknya menggunakan pakaian dalam sebelum
menggunakan pakaian tidurnya untuk menghindari perpindahan telur ke
tangan/jari mereka saat menggaruk saat tidur. Tidak menggaruk-garuk
bagian yang gatal di sekitar anal saat tidur.
d) Individu yang terinfeksi sebaiknya mandi setiap bangun pagi untuk
membersihkan telur-telur yang ada pada malam hari. Diutamakan mandi
dengan shower/pancuran untuk menghindari telur-telur pinworm masuk ke
dalam bak mandi.
e) Pakaian, mainan, sprei dan handuk hendaknya diganti/dicuci secara rutin
dengan air hangat untuk menghancurkan telur-telurnya.
f) Membuka gorden/tirai/jendela setiap hari karena cacing tersebut sensitif
terhadap cahaya.
g) Terapi Farmakologi
h) KET
m) Indikas
i
s) Mekani
sme
i) PIPERAZIN
n) Askariasis,
j) PIRANTEL
PAMOAT
o) Askariasis,
k) MEBENDAZOL
p) Askariasis,
l) ALBENDAZOL
r) Trikuriasis,
oksiuriasis,
oksiuriasis,
enterobiasis,
askariasis,
enterobiasis
enterobiasis,
ankilostomiasis, dan
enterobiasis
ankilostomiasis, dan
trikhuriasis.
t) Blokade respon
nekatoriasis
u) Pirantel merupakan
q)
v) Menghambat kerusakan
w) Menghambat
cacing terhadap
depolarizing
struktur subselular,
transport glukosa
asetilkolin
neuromuscular
menghambat sekresi
pada cacing,
(neuromuscular
asetilkolin-esterase, dan
menghambat
block leading ),
melumpuhkan
menghambat ambilan
cacing
cacing dewasa
glukosa secara
energi sehingga
mengalami
irreversible sehingga
menghambat
paralisis,
sehingga mudah
dikeluarkan dari
membuat cacing
dikeluarkan oleh
tubuh bersama
tidak menjadi
peristaltik usus.
kotoran. Pirantel
yang mempunyai
parasit pada
diabsorbsi secara
jangkauan luas
manusia.
lemah dan
terhadap cacing-cacing
diekskresikan dalam
parasit.
x) Kontrai
y) Epilepsi, alergi,
ndikasi
kelainan fungsi
leukopenia, akpesia,
kehamilan
dan balita.
trimester pertama
di bawah 2 tahun,
ab)
pertama.
af) Tidak nafsu makan,
pusing
kepala, keram,
lemas.
ai) Bentuk
sediaan
an) Tablet
(kemasan sirup
15 ml). Sirup
piperazin
heksahidrat 1 g/5
ml (kemasan
ao) Dewas
a dan
anakanak
sirup 15 ml)
ap) tunggal 3-4 gram,
anak-anak 25
mg/kg BB
ba)
bb)
Anak > 6
mg.
bc)
10 Kg 50 dosis tunggal
50 mg.Dosis kedua
setelah 2-4 minggu
Anak > 6
bulan dengan BB
bd)
< 10 Kg
dosis tunggal 200
mg.
be)
Dosis
dewasa : 2 tablet
bh) Sukandar, dkk, 2011
bi) Depkes, 2006
bj)
Depkes, 2006
bm)
bn)Algoritma Terapi Enterobiasis (Goad dan Mallari, 2009)
bo)
Pasien denganbp)
keluhan nyeri perianal atau perineal
bq)
br)
bs)
entang kemungkinan hipersensitivitas terhadap pirantel pamoat
bt)
bu)
bv)
bw)
kah termasuk pengecualian
untuk pengobatan
diri sendiri
Ya
Periksa ke dokter
bx)
by)
Tidak
Ya
cd)
ecualian untuk pengobatan
sendiri. Instruksikan pasien dan keluarganya dalam penggunaan obat. F
ce)
cf)
Ya
Nasehati pasien dengan treatment yang tidak lama digunakan untuk reinfeksi yang terjad
3. EVALUASI PRODUK
cg) PROD
ch) SE
UK
ci) KOMPOSISI
cj) EVA
DI
LUA
AA
SI
N
ck) TUNG
GAL
1. Aficitrin
cr) Ascaro
cl)
cm)
cn)
co) Sir
cq) Efekti
up
cs) Sir
cu) Efekti
f
cy) Efekti
n
cv) Combic
up
cw)
etrine
cz) Degezi
Sirup
da) Sir
f
dc) Efekti
ne
dd) Erlixon
up
de) Sir
dg) Efekti
dh) Imarcit
up
di) Sir
dk) Efekti
rin
dl) Itrazine
up
dm)
f
do) Efekti
dp) Neo
Sirup
dq) Sir
f
ds) Efekti
f
f
Ultraxo
up
n
dt) Upixon
du) Sir
dw) Efekti
dx) Vascoxi
up
dy) Sir
ea) Efekti
n
eb) Ascomi
up
ec) Sir
ee) Efekti
n
ef) Combat
up
eg) Sir
f
ei) Efekti
rin
ej)
up
ek) Tab
f
em) Efekti
en) Compy
let
eo) Tab
eq) Efekti
rantel
er) Konver
let
es) Tab
eu) Efekti
f
ey) Efekti
mex
ev)
f
f
f
f
let
ew)
ez) Medico
Sirup
fa) Tab
mtrin
fd) Pantrin
let
fe) Tab
fh) Worme
trin
fl)
f
fc) Efekti
f
fg) Efekti
let
fi) Sir
f
fk) Efekti
up
fm)Tab
fo) Efekti
fr)
f
fs) Efekti
fu) Tab
f
fw) Efekti
let
fy) Sir
f
ga) Efekti
let
fp) KOMB
INASI
ft) Quantr
el
fx)
fq)
up
f
gb)
gc)
gd)
ge)
gf)
4. Produk Pilihan
Mebendazole merupakan treatment of choice untuk infeksi cacing. Cocok untuk
pasien berumur lebih dari 2 tahun, dengan dosis tunggal yang sama untuk semua
umur. Hampir tidak mempunyai efek samping dan aman untuk ibu hamil.
Mebendazole tidak dianjurkan untuk diberikan tanpa resep pada anak kurang dari
2 tahun. Sedangkan piperazine dapat digunakan untuk anak mulai umur 1 tahun.
hamil.
Piperazine boleh diberikan tanpa resep dokter untuk kasus roundworms, namun
gg)
II.
PEMBAHASAN
gh)
A Kasus
gi)
Pada suatu hari di apotek X datang seorang ibu beserta anaknya yang
berumur 4 tahun. Ibu itu menanyakan obat yang cocok buat anaknya. Saat ditanya
oleh apoteker ibu itu kemudian menceritakan bahwa anaknya akhir-akhir ini terlihat
lebih lemas, kurang aktif dan kurang nafsu makan, lalu hampir setiap malam pada 5
hari terakhir terasa gatal pada bagian anus. Saat diperiksa ternyata ada sesuatu
berwarna putih dari duburnya. Awalnya sang ibu mengira benda putih tersebut
merupakan parutan kelapa yang dikonsumsi anaknya pada siang harinya. Ibu tersebut
sudah mulai melarang anaknya untuk makan parutan kelapa. Namun pada malam hari
si anak masih merasa gatal pada anusnya. Akhirnya sang ibu mengetahui bahwa
sesuatu yang berwarna putih itu adalah cacing kremi setelah menceritakan kejadian
tersebut kepada temannya, sehingga ibu tersebut pergi ke apotek untuk membeli obat.
gj)
A. Analisa Kasus
W : Who is it for? (Siapa yang sakit?)
gk)
Nama pasien: Sandra
gl)
Usia : 4 tahun
gm)
Berat badan : 25 Kg
W : What arre the symtoms ? (Apa gejalanya?)
gn) Gejalanya : lemas, kurang aktif dan kurang nafsu makan, lalu hampir setiap
O : Objective
A : Assessment
gt) Dari keluhannya pasien yang mengalami infeksi cacing. Berdasarkan tandatanda yang disebutkan pasien tersebut terkena infeksi cacing kremi.
P : Plan
gu)
Menghilangkan keberadaan cacing
gv)
B. Rekomendasi produk
gw)
terinfeksi cacing kremi berdasarkan gejala yang yang dijelaskan oleh sang ibu, bahwa
pasien mengalami gatal dimalam hari dan ditemukan beberapa cacing putih pada
bagian dubur yang menyebabkan gatal. Obat antihelmintik yaitu mebendazole dan
piperazin. Pada kasus pinworm infection obat yang dapat diberikan adalah
mebendazole. Mebendazole efektif untuk mengobati pinworm dan roundworm,
namun hanya pada kasus pinworm infection dapat diberikan tanpa resep dokter.
Sebaiknya dilakukan konseling pada pasien untuk membiasakan cuci tangan sebelum
makan, tidak menggaruk dubur saat gatal dan minum obat secara teratur. Obat-obat
yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:
a)
b)
Nama Obat
g)
h)
Dagang
Bentuk Sediaan
Mebendazole i)
Vermo j)
Tablet
(OWA maks 6
k)
500mg
x 500
No
f)
c)
Nama
Dosis dan
d)
e)
Harga/tab
gx)
Rp
gy)
let
l)
14.400
tablet)
Albendazole
p)
(OWA 200mg
n
maks
6
tablert,
m) n)
o)
t)
Helbe
Tablet
200mg
Tablet
125mg
&
s)
Rp 3000
ab)
125mg =
400mg
Comb
antrin,
(OTC)
q)
r)
Compyrantel
x)
y)
250mg
ac)
z) Sirup 25
mg/ml rasa
aa)
Rp 650
250mg =
Rp 700
ad)
Sirup :
Rp
jeruk
ae)
af)
Sirup
50 8.200,00
Alasan Merekomendasikan:
1. Pyrantel pamoat juga dapat digunakan untuk infeksi enterobius
2006)
4. Anak berumur 4 tahun belum bisa minum tablet sehingga pemberian
gz)
ha)
hb)
hc)
hd)
he)
hf)
hg)
hh)
hi)
hj)
hk)
hl)
hm)
hn)
ho)
hp)
hq)
hr)
hs)
ht)
hu) Obat yang dipilih oleh pasien:
hv)
hw)
hx)
Combantrin Syrup
Komposisi
:
Indikasi
:
lumbricoides,
duodenale,
Ascaris
Necator
sukar tidur.
ia)
Dosis :
10 mg/Kg BB x 15 Kg = 150 mg 6 ml
ib)
Frekuensi
:
1 kali, dapat diulang 2 minggu kemudian.
ic)
Biaya
: Rp 8.200,id)
C. Monitoring dan Follow-Up
ie)
E. Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE)
1. Edukasi gejala dan tanda-tanda cacingan
2. Edukasi penyebab cacingan
3. Edukasi pencegahan terjadinya reinfeksi
4. Dosis yang digunakan untuk anak dibawah 5 tahun 250 mg dan frekuensi
penggunaan adalah dalam dosis tunggal
5. Cara penggunaan obat. 1 jam setelah makan
6. Minum kembali obat setelah 2 minggu kemudian untuk membunuh parasit
yang belum terbunuh sebelumnya karena masih dalam bentuk telur
7. Semua keluarga diharapkan juga meminum obat cacing ini karena ada
kemungkinan tertular
8. Penyimpanan produk. Produk disimpan pada tempat kering dan terlindung
if)
ig)
ih)
ii)
III
dari cahaya
KESIMPULAN
ij)
Combantrin sirup, dengan zat aktif pirantel pamoat 25mg/ml. Dosis penggunaan 6 ml.
Obat dikonsumsi kembali setelah 2 minggu untuk membunuh cacing yang tersisa.
Kebersihan diri dan lingkungan pasien harus dijaga agar tidak terjadi re-infeksi.
ik)
IV
DAFTAR PUSTAKA
il)
im)
in)
io)
ip)
iq)
ir)
is)
http://www.bhchp.org/BHCHP
%20Manual/pdf_files/Part1_PDF/Pinworm.pdf
it)
http://www.impcna.com/intranet/Nelson
%20Pediatric/Infections/PinwormInfection%5B1%5D.pdf
iu)
iv)
iw)
ix)