Anda di halaman 1dari 8

Enterobius Vermicularis

Enterobius vermicularis, yang juga dikenal sebagai cacing kremi, adalah sejenis
parasit internal yang memiliki kemampuan untuk memasuki tubuh manusia
melalui berbagai jalur, seperti melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi,
kontak dengan pakaian yang terinfestasi, tidur di bantal yang terpapar,
penggunaan sprai yang terkontaminasi, dan bahkan melalui inhalasi partikel debu
yang mengandung telur cacing kremi.Cacing kremi memiliki kemampuan unik
untuk memasuki tubuh manusia melalui berbagai rute yang berbeda. Salah satu
cara yang umum adalah melalui makanan yang terkontaminasi oleh telur cacing
kremi. Orang yang tidak mencuci tangan mereka dengan baik sebelum makan atau
tidak membersihkan makanan dengan benar berisiko tinggi terinfeksi oleh cacing
ini.

1
Siklus Hdup

Siklus hidup cacing kremi dimulai dari tahap awal ketika telur cacing ini
memasuki tubuh manusia, seringkali melalui rute masuk makanan yang
terkontaminasi oleh telur tersebut. Begitu telur cacing mencapai saluran
pencernaan, tahap selanjutnya dimulai, di mana telur ini menetas dan menjadi
larva yang aktif. Di dalam saluran pencernaan, larva-larva ini akan tumbuh dan
berkembang menjadi cacing dewasa yang lebih besar.

Ketika cacing kremi mencapai tahap dewasa, mereka mulai berkembang biak
dalam saluran pencernaan manusia. Cacing betina akan memproduksi telur-telur
cacing, yang akan dikeluarkan melalui anus pada malam hari. Hal ini seringkali
mengakibatkan rasa gatal yang hebat di sekitar daerah anus, dan orang yang
terinfeksi mungkin secara tidak sadar menggaruk area tersebut, menyebabkan
penyebaran lebih lanjut dari telur cacing kremi ke tangan dan lingkungan sekitar.

Selain itu, telur-telur yang dikeluarkan oleh cacing betina dapat menempel di
sekitar daerah anus, pada pakaian, atau benda-benda di sekitar tempat tidur.

2
Dalam beberapa kasus, telur-telur ini dapat juga tersebar ke lingkungan rumah
melalui berbagai cara, termasuk melalui partikel debu yang terkontaminasi.

Oleh karena itu, siklus hidup cacing kremi mencakup serangkaian tahap kompleks
yang dimulai dengan penularan melalui konsumsi telur, pertumbuhan dan
perkembangan di dalam saluran pencernaan manusia, reproduksi cacing dewasa,
dan penyebaran telur-telur cacing ke sekitar daerah anus dan lingkungan sekitar,
yang akhirnya dapat menyebabkan penularan lebih lanjut dan infeksi kepada
individu lain.

Enterobiasis

Enterobiasis atau infeksi cacing kremi dapat menyebabkan gatal di anus yang
sangat mengganggu penderitanya. Selain itu, infeksi cacing kremi juga dapat
menyebabkan komplikasi seperti eksim, vaginitis, endometritis, dan berat badan
menurun.

3
Gejala

Gejala cacing kremi atau Enterobius vermicularis biasanya meliputi:

● Gatal-gatal di daerah sekitar anus, terutama pada malam hari.

● Perubahan tidur dan gangguan tidur karena gatal-gatal tersebut.

● Kemungkinan adanya cacing dewasa yang dapat terlihat dalam feses atau
daerah sekitar anus.

● Irritabilitas dan ketidaknyamanan umum.

● Jika Anda mencurigai infeksi cacing kremi, sebaiknya segera berkonsultasi


dengan dokter untuk diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai.

Penularan

Penularan cacing kremi dapat terjadi melalui beberapa mekanisme yang


mencakup kontak langsung dengan telur cacing yang terkontaminasi.

Penularan paling umum adalah melalui kontak langsung. Ketika seseorang yang
terinfeksi menggaruk area anus yang gatal akibat cacing kremi, telur cacing dapat

4
menempel pada kulit di sekitar anus. Jika individu lain kemudian menyentuh area
tersebut dan tidak mencuci tangan dengan baik, mereka dapat terinfeksi.

Selain itu, cacing kremi juga dapat menular melalui udara. Ketika seseorang yang
terinfeksi menggaruk dirinya sendiri, partikel-partikel yang mengandung telur
cacing dapat terlempar ke udara. Orang lain dalam lingkungan yang sama dapat
menghirup partikel-partikel ini dan terinfeksi.

Meskipun jarang, penularan melalui makanan dan minuman juga bisa terjadi jika
telur cacing menempel pada benda-benda atau makanan yang terkontaminasi dan
kemudian tertelan oleh orang lain.

Terakhir, ada potensi penularan cacing kremi melalui kontak seksual jika ada
kontak langsung dengan daerah anus yang terinfeksi.

Diagnosis

Untuk mendiagnosis infeksi cacing kremi, dokter akan melakukan tanya jawab
seputar gejala dan keluhan yang dialami, kebiasaan sehari-hari, dan riwayat
kesehatan pada pasien dan keluarga pasien. Diagnosis dapat dilakukan dengan
menemukan adanya cacing dewasa atau telur cacing kremi.

Penyebab Terkenanya Penyakit

Infeksi cacing kremi disebabkan oleh cacing Enterobius vermicularis. Cacing ini
berukuran sangat kecil, yaitu sekitar 0,6–1,3 cm, terutama telurnya. Ukuran telur
yang sangat kecil inilah yang menyebabkan penularan cacing kremi menjadi

5
sangat mudah. Infeksi terjadi ketika telur cacing kremi masuk ke dalam tubuh
manusia dan menetas di saluran pencernaan.

Pengobatan

Pengobatan infeksi cacing kremi perlu dilakukan kepada penderita dan seluruh
orang yang tinggal serumah. Dengan pengobatan yang tepat, penderita infeksi
cacing kremi dapat sembuh total. Dosis obat cacing tergolong tunggal, sehingga
tidak akan terjadi masalah berat setelah minum obat cacing meski tidak terdapat
cacing di dalam tubuh.

Contoh perkembangan kasus penyakit enterobiosis yang disebabkan oleh


infeksi cacing kremi di indonesia.

1. Kasus 1:Menurut Skripsi yang du tulis oleh MUHAMMAD SYAHRAFI


RAMADHAN dengan judul HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
ORANG TUA MENGENAI ENTEROBIASIS DENGAN PERILAKU
PENCEGAHANNYA PADASISWA SDN SUMUR BATU KOTA BANDAR
LAMPUNG. Enterobiasis adalah sebuah kondisi yang sering dijumpai pada anak-
anak, terutama disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan menjaga kebersihan
dan kesehatan. Salah satu faktor utama yang berperan adalah kebiasaan mencuci
tangan yang kurang memadai. Anak-anak seringkali belum sepenuhnya
memahami pentingnya mencuci tangan secara teratur, sehingga mereka berisiko
tinggi terinfeksi cacing kremi, seperti Enterobius vermicularis.

2. Kasus 2: Menurut artikel yang di tulis oleh Muhamad Sahril Sabirin, Jumari
Ustiawaty, Eri Fitrianingsih, Aini, & Idham Halid dengan judul INSIDEN
Enterobius vermicularis PADA ANAK USIA 5-14 TAHUN DI DUSUN LOANG
TUNA DESA BONJERUK KECAMATAN JONGGAT LOMBOK TENGAH.
Enterobiasis merupakan masalah kesehatan yang signifikan di negara-negara

6
berkembang, termasuk Indonesia. Infeksi cacing kremi telah menjadi salah satu
penyebab utama kecacingan yang sering terjadi pada anak-anak. Tingginya
prevalensi enterobiasis di negara-negara berkembang seperti Indonesia
menunjukkan perlunya upaya pencegahan dan pengobatan yang lebih luas untuk
mengatasi masalah ini.

3. Kasus 3: Menurut artikel yang di tulis oleh Octasari. A. R, Fatoni.M, Romli.


Y. L dengan judul IDENTIFIKASI CACING KREMI ENTEROBIUS
VERMICULARIS PADA ANAK USIA DIBAWAH 10 TAHUN DI DUSUN
TEGALREJO, DESA PACARPELUK, KECAMATAN MEGALUH,
KABUPATEN JOMBANG. Berdasarkan hasil penelitian di Jakarta Timur,
diketahui bahwa sebanyak 46 anak dari total 85 anak yang diperiksa (sekitar
54,1%) menderita enterobiasis. Hasil penelitian tersebut menggambarkan
tingginya angka kejadian enterobiasis di daerah tersebut, menunjukkan perlunya
perhatian khusus dalam hal pencegahan dan pengobatan penyakit ini di komunitas
anak-anak di Jakarta Timur. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang
prevalensi enterobiasis, langkah-langkah lebih lanjut dapat diambil untuk
mengurangi dampak penyakit ini pada anak-anak.

Referensi

https://repo.itskesicme.ac.id/4529/2/ARTIKEL%20RENISA%20REVISI
%20terbenar.pdf

https://www.alodokter.com/cacing-kremi

http://www.lppm.poltekmfh.ac.id/index.php/mmls/article/download/194/149

http://digilib.unila.ac.id/60408/3/3.%20SKRIPSI%20TANPA
%20PEMBAHASAN_M.%20SYAHRAFI.pdf

7
8

Anda mungkin juga menyukai