Anda di halaman 1dari 171

PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK)


DESA SIRNAJAYA KEC.TAROGONG KALERKABUPATEN GARUT, PROPINSI JAWA BARAT
TAHUN 2013-2018

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Halaman Pengesahan
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)
Desa Sirnajaya Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut
Pada hari ........................., ............................ 2013 bertempat di Aula Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, telah
dilaksanakan telah dilaksanakan pembahasan dan penyepakatan hasil Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Sirnajaya,
Kecamatan Tarogong Kaler, antara Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) dan Pemerintah Desa Sirnajaya dengan Tim Teknis PLPBK
Kabupaten Garut.
Dokumen ini, selanjutnya disebut RTPLP, akan menjadi dokumen yang sah dan resmi untuk menjadi acuan pelaksanaan kegiatan Penataan
Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) di Desa Sirnajaya. Segala hal yang berkaitan dengan proses penyusunan RTPLP ini
menjadi dasar bagi seluruh masyarakat Desa Sirnajaya untuk melaksanakan dan mewujudkan pembangunan Desa Sirnajaya menuju
lingkungan hunian yang sehat, mandiri, tertib, selaras, sejahtera, produktif dan berkelanjutan.
Demikian dokumen RTPLP dibuat untuk menjadi dasar bagi kemajuan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Sirnajaya.
Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat,
................................ 2013,
Pihak-pihak yang membuat kesepakatan,
Kepala Desa Sirnajaya,

BKM PWD Sirnajaya,

Tim Inti Perencanaan Partisipatif,

Iwan Setiyawan, S.Pdi

Elin Herliani
Tim Teknis PLPBK
Kabupaten Garut

Dudi Suryadi, S.Pdi

( _________________________ )

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

KATA PENGANTAR
Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dan atas perkenan-Nya, dapat Kami selesaikan Dokumen Rencana Tindak Penataan Lingkungan
Permukiman (RTPLP) Desa Sirnajaya, Tahun Anggaran 2012.
Dokumen RTPLP ini merupakan tindak lanjut dari dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Sirnajaya sebelumnya. Arahanarahan pengembangan yang merupakan terjemahan visi Desa Sirnajaya yang termuat dalam RPLP pada akhirnya didetailkan secara teknis dalam
dokumen RTPLP ini. Diantaranya dengan gambar-gambar, desain, skema, dsb. Sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai panduan
penataan lingkungan permukiman Desa Sirnajaya ke depan, sebagai upaya mewujudkan visi/cita-cita bersama masyarakat Desa Sirnajaya.
Secara garis besar, penyusunan dokumen RTPLP bertujuan untuk mewujudkan pembangunan Desa Sirnajaya menuju lingkungan hunian yang
sehat, mandiri, tertib, selaras, sejahtera, produktif dan berkelanjutan. RTPLP Desa Sirnajaya ini diharapkan akan menjadi pedoman dalam rangka
pencapaian cita-cita masyarakat Desa Sirnajaya ke depan. Melalui perencanaan yang dilaksanakan secara partisipatif dan berbasis komunitas,
diharapkan produk perencanaan yang dihasilkan lebih dapat diterima oleh masyarakat karena perasaan memiliki yang tinggi, serta dapat
diimplentasikan secara berkelanjutan.
Demikian pengantar ini kami susun. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dokumen perencanaan ini, penyusun mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya.
Sirnajaya, Agustus 2013
Tim Penyusun Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Tim Inti Perencanaan Partisipatif Desa Sirnajaya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

ii

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL & DAFTAR GAMBAR

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan


(PNPM-MP) Desa Sirnajaya Kec. Tarogong Kaler-Kabupaten Garut

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

BAB II : TINJAUAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM


PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan

Kata Pengantar

ii

Daftar Isi

iii

Daftar Tabel

vi

Daftar Gambar

viii

2.1

Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Garut

II-1

2.2

Tinjauan Kebijakan Rencana Tata Ruang Kota

II-3

Garut berdasarkan RTRW Kabupaten Garut


2011 2031
2.3

Rencana Detail Tata Ruang Kota Kabupaten

II-7

Garut (Kedudukan BWK II, III, V, VI Dalam


Kawasan Perkotaan Garut)
2.4.

Rencana Penataan Pengembangan

II-9

Perumahan Permukiman Daerah Kabupaten


BAB I : PENDAHULUAN

Garut (Kebijakan Sektor Perumahan di

1.1

Latar Belakang

I-1

1.2

Pengertian RTPLP

I-2

1.3

Maksud dan Tujuan

I-3

(Kedudukan BWK II, III, V, VI dalam Kawasan

1.4

Sasaran

I-4

Perkotaan Garut)

1.5

Ruang Lingkup Materi RTPLP

I-4

1.6

Kedudukan RTPLP dalam Penyelenggaraan

I-5

Penataan Ruang Kota

Wilayah Perencanaan BWK II, III, V dan VI)


2.5

2.6

Kerangka Berpikir dan Metodologi

I-7

1.8

Sistematika Penulisan

I-9

Rencana Penggunaan Lahan dan Program

II-15

II-16

Pengembangan Permukiman (BWK VI)


2.7

1.7

Rencana struktur dan pola ruang BWK VI

Aspek penentuan wilayah Perencanaan

II-20

BAB III : GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS


3.1

Letak Geografis dan Batas Administrasi

III-1

Wilayah perencanaan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

iii

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

3.2

Kondisi Fisil Geografis

III-2

3.3

Kondisi Peruntukan Lahan

3.4
3.5

Analisis Kawasan Kampung Tumaritis

IV-27

III-3

4.8.1

Analisis Kependudukan

IV-27

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

III-4

4.8.2

Analisis Kebutuhan Prasarana

IV-27

Ketersediaan Sarana dan Prasarana

III-7

4.8.3

Analisis Kebutuhan Fasilitas

IV-33

BAB IV : ANALISIS DAN KONSEP PENATAAN


LINGKUNGAN KAWASAN PRIORITAS
4.1

Identifikasi Potensi dan Masalah Kawasan

BAB V : RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN


PERMUKIMAN
IV-1

Prioritas Desa Sirnajaya


4.2

4.8

5.1

Rencana Pola Ruang

V-1

5.2

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

V-2

Analisis Kependudukan Kawasan Prioritas

IV-6

5.2.1

Rencana Intensitas Bangunan

V-2

4.2.1

Perkiraan Jumlah Penduduk

IV-6

5.2.2

Rencana Tata Bangunan

V-5

4.2.2

Perkiraan Kepadatan Penduduk

IV-7

4.3

Analisis Transportasi

4.4

Analisis Kebutuhan Kelengkapan sarana dan

5.3

Rencana Sistem Prasarana

V-7

IV-8

5.3.1

Rencana Jaringan Pergerakan

V-7

IV-10

5.3.2

Rencana Air Bersih

V-10

5.3.3

Rencana Jaringan Drainase

V-14

Prasarana Desa Sirnajaya


4.4.1

Kebutuhan Kelengkapan Fasilitas.

IV-10

5.3.4

Rencana Air limbah

V-14

4.4.1

Kebutuhan Kelengkapan Prasarana.

IV-13

5.3.5

Rencana Sistem Pengelolaan Sampah

V-16

5.3.6

Rencana Penerangan Jalan

V-17

4.5

Analisis Perekonomian Desa

IV-26

4.6

Analisis Tata Bangunan dan Lingkungan

IV-26

5.4

Rencana Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas

V-17

4.6.1

Koefisien Dasar Bangunan

IV-26

5.5

Rencana Penataan Kawasan Tumaritis

V-19

4.6.2

Koefisien Lantai Bangunan

IV-26

5.5.1

Rencana Struktur Ruang

V-19

4.6.3

Koefisien Dasar Hijau

IV-27

5.5.2

Rencana Pola Ruang

V-19

IV-27

5.5.3

Rencana pengembangan Permukiman

V-22

4.7

Analisis Kebutuhan Masyarakat

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

iv

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

BAB VI : RENCANA INVESTASI DAN PENTAHAPAN


PEMBANGUNAN KAWASAN PRIORITAS
6.1

Indikasi Program

VI-1

6.2

Pedoman pengendalian Program

VI-9

6.2.1

Umum

VI-9

6.2.2

Strategi Pengendalian Rencana

VI-10

6.2.3

Strategi Pengendalian

VI-12

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Tabel IV.4

DAFTAR TABEL

2014- 2018

Analisis Penentuan Kawasan Prioritas

Tabel IV.5

II-22

Penggunaan lahan Desa Sirnajaya

III-3

Tabel III.2

Jumlah dan distribusi Penduduk Kawasan

III-5

Tabel IV.6

III-5

Tabel IV.7

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

III-6
IV-7

Tabel IV.3

Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Di Kawasan

Tabel IV.9

Proyeksi Timbulan Air Limbah Di Kawasan

IV-8

Tabel IV.10

Perkiraan Timbulan Sampah Kawasan


Prioritas Di Desa Sirnajaya Tahun 2014-

2013-2018

2018
IV-10

Tabel IV.11

Proyeksi Kebutuhan Peralatan Sampah

Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun

Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun

2014- 2018

2014- 2018

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

IV-17

Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2014- 2018

Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun


Proyeksi Jumlah Sarana Pendidikan Di

IV-15

Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2014- 2018

2014-2018
Distribusi dan Kepadatan Penduduk

IV-13

2014- 2018
Tabel IV.8

Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun


Tabel IV.2

Proyeksi Jumlah Sarana Umum Di


Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun

berdasarkan Mata Pencaharian


Tabel IV.1

IV-12

2014- 2018

Prioritas
Jumlah Penduduk Kawasan Prioritas

Proyeksi Jumlah Sarana Kesehatan Di


Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun

prioritas

Tabel III.4

IV-11

2014- 2018

Tabel III.1

Jumlah Penduduk Miskin Kawasan

Proyeksi Jumlah Sarana Peribadatan Di


Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun

Desa Sirnajaya

Tabel III.3

IV-11

Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun


Halaman

Tabel II.1

Proyeksi Jumlah Sarana Perdagangan Di

IV-19

IV-20

vi

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Tabel IV.12

Proyeksi Kebutuhan Listrik Kawasan

IV-23

Tabel IV.21

Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2014- 2018


Tabel IV.13

Proyeksi Kebutuhan Rumah dan Ruang


Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

IV-25

Sirnajaya Tahun 2014-2018


Tabel V.1

IV-28

V-17

2018

2014-2018
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kampung

Rencana Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas


Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun

Kampung Tumaritis Desa Sirnajaya Tahun


Tabel IV.15

IV-33

Perdagangan Kampung Tumaritis Desa

Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya


Tabel IV.14

Proyeksi Kebutuhan Fasilitas

Tabel VI.1

Indikasi Program Kawasan Prioritas

VI-3

IV-29

Tumaritis Desa Sirnajaya Tahun 2014-2018


Tabel IV.16

Proyeksi Timbulan Air Limbah Kampung

IV-30

Tumaritis Desa Sirnajaya Tahun 2014-2018


Tabel IV.17

Proyeksi Timbulan Sampah Kampung

IV-31

Tumaritis Desa Sirnajaya Tahun 2014-2018


Tabel IV.18

Proyeksi Kebutuhan Prasarana

IV-31

Persampahan Kampung Tumaritis Desa


Sirnajaya Tahun 2014-2018
Tabel IV.19

Proyeksi Kebutuhan Prasarana Listrik

IV-31

Kampung Tumaritis Desa Sirnajaya Tahun


2014-2018
Tabel IV.20

Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Pemukiman

IV-33

Kampung Tumaritis Desa Sirnajaya Tahun


2014-2018

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

vii

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Prioritas Desa Sirnajaya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.3

Bagan kedudukan RTPLP dalam RTRW


Peta Rencana Pola Ruang Kawasan

Gambar 2.1

Gambar 3.7

Kedudukan RTRW Kabupaten dalam


sistem

Perencanaan

Gambar 3.8

Gambar 2.2

Pola BWK VI

II-22

Gambar 2.3

Peran dan fungsi serta arahan rencana

II-13

Gambar 3.9

Struktur Ruang Wilayah Kota Garut

II-17

Gambar 2.5

Pola Ruang BWK 6

II-22

Gambar 3.1

Sarana

dan

Sarana

Prioritas

III-7

Sarana

Gambar 3.10
Gambar 4.1

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Sarana MCK di Kawasan Prioritas Desa

III-11

Jaringan

Saluran
di

Pembuangan

Kawasan

Prioritas

Air

III-12

Desa

di

Kawasan

Permasalahan

Persampahan

di

III-12

Peta Potensi Lingkungan Hidup Dan

IV-3

Tata Ruang
Gambar 4.2

Perekonomian

III-11

Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya

Desa

Sirnajaya
Gambar 3.2

III-10

Sirnajaya

Gambar 2.4

kawasan

Jaringan Drainase di Kawasan Prioritas

Limbah

pengembangan tiap BWK

Pendidikan

Jaringan Listrik di Kawasan Prioritas

Sirnajaya

dan Sistem Penataan Ulang

Peribadatan

III-9

Desa Sirnajaya

II-19

Pembangunan

Sarana Air Bersih di Kawasan Prioritas

Desa Sirnajaya

I-9

Desa Sirnajaya

III-9

Desa Sirnajaya

I-6
Gambar 3.6

Kerangka Berpikir Penyususan RTPLP

Sarana Pengairan Irigasi di Kawasan


Prioritas Desa Sirnajaya

Gambar 3.5

Prioritas
Gambar 1.3

Gambar 3.4

I-5

Kabupaten Garut
Gambar 1.2

III-8

Sirnajaya
Halaman

Gambar 1.1

Sarana Jalan di Kawasan Prioritas Desa

III-7

Peta Masalah di Kawasan Prioritas

IV-5

Desa Sirnajaya

viii

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 4.3

Peta Jaringan Jalan Kawasan Prioritas

IV-9

Gambar 5.11

Desa Sirnajaya
Gambar 5.1

Peta Rencana Pola Ruang Kawasan


Peta

V-3

Gambar 5.12

Rencana

Penataan

Ruang

V-4

Gambar 5.13

Pengelolaan

Sampah

di

V-28

di

V-29

Rencana Drainase di Kawasan Prioritas

V-30

Rencana

Penerangan

Jalan

Kawasan Prioritas Kampung Tumaritis

Peta Rencana Jarigan Jalan Kawasan

V-8

Gambar 5.14

Prioritas
Gambar 5.4

Rencana

Kawasan Prioritas Kampung Tumaritis

Kawasan Prioritas
Gambar 5.3

V-26

Kawasan Prioritas Kampung Tumaritis

Prioritas
Gambar 5.2

Rencana Penyediaan Air Bersih di

Kampung Tumaritis

Rencana Penataan Jaringan Jalan

V-9

Gambar 6.1

Bagan Alur Pengendalian Program

VI-14

Kawasan Prioritas
Gambar 5.5

Rencana Jaringan Air Bersih Kawasan

V-11

Prioritas
Gambar 5.6

Peta

Rencana

Jaringan

Air

Bersih

V-12

Penerangan

Jalan

V-18

Rencana Pola Ruang Kawasan Prioritas

V-21

Kawasan Prioritas
Gambar 5.7

Peta

Rencana

Kawasan Prioritas
Gambar 5.8

Kampung Tumaritis
Gambar 5.9

Contoh Penggunaan Biopori

V-25

Gambar 5.10

Rencana Pola Pengelolaan Sanitasi

V-25

Kawasan Kampung Tumaritis

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

ix

BAB
PENDAHULUAN

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan


(PNPM-MP) Desa Sirnajaya Kec. Tarogong Kaler-Kabupaten Garut

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

1.1 Latar Belakang


Penyusunan rencana penataan lingkungan dalam suatu
permukiman dibuat untuk dipergunakan dalam jangka waktu
tertentu. Rencana tersebut ditetapkan dalam rentang waktu
5

tahun

(jangka

menengah)

dengan

tujuan

agar

pelaksanaan dari rencana tersebut dapat dilaksanakan


secara berkala namun tidak menimbulkan efek jenuh pada
masyarakat di kawasan perencanaan.
Oleh karena itu, melalui program Penataan Lingkungan
Berbasis Komunitas (PLP-BK) maka dianggap sangat perlu
adanya Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)
yang dilanjutkan secara detail melalui Rencana Tindak
Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) sebagai acuan
dalam

melaksanakan

kegiatan/pembangunan

pada

kawasan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya,


dalam hal ini wilayah Desa Sirnajaya secara berkala hingga 5
tahun mendatang.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Dokumen Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Lingkungan (RTBL). Dengan demikian, RTPLP dalam kegiatan

(RTPLP) ini merupakan aktifitas kelanjutan dari perencanaan

PLPBK merupakan panduan rancang bangun di kawasan

lingkungan Makro Desa Sirnajaya dalam RPLP. Lingkup RTPLP

prioritas

lebih bersifat mikro, yaitu pada kawasan skala kecil yang

pemanfaatan

merupakan bagian dari wilayah Desa Sirnajaya yang telah

lingkungan agar sejalan dengan gagasan sosial dan gagasan

disepakati sebagai kawasan prioritas untuk dikembangkan.

pengembangan

Kawasan Prioritas merupakan kawasan yang disepakati untuk

tercantum di dalam RPLP. RTPLP dalam PLPBK setidaknya

ditata terlebih dahulu. Maksud penataan di kawasan prioritas

memuat materi pokok mengenai :

ini

adalah

untuk

penataan

memberikan

lingkungan

yang

contoh

akan

nyata

tentang

dikembangkan

oleh

masyarakat di masa yang akan dating.


Dokumen

rencana

ini

diharapkan

yang

dimaksudkan
ruang

serta

ekonomi

untuk

mengendalikan

penataan

bangunan

masyarakat

dan

sebagaimana

A. Program Bangunan dan Lingkungan


B. Rencana Umum dan Panduan Rancangan
C. Rencana Investasi

dapat

menjawab

D. Ketentuan Pengendalian Rencana

kebutuhan tindak lanjut atas rencana tata ruang Kabupaten

E. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan

Garut juga menjadi solusi bagi permasalahan yang timbul

F.

pada kawasan perencanaan.

Skenario

Pentahapan

Pembangunan

Infrastruktur

Lingkungan
Secara hirarki, perencanaan Penataan Lingkungan kawasan

1.2 Pengertian RTPLP

prioritas

tersebut

merupakan

bagian

dari

RPLP

yang

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) di

dijabarkan dalam perencanaan yang lebih rinci, dengan

dalam

yang

mengadopsi prinsip-prinsip dalam Rencana Tata Bangunan

merupakan turunan dari Rencana Penataan Lingkungan

dan Lingkungan (RTBL). Umumnya diselenggarakan pada

Permukiman

kawasan-kawasan dengan karakteristik khusus.

kegiatan

mengadopsi

PLPBK

(RPLP).

adalah

RTPLP

prinsip-prinsip

di

rencana
dalam

Penataan

teknis

kegiatan
Bangunan

PLPBK
dan

Lingkungan, terutama tentang Rencana Tata Bangunan dan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Misalnya kawasan bantaran sungai, kawasan permukiman

Melalui RTPLP ini juga diharapkan pemanfaatan ruang

kumuh perkotaan, kawasan pusat perdagangan dan jasa,

dapat lebih efektif, bermanfaat, dan spesifik sehingga

kawasan bersejarah, kawasan perkampungan industri kecil,

mampu menjadi masukan teknis bagi pemerintah dan

kawasan pariwisata, kawasan sentra pertanian, dll.

para pelaku pembangunan baik itu investor, swasta


maupun masyarakat lokal khususnya di Kabupaten

1.3 Maksud dan Tujuan

Garut.

1.3.1. Maksud
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

1.3.2. Tujuan

yang

Adapun tujuan dari penyusunan Dokumen RTPLP ini

dilaksanakan dari awal dapat lebih diarahkan, sehingga

adalah mengendalikan faktor-faktor dalam penataan

mampu

dan

bangunan dan lingkungan secara menyeluruh yang

perkembangan fisik lingkungan kawasan prioritas yang

menyangkut peruntukan lahan, tata bangunan, ruang

berlangsung secara cepat. Rencana Tindak Penataan

terbuka hijau, kualitas lingkungan, prasarana dan utilitas

Lingkungan Permukiman (RTPLP) merupakan bagian dari

serta arahan konservasi. Hal ini bertujuan agar tercipta

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis

kawasan yang memiliki nilai ekonomis, estetis, dan

Komunitas (PLP-BK) yang secara substansi mengatur

tingkat kenyamanan hunian dan aktifitas yang lebih

kawasan-kawasan dalam bentuk rencana detail. Dari

baik tanpa melupakan karakter dan nilai lokal yang

kawasan-kawasan

dalam RPLP,

terkandung di dalamnya. RTPLP kawasan prioritas Desa

maka terpilih satu kawasan prioritas yang disusun

Sirnajaya merupakan bagian dari upaya untuk menata

berdasarkan kesepakatan warga dengan meninjau

lingkungan fisik kawasan berdasarkan fungsi dan tingkat

berbagai

kebutuhannya dengan melibatkan semua stakeholder

(RTPLP)

dimaksudkan

agar

mengendalikan

yang

kriteria

pembangunan
pertumbuhan

teridentifikasi

permasalahan

dan

potensi

pengembangan dengan mengacu pada rambu-rambu


PLP-BK.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

dan masyarakat sebagai bagian dari pembangunan.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

1.4 Sasaran
Sasaran

rencana umum dan panduan rancangan, rencana


dari

penyusunan

Rencana

Tindak

Penataan

Tersusunnya

Rencana

Tindak

Penataan

Lingkungan

rencana,

dan

lingkungan/kawasan.
Ruang lingkup materi dalam penyusunan RTPLP terdiri

dalam pengembangan fungsi dan fisik kawasan dengan

dari :

mengedepankan

1. Mengidentifikasi potensi dan permasalahan pada

konsep

ramah

lingkungan

oleh

kawasan prioritas;

Pengakuan secara sah dari berbagai pihak/institusi terkait


dalam rangka mendukung implementasi rencana yang

2. Perumusan hasil akhir kegiatan survey pengamatan


di lapangan;
3. Melakukan

disusun.
3.

pengendalian

Permukiman (RTPLP) kawasan prioritas sebagai acuan

masyarakat dan seluruh pihak terkait.


2.

ketentuan

pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan

Lingkungan Permukiman (RTPLP) ini adalah :


1.

investasi,

Tersusunnya program investasi pembangunan kawasan

4. Penyusunan

permukiman dengan menyertakan masyarakat sebagai

rancangan;

sebagai

bagian

dari

peningkatan

bagian internal dari upaya pembangunan di lingkungan.

rencana

tindak

penataan

dan

panduan

lingkungan permukiman;

kualitas

prioritas

analisis

rencana

umum

5. Rencana investasi;
6. Ketentuan pengendalian rencana dan

1.5 Ruang Lingkup

7. Pedoman pengendalian pelaksanaan.

I.5.2. Ruang Lingkup Materi RTPLP

I.5.2. Ruang Lingkup Wilayah

(RTPLP) adalah Rencana Tindak Penataan lingkungan


dan Pemukiman

sebagai Panduan rancang bangun

suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk


mengendalikan

pemanfaatan

ruang,

penataan

bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok


ketentuan

program

bangunan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

dan

lingkungan,

Ruang lingkup wilayah adalah wilayah Desa Sirnajaya di


kawasan

RW.04,

RW.05,

RW.06

yang

merupakan

kawasan padat dan kumuh di Desa Sirnajaya. Kawasan


RW 04, 05, 06 akan berperan penting pada kawasan
spesifik yang memiliki nilainilai kultural, historis serta

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

secara visual estetis yang memiliki karakter sebagai

1.6 Kedudukan RTPLP dalam Penyelenggaraan Penataan

memori desa agar dapat dilakukan penanganan

Ruang Kota

berkelanjutan serta memberikan manfaat tidak saja

I.6.1. Kedudukan RTPLP dalam RTRW Kabupaten Garut

kepada penduduk setempat tetapi juga kepada caloncalon pengusaha, warga masyarakat dan pemerintah

Gambar 1.1
Bagan Kedudukan RTPLP dalam Rencana Tata Ruang

kota, serta pembangunan perkotaan di Indonesia.


Batas

dan

luas

kawasan

prioritas

ditentukan

berdasarkan hasil rembug masyarakat Kelurahan Tenilo


dan analisis Sistem Informasi Geografis (SIG). Kriteria
penentuan daerah perencanaan ini didasarkan pada
pendekatan

kawasan

padat

serta

kumuh

yang

membutuhkan penanganan khusus khususnya dalam


penataan lingkungan permukiman.
Untuk lebih jelasnya orientasi wilayah kawasan prioritas
dapat dilihat pada Gambar I.1

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 06/PRT/M/2007 tentang Rencana


Tata Bangunan dan Lingkungan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 1.2.
Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Prioritas
RENCANA TINDAK
PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER

PETA RENCANA POLA RUANG


KAWASAN PRIORITAS DESA SIRNAJAYA

Desa Mekarjaya
LEGENDA :
BatasKecamatan

Jalan Kabupaten

BatasDesa

Jalan Desa

BatasRukun Warga

Jalan Lingkungan

RW 07

Pusat Desa

Sungai

Pusat RW

Desa Mekarjaya

Zona Kawasan Lindung


Zona Pertanian dan Perkebunan
Zona Perikanan
Zona Campuran (Pemukiman dan Home Industri)
Zona Komersial Perdagangan

RW 11
RW 02

TPU

RW 03

Sumber :

K AWA S A N P R IO R ITA S
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Direktorat Jenderal Cipta Karya

SKALA1 : 10.000
2

100

200

4 Cm

300

400 M

Peta Citra Google


Peta PajakBumi dan Bangunan Desa Sirnajaya 1994
Peta PJMPronangkisDesa Sirnajaya 2011

DINASTATARUANG DANPERMUKIMAN
KABUPATENGARUT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

1.6.2. Pengertian Umum Penataan Ruang dan RTPLP

Rencana ini disusun atas dasar kesapakatan Warga

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan,

yang

telah

disepakati

dari

dokumen

Rencana

ruang lautan, dan ruang udara sebagai satu

Penaatan Lingkungan Permukiman. Strategi Rencana

kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk

Tindak

lainnya

Adalah cara untuk mencapai visi, yang dijabarkan

hidup

dan

melakukan

kegiatan

serta

memelihara kelangsungan hidupnya;

Penataan

Lingkungan

Permukiman

(RTLP)

dalam rencana atau rancangan. Perumusan strategi

Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola

terkait erat dengan perumusan tujuan dan sasaran

pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun

bagi strategi tersebut. Jika tujuan (goals) lebih bersifat

tidak;

ultimate

serta

tidak

langsung,

maka

sasaran

Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata

(objectives) lebih bersifat langsung serta konkret.

ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian

Tujuan pada dasamya dapat berupa pemecahan

pemanfaatan ruang;

masalah, pemenuhan kebutuhan, atau pemanfaatan

Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan


tata ruang;

peluang. Produk rancangan yang ada pada dasarnya


dapat dibagi dalam:

Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan

1.

Kebijakan (policy)

geografis beserta segenap unsur terkait padanya

2.

Rencana (plan)

yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan

3.

Arahan (guidelines)

aspek administratif dan atau aspek fungsional;

4.

Program (program)

1.7 Kerangka Berpikir dan Metodologi


1.7.1. Metodologi Pendekatan
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman
(RTPLP) Wilayah Desa Sirnajaya dalam siklus kegiatan
PLPBK merupakan Perencanaan Lngkungan Makro.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Secara detail gambaran output atau keluaran pokok


dari studi Rencana Tindak Penataan Lingkungan
Perumahan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.

Hasil

Analisis

Swot

(strengths,

weaknesses,

opportunities, threats) mencakup didalamnya :

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Analisis SWOT kondisi fisik kawasan (termasuk

dalam kegiatan pembangunan, termasuk

sarana prasarana,serta fisik lingkungan).

penyusunan

SWOT

kondisi

non

fisik

budaya)
Analisis peluang dan prospek tata bangunan dan

lingkungan Desa Sirnajaya


kebijakan

strategi

tata

Mencakup didalamnya rekomendasi kebijakan


dan strategi tata bangunan dan lingkungan Desa
Sirnajaya
Strategi

eksisting

kawasan

dengan

dan

mengacu

masalah

yang

pada

ada

serta

komponen-komponen pendukungnya seperti aturan


dan

dan

bangunan dan lingkungan Kecamatan Kasihan

5.

kegiatan

1.7.2. Kerangka Berpikir

berbagaipotensi

Perumusan visi dan misi tata bangunan dan


Rekomendasi

tertib

Secara umum, studi kajian akan meliputi kajian pada

lingkungan Desa Sirnajaya

4.

tata

pembangunan dan usaha didalam kawasan.

(termasuk

didalamnya : aspek sosial ekonomi dan sosial

3.

Koordinasi antar pelaku / sektor yang terlibat

didalamnya : fisik geografis dan tata ruang,fisik

Analisis

2.

nilai

local

yang

berkembang.

Setelah

itu

merumuskan program pengembangan dalam rangka


menjadikankawasan kajian menjadi satu kawasan
permukiman

yang

produktif,

berjati

diri,

dan

terintegrasi dengan mengacu pada nilai-nilai lokal


yang sudah lama berkembang.

implementasi

didalamnya

arahan

program

Mencakup

implementasi

atau

pelaksanaan tata bangunan dan lingkungan


Kecamatan Kasihan dalam bentuk penjabaran
program pengembangan :

Prioritas dan tahapan waktu

Pola pendanaan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Sistem

pendekatan

dilakukan

dengan

metode

berdasarkan pola berpikir di atas yang mengacu


padadua hal utama, yaitu kajian kondisi eksisting yang
menyangkut berbagai kondisi fisik, ekonomi, dansosial
termasuk nilai-nilai yang berkembang di dalamnya.
Selanjutnya
pengembangan

dikaji

perumusan

kawasan

desa

pedoman

dalam

rangka

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

penyusunan

RTPLP

(Rencana

Tindak

Penataan

Lingkungan dan Permukiman).


Gambar I.3.
Kerangka Berpikir Penyusunan RTPLP Desa Sirnajaya

rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi,


serta ketentuan dan pedoman pengendalian pelaksanaan .
Secara garis besar dokumen Rencana Tindak Penataan
Lingkungan dan Permukiman Desa Sirnajaya ini akan disajikan
sebagai berikut :
Bab I

Pendahuluan, berisi mengenai uraian umum dan


isu-isu strategis, maksud dan tujuan penyusunan
dokumen, sasaran, ruang lingkup materi dan
lingkup wilayah, kedudukan RTPLP dalam RTRW
Kabupaten Garut, pengertian umum penataan
ruang dan RTPLP dan sistematika penulisan.

Bab II

Review tata ruang Kabupaten Garut terhadap


kawasan prioritas yang berisi Struktur peruntukan
ruang dan pola pemanfaatan ruang dalam RTRW
Kabupaten Garut serta aspek penentuan wilayah
perencanaan

Bab III

1.8 Sistematika Penulisan


Dokumen ini adalah Rencana Tindak Penataan Lingkungan
Permukiman, yang berisi uraian tentang review tata ruang
Kabupaten Garut terhadap kawasan prioritas, gambaran
umum kawasan prioritas, program bangunan dan lingkungan,

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Gambaran

Umum

Kawasan

Prioritas,

berisi

tentang kondisi peruntukan lahan, kondisi sosial


ekonomi

masyarakat,

tersedia,
dilestarikan,

kondisi
kondisi

potensi

bangunan
jaringan

lahan

yang

yang

perlu

lingkungan

dan

saluran, kondisi pelayanan air bersih dan sanitasi.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Bab IV

Program

bangunan

dan

lingkungan

yang

memuat tentang visi dan misi pembangunan


kawasan, analisis kawasan (sosial kependudukan,
prospek

pertumbuhan

ekonomi,

aspek

lingkungan), konsep pengembangan kawasan


(struktur peruntukan lahan, instensitas lahan, tata
bangunan, sistem sirkulasi dan jalur penghubung,
sistem

RTH,

prasaran

tata

dan

kualitas

utilitas

lingkungan,

lingkungan,

sistem

pelestarian

bangunan dan lingkungan).


Bab V

Rencana pengembangan kawasan prioritas yang


siap bangun serta arahan desain, meliputi lokasi,
latar belakang, potensi pengembangan.

Bab VI

Rencana Investasi, berisi Umum, Skenario Strategi


Rencana Investasi,Pola Kerja Sama Operasional,
Skenario Pentahapan Pembangunan, Skenario
Investasi, Strategi Pengendalian Rencana, aspekaspek Pengendalian,Strategi Pengendalian.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

BAB
TINJAUAN KEBIJAKAN DAN
PROGRAM PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan


(PNPM-MP) Desa Sirnajaya Kec. Tarogong Kaler-Kabupaten Garut

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

2.1. Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Garut


Kebijakan dan arah perkembangan Kabupaten Garut - Visi
pembangunan kabupaten Garut merupakan gambaran dari
harapan

serta

targetan

pencapaian

pembangunan

Kabupaten Garut di masa mendatang. Visi pembangunan


Kabupaten Garut tersebut adalah Terwujudnya Garut
Pangirutan Yang Tata Tengtrem Kerta Raharja Menuju Ridho
Alloh

visi

tersebut

menyiratkan

harapan

akan

kondisi

masyarakat Garut di masa mendatang yang sejahtera, aman


dan selalu dalam Ridho Alloh.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perumusan visi
penataan ruang kawasan perkotaan Garut berlandaskan
pada visi pemerintah Kabupaten Garut sebagai acuannya.
Perumusan visi penataan ruang kawasan perkotaan Garut ke
depan ini dilakukan guna mewujudkan wajah kawasan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

perkotaan Garut di masa mendatang, sejalan dengan

Garut yang telah ditetapkan batasan waktu pencapaiannya,

peluang peluang dan tantangan pembangunan yang bakal

yakni dalam rentang waktu 20 tahun, adapun yang menjadi

di hadapi wilayah perkotaan Garut.

tujuan pengembangan Kota Garut adalah :

Adapun visi penataan ruang kawasan perkotaan Garut

Menciptakan kawasan perkotaan Garut yang merupakan

dirumuskan sebagai berikut :

bagian dari Kota Garut sebagai pemicu perkembangan

Geulis

merenah,

mengandung

makna

kota

Garut

sekitarnya.

merupakan kota yang indah, bersih, sejuk dan nyaman


Tata

tengtrem

mengandung

makna

Kota

Garut

merupakan kota yang aman, kondusif bagi investasi


wadah bagi perwujudan kesejahteraan masyarakatnya.
Garut

merupakan

kota

yang

berkarakter

dan

berdaya saing serta menjunjung luhur budaya dan tradisi


lokal

sebagai berikut :
Mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang amanah,
yang menjungjung tinggi supremasi hokum, demokrasi dan
HAM
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Visi tersebut selanjutnya menjadi dasar bagi penetapan misi


dan tema Kota Garut di masa mendatang yaitu sebagai Kota
agropolitan, kriya dan budaya dengan fungsi sebagai :
Pusat pemerintahan kabupaten

Pusat perdagangan dan jasa regional

Pusat pariwisata (kriya dan budaya)

Pusat industry dan pengolahan pertanian (agropolitan)


pengembangan

kawasan

Direktorat Jenderal Cipta Karya

Menggali dan memanfaatkan sumber daya alam dan


Memberdayakan

system

ekonomi

kerakyatan

yang

bertumpu pada potensi local dan mekanisme pasar


Mewujudkan Garut sebagai daerah agribisnis dan agro
perkotaan

Garut

merupakan titik lanjut dari visi dan misi pengembangan Kota

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Meningkatakan kualitas kehidupan beragama


buatan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan

Tujuan

Untuk mencapai visi yang telah digariskan tersebut diatas,


selanjutnya ditetapkan misi pembangunan Kabupaten Garut

Kertaraharja mengandung makna Kota Garut sebagai


Kota

aktivitas social ekonomi Kabupaten Garut dan wilayah

industry
Mewujudkan Garut sebagai daerah pariwisata disertai
pelestarian dan pengembangan seni budaya lokal.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Adapun starategi pemabangunan untuk mewujudkan Visi

Peningkatan sarana dan prasarana transportasi, Pos dan

dan Misi Kabupaten Garut adalah sebagai berikut:

Telekomunikasi

Peningkatan kualitas kemampuan dan profesionalisme

pembangunan yang berkelanjutan

aparatur

pemerintah

untuk

mewujudkan

Good

Governance

dan

media

masa

untuk

menunjang

Peningkatan dan pengemabngan sarana prasarana serta


sumber daya manusia

Penegakan supremasi hokum, demokrasi dan hak azasi


manusia

Pemeliharaan dan pengembangan seni budaya sebagai


identitas daerah

Peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan melalui


pengembangan pendidikan formal dan pendidikan luar

Pengentasan kemiskinan melalui penciptaan kesempatan


kerja dan penanganan daerah tertinggal

biasa
Peningkatan kualiatas dan kuantitas sarana prasarana dan
pelayanan kesehatan masyarakat
Peningkatan

kulaitas

kehidupan

berdasarkan RTRW Kabupaten Garut 2011 2031


beragama,

fasilitas

peribadatan dan pendidikan keagamaan


Pengelolaan sumber daya alam dan buatan dengan
memperhatikan

seluruh

aspek

manfaat

dan

resiko

terhadap lingkungan
Optimalisasi penataan ruang dengan mempertimbangkan
daya dukung lingkungan
Peningkatan kualitas dan kuantitas pertanian dengan
memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan
Pemberdayaan

dan

pengembangan

menengah dan koperasi

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

2.2. Tinjauan Kebijakan Rencana Tata Ruang Kota Garut

usaha

kecil

Struktur ruang wilayah Kota Garut menggambarkan rencana


sistem

pusat

kegiatan/pelayanan

permukiman

baik

perdesaan dan perkotaan di Kota Garut. Rencana struktur


pemanfaatan ruang wilayah adalah membentuk sistem pusat
kegiatan/pelayanan dan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang berhirarki di seluruh wilayah. Rencana struktur
ruang

wilayah

merupakan

salah

satu

upaya

untuk

mempercepat efek pertumbuhan dari pusat-pusat Kegiatan.


Rencana pembagian wilayah Kota Garut menurut rencana
struktur ruang Kota Garut.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 2.1.
Kedudukan RTRW Kabupaten dalam Sistem Perencanaan Pembangunan dan Sistem Penataan Ruang

RPJP/RPJM

Rencana Umum

RPJP Nasional

RTRW Nasional

Rencana Rinci

RTR Pulau
RTR Kaw. Strategis Nas.
RPJM Nasional

RPJP Prov

RTRW Provinsi

RTR Kaw. Strategis Prov.

RPJM Prov

RTRW
Kabupaten

RDTR Kabupaten
RTR Kaw. Strategis Kab.

RPJP Kab/Kota

RPJMKab/Kota

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

RTRW
Kota

RDTR Kota
RTR Kaw. Strategis Kota

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

RTRW merupakan rencana tata ruang yang bersifat umum

5)

yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang


wilayah,

rencana

struktur

ruang,

rencana

pola

ruang,

Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di


wilayah;

6)

Dasar

pengendalian

pemanfaatan

penetapan kawasan strategis, arahan pemanfaatan ruang,

penataan/pengembangan

dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah

penetapan

baik tingkat nasional (RTRWN), provinsi (RTRWP) maupun RTRW

insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi;

kab/kota. Tujuan RTRW merupakan arahan perwujudan visi


dan

misi

pembangunan

jangka

panjang

pada

aspek

keruangan, yang pada dasarnya mendukung terwujudnya


ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan

berlandaskan

Wawasan

Nusantara

dan

Ketahanan Nasional. Dan yang terpenting adalah, RTRW


menjadi dasar dalam memberikan rekomendasi pengarahan
pemanfaatan ruang. Adapun fungsi dari RTRW itu sendiri
diantaranya:
1)

Acuan
Jangka
Acuan

penyusunan

Panjang

Daerah

Rencana
(RPJPD)

Pembangunan
dan

Rencana

dalam

pemanfaatan

ruang/pengembangan

wilayah;
3)

Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan


dalam wilayah;

4)

zonasi,

yang

perizinan,

dalam
meliputi

pemberian

Acuan dalam administrasi pertanahan.

Dalam rencana pola ruang RTRWP Jawa Barat Tahun 20092029 tersebut, Jawa Barat bertekad menuju capaian 45%
kawasan lindung (KL) sebagai green-province. Kabupaten
Garut merupakan kabupaten dengan proporsi luas wilayah KL
paling besar diantara kabupaten/kota yang lain di Jawa
Barat. Pada awalnya proporsi KL di Kabupaten Garut
ditetapkan sebesar 78,7% dari luas wilayah kabupaten
(306.519 ha) atau seluas 241.230 ha. Kemudian pada tahun

dalam

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);


2)

7)

peraturan

wilayah

ruang

Acuan lokasi investasi dalam wilayah yang dilakukan


pemerintah, masyarakat, dan swasta;

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

2010 berdasarkan hasil analisis data terbaru Geographic


Information

System

menyebutkan

luas

(GIS)

dari

wilayah

Kementerian

Kabupaten

Kehutanan

Garut

menjadi

311.007,5 ha (bertambah 4.488,5 ha) dengan luas KL sebesar


82,1 % atau seluas 255.337,16 ha.
Namun terakhir, hasil kajian final pemetaan KL pada RTRWP
Jawa Barat yang telah ditetapkan menjadi Perda tersebut,
proporsi KL berubah lagi menjadi 81,39% atau seluas 253.129

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Ha dengan rincian sebagai berikut: 1) KL Hutan (29,43%) terdiri

ini hasil beberapa penelitian dan eksploitasi menunjukan

dari: Hutan Konservasi (15.799,2 ha) dan Hutan Lindung

potensi pertambangan cukup besar, tentunya sangat bernilai

(75.742,8 ha); 2) KL Non Hutan (51,96%) terdiri dari: Sesuai untuk

ekonomis namun dapat mengancam kelestarian alam dan

Hutan Lindung (10.221,7 ha); Resapan Air (54.922,1 ha);

rusaknya kondisi lingkungan. Kondisi ini menjadi tantangan

Perlindungan Geologi (56,2 ha); Rawan Letusan Gunung

yang sangat serius bagi pengembangan wilayah di Garut

Berapi (21.576,6 ha); Rawan Gerakan Tanah (70.842,1 ha);

Selatan.

Rawan

Tsunami

(3.975,5

ha).

Penetapan

proporsi

KL

Kabupaten Garut sebesar 81,39% tersebut tentunya secara


mudah dapat diketahui bahwa luas bersih kawasan budidaya
(KBD) hanya 18,61% saja atau seluas 57.878,5 ha. Namun tidak
serta merta KL tersebut tidak bisa dimanfaatkan kegiatan
budidaya, seperti KL Non Hutan masih bisa dimanfaatkan
namun tentunya dengan arahan zonasi yang sangat ketat
sehingga masih tetap berfungsi sebagai KL.

Sebagaimana telah diatur dalam UU No. 26/2007 tentang


Penataan Ruang mengenai bentuk insentif atau disintensif,
maka Kabupaten Garut perlu mendapatkan insentif yang
proporsional dari penetapan proporsi KL karena baik langsung
maupun tidak langsung akan berdampak pada sendi-sendi
kehidupan

masyarakat

dan

pemerintahan

menyangkut

pengembangan wilayah mencakup fisik, sosial, budaya,


ekonomi,

ekologi/lingkungan

yang

merupakan

hakikat

Konsekuensi dengan KL 81,39% atau KBD bersih hanya 18,61%

pembangunan berkelanjutan. Bentuk insentif sebagaimana

tersebut tentunya menjadi tantangan sendiri yang serius bagi

dimaksud dalam Pasal 35 UU 26/2007 yang merupakan

pembangunan di Kabupaten Garut, karena perlu kehati-

perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap

hatian dalam pemanfaatan sumberdaya alam termasuk

pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata

pemanfaatan lahan untuk pembangunan infrastruktur dan

ruang, berupa:

kegiatan lainnya termasuk didalamnya kemungkinan terjadi

a)

alih

fungsi

lahan

yang

tidak

sesuai

dengan

arahan

pemanfaatan tata ruang. Faktanya, KL tersebut sebagian


besar berada di wilayah Garut Selatan yang mana pada saat

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang,


imbalan, sewa ruang, dan urun saham;

b)

Pembangunan serta pengadaan infrastruktur;

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

c)

Kemudahan prosedur perizinan; dan/atau d) pemberian

penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau


pemerintah daerah.
Upaya

tersebut

bisa

kebijakan-kebijakan

pembangunan

berupa

diantaranya

sebagai

kawasan

BWK II ini terdiri dari Kelurahan Muarasanding,


Sukanegla,

berupa

Margawati,

Cimuncang

dan

Desa

Ngemplangsari.

penyusunan RTRW Kabupaten Garut Tahun 2011-2031 yang

telah menetapkan tujuan penataan ruang yaitu bertujuan

Fungsi

utama

diarahkan

sebagai

kawasan

permukiman

untuk mewujudkan sebagai kabupaten konservasi yang


3.

BWK III, terletak di Kecamatan Garut Kota, Kecamatan


karang

2.3.

diarahkan

BWK II, terletak di Kecamatan Garut Kota dan Cilawu.

penyusun

didukung oleh agribisnis, pariwisata dan kelautan.

utama

perdagangan dan jasa skala regional (kabupaten)


2.

ditindaklanjuti

Fungsi

pawitan, Tarogong

Rencana Detail Tata Ruang Kota Kabupaten Garut

Banyuresmi

(Kedudukan BWK II, III, V, VI Dalam Kawasan Perkotaan

kaler

dan

Kecamatan

BWK III terdiri dari Kelurahan Sukamentri, Desa


Sukasenang, Desa Jati, Desa Tanjung kemuning,

Garut)

dan Kelurahan Lengkongjaya.


Kawasan perkotaan Garut dalam RDTR Kota Garut yang
disusun pada tahun 2009 ditetapkan terdiri dari 6 bagian
wilayah kota, yaitu :
1.

4.

Fungsi utama diarahkan sebagai kawasan idustri.

BWK IV, terletak di Kecamatan Tarogong kaler

BWK IV ini terdiri dari Desa Tarogong, Pataruman,

BWK 1, yang terletak di Kecamatan Garut kota dan

Haur panggung, Jaya raga, Kelurahan Sukagalih,

Kecamatan Karangpawitan

Jayawaras dan Desa Cimanganten

BWK I ini terdiri dari Kelurahan Pakuwon, Ciwalen,


Paminggir, Kota wetan, Regol, Kota Kulon, Suci
kaler, Karangmulyan, Desa Suci dan Kelurahan
Lebak Jaya.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Fungsi

utama

diarahkan

pemerintahan kabupaten

sebagai

kawasan

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

5.

BWK V, terletak di Kecamatan Tarogong kaler

6.

BWK V ini terdiri dari Desa Rancabango, Langensari,

2,

Pananjung, Pasawahan, Sukawangi, Mekarjaya,

perencanaan merupakan ring kedua dari pertembuhan

dan Desa Panjiwangi

Kota Garut, setelah pusat kota di BWK 1 dan 4. Seiring

BWK VI, terletak di Tarogong kaler dan Tarogong kidul

Melihat posisi serta kedudukan wilayah perencanaan (BWK


3,

dan

6)

dapat

disimpulkan

bahwa

wilayah

dengan perkembangannya kawasan perkotaan Garut,

BWK ini terdiri dari Kelurahan Sukakarya, Sukabakti,

wilayah perencanaan berkembang pula sebagai suatu are

Desa

Mekargalih,

perkotaan dengan beragam aktivitas seperti perdagangan

Mekarwangi, Sukajadi, Sirnajaya dan Kelurahan

dan jasa, perkantoran dan permukiman, walupun sejauh ini

Sukajaya.

area pertanian masih cukup banyak ditemui.

Fungsi utama sebagai kawasan permukiman

Sejalan dengan kondisi wilayah perencanaan sebagai ring

Cibunar,

Kersamenak,

Gambar 2.2.
Peta BWK VI

kedua dari perkembangan kawasan perkotaan Garut,


struktur ruang Kota Garut sebagaimana dalam RDTR Kota
Garut yang disusun pada tahun 2009 menetapkan wilayah
perencanaan sebagai hirarki III seperti pada gambar berikut.
BWK 2, 3, 5 dan 6 selanjutnya dibagi kedalam 8 sub BWK
sebagai berikut :
Sub BWK 2A Diarahkan untuk berperan sebagai kawasan
permukiman kepadatan sedang serta perdagangan dan
jasa skala lokal.
Sub BWK 2B Diarahkan untuk berperan sebagai kawasan
permukiman kepadatan sedang dan pertanian.
Sub BWK 3A Diarahkan untuk berperan sebagai kawasan
industry

Sumber : RDTR Kota Garut Tahun 2009

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Sub BWK 3B Diarahkan untuk berperan sebagai kawasan


permukiman kepadatan sedang

lingkungan lainnya seperti rawan bencana. Kawasan ini di

Sub BWK 5A Diarahkan untuk sebagai kawasan pariwisata


dan permukiman kepadatan sedang
Sub

BWK

5B

permukiman

Diarahkan
kepadatan

untuk
rendah,

sebagai

kawasan

pertanian

dan

BWK

6A

Diarahkan

untuk

sebagai

kawasan

BWK

6B

Diarahkan

untuk

sebagai

Rencana

masyarakat untuk menjakau pusat pusat pelayanan sosial

Penataan

Pengembangan

dan

sarana

prasarana

lingkungan

yang

merupakan kebutuhan dalam kehidupan masyarakat.


Kawasan permukiman berdasarkan standar penataan ruang

kawasan

permukiman kepadatan rendah dan pertanian

2.4.

bersangkutan, aman serta memberikan kumudahan pada


ekonomi

permukiman kepadatan sedang dan pertanian


Sub

upaya akan dapat mendukung berlangsungnya proses


sosialisasi dan nilai budaya yang berlaku di masyarakat yang

konservasi
Sub

harus bebas dari gangguan pencemaran, serta bahaya

meliputi

zona

perumaham

kepadatan

rendah,

zona

perumahan kepadatan sedang dan zona perumahan

Perumahan

kepadatan tinggi, dengan spesifikasi sebagai berikut :

Permukiman Daerah Kabupaten Garut (Kebijakan

Zona perumahan kepadatan rendah : merupakan rumah

Sektor Perumahan di Wilayah Perencanaana BWK II, III,

tinggal dengan pekarangan luas, dimaksudkan agar


pengembangan

V dan VI)

sebagaimana

Kawasan perumahan dan permukiman adalah kawasan


yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan,

juga

menyelenggarakan

merupakan
kegiatan

tempat

untuk

bermasyarakat

dalam

lingkungan terbatas.Oleh karena itu, kawasan permukiman


sebagai tempat bermukim dan berlindung harus sehat,
aman, serasi dan teratur.Selain itu kawasan permukiman

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

penataan

perumahan
yang

dan

berkepadatan

ditetapkan
pengembangan

dalam

rendah
rencana

kota

dapat

dipertahankan. Kepadatan yang termasuk ke dalam


kategori rendah adalah 10 kavling/HA
Zona perumahan kepadatan sedang : merupakan
perumahan

unit

tunggal

dengan

peletakan

masa

bangunan renggang ditujukan untuk pembangunan unit


rumah tunggal dengan mengakomodasikan kebutuhan

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

rumah dengan perpetakan berbagai ukuran dengan

fungsional,

mengupayakan peningkatan kualitas lingkungan hunian,

permukiman lama cenderung menjadi kumuh.

karakter dan suasana lebih nyaman. Kepadatan yang

dan

beberapa

kantong-kantong

Pola penyediaan rumah sebagian besar dilakukan

termasuk ke dalam kategori sedang adalah 10-40

secara

swadaya,

kavling/HA

developer

masih

penyediaan
terbatas

untuk

rumah

oleh

masyarakat

Zona perumahan kepadatan tinggi : perumahan unit

golongan menengah ke atas, sementara untuk

tunggal dengan tipe gandeng atau deret dengan

masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR)

perpetakan kecil dengan akses jalan lingkungan, zona ini

penyediaan rumah sehat sederhana (RSH) banyak

merupakan

berlokasi di luar jangkawan perkotaan Garut.

peluang

transisi

antara

lingkungan

perumahan unit tunggal dengan lingkungan perumahan

kepadatan tinggi, kepadatan yang termasuk dalam


kategori tinggi adalah 40 kavling/HA

Pola persebaran penduduk tidak merata di seluruh


kawasan perencanaan.

2.

Tujuan

Kebijakan sector perumahan di wilayah perencanaan

Dikaitkan

diuraikan sebagai berikut :

cenderung kumuh dan penyebarannya tidak merata di

1.

kawasan

Indikator masalah

Kecenderungan

pertumbuhan

penduduk

yang

kawasan

perencanaan,

permukiman

tujuannya

adalh

yang
untuk

meningkatkan kualitas lingkungan permukiman, serta

meningkat membutuhkan peningkatan penyediaan

mengarahkan

perumahan.

tahun

dengan menyediakan perumahan bagi masyarakat

perencanaan mencapai 565.993 jiwa pada tahun

umum yang sesuai dengan ketentuan rumah sehat dan

2009, dengan tingkat kepadatan secara umum

rencana peruntukan lahan bagi permukiman.

Jumlah

penduduk

pada

rata-rata 54 jiwa/ha, namun untuk kawasan Blok


tertentu memiliki kepadatan tinggi.

dengan

Kawasan

pusat

kota

kawasan

permukiman

Sasaran
Pembangunan sektor perumahan dan permukiman di

kecenderungan

Wilayah Perencanaan ditujukan untuk mewujudkan

pertumbuhan cepat, baik secara fisik, maupun

kondisi permukiman yang sehat dan lingkungan yang

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

memiliki

3.

penyebaran

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

tertata dengan baik. Sasaran sektor perumahan dan


permukikman

di

Wilayah

terwujudnya

pembangunan

Perencanaan

4.

adalah

perumahan

Kebutuhan
Kebutuhan perumahan dan permukiman dikawasan

dan

perencanaan didasarkan pada hal-hal berikut ini ;

permukiman sebagai faktor utama untuk mendukung

tujuan penataan kawasan, yaitu ;

Menjadi alat intervensi penataan struktur tata ruang

pesat

perkotaan

dan
untuk

Adanya peningkatan jumlah penduduk sebagai

dan utilitas untuk pelayanan kawasan permukiman.

akibat dari perkembangan kawasan yang cukup

Menjadi elemen pelengkap dan pendukung untuk

pesat di Wilayah Perencaan.

Antisipasi perkembangan kawasan peruntukkan

perdagangan jasa, pemerintah serta aksebilitas

industry

regional.

Copong) pada masa yang akan dating dengan

Target

penataan

kawasan

perumahan

dan

permukimanyang pada saat ini memiliki kepadatan

lahan

yang

pengembangan perumahan di pusat kota.

kegiatan di kawasan perencanaan, baik kegiatan

penduduk

keterbatasan

yang terintegrasi dengan pengembangan fasilitas

Perkembangan

di

bagian

timur

laut

kota

(Kawasan

stimulasi pembangunan prasarana strategis.


5.

Kebijakan

tinggi serta cenderung kumuh yang diperkirakan

Kebijakan

pada tahun perencanaan merupakan kawasan

menyediakan

dengan kepadatan sangat tinggi dengan kondisi

permukiman. Untuk mendukung tujuan pembangunan

semrawut.

sektoral

Mewujudkan penyebaran kawasan permukiman

perumahan, maka rumusan kebijakan yang perlu

secara merata dan proporsional sesuai dengan

diambil adalah sebagai berikut :

pengaturan

zona-zona

direncanakan.

kepadatan

yang

sektor

berbagai

agar

Antisipasi

perumahan

mampu

dalam

yaitu

menata

prasarana
memenuhi

mengarahkan

dan

lingkungan
kebutuhan

kecenderungan

pertumbuhan kawasan permukiman saat ini sesuai


dengan rencana tata ruang yang dituju dengan
memberikan faktor insentif (dalam mendukung

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

pertumbuhan sesuai dengan rencana), maupun

Komponen penataan

memberikan faktor disinsentif (dalam mengarahkan,

Komponen penataan digolongkan berdasarkan pola

menahan,

penyediaan perumahan, yaitu :

dan

mengendalikan

pertumbuhan

kawasan permukiman yang tidak di harapkan).

6.

Memberikan

Advis

Planing

dalam

setiap

masyarakat dan tumbuh dengan alamiah dengan

pembangunan perumahan oleh masyarakat dan


swasta dengan mengindahkan tata ruang yang

Pola formal : perumahan yang dibangun oleh


developer dengan ciri perkembangan kolektif dan

Mengarahkan pengembangan perumahan oleh

bepola klaster.

sesuai

dengan

kebutuhan

dan

Dilihat dari etruktur lahan eksiting yang tersedia,

kemampuan pasar local, terkait dengan desain

dapat dibagi menjadi tiga kategori pembangunan,

dan harga, khususnya kemampuan masyarakat

yaitu :

setempat.

Penataan perumahan yang telah ada dengan

Menyediakan lahan untuk pengembangan hunian

meningkatkan

dengan kepadatan yang bervariasi di kawasan

arah

yang diarahkan untuk pengembangan dimasa

perbaikan lingkungan dan penyediaan infrastruktur

datang

pendukung.

dengan

merefleksikan

pola-pola

pengembangan yang diinginkan masyarakat.

berkembangan yang bersifat sporadic.

disepakati secara konsisiten


developer

Pola Swadaya : perumahan yang dibangun oleh

Untuk

kawasan

permukiman

di

Wilayah

sedang, hingga

zona

permukiman

kepadatan

tinggi, sesuai dengan ketentuan rencana kawasan


permukiman pada tahun perencanaan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

penataan

Penataan

pada

lingkungannya

adalah

pada

ruang-ruang

sehingga

pemugiran,

kosong

yang

memungkinkan untuk pengembangan perumahan

Perencanaan diarahkan untuk zona perumahan


kepadatan rendah, zona permukiman kepadatan

kualitas

baru.

Penataan perumahan yang berada pada zona


yang tidak sesuai dengan peruntukan lahan dan
struktur tata ruang yang telah ada.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 2.3.
Peran dan Fungsi serta Arahan Rencana Pengembangan Tiap BWK
BWK V, terletak di
Kecamatan Tarogong Kaler
BWK V ini terdiri dari Desa
Rancabango, Desa Langensari, Desa
Pananjung, Desa Pasawahan, Desa
Sukawangi, Desa Mekarjaya, dan Desa
Panjiwangi
Fusngi utama sebagai kawasan
permukiman, pertanian

Sub BWK 5A Diarahkan untuk sebagai


kawasan pariwisata dan permukiman
kepadatan sedang
Sub BWK 5B Diarahkan untuk sebagai
kawasan permukiman kepadatan
rendah, pertanian dan konservasi
Block perencanaan : Block 5.1, 5.2, 5.3

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

7.

Strategi dan langkah Pembangunan Sektor Perumahan

8.

Kebutuhan Pengembangan

Berdasarkan uraian diatas serta dikaitkan dengan

Hasil analisis proyeksi penduduk diketahui kebutuhan

arahan rencana penataan ruang kawasan, maka

terhadap unit perumahan dan permukiman di kawasan

dapat dirumuskan langkah-langkah penataan sebagai

perencanaan.

berikut :

perencanaan kebutuhan terhadap perumahan dapat

Pembangunan

perumahan

baru;

(i)

pada

akhir

tahun

dipenuhi dengan pola kebijakan yang ada serta

Pengembangan perumahan baru kearah utara

penyelenggaraan

(Sub BWK 3B), barat daya (Sub BWK 6A) dan

serta perbaikan kawasan permukiman yang ada.

tenggara (sub BWK 2A).

Dengan

Penataan perumahan eksiting: untuk perumahan

kawasan perencanaan, penyediaan perumahan dan

yang telah berkembang pada saat ini, terdapat

permukiman

dua langkah yang perlu dilakukan dan dijadikan

disediakan di kawasan pusat kota, namun pada sub

proritas dalam penataanya, yaitu ; (i) Pengendalian

BWK 3B, 6 A dan 2 A dapat dilakukan sebagai kawasan

dan

permukiman kepadatan sedang dan rendah.

monitoringuntuk

perumahan

yang

sudah

terlanjur tumbuh pada sempada Sungai Cimanuk,


dan perkembangan dimasa yang akan datang
pertumbuhannya

Diperkiraan

dikendalikan

dan

dibatasi

9.

pembangunan

menganalisis
sudah

kondisi
tidak

perumahan

daya

dukung

memungkinkan

baru
lahan
untuk

Arahan Pemenuhan Kebutuhan


Pemenuhan kebutuhan hunian didasarkan pada
pola pemenuhan kebutuhan rumah saat ini yaitu 68%

dengan ketat.

dilakukan melalui pola swadaya, dan 32% melalui

Penataan perumahan yang akan menjurus kearah

pola

kumuh dan padat yang berkembang di pusat dan

(pengembang/developer).

pinggiran kota.

formal

berupa

mekanisme

pasar

Pemenuhan pola swadaya diarahkan mengisi ruang


lingkungan perumahan/kampung eksiting saat ini
yaitu berupa ekstented family, penambahan ruang
pada kapling eksiting (in fill development).

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Pemenuhan

kebutuhan

rumah

baru

melalui

mekanisme pasar yang dilakukan melalui konsep


Lingkungan Hunian Berimbang (1 : 3 : 6) dan

wilayah Kabupaten Garut

diarahkan mengisi ruang lingkungan perumahan


pada cluster-cluster sesuai rencana guna lahan.

Memacu pertumbuhan dan mewujudkan pemerataan


pemabngunan ke seluruh kawasan

Mendayagunakan

fasilitas

pelayanan

kota

yang

Hasil analisis terhadap proyeksi penduduk diketahui

penyebarannya dilakukan secara berjenjang sesuai

tingkat kebutuhan terhadap unit perumahan dan

dengan kebutuhan dan tingkat pelayanan

permukiman di kawasan pusat pertumbuhan kota.

Menciptakan daya tarik bagi seluruh bagian kawasan

Diperkiraan pada akhir tahun perencanaan kebutuhan

dengan penyebaran pusat-pusat pelayanan ke seluruh

terhadap perumahan dapat dipenuhi dengan pola

kawasan perkotaan

kebijakan

yang

pembangunan

ada

serta

perumahan

baru

penyelenggaraan
serta

perbaikan

kawasn permukiman yang ada.

2.5.

Menjabarkan struktur ruang yang dikembangkan di

Rencana struktur dan pola ruang BWK VI ( Kedudukan


BWK II, III, V, VI Dalam Kawasan Perkotaan Garut)
Struktur ruang pusat BWK 2, 3, 5 dan 6 merupakan suatu
kerangka struktural yang menampilkan bentuk kotanya dan
dilihat dari unsur unsur kegiatan fungsional perkotaan yang
dihubungkan oleh sistem transportasi serta didukung oleh
ketersediaan sarana prasarana perkotaan, adapaun tujuan
pembentukan struktur ruang BWK 2, 3, 5 dan 6 diantaranya
adalah:

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Ruang merupakan perwujudan dari berbagai kegiatan yang


berada

diatasnya.

Secara

konsptual

pengembangan

keruangan adalah upaya untuk mengalokasikan ruang


berdasarkan kegiatan-kegiatan yang akan ditetapkan. Atas
dasar konsepsi tersebut, pengembangan ruang BWK 2, 3, 4
dan 6 didasarkan pada konsep yang akan diakomodasi
didalam BWK 2, 3, 5 dan 6.
Pengembangan struktur ruang pusat BWK 2, 3, 5 dan 6
penyebarannya dialokasikan di tempat-tempat strategis
atau yang mempunyai aksesibilitas baik, sehingga mudah
dijangkau dari seluruh bagian kawasan. Pengembangan
tidak terlepas dengan fungsi dan peran BWK 2, 3, 4 dan 6
yang telah ditetapkan sesuai dengan block perencanaan.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Block perencanaan merupakan pola bentukan struktur


ruang BWK 2, 3, 4 dan 6 yang lebih detail, pendetail tersebut

2.6.

Rencana

Penggunaan

Lahan

dan Program

Pengembangan Permukiman (BWK VI)

dilakukan pada kawasan-kawasan yang dianggap memiliki


kompleksitas permasalahan perkotaan yang cukup tinggi,

Dalam

dari

kecenderungan

pengembangan kegiatan permukiman di Kota Garut.

perkembangan hingga akhir tahun perencanaan, kawasan

Alokasi kegiatan permukiman di BWK 6 memiliki proporsi 53

yang diindikasikan mempunyai skala penanganan prioritas

% dari luas BWK 6. Untuk penggunaan lahan perumahan dari

merupakan

hasil analisis proyeksi penduduk yang berimplikasi terhadap

hasil

analisa

serta

beberapa

prediksi

kawasan

yang

termasuk

pada

wilayah perencanaan.
BWK 2 selanjtnya terbagi menjadi 2 sub BWK, yaitu BWK 2A,
sub BWK 2B dan sub BWK tersebut dibagi menjadi 3 block
perencanaan yaitu Blok 2.1, 2.2, 2.3. BWK 3 selanjutnya
terbagi menjadi 2 sub BWK, yaitu sub BWK 3A, dan BWK 3B,
BWK tersebut menjadi 4 blok perencanaan yaitu Blok 3.1, 3.2,
3.3dan 3.4, BWK 5 sekanjtnya terbagi menjadi 2 sub BWK,
yaitu sub BWK 5A dan 5B, menjadi 3 blok perencanaan yaitu
Blok 5.1, 5.2, 5.3. Dan BWK 6 terbagi menjadi 2 BWK, yaitu
BWK 6A dan 6B, dan sub BWK tersebut dibagi menjadi 4 blok
yaitu Blok 6.1, 6.2, 6.3, 6.4.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

perencanaannya

BWK

diarahkan

untuk

demand permukiman, menunjukan bahwa untuk masa


beberapa

tahun

perencanaan

ke

depan,

alokasi

pemanfaatn ruang yang ada untuk kegiatan permukiman


masih dapat menampung kebutuhan untuk puluhan tahun
ke mendatang dengan tingkat kepadatan sedang. Hal ini
menunjukan pula bahwa puluhan tahun berikutnya masih
memungkinkan untuk bisa lebih berkembang.
Namun demikian, secara proporsi luas lahan yang ada,
maka

penggunaan

lahan

tidak

terbangun

khusunya

kawasan ruang terbuka hijau, perkebunan dan pertanian


masih

tetap

kawasan.

dipertahankan

dalam

pengembangan

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 2.4.
Struktur Ruang Wilayah Kota Garut

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Penggunaan lahan

kawasan, mengembalikan jaringan pergerakan sebagai

Fasilitas pendidikan, SD, SMP, SMU,


perguruan tinggi, balai pengobatan dan
poliklinik,
prkatek
dokter,
apotik,
Puskesmas,
Puskesmas
pemabntu,
Langgar, Mesjid lingkungan, Fasilitas
peribadatan
lainnya,
warung,
pertokoan, mini market, pasar lokal,
Bank, Perbelanjaan skala kecil, lapangan
olah raga skala lingkungan.

pengarauh struktur ruang dan peningkatan aksesibilitas

Komponen
Fasilitas

Pemerintahan

Pusat pemerintahan kecamatan, pusat


pemerintahan kelurahan/desa

Pusat kegiatan

Sub BWK 6

Pusat hunian

Perumahan
swadaya,
developer, Kampung kota

kawasan

(rencana

peningkatan

jaringan

jalan

perkotaan dan lingkungan/pembngunan jaringan jalan,


penataan fungsi jalan dan pedestrian, pengaturan
sistem pengangkutan)

Mengembangkan jaringan utilitas guna meningkatkan


akses

pelayanan

pembangunan

masyarakat

wilayah

dan

pemerataan

(pengembangan

jaringan

telekominukasi, pengembangan prasarana energi listrik,

perumahan

prasarana air bersih, sasnitasi, sistem drainase, prasarana

Non Urban

Ruang terbuka hijau, perkebunan dan


pertanian

Negatife list

Industry besar polutan

persampahan, perumahan permukiman)

Program

pengembangan

dan

pengendalian

pola

ruang dan penyediaan sarana/fasilitas umum dan sosial

Rencana detail tata ruang Kota Garut memiliki fungsi

(meningkatkan pelayanan fasilitas umum dan sosial di

sebagai acuan bagi pemerintah daerah Kabupaten Garut

setiap BWK)

dalam menyusun program tahunan. Indikasi program-

program pembangunan tersebut merupakan penjabaran


kebijakan dan rencana pengembangan ruang yang telah

perencanaan :

Program

kualitas

lingkungan

perkotaan

dan

memenuhi aspek ruang terbuka hijau (RTH)

ditetapkan ke dalam program-program pembangunan.


Berikut diantara indikasi program pengembangan di wilayah

Meningkatkan

Meningkatkan kualitas lingkungan dan bangunan di


kawasan budidaya

Program pengembangan kelembagaan masyarakat


yang kooperatif dan produktif ditingkat komunitas lokal

pengembangan

pengendalian

ruang

melalui

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

struktur
jaringan

ruang

dan

dan

utilitas

yang berbasis kemitraan

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 2.5.
Pola Ruang BWK 6

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

2.7.

Aspek Penentuan Wilayah Perencanaan

Wilayah I ( RW 01 dan RW 03);

Kawasan prioritas adalah kawasan yang dianggap perlu


diprioritaskan
sebagai

pengembangan

upaya

untuk

atau

mewujudkan

penanganannya
kondisi

lingkungan

permukiman yang sehat dan bersih. Sejalan dengan tujuan

Wilayah II ( RW 04, RW 05 dan RW 06);


Wilayah III ( RW 02 dan RW 10)
Wilayah IV ( RW 09 dan RW 11)
Wilayah V ( RW 07 dan RW 08);

PLPBK yaitu melakukan penataan kawasan permukiman

Proses

yang

dan

masyarakat diberi kebebasan untuk menentukan kegiatan

permasalahan lingkungan pada kawasan permukiman.

pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Dalam penetapan kawasan prioritas dalam kegiatan PLPBK

Selanjutnya masyarakat diberi penjelasan tentang penilaian

di Desa Sirnajaya didasarkan pada kriteria sebagai berikut :

dan pemberian bobot terhadap masing-masing kriteria.

1) Prosentase penduduk miskin paling besar

Selanjutnya dalam sistem pembobotan tersebut, terdapat

2) Sanitasi lingkungan paling jelek / tidak layak;

tiga aspek yang menjadi dasar pertimbangan, kelima aspek

3) Prosentase RumahTidak Layak Huni (RTLH) paling besar

tersebut adalah :

didasarkan

pada

aspirasi

masyarakat

4) Kemendesakan Penanganan;
5) Dukungan Masyarakat.

1)

pembobotan

dilakukan

melalui

FGD

Prosentase KK miskin (Bobot 15%)


Nilai 1 berarti Sedikit / Rendah (30%<KK-Miskin 50%)

Berdasarkan kepada kriteria diatas dan melihat karakteristik

Nilai 2 berarti Banyak (50%<KK-Miskin 70%)

desa dan isu permasalahan yang terdapat di Desa Sirnajaya

Nilai 3 berarti Sangat Banyak /Tinggi (>70%)

serta berdasarkan pada hasil analisis data pemetaan


masyarakat yang dilakukan dengan menggunakan analisis
SWOT, maka dapat ditentukan kawasan prioritas untuk
penanganan penataan.
Dari semua kawasan yang terdapat di Desa Sirnajaya,
dibagi menjadi 5 wilayah analisis yaitu

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

dimana

2)

Sanitasi Lingkungan (Bobot 25%)


Nilai 1 berarti Masih Layak/Cukup Layak
Nilai 2 berarti Tidak Layak
Nilai 3 berarti Sangat Tidak Layak

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

3)

4)

Prosentase Rumah Tidak Layak Huni (Bobot 20%)

prioritas ditetapkan di wilayah II. Untuk lebih jelasnya analisis

Nilai 1 berarti Sedikit / Rendah (30%<KK-Miskin 50%)

penentuan kawasan prioritas penanganan Desa Sirnajaya

Nilai 2berarti Banyak (50%<KK-Miskin 70%)

tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel II.1. Sedangkan untuk

Nilai 3 berarti Sangat Banyak /Tinggi (>70%)

Peta Kawasan Prioritas di Desa Sirnajaya tahun 2012 dapat

Kesesuaian Usulan Kegiatan / Kemendesakan (Bobot


15%)
Nilai

berarti

kurang

sesuai

dengan

arah

pengembangan Kawasan serta tidak mendesak


Nilai 2 berarti sesuai dengan arah pengembangan
Kawasan serta mendesak
Nilai

berarti

sangat

Sesuai

dengan

arah

pengembangan Kawasan serta sangat mendesak


5)

Dukungan masyarakat (Bobot 25%)


Nilai 1 berarti program kegiatan tersebut kurang
didukung

atau

didukung

oleh

sebagian

kecil

masyarakat
Nilai 3 berarti program kegiatan tersebut didukung
oleh sebagian masyarakat
Nilai 4 berarti hampir semua masyarakat mendukung
program kegiatan tersebut.
Dari hasil seluruh pembobotan tiap wilayah tersebut untuk
menentukan kawasan prioritas adalah dengan menjumlah
nilai seluruh kriteria sehingga diperloleh nilai tertinggi yaitu di
Wilayah II (RW.04, 05, 06) dengan demikian maka kawasan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Direktorat Jenderal Cipta Karya

dilihat pada Gambar 2.6.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Tabel II.1
Analisis Penentuan Kawasan Prioritas
Desa Sirnajaya
KK MISKIN
NO

WILAYAH
ANALISIS

KONDISI
SANITASI

JUMLAH RTLH

KESESUAIAN
USULAN
KEGIATAN

DUKUNGAN
MASYARAKAT

JUMLAH
SCORE

Nilai
(N)

Nx
Bobot

Nilai
(N)

Nx
Bobot

Nilai
(N)

Nx
Bobot

Nilai
(N)

Nx
Bobot

Nilai
(N)

Nx
Bobot

Nx
Bobot

1,65

WILAYAH I

0,15

0,5

0,2

0,5

0,3

WILAYAH II

0,45

0,5

0,6

0,5

0,3

WILAYAH III

0,15

0,5

0,2

0,5

0,15

1,5

WILAYAH IV

0,15

0,25

0,2

0,25

0,15

WILAYAH V

0,15

0,5

0,2

0,5

0,3

1,65

Sumber : Hasil analisis dan Hasil Perhitungan Warga

Wilayah II ditetapkan
sebagai Kawasan Prioritas

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Hasil FGD
(Nilai Tertinggi)

Pengumuman
Nilai Tertinggi

2,35

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 2.6.
Peta Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


BERBASIS KOMUNITAS
DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER

PETA KAWASAN PRIORITAS


DESA SIRNAJAYA

Desa Mekarjaya

Desa Rancabango

LEGENDA :
BatasKecamatan

Desa
Sukawangi

BatasDesa

BatasRukun Warga

RW 05
Sungai

RW 07
RW 11

RW 08

Jalan Kabupaten

RW 06
RW 04

Jalan Desa

Desa Cimanganten

Jalan Lingkungan

RW 02

Wilayah I

RW 03

Desa Sukajadi

Wilayah II

Wilayah III

RW 10
RW 01

RW 09

Kecamatan Tarogong Kidul


Wilayah IV

Wilayah V

Desa Mekarwangi

Sumber :

D E S A S IR N A JAYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Direktorat Jenderal Cipta Karya

SKALA1 : 20.000
2

200

400

4 Cm

600

800 M

Peta Citra Google


Peta PajakBumi dan Bangunan Desa Sirnajaya 1994
Peta PJMPronangkisDesa Sirnajaya 2011

DINASTATARUANG DANPERMUKIMAN
KABUPATENGARUT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

BAB
GAMBARAN UMUM
KAWASAN PRIORITAS

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan


(PNPM-MP) Desa Sirnajaya Kec. Tarogong Kaler-Kabupaten Garut

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

II.1. Letak

Geografis

Dan

Batas

Administrasi

Wilayah

Perencanaan.
Secara geografis Wilayah Perencanaan Kawasan Prioritas
terletak pada 7o110 7o1630 Lintang Selatan dan 107o52
107o57 Bujur Timur dengan batas-batas administrasi sebagai
berikut :
Sebelah Utara

: Desa Mekarjaya

Sebelah Timur

: RW 07

Sebalah Selatan

: RW 02 dan RW 03

Sebelah Barat

: RW 11

Wilayah Perencanaan Kawasan Prioritas terletak sebelah


Utara Wilayah Desa Sirnajaya.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Wilayah Perencanaan Kawasan Prioritas memiliki luas lahan

yang bervariatif antara 0-5% di wilayah perencanaan

sebesar 113,12 Ha yang meliputi 3 RW dan 13 RT. Perincian

kawasan prioritas.

luas Wilayah Perencanaan Kawasan Prioritas dapat dilihat


pada

Tabel

III.1,

Perencanaan

Sedangkan

Kawasan

untuk

Prioritas

dan

Orientasi

Wilayah

Batas

Wilayah

Perencanaan Kawasan Prioritas dapat dilihat pada Gambar


3.1 dan Gambar 3.2

B.

Kondisi Klimatologi
Secara umum iklim di kawasan Desa Sirnajaya beriklim
tropis basah (humid tropical climate)yang dipengaruhi
oleh iklim muson dengan curah hujan rata-rata antara
13,6- 27,7 mm/hari dengan bulan basah 6 bulan dan

Secara administrasi Wilayah Perencanaan Kawasan Prioritas

bulan kering 6 bulan. Kelembaban udara antara 78 %

terdiri dari 3 RW dan 13 RT, dengan rincian sebagai berikut :

pada musim hujan dan 70% pada musim kemarau.

RW 04

: 4 RT

RW 05

: 4 RT

Pengamatan

RW 06

: 5 RT

Sirnajaya mencakup aspek air permukaan dan air

C. Kondisi Fisik Hidrologi

II.2. Kondisi Fisik Geografis

keadaan

hidrologi

di

wilayah

Desa

tanah.Berdasarkan hasil transek lapangan di daerah

Kondisi fisik dasar terdiri dari kondisi fisik topografi, kondisi

Sirnajaya tidak terdapat DAS/ SUB DAS dan anak cabang

klimatologi, kondisi fisik hidrologi, kondisi geologi.

sungai.

D. Kondisi Geologi

A. Kondisi Fisik Topografi


Karakteristik topografi desa Sirnajaya sebagian besar

Pada umumnya jenis tanah di Desa Sirnajaya sangat

merupakan

yang

beragam. Kondisi jenis tanah di suatu kawasan sangat

berada pada ketinggian 850 md (diatas permukaan

mempengaruhi penetapan penggunaan tanah.Masing-

laut).Untuk

dengan

masing jenis tanah memiliki sifat yang hanya sesuai untuk

morfologi wilayah pengunungan serta kemiringan lahan

penggunaan lahan tertentu.Jenis tanah di Desa Sirnajaya

area

pertanian

Kawasan

Prioritas

dan permukiman
Perencanaan

pada umunya adalah tanah vulkanis yang merupakan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair

Mata air, pada wilayah Desa Sirnajaya terdapat dua titik

yang dikeluarkan oleh gunung berapi. Tanah tersebut

mata air yangdimanfaatkan oleh masyarakat sebagai

sangat

sumberair

subur,

banyak

pergunakan

untuk

kegiatan

pertanian.

Kondisi

saat

ini

menunjukkan

masihcukup baik mengingat kondisi sekitar mata aircukup


terjaga. Lokasi titik mata air beradadisekitar RW IV bagian

III.1. Kondisi Peruntukan Lahan

Barat Perumahan Tenilo

Peruntukan lahan di Desa Sirnajaya sebagian besar masih di

dominasi oleh permukiman yaitu sekitar 133,9 ha atau 47,99


persen. Jadi sebagian besar luas areal wilayah ini merupakan
lahan

bersih.

permukiman

begitu

puladi

kawasan

Kawasan Rawan Longsor, kawasan ini berada RW 04,05


dan RW 06 kondisi ini sangat memprihatinkan

prioritas,

Kawasan Permukiman, 47,9 persen dari wilayah Desa


Sirnajaya

merupakan

kawasan

permukiman.

Pola

peruntukkan lahannya berupa permukiman. Untuk lebih

permukiman ini secara umum merupakan pola linier yaitu

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

mengikuti jaringan jalan. Di wilayah ini terdapat dua


kompleks perumahan yaitu Perumahan Melayu Asri di RW

Tabel III.1
Penggunaan Lahan Desa Sirnajaya
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Penggunaan Lahan
Luas permukiman
Luas persawahan
Luas perkebunan
Luas kuburan
Luas pekarangan
Luas taman
Perkantoran
Luas prasarana umum lainnya
Total

Sumber : Profil Desa Sirnajaya 2012

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

11 dan Perumahan Pesona Intan di RW 08.


Luas (ha)
133,9
89,3
36,747
2,1
13,39
1,8
1,8
279.037

Perdagangan dan jasa, Desa Sirnajaya tidak memiliki


daerah khusus yang diperuntukkan sebagai kawasan
untuk perdagangan dan jasa. Jenis perdagangan dan
jasa yang ada berupa warung/kios yang dikelola secara
pribadi oleh masyarakat dan tersebar di setiap RW sesuai
dengan lokasi tempat tinggal warga.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Industri, di Desa Sirnajaya belum ada industri khusus yang

dengan baik dan berfungsi sebagaimana seharusnya.

mendukung roda perekonomian masyarakat. Kondisi

Sebagian besar lahan kosong yang berpotensi untuk

Ruang Terbuka Hijau (RTH), (RTH) kota adalah bagian dari

pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) masih perlu

ruang-ruang

wilayah

penanganan serius dan dijaga dari kerusakan sehingga

perkotaan yang diisi olehtumbuhan, tanaman, dan

dapat menjadi penyangga terutama dari berbagai

vegetasi (endemik,introduksi) guna mendukung manfaat

macam bencana seperti banjir dan erosi.

terbuka

(openspaces)

suatu

langsungdan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh


RTH dalam kota tersebut yaitukeamanan, kenyamanan,
kesejahteraan,

wilayah

Selain potensi sumberdaya alam Desa Sirnajaya juga memiliki

perkotaantersebut. Berdasarkan kepemilikannya, RTH di

sumberdaya manusia yang cukup memadai. Penduduk Desa

wilayah ini terdiri atas 2 jenis yaitu RTH publik dan RTH Non

Sirnajaya pada tahun 2012 berjumlah 8009 jiwa dengan

Publik. Saat ini pada kawasan prioritas RTH yang status

kepala keluarga yang ada di Desa Sirnajaya sejumlah 2173

kepemillikannya merupakan kategori publik belum ada,

KK).

mengingat kawasan ini sebagian besar terdiri dari wilayah

penduduk sebesar 5398 jiwa. Di wilayah Kawasan Prioritas

permukiman.

Rukun Warga (RW) yang memiliki kepadatan penduduk paling

RTH non public yang ada di kawasan prioritas adalah

tinggi yaitu berada di wilayah RW 04 dengan kepadatan

berupa lapangan yang terletak di RW 05 dengan dan

sebesar 35 jiwa/ha. Sedangkan Rukun Warga (RW) yang

Tempat Pemakaman Keluarga yang status kepemillikan

memiliki kepadatan penduduk paling rendah yaitu di wilyah

lahannya merupakan milik pribadi atau perorangan serta

RW 05 dengan kepadatan sebesar 16 jiwa/ha.Untuk lebih

taman yang menjadi bagian dari pekarangan rumah

jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.2.

tinggal

dan

masyarakat.

keindahan

III.2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Meskipun

bentuk

pemanfaatan

lahannya dikategorikan sebagai ruang terbuka hijau,


namun saat ini lokasi yang dimaksud belum tertata

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Saat

ini

untuk

kawasan

prioritas terdapat

jumlah

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Tabel III.2
Jumlah dan Distribusi Penduduk Kawasan Prioritas
No
1

RW

RW 04
RT 01
RT 02
RT 03
RT 04
2
RW 05
RT 01
RT 02
RT 03
RT 04
3
RW 06
RT 01
RT 02
RT 03
RT 04
RT 05
Jumlah

Penduduk
(Jiwa)
1078
225
363
265
226
750
202
202
193
153
892
137
165
190
221
179
2720

Distribusi (%)
19,86
4,17
6,17
4,78
4,19
13,89
3,74
3,74
3,58
2,83
16,52
2,54
3,06
3,52
4,09
3,32
50,27

Kepadatan
(Jiwa/Ha)
35

16

26

Tabel III.3
Jumlah Penduduk Miskin Kawasan Prioritas
No

RT

RW

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

01
02
03
04
01
02
03
04
01
02
03
04
05

04
04
04
04
05
05
05
05
06
06
06
06
06

TOTAL KK MISKIN

TOTAL JIWA
MISKIN

183

684

132

387

229

822

Sumber : Hasil Pemetaan Swadaya, 2012

24

Sumber : Hasil Pemetaan Swadaya, 2012

Mata

pencaharian

masyarakat

kawasan

prioritas

perencanaan sebagian besar adalah buruh dan buruh tani


dan sebagian lagi melakukan kegiatan usaha pertanian,

Kawasan perencanaan prioritas bila dilihat dari persebaran

perternakan,

perikanan

air

penduduk miskin terlihat bahwa jumlah penduduk miskin yang

swasta.Kegiatan

terbanyak ada di lokasi RW 06 dengan total 822 jiwa. Untuk

prioritas di Desa Sirnajaya dapat dibagi menjadi dua jenis,

RW 05 jumlah penduduk miskin sebesar 387 jiwa sedangkan

yaitu kegiatan perekonomian formal dan informal. Kegiatan

untuk RW 04 jumlah penududuk miskin sebesar 684 jiwa. Untuk

perekonomian formal terdiri dari beberapa sektor lapangan

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.3.

usaha sesuai dengan pembagian sektor usaha. Kawasan

perekonomian

tawar,

dan

kawasan

karyawan

perencanaan

perencanaan prioritas adalah wilayah yang memiliki kegiatan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

usaha produktif dengan skala home industry, permukiman

Tabel III.4

padat penduduk merupakan pasar yang potensial bagi

Jumlah PendudukKawasan Prioritas Berdasarkan


Matapencaharian

usaha-usaha kecil tersebut.


Kegiatan Ekonomi di kawasan perencanaan prioritas terdapat

No

Jenis Pekerjaan

menjadi beberapa golongan kegiatan yaitu perdagangan


dan

jasa. Kegiatan Perdagangan kawasan perencanaan

prioritas pada umunya berupa warung atau kios yang dimiliki


perorangandan untuk kegiatan jasa yang didominasi oleh
sektor pertanian, hal tersebut dapat dilihat dari luas lahan
pertanian dan produktivitas pertanian, khususnya pertanian
tanaman

pangan

yang

tanaman

pangan

yang

relatif tinggi. Sektor


dihasilkan

di

Desa

pertanian
kawasan

perencanaan prioritas padi, dan sayur-sayuran. Untuk sektor


peternakan saat ini di domeniasiuntuk meningkatkan usaha
kambing, domba, dan jenis ungas terdapat. Kegiatan
perikanan di kawasan perencanaan prioritas terdiri dari
kegiatan perikanan darat (air tawar). Khusus untuk perikanan
darat, dalam pemeliharaannya dilakukan oleh penduduk,
yang meliputi kolam, kolam air deras, dan perairan umum.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel III.4.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Petani
Buruh Tani
PNS
Peternak
Nelayan
TNI
POLRI
Pensiunan
Pengusaha Kecil dan Menengah
Dosen
Buruh
Wartawan
Karyawan

Sumber : Profil Desa 2012

Jumlah
L

45
216
51
21
1
261
181

60
51
42
2
1
236
140

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

III.3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana


A. Sarana Sosial

B. Sarana Ekonomi
Kawasan perencanaan prioritas ini memiliki persebaran

Sarana Sosial merupakan sarana yang memiliki fungsi

sarana ekonomi dengan skala pelayanan lokal. Hal

sebagai tempat aktivitas masyarakat dalam wilayah

tersebut

perumahan dan permukiman. Di kawasan perencanaan

perdagangan,

prioritas saat ini terdapat 2 buah mesjid dan 11 Mushola

perikanan air tawar. Jumlah sarana untuk kegiatan jasa

yang tersebar di setiap wilayah kawasan perencanaan

dan perdagangan teridiri berupa warung/kios sebanyak

prioritas. Selain itu juga terdapat sarana pendidikan

15 buah, home industri sebanyak 1

dengan jumlah sarana pendidikan saat ini terdapat

untuk kegiatan peternakan sebanyak 5 buah dan dan

TK/TPA PAUD sebanyak 3 buah. Sedangkan sarana untuk

untuk kegiatan perikananan sebanyak 15 buah. Saat ini

kesehatan di kawasan perencanaan prioritas berupa

belum terdapat sarana perekonomian yang dibutuhkan

puskesmas pembantu sebanyak 1 unit di wilayah RW 06.

untuk setidaknya dapat teralokasikan sebagai pusat

Gambar 3.1.
Sarana Peribadatan dan Sarana Pendidikan Kawasan
Prioritas Desa Sirnajaya

pemasaran produk perikanan air tawar, produk tanaman

dapat

dilihat
jasa,

dari

tersebar

pertanian,

jenis

perternakan

usaha
dan

buah. Sedangkan

bahan makanan, produk pertanian dan peternakan serta


produk

dari

industri

yang

tumbuh

berkembang

di

sekitarnya.
Gambar 3.2.
Sarana Perekonomian di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

C. Jaringan

Jalan

dan

Pola

Sirkulasi

dan

Arah

Desa

Pergerakan
Peningkatan jumlah penduduk dapat meningkatkan
pada kebutuhan lainnya termasuk juga pada jaringan
jalan. Menurut fungsinya jaringan jalan yang ada Di Desa
Sirnajaya dapat dikalasifikasikan ke dalam jalan kolektor,
dan

jalan

lokal

Jalan

yang

menghubungan

Desa

Sirnajaya ke desa lainya maupun penghubung di dalam


kawasan lingkup desa itu sendiri termasuk didalamnya
kawasan prioritas. Kedua jalan ini merupakan urat nadi
pergerakan masyarakat di Desa Sirnajaya.
Sistem

angkutan

umum

merupakan

sistem

dari

pergerakan barang dan merupakan hasil interakasi


antara sistem kegiatan dan jaringan jalan, pergerakan
barang atau orang di wilayah kawasan perencanaan
prioritas yang terdiri dari pergerakan dari daerah itu
sendiri atau pergerakan lokal maupun pergerakan di luar
wilayah

Desa

Sirnajaya.

Pergerakan

lokal

yaitu

pergerakan yang terjadi di dalam wilayah kawasan


prioritas perencanaan di Desa Sirnajaya.
Di

dalam

prasarana

pergerakan regional. Untuk angkutan lokal yang ada di

kepentingan
angkutan

tersebut,

yang

maka

diperlukan,

terdapat

baik

untuk

pergerakan lokal menuju kawasan prioritas maupun

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Sirnajaya

telah

terdapat

angkutan

yang

menghubungkan antara satu kecamatan yang dengan


lainnya,

baik

dengan

kendaraan

beroda

empat

(angkutan umum) maupun dengan kendaraan roda dua


(motor). Hal ini dapat terlihat bahwa hubungan antar
wilayah Desa Sirnajaya sudah dapat dikatakan cukup
baik bila dilihat pada pergerakan lokal serta jumlah
kendaraan yang ada.
Gambar 3.3.
Sarana Jalan di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

D. Pengairan
Sistem pengairan yang digunakan baik di Kawasan
Prioritas perencanaan maupun ini menggunakan 2 jenis
pengairan, yaitu pengairan irigasi teknis, dan irigasi
sederhana. Pengairan irigasi teknis dan irigasi tadah
hujan yang ada digunakan untuk pengairan padi sawah
di Desa Sirnajaya.
Gambar 3.4.
Sarana Pengairan Irigasi di Kawasan Prioritas Desa
Sirnajaya

Berdasarkan data survey melalui pemetaan swadaya


diketahui bahwan pada kawasanprioritas terdapat dua
titik

mata

air

yang

dimanfaatkan

oleh

sebagian

masyarakat yangbelum atau tidak dapat menggunakan


sumber air dari PDAM. Sumber air dari mata airini
merupakan sumber air yang potensial untuk digunakan
mengingat biayanyayang murah dan kualitas air baik,
hanya

saja

pada

keruhdiakibatkan

musim

terjadi

hujan

akan

menjadi

pengikisan

tanah

ataupun

terjadi longsor dari daerah pegunungan/bukit. Sarana


sumber air bersih dan penyebarannya dapat dilihat pada
Gambar 3.5.
Gambar 3.5.
Sarana Air Bersih di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya

E. Air Bersih
Prasarana air bersih merupakan kebutuhan primer yang
harus dipenuhi di dalam suatu lingkungan perumahan.
Kebutuhan sarana air bersih di kawasan prioritas masih
banyak memakai sumur bor dan sumber mata air di
sekitar wilayahnya. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan air
bersih bagi para penduduk di sekitarnya.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

F. Listrik

beberapa lokasi. Debit air yang cukup tinggi pada saat

Energi listrik merupakan salah satu prasarana desa dan


merupakan kebutuhan pokok bagi suatu desa guna
menunjang

berbagai kegiatan usaha

dan aktivitas

lainnya dalam rangka untuk mengadakan pertumbuhan


dan perkembangan desa yang hasilnya akan dirasakan
oleh penduduk itu sendiri. Desa Sirnajaya saat ini telah
terlayani sebagian besar listrik dengan kapasitas 2262155
watt.
Gambar 3.6.
Jaringan Listrik di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya

hujan

mengakibatkan

tergerusnya

material

terjadinya

sehingga

banjir

drainase

disertai

yang

ada

dan

tidak

tertimbun dan tidak dapat berfungsi.


Jaringan

drainase

yang

masih

terbatas

berfungsinya sebagian drainase yang ada menyebabkan


air meluap dan menggenangi rumah-rumah masyarakat
di wilayah ini.Jaringan drainase yang ada di Desa
Sirnajaya

berupa

jaringan

drainase

terbuka.

Sistem

jaringan drainase mengikuti jaringan jalan dan kemiringan


lereng. Dari jaringan drainase (sekunder) yang terdapat di
pinggir-pinggir jalan, kemudian air dialirkan ke sungaisungai yang banyak terdapat di Desa Sirnajaya. Saat ini
di wilayah kawasan perencanaan prioritas untuk kawasan
pemukiman perumahan belum memiliki saluran drainase.
Saat ini di kawasan prioritas saluran drainase yang ada
hanya baru ada untuk RW 04 sepanjang 400 m dengan
saluaran terbuka, RW 05 sepanjang 1100 m dengan
saluran terbuka sedangkan untuk RW 06 sepanjang 360

G. Drainase
Jaringan drainase pada kawasan prioritas masih sangat
kurang karena tidak semua ruas jalan memiliki drainase.
Kondisi ini yang menjadi salah satu faktor penyebab
terjadinya genangan air bahkan mengakibatkan banjir di

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

m. Gambaran mengenai kondisi jaringan drainase pada


kawasan prioritas dapat dilihat pada Gambar 3.7.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 3.7.
Jaringan Drainase di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya

Gambar 3.8.
Sarana MCK di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya

I.

Air Limbah
Saat ini jaringan air limbah yang ada di Desa Sirnajaya
belum terdapat Instalasi Pembuangan Air Limbah(IPAL)
yang

terintergasi

dengan

baik.

Untuk

kawasan

perencanan prioritas masih ada yang belum terdapat


saluran air limbah. Hal ini memungkinkan terjadinya

H. MCK

genangan ataupun bau yangkurang sedap.

Fasilitas MCK pada kawasan prioritas sangat minim.

Kondisi Saluran Pembuangan

Hanya ada beberapa rumah yang memiliki MCK pribadi

kawasan perencanaan prioritas yaitu untuk wilayah RW

dan terdapat pula MCK umum yang digunakan secara

04 hanya ada saluran air limbah sepanjang 286 m, RW 05

bersama oleh warga masyarakat yangtidak memiliki MCK

saluran air limbah hanya ada sepanjang 364 m dan RW

pribadi. Ketersediaan MCK pribadi dan umum di wilayah

06 hanya ada sepanjang 245 m saluran air limbah. Untuk

ini

kebutuhan

lebih jelasnya mengenai jaringan saluran pembuangan

masyarakat. Untuk lebih jelasnya mengenai fasilitas MCK

air limbah pada kawasan prioritas dapat dilihat pada

pada kawasan prioritas dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.9.

belum

memadai

untuk

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

memenuhi

Air Limbah

(SPAL)

di

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 3.9.
Jaringan Saluran Pembuangan Air Limbah di Kawasan
Prioritas Desa Sirnajaya

tidak ada armada angkutan sampah yang secara rutin


mengangkut sampah pada kawasan ini. Selain itu juga
masyarakat kadang melakukan pembuangan sampah
dengan cara tradisional yaitu dengan ditimbun ataupun
dibakar.
Gambar 3.10.
Permasalahan Persampahan di Kawasan Prioritas
Desa Sirnajaya

J. Persampahan
Sanitasi

lingkungan

pada

kawasan

prioritas

cukup

memprihatinkan dan membutuhkan penanganan khusus.


Pengelolaan

sampah

merupakan

hal

yang

sangat

penting dalam menjaga kondisi lingkungan agar tetap


bersih belum dilaksanakan dengan baik. Pada umumnya
sistem pembuangan sampah yang ada di Desa Sirnajaya
khususnya kawasan prioritas terdiri dari pembuangan
sampah sementara. Pembuangan sampah sementara
yang dilakukan oleh penduduk di desa yaitu dengan
cara membuang sampah ke tempat pembuang sampah
semantara berupa lahan kosong. Meskipun dibeberapa
titik di kawasan prioritas perencanaan sudah ada tempat
pembuangan sementaranamun tidak difungsikan karena

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

BAB
ANALISIS DAN KONSEP
PENATAAN LINGKUNGAN
KAWASAN PRIORITAS

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan


(PNPM-MP) Desa Sirnajaya Kec. Tarogong Kaler-Kabupaten Garut

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Pada bagian ini membahas mengenai Rencana Tindak Penataan


Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas (RW.04 RW.05 dan
RW.06) Desa Sirnajaya yang mencakup, Rencana Pola Ruang,
Rencana Sistem Prasarana dan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan.

5.1.

Rencana Pola Ruang


Rencana pola ruang dalam RTPLP kawasan Kawasan
Prioritas dalam kegiatan PLPBK Desa Sirnajaya merupakan
rencana distribusi peruntukan ruang meliputi kawasan
lindung, zona yang memberikan perlindungan terhadap
zona

di

perumahan,

bawahnya,

zona

perlindungan

perdagangan,

pengembangan kegiatan ekonomi.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

dan

zona

setempat,
untuk

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Rencana pola ruang di Kawasan Prioritas ditetapkan

6.

dengan tujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang

Aspirasi kebutuhan masyarakat Kawasan Prioritas dari


hasil rembug warga

sesuai dengan peruntukannya sebagai kawasan lindung

Didasarkan pada pertimbangan di atas, arahan rencana

dan kawasan budidaya secara berkelanjutan dengan

pola pemanfaatan ruang Kawasan Prioritas, dikelompokkan

prinsip keberimbangan antara kesejahteraan masyarakat

menjadi 2 jenis pemanfaatan, yaitu:

serta kelestarian lingkungan. Rencana pola ruang ini

1. Kawasan yang berfungsi lindung, yang terdiri dari

diharapkan

dapat

menciptakan

pertumbuhan

dan

perkembangan antar kawasan agar lebih

berimbang

secara

kelestarian

proporsional,

tanpa

mengganggu

kawasan perlindungan setempat (sempadan sungai dan


Semapadan mata air), Ruang Terbuka Hijau.
2.

lingkungannya.
Pola

di

lahan

(pola

Kawasan

ruang)

yang

Prioritas

akan

Arahan pola pemanfaatan ruang berdasarkan RTRW


Analisis

daya

dukung

dari

kawasan

perdagangan,

kawasan

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan


5.2.1. Rencana Intensitas Bangunan
Rencana

pengembangan

kawasan,

terutama daya dukung lahan untuk berbagai kegiatan

3.

kawasan

terdiri

pertanian dan perikanan

5.2.

Kabupaten Garut dan RDTR Kota Garut.


2.

yang

dirumuskan

berdasarkan pertimbangan:
1.

Budidaya,

permukiman,

pemanfaatan

dikembangkan

Kawasan

Intensitas

Bangunan

Kawasan

Prioritas

ditetapkan sebagai berikut.


Kawasan dengan intensitas kegiatan tinggi seperti

budidaya (perkotaan/permukiman, dan pertanian) dan

kawasan

daya dukung sumberdaya air;

memiliki KDB maksimal antara 40 % sampai 60 % ;

Konsep

struktur

tata

ruang

kawasan

yang

akan

perdagangan/komersial

Kawasan yang diarahkan sebagai jalur hijau

diterapkan, yakni pengembangan pusat pelayanan

dan/atau

kegiatan;

ditetapkan memiliki KDB 20 % ;

4.

Penggunaan lahan eksisting;

5.

Permasalahan penggunaan lahan di kawasan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

ditetapkan

kawasan

dengan

kendala

fisik

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.1.
Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Prioritas
RENCANA TINDAK
PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER

PETA RENCANA POLA RUANG


KAWASAN PRIORITAS DESA SIRNAJAYA

Desa Mekarjaya
LEGENDA :
BatasKecamatan

Jalan Kabupaten

BatasDesa

Jalan Desa

BatasRukun Warga

Jalan Lingkungan

RW 07

Pusat Desa

Sungai

Pusat RW

Desa Mekarjaya

Zona Kawasan Lindung


Zona Pertanian dan Perkebunan
Zona Perikanan
Zona Campuran (Pemukiman dan Home Industri)
Zona Komersial Perdagangan

RW 11
RW 02

TPU

RW 03

Sumber :

K AWA S A N P R IO R ITA S
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Direktorat Jenderal Cipta Karya

SKALA1 : 10.000
2

100

200

4 Cm

300

400 M

Peta Citra Google


Peta PajakBumi dan Bangunan Desa Sirnajaya 1994
Peta PJMPronangkisDesa Sirnajaya 2011

DINASTATARUANG DANPERMUKIMAN
KABUPATENGARUT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.2.
Peta Rencana Penataan Pola Ruang Kawasan Prioritas

Desa Mekarjaya

RW 07
Desa Mekarjaya

RW 11

RW 02

RW 03

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Ketinggian bangunan yang diwujudkan dalam


jumlah

lantai

bangunan

ditetapkan

sebesar

perkalian Tg 45o x GSB.


peribadatan,

pemerintahan),

KDB

kawasan ini ditetapkan sedang, yaitu 40 % - 60 %


dan KLB ditetapkan maksimal 3 lantai.
Rencana

intensitas

kawasan

permukiman

sampai

dengan60%.

pemanfaatan
ditetapkan

ruang

untuk

sebesar

Pengaturan

40%

KDB/KLB

perumahan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu


perumahan

kepadatan

tinggi,

perumahan

kepadatan sedang, dan perumahan kepadatan


rendah.

Pengaturan

kepadatan

bangunan

ini

didasarkan pada pertimbangan nilai lahan, kondisi


fisik wilayah, dan fungsi kawasan.

Arahan garis sempadan yang diatur di Kawasan


Prioritas Desa Sirnajaya adalah sempadan bangunan
sempadan

sungai.

Sempadan

bangunan

adalah lebar ruang bebas bangunan yang dihitung


dari batas dinding bangunan terluar hingga batas
pinggir daerah milik jalan, dari jalan yang ada di
depan, di belakang dan di samping bangunan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

sempadan

bangunan

ini

adalah untuk pengaturan ruang terbuka antara jalan


untuk sirkulasi penghuni, ventilasi cahaya matahari
atau kemungkinan gangguan/bahaya kebakaran.
A. Garis Sempadan Bangunan
Arahan rencana garis sempadan bangunan di
Desa Sirnajaya sebaiknya menggunakan aturan
sebagai berikut :
Garis

Sempadan

muka

bangunan

dan

sempadan samping yang menghadap jalan


ditetapkan dari daerah milik jalan (Damija)
ditambah 1 (satu) meter.
Garis Sempadan samping bangunan berjarak
minimum 1 meter dari dinding bangunan.
Garis sempadan belakang bangunan berjarak

5.2.2. Rencana Tata Bangunan

dan

perencanaan

dengan bangunan, bangunan dengan bangunan,

Sesuai intensitas untuk fasilitas umum (pendidikan,


kesehatan,

Maksud

minimum 1.5 meter dari dinding bangunan


Sedangkan garis sempadan bangunan yang
dilewati oleh jaringan jalan lokal dan jalan
lingkungan dengan lebar jalan > 3,5 meter
dengan bahu jalan 2 x 1,00 m, kecepatan
paling rendah 20 km/jam

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Garis

sempadan

bangunan

untuk

jalan

lingkungan dengan lebar dengan lebar jalan 2


- 4 meter dengan bahu jalan 2 x 1,00 m,
kecepatan paling rendah 20 km/jam

diarahkan di Desa Sirnajaya adalah sebagai


berikut :
GSS

bertanggul

di

dalam

kurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar


sepanjang kaki tanggul untuk sungai kecil dan
5 (lima) meter untuk sungai besar .
Penetapan GSS bertanggul di luar kawasan
permukiman ditetapkan sekurang-kurangnya
3 (tiga) meter di sisi luar kaki tanggul untuk
sungai kecil dan 10 (sepuluh) meter untuk
sungai besar.
c)

Sekurang-kurangnya 50 meter di kanan kiri


sungai besar dan 25 meter di kanan kiri sungai
kecil yang tidak bertanggul di luar kawasan
perkotaan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Sungai yang mempunyai kedalaman tidak


sekurang-kurangnya

10

(sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai


pada waktu ditetapkan.
Sungai yang mempunyai kedalaman lebih

kawasan permukiman ditetapkan sekurang-

b)

kawasan perkotaan yaitu :

ditetapkan

Pengaturan Garis Sempadan Sungai (GSS) yang

Penetapan

Penetapan GSS Tidak Bertanggul di luar

lebih dari 3 (tiga) meter, garis sempadan

B. Sempadan Sungai

a)

d)

dari 3 (tiga) meter sampai 20 (dua puluh)


meter,

garis

sempadan

ditetapkan

sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter


dihitung dari tepi sungai pada waktu
ditetapkan.
Sungai

yang

mempunyai

kedalaman

maksimum lebih dari 20 (duapuluh) meter,


garis

sempadan

sungai

ditetapkan

sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) meter


dihitung dari tepi sungai pada waktu
ditetapkan.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

5.3.

Rencana Sistem Prasarana

1)

Pintu masuk kawasan

Rencana sistem prasarana merupakan bagian yang penting

Pintu masuk kawasan menghubungkan jalan

dibahas pada bagian ini, karena rencana sistem prasarana

kawasan dengan jalan akses di sekitarnya,

ini membahas mengenai sistem jaringan yang merupakan

diarahkan

struktur ruang dari kawasan. Yang akan dibahas pada

gerbang kawasan prioritas dan pintu gerbang

rencana

kawasan Tumaritis.

sistem

sirkulasi/sistem

prasarana

ini adalah rencana

sistem

rencana

dasar

pergerakan,

prasarana

2)

pembangunan

gapura

pintu

Sirkulasi Utama Kawasan

lingkungan permukiman.

Sirkulasi utama kawasan memakai konsep 2

5.3.1. Rencana Jaringan Pergerakan

(dua) pintu keluar-masuk, yaitu Pintu utama

Rencana sistem sirkulasi

yang juga merupakan pintu utama Desa

dikembangkan dengan

dasar-dasar pertimbangan sebagai berikut:


Kedekatan dengan akses jaringan jalan yang
telah ada;
Struktur ruang dan arahan zonasi/blok kawasan;
Kebutuhan

sirkulasi

antar

pusat

pelayanan

kawasan dan lingkungan.

Sirnajaya dikembangkan di lokasi RW 04


dengan pola sirkulasi (grid) yang melintasi
kawasan

perencanaan.

Pintu

masuk

kawasan

perencanaan

ditandai

ke

dengan

pembangunan Gapura di pintu masuk yang


dapat dilewati oleh kendaraan roda empat

Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, maka

tersebut.

rencana sistem sirkulasi diuraikan sebagai berikut.

Kelas jalan ini adalah Jalan Desa yang dapat

A. Rencana Jaringan Jalan


Pengembangan rencana jaringan jalan kawasan
adalah sebagai berikut :

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

dilalui kendaraan roda empat. Pola yang


dikembangkan adalah mengikuti dari pola
yang sudah ada yaitu pola Grid.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.3.
Peta Rencana Jaringan Jalan Kawasan Prioritas
RENCANA TINDAK
PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER

PETA
RENCANA JARINGAN JALAN
KAWASAN PRIORITAS DESA SIRNAJAYA

Desa Mekarjaya

LEGENDA :

RW 07

BatasKecamatan

Jalan Kabupaten

BatasDesa

Jalan Desa

BatasRukun Warga

Jalan Lingkungan

Pusat Desa

RW 05

Sungai

Pusat RW

Desa Mekarjaya

Rencana Peningkatan KualitasJalan

RW 06

Rencana Pembangunan Jalan

RW 11
RW 02

RW 04

RW 03

Sumber :

K AWA S A N P R IO R ITA S
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Direktorat Jenderal Cipta Karya

SKALA1 : 10.000
2

100

200

4 Cm

300

400 M

Peta Citra Google


Peta PajakBumi dan Bangunan Desa Sirnajaya 1994
Peta PJMPronangkisDesa Sirnajaya 2011

DINASTATARUANG DANPERMUKIMAN
KABUPATENGARUT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.4.
Rencana Penataan Jaringan Jalan Kawasan Prioritas

Desa Mekarjaya

RW 07

RW 05
Desa Mekarjaya
RW 06

RW 11
RW 02

RW 04

RW 03

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

B. Rencana Pedestrian

panjang 5 m, lebar 5 m, dan tinggi 2,5 m yang

Untuk jalan lingkungan yang terdapat di kawasan

diletakkan di atas muka tanah pada elevasi tanah 10

perencanaan

m. Dari reservoir ini air didistribusikan ke seluruh

kendaraan

yang

roda

dapat

empat

dilewati

oleh

direncanakan

untuk

permukiman penduduk.
dalam

Syarat-syarat yang harus

pedestrian. Hal ini bertujuan untuk keamanan dan

dipenuhi

kenyamanan bagi pengguna jalan oleh pejalan

masyarakat

kaki.

penduduk kawasan di antaranya :

Pengembangan rencana pedestrian kawasan

1.

dan

penyediaan
aktivitas

air

sosial

bersih

bagi

ekonomi

untuk

Harus dapat memenuhi persyaratan kualitas

adalah jalur pedestrian berupa perkerasan dari

penyediaan

paving block pada sirkulasi utama kawasan

persyaratan fisik, kimiawi dan biologis yaitu; tidak

dengan lebar 0,5 meter pada sisi kiri dan kanan

berasa, tidak berbau, tidak mengandung zat-zat

jalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

kimia

gambar berikut.

mengandung

5.3.2. Rencana Air Bersih

dalam

air

bersih

jumlah

harus

berlebih

bakteri

memenuhi

serta

yang

tidak
dapat

membahayakan kesehatan. Secara kuantitatif,

Saat ini kebutuhan air bersih di Kawasan Prioritas

kapasitas sumber air harus dapat menjamin

menggunakan air yang bersumber dari mata air

kontinuitas suplai air dan cadangan yang cukup

yang terdapat pada bagian atas dari kawasan

terutama pada jam puncak dan hari maksimum

Prioritas. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih

serta cadangan air bagi kebutuhan pemadam

yang sehat untuk masyarakat di Kawasan Prioritas

kebakaran dan keperluan khusus lainnya.

dilakukan rencana pengembangan reservoir. Hal ini

2.

Pendistribusian

air

dari

reservoir

ke

daerah

bertujuan memudahkan akses dari masyarakat akan

pelayanan harus dapat terjamin kontinuitasnya

pemenuhan akan air bersih

dengan tekanan yang cukup, terutama untuk

Pipa transmisi yang direncanakan berdiameter 2

pelayanan yang umum, untuk MCK umum

inchi. Unit reservoir yang direncanakan berukuran

masyarakat dengan sistem perpipaan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.5.

Peta Rencana Jaringan Air Bersih Kawasan Prioritas


RENCANA TINDAK
PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER

PETA
RENCANA JARINGAN AIR BERSIH
KAWASAN PRIORITAS DESA SIRNAJAYA

Desa Mekarjaya

LEGENDA :

RW 07

BatasKecamatan

Jalan Kabupaten

BatasDesa

Jalan Desa

BatasRukun Warga

Jalan Lingkungan

Pusat Desa

RW 05

Sungai

Pusat RW

Desa Mekarjaya
RW 06

RW 11
RW 02

RW 04

RW 03

Sumber :

K AWA S A N P R IO R ITA S
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Direktorat Jenderal Cipta Karya

SKALA1 : 10.000
2

100

200

4 Cm

300

400 M

Peta Citra Google


Peta PajakBumi dan Bangunan Desa Sirnajaya 1994
Peta PJMPronangkisDesa Sirnajaya 2011

DINASTATARUANG DANPERMUKIMAN
KABUPATENGARUT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.6.
Peta Rencana Jaringan Air Bersih Kawasan Prioritas

R ENCA NA P ENATA A N JA R INGA N A IR BER SIH

Desa Mekarjaya

RW 07

RW 05
Desa Mekarjaya
RW 06

RW 11
RW 02

RW 04

RW 03

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Sedangkan untuk masyarakat yang membutuhkan

pembuangan dari setiap rumah dan jalan yang

sistem jaringan air bersih dari reservoir ini, dapat

terdapat di Kawasan Prioritas.

melakukan

penyampungan

dengan

sistem

perpipaan ke rumah masing-masing.

5.3.3.

5.3.4. Rencana Air Limbah


Dewasa ini sektor penanganan air kotor merupakan

Rencana Jaringan Drainase

salah satu kebutuhan yang sangat essensial untuk

Jaringan drainase adalah sistem penyaluran air

menunjang kesehatan masyarakat. Kebutuhan akan

permukaan

dapat

prasarana sanitasi tersebut terus berkembang dari

menggunakan saluran alam (seperti : sungai) atau

waktu ke waktu baik di desa maupun di kota. Selain

saluran

itu proyeksi air limbah domestik perlu juga dilakukan

yang

buatan

penempatan

penyalurannya

(berupa

saluran

kanal).

drainase

Fungsi

adalah

dari
untuk

untuk

mengantisipasi

perkembangan

kawasan

menyalurkan air permukaan, baik yang diakibatkan

permukiman, terutama akibat pertambahan jumlah

oleh pemotongan garis topografis maupun yang

penduduk.

diakibatkan oleh limpasan air hujan (run-off) hingga

domestik mengikuti laju pertambahan pemakaian air

ke wilayah yang lebih rendah (sungai yang lebih

bersih domestik. Jumlah air limbah yang dihasilkan

besar).

pada suatu kawasan kurang lebih mencapai 60%

Rencana jaringan drainase di Kawasan Prioritas

dari penggunaan air bersih.

adalah sebagai berikut :

Kondisi topografi merupakan faktor yang sangat

a.

Untuk jaringan primer adalah Sungai Cipetir

penting dalam merencanakan sistem pembuangan

dan Ciojar

air kotor/limbah domestik serta menentukan arah

Untuk jaringan sekunder adalah kali yang

pengalirannya. Mengingat akan mahalnya biaya

terdapat di kawasan perencanaan

pembuatan saluran air limbah, pada tahap awal

b.

Proyeksi

pertambahan

air

limbah

Sedangkan jaringan tersier adalah yang terdapat

jaringan saluran drainase direncanakan terpadu

pada sepanjang jaringan jalan, yang merupakan

dengan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

saluran

yang

sudah

ada

sebelumnya,

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

sungai-sungai

yang

jalan/saluran-saluran

mengalir
di

melalui

Kawasan

jalan-

Prioritas

Pengolahan secara komunal atau terpusat (offsite

treatment),

Pada

sistem

pengelolaan

dimanfaatkan sebagai saluran pembuangan utama.

secara terpusat, seluruh limbah rumah tangga

Air kotor yang dapat disatukan dengan saluran

dialirkan dan dikumpulkan secara bersama

drainase hanya air kotor dari kamar mandi dan

dalam satu wilayah pelayanan, untuk dibawa

dapur, tidak termasuk buangan manusia dan air

ke suatu lokasi pengolahan akhir. Pada sistem

bekas proses industri rumah tangga yang berupa

ini seluruh air limbah rumah tangga dialirkan

proses pembuatan oncom dan rangginang. Air

dan dikumpulkan melalui pipa tersier, ke pipa

limbah ini khusus dari rumah tangga, sedangkan air

sekunder, dari pipa sekunder dialirkan menuju

limbah industri yang dalam hal ini adalah kegiatan

pipa

home

dialirkan menuju lokasi Instalasi Pengolahan Air

industri

harus

ditampung

dalam

bak

pengolahan air limbah (water treatment) yang

pengumpul

utama

untuk

selanjutnya

Limbah (IPAL).

selanjutnya air limbah ini dapat disalurkan dengan

Rencana pengelolaan air limbah di awasan Prioritas

saaluran

secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

khusus

pada

saluran

drainase

primer,

sedangkan air buangan manusia harus ditampung


dalam

bak

penampungan

(septic

tank).

Tipe

1)

Limbah Padat Rumah Tangga, meliputi:


a) Sistem Setempat (on-site sanitation)

pengolahan limbah secara garis besar dibedakan

Pengolahan secara sistem setempat akan

atas 2 sistem, yaitu:

diterapkan dengan menggunakan cubluk

Pengolahan

secara

individual

treatment),

pengolahan

secara

(on-site
individual

individu, cubluk komunal dan tangki septik


yang dilengkapi bidang resapan.

limbah domestik dilakukan secara sendiri-sendiri

Sistem

di rumah-rumah atau di sumbernya. Sistem

dikembangkan terdiri dari dua jenis tangki

yang sering digunakan adalah septic tank.

septik yaitu :

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

tangki

septik

yang

akan

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Sistem tangki septik individu, dimana


penanganan

air

limbah

ini

sesudai dengan jalur jaringan drainase jika

dengan

ada saluran-seluran lain terlintasi maka

membuat tangki septik pada tiap-tiap

saluran

rumah,

dibawahnya.

yang

hanya

melayani

satu

rumah. Penerapan bentuk ini terutama


ditujukan

bagi

kawasan

air

limbah

ditempatkan

c) Pengembangan Instalasi Pengolahan Lumpur

perumahan

Tinja

yang kepadatan penduduknya rendah,

(IPLT),

karena

pada

umumnya

prasarana yang dipergunakan di kawasan

Sistem tangki septik komunal, dimana satu

adalah

tangki septik dan cubluk, maka

tangki septik digunakan bersama olen

sarana penguras lumpur tinja dan sarana

beberapa

pembuangan sangat dibutuhkan.

keluarga/rumah

(15-20

rumah) secara kolektif yang disalurkan

2)

Penanganan limbah home industri.

melalui saluran tertutup dari setiap rumah

Pengolahan

ke tangki septik, hal ini untuk rnenghindarl

pengolahan limbah limbah terlebih dulu sebelum

terjadi pencernaran oleh limbah tersebut

di alirkan ke saluran sekunder dan primer.

terhadap lingkungan sekitar.

limbah

di

desa

Mengingat di Kawasan Prioritas

b) Sistem pengumpul dan penyaluran.

ini

dilakukan

yang mempunyai

kondisi topografi yang bergelombang, dan sistem

Sistem pembuangan limbah rumah tangga

rencana air bersih pada umumnya masyarakat untuk

di wilayah perencanaan diarahkan terpisah

5 tahun ke depan masih menggunakan MCK umum,

dengan saluran drainase. Dengan demikian

maka sistem pengolahan limbah MCK langsung

perlu dibuat jaringan pipa air limbah untuk

disalurkan ke saluran drainase sekunder dan primer.

menyalurkan air limbah yang berasal dan

Sedangkan

berbagai sumber seperti domestik, komersil

diarahkan

dan non komersil. Untuk penernpatan pipa

sendiri di rumah masing-masing, sehingga sistem

air

pengolahan limbah masyarakat diarahkan dengan

limbah

ditanamkan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

dibawah

tanah,

untuk

masa

masyarakat

yang

sudah

akan

datang

mempunyai

MCK

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

menggunakan septic tank, kecuali untuk limbah hasil

timbulan sampah di masa yang akan datang.

pengolahan

Perkiraan

home

industri

yang

dilakukan

di

timbunan

sampah

didasarkan

pada

kawasan ini langsung disalurkan ke jaringan drainase

perkiraan jumlah penduduk yang dapat ditampung

sekunder dan jaringan drainase primer

di

sistem

pengelolaan

persampahan

merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk


meningkatkan
halnya

di

kualitas

lingkungan.

Kawasan

Prioritas,

Begitu

dimana

juga
sistem

pengelolaan persampahan sangat dibutuhkan untuk


mengantisipasi kerusakan lingkungan sejalan dengan
perkembangan Kawasan Prioritas di masa yang akan
datang. Sistem pengelolaan sampah yang dilakukan
pada Kawasan Prioritas pada saat ini adalah dengan
cara membakar atau membuang ke halaman
belakang rumah dengan menggali lubang atau
membuang ke jalan atau selokan atau sungai. Hal ini
kalau

dibiarkan

terus

akan

mengakibatkan

penurunan kualitas lingkungan Kawasan Prioritas di


masa

yang

akan

datang.

Sejalan

dengan

perkembangan kegiatan yang akan mengakibatkan


pertambahan jumlah penduduk di Kawasan Prioritas
di masa yang akan datang, akan meningkatkan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

perencanaan

pada

akhir

tahun

perencanaan dan berdasarkan standar produksi

5.3.5. Rencana Sistem Pengelolaan Persampahan


Rencana

wilayah

sampah yang dihasilkan perhari. Sasaran yang


diterapkan yaitu antara 60-80% penduduk wilayah
perencanaan terlayani sampah.
Pada kawasan Prioritas ini tidak terdapat satu buah
pun tempat pembuangan sampah. Untuk itu dalam
perencanaan,

akan

penampungan

atau

dibuat

buah

pembuangan

tempat
sampah

sementara, yang kemudian tempat penampungan


sampah tersebut dapat dipindahkan ke

tempat

pembuangan akhir. Solusi dalam permasalahan


persampahan ini, untuk kawasan prioritas dalam
perencanaan
tempat

perancangannya

sampah

individual

di

akan

dibangun

rumah

masing-

masing/bangunan lainnya dengan ukuran

minimal

0.24 m serta membangun sebuah TPS yang dapat


menampung sampah sebanyak 11,52 m/hari .

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

5.3.6. Rencana Penerangan Jalan


Untuk

mendukung

pelayanan

5.4.
penerangan

di

Rencana Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas


Kebutuhan Sarana Sosial ekonomi di Kawasan Prioritas

Kawasan Prioritas pada saat ini sudah dipenuhi oleh

sampai

PLN. Yang menjadi kurang bagi pengembangan

kebutuhan dan hasil analisis sarana. Jenis sarana sosial

kawasan perencanaan di masa yang akan datang

(sarana pendidikan dan sarana peribadatan) dan ekonomi

adalah penerangan jalan di kampung, sehingga

yang berupa warung Di Kawasan Prioritas Sampai tahun

dapat meningkatkan akses pergerakan masyarakat

2018 dapat dilihat pada Tabel V.1. adalah sebagai berikut:

dari dan menuju kawasan di saat malam hari,


dengan kondisi yang bergelombang. Hal ini sangat
pada

keamanan

masayarakat

tahun

No

Fasilitas

Pendidikan

kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan

Kesehatan

di kawasan perencanaan. Rencana pengembangan

Peribadatan

Pelayanan Umum

Perdagangan

pengguna jalan. Untuk hal ini diperlukan rencana


pengembangan penerangan jalan untuk membuat

penerangan jalan umum adalah diarahkan pada


jalan utama di kawasan perencanaan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Penerangan Jalan Desa

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Penerangan
Jalan
Lingkungan

perencanaan

didasarkan

pada

Tabel V.1.
Rencana Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas
Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2018

apalagi jalan menuju ke kawasan perencanaan


menggangu

akhir

Jenis
TK
SD
SLTP
Balai Pengobatan
Posyandu
Mesjid
Mushola
Balai pertemuan
Taman Lingkungan
Warung
Toko

Jumlah
3
2
1
1
3
1
1
1
1
12
1

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.7.
Peta Rencana Penerangan Jalan Kawasan Prioritas
RENCANA TINDAK
PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER

PETA
RENCANA JARINGAN DRAINASE
KAWASAN PRIORITAS DESA SIRNAJAYA

Desa Mekarjaya

LEGENDA :

RW 07

BatasKecamatan

Jalan Kabupaten

BatasDesa

Jalan Desa

BatasRukun Warga

Jalan Lingkungan

Pusat Desa

RW 05

Sungai

Pusat RW

Desa Mekarjaya
RW 06

PJU

RW 11
RW 02

RW 04

RW 03
Sumber :

K AWA S A N P R IO R ITA S
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Direktorat Jenderal Cipta Karya

SKALA1 : 10.000
2

100

200

4 Cm

300

400 M

Peta Citra Google


Peta PajakBumi dan Bangunan Desa Sirnajaya 1994
Peta PJMPronangkisDesa Sirnajaya 2011

DINASTATARUANG DANPERMUKIMAN
KABUPATENGARUT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

5.5.

Rencana Penataan Kawasan Tumaritis

memungkinkan

Kawasan Tumaritis merupakan kawasan terpilih dalam

mengingat kedudukan Desa Sirnajaya yang cukup

Rencana Penataan Kawasan di Kawasan Prioritas. Hal ini

dekat dengan kawasan perkotaan, cukup besar

didasarkan pada hasil analisis dimana kawasan tersebut

peluang adanya pengembangan perumahan.

masuk dalam kategori kawasan kumuh yang memerlukan

Pusat kegiatan kawasan Kampung Tumaritis berada

penataan lingkungan sebagai upanya untuk meningkatkan

pada poros wilayah di sekitar jalan desa. Guna

kesejahteraan

lahannya didukung dengan keberadaan fasilitas

dan

kesehatan

masyarakat

kampung

untuk

dimanfaatkan.

perdagangan

Tumaritis.

pemerintahan,

Rencana Penataan Kampung Tumaritis ini terdiri darai

pendidikan

rencana Pola ruang dan Rencana Sistem Prasarana.

memungkinkan untuk skala pelayanan terhadap

dan

fasilitas

dan

Namun

jasa,

rekreasi

fasilitas
sehingga

kebutuhan masyarakat.

5.5.1. Rencana Struktur Ruang


Penggunaan lahan di kawasan Kampung Tumaritis

5.5.2. Rencana Pola Ruang

didominasi oleh lahan permukiman, dan sebagian

Rencana

kecil berupa pertanian lahan kering dengan irigasi

Kampung Tumaritis dalam kegiatan PLPBK Desa

teknis dan sebagian berupa tegalan. Pertanian lahan

Sirnajaya merupakan rencana distribusi peruntukan

kering terbentang di Desa Sirnajaya kecuali pada

ruang

bagian barat desa. Sedangkan tegalan umumnya

memberikan

perlindungan

terdapat

bawahnya,

zona

pertanian
digunakan

pada

kawasan

produktif
sebagai

Perkembangan

sekitar

sungai.

direncanakan
fungsi

penggunaan

untuk

Lahan
tidak

non-pertanian.
lahan

untuk

pola

meliputi

perumahan,

ruang

dalam

kawasan

RTPLP

lindung,

zona

terhadap

perlindungan

perdagangan,

dan

kawasan

yang

zona

di

setempat,
zona

untuk

pengembangan kegiatan ekonomi.


Rencana

pola

ruang

di

Kampung

Tumaritis

pembangunan rumah tinggal dioptimalkan untuk

ditetapkan dengan tujuan untuk mengoptimalkan

menggunakan fungsi lahan permukiman yang masih

pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya


secara berkelanjutan dengan prinsip keberimbangan

b) Zona Campuran (pemukiman dan Home Industri)


i.

Zona permukiman

antara kesejahteraan masyarakat serta kelestarian

Rencana

lingkungan. Rencana pola ruang ini diharapkan

permukiman di kawasan Kampung Tumaritis

dapat

dan

adalah sama pada zona permukiman saat

perkembangan antar kawasan agar lebih berimbang

ini yang tersebar ke seluruh desa, dengan

secara proporsional, tanpa mengganggu kelestarian

perluasan ke arah lahan kering.

menciptakan

pertumbuhan

lingkungannya.

ii.

pengembangan

zona

Zona Industri

Pola pemanfaatan lahan (pola ruang) yang akan

Zona industri yang dapat ditetapkan di

dikembangkan di Kampung Tumaritis dirumuskan

kawasan Kampung Tumaritis antara lain

berdasarkan

zona

pertimbangan

Aspirasi

kebutuhan

industri

rumahan

seperti

kerajinan

masyarakat Kampung Tumaritis dari hasil rembug

bambu, bonggol pisang dan makanan

warga

olahan

Didasarkan pada pertimbangan di atas, arahan

Sedangkan industri lainnya, tidak dizonasi

rencana

karena lokasinya yang tersebar.

pola

pemanfaatan

ruang

Kampung

Tumaritis adalah sebagai berikut


lindung

merupakan

yang

kelestarian lingkungan hidup. Mencakup sumber


daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan
lindung di Desa Sirnajaya terdiri dari :
ii. Cagar Budaya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

dan

ranginang.

Zona jasa dan perdagangan secara umum


wilayah

ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

i. Sempadan Sungai

kerupuk

c) Zona Perdagangan;

a) Zona Kawasan Lindung


Kawasan

seperti

direncanakan di sepanjang jalan desa Sirnajaya.


Zona

perdagangan

antaranya

adalah

yang
zona

lebih

spesifik

perdagangan

di

hasil

home industri di beberapa wilayah di Desa


Sirnajaya.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.8.
Rencana Pola Ruang Kawasan Prioritas Kampung Tumaritis

Batas Kawasan
Jalan Lingkungan
Sungai/Irigasi
Zona Campuran (Pemukiman dan Home Industri)
Zona Kawasan Lindung
Zona Campuran (Pemukiman dan Home Industri)
Zona Komersial Perdagangan
Rumah

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

perdesaan yang telah ada, namun ditambah

5.5.3. Rencana Pengembangan Permukiman


A. Rencana Arahan Pengembangan Permukiman
Karakteristik

permukiman

kawasan

Kampung

beberapa
tempat

peningkatan
tinggal.

Konsep

antara lain adalah :

perdesaan, yang terlihat dari ciri-ciri berikut :

a)

b)
c)

Permukiman berwawasan lingkungan


Konsep permukiman berwawasan lingkungan

rendah, terdapat jarak antara rumah yang

diarahkan

satu dengan yang lain.

permukiman

Sebagian

besar

merupakan

melalui
yang

pengembangan

tidak

merusak

atau

satu

mencemari lingkungan, serta menciptakan

tingkat, yang luasan bangunannya relatif luas.

permukiman yang hijau, bersih, dan, sehat

Konstruksi bangunan rumah sebagian besar

bagi warga.

material

rumah

tembok,

meski

sederhana.
Terdapat
Persebaran

area

terbuka

hijau/pekarangan

rumah

warga

mengkluster/mengelompok
beberapa

b)

Intensifikasi Lahan Permukiman


Lokasi

yang luas di sekitar rumah warga.


e)

pengembangan

Kepadatan bangunan rumah masih relatif

menggunakan
d)

lingkungan

permukiman yang diarahkan untuk diterapkan

Tumaritis secara umum bercirikan permukiman


a)

kualitas

perkampungan

pengembangan

rumah-rumah

baru

permukiman
diarahkan

bagi
untuk

memanfaatkan area lahan permukiman yang


cenderung

sudah

ada

saat

ini.

Dengan

lebih

menjadi

menekankan pada minimalisasi konversi lahan

penduduk,

pertanian yang ada, terutama untuk lahan-

membentuk dusun-dusun.

lahan yang produktif. Konsep ini didasari oleh

Berdasarkan karakteristik tersebut, untuk beberapa

pertimbangan bahwa masih banyak lahan

tahun ke depan pengembangan permukiman

kosong di sekitar kawasan permukiman saat

kawasan Kampung Tumaritis diarahkan untuk

ini, yang masih bisa dimanfaatkan untuk

tetap

pengembangan rumah baru.

mempertahankan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

konsep

permukiman

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Dengan

permukiman

yang

lebih

mengelompok dan tidak menyebar, maka

Jalan masuk utama merupakan cerminan

penyediaan prasarana pendukung seperti

yang

akses jalan ataupun layanan pengumpulan

Kampung Tumaritis. Untuk itu perlu adanya

sampah akan menjadi lebih mudah. Sehingga

vegetasi yang menarik dan berkesan bagi

dapat

orang yang melewati kawasan Kampung

membentuk

sebuah

kluster

permukiman yang dihuni oleh banyak warga.


c)

a) Jalan Utama

Pengembangan Pagar Tanaman


Pengembangan pagar sebagai pembatas
antar pekarangan rumah bertujuan untuk
meningkatkan kenyamanan dan keamanan
dari

penghuni

rumah,

khususnya

bagi

keluarga yang memiliki anak kecil. Untuk


menonjolkan kesan permukiman yang hijau,
maka pagar dibuat dengan menggunakan
tanaman yang diatur rapi dan tertata.
B. Rencana Vegetasi
Arahan rencana penataan vegetasi yang akan
diterapkan

di

kawasan

disesuaikan

berdasarkan

antara lain :

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Kampung

Tumaritis

masing-masing

zona,

memperlihatkan

Tumaritis.

identitas

kawasan

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

b) Permukiman

c) Bantaran Sungai

Penataan vegetasi di kawasan permukiman

Penataan vegetasi di bantaran sungai akan

diarahkan sebagai batas antar rumah atau

berfungsi

sebagai

pagar

terjadinya

erosi.

hidup,

untuk

mengatasi

buffer
Selain

dan
itu,

pencegah
konsep

ini

penggenangan, pelestarian air tanah, dan

dimaksudkan untuk menciptakan kawasan

pemanfaatan lahan pekarangan dengan

bantaran sungai yang bersih dan terawat.

tanaman produktif.

C. Rencana Penyediaan Air Bersih


Sumber air bersih utama masyarakat kawasan
Kampung Tumaritis didapat dari sumber air dalam
tanah melalui sumur, baik berupa sumur timba
maupun dengan pompa listrik. Untuk menjaga
kualitas dan ketersediaan pasokan air bersih bagi
warga kawasan Kampung Tumaritis, rencana
penyediaan air bersih yang akan diterapkan

Tanaman Hias
Berfungsi untuk memberikan suasana yang indah dan asri, jenis
tanaman yang dipakai adalah tanaman hias baik yang berbunga
maupun tidak berbunga. Jenis bunga : Bougenvile, soka, lamtana,
sida gurih. Jenis tidak berbunga : paris, krokot, pangkas kuning,
pangkas merah, beauty dan sebagainya..

antara lain :
a) MCK Komunal
Untuk menyediakan kebutuhan air bersih bagi
warga yang belum memiliki sumur, maka
diarahkan
komunal

untuk
yang

dikembangkan

dilengkapi

dengan

MCK
sumur

umum yang dapat digunakan warga secara


bersama.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

b) Konservasi Air Tanah

D. Rencana Sanitasi

Konservasi air tanah perlu dilakukan agar

Di wilayah kawasan Kampung Tumaritis terdapat

persediaan air di dalam tanah meningkat dan

beberapa rumah warga yang belum memiliki

sumur tidak kering saat kemarau. Dilakukan

pengolahan sanitasi yang baik, dan masih ada

dengan

mengembangkan

biopori

di

sistem

lubang

beberapa warga yang memiliki kebiasaan buang

permukiman

warga,

air di sungai. Untuk menciptakan tersedianya

sehingga air hujan dapat meresap maksimal

sistem sanitasi yang layak dan berkelanjutan untuk

ke dalam tanah. Selain untuk mencegah

seluruh

banjir

rencana

atau

sekitar

genangan

air,

biopori

akan

meningkatkan cadangan air di dalam tanah.


Gambar 5.9. Contoh Penggunaan Biopori

warga

kawasan

penyediaan

Kampung

sanitasi

Tumaritis,

yang

akan

diterapkan antara lain:


a)

Sistem Sanitasi On-Site

b)

Adanya jarak dengan Sumur

c)

MCK Komunal

d)

Peran serta masyarakat

Gambar 5.10. Rencana Pola Pengelolaan Sanitasi kawasan


Kampung Tumaritis

Sumber : Analisa Tim PS dan TIPP Desa Sirnajaya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.11.
Rencana Penyediaan Air Bersih di Kawasan Prioritas Kampung Tumaritis

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

E. Rencana Persampahan

b) Proses Pengangkutan Sampah

Kebiasaan warga kawasan Kampung Tumaritis

Sampah yang telah dipilah di masing-masing

yang masih membuang dan membakar sampah

rumah

di pekarangan rumah dan di bantaran sungai

tempat pengumpulan sampah. Sampah yang

dapat

terhadap

telah dipilah di masing-masing rumah tersebut

lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan adanya

kemudian dikumpulkan di tempat pengumpulan

rencana pengelolaan sampah yang menyeluruh

sampah sementara yang ada di masing-masing

dan melibatkan masyarakat. Secara perlahan

RT/RW setempat sesuai dengan kesepakatan

penerapannya

kebiasaan

warga. Sampah yang berasal dari tempat

warga, serta membuat sampah memiliki nilai

sampah sementara tersebut kemudian diangkut

ekonomi yang tinggi.

menuju tempat pengolahan sampah terpadu.

Arahan

menimbulkan

akan

rencana

pencemaran

mengubah

persampahan

yang

akan

diterapkan di kawasan Kampung Tumaritis adalah


sebagai berikut :

Tumaritis

setiap

harinya

memiliki jenis yang berbeda, dan membutuhkan


metoda pengolahan yang berbeda pula. Oleh
karena itu, pemilahan merupakan salah satu
kunci dari sistem pengelolaan sampah yang
akan diterapkan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

dikumpulkan

di

c) Pengolahan Sampah Terpadu


Sampah-sampah yang telah dikumpulkan akan
Pengolahan sampah ini nantinya tidak hanya

Sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga di


Kampung

kemudian

diolah menjadi barang yang bernilai ekonomi.

a) Pemilahan Sampah
kawasan

tersebut

memanfaatkan

sampah

yang

berasal

dari

rumah tangga, namun juga akan terintegrasi


dengan

kegiatan

peternakan

yang

menghasilkan kotoran ternak untuk dijadikan


pupuk kompos.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.12.
Rencana Pengelolaan Sampah di Kawasan Prioritas Kampung Tumaritis

Bagan Arah Rencana Pengelolaan Sampah Terpadu

Sumber : Analisa Tim PS dan TIPP Desa Sirnajaya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

F.

Rencana Prasarana Penerangan Jalan


Dalam mewujudkan Kawasan Prioritas yang
berkelanjutan,

perlu

diutamakan

Gambar 5.13.
Rencana Penerangan Jalan
di Kawasan Prioritas Kampung Tumaritis

adalah

sarana dan prasarana pendukung seperti


penerangan/ketersediaan listrik, kenyamanan
jalan penghubung.
Kebutuhan

akan

penerangan

jalan

lingkungan sangat penting, sehingga dapat


meningkatkan akses pergerakan masyarakat

Penerangan Jalan
Lingkungan

dari dan menuju kawasan di saat malam hari,


apalagi jalan menuju ke kawasan Kampung
Tumaritis dengan kondisi yang bergelombang.
Hal ini sangat menggangu pada keamanan
masyarakat pengguna jalan. Oleh karena itu
diperlukan

rencana

penerangan

jalan

pengembangan
untuk

membuat

kenyamanan dan keamanan bagi pengguna


jalan di kawasan perencanaan. Rencana
pengembangan penerangan jalan umum
adalah diarahkan pada jalan utama dan
jalan lingkungan di kawasan perencanaan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Penerangan Jalan Utama

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

G. Rencana Prasarana Drainase


Saluran air dan drainase sangat diperlukan
dalam

suatu

kawasan.

Disamping

Gambar 5.14.
Rencana Drainase
di Kawasan Prioritas Kampung Tumaritis

untuk

menjaga kelestarian lingkungan, keberadaan


saluran

air

dan

drainase

juga

sangat

mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat


setempat. Adanya penataan saluran air dan
drainase yang baik, lingkungan disekitarnya
tidak akan tercemari dan terganggu. Selain
itu, keindahan lingkungan pun dapat tetap
terjaga dengan baik.
Saluran drainase harus tersedia baik pada
kawasan perumahan, maupun pada tepi
jalan. Hal ini dikarenakan fungsinya yang
penting

untuk

hujan,mengurangi

menampung
genangan,

air

saat
serta

manyalurkan air buangan. Saluran drainase


dapat berada pada sisi/pinggir jalan dana
dapat pula berada dibawah jalan apabila
lebar jalan tidak mencukupi. Saluran drainase
yang ada dibawah jalan adalah saluran
tertutup.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Gorong-gorong
Peletakan gorong-gorong tertanam pada
salah satu sisi

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

H. Rencana Perbaikan Permukiman Kawasan


Prioritas
Dalam

I.

Rencana Penyediaan Sarana Fasilitas Umum


Keberadaan sarana fasilitas umum biasanya

pembangunan

perencanaan

di

ditetapkan

Kawasan

dibutuhkan

sebagai

penunjang

ketentuan

berlangsungnya aktifitas manusia, baik bagi

pembangunan pembangunan yang meliputi

masyarakat setempat maupun pengunjung.

batasan-batasan

Fasilitas

pembangunan.

batasan-batasan
dimaksudkan

Dalam

pembangunan

agar

pembangunan

yang

Umum

biasanya

sudah

menjadi

bagian penting apabila sangat dibutuhkan


aktivitas

manusia

sehari-hari.

dilakukan dapat diarahkan dengan baik dan

perencanaan

tetap mempertahankan ciri khas Kawasan

direncanakan

Kawasan Prioritas, baik itu dalam sisi fisiknya

pertemuan warga yang berfungsi selain untuk

maupun

dan

tempat pertemuan / rembug warga dapat

kembangan

berfungsi sebagai kegiatan sosial lainnya

dalam

lingkungannya.

sisi

Selain

masayarakat
itu

di

strukur bangunan yang tahan gempa agar

Kawasan

Dalam

pula

penyedian

dimasyarakat.

mengurangi tingkat kerusakan apabila suatu


hati akan terjadi gempa bumi.

Ilustrasi Desain Balai Pertemuan


Rumah Sehat
Ilustrasi Perbaikan Hunian, dengan tetap mempertahankan ciri khas
bangunan rumah sehat

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Prioritas,
balai

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

4.1.

Identifikasi Potensi dan Masalah Kawasan Prioritas Desa


Sirnajaya
A. Potensi
Masih

banyaknya

pengembangan

lahan

Kawasan

terbuka

hijau

Prioritas

untuk

yang

bisa

dijadikan sebagai kawasan konservasi dan ruang


terbuka hijau;
Diversifikasi

lahan

pertanian,

perikanan

perternakan dengan pengembangan

dan

pertanian

unggulan, budidaya perikanan dan peternakan;


Tersebarnya
kawasan

kolam-kolam

wisata

kolam

ikan

bisa

dijadikan

pancing/Pengembangan

Perikanan;
Memungkinkan Optimalisasi lahan untuk mitigasi
bencana alam;

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Tersedianya beberapa Sumber air yg dialirkan untuk

Kondisi perumahan dan permukiman

kebutuhan sehari-hari;
Adanya

situs

yang belum

padat dapat mengoptimalkan penataan

ziarah

makam

baros

bisa

Tersedianya fasilitas layanan publik hampir di tiap

dikembangkan untuk wisata

lingkungan/kampung.

Merupakan akses jalan penghubung ke desa

lain

juga terlewati sarana transfortasi jalur angkutan


umum dan juga merupakan jalur alternative apabila

B.

Masalah
Permukiman

yang

belum

tertata

dan

jalan

lingkungan yang semrawut;

terjadi bencana alam.


Adanya jejaring bisnis/usaha pertanian, perikanan,

Kawasan konservasi dan situs belum dikelola dengan


optimal

peternakan dan home industry.


Dana swadaya sebagai sumber permodalan.

Banyak lahan kosong yang belum difungsikan secara


maksimal;

Terhindar dari praktek rentenir.


Daya beli masyarakat naik (PM naik).

Perdagangan dan jasa tersebar dan tidak merata;

Jumlah kelembagaan yang ada di Desa Sirnajaya

Proses

sangat beragam, baik lembaga formal maupun non


formal (LPM, Poktan , LKM, BKM, KSU, Kelompok seni
budaya dan olah raga, karang taruna, kelompok
Struktur organisasi sebagian sudah terbentuk.
Sumber daya manusia dan pelaku kelembagaan
terhadap

layanan public sudah cukup baik.


Lahan dan bangunan milik pribadi.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

bencana

belum

ada

Kurangnya

kesadaran

warga

terhadap

bahaya

erosi/bencana (mitigasi bencana)


ruang

dan

fungsi

dalam

kawasan

permukiman masih kurang baik.


Banyak lahan kosong yang belum ditentukan fungsi
guna dan peruntukannya.

yang telah terorganisir cukup banyak.


masyarakat

evakuasi

perencanaannya

Penataan

Remaja Mesjid)

Kesadaran

jalur

pemanfaatan

Pemanfaatan lereng oleh warga dijadikan rumah


tinggal.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 4.1.
Peta Potensi Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Limbah rumah tangga dan limbah home industri


yang mencemari lingkungan
kandang

ternak

(sapi, domba, ayam)

berdampak pada sanitasi lingkungan yang buruk.


Kondisi rumah tinggal sebagian kurang layak untuk
ditempati.

sarana

dan

prasarana

Jalan

poros

desa

dan

lingkungan

sebagian

kondisinya rusak, berbatu, berlubang sebagian masih


berupa tanah perkerasan.
Bahu jalan sebagian besar belum memiliki saluran
drainase/pembuangan air. Walaupun ada berupa

Beberapa rumah dwifungsi menjadi operasional


pendidikan PAUD/TK , tempat produksi makanan
olahan.

saluran tanah dan sempit.


Sebagian jalan berpotensi longsor, karena berada
tepat di lereng /tebing.

Penerangan listrik dan status tanah sebagian masih


menumpang.
air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
adanya

kesadaran

ketersediaan

masyarakat

sarana

dan

Sebagian lingkungan permukiman hanya memiliki


jamban/cubluk/MCK sederhana, untuk pembuangan

atas

pemisahan sampah organik dan anorganik dan


minimnya

Masih adanya beberapa bangunan yang belum bisa


teraliri listrik.

Masih adanya beberapa RW yang masih kekurangan


Belum

ketersediaan

persampahan (Gerobak, tong sampah, TPS);

Masih banyak rumah tinggal yang berdampingan


dengan

minimnya

prasarana

persampahan (Gerobak, tong sampah, TPS);

limbahnya sebagian besar dialirkan ke kolam.


Fasilitas dan pelayanan air bersih kurang memadai.
Masih ada beberapa orang warga yang mengambil
air bersih ke kampung tetangga, karena tidak

Masih kurangnya penyediaan MCK yang memadai

memiliki sarana air bersih.

dan jaringan limbah rumah tangga dialirkan ke

Pengelolaan mata air yang kurang optimal.

kolam dan selokan setempat;

Belum terbangunnya jejaring usaha sampai ke luar

Belum

adanya

kesadaran

masyarakat

atas

pemisahan sampah organik dan anorganik dan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

desa.
Aksesibilitas ke sumber permodalan relatif rendah.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 4.2.
Peta Masalah Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Lembaga ekonomi yang ada belum berfungsi secara

Kurang

optimal.

tugas

pokok

dan

fungsi

kelembagaan yang sudah terbentuk.

4.2.

Pengguliran dana belum optimal.


Pendapatan relatif rendah.
publik yang ada.

Jumlah penduduk di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya


pada tahun 2013 sebanyak 2.714 jiwa, sedangkan

Pemeliharaan fasilitas layanan publik masih kurang, di


beberapa wilayah dalam kondisi kurang memadai.
Kelengkapan fasilitas pendukung layanan publik
masih

Analisis Kependudukan Kawasan Prioritas


4.2.1. Perkiraan Jumlah Penduduk

Perlu optimalisasi dan peningkatan kinerja pelayanan

yang

memahami

minim

(Posyandu

tidak

memiliki

bangunan dan fasilitas sendiri)

pada tahun 2009 berjumlah 2.589 jiwa. Dari data


penduduk selama lima tahun terakhir menunjukan
rata-rata

laju

pertumbuhan

penduduk

di

Desa

Sirnajaya sebesar 0.92% per tahun. Rata-rata laju


pertumbuhan penduduk Desa Sirnajaya tersebut

Masih adanya angka putus sekolah;

relatif

Belum terdata aturan-aturan dan rencana kerja dari

pertumbuhan yang diproyeksikan dalam rencana

kecil

dan

masih

di

bawah

rata-rata

tiap kelompok kelembagaan tersebut

yang terkait

sebelumnya.

dengan

ruang

dan

Berdasarkan hasil perhitungan dan data-data yang

lingkungan Masing-masing kelompok berjalan sendiri

ada dapat diprediksi jumlah penduduk Kawasan

(Kelompok

masjid,

Prioritas Desa Sirnajaya pada tahun 2013 mencapai

seni

2.714 jiwa dan pada akhir perencanaan tahun 2018

permasalahan
tani,

penataan

kelompok

kelompokpemuda/karangtaruna,

remaja
kelompok

budaya dan olah raga).

mencapai jumlah

Pelaku kelembagaan yang telah terorganisir cukup


banyak,

namun

masih

perlu

pengembangan

kapasitas lebih lanjut.


Perlunya sinergitas antar lembaga yang ada.

2.932 jiwa. Untuk lebih jelasnya

mengenai jumlah penduduk proyeksi dapat dilihat


pada Tabel.IV.1
Dalam menentukan prioritas kebutuhan akan fasilitas
dan utilitas perlu diketahui jumlah, kepadatan dan
persebaran pendududuk. Berdasarkan hal tersebut

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

maka pengkajian terhadap jumlah, kepadatan dan


persebaran sangat diperlukan. Berdasarkan data

Seperti

penduduk pada tahun 2013 persebaran penduduk

menunjukkan

Kawasan Prioritas

terdapat di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya adalah

wilayah

tertersebar merata di seluruh

perencanaan,

hal

ini

dikarenakan

RW

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

04

pada

pembahasan

bahwa

jumlah

sebelumnya

penduduk

yang

sebanyak 2.714 jiwa, yang tersebar di tiap Rukun

ketersediaan fasilitas dan utilitas yang memadai dan

Warga yang berada di Kawasan Prioritas

aksesibilitas yang tinggi.

Sirnajaya. Berdasarkan penyebaran tersebut terlihat

Gambar IV.1
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2014-2018
NO

4.2.2. Perkiraan Kepadatan Penduduk

RT

01
02
03
04
05
01
02
03
04
06
01
02
03
04
05
Jumlah

2014
(Jiwa)
1.109
264
344
267
234
776
209
209
200
158
923
142
171
197
229
204
2.808

JUMLAH PENDUDUK
2015
2016
2017
(Jiwa)
(Jiwa)
(Jiwa)
1.121
1.134
1.146
267
270
273
348
352
356
270
273
276
236
239
242
785
793
802
211
214
216
211
214
216
202
204
206
160
162
164
933
943
954
143
145
146
173
174
176
199
201
203
231
234
236
206
208
211
2.839
2.870
2.901

Sumber : Hasil Perhitungan TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

bahwa

penyebaran

penduduk

Desa

cenderung

mendekati pusat kegiatan yaitu sepanjang jalan


utama dan mengakibatkan akan semakin pesat
2018
(Jiwa)
1.158
276
360
279
244
810
218
218
209
165
964
148
178
205
239
213
2.932

sehingga

perlunya

suatu

kontrol

terhadap

perkembangan penduduk di pusat-pusat kegiatan


tersebut.
Berdasarkan data penduduk tahun 2013 dengan luas
wilayah

113,678

Ha,

maka

tingkat

kepadatan

penduduk Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya adalah


24

jiwa/Ha.

Tingkat

kepadatan

penduduk

berdasarkan Rukun Warga tingkat kepadatan paling


tinggi adalah RW 04 dengan tingkat kepadatan
sebesar 35 jiwa/Ha. Sedangkan tingkat kepadatan
penduduk terendah berada di RW 05 yaitu 16
jiwa/Ha. Penyebaran dan kepadatan penduduk
Kawasan Prioritas Tahun 2013 dan Tahun 2018 secara
jelas dapat dilihat pada Tabel IV.2.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Tabel IV.2
Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2013-2018
NO

RUKUN
WARGA

2013

LUAS
(Ha)

1
04
2
05
3
06
Kawasan Prioritas

sudah relatip baik, kondisi perkerasan berupa beton,


aspal kerikil dan tanah.
Jaringan jalan yang ada di Kawasan Prioritas Desa

2018

Jml Pddk
(Jiwa)

Kepadatan
(Jiwa/Ha)

Jml Pddk
(Jiwa)

Kepadatan
(Jiwa/Ha)

1078
750
892
2.720

35
16
26
24

1158
810
964
2.932

38
17
28
26

30,37
47,84
34,91
113,12

Sumber : Hasil Analisis TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

4.3.

Sirnajaya merupakan jaringan jalan yang melayani


pergerakan antar desa.
Dari kondisi di lapangan, jaringan jalan yang ada di
Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya memiliki persoalan
sebagai berikut :
Fungsi jalan yang belum jelas

Analisis Transportasi

Belum terhirarkinya jaringan jalan

Prasarana transportasi yang berupa jalan dan jembatan

Kapasitas dan lebar jalan yang tidak sesuai

merupakan faktor penting dalam upaya pengembangan

dengan fungsi jalan

wilayah baik di perkotaan ataupun di perdesaan. Prasarana

Untuk masa datang jaringan jalan di Kawasan

transportasi merupakan prasarana utama yang harus ada

Prioritas Desa Sirnajaya perlu ditingkatkan sesuai

dalam pengolahan sumber daya alam, pengangkutan

intensitas

dalam

dikarenakan jaringan jalan di Kawasan Prioritas Desa

kegiatan

produksi

dan

distribusi,

mendukung

pergerakan

yang

terjadi,

hal

ini

pergerakan barang dan orang serta kegiatan lainnya.

Sirnajaya merupakan jaringan jalan yang menjadi

4.3.1. Jaringan Jalan

sarana pergerakan antar dan intra desa, karena ruas

Kondisi jalan di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya saat


ini relatif kondisi jelek terutama jalan-jalan lingkungan
yang menghubungkan antar desa maupun antar
RW, terkecuali untuk jalan-jalan utama desa yang

jalan ini menghubungkan tingkat pergerakan daerah


perencanaan

dengan

daerah

struktur ruang pedesaan. Secara jelasnya kondisi


Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya

dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Direktorat Jenderal Cipta Karya

yang

merupakan hal terpenting dalam pembentukan


jaringan jalan di

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

lainnya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 4.3.
Peta Jaringan Jalan Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

4.4.

Analisis

Kebutuhan

Kelengkapan

Sarana

dan

Prasarana Desa Sirnajaya.

Tabel IV.3
Proyeksi Jumlah Sarana Pendidikan
Di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2014- 2018

4.4.1. Kebutuhan Kelengkapan Fasilitas.


TAHUN
PROYEKSI

A. Fasilitas Pendidikan.
Kebutuhan akan sarana pendidikan di Kawasan

JENIS FASILITAS
TK
SD SLTP
Unit

KEBUTUHAN RUANG
TK
SD
SLTP

JUMLAH
Ruang
Unit
(m2)

(m2)

Prioritas Desa Sirnajaya akan sejalan dengan laju

2014

3.600

3.000

2.700

9.300

perkembangan penduduk, meningkatnya anak

2015

3.600

3.000

2.700

9.300

usia sekolah dan adanya program wajib belajar

2016

3.600

3.000

2.700

9.300

2017

3.600

3.000

2.700

9.300

2018

3.600

3.000

2.700

9.300

2023

3.600

3.000

2.700

9.300

sembilan tahun. untuk itu perlu dikaji kebutuhan


akan sarana pelayanan pendidikan masa datang.
Untuk mengetahui besarnya kebutuhan fasilitas
pendidikan di masa datang maka digunakan
pendekatan penduduk menurut perkiraan selama
5 tahun. Sarana pelayanan pendidikan yang
dimaksud adalah unit bangunan pendidikan untuk
setiap jenjang pendidikan yang meliputi tingkat
Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah
Menengah

Pertama.

Dalam

menentukan

kebutuhan yang akan datang untuk sarana

Sumber : Hasil Perhitungan TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

B. Sarana Perdagangan
Tersedianya

sarana

perdagangan

diharapkan

dapat mendukung peranan sektor perdagangan


seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi kota.
Sarana perdagangan yang terdapat di wilayah
perencanaan berupa warung dan toko.

pendidikan akan berpatokan pada standar yang

Pada tahun 2014 kebutuhan sarana perdagangan

dikeluarkan oleh Departemen Permukiman dan

yang terdapat di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya

Prasarana Wilayah (KIMPRASWIL) lihat Tabel IV.3.

berupa

warung

sebanyak

11

unit

dengan

kebutuhan ruang 1.100 m2, toko 1 unit dengan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

kebutuhan ruang 1.200 m2 dan tahun 2018 warung

seluruh Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya, Dilihat

12 unit dengan kebutuhan ruang 1200 m2, toko 1

dari eksisting yang ada fasilitas peribadatan sudah

unit dengan kebutuhan ruang 1.200 m2.

memadai
direncanakan

Untuk lebih jelasnya proyeksi kebutuhan fasilitas

memenuhi

perdagangan lihat Tabel IV.4

Jenis Fasilitas

Kebutuhan Ruang

(unit)

(m2)
Warung

Toko

Unit

2014

11

1.100

1.200

12

2.300

2015

11

1.100

1.200

12

2.300

2016

11

1.100

1.200

12

2.300

2017

12

1.200

1.200

13

2.400

2018

12

1.200

1.200

13

2.400

Sumber : Hasil Perhitungan TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

C. Sarana Peribadatan
Sarana dan prasarana peribadatan di Kawasan
Prioritas Desa Sirnajaya pada tahun 2013 terdiri
dari Mesjid sebanyak 4 unit, Mushola/langgar 3
unit, Jika dilihat dari tingkat pelayanannya semua
memenuhi

kebutuhan,

keberadaan sarana tersebut telah tersebar di

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

merata

dapat

ke

seluruh

dilihat pada Tabel IV.5


JUMLAH

Toko

telah

kebutuhan

agar

peribadatan sampai tahun perencanaan dapat

Warung

tersebut

diarahkan

perlu

Desa Sirnajaya, mengenai proyeksi jumlah sarana

Ruang
(m2)

sarana

dan

keberadaannya

desa/kelurahan yang ada di Kawasan Prioritas

Tabel IV.4
Proyeksi Jumlah Sarana Perdagangan
Di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2014- 2018
TAHUN
PROYEKSI

hanya

Tabel IV.5
Proyeksi Jumlah Sarana Peribadatan
Di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2014- 2018
Jenis Fasilitas
TAHUN
PROYEKSI

Kebutuhan Ruang

Mesjid
Lingkungan

Langgar

Mesjid
Lingkungan

Langgar

Unit

Unit

m2

m2

unit

(m2)

2014

1.750

300

2.050

2015

1.750

300

2.050

2016

1.750

300

2.050

2017

1.750

300

2.050

2018

1.750

300

2.050

2023

1.750

300

2.050

Sumber : Hasil Analisis TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

JUMLAH

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Analisis

yang

akan

dilakukan

untuk

sarana

perlu penambahan

sedangkan

untuk

memperkirakan kebutuhan sarana peribadatan di

puskesmas telah memenuhi kebutuhan hanya

Kawasan

perlu adanya peningkatan skala layanan.

Prioritas

berdasarkan
Sarana

Desa

standar

peribadatan

disediakan

penduduk
ini

secara

keberadaannya

Sirnajaya

adalah

pendukung.

hendaknya
memadai

direncanakan

dan

Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya diperkirakan

dapat

pada

serta

sarana kesehatan dapat dilihat pada Tabel IV.6.


Tabel IV.5
Proyeksi Jumlah Sarana Kesehatan
Di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2014- 2018

Sarana kesehatan merupakan sarana penting


untuk menunjang kehidupan penduduk. Selain
perlu

diperhatikan pula mengenai distribusi dan alokasi


penyebaran

sarana

kesehatan

di

(2018)

Secara jelasnya mengenai proyeksi kebutuhan

D. Sarana Kesehatan

pelayanan,

perencanaan

dimana kebutuhan ruangnya mencapai 500 m2.

ada di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya ini.

kebutuhan

akhir

membutuhkan sarana kesehatan sebanyak 4 unit

diarahkan

dapat merata ke seluruh desa/kelurahan yang

pemenuhan

tahun

wilayah

TAHUN
PROYEKSI

JENIS FASILITAS

RUANG

(unit)

(m2)

JUMLAH

Pengobatan

Posyandu

Pengobatan

P Dokter

Unit

Ruang
(m2)

perencanaan. Hal ini disebabkan sarana tersebut

2014

200

300

500

harus dapat dicapai dengan cepat dan mudah

2015

200

300

500

2016

200

300

500

2017

200

300

500

2018

200

300

500

2023

200

300

500

dari

setiap

lingkungan

perumahan

supaya

pertolongan untuk pengobatan dapat dilakukan


segera mungkin.
Kebutuhan akan sarana kesehatan untuk masa
datang akan berdasarkan tingkat pertumbuhan
dari masing-masing wilayah, untuk semua jenis

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Sumber : Hasil Analisis TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

E. Sarana Pemerintahan
Sarana pemerintahan yang dimaksud dalam hal

Tabel IV.7.
Proyeksi Jumlah Sarana Umum
Di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2014- 2018

ini adalah fasilitas pelayanan umum di Kawasan


Prioritas Desa Sirnajaya. Untuk kebutuhan sarana

TAHUN
PROYEKSI

JENIS FASILITAS
(unit)

KEBUTUHAN RUANG
(m2)

JUMLAH

Balai
Pertemuan

Taman
Lingk

Balai
Pertemuan

Taman
Lingk

Unit

Ruang
(m2)

2014

200

1250

1450

berikut :

2015

200

1250

1450

2016

200

1250

1450

Kebutuhan 2.500 penduduk (RW) adalah :

2017

200

1250

1450

2018

200

1250

1450

2023

200

1250

1450

pemerintahan dan pelayanan umum tersebut


adalah

berdasarkan

pertimbangan

sebagai

Pos Hansip, Balai Pertemuan

: 200 m2

Taman Lingkungan

: 1250 m2

Jumlah lahan yang dibutuhkan

: 1450 m2

Sumber : Hasil Perhitungan TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

Secara jelasnya Kebutuhan fasilitas Pelayanan


Umum Di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya dapat
dilihat pada Tabel IV.7.

4.4.2. Kebutuhan Kelengkapan Prasarana


A. Prasarana Air Bersih
Kondisi sistem penyediaan air bersih di Kawasan
Prioritas Desa Sirnajaya pada saat ini, jika dilihat
berdasarkan jumlah kapasitas produksi, tingkat
pelayanan serta tingkat pertambahan penduduk,
dirasakan
pelayanan

sangat

perlu

air

bersih.

pertimbangan

yang

adanya
Adapun

perlu

peningkatan
beberapa

sebagai

bahan

pertimbangan dalam upaya peningkatan sistem


pelayanan air bersih adalah :

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Dapat dipastikan bahwa hampir semua kegiatan

Sesuai dengan standar kebutuhan air minum yang

perkotaan khususnya baik kegiatan penduduk

berlaku

sehari-hari,

maupun

Prasarana Wilayah (KIMPRASWIL) dengan SK maka

kegiatan perkantoran sarana air bersih sangat

untuk kebutuhan air bersih adalah sebagai berikut:

kegiatan

memegang

perdagangan,

peranan

penting,

maka

dapat

disimpulkan bahwa Desa Sirnajaya yang berfungsi


sebagai

pusat

perdagangan

dan

pusat

permukiman sangat membutuhkan jumlah air


yang cukup besar, diharapkan dalam jangka
menengah

(10

tahun)

Desa

Sirnajaya

akan

berkembang pesat, sehingga dari keadaaan ini


akan memerlukan peningkatan pelayanan air
bersih.
Peningkatan fasilitas air bersih sangat diperlukan
terutama peningkatan dari segi kapasitas produksi
dan

perluasan

daerah

pelayanan.

Sistem

penyediaan air bersih yang ada sekarang sudah


tidak mencukupi lagi untuk masa yang akan
datang.
Dengan adanya sistem penyediaan air bersih
yang memadai baik dari segi kuantitas, kontinuitas
maupun dari segi kualitas akan memberikan
peningkatan tarap hidup dan derajat kesehatan
masyarakat.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

dari

Departemen

Permukiman

dan

Konsumsi Air Bersih

: 130 liter/detik

Cakupan Pelayanan

: 65 80 %

Sambungan Rumah

: 80 %

Jumlah Sambungan Rumah

: 6 Jiwa

Hidran Umum

: 20 %

Jumlah Hidran Umum (HU)

: 100 Jiwa/HU

Berdasarkan analisis, kebutuhan air bersih di


Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya pada tahun 2014
mencapai 3,8 liter/detik, sedangkan untuk tahun
2016 kebutuhan air mencapai 4,2 liter/detik dan
pada akhir perencanaan tahun 2018 kebutuhan
air meningkat menjadi 4,6 liter/detik dengan jika
dilihat dari kapasitas air yang berasal dari sumber
mata air yang ada 30 liter/detik, maka masih
cukup memadai di Kawasan Sirnajaya. Untuk lebih
jelasnya dapat di lihat pada Tabel IV.8.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Tabel IV.8
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2014- 2018
NO
1
2

5
6

7
8
9

10
11
12
13

URAIAN
Jumlah Penduduk
Tingkat Pelayanan
a. Sambungan Rumah (SR)
b. Kran Umum (KU)
Penduduk yang dilayani
a. Sambungan Rumah (SR)
b. Kran Umum (KU)
Kebutuhan Air Domestik
a. Sambungan Rumah (SR)
b. Kran Umum (KU)
c. Rata-rata
Total Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan Air Non Domestik
a. Komersial
b. Pelayanan Umum
c. Industri
Total Kebutuhan Air Non Domestik
Total Kebutuhan Air
Kehilangan Air
- Tingkat kebocoran
- Debit Kebocoran
Kebutuhan rata-rata
Kebutuhan maksimum
Kebutuhan puncak
Jumlah Sambungan
- Sambungan Rumah
- Kran Umum

Sumber : Hasil Perhitungan TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

SAT

2014

2015

2016

2017

2018

2023

ss
%
%
%
Jiwa
Jiwa
Jiwa

2.808
65
39
26
1.825
1.095
730

2.839
65
39
26
1.845
1.107
738

2.870
70
42
28
2.009
1.205
804

2.901
75
45
30
2.176
1.305
870

2.932
75
45
30
2.199
1.319
880

3.089
80
48
32
2.471
1.483
988

lt/Or/Hari

Lt/detik

130
20
75
2,7

130
20
75
2,8

130
20
75
3,0

130
20
75
3,3

130
20
75
3,3

130
20
75
3,7

Lt/detik
Lt/detik
Lt/detik
Lt/detik
Lt/detik

0,27
0,41
0,41
1,1
3,8

0,28
0,42
0,42
1,1
3,9

0,30
0,45
0,45
1,2
4,2

0,33
0,49
0,49
1,3
4,6

0,33
0,50
0,50
1,3
4,6

0,37
0,56
0,56
1,5
5,2

%
Lt/detik
Lt/detik
Lt/detik
Lt/detik

0,4
0,01
3,8
4,61
5,77

0,4
0,02
3,9
4,66
5,83

0,4
0,02
4,2
5,08
6,35

0,5
0,02
4,6
5,50
6,87

0,5
0,02
4,6
5,56
6,95

0,5
0,03
5,2
6,25
7,81

unit
Unit

183
7

185
7

201
8

218
9

220
9

247
10

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

B. Prasarana Limbah

C. Prasarana Persampahan

Sektor penanganan air kotor merupakan salah


satu kebutuhan yang sangat essensial untuk
menunjang kesehatan masyarakat. Kebutuhan
akan

prasarana

sanitasi

tersebut

terus

berkembang dari waktu ke waktu, terutama untuk


daerah perkotaan. Selain itu proyeksi air limbah
domestik

perlu

juga

mengantisipasi
permukiman,
jumlah

dilakukan

perkembangan
terutama

penduduk.

akibat

Proyeksi

untuk
kawasan

pertambahan

pertambahan

air

limbah domestik mengikuti laju pertambahan


pemakaian air bersih domestik. Jumlah air limbah
yang dihasilkan pada suatu kawasan kurang lebih
mencapai
sedangkan
diproduksi

60%

dari

lumpur
0,17

penggunaan

tinja

air

berdasarkan

m3/orang/tahun.

bersih,
standar

Untuk

jelasnya dapat dilihat pada Tabel IV.9.

lebih

Sanitasi

memegang

peranan

penting

dalam

pembentukan kondisi lingkungan yang sehat,


sehingga rendahnya sanitasi akan menyebabkan
turunnya derajat kesehatan masyarakat. Masalah
sanitasi pada awalnya hanya terbatas pada air
minum dan tinja. Namun dengan meningkatnya
kondisi sosial ekonomi masyarakat, maka peranan
sanitasi semakin berkembang dan mencakup
bidang persampahan.
Dalam penanganan sampah untuk masa yang
akan datang harus diperhatikan berbagai kriteria
agar

masyarakat

disembarang

tidak

tempat

membuang

karena

dapat

sampah
merusak

lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut,


maka tempat pembuangan sampah meliputi :
Tidak dekat pemukiman penduduk
Tidak mengganggu lingkungan dan kehidupan
manusia
Tidak menimbulkan perkembangan berbagai
penyakit
Jauh dari sumber air penduduk

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Tabel IV.9
Proyeksi Timbulan Air Limbah
Di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2014- 2018
TAHUN
NO

URAIAN

SATUAN

2014

2015

2016

2017

2018

Jiwa

2.808

2.839

2.870

2.901

2.932

50,00

55,00

60,00

65,00

70,00

Jumlah Penduduk

Penduduk Yang menggunakan Septik Tank

Volume Lumpur Tinja

m3/hari

0,17

0,17

0,17

0,17

0,17

Kapasitas Pelayanan

m3/hari

0,08

0,08

0,08

0,09

0,09

Kebutuhan Truk Tinja (2 m3)

Unit

Sumber : Hasil Perhitungan TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut di atas, maka


proyeksi produksi sampah yang dihasilkan sampai
akhir tahun perencanaan (2018), diperkirakan
sebesar 33.237,15 kg/jiwa/hari yang terdiri dari
sampah

rumah

perkantoran
umum

tangga

7.623,20

kg/jiwa/hari,

5.488,70kg/jiwa/hari,

pelayanan

6.403,49

kg/jiwa/hari,

perdagangan

1. Pola pengangkutan door to door oleh truck /


dump truck
2. Pola pengangkutan door to door dengan
menggunakan gerobak
3. Pola pengangkutan dari TPS ke TPS

D. Prasarana Drainase

6.403,49

Sistem jaringan drainase di Kawasan Prioritas Desa

kg/jiwa/hari,dengan reduksi volume mencapai

Sirnajaya sebagian besar menggunakan saluran

6.403,49 kg/jiwa/hari. dari produksi sampah total

terbuka. Kebutuhan akan saluran drainase sangat

keseluruhan di Desa Sirnajaya. Maka lebih jelasnya

erat

perkiraan

Kebutuhan

karena air genangan yang disalurkan/dialirkan ke

Sarana Persampahan Kawasan Prioritas Desa

saluran-saluran drainase yang pada akhirnya akan

Sirnajaya dapat dilihat pada Tabel IV.10. dan

membawa air menuju ke sungai-sungai yang ada.

Tabel IV.11.

Saluran drainase sekunder maupun tertier selain

7.318,27

kg/jiwa/hari

Kebutuhan

produksi

dan

sampah

sarana

industri

dan

pengangkutan

dan

kaitannya

dengan

pengendalian

banjir

berfungsi sebagai saluran air sehari-hari baik dari

penampungan sampah disesuaikan dengan pola

perumahan,

pengangkutan yang akan dilakukan dan jenis

selain itu fungsi tetap saluran sekunder untuk

sarana yang akan digunakan.

Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya adalah berfungsi

Pola

pelayanan

perdagangan,

juga sebagai wadah penampung air diwaktu

dilaksanakan pada tahun 2018 terdiri dari 3 pola

musim banjir yang kemudian dialirkan ke saluran

pengangkutan :

primer (sungai).

Direktorat Jenderal Cipta Karya

yang

dan

akan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

pengangkutan

perkantoran,

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Tabel IV.10
Perkiraan Timbulan Sampah
Kawasan Prioritas Di Desa Sirnajaya Tahun 2014- 2018
STANDAR
No.

JENIS PELAYANAN

Produksi Sampah Kg/jiwa/hari pada Tahun

lt/or/hr

2014

2015

2016

2017

2018

2023

RUMAH TANGGA

2,6

7.300,80

7.381,40

7.462,00

7.542,60

7.623,20

8.031,40

PEMERINTAHAN

0,72

5.256,58

5.314,61

5.372,64

5.430,67

5.488,70

5.782,61

PELAYANAN UMUM

0,84

6.132,67

6.200,38

6.268,08

6.335,78

6.403,49

6.746,38

PERDAGANGAN

0,96

7.008,77

7.086,14

7.163,52

7.240,90

7.318,27

7.710,14

INDUSTRI

0,84

6.132,67

6.200,38

6.268,08

6.335,78

6.403,49

6.746,38

31.831,49

32.182,90

32.534,32

32.885,74

6.403,49

35.016,90

54,26

65,00

70,00

75,00

80,00

85,00

17.271,77

20.918,89

22.774,02

24.664,30

26.589,72

29.764,37

JUMLAH
TINGKAT PELAYANAN
HASIL AKHIR

Sumber : Hasil Perhitungan TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Tabel IV.11
Proyeksi Kebutuhan Peralatan Sampah
Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2014- 2018
No.

URAIAN

SATUAN

1
2

TOTAL TIMBULAN
VOLUME SAMPAH YANG
TERANGKUT
PELAYANAN SAMPAH
A. Door to door dg dump truk
B. Door to door dg gerobak
C. TPS
D. Container
Sampah yang terangkut
A. Dump truk
B. Gerobak
C. TPS
D. Container
Kebutuhan Peralatan
A. Dump truk (8 m3)
B. Gerobak (1 m3)
C. TPS
(2 m3)
D. Container (6 m3)

TAHUN
2014

2015

2016

2017

2018

2023

m3/hari

31,89

32,24

32,59

32,95

33,30

35,08

m3/hari

17,30

20,96

22,82

24,71

26,64

29,82

%
%
%
%

42
19
18
21

42
19
18
21

42
19
18
21

42
19
18
21

42
19
18
21

42
19
18
21

m3/hari
m3/hari
m3/hari
m3/hari

7,27
3,29
3,11
3,63

8,80
3,98
3,77
4,40

9,58
4,34
4,11
4,79

10,38
4,69
4,45
5,19

11,19
5,06
4,80
5,59

12,52
5,67
5,37
6,26

unit
unit
unit
unit

1
3
2
1

1
4
2
1

1
4
2
1

1
5
2
1

1
5
2
1

2
6
3
1

Sumber : Hasil Perhitungan TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Mengingat sistem pembuangan limbah yang

diperhatikan

manusia yang masih menggunakan sistem secara

tersebut

langsung

tanpa

kelengkapan bangunan maupun jaringannya.

dimana

hampir

pemrosesan

terlebih

dahulu,

sebagian

besar

sistem

Sistem

pemisahan

baik

cara

dimanfaatkan

dialirkan

pembuangan buatan.

ke

saluran-saluran

drainase,

maka

saluran-saluran drainase juga berperan sebagai


wadah pembuangan limbah manusia juga limbah
rumah

tangga.

Sistem

penyediaan

saluran

drainase sekunder maupun tersier hingga saat ini


ditentukan berdasarkan sistem jaringan jalan yang
ada di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya
Pada saat ini sistem pembuangan air kotor dan air
hujan di Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya masih
banyak yang disatukan, selain itu juga banyak
saluran

pembuangan

terbuka,

sehingga

menimbulkan bau tidak sedap.

pembuangan

maupun

pembuangan

pembuangan limbah faecal ini secara langsung

sistem

alami

dengan

sistemnya,

masih

tambahan

dapat
system

E. Prasarana Listrik
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan
dalam

menunjang

kesejahteraan

hidup

masyarakat. Pemakaian energi listrik akan semakin


terasa pentingnya dari waktu ke waktu, seiring
dengan perkembangan teknologi yang umumnya
menggunakan

energi

listrik

sebagai

sumber

tenaga. Oleh karena itu, pemakaian energi listrik


tidak semata-mata sebagai sumber penerangan
di malam hari, tetapi juga menunjang kegiatan
sehari-hari. Kebutuhan listrik di Desa Sirnajaya

Seharusnya pembuangan air kotor dan air hujan

pada saat ini dilayani oleh PT. PLN (Persero) UB-

dipisahkan dimana :

SB2JL Unit Cabang Garut.

Air kotor merupakan saluran tertutup

Pengembangan penyediaan listrik untuk masa

Air hujan berupa saluran terbuka

yang akan datang di Kawasan Prioritas Desa

Untuk masa mendatang saluran Drainase di

Sirnajaya

Kawasan

kebutuhan listrik di wilayah-wilayah pedesaan

Prioritas

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Desa

Sirnajaya

perlu

akan

diprioritaskan

untuk

melayani

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

yang sampai saat ini belum mendapatkan aliran

kebutuhan cadangan listrik mencapai

listrik.

(Dapat dilihat pada Tabel IV.12.

Perkiraan kebutuhan listrik untuk masa yang akan


di

Kawasan

Prioritas

Desa

Sirnajaya

akan

KVA.

F. Prasarana Permukiman
Permukiman merupakan salah satu kebutuhan

menggunakan standar yang dikeluarkan dari

dasar

Kimpraswil (SK Menteri Permukiman dan Prasarana

tempat untuk memulai dan mengakhiri suatu

No

kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Pola sebaran

534/KPTS/M/2001),

yaitu

dengan

asumsi

sebagai berikut :
Kebutuhan

listrik

penduduk

sekaligus

berfungsi

sebagai

perumahan yang terdapat di Kawasan Prioritas


rumah

tangga

adalah

150

Desa Sirnajaya cenderung berpola linier dan

VA/jiwa

konsentrik. Perumahan yang berpola linier yaitu

Kebutuhan listrik non rumah tangga adalah 41,5 %

yang berkembang di sepanjang jalan uatama

yang terbagi untuk :

desa

sedangkan

perumahan

yang

berpola

a. Penerangan jalan

: 1,5 %

konsentrik yaitu yang perkembangannya di pusat-

b. Komersial

: 15 %

pusat

c. Pemerintahan dan pelayanan umum

: 15 %

teridentifikasi di bagian Barat dan Selatan wilayah

d. Cadangan

: 10 %

perencanaan,, perumahan-perumahan tersebut

Dari hasil perhitungan perkiraan daya listrik, maka


pada tahun 2018 dibutuhkan daya listrik sebesar
1.079 KVA yang terdistribusi untuk rumah tangga
sebesar 490 KVA, penerangan jalan

73 KVA,

di

lingkungan.

dominasi

oleh

Konsentrasi

perumahan

permukiman

non

struktur,

perkembangan yang terjadi mengarah pada


akses-akses jalan utama.
Perkembangan

perumahan

di

wilayah

kebutuhan komersial 49 KVA, pemerintahan dan

perencanaan diarahkan untuk perkembangan

pelayanan

umum

kebutuhan

cadangan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

73.635
listrik

KVA

dan

untuk

perumahan

individu.

Prediksi

kebutuhan

49

KVA,

untuk

perumahan menggunakan beberapa asumsi yaitu

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Tabel IV.12
Proyeksi Kebutuhan Listrik
Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2014- 2018

No.
1

JENIS PELAYANAN

STANDAR
(VA)

Kebutuhan Listrik (VA) Pada Tahun


2014

2015

2016

2017

2018

2023

RUMAH
- Besar
- Sedang
- Kecil

1300
900
450

91.000
189.900
189.450
470.350

92.300
191.700
191.700
475.700

93.600
193.500
193.950
481.050

94.900
196.200
195.750
486.850

94.900
198.000
198.000
490.900

100.100
208.800
208.350
517.250

PELAYANAN UMUM

0,15

70.553

71.355

PERDAGANGAN

0,1

47.035

47.570

PENERANGAN

0,015

7.055

7.136

CADANGAN

0,1

47.035

47.570

72.158
48.105
7.216
48.105

73.028
48.685
7.303
48.685

73.635
49.090
7.364
49.090

77.588
51.725
7.759
51.725

1.112.378

1.125.031

1.137.683

1.151.400

1.160.979

1.223.296

12%

133485,33

135003,66

136521,99

138168,03

139317,42

146795,55

978.892

990.027

1.001.161

1.013.232

1.021.661

1.076.501

JUMLAH
LOSSES FACTOR
JUMLAH

Sumber : Hasil Perhitungan TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

1)

1 KK

: 4 Orang

Peraturan-peraturan

2)

Konsep penyediaan perumahan

: 1:3:6

perkembangan

3)

Luas Kavling Rendah

: 300 m2

antara lain Garis Sempadan Bangunan (GSB),

4)

Luas Kavling Sedang

: 600 m2

Garis Sempadan Jalan (GSJ), KDB, dan KLB.

6)

Luas Kavling Besar

: 900 m2

Pengembangan perumahan diarahkan tidak

1)

2)

perumahan

pengembang
perorangan

yang

dilakukan

diarahkan

untuk

nonoleh
lebih

mengoptimalkan lahan-lahan kosong dengan


intensitas yang lebih tinggi dengan tata letak
yang lebih teratur. Hal penting untuk dijaga
adalah

mengarahkan

pengembangan

perumahan tersebut agar tidak membentuk


perumahan dengan kepadatan tinggi dan

mengikuti

peraturan

yang

disertai

dengan pengawasan di lapangan, dengan


tujuan untuk mengurangi ketidakteraturan
perkembangan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

perumahan

non

non

struktur

Penataan Perumahan Kumuh

pada wilayah dengan bentuk bangunan


tidak berstruktur, tidak tersedia fasilitas umum
dan bentuk fisik tidak layak akibat mendekati
fragmen yang menjadi objek kegiatan usaha.
Kebutuhan perumahan di Kawasan Prioritas
Desa

Sirnajaya

sebanyak

struktur.

702

pada
unit

tahun

2014

dengan

yaitu

kebutuhan

ruangnya sebesar 351.900 m2, untuk tahun


2016 kebutuhan rumah sebanyak 718 unit
(323.100

menimbulkan kekumuhan.
Harus

perumahan

Penataan perumahan kumuh diutamakan

Pengembangan Perumahan Perorangan


Pengembangan

mengikuti

berkembang secara sporadic.

Rencana pengembangan perumahan di wilayah


perencanaan, adalah:

yang

m2)

sedangkan

untuk

akhir

perencanaan 2018 kebutuhan rumah sebesar


733 unit dengan jumlah kebutuhan ruangnya
329.700 m2. Untuk lebih jelasnya mengenai
kebutuhan

perumahan

di

wilayah

perencanaan dapat dilihat pada Tabel IV.13

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Tabel IV.13
Proyeksi Kebutuhan Rumah dan Ruang
Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya
Tahun 2014- 2018
JENIS KAPLING
TAHUN
PROYEKSI

JUMLAH

JUMLAH

BESAR

RUANG

SEDANG

RUANG

KECIL

RUANG

RUANG

RUMAH

(unit)

900 (m2)

(unit)

600 (m2)

(unit)

300 (m2)

(m2)

(unit)

2014

70

63.000

211

126.600

421

126.300

315.900

702

2015

71

63.900

213

127.800

426

127.800

319.500

710

2016

72

64.800

215

129.000

431

129.300

323.100

718

2017

73

65.700

218

130.800

435

130.500

327.000

726

2018

73

65.700

220

132.000

440

132.000

329.700

733

2023

77

69.300

232

139.200

463

138.900

347.400

772

Sumber : Hasil Perhitungan TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

4.5.

Analisis Perekonomian Desa

4.6.

Analisis perekonomian wilayah

penting dilakukan guna

Analisis Tata Bangunan dan Lingkungan


4.8.1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

mencari sektor-sektor apa yang dapat dikembangkan di

Analisis mengenai Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Wilayah

dalam

merupakan

analisis

mengenai

keadaan

lahan

untuk

terbangun

untuk

bangunan

tertentu,

serta

Kawasan

mengemban

Prioritas

peran

yang

Desa

Sirnajaya

diberikan

dan

mempercepat laju pembangunan.

penyediaan

Untuk sektor pertanian, mempunyai potensi yang cukup

penyeimbang dari kawasan terbangun.

besar untuk dikembangkan dimana terutama pada sektor

Kawasan permukiman Kawasan Prioritas pada saat

pertanian lahan basah mempunyai lahan yang cukup besar

ini pada umumnya mempunyai KDB berkisar antara

untuk pengembangan sektor pertanian. Sektor pertanian

80% 90% dan ada yang mempunyai KDB 100%,

mempunyai

sehingga jarak antar bangunan juga hampir tidak

produktivitas

cukup

dominan

untuk

dikembangkan.
Pada sektor perdagangan, Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya
cukup beirpotensi untuk dikembangkan karena berada di
jalur wisata Kabupaten Garut. Kawasan bagian Selatan

ruang

terbuka

hijau

sebagai

ada. Hal ini mempengaruhi pada kondisi lingkungan


permukiman,

karena

kurangnya

kawasan

untuk

resapan air.

4.8.2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

Desa beada di jalur wisata kabupaten Garut. Hal ini

Dilihat dari kondisi bangunan perumahan di Kawasan

merupakan potensi yang perlu dikembangkan kawasan

Prioritas pada saat ini didominasi oleh bangunan 1

perdagangan yang dapat mendukung terhadap kawasan

lantai dengan ketinggian bangunan sekitar 3 meter,

wisata di Kabupaten Garut dengan membangun Kawasan

berarti

perdagangan di sepanjang jalur Wisata.

umumnya

pada

umumnya

adalah

kecenderungan
bangunan

0,90.

kondisi

tinggi,

KLB

bangunan

Apabila

eksisting

sehingga

ini

pada

mengikuti
maka

KLB

mengakibatkan

kepadatan bangunan tinggi, yang mengurangi untuk

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

kawasan resapan air. Oleh karena itu, kondisi ini perlu

kebutuhan masyarakat Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya,

dipertimbangkan untuk pengembangan Kawasan

yaitu :

Prioritas di masa yang akan datang, sehingga dapat

Penyediaan air bersih yaang bertujuan untuk memenuhi

mewujudkan kelestarian lingkungan kawasan.

kebutuhan masyarakat akan air bersih

4.8.3. Koefisien Dasar Hijau (KDH)

4.7.

Pengelolaan sampah, yaitu dibutuhkan tempat untuk

Kondisi KDH pada kawasan permukiman di Kawasan

pengolahan

Prioritas saat ini dinilai sangat kurang, karena sudah

organik dan tempat pembuangan sampah sementara

tidak ada lahan pada setiap bangunan yang

untuk sampah an organik.

kompos

untuk

sampah

Jaringan drainase

taman. Hal ini akan mempengaruhi pada sistem

MCK umum untuk masyarakat

sirkulasi udara pada kawasan permukiman. Hal ini

Memperbaiki kualitas jalan desa

perlu dipertimbangkan dalam penataan kawasan

Dari hasil analisis kebutuhan masyarakat ini menjadi dasar

permukiman Kawasan Prioritas di masa yang datang.

dalam melakukan program pembangunan desa di masa


yang akan datang.

Analisis kebutuhan masyarakat didasarkan dari aspirasi


masyarakat desa yang dijaring pada saat kegiatan FGD
yang dilakukan dengan stakeholders yang ada di desa.
aspirasi

masyarakat

yang

dijaring,

dilakukan

pembobotan untuk menentukan kebutuhan utama dari


masayrakat. Berdasarkan pembobotan dari semua aspirasi
yang

untuk

diperuntukan untuk kawasan hijau yang berupa

Analisis Kebutuhan Masyarakat

Setiap

sampah

dikemukakan

oleh

masyarakat

dan

mempertimbangkan tingkat kepentingan untuk memenuhi


kebutuhan dasar masyarakat, maka dapat disimpulkan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

4.8.

Analisis Kawasan Kampung Tumaritis


4.8.1. Analisis Kependudukan
A. Proyeksi Penduduk
Berdasarkan hasil perhitungan dan data-data
yang ada dapat diprediksi jumlah penduduk
Kawasan Kampung Tumaritis pada tahun 2013
mencapai 323 jiwa dan pada akhir perencanaan
tahun 2018 mencapai jumlah 349 jiwa. Untuk lebih

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

jelasnya mengenai jumlah penduduk proyeksi


dapat dilihat pada Tabe.IV.14

A. Prasarana Jalan Lingkungan.

B. Distribusi Penduduk

Kondisi jalan Lingkungan di Kawasan Tumaritis saat

Berdasarkan data penduduk tahun 2013 dengan

ini relatif kondisi jelek, terkecuali untuk jalan

luas wilayah 14,486 Ha, maka tingkat kepadatan

lingkungan utama yang sudah relatip baik, kondisi

penduduk Kawasan Prioritas

perkerasan berupa beton dan masih ada yang

Desa Sirnajaya

adalah 22 jiwa/Ha..

berupa jalan tanah.


Untuk masa datang jaringan jalan di Kawasan

Tabel IV.14
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Kampung Tumaritis Desa Sirnajaya Tahun 2014-2018

Prioritas Desa Sirnajaya perlu ditingkatkan sesuai


intensitas

JUMLAH PENDUDUK
NO

RW

RT

05

2
3

2015
(Jiwa)

2016
(Jiwa)

2017
(Jiwa)

2018
(Jiwa)

01

41

42

42

43

43

05

03

93

94

95

96

97

05

04

267

270

273

276

279

334

338

342

345

349

Sumber : Hasil Analisis TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

pergerakan

yang

terjadi,

hal

ini

dikarenakan jaringan jalan di Kampung Tumaritis

2014
(Jiwa)

Jumlah

4.8.2. Analisis Kebutuhan Prasarana

merupakan jaringan jalan yang menjadi sarana


pergerakan antar dan intra kampung.

B. Prasarana Air Bersih


Ketersediaan air bersih yang terdapat di Kawasan
Prioritas mencakup mata air yang dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air
bersih, namun sumber mata air di Kawasan
Prioritas hanya terdapat di RW 06, dalam hal ini
akan sulit untuk memenuhi kebutuhan air bersih
dikarenakan di Kampung Tumaritis tidak memiliki
sumber mata air yang dapat memenuhi.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Untuk

itu

perlu

dipertimbangkan

dalam

hal

Tabel. IV.15
Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Kampung Tumaritis Desa Sirnajaya Tahun 2014-2018

pemenuhan kebutuhan air bersih sehingga dapat


mensuplai air bersih ke seluruh Kampung Tumaritis.
Salah

satunya

adalah

penyediaan

reservoir

sebagai bak penampung dari sumber mata air


kemudian dapat didistribusikan ke seluruh wilayah
Kampung Tumaritis.
Perkiraan

kebutuhan

air

bersih

di

Kampung

Tumaritis dihitung berdasarkan asumsi standar


kebutuhan
Berdasarkan

air

adalah

asumsi

130

tersebut

liter/orang/hari.
maka

dapat

diperoleh bahwa perkiraan kebutuhan air bersih di


RW 13 pada tahun akhir sebanyak 0,5 liter/detik.

NO

URAIAN

TAHUN

SAT

1 Jumlah Penduduk
ss
2 Tingkat Pelayanan
%
a. Sambungan Rumah (SR) %
b. Kran Umum (KU)
%
3 Penduduk yang dilayani
Jiwa
a. Sambungan Rumah (SR) Jiwa
b. Kran Umum (KU)
Jiwa
4 Kebutuhan Air Domestik
a. Sambungan Rumah (SR) lt/Or/Hari
b. Kran Umum (KU)
c. Rata-rata
5 Total Kebutuhan Air DomestikLt/detik
6 Kebutuhan Air Non Domestik
a. Komersial
Lt/detik
b. Pelayanan Umum
Lt/detik
c. Industri
Lt/detik
7 Total Kebutuhan Air Non Domestik
Lt/detik
8 Total Kebutuhan Air
Lt/detik
9 Kehilangan Air
- Tingkat kebocoran
%
- Debit Kebocoran
Lt/detik
10 Kebutuhan rata-rata
Lt/detik
11 Kebutuhan maksimum
Lt/detik
12 Kebutuhan puncak
Lt/detik
13 Jumlah Sambungan
- Sambungan Rumah
unit
- Kran Umum
Unit

2014
334
65
39
26
217
130
87

2015
338
65
39
26
220
132
88

2016
342
70
42
28
239
144
96

2017
345
75
45
30
259
155
104

2018
349
75
45
30
262
157
105

130
20
75
0,3

130
20
75
0,3

130
20
75
0,4

130
20
75
0,4

130
20
75
0,4

0,03
0,05
0,05
0,1
0,5

0,03
0,05
0,05
0,1
0,5

0,04
0,05
0,05
0,1
0,5

0,04
0,06
0,06
0,2
0,5

0,04
0,06
0,06
0,2
0,6

0,0
0,00
0,5
0,55
0,69

0,0
0,00
0,5
0,56
0,69

0,1
0,00
0,5
0,61
0,76

0,1
0,00
0,5
0,65
0,82

0,1
0,00
0,6
0,66
0,83

22
1

22
1

24
1

26
1

26
1

Sumber : Hasil Analisis TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

C. Prasarana Drainase
Sistem

daerah perkotaan. Selain itu proyeksi air limbah

drainase

direncanakan

domestik

untuk

prefentif

untuk

permukiman,

mencegah

jumlah

terjadinya banjir atau mengurangi dampak yang

dengan

tertutup

oleh

sampah

baik

maupun

sampah

baik

karena

sampah

organik

an-organik.

sehingga

tertampung

dan

air

limpasan

tidak

air

hujan

mengakibatkan

60%

sedangkan

akibat

Proyeksi

dari

lumpur

tinja

menjadi

pertimbangan

dalam

pengembangan di masa yang akan datang.

D. Prasarana Air Limbah


Sektor penanganan air kotor merupakan salah
satu kebutuhan yang sangat essensial untuk
menunjang kesehatan masyarakat. Kebutuhan
akan

prasarana

sanitasi

tersebut

terus

berkembang dari waktu ke waktu, terutama untuk

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

pertambahan

air

berdasarkan

air

bersih,
standar

Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel IV.16.


Tabel IV.16
Proyeksi Timbulan Air Limbah
Kampung Tumaritis Desa Sirnajaya Tahun 2014-2018

mengairi jalan yang mengakibatkan banjir. Hal ini


perlu

pertambahan

penggunaan

diproduksi 0,02 m3/Hari.

Sedangkan
hujan

penduduk.

mencapai

Kampung Tumaritis tidak mempunyai jaringan


drainase,

terutama

kawasan

yang dihasilkan pada suatu kawasan kurang lebih

dikarenakan banyak drainase yang tidak berfungi


terawat

perkembangan

untuk

pemakaian air bersih domestik. Jumlah air limbah

di Kawasan Prioritas masih belum layak hal ini


tidak

dilakukan

limbah domestik mengikuti laju pertambahan

ditimbulkan oleh banjir. Kondisi drainase yang ada

bahkan

juga

mengantisipasi

mengantisipasi kondisi banjir dan juga diupayakan


langkah-langkah

perlu

TAHUN
NO

URAIAN

SATUAN

2014

2015

2016

2017

2018

Jiwa

334

338

342

345

349

50,00

55,00

60,00

65,00

70,00

Jumlah Penduduk

Penduduk Yang
menggunakan Septik
Tank

Volume Lumpur Tinja

m3/hari

0,02

0,02

0,02

0,02

0,02

Kapasitas Pelayanan

m3/hari

0,01

0,01

0,01

0,01

0,01

Kebutuhan Truk Tinja


(2 m3)

Unit

Sumber : Hasil Analisis TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

E. Prasarana Persampahan

Tabel IV.18
Proyeksi Kebutuhan Prasarana Persampahan
Kampung Tumaritis Desa Sirnajaya Tahun 2014-2018

Sistem pembuangan di Kampung Tumaritis pada


umumnya
dengan

masih
cara

dilakukan

menimbun,

secara

individu

membakar

atau

membuangnya ke sungai, dalam hal ini masih


kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya

No.

sebanyak 3.165 Kg/hari. Untuk lebih jelasnya

No.

JENIS
PELAYANAN

STANDAR

lt/or/hr

2014

2015

2016

2017

2018

RUMAH
TANGGA

2,6

868,40

878,20

889,20

897,00

907,40

PEMERINTAHAN

0,72

625,25

632,74

640,22

645,84

653,33

PELAYANAN
UMUM

0,84

729,46

738,19

746,93

753,48

762,22

PERDAGANGAN

0,96

833,66

843,65

853,63

861,12

871,10

INDUSTRI

0,84

729,46

738,19

746,93

753,48

762,22

3.786,22

3.831,57

3.876,91

3.910,92

3.956,26

54,26

65,00

70,00

75,00

80,00

2.054,41

2.490,52

2.713,84

2.933,19

3.165,01

JUMLAH
TINGKAT PELAYANAN
HASIL AKHIR

Sumber : Hasil Analisis TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

2018

m3/hari

3,79

3,84

3,88

3,92

3,96

m3/hari

2,06

2,50

2,72

2,94

3,17

A. Door to door dg dump truk

42

42

42

42

42

B. Door to door dg gerobak

19

19

19

19

19

C. TPS

18

18

18

18

18

D. Container

21

21

21

21

21

A. Dump truk

m3/hari

0,86

1,05

1,14

1,23

1,33

B. Gerobak

m3/hari

0,39

0,47

0,52

0,56

0,60

C. TPS

m3/hari

0,37

0,45

0,49

0,53

0,57

D. Container

m3/hari

0,43

0,52

0,57

0,62

0,67

A. Dump truk (8 m3)

unit

B. Gerobak (1 m3)

unit

C. TPS (2 m3)

unit

unit

TERANGKUT

Produksi Sampah Kg/jiwa/hari pada Tahun

2017

VOLUME SAMPAH YANG

dapat dilihat pada tabel berikut ini.


Tabel IV.17
Proyeksi Timbulan Sampah
Kampung Tumaritis Desa Sirnajaya Tahun 2014-2018

2016

TOTAL TIMBULAN

pada tahun akhir perencanaan yaitu tahun 2018

TAHUN
2015

Perkiraan timbulan sampah di Kampung Tumaritis

SATUAN

2014

fungsi sungai.

URAIAN

PELAYANAN SAMPAH

Sampah yang terangkut

Kebutuhan Peralatan

D. Container (6

m3)

Sumber : Hasil Analisis TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

F. Prasarana Penerangan Jalan

Tabel IV.19
Proyeksi Kebutuhan Prasarana Listrik
Kampung Tumaritis Desa Sirnajaya Tahun 2014-2018

Dari hasil perhitungan perkiraan daya listrik, maka


pada tahun 2018 dibutuhkan daya listrik sebesar
1.079 KVA yang terdistribusi untuk rumah tangga
sebesar 490 KVA, penerangan jalan
umum

73.635

kebutuhan

cadangan

KVA

dan

untuk

49

KVA,

untuk

kebutuhan cadangan listrik mencapai

KVA.

listrik

JENIS
PELAYANAN

STANDAR
(VA)

2015

2016

2017

2018

1300

10.400

10.400

11.700

11.700

11.700

- Sedang

900

22.500

22.500

23.400

23.400

23.400

- Kecil

450

22.500

22.950

22.950

23.400

23.400

55.400

55.850

58.050

58.050

58.050

0,15

8.310

8.378

8.708

8.775

8.775

0,1

5.540

5.585

5.805

5.850

5.850

0,015

831

838

871

878

878

0,1

5.540

5.585

5.805

5.850

5.850

131,021

132,085

137,288

138,385

138,353

15722,5

15850,2

16474,6

16602,3

16602,3

115,298

116,235

120,814

121,750

121,750

RUMAH
- Besar

(Dapat dilihat pada Tabel IV.19.

Kebutuhan Listrik (VA) Pada Tahun


2014

73 KVA,

kebutuhan komersial 49 KVA, pemerintahan dan


pelayanan

No.

PELAYANAN
UMUM

PERDAGANGAN

PENERANGAN

CADANGAN

JUMLAH
LOSSES FACTOR
JUMLAH

12%

Sumber : Hasil Analisis TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

4.8.3.

Analisis Kebutuhan Fasilitas

B. Fasilitas Pedagangan
Pada tahun 2014 kebutuhan sarana perdagangan

A. Fasilitas Pemukiman

yang terdapat di Kampung Tumaritis berupa

Kebutuhan perumahan di Kampung Tumaritis

warung sebanyak 2 unit dengan kebutuhan ruang

pada tahun 2014 yaitu sebanyak 83 unit dengan

200 m2, Untuk lebih jelasnya proyeksi kebutuhan

kebutuhan ruangnya sebesar 37.200 m2, untuk


tahun 2016 kebutuhan rumah sebanyak 86 unit
(39.000 m2) sedangkan untuk akhir perencanaan
2018 kebutuhan rumah sebesar 52 unit dengan
jumlah kebutuhan ruangnya 39.300 m2. Untuk
lebih jelasnya mengenai kebutuhan perumahan di

fasilitas perdagangan lihat Tabel IV.21


Tabel IV.21
Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan
Kampung Tumaritis Desa Sirnajaya Tahun 2014-2018
TAHUN
PROYEKSI

Tabel IV.20
Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Pemukiman
Kampung Tumaritis Desa Sirnajaya Tahun 2014-2018
JENIS KAPLING
TAHUN
PROYEKSI

JUMLAH

JUMLAH

BESAR

RUANG

SEDANG

RUANG

KECIL

RUANG

RUANG

RUMAH

(unit)

900
(m2)

(unit)

600
(m2)

(unit)

300
(m2)

(m2)

(unit)

2014

7.200

25

15.000

50

15.000

37.200

83

2015

7.200

25

15.000

51

15.300

37.500

84

2016

8.100

26

15.600

51

15.300

39.000

86

2017

8.100

26

15.600

52

15.600

39.300

87

2018

8.100

26

15.600

52

15.600

39.300

87

Sumber : Hasil Analisis TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Kebutuhan Ruang

(unit)

(m2)

JUMLAH

Warung

Toko

Warung

Toko

Unit

Ruang
(m2)

2014

200

1.200

1.400

2015

200

1.200

1.400

2016

200

1.200

1.400

2017

200

1.200

1.400

2018

200

1.200

1.400

wilayah perencanaan dapat dilihat pada Tabel


IV.20.

Jenis Fasilitas

Sumber : Hasil Analisis TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

BAB
RENCANA TINDAK
PENATAAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan


(PNPM-MP) Desa Sirnajaya Kec. Tarogong Kaler-Kabupaten Garut

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Pada bagian ini membahas mengenai Rencana Tindak Penataan


Lingkungan Permukiman Kawasan Prioritas (RW.04 RW.05 dan
RW.06) Desa Sirnajaya yang mencakup, Rencana Pola Ruang,
Rencana Sistem Prasarana dan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan.

5.1.

Rencana Pola Ruang


Rencana pola ruang dalam RTPLP kawasan Kawasan
Prioritas dalam kegiatan PLPBK Desa Sirnajaya merupakan
rencana distribusi peruntukan ruang meliputi kawasan
lindung, zona yang memberikan perlindungan terhadap
zona

di

perumahan,

bawahnya,

zona

perlindungan

perdagangan,

pengembangan kegiatan ekonomi.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

dan

zona

setempat,
untuk

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Rencana pola ruang di Kawasan Prioritas ditetapkan

6.

dengan tujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang

Aspirasi kebutuhan masyarakat Kawasan Prioritas dari


hasil rembug warga

sesuai dengan peruntukannya sebagai kawasan lindung

Didasarkan pada pertimbangan di atas, arahan rencana

dan kawasan budidaya secara berkelanjutan dengan

pola pemanfaatan ruang Kawasan Prioritas, dikelompokkan

prinsip keberimbangan antara kesejahteraan masyarakat

menjadi 2 jenis pemanfaatan, yaitu:

serta kelestarian lingkungan. Rencana pola ruang ini

1. Kawasan yang berfungsi lindung, yang terdiri dari

diharapkan

dapat

menciptakan

pertumbuhan

dan

perkembangan antar kawasan agar lebih

berimbang

secara

kelestarian

proporsional,

tanpa

mengganggu

kawasan perlindungan setempat (sempadan sungai dan


Semapadan mata air), Ruang Terbuka Hijau.
2.

lingkungannya.
Pola

di

lahan

(pola

Kawasan

ruang)

yang

Prioritas

akan

Arahan pola pemanfaatan ruang berdasarkan RTRW


Analisis

daya

dukung

dari

kawasan

perdagangan,

kawasan

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan


5.2.1. Rencana Intensitas Bangunan
Rencana

pengembangan

kawasan,

terutama daya dukung lahan untuk berbagai kegiatan

3.

kawasan

terdiri

pertanian dan perikanan

5.2.

Kabupaten Garut dan RDTR Kota Garut.


2.

yang

dirumuskan

berdasarkan pertimbangan:
1.

Budidaya,

permukiman,

pemanfaatan

dikembangkan

Kawasan

Intensitas

Bangunan

Kawasan

Prioritas

ditetapkan sebagai berikut.


Kawasan dengan intensitas kegiatan tinggi seperti

budidaya (perkotaan/permukiman, dan pertanian) dan

kawasan

daya dukung sumberdaya air;

memiliki KDB maksimal antara 40 % sampai 60 % ;

Konsep

struktur

tata

ruang

kawasan

yang

akan

perdagangan/komersial

Kawasan yang diarahkan sebagai jalur hijau

diterapkan, yakni pengembangan pusat pelayanan

dan/atau

kegiatan;

ditetapkan memiliki KDB 20 % ;

4.

Penggunaan lahan eksisting;

5.

Permasalahan penggunaan lahan di kawasan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

ditetapkan

kawasan

dengan

kendala

fisik

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.1.
Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Prioritas
RENCANA TINDAK
PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER

PETA RENCANA POLA RUANG


KAWASAN PRIORITAS DESA SIRNAJAYA

Desa Mekarjaya
LEGENDA :
BatasKecamatan

Jalan Kabupaten

BatasDesa

Jalan Desa

BatasRukun Warga

Jalan Lingkungan

RW 07

Pusat Desa

Sungai

Pusat RW

Desa Mekarjaya

Zona Kawasan Lindung


Zona Pertanian dan Perkebunan
Zona Perikanan
Zona Campuran (Pemukiman dan Home Industri)
Zona Komersial Perdagangan

RW 11
RW 02

TPU

RW 03

Sumber :

K AWA S A N P R IO R ITA S
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Direktorat Jenderal Cipta Karya

SKALA1 : 10.000
2

100

200

4 Cm

300

400 M

Peta Citra Google


Peta PajakBumi dan Bangunan Desa Sirnajaya 1994
Peta PJMPronangkisDesa Sirnajaya 2011

DINASTATARUANG DANPERMUKIMAN
KABUPATENGARUT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.2.
Peta Rencana Penataan Pola Ruang Kawasan Prioritas

Desa Mekarjaya

RW 07
Desa Mekarjaya

RW 11

RW 02

RW 03

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Ketinggian bangunan yang diwujudkan dalam


jumlah

lantai

bangunan

ditetapkan

sebesar

perkalian Tg 45o x GSB.


peribadatan,

pemerintahan),

KDB

kawasan ini ditetapkan sedang, yaitu 40 % - 60 %


dan KLB ditetapkan maksimal 3 lantai.
Rencana

intensitas

kawasan

permukiman

sampai

dengan60%.

pemanfaatan
ditetapkan

ruang

untuk

sebesar

Pengaturan

40%

KDB/KLB

perumahan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu


perumahan

kepadatan

tinggi,

perumahan

kepadatan sedang, dan perumahan kepadatan


rendah.

Pengaturan

kepadatan

bangunan

ini

didasarkan pada pertimbangan nilai lahan, kondisi


fisik wilayah, dan fungsi kawasan.

Arahan garis sempadan yang diatur di Kawasan


Prioritas Desa Sirnajaya adalah sempadan bangunan
sempadan

sungai.

Sempadan

bangunan

adalah lebar ruang bebas bangunan yang dihitung


dari batas dinding bangunan terluar hingga batas
pinggir daerah milik jalan, dari jalan yang ada di
depan, di belakang dan di samping bangunan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

sempadan

bangunan

ini

adalah untuk pengaturan ruang terbuka antara jalan


untuk sirkulasi penghuni, ventilasi cahaya matahari
atau kemungkinan gangguan/bahaya kebakaran.
A. Garis Sempadan Bangunan
Arahan rencana garis sempadan bangunan di
Desa Sirnajaya sebaiknya menggunakan aturan
sebagai berikut :
Garis

Sempadan

muka

bangunan

dan

sempadan samping yang menghadap jalan


ditetapkan dari daerah milik jalan (Damija)
ditambah 1 (satu) meter.
Garis Sempadan samping bangunan berjarak
minimum 1 meter dari dinding bangunan.
Garis sempadan belakang bangunan berjarak

5.2.2. Rencana Tata Bangunan

dan

perencanaan

dengan bangunan, bangunan dengan bangunan,

Sesuai intensitas untuk fasilitas umum (pendidikan,


kesehatan,

Maksud

minimum 1.5 meter dari dinding bangunan


Sedangkan garis sempadan bangunan yang
dilewati oleh jaringan jalan lokal dan jalan
lingkungan dengan lebar jalan > 3,5 meter
dengan bahu jalan 2 x 1,00 m, kecepatan
paling rendah 20 km/jam

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Garis

sempadan

bangunan

untuk

jalan

lingkungan dengan lebar dengan lebar jalan 2


- 4 meter dengan bahu jalan 2 x 1,00 m,
kecepatan paling rendah 20 km/jam

diarahkan di Desa Sirnajaya adalah sebagai


berikut :
GSS

bertanggul

di

dalam

kurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar


sepanjang kaki tanggul untuk sungai kecil dan
5 (lima) meter untuk sungai besar .
Penetapan GSS bertanggul di luar kawasan
permukiman ditetapkan sekurang-kurangnya
3 (tiga) meter di sisi luar kaki tanggul untuk
sungai kecil dan 10 (sepuluh) meter untuk
sungai besar.
c)

Sekurang-kurangnya 50 meter di kanan kiri


sungai besar dan 25 meter di kanan kiri sungai
kecil yang tidak bertanggul di luar kawasan
perkotaan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Sungai yang mempunyai kedalaman tidak


sekurang-kurangnya

10

(sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai


pada waktu ditetapkan.
Sungai yang mempunyai kedalaman lebih

kawasan permukiman ditetapkan sekurang-

b)

kawasan perkotaan yaitu :

ditetapkan

Pengaturan Garis Sempadan Sungai (GSS) yang

Penetapan

Penetapan GSS Tidak Bertanggul di luar

lebih dari 3 (tiga) meter, garis sempadan

B. Sempadan Sungai

a)

d)

dari 3 (tiga) meter sampai 20 (dua puluh)


meter,

garis

sempadan

ditetapkan

sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter


dihitung dari tepi sungai pada waktu
ditetapkan.
Sungai

yang

mempunyai

kedalaman

maksimum lebih dari 20 (duapuluh) meter,


garis

sempadan

sungai

ditetapkan

sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) meter


dihitung dari tepi sungai pada waktu
ditetapkan.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

5.3.

Rencana Sistem Prasarana

1)

Pintu masuk kawasan

Rencana sistem prasarana merupakan bagian yang penting

Pintu masuk kawasan menghubungkan jalan

dibahas pada bagian ini, karena rencana sistem prasarana

kawasan dengan jalan akses di sekitarnya,

ini membahas mengenai sistem jaringan yang merupakan

diarahkan

struktur ruang dari kawasan. Yang akan dibahas pada

gerbang kawasan prioritas dan pintu gerbang

rencana

kawasan Tumaritis.

sistem

sirkulasi/sistem

prasarana

ini adalah rencana

sistem

rencana

dasar

pergerakan,

prasarana

2)

pembangunan

gapura

pintu

Sirkulasi Utama Kawasan

lingkungan permukiman.

Sirkulasi utama kawasan memakai konsep 2

5.3.1. Rencana Jaringan Pergerakan

(dua) pintu keluar-masuk, yaitu Pintu utama

Rencana sistem sirkulasi

yang juga merupakan pintu utama Desa

dikembangkan dengan

dasar-dasar pertimbangan sebagai berikut:


Kedekatan dengan akses jaringan jalan yang
telah ada;
Struktur ruang dan arahan zonasi/blok kawasan;
Kebutuhan

sirkulasi

antar

pusat

pelayanan

kawasan dan lingkungan.

Sirnajaya dikembangkan di lokasi RW 04


dengan pola sirkulasi (grid) yang melintasi
kawasan

perencanaan.

Pintu

masuk

kawasan

perencanaan

ditandai

ke

dengan

pembangunan Gapura di pintu masuk yang


dapat dilewati oleh kendaraan roda empat

Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, maka

tersebut.

rencana sistem sirkulasi diuraikan sebagai berikut.

Kelas jalan ini adalah Jalan Desa yang dapat

A. Rencana Jaringan Jalan


Pengembangan rencana jaringan jalan kawasan
adalah sebagai berikut :

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

dilalui kendaraan roda empat. Pola yang


dikembangkan adalah mengikuti dari pola
yang sudah ada yaitu pola Grid.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.3.
Peta Rencana Jaringan Jalan Kawasan Prioritas
RENCANA TINDAK
PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER

PETA
RENCANA JARINGAN JALAN
KAWASAN PRIORITAS DESA SIRNAJAYA

Desa Mekarjaya

LEGENDA :

RW 07

BatasKecamatan

Jalan Kabupaten

BatasDesa

Jalan Desa

BatasRukun Warga

Jalan Lingkungan

Pusat Desa

RW 05

Sungai

Pusat RW

Desa Mekarjaya

Rencana Peningkatan KualitasJalan

RW 06

Rencana Pembangunan Jalan

RW 11
RW 02

RW 04

RW 03

Sumber :

K AWA S A N P R IO R ITA S
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Direktorat Jenderal Cipta Karya

SKALA1 : 10.000
2

100

200

4 Cm

300

400 M

Peta Citra Google


Peta PajakBumi dan Bangunan Desa Sirnajaya 1994
Peta PJMPronangkisDesa Sirnajaya 2011

DINASTATARUANG DANPERMUKIMAN
KABUPATENGARUT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.4.
Rencana Penataan Jaringan Jalan Kawasan Prioritas

Desa Mekarjaya

RW 07

RW 05
Desa Mekarjaya
RW 06

RW 11
RW 02

RW 04

RW 03

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

B. Rencana Pedestrian

panjang 5 m, lebar 5 m, dan tinggi 2,5 m yang

Untuk jalan lingkungan yang terdapat di kawasan

diletakkan di atas muka tanah pada elevasi tanah 10

perencanaan

m. Dari reservoir ini air didistribusikan ke seluruh

kendaraan

yang

roda

dapat

empat

dilewati

oleh

direncanakan

untuk

permukiman penduduk.
dalam

Syarat-syarat yang harus

pedestrian. Hal ini bertujuan untuk keamanan dan

dipenuhi

kenyamanan bagi pengguna jalan oleh pejalan

masyarakat

kaki.

penduduk kawasan di antaranya :

Pengembangan rencana pedestrian kawasan

1.

dan

penyediaan
aktivitas

air

sosial

bersih

bagi

ekonomi

untuk

Harus dapat memenuhi persyaratan kualitas

adalah jalur pedestrian berupa perkerasan dari

penyediaan

paving block pada sirkulasi utama kawasan

persyaratan fisik, kimiawi dan biologis yaitu; tidak

dengan lebar 0,5 meter pada sisi kiri dan kanan

berasa, tidak berbau, tidak mengandung zat-zat

jalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

kimia

gambar berikut.

mengandung

5.3.2. Rencana Air Bersih

dalam

air

bersih

jumlah

harus

berlebih

bakteri

memenuhi

serta

yang

tidak
dapat

membahayakan kesehatan. Secara kuantitatif,

Saat ini kebutuhan air bersih di Kawasan Prioritas

kapasitas sumber air harus dapat menjamin

menggunakan air yang bersumber dari mata air

kontinuitas suplai air dan cadangan yang cukup

yang terdapat pada bagian atas dari kawasan

terutama pada jam puncak dan hari maksimum

Prioritas. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih

serta cadangan air bagi kebutuhan pemadam

yang sehat untuk masyarakat di Kawasan Prioritas

kebakaran dan keperluan khusus lainnya.

dilakukan rencana pengembangan reservoir. Hal ini

2.

Pendistribusian

air

dari

reservoir

ke

daerah

bertujuan memudahkan akses dari masyarakat akan

pelayanan harus dapat terjamin kontinuitasnya

pemenuhan akan air bersih

dengan tekanan yang cukup, terutama untuk

Pipa transmisi yang direncanakan berdiameter 2

pelayanan yang umum, untuk MCK umum

inchi. Unit reservoir yang direncanakan berukuran

masyarakat dengan sistem perpipaan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.5.

Peta Rencana Jaringan Air Bersih Kawasan Prioritas


RENCANA TINDAK
PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER

PETA
RENCANA JARINGAN AIR BERSIH
KAWASAN PRIORITAS DESA SIRNAJAYA

Desa Mekarjaya

LEGENDA :

RW 07

BatasKecamatan

Jalan Kabupaten

BatasDesa

Jalan Desa

BatasRukun Warga

Jalan Lingkungan

Pusat Desa

RW 05

Sungai

Pusat RW

Desa Mekarjaya
RW 06

RW 11
RW 02

RW 04

RW 03

Sumber :

K AWA S A N P R IO R ITA S
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Direktorat Jenderal Cipta Karya

SKALA1 : 10.000
2

100

200

4 Cm

300

400 M

Peta Citra Google


Peta PajakBumi dan Bangunan Desa Sirnajaya 1994
Peta PJMPronangkisDesa Sirnajaya 2011

DINASTATARUANG DANPERMUKIMAN
KABUPATENGARUT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.6.
Peta Rencana Jaringan Air Bersih Kawasan Prioritas

R ENCA NA P ENATA A N JA R INGA N A IR BER SIH

Desa Mekarjaya

RW 07

RW 05
Desa Mekarjaya
RW 06

RW 11
RW 02

RW 04

RW 03

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Sedangkan untuk masyarakat yang membutuhkan

pembuangan dari setiap rumah dan jalan yang

sistem jaringan air bersih dari reservoir ini, dapat

terdapat di Kawasan Prioritas.

melakukan

penyampungan

dengan

sistem

perpipaan ke rumah masing-masing.

5.3.3.

5.3.4. Rencana Air Limbah


Dewasa ini sektor penanganan air kotor merupakan

Rencana Jaringan Drainase

salah satu kebutuhan yang sangat essensial untuk

Jaringan drainase adalah sistem penyaluran air

menunjang kesehatan masyarakat. Kebutuhan akan

permukaan

dapat

prasarana sanitasi tersebut terus berkembang dari

menggunakan saluran alam (seperti : sungai) atau

waktu ke waktu baik di desa maupun di kota. Selain

saluran

itu proyeksi air limbah domestik perlu juga dilakukan

yang

buatan

penempatan

penyalurannya

(berupa

saluran

kanal).

drainase

Fungsi

adalah

dari
untuk

untuk

mengantisipasi

perkembangan

kawasan

menyalurkan air permukaan, baik yang diakibatkan

permukiman, terutama akibat pertambahan jumlah

oleh pemotongan garis topografis maupun yang

penduduk.

diakibatkan oleh limpasan air hujan (run-off) hingga

domestik mengikuti laju pertambahan pemakaian air

ke wilayah yang lebih rendah (sungai yang lebih

bersih domestik. Jumlah air limbah yang dihasilkan

besar).

pada suatu kawasan kurang lebih mencapai 60%

Rencana jaringan drainase di Kawasan Prioritas

dari penggunaan air bersih.

adalah sebagai berikut :

Kondisi topografi merupakan faktor yang sangat

a.

Untuk jaringan primer adalah Sungai Cipetir

penting dalam merencanakan sistem pembuangan

dan Ciojar

air kotor/limbah domestik serta menentukan arah

Untuk jaringan sekunder adalah kali yang

pengalirannya. Mengingat akan mahalnya biaya

terdapat di kawasan perencanaan

pembuatan saluran air limbah, pada tahap awal

b.

Proyeksi

pertambahan

air

limbah

Sedangkan jaringan tersier adalah yang terdapat

jaringan saluran drainase direncanakan terpadu

pada sepanjang jaringan jalan, yang merupakan

dengan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

saluran

yang

sudah

ada

sebelumnya,

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

sungai-sungai

yang

jalan/saluran-saluran

mengalir
di

melalui

Kawasan

jalan-

Prioritas

Pengolahan secara komunal atau terpusat (offsite

treatment),

Pada

sistem

pengelolaan

dimanfaatkan sebagai saluran pembuangan utama.

secara terpusat, seluruh limbah rumah tangga

Air kotor yang dapat disatukan dengan saluran

dialirkan dan dikumpulkan secara bersama

drainase hanya air kotor dari kamar mandi dan

dalam satu wilayah pelayanan, untuk dibawa

dapur, tidak termasuk buangan manusia dan air

ke suatu lokasi pengolahan akhir. Pada sistem

bekas proses industri rumah tangga yang berupa

ini seluruh air limbah rumah tangga dialirkan

proses pembuatan oncom dan rangginang. Air

dan dikumpulkan melalui pipa tersier, ke pipa

limbah ini khusus dari rumah tangga, sedangkan air

sekunder, dari pipa sekunder dialirkan menuju

limbah industri yang dalam hal ini adalah kegiatan

pipa

home

dialirkan menuju lokasi Instalasi Pengolahan Air

industri

harus

ditampung

dalam

bak

pengolahan air limbah (water treatment) yang

pengumpul

utama

untuk

selanjutnya

Limbah (IPAL).

selanjutnya air limbah ini dapat disalurkan dengan

Rencana pengelolaan air limbah di awasan Prioritas

saaluran

secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

khusus

pada

saluran

drainase

primer,

sedangkan air buangan manusia harus ditampung


dalam

bak

penampungan

(septic

tank).

Tipe

1)

Limbah Padat Rumah Tangga, meliputi:


a) Sistem Setempat (on-site sanitation)

pengolahan limbah secara garis besar dibedakan

Pengolahan secara sistem setempat akan

atas 2 sistem, yaitu:

diterapkan dengan menggunakan cubluk

Pengolahan

secara

individual

treatment),

pengolahan

secara

(on-site
individual

individu, cubluk komunal dan tangki septik


yang dilengkapi bidang resapan.

limbah domestik dilakukan secara sendiri-sendiri

Sistem

di rumah-rumah atau di sumbernya. Sistem

dikembangkan terdiri dari dua jenis tangki

yang sering digunakan adalah septic tank.

septik yaitu :

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

tangki

septik

yang

akan

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Sistem tangki septik individu, dimana


penanganan

air

limbah

ini

sesudai dengan jalur jaringan drainase jika

dengan

ada saluran-seluran lain terlintasi maka

membuat tangki septik pada tiap-tiap

saluran

rumah,

dibawahnya.

yang

hanya

melayani

satu

rumah. Penerapan bentuk ini terutama


ditujukan

bagi

kawasan

air

limbah

ditempatkan

c) Pengembangan Instalasi Pengolahan Lumpur

perumahan

Tinja

yang kepadatan penduduknya rendah,

(IPLT),

karena

pada

umumnya

prasarana yang dipergunakan di kawasan

Sistem tangki septik komunal, dimana satu

adalah

tangki septik dan cubluk, maka

tangki septik digunakan bersama olen

sarana penguras lumpur tinja dan sarana

beberapa

pembuangan sangat dibutuhkan.

keluarga/rumah

(15-20

rumah) secara kolektif yang disalurkan

2)

Penanganan limbah home industri.

melalui saluran tertutup dari setiap rumah

Pengolahan

ke tangki septik, hal ini untuk rnenghindarl

pengolahan limbah limbah terlebih dulu sebelum

terjadi pencernaran oleh limbah tersebut

di alirkan ke saluran sekunder dan primer.

terhadap lingkungan sekitar.

limbah

di

desa

Mengingat di Kawasan Prioritas

b) Sistem pengumpul dan penyaluran.

ini

dilakukan

yang mempunyai

kondisi topografi yang bergelombang, dan sistem

Sistem pembuangan limbah rumah tangga

rencana air bersih pada umumnya masyarakat untuk

di wilayah perencanaan diarahkan terpisah

5 tahun ke depan masih menggunakan MCK umum,

dengan saluran drainase. Dengan demikian

maka sistem pengolahan limbah MCK langsung

perlu dibuat jaringan pipa air limbah untuk

disalurkan ke saluran drainase sekunder dan primer.

menyalurkan air limbah yang berasal dan

Sedangkan

berbagai sumber seperti domestik, komersil

diarahkan

dan non komersil. Untuk penernpatan pipa

sendiri di rumah masing-masing, sehingga sistem

air

pengolahan limbah masyarakat diarahkan dengan

limbah

ditanamkan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

dibawah

tanah,

untuk

masa

masyarakat

yang

sudah

akan

datang

mempunyai

MCK

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

menggunakan septic tank, kecuali untuk limbah hasil

timbulan sampah di masa yang akan datang.

pengolahan

Perkiraan

home

industri

yang

dilakukan

di

timbunan

sampah

didasarkan

pada

kawasan ini langsung disalurkan ke jaringan drainase

perkiraan jumlah penduduk yang dapat ditampung

sekunder dan jaringan drainase primer

di

sistem

pengelolaan

persampahan

merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk


meningkatkan
halnya

di

kualitas

lingkungan.

Kawasan

Prioritas,

Begitu

dimana

juga
sistem

pengelolaan persampahan sangat dibutuhkan untuk


mengantisipasi kerusakan lingkungan sejalan dengan
perkembangan Kawasan Prioritas di masa yang akan
datang. Sistem pengelolaan sampah yang dilakukan
pada Kawasan Prioritas pada saat ini adalah dengan
cara membakar atau membuang ke halaman
belakang rumah dengan menggali lubang atau
membuang ke jalan atau selokan atau sungai. Hal ini
kalau

dibiarkan

terus

akan

mengakibatkan

penurunan kualitas lingkungan Kawasan Prioritas di


masa

yang

akan

datang.

Sejalan

dengan

perkembangan kegiatan yang akan mengakibatkan


pertambahan jumlah penduduk di Kawasan Prioritas
di masa yang akan datang, akan meningkatkan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

perencanaan

pada

akhir

tahun

perencanaan dan berdasarkan standar produksi

5.3.5. Rencana Sistem Pengelolaan Persampahan


Rencana

wilayah

sampah yang dihasilkan perhari. Sasaran yang


diterapkan yaitu antara 60-80% penduduk wilayah
perencanaan terlayani sampah.
Pada kawasan Prioritas ini tidak terdapat satu buah
pun tempat pembuangan sampah. Untuk itu dalam
perencanaan,

akan

penampungan

atau

dibuat

buah

pembuangan

tempat
sampah

sementara, yang kemudian tempat penampungan


sampah tersebut dapat dipindahkan ke

tempat

pembuangan akhir. Solusi dalam permasalahan


persampahan ini, untuk kawasan prioritas dalam
perencanaan
tempat

perancangannya

sampah

individual

di

akan

dibangun

rumah

masing-

masing/bangunan lainnya dengan ukuran

minimal

0.24 m serta membangun sebuah TPS yang dapat


menampung sampah sebanyak 11,52 m/hari .

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

5.3.6. Rencana Penerangan Jalan


Untuk

mendukung

pelayanan

5.4.
penerangan

di

Rencana Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas


Kebutuhan Sarana Sosial ekonomi di Kawasan Prioritas

Kawasan Prioritas pada saat ini sudah dipenuhi oleh

sampai

PLN. Yang menjadi kurang bagi pengembangan

kebutuhan dan hasil analisis sarana. Jenis sarana sosial

kawasan perencanaan di masa yang akan datang

(sarana pendidikan dan sarana peribadatan) dan ekonomi

adalah penerangan jalan di kampung, sehingga

yang berupa warung Di Kawasan Prioritas Sampai tahun

dapat meningkatkan akses pergerakan masyarakat

2018 dapat dilihat pada Tabel V.1. adalah sebagai berikut:

dari dan menuju kawasan di saat malam hari,


dengan kondisi yang bergelombang. Hal ini sangat
pada

keamanan

masayarakat

tahun

No

Fasilitas

Pendidikan

kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan

Kesehatan

di kawasan perencanaan. Rencana pengembangan

Peribadatan

Pelayanan Umum

Perdagangan

pengguna jalan. Untuk hal ini diperlukan rencana


pengembangan penerangan jalan untuk membuat

penerangan jalan umum adalah diarahkan pada


jalan utama di kawasan perencanaan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Penerangan Jalan Desa

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Penerangan
Jalan
Lingkungan

perencanaan

didasarkan

pada

Tabel V.1.
Rencana Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas
Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya Tahun 2018

apalagi jalan menuju ke kawasan perencanaan


menggangu

akhir

Jenis
TK
SD
SLTP
Balai Pengobatan
Posyandu
Mesjid
Mushola
Balai pertemuan
Taman Lingkungan
Warung
Toko

Jumlah
3
2
1
1
3
1
1
1
1
12
1

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.7.
Peta Rencana Penerangan Jalan Kawasan Prioritas
RENCANA TINDAK
PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DESA SIRNAJAYA KECAMATAN TAROGONG KALER

PETA
RENCANA JARINGAN DRAINASE
KAWASAN PRIORITAS DESA SIRNAJAYA

Desa Mekarjaya

LEGENDA :

RW 07

BatasKecamatan

Jalan Kabupaten

BatasDesa

Jalan Desa

BatasRukun Warga

Jalan Lingkungan

Pusat Desa

RW 05

Sungai

Pusat RW

Desa Mekarjaya
RW 06

PJU

RW 11
RW 02

RW 04

RW 03
Sumber :

K AWA S A N P R IO R ITA S
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Direktorat Jenderal Cipta Karya

SKALA1 : 10.000
2

100

200

4 Cm

300

400 M

Peta Citra Google


Peta PajakBumi dan Bangunan Desa Sirnajaya 1994
Peta PJMPronangkisDesa Sirnajaya 2011

DINASTATARUANG DANPERMUKIMAN
KABUPATENGARUT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

5.5.

Rencana Penataan Kawasan Tumaritis

memungkinkan

Kawasan Tumaritis merupakan kawasan terpilih dalam

mengingat kedudukan Desa Sirnajaya yang cukup

Rencana Penataan Kawasan di Kawasan Prioritas. Hal ini

dekat dengan kawasan perkotaan, cukup besar

didasarkan pada hasil analisis dimana kawasan tersebut

peluang adanya pengembangan perumahan.

masuk dalam kategori kawasan kumuh yang memerlukan

Pusat kegiatan kawasan Kampung Tumaritis berada

penataan lingkungan sebagai upanya untuk meningkatkan

pada poros wilayah di sekitar jalan desa. Guna

kesejahteraan

lahannya didukung dengan keberadaan fasilitas

dan

kesehatan

masyarakat

kampung

untuk

dimanfaatkan.

perdagangan

Tumaritis.

pemerintahan,

Rencana Penataan Kampung Tumaritis ini terdiri darai

pendidikan

rencana Pola ruang dan Rencana Sistem Prasarana.

memungkinkan untuk skala pelayanan terhadap

dan

fasilitas

dan

Namun

jasa,

rekreasi

fasilitas
sehingga

kebutuhan masyarakat.

5.5.1. Rencana Struktur Ruang


Penggunaan lahan di kawasan Kampung Tumaritis

5.5.2. Rencana Pola Ruang

didominasi oleh lahan permukiman, dan sebagian

Rencana

kecil berupa pertanian lahan kering dengan irigasi

Kampung Tumaritis dalam kegiatan PLPBK Desa

teknis dan sebagian berupa tegalan. Pertanian lahan

Sirnajaya merupakan rencana distribusi peruntukan

kering terbentang di Desa Sirnajaya kecuali pada

ruang

bagian barat desa. Sedangkan tegalan umumnya

memberikan

perlindungan

terdapat

bawahnya,

zona

pertanian
digunakan

pada

kawasan

produktif
sebagai

Perkembangan

sekitar

sungai.

direncanakan
fungsi

penggunaan

untuk

Lahan
tidak

non-pertanian.
lahan

untuk

pola

meliputi

perumahan,

ruang

dalam

kawasan

RTPLP

lindung,

zona

terhadap

perlindungan

perdagangan,

dan

kawasan

yang

zona

di

setempat,
zona

untuk

pengembangan kegiatan ekonomi.


Rencana

pola

ruang

di

Kampung

Tumaritis

pembangunan rumah tinggal dioptimalkan untuk

ditetapkan dengan tujuan untuk mengoptimalkan

menggunakan fungsi lahan permukiman yang masih

pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

sebagai kawasan lindung dan kawasan budidaya


secara berkelanjutan dengan prinsip keberimbangan

b) Zona Campuran (pemukiman dan Home Industri)


i.

Zona permukiman

antara kesejahteraan masyarakat serta kelestarian

Rencana

lingkungan. Rencana pola ruang ini diharapkan

permukiman di kawasan Kampung Tumaritis

dapat

dan

adalah sama pada zona permukiman saat

perkembangan antar kawasan agar lebih berimbang

ini yang tersebar ke seluruh desa, dengan

secara proporsional, tanpa mengganggu kelestarian

perluasan ke arah lahan kering.

menciptakan

pertumbuhan

lingkungannya.

ii.

pengembangan

zona

Zona Industri

Pola pemanfaatan lahan (pola ruang) yang akan

Zona industri yang dapat ditetapkan di

dikembangkan di Kampung Tumaritis dirumuskan

kawasan Kampung Tumaritis antara lain

berdasarkan

zona

pertimbangan

Aspirasi

kebutuhan

industri

rumahan

seperti

kerajinan

masyarakat Kampung Tumaritis dari hasil rembug

bambu, bonggol pisang dan makanan

warga

olahan

Didasarkan pada pertimbangan di atas, arahan

Sedangkan industri lainnya, tidak dizonasi

rencana

karena lokasinya yang tersebar.

pola

pemanfaatan

ruang

Kampung

Tumaritis adalah sebagai berikut


lindung

merupakan

yang

kelestarian lingkungan hidup. Mencakup sumber


daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan
lindung di Desa Sirnajaya terdiri dari :
ii. Cagar Budaya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

dan

ranginang.

Zona jasa dan perdagangan secara umum


wilayah

ditetapkan dengan fungsi utama melindungi

i. Sempadan Sungai

kerupuk

c) Zona Perdagangan;

a) Zona Kawasan Lindung


Kawasan

seperti

direncanakan di sepanjang jalan desa Sirnajaya.


Zona

perdagangan

antaranya

adalah

yang
zona

lebih

spesifik

perdagangan

di

hasil

home industri di beberapa wilayah di Desa


Sirnajaya.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.8.
Rencana Pola Ruang Kawasan Prioritas Kampung Tumaritis

Batas Kawasan
Jalan Lingkungan
Sungai/Irigasi
Zona Campuran (Pemukiman dan Home Industri)
Zona Kawasan Lindung
Zona Campuran (Pemukiman dan Home Industri)
Zona Komersial Perdagangan
Rumah

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

perdesaan yang telah ada, namun ditambah

5.5.3. Rencana Pengembangan Permukiman


A. Rencana Arahan Pengembangan Permukiman
Karakteristik

permukiman

kawasan

Kampung

beberapa
tempat

peningkatan
tinggal.

Konsep

antara lain adalah :

perdesaan, yang terlihat dari ciri-ciri berikut :

a)

b)
c)

Permukiman berwawasan lingkungan


Konsep permukiman berwawasan lingkungan

rendah, terdapat jarak antara rumah yang

diarahkan

satu dengan yang lain.

permukiman

Sebagian

besar

merupakan

melalui
yang

pengembangan

tidak

merusak

atau

satu

mencemari lingkungan, serta menciptakan

tingkat, yang luasan bangunannya relatif luas.

permukiman yang hijau, bersih, dan, sehat

Konstruksi bangunan rumah sebagian besar

bagi warga.

material

rumah

tembok,

meski

sederhana.
Terdapat
Persebaran

area

terbuka

hijau/pekarangan

rumah

warga

mengkluster/mengelompok
beberapa

b)

Intensifikasi Lahan Permukiman


Lokasi

yang luas di sekitar rumah warga.


e)

pengembangan

Kepadatan bangunan rumah masih relatif

menggunakan
d)

lingkungan

permukiman yang diarahkan untuk diterapkan

Tumaritis secara umum bercirikan permukiman


a)

kualitas

perkampungan

pengembangan

rumah-rumah

baru

permukiman
diarahkan

bagi
untuk

memanfaatkan area lahan permukiman yang


cenderung

sudah

ada

saat

ini.

Dengan

lebih

menjadi

menekankan pada minimalisasi konversi lahan

penduduk,

pertanian yang ada, terutama untuk lahan-

membentuk dusun-dusun.

lahan yang produktif. Konsep ini didasari oleh

Berdasarkan karakteristik tersebut, untuk beberapa

pertimbangan bahwa masih banyak lahan

tahun ke depan pengembangan permukiman

kosong di sekitar kawasan permukiman saat

kawasan Kampung Tumaritis diarahkan untuk

ini, yang masih bisa dimanfaatkan untuk

tetap

pengembangan rumah baru.

mempertahankan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

konsep

permukiman

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Dengan

permukiman

yang

lebih

mengelompok dan tidak menyebar, maka

Jalan masuk utama merupakan cerminan

penyediaan prasarana pendukung seperti

yang

akses jalan ataupun layanan pengumpulan

Kampung Tumaritis. Untuk itu perlu adanya

sampah akan menjadi lebih mudah. Sehingga

vegetasi yang menarik dan berkesan bagi

dapat

orang yang melewati kawasan Kampung

membentuk

sebuah

kluster

permukiman yang dihuni oleh banyak warga.


c)

a) Jalan Utama

Pengembangan Pagar Tanaman


Pengembangan pagar sebagai pembatas
antar pekarangan rumah bertujuan untuk
meningkatkan kenyamanan dan keamanan
dari

penghuni

rumah,

khususnya

bagi

keluarga yang memiliki anak kecil. Untuk


menonjolkan kesan permukiman yang hijau,
maka pagar dibuat dengan menggunakan
tanaman yang diatur rapi dan tertata.
B. Rencana Vegetasi
Arahan rencana penataan vegetasi yang akan
diterapkan

di

kawasan

disesuaikan

berdasarkan

antara lain :

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Kampung

Tumaritis

masing-masing

zona,

memperlihatkan

Tumaritis.

identitas

kawasan

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

b) Permukiman

c) Bantaran Sungai

Penataan vegetasi di kawasan permukiman

Penataan vegetasi di bantaran sungai akan

diarahkan sebagai batas antar rumah atau

berfungsi

sebagai

pagar

terjadinya

erosi.

hidup,

untuk

mengatasi

buffer
Selain

dan
itu,

pencegah
konsep

ini

penggenangan, pelestarian air tanah, dan

dimaksudkan untuk menciptakan kawasan

pemanfaatan lahan pekarangan dengan

bantaran sungai yang bersih dan terawat.

tanaman produktif.

C. Rencana Penyediaan Air Bersih


Sumber air bersih utama masyarakat kawasan
Kampung Tumaritis didapat dari sumber air dalam
tanah melalui sumur, baik berupa sumur timba
maupun dengan pompa listrik. Untuk menjaga
kualitas dan ketersediaan pasokan air bersih bagi
warga kawasan Kampung Tumaritis, rencana
penyediaan air bersih yang akan diterapkan

Tanaman Hias
Berfungsi untuk memberikan suasana yang indah dan asri, jenis
tanaman yang dipakai adalah tanaman hias baik yang berbunga
maupun tidak berbunga. Jenis bunga : Bougenvile, soka, lamtana,
sida gurih. Jenis tidak berbunga : paris, krokot, pangkas kuning,
pangkas merah, beauty dan sebagainya..

antara lain :
a) MCK Komunal
Untuk menyediakan kebutuhan air bersih bagi
warga yang belum memiliki sumur, maka
diarahkan
komunal

untuk
yang

dikembangkan

dilengkapi

dengan

MCK
sumur

umum yang dapat digunakan warga secara


bersama.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

b) Konservasi Air Tanah

D. Rencana Sanitasi

Konservasi air tanah perlu dilakukan agar

Di wilayah kawasan Kampung Tumaritis terdapat

persediaan air di dalam tanah meningkat dan

beberapa rumah warga yang belum memiliki

sumur tidak kering saat kemarau. Dilakukan

pengolahan sanitasi yang baik, dan masih ada

dengan

mengembangkan

biopori

di

sistem

lubang

beberapa warga yang memiliki kebiasaan buang

permukiman

warga,

air di sungai. Untuk menciptakan tersedianya

sehingga air hujan dapat meresap maksimal

sistem sanitasi yang layak dan berkelanjutan untuk

ke dalam tanah. Selain untuk mencegah

seluruh

banjir

rencana

atau

sekitar

genangan

air,

biopori

akan

meningkatkan cadangan air di dalam tanah.


Gambar 5.9. Contoh Penggunaan Biopori

warga

kawasan

penyediaan

Kampung

sanitasi

Tumaritis,

yang

akan

diterapkan antara lain:


a)

Sistem Sanitasi On-Site

b)

Adanya jarak dengan Sumur

c)

MCK Komunal

d)

Peran serta masyarakat

Gambar 5.10. Rencana Pola Pengelolaan Sanitasi kawasan


Kampung Tumaritis

Sumber : Analisa Tim PS dan TIPP Desa Sirnajaya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.11.
Rencana Penyediaan Air Bersih di Kawasan Prioritas Kampung Tumaritis

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

E. Rencana Persampahan

b) Proses Pengangkutan Sampah

Kebiasaan warga kawasan Kampung Tumaritis

Sampah yang telah dipilah di masing-masing

yang masih membuang dan membakar sampah

rumah

di pekarangan rumah dan di bantaran sungai

tempat pengumpulan sampah. Sampah yang

dapat

terhadap

telah dipilah di masing-masing rumah tersebut

lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan adanya

kemudian dikumpulkan di tempat pengumpulan

rencana pengelolaan sampah yang menyeluruh

sampah sementara yang ada di masing-masing

dan melibatkan masyarakat. Secara perlahan

RT/RW setempat sesuai dengan kesepakatan

penerapannya

kebiasaan

warga. Sampah yang berasal dari tempat

warga, serta membuat sampah memiliki nilai

sampah sementara tersebut kemudian diangkut

ekonomi yang tinggi.

menuju tempat pengolahan sampah terpadu.

Arahan

menimbulkan

akan

rencana

pencemaran

mengubah

persampahan

yang

akan

diterapkan di kawasan Kampung Tumaritis adalah


sebagai berikut :

Tumaritis

setiap

harinya

memiliki jenis yang berbeda, dan membutuhkan


metoda pengolahan yang berbeda pula. Oleh
karena itu, pemilahan merupakan salah satu
kunci dari sistem pengelolaan sampah yang
akan diterapkan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

dikumpulkan

di

c) Pengolahan Sampah Terpadu


Sampah-sampah yang telah dikumpulkan akan
Pengolahan sampah ini nantinya tidak hanya

Sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga di


Kampung

kemudian

diolah menjadi barang yang bernilai ekonomi.

a) Pemilahan Sampah
kawasan

tersebut

memanfaatkan

sampah

yang

berasal

dari

rumah tangga, namun juga akan terintegrasi


dengan

kegiatan

peternakan

yang

menghasilkan kotoran ternak untuk dijadikan


pupuk kompos.

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 5.12.
Rencana Pengelolaan Sampah di Kawasan Prioritas Kampung Tumaritis

Bagan Arah Rencana Pengelolaan Sampah Terpadu

Sumber : Analisa Tim PS dan TIPP Desa Sirnajaya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

F.

Rencana Prasarana Penerangan Jalan


Dalam mewujudkan Kawasan Prioritas yang
berkelanjutan,

perlu

diutamakan

Gambar 5.13.
Rencana Penerangan Jalan
di Kawasan Prioritas Kampung Tumaritis

adalah

sarana dan prasarana pendukung seperti


penerangan/ketersediaan listrik, kenyamanan
jalan penghubung.
Kebutuhan

akan

penerangan

jalan

lingkungan sangat penting, sehingga dapat


meningkatkan akses pergerakan masyarakat

Penerangan Jalan
Lingkungan

dari dan menuju kawasan di saat malam hari,


apalagi jalan menuju ke kawasan Kampung
Tumaritis dengan kondisi yang bergelombang.
Hal ini sangat menggangu pada keamanan
masyarakat pengguna jalan. Oleh karena itu
diperlukan

rencana

penerangan

jalan

pengembangan
untuk

membuat

kenyamanan dan keamanan bagi pengguna


jalan di kawasan perencanaan. Rencana
pengembangan penerangan jalan umum
adalah diarahkan pada jalan utama dan
jalan lingkungan di kawasan perencanaan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar berikut.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Penerangan Jalan Utama

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

G. Rencana Prasarana Drainase


Saluran air dan drainase sangat diperlukan
dalam

suatu

kawasan.

Disamping

Gambar 5.14.
Rencana Drainase
di Kawasan Prioritas Kampung Tumaritis

untuk

menjaga kelestarian lingkungan, keberadaan


saluran

air

dan

drainase

juga

sangat

mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat


setempat. Adanya penataan saluran air dan
drainase yang baik, lingkungan disekitarnya
tidak akan tercemari dan terganggu. Selain
itu, keindahan lingkungan pun dapat tetap
terjaga dengan baik.
Saluran drainase harus tersedia baik pada
kawasan perumahan, maupun pada tepi
jalan. Hal ini dikarenakan fungsinya yang
penting

untuk

hujan,mengurangi

menampung
genangan,

air

saat
serta

manyalurkan air buangan. Saluran drainase


dapat berada pada sisi/pinggir jalan dana
dapat pula berada dibawah jalan apabila
lebar jalan tidak mencukupi. Saluran drainase
yang ada dibawah jalan adalah saluran
tertutup.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Gorong-gorong
Peletakan gorong-gorong tertanam pada
salah satu sisi

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

H. Rencana Perbaikan Permukiman Kawasan


Prioritas
Dalam

I.

Rencana Penyediaan Sarana Fasilitas Umum


Keberadaan sarana fasilitas umum biasanya

pembangunan

perencanaan

di

ditetapkan

Kawasan

dibutuhkan

sebagai

penunjang

ketentuan

berlangsungnya aktifitas manusia, baik bagi

pembangunan pembangunan yang meliputi

masyarakat setempat maupun pengunjung.

batasan-batasan

Fasilitas

pembangunan.

batasan-batasan
dimaksudkan

Dalam

pembangunan

agar

pembangunan

yang

Umum

biasanya

sudah

menjadi

bagian penting apabila sangat dibutuhkan


aktivitas

manusia

sehari-hari.

dilakukan dapat diarahkan dengan baik dan

perencanaan

tetap mempertahankan ciri khas Kawasan

direncanakan

Kawasan Prioritas, baik itu dalam sisi fisiknya

pertemuan warga yang berfungsi selain untuk

maupun

dan

tempat pertemuan / rembug warga dapat

kembangan

berfungsi sebagai kegiatan sosial lainnya

dalam

lingkungannya.

sisi

Selain

masayarakat
itu

di

strukur bangunan yang tahan gempa agar

Kawasan

Dalam

pula

penyedian

dimasyarakat.

mengurangi tingkat kerusakan apabila suatu


hati akan terjadi gempa bumi.

Ilustrasi Desain Balai Pertemuan


Rumah Sehat
Ilustrasi Perbaikan Hunian, dengan tetap mempertahankan ciri khas
bangunan rumah sehat

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Prioritas,
balai

BAB
RENCANA INVESTASI DAN
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN
KAWASAN PRIORITAS

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan


(PNPM-MP) Desa Sirnajaya Kec. Tarogong Kaler-Kabupaten Garut

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

6.1.

Indikasi Program
Indikasi program penataan Kawasan Prioritas Desa Sirnajaya
pada

dasarnya

akan

merupakan

suatu

urutan

pengembangan untuk mencapai tujuan pembangunan


dalam jangka menengah, Pembangunan sendiri merupakan
suatu proses yang terus menerus dilakukan untuk mencapai
tujuan akhir penataan lingkungan permukiman.
Pelaksanaan

pembangunan

untuk

kawasan

kajian

perencanaan disesuaikan dengan pengembangan fungsifungsi lainnya. Selain itu juga mempertimbangkan aspek
permintaan (demand). Pada dasarnya, pentahapan ini
disusun

dengan

permukiman

asumsi

meliputi

pengembangan

sarana

prasarana

kawasan

yang

tidak

mendapatkan perhatian khusus dalam pengelolaannya baik

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

dari pemerintah, oleh karena itu pengembangan kawasan

kepentingan

yang di rancang adalah sebagai penataaan sarana dan

dengan kapasitas dan perannya di wilayah perencanaan

prasarana

yang diprioritaskan dan telah disepakati bersama, sehingga

permukiman

berbasis

kepada

partisipatif

dalam

pengendalian

pelaksanaan

masyarakat, sehingga dalam perencannaan,pelaksanaan

dapat tercapai kerja sama

pengembangan dan pengelolaan permukiman tersebut

berbagai konflik kepentingan dalam investasi/pembiayaan.

tetap memberdayakan masyarakat setempat. Sehingga


dalam

pelaksanaan

program

pentaaan

permukiman

tersebut tidak akan ada unsur yang dirugikan.

Waktu

pelaksanaan pembangunan kawasan kajian ditargetkan


selama 10 tahun, yang dimulai pada tahun 2013 sampai
2023. Selama 10 tahun tersebut, pelaksanaan dibagi
menjadi 2 PJM (Program Jangka Menengah), yaitu PJM I
(2013 2017) dan PJM II (2017 2023). Pelaksanaan
pembangunan

pada

PJM

dirinci

menjadi

program

tahunan.
Sedangkan rencana investasi merupakan rujukan bagi para
pemangku
investasi

kepentingan

dan

untuk

pembiayaan

menghitung

suatu

kelayakan

penataan

ataupun

menghitung tolok ukur keberhasilan investasi, sehingga


tercapai

kesinambungan

pembangunan.
mobilisasi

dana

Rencana
investasi

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

pentahapan
ini

akan

pelaksanaan
menjadi

masing-masing

alat

pemangku

untuk

sesuai

mengurangi

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Tabel VI.1
Program Indikasi Program Kawasan Prioritas

No

A.

Kawasan
(zona)

Program

Volume
Total
Kebutuhan

Tahun Realisasi
Satuan

Skema Pembiayaan

Biaya (Rp.)
2013

2014

2015

2016

2017

2018-2023

BLM

SWD

PHL

Keterlibatan Pihak
Terkait

Penataan Lingkungan Pendukung Kawasan Prioritas

Zona II
(RW
04,05,06)

Zona I
(RW 01,03)

Jalan Beton Aspal

564

Meter

195.550.000

Dinas PU

Drainase Tertutup

1040

Meter

456.598.000

Dinas PU

SPAL
Perbaikan RTLH /
Rumah Sehat

524

Meter

37.837.000

Unit

180.397.000

Dinas PU
Dinas PU, TKPP, dan
Perumahan

PJU

20

Unit

33.138.000

Dinas PU

Jalan Beton

804

Meter

46.649.000

Dinas PU

TPT

53

Meter

38.039.000

Dinas PU

TPT

27

Meter

61.447.000

Dinas PU

TPT

137

Meter

85.651.000

Dinas PU

Pipanisasi

679

Meter

28.760.000

Dinas PU

MCK

Unit

49.160.000

Dinas PU

Balai pertemuan

Unit

28.692.000

Dinas PU

Gapura

Unit

22.354.000

Dinas PU

TPS

Unit

5.000.000

Dinas PU

Gapura
Saluran
pembuangan Air
Limbah

Unit

10.000.000

Dinas PU

280

20.200.000

Dinas PU

unit

12.000.000

Dinas PU

Septik Tank
Komunal
Perbaikan MCK

unit

25.000.000

Dinas PU

Saluran Drainase

468

78.000.000

Dinas PU

Perbaikan Jalan

680

42.000.000

Dinas PU

Penerangan Jalan

10

unit

16.500.000

Dinas PU

Sarana Air Bersih


dan Pipanisasi

265

unit

11.250.000

Dinas PU

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

No

Kawasan
(zona)

Zona I
(RW 01,03)

Satuan

Tembok Penahan
Tanah (TPT)

186

Perbaikan RTLH /
Rumah Sehat

Taman Lingkungan

Program

Skema Pembiayaan

Biaya (Rp.)
SWD

PHL

126.000.000

Dinas PU

unit

103.000.000

Dinas PU, TKPP, dan


Perumahan

unit

8.000.000

Dinas Tata Ruang,


TKPP,dan BPLHD

Perbaikan Sarana
Sosial

unit

18.000.000

Dinas PU, Dinas


Sosial

Perbaikan Sarana
Kesehatan

unit

20.000.000

Dinas PU, Dinsos dan


Dinas Kesehatan

Sarana
Persampahan

10

unit

10.000.000

Dinas Kebersihan

Saluran
pembuangan Air
Limbah

350

78.860.000

Dinas PU

unit

4.000.000

Dinas PU

Perbaikan MCK

2013

2014

2015

2016

2017

2018-2023

Keterlibatan Pihak
Terkait

BLM

Septik Tank
Komunal

Zona III
(RW 02,10)

Tahun Realisasi

Volume
Total
Kebutuhan

unit

62.000.000

Dinas PU

Saluran Drainase

385

54.000.000

Dinas PU

Perbaikan Jalan

480

24.900.000

Dinas PU

Penerangan Jalan
Tembok Penahan
Tanah (TPT)

10

unit

12.000.000

Dinas PU

166

246.800.000

Dinas PU

Perabaikan Kirmir

120

76.800.000

Dinas PU

Perbaikan RTLH /
Rumah Sehat

unit

155.000.000

Dinas PU, TKPP, dan


Perumahan

Taman Lingkungan

unit

8.000.000

Dinas Tata Ruang,


TKPP,dan BPLHD

Perbaikan Sarana
Sosial

unit

18.000.000

Dinas PU, Dinas


Sosial

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

No

Kawasan
(zona)

Zona III
(RW 02,10)

Zona V
(RW 07,08)

Tahun Realisasi

Volume
Total
Kebutuhan

Satuan

Perbaikan Sarana
Kesehatan

unit

Sarana
Persampahan

10

Saluran
pembuangan Air
Limbah

Program

Skema Pembiayaan

Biaya (Rp.)
SWD

PHL

20.000.000

Dinas PU, Dinsos dan


Dinas Kesehatan

unit

10.000.000

Dinas Kebersihan

404

102.000.000

Dinas PU

Septik Tank
Komunal

unit

12.000.000

Dinas PU

Perbaikan MCK

unit

30.000.000

Dinas PU

Saluran Drainase

410

67.560.000

Dinas PU

Perbaikan Jalan

430

22.313.000

Dinas PU

Penerangan Jalan

20

unit

24.000.000

Dinas PU

Sarana Air Bersih


dan Pipanisasi

unit

60.000.000

Dinas PU

Tembok Penahan
Tanah (TPT)

320

318.000.000

Dinas PU

Perabaikan Kirmir

145

38.238.000

Dinas PU

Perbaikan RTLH /
Rumah Sehat

10

unit

310.000.000

Dinas PU, TKPP, dan


Perumahan

Taman Lingkungan

unit

8.000.000

Dinas Tata Ruang,


TKPP,dan BPLHD

Perbaikan Sarana
Sosial

unit

18.000.000

Dinas PU, Dinas


Sosial

Perbaikan Sarana
Kesehatan

unit

20.000.000

Dinas PU, Dinsos dan


Dinas Kesehatan

Sarana
Persampahan

12

unit

12.000.000

Dinas Kebersihan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

2013

2014

2015

2016

2017

2018-2023

BLM

Keterlibatan Pihak
Terkait

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

No

Kawasan
(zona)

Program

Volume
Total
Kebutuhan

Tahun Realisasi
Satuan

Skema Pembiayaan

Biaya (Rp.)
2013

2014

2015

2016

2017

2018-2023

BLM

Keterlibatan Pihak
Terkait

SWD

PHL

Dinas Pertanian,
Dinas SDAP

Dinas Pertanian,
Dinas SDAP

Dinas Pertanian

Dinas Pertanian

Dinas Pertanian

Disnakkanla

Disnakkanla

Disnakkanla

Disnakkanla

Disnakkanla

Pengembangan Kawasan Pertanian (Agropolitan)


Penataaan Pengembangan Kawasan sub Pertanian

Perbaikan Fasilitas
Saluran/goronggorong
Pembibitan Padi
Organik
Penyiapan Lahan
Pertanian Organik
Pembuatan
Balai/Tempat
Kelompok Tani
Pembuatan KUD
Zona I-V

Ls

Ls

Ls

Paket

Paket

Paket

Paket

Paket

Ls

Ls

53.000.000
1.000.000
112.000.000
300.000.000
80.000.000

Peternakan
Pembuatan
Digester untuk
Biogas
Pembuatan
Kandang Ternak
Terpadu

30.000.000
54.000.000

Perikanan
Pembuatan Kolam
Ikan Terpadu
Pelatihan
Pembibitan ikan
Pembuatan pakan
ikan secara
mandiri

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

50.000.000
5.000.000
3.000.000

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

No

Kawasan
(zona)

Program

Volume
Total
Kebutuhan

Tahun Realisasi
Satuan

Skema Pembiayaan

Biaya (Rp.)
2013

2014

2015

2016

2017

2018-2023

BLM

SWD

PHL

Keterlibatan Pihak
Terkait

Pengembangan Penataan Kawasan dan Masyarakat pendukung Kawasan Agropolitan


Peningkatan Sumber daya masyarakat

Zona I-V

Pelatihan
Manajemen Industri

Ls

3.500.000

Disperindag, Dinas
Koperasi dan Pasar,
Kadin, BLK

Pelatihan
Pembuatan Kesed

Ls

5.000.000

Disperindag, Dinas
Koperasi dan Pasar,
Kadin, BLK

Pengolahan Bata
Merah yang
Modern/bernilai
eksport

Ls

10.000.000

Disperindag, Dinas
Koperasi dan Pasar,
Kadin, BLK

Pelatihan
pengelolaan/pemilah
an sampah

Ls

5.000.000

Disperindag, Dinas
Koperasi dan Pasar,
Kadin, BLK

Pelatihan pemasaran
produksi Bata Merah

Ls

3.500.000

Disperindag, Dinas
Koperasi dan Pasar,
Kadin, BLK

Pelatihan Pemasaran
Padi Organik

Ls

3.500.000

Disperindag, Dinas
Koperasi dan Pasar,
Kadin, BLK

Pelatihan untuk
desainer produk
kerajinan

Ls

3.500.000

Disperindag, Dinas
Koperasi dan Pasar,
Kadin, BLK

Pelatihan
pembuatan pupuk
organik

Ls

7.500.000

Disperindag, Dinas
Koperasi dan Pasar,
Kadin, BLK

Pelatihan
Managemen
kelompok Tani dan
Koperasi

Ls

5.000.000

Disperindag, Dinas
Koperasi dan Pasar,
Kadin, BLK

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

No

Kawasan
(zona)

Program

Volume
Total
Kebutuhan

Tahun Realisasi
Satuan

Skema Pembiayaan

Biaya (Rp.)
2013

2014

2015

2016

2017

2018-2023

BLM

SWD

PHL

Keterlibatan Pihak
Terkait

Kelembagaan Pemerintahan Desa

Zona I-V

Mengadakan
Lokakarya Tentang
fungsi Kelembagaan
Desa

Ls

7.500.000

BPMPD

Pelatihan
Managemen/Pelayan
an
Kelembagaan Desa

Ls

5.500.000

BPMPD

JUMLAH KEBUTUHAN BIAYA

Sumber : Hasil Analisa TIPP PLPBK Desa Sirnajaya, 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

4.329.193.000

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

6.2.

Pedoman Pengendalian Program

3) Ketentuan Pengendalian Rencana menjadi alat


mobilisasi peran masing-masing

6.2.1. Umum
1) Ketentuan Pengendalian Rencana bertujuan :
A. Mengendalikan

berbagai

rencana

kerja,

program kerja maupun kelembagaan kerja


pada masa pemberlakuan aturan dalam RTPLP
dan pelaksanaan penataan kawasan prioritas.
B. Mengatur pertanggung jawaban semua pihak
yang terlibat dalam mewujudkan RTPLP pada
tahap pelaksanaan penataan bangunan dan
lingkungan.

Pemangku kepentingan pada masa pelaksanaan


atau masa pemberlakuan RTPLP sesuai dengan
kapasitasnya dalam suatu sistem yang disepakati
bersama, dan berlaku sebagai rujukan bagi para
pemangku kepentingan untuk mengukur tingkat
keberhasilan

kesinambungan

pentahapan

pelaksanaan pembangunan.
4) Arahan pengendalian rencana dilakukan dengan
cara
A. Penetapan rencana dan indikasi program

2) Ketentuan pengendalian rencana disusun sebagai

pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan,

bagian proses penyusunan

termasuk kesepakatan wewenang dan kelem-

RTPLP yang melibatkan masyarakat, baik secara

bagaan.

langsung (individu) maupun secara tidak langsung


melalui pihak yang dianggap dapat mewakili
(misalnya

Dewan

Perwakilan

Desa,

Badan

B. Penetapan paket kegiatan pelaksanaan dan


pe-ngendalian jangka menengah.
C. Penyiapan

pelibatan

Keswadayaan Masyarakat / BKM dan Forum

paket

pem-bangunan

Rembug Desa)

pemangku kepentingan.

dan

pemasaran

untuk

setiap

D. Identifikasi dan penyesuaian aspek fisik, sosial,


dan

ekonomi

terhadap

kepentingan

dan

tanggung jawab para pemangku kepentingan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

E. Penetapan persyaratan teknis

masing-masing

sebagai

upaya

penertiban

pemanfaatan

aspek (fisik, social dan ekonomi), perencanaan

ruang

pelaksanaan, dan pengendalian di lapangan.

harus sesuai dengan rencana tata ruang yang


tercantum dalam RTPLP. Ijin pendirian bangunan

6.2.2. Strategi Pengendalian Rencana

diatur

A. Aspek-Aspek Pengendalian
ADMINISTRATIF

untuk
yang

mengendalikan

diperlukan

pemerintah

daerah dalam rangka mendorong pelaksanaan


materi RTPLP agar terlaksana secara efektif
termasuk melalui mekanisme perizinan (terutama
IMB

Ijin

Mendirikan

memberikan

kekuatan

Bangunan).
hukum,

Untuk
produk

perancangan RTPLP akan dikuatkan dengan


aturan bersama Desa Sirnajaya. Aturan bersama
tentang RTPLP akan dibahas dalam rembug
warga

yang

difasilitasi

oleh

Tim

Inti

Perencanaan Partisipatif Desa Sirnajaya.

1. Perijinan

diterbitkan

oleh

pemerintah.

RTPLP, baik yang dilengkapi ijin maupun yang


tidak, dikenai sanksi.

2. Insentif dan Disinsentif


Pemberian insentif yaitu memberikan imbalan
terhadap

masyarakat

atau

lembaga

yang

melaksanakan kegiatan pembangunan yang


sesuai dengan RTPLP.

Bentuk

insentif

berupa

pajak,

pembangunan

keringanan

dapat

prasarana dan sarana (infrastruktur), kompensasi


dalam

intensitas

pemanfaatan

ruang,

kemudahan prosedur perijinan, dan pemberian


penghargaan.
Disinsentif dimaksudkan sebagai perangkat untuk
mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau

Pengendalian RTPLP dilakukan melalui perijinan


pendirian

dan

Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan

pelaksanaan seluruh rencana dan program serta


kelembagaan

sehingga setiap pemanfaatan ruang

bangunan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Perijinan

dimaksudkan

mengurangi pembangunan yang tidak sejalan

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

dengan

RTPLP,

antara

lain

dapat

berupa

pengenaan pajak tinggi,


pembatasan

Aspek lain berkaitan dengan pengendalian


pemanfaatan ruang ialah analisis terhadap

penyediaan

prasarana

dan

dampak yang ditimbulkan oleh pelaksanaan

sarana, serta pengenaan penalti.Pengenaan

pembangunan.

sanksi, merupakan sa-lah satu pengendalian

ditimbulkan mencakup dampak positif maupun

RTPLP, dimaksudkan sebagai perangkat tindakan

dampak negatif yang timbul ditinjau dari aspek

penertiban atas pemanfaatan ruang yang tidak

ekonomi, sosial, budaya, lingkungan.

sesuai dengan RTPLP. Dalam pengenaan sanksi


tidak hanya kepada masyarakat atau lembaga

Analisis

dampak

yang

4. Penetapan RTPLP Sebagai Aturan Bersama

pemilik bangunan yang tidak sesuai dengan

RTPLP adalah produk perencanaan tata ruang

ketentuan RTPLP, tetapi dikenakan pula kepada

yang sah sesuai dengan Peraturan Menteri PU

lembaga yang berwenang yang menerbitkan ijin

No.

pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan RTPLP.

tentang

06/PRT/M/2007
Pedoman

Umum,

untuk

disebutkan :

perencanaan

pembangunan telah sesuai atau tidak dengan


rencana awal yang telah ditetapkan. Aspek
pertimbangannya antara lain bentuk fisik, fungsi,
waktu

atau

tahapan

pelaksanaan,

pembiayaan dan sebagainya.

Maret

Rencana

2007
Tata

Permen PU tersebut pada bagian 1 Ketentuan

Pada tahap perijinan, pengendalian adalah


apakah

Umum

16

Bangunan dan Lingkungan. Dalam lampiran

3. Analisis Dampak Yang Ditimbulkan

mengetahui

tanggal

tentang

Kedudukan

dokumen

RTBL

Dalam pelaksanaan, sesuai kompleksitas


permasalahan kawasannya, RTBL juga dapat
berupa :
rencana
aksi
/
kegiatan
komunitas
(community -action plan/CAP)

aspek

rencana

penataan

lingkungan

(neighbourhood-development plan/NDP)

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

panduan

rancang

kota

(urban-design

dan / atau tahap perencanaan tata ruang

guidelines/UDGL).

dalam proses siklus selanjutnya.

Dari ketentuan di atas, maka dokumen Rencana

b. Sosialisasi

tentang

dokumen

RTPLP

ke

Tindak Penataan Lingkungan dan Permukiman

masyarakat Desa Sirnajaya terutama pada

(RTPLP) yang disusun oleh TIPP Desa Sirnajaya

kawasan prioritas. Sosialisasi dapat dilakukan

termasuk dokumen RTBL. Untuk memperkuat

melalui kegiatan kegiatan RT/ RW, PKK, LPMK,

kedudukan

BKM dan lain sebagainya.

RTPLP

di

Desa

Sirnajaya,

maka

dokumen RTPLP akan dikukuhkan sebagai Aturan


Bersama warga kelurahan.

6.2.3. Strategi Pengendalian


Strategi

ARAHAN

yang

bersifat

mengantisipasi

pengendalian

Rencana

rencana

Kelembagaan

yang

diatur

dengan

mencantumkan

terjadinya perubahan pada tahap pelaksanaan,

organisasi pelaksana, SDM yang terlibat, dan aturan

yang disebabkan oleh berbagai hal, tetapi

tata laksana kelembagaannya. Untuk pengelolaan

masih

daya

pelaksanaan RTPLP dapat disiapkan suatu organisasi

dukung dan daya tampung lahan, kapasitas

pelaksana tersendiri, dengan menggambarkan pola

prasarana lingkungan binaan, masih sejalan

koordinasi, alur dan pola pertanggungjawaban, serta

dengan rencana dan program penataan kota,

proses lainnya.

serta

Dalam rangka mewujudkan tujuan dari disusunnya

dapat

masih

memenuhi

dapat

persyaratan

menampung

aspirasi

masyarakat.

RTPLP

ini,

dibentuk

suatu

lembaga

swadaya

a. Tahap akhir tindakan pengendalian RTPLP

masyarakat yang bertugas melakukan pengendalian

ialah memberikan umpan balik sebagai hasil

pelaksanaan pada tingkat kelurahan, dan ada

evaluasi pengendalian RTPLP yang berfungsi

koordinasi dengan lembag-lembaga/ satuan-satuan

sebagai input bagi tahap pemanfaatan ruang

kerja

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

terkait

pada

tingkat

kabupaten

maupun

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

kecamatan. Satuan kerja yang terlibat langsung

R.

dengan kegiatan ini adalah :

Dinas

Perindustrian,

Perdagangan

Pengelolaan Pasar.

A.

Pemerintah Desa.

S.

Dinas Perkebunan.

B.

Pemerintah Daerah.

T.

Dinas Perikanan, peternakan dan Kelautan.

C.

Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan.

U.

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

D.

Badan Ketahanan Pangan.

V.

Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan.

E.

Badan Penyuluh Pertanian dan Kehutanan.

W. Dinas Tanaman dan Holtikultura.

F.

Badan

Pemberdayaan

Masyarakat

dan

Pemerintah Desa.
G. Badan Pertanahan Nasional.
H.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

I.

Dinas Bina Marga.

J.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.

K.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

L.

Dinas Kesehatan.

M. Dinas Koperasi, UMKM.


N.

Dinas

Lingkungan

Hidup,

Kebersihan

dan

Pertamanan.
O. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset.
P.

Dinas Pendidikan.

Q. Dinas Perhubungan.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

X.

Dinas Tata Ruang dan Permukiman.

Y.

PDAM

Z.

PLN

dan

LAPORAN PENYUSUNAN

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

Gambar 6.1
Bagan Alur Pengendalian Program

Pemerintah

Pemerintah Desa Sirnajaya dan


BKM PWD Sirnajaya

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


Direktorat Jenderal Cipta Karya

Anda mungkin juga menyukai