P erencanaan Wilay ah dan Kota, S ekolah A rsitektur, P erencanaan dan P engembangan Kebijakan (SAPP K), ITB.
P erencanaan dan P erancangan Kota, S ekolah A rsitektur, P erencanaan dan P engembangan Kebijakan (SAPP K), ITB .
(2)
Abstrak
Desa direncanakan akan menerima dana sekitar 1,4 milyar rupiah pertahun. Dalam pemanfaatan
dana tersebut, desa perlu memiliki rencana, baik spasial maupun aspasial. Rencana desa secara
aspasial tertuang dalam dokumen RPJM Desa dan RKP Desa. Akan tetapi desa saat ini masih belum
memiliki rencana spasial seperti rencana tata ruang desa. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini
adalah untuk merumuskan komponen materi teknis rencana tata ruang desa desa urban dan desa
rural. Penelitian ini menggunakan strategi multiple case study dengan pendekatan normative (teori
dan peraturan) dan pendekatan empiis (kebutuhan pemerintah desa). Studi kasus yang digunakan
adalah desa jenis urban dan desa rural di Kabupaten Bandung. Muatan materi teknis berdasarkan
teori dan peraturan terdiri dari tujuan, kebijakan dan strategi (TKS), rencana struktur ruang, rencana
pola ruang, kawasan yang diprioritaskan pembangunannya, arahan pemanfaatan ruang desa, dan
ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang desa.
Kata-kunci : materi teknis, tata ruang, desa
Pendahuluan
Desa pada tahun 2015 akan diberi dana sebesar
1,4 milyar rupiah untuk satu desa. Peraturan
Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 tentang
Anggaran Dana Desa memberikan syarat suatu
Desa dapat menerima dana desa apabila desa
tersebut
memiliki rencana penganggaran
program kegiatan yang disusun dalam dokumen
Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APB Desa).
APB Desa merupakan dokumen penganggaran
program-program desa yang tercantum di dalam
dokumen Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJM Desa) yang dijabarkan
kembali ke dalam rencana pembangunan
tahunan desa atau yang disebut dengan
Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa).
Dengan penambahan dana tersebut, maka
kesempatan desa untuk meningkatkan kegiatan
pembangunannya akan semakin tinggi, sehingga
dibutuhkan suatu rencana yang berdimensi
ruang untuk dapat mengatur pemanfaatan lahan
dan pembangunan di desa sekaligus sebagai
suatu sarana dalam pemanfaatan dana desa,
karena dokumen RPJM Desa, RKP Desa dan APB
Desa tidak memuat rencana secara spasial.
Selain dari pada itu, Jim Howe (1997)
Tata
Cara
Rencana
Lingkungan
Perumahan di Perkotaan
Barry Dalal-Clayton, David Dent & Oliver
Dubois (2003)
Rural Planning
in
Development Countries
Djohani, 2008 Panduan Penyelenggaraan
Musdes
Jaya dinata, 1999 tata guna tanah
Cormack, 1986 Balancing Nature and
Commerce
Thourburn, 1971 Planning Village
Rustan, 2014 pemikiran dan penelitian
desa
2)
3)
Gambar 1 Peta Sebaran Desa Rural Dan
Desa Urban di Kabupaten Bandung
Sumber : Hasil analisis dengan Arc. GIS, 2015
Desa yang mewakili desa jenis rural ialah Desa
W anasari dan Desa Panundaan. Desa yang
mewakili desa jenis urban ialah Desa Kiangroke
dan Desa Lampegan.
Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat eksploratori karena
mencari sesuatu yang baru dan membangun
pemahaman baru mengenai rencana spasial
desa. Pendekatan yang digunakan untuk
4)
5)
6)
Hasil Analisis
Muatan materi teknis rencana tata ruang desa
terdiri dari tujuan, kebiajakan dan strategi,
rencana struktur ruang, rencana pola ruang,
penetapan kawasan yang diprioritaskan, arahan
pemanfaatan
ruang,
dan
ketentuan
pengendalian
penataan
ruang.
Tujuan
diturunkan dari kalimat visi dan misi dalam
dokumen RPJM Desa dan RKP Desa. Tujuan ini
disusun untuk merumuskan kebijakan struktur
ruang, kebijakan pola ruang dan kebijakan
untuk
kawasan
yang
di
prioritaskan
pembangunannya. Dalam merumuskan kalimat
tujuan,
dipertimbangkan
juga
mengenai
pembahasan
kemiskinan,
peningkatan
produktivitas, manajemen sumber daya, modal
sosial, infrastruktur dan pembangunan sosial.
Komponen rencana struktur ruang terdiri
perencanaan sistem pusat dan sub pusat desa
yang ditentukan berdasarkan kemudahan
aksesibilitas terhadap fasilitas umum di desa.
pusat desa dapat berupa pusat dusun dengan
sub pusat dalam skala RW. Perencanaan
struktur ruang untuk sistem jaringan dapat
dilihat pada tabel 1 dibawah ini
Jar ingan
Jalan lokal primer
Jalan lingkungan prime r
Jalan antar permukiman
Jaringan gardu listrik
Jaringan iriga si tersie r, seperti:
S aluran tersier
S aluran kuarter
S aluran pembuang
Boks tersier
Boks kuarter
Bangunan pelengkap
Jika di desa ada jaringan irigasi denga n
sistem irigasi ai r tanah maka
pengaturanny a mengikuti aturan dalam
RDTR
Jaringan air minum den gan sistem
perpipaan dari i nstansi te rtentu,
maupun y ang bersumber dari air su ngai
atau pegunungan.
Jaringan draina se skala Desa
Ketentuan Teknis
7 meter
6,5 meter
<6,5 meter
Diintegrasikan dengan pihak P LN
Diperlukan oleh Desa rural dan Desa
Jalur ev akuasi
Tempat ev akuasi
urban
urban
urban
urban
urban
Sumber: Sum ber: Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014, Peraturan Pemerintah Nomor 43, Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2006, Peraturan
Menteri Desa Nomor 1/PRT/M/2015, dan Peraturan Menteri Desa Nomor 5/ PRT/M/2015, Permen PU Nomor 16/ PRT/M/2009, Permen PU Nomor
20/PRT/M/ 2011 tentang Pedoman Peny usunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi, dan Dok umen Proyek Kementrian Pekerj aan Umum
tahun 2014, Badan Standardisasi Nasional (2004) tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan, Jayadinata (1999) , McCormack
(1986), Jayadinata (1999), Bintaro (1977), Thor burn (1971) , Wasistiono (2006).
Komponen rencana pola ruang zona lindung dan budidaya ialah seperti pada tabel 2 di bawah ini
Zona
Lindung
Zona
Zona lindung
Kegiatan
Zonasi hutan lindung
Zona Perlindunga n
Setempa t
Sempada n sungai
Zonasi seki ta r danau/waduk
Budida ya
Zonasi Perkebunan
Zonasi Peri kanan
Zonasi Pa ri wisata
Zonasi Perumaha n
Katerangan
Diperl ukan oleh desa
rural dan desa urban
Diperl ukan oleh desa
rural dan desa urban
Diperl ukan oleh desa
rural dan desa urban
Zona
Zona
Zonasi Perdagangan
Zonasi Perkantora n
Kegiatan
Lahan untuk kegia tan pasar
desa , kios desa, dan tempa t
pelelanga n ika n
Kantor desa
Balai desa
Kantor lemba ga keta hanan
mas ya ra kat desa
Kantor koprasi
Pos hansip
Katerangan
Diperl ukan oleh desa
rural dan desa urban
Diperl ukan oleh desa
rural dan desa urban
Sumber: Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014, Peraturan Pemerintah Nomor 43, Peraturan Pemerintah Nomor
34 tahun 2006, Peraturan Menteri Desa Nomor 1/PRT/M/2015, dan Peraturan Menteri Desa Nomor 5/
PRT/M/2015, Permen PU Nomor 16/PRT/M/2009, Permen PU Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi, dan Dokumen Proyek Kementrian Pekerjaan
Umum tahun 2014, Badan Standardisasi Nasional (2004) tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan
di perkotaan, Jayadinata (1999), McCormack (1986), Jayadinata (1999), Bintaro (1977), Thorburn (1971),
Wasistiono (2006).
Penutup
Teridentifikasi dalam penelitian ini bahwa
muatan materi teknis rencana tata ruang desa
terdiri dari Tujuan, kebijakan dan strategi,
rencana struktur ruang, rencana pola pola ruang,
arahan pemanfaatan ruang, penetapan kawasan
yang di prioritaskan pembangunannya, dan
ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
dengan komponen pembeda antara rencana
tata ruang desa rural dan desa urban ialah
rencana untuk jaringan irigasi yang hanya
dibutuhkan oleh desa rural dan rencana untuk
zona industri yang dibutuhkan oleh desa urban
Daftar Pustaka
Buku
Artur,
Planning.
Bandung: Bandung.
Patilima,
Rianingsih.
2008.
Panduan
Penyelenggaraan
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan
Desa.
Djohani,
Penelitian
Sadu.
Pengembangan
Bandung.
2006.
Desa.
Prospek
Fokusmedia:
Dokumen Pemerintah
Badan Standardisasi Nasional. 2004. Tata Cara
(SNI) Badan
Jakarta.
Standardisasi Nasional:
Penyelenggaraan
Penataan
Ruang
Kawasan
Perdesaan .
Proyek
Departemen Pekerjaan Umum: Jakarta.
Kementrian
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
Badan
Perencanaan
Pembangunan Nasional (2014). Buku 1
Agenda Pembangunan Nasional.
Situs pemerintahan Desa Mandalamekar, 2014,
(diakses pada 9/06/2015, pukul 22.00
W IB).
Peraturan
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (sudah tidak
berlaku)
Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang
tahun 2014
Rancangan
Peraturan
Daerah
Kabupaten
Bandung Nomor 11 tahun 2011 tentang
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor
37 tahun 2010 tentang Klasifikasi
Perkotaan
dan
Perdesaan