Anda di halaman 1dari 3

Analisa Kualitatif Common size

PT WASKITA KARYA (PERSERO) Tbk dan Entitas Anak Perusahaan


Hasil analisis Commonsize dan pembahasan yang dilakukan pada PT WASKITA KARYA
(PERSERO) Tbk terhadap laporan keuangan tahun 2011 hingga tahun 2012, diperoleh simpulan
dari hasil kinerja keuangan perusahaan sebagai berikut:
Neraca
Dalam Laporan keuangan atau neraca PT WASKITA KARYA (PERSERO) Tbk terdapat sumber
dana dan investasi.
Kita akan membahas tentang sumber dana. Sumber dana terdiri dari Liabilitas jangka
pendek, Liabilitas jangka panjang dan Ekuitas. Pada tahun 2012 suber dana yang terdiri dari
Liabilitas jangka pendek dengan presentase 73,19 % ; Liabilitas jangka panjang 15,33 % ; dan
Ekuitas 11,46 % sehingga dapat di simpulkan bahwa pada tahun 2012 sumber dana terbesar
untuk membiayai investasi perusahaan di peroleh dari Liabilitas jangka pendek dengan
presentase terbesar terdapat pada akun Utang usaha yaitu oleh pihak ketiga sebesar Rp.
1.305.486.767.682,- dengan presentase 23,03 % yang bertujuan sebagai modal untuk membiayai
opersaional perusahaan. Pada tahun 2011 suber dana yang terdiri dari Liabilitas jangka pendek
dengan presentase 86,36 % ; Liabilitas jangka panjang 1,52 % ; dan Ekuitas 12,12 % sehingga
dapat di simpulkan bahwa pada tahun 2012 sumber dana terbesar untuk membiayai investasi
perusahaan di peroleh dari Liabilitas jangka pendek dengan presentase terbesar terdapat pada
akun Utang usaha yaitu oleh pihak ketiga dengan presentase 31,96 %. Sebesar Rp.
1.634.988.803.644,-. Jadi dapat di simpulkan bahwa antara periode 2011-2012 sumber dana terbesar
perusahaan PT WASKITA KARYA (PERSERO) Tbk dalam membiayai investasi perusahaan
terdapat pada Liabilitas Jangka Pendek dengan akun Utang usaha Oleh Pihak ketiga.
Investasi terdiri dari Aset lancar dan Aset tidak lancar, pada tahun 2012 di ketahui
presentase terbesar pada Aset Lancar dengan presentase 90,49 % dan Aset Tidak Lancar dengan
presentase 9,51 % dari data yang di peroleh pada tahun 2012, jumlah investasi terbesar terdapat
pada Aset lancar yaitu 32, 22 % yang terdapat pada akun taguhan bruto pada pelanggan oleh
pihak ketiga, dan pada tahun 2011 di ketahui presentase terbesar pada Aset Lancar dengan
presentase 89,99 % dan Aset Tidak Lancar dengan presentase 10,01 % dari data yang di peroleh

pada tahun 2012, jumlah investasi terbesar terdapat pada Aset lancar yaitu 27, 01 % yang
terdapat pada akun taguhan bruto pada pelanggan oleh pihak ketiga.
Jadi, mengapa presentase terbesar terdapat pada tangguhan bruto pada pelanggan, karena
Tagihan bruto kepada pemberi kerja merupakan piutang Perusahaan yang berasal dari pekerjaan
kontrak konstruksi yang dilakukan namun pekerjaan yang dilakukan masih dalam pelaksanaan.
Tagihan bruto disajikan sebesar selisih antara biaya yang terjadi ditambah laba yang diakui
dikurangi dengan kerugian yang diakui dan termin. Tagihan bruto diakui sebagai pendapatan
sesuai dengan metode presentase penyelesaian yang dinyatakan dalam berita acara penyelesaian
pekerjaan yang belum diterbitkan faktur karena perbedaan antara tanggal berita acara kemajuan
(progress) fisik dengan pengajuan penagihan pada tanggal laporan posisi keuangan.
Laba/Rugi
Pada tahun 2012 dalam laporan Laba/Rugi PT WASKITA KARYA (PERSERO) Tbk
mampu menghasilkan Laba bersih dengan presentase 1,35 % dengan beban terbesar pada akun
Beban Pokok Pendapatan dengan presentase 92,28 % . kemudian Pada tahun 2011 dalam laporan
Laba/Rugi PT WASKITA KARYA (PERSERO) Tbk mampu menghasilkan Laba bersih dengan
presentase 0,57 % dengan beban terbesar pada akun Beban Pokok Pendapatan dengan
presentase 91,76 % jadi dari hasil pada tahun 2012 dan 2011 dapat di simpulkan bahwa menurut
PSAK 34 Akuntansi Kontrak Konstruksi (Revisi 2010) berlaku sejak 1 Januari 2012. Jika
kemungkinan besar terjadi total beban kontrak akan melebihi pendapatan kontrak, maka taksiran
rugi segera diakui sebagai beban.
Pendapatan dari usaha perdagangan diakui berdasarkan metode tahap penyerahan barang kepada
pembeli. Pendapatan dari jasa penyewaan gedung diakui berdasarkan jumlah waktu pemakaian
yang telah direalisasikan.
Pendapatan dari usaha sarana papan (properti) diakui dengan metode full accrual, yang
dinyatakan dalam PSAK 44 (Revisi 2010) Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat,
berlaku sejak 1 Januari 2012, jika seluruh syarat berikut dipenuhi:
(i) Pengikatan jual beli telah berlaku;

(ii) Harga jual akan tertagih, dimana jumlah pembayaran yang diterima sekurang-kurangnya
telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati;
(iii) Tagihan penjual terhadap pembeli pada masa yang akan datang bebas dari subordinasi
terhadap utang lain dari pembeli;
(iv) Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli
sebagai berikut:
- Untuk penjualan bangunan rumah beserta tanah jika telah terjadi pengalihan seluruh risiko dan
manfaat kepemilikan yang umum terdapat pada suatu transaksi penjualan, dan penjual
selanjutnya tidak mempunyai liabilitas atau terlibat lagi secara signifikan dengan aset (properti)
tersebut. Dalam hal ini bangunan tersebut telah siap ditempati/digunakan, dan
- Untuk penjualan tanah yang pendirian bangunannya akan dilaksanakan oleh pembeli jika
selesainya pengembangan lingkungan dimana tanah tersebut berada, yaitu penjual tidak
mempunyai liabilitas yang signifikan lagi untuk menyelesaikan lingkungan seperti pematangan
tanah yang dijual, pembangunan fasilitas yang dijanjikan ataupun yang menjadi liabilitas dan
beban penjual, sesuai dengan perjanjian antara penjual dan pembeli yang bersangkutan atau
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Apabila semua persyaratan tersebut diatas tidak dipenuhi, semua penerimaan uang yang
berasal dari pelanggan dicatat sebagai uang muka dari pelanggan dengan menggunakan metode
deposit (depositmethod), sampai semua persyaratan dipenuhi. Beban diakui pada saat terjadinya,
dengan menggunakan dasar akrual

Anda mungkin juga menyukai