Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN PROYEK
(GPW0311)

ACARA VI
APLIKASI ANALISIS FINANSIAL PROYEK
(ANALISIS FINANSIAL II)

Disusun oleh :
Nama : Muhammad Najih Nur Hakim
NIM : 20/456512/GE/09273
Hari : Jumat, 5 Mei 2023
Waktu : 15.30-16.55
Asisten : Satria Yudha Adhitama
Bima Oktavian

LABORATORIUM KEWILAYAHAN
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA
2023
I. TUJUAN
1. Menyusun dan menerapkan metode perhitungan analisis finansial dalam kasus yang lebih
kompleks.
2. Mengidentifikasi keuntungan ekonomi lain di luar komponen perhitungan pembiayaan
proyek.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Laptop
2. Software Microsoft Word.
3. Data Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

III. TINJAUAN PUSTAKA


Dalam manajemen proyek, terdapat batasan-batasan yang perlu diperhatikan, seperti
batasan ruang lingkup dan biaya. Manajemen proyek melibatkan perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek
yang telah ditentukan. Pendekatan sistem dan hierarki digunakan dalam manajemen proyek, baik
secara vertikal maupun horizontal. Proyek biasanya melalui beberapa tahapan dalam siklus
hidupnya. Tahapan ini mencakup inisiasi proyek, di mana proyek disepakati untuk dilakukan. Tahap
perencanaan dilakukan setelah ruang lingkup proyek ditetapkan dan tim proyek terbentuk. Tahap
eksekusi dilakukan ketika proyek sudah jelas dan terperinci. Tahap penutupan melibatkan
penyerahan hasil akhir proyek kepada pelanggan, mengakhiri kontak dengan pemasok,
membubarkan tim proyek, dan memberikan laporan kepada semua pemangku kepentingan yang
menandakan selesainya proyek.
Untuk merencanakan tahapan-tahapan ini secara struktural dan sistematis, kerangka kerja
logis proyek perlu dibuat sebagai acuan. Sebelum melaksanakan tahapan-tahapan tersebut, analisis
finansial juga perlu dilakukan pada proyek terkait. Aspek finansial digunakan dalam mengevaluasi
rencana investasi proyek komersial. Penilaian aspek finansial meliputi penilaian sumber dana yang
akan digunakan dalam pembiayaan investasi, estimasi pendapatan dan pengeluaran, serta biaya
selama periode investasi. Analisis finansial digunakan untuk mengkaji potensi keuntungan dari
investasi yang dilakukan. Tujuannya adalah menghindari penanaman modal yang terlalu besar untuk
kegiatan yang tidak menguntungkan. Beberapa komponen yang diperhitungkan dalam analisis
finansial proyek termasuk modal dan biaya.
Modal merupakan unsur yang penting dalam kelancaran operasional suatu proyek, usaha,
atau perusahaan. Modal terdiri dari modal investasi dan modal kerja. Modal investasi digunakan
untuk proses produksi dalam jangka waktu yang lama dan terdiri dari alat-alat produksi yang tahan
lama. Modal kerja digunakan untuk membiayai kegiatan sehari-hari agar usaha berjalan sesuai
rencana, seperti pembelian tanah, pengadaan bangunan, dan pembelian mesin. Modal kerja sangat
penting untuk kelancaran operasional perusahaan dan digunakan untuk membiayai semua kegiatan
perusahaan, seperti pembayaran gaji karyawan, pembelian tanah untuk proyek, pembelian bahan
baku, dan biaya operasional lainnya. Biaya dalam proyek dapat diklasifikasikan menjadi biaya
investasi, biaya variabel-semi variabel, biaya tetap, dan biaya lainnya. Biaya investasi adalah modal
atau biaya yang digunakan untuk memulai atau mengembangkan usaha. Biaya variabel adalah biaya
yang tergantung pada jumlah produk yang diproduksi. Biaya tetap adalah biaya yang tetap
dikeluarkan oleh perusahaan selama kegiatan produksi, tanpa tergantung pada kapasitas produksi.
Dalam analisis finansial proyek, terdapat beberapa teknik perhitungan yang dapat digunakan, antara
lain Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), dan Internal Rate of Return (IRR). NPV adalah
harga bersih proyek, yaitu selisih antara arus kas bersih yang diestimasi dari proyek tersebut dengan
tingkat diskonto yang mencerminkan biaya kesempatan modal. Jika NPV positif (>0), proyek
dianggap layak. Jika NPV nol (=0), proyek dapat dilaksanakan tetapi tidak memberikan keuntungan.
Jika NPV negatif (<0), proyek dianggap tidak layak.
BCR merupakan perbandingan antara nilai manfaat dan nilai biaya proyek. Proyek dianggap
layak jika BCR > 1, dan dianggap tidak layak jika BCR < 1. Jika BCR sama dengan nol (=0), proyek
dianggap netral. IRR adalah tingkat diskon yang membuat nilai sekarang dari arus kas masuk sama
dengan nilai sekarang dari investasi atau biaya. Jika IRR melebihi tingkat bunga yang ditetapkan,
proyek dianggap layak. Jika IRR kurang dari tingkat bunga yang ditetapkan, proyek dianggap tidak
layak. Sebelum menggunakan teknik-teknik perhitungan ini, nilai Discount Factor (DF) harus
ditentukan agar hasil analisis optimal. DF adalah harga persentase yang diharapkan untuk mencapai
keuntungan di masa depan atau sebagai pengurang dalam nilai sekarang dari manfaat dan biaya yang
akan terjadi di masa mendatang. DF digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas di
masa depan dengan memperhitungkan tingkat bunga pada akhir tahun.

IV. LANGKAH KERJA


V. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel Perhitungan Analisis Finansial (terlampir)
2. Tabel Hasil Analisis Finansial (terlampir)
3. Tabel Identifikasi Manfaat Ekonomi (terlampir)

VI. PEMBAHASAN
Dalam perencanaan proyek, analisis keuangan sangat penting untuk mengevaluasi kelayakan
dan potensi keuntungan proyek. Dalam tabel perhitungan analisis finansial proyek Kereta Cepat
Jakarta-Bandung di atas, terdapat rincian pengeluaran dan pendapatan yang dianalisis selama periode
10 tahun. Pengeluaran proyek mencakup berbagai komponen seperti perizinan dan studi kelayakan,
pengadaan dan pembebasan lahan, survey, desain, jasa konsultasi, konstruksi infrastruktur, peralatan
rekayasa, pengembangan properti, pengadaan kereta cepat, gaji pekerja, gaji karyawan, biaya listrik,
air, internet, pemeliharaan, perawatan, promosi, beban pajak, dan lain-lain. Total pengeluaran
proyek selama 10 tahun adalah sekitar Rp86,266 triliun. Pendapatan proyek meliputi pendapatan
dari tiket, subsidi, pendapatan non-tiket, dan sponsorship. Total pendapatan proyek selama 10 tahun
adalah sekitar Rp62,352 triliun. Selanjutnya, untuk melakukan analisis finansial, diterapkan faktor
diskon (discount factor) sebesar 9% untuk menghitung discounted cash flow (DCF) atau arus kas
terdiskontokan. Dengan menggunakan faktor diskon tersebut, dihitung total discounted
pengeluaran dan discounted pendapatan proyek selama 10 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa
keuntungan proyek (total pendapatan dikurangi total pengeluaran) adalah sekitar -Rp23,914 triliun.
Nilai ini menunjukkan bahwa proyek ini tidak menghasilkan keuntungan yang positif dalam periode
10 tahun tersebut. Selain itu, digunakan juga Net Present Value (NPV) dengan tingkat diskon 9%
untuk mengevaluasi nilai proyek secara keseluruhan. NPV merupakan selisih antara total discounted
pendapatan dengan total discounted pengeluaran. Dalam kasus ini, NPV adalah sekitar Rp26,179
triliun. BC Ratio (Benefit-Cost Ratio) pada tingkat diskon 9% adalah sekitar 0.68, yang menunjukkan
bahwa manfaat yang dihasilkan dari proyek ini tidak mencukupi untuk menutupi biaya yang
dikeluarkan.
Pada tahun 0, pengeluaran awal proyek sebesar Rp100.000.000. Selama periode 1 hingga 10
tahun, pengeluaran proyek berkisar antara Rp8.721.997.510.000 hingga Rp5.940.448.928.352.
Sementara itu, pendapatan yang dihasilkan dari proyek tersebut mulai dari Rp4.100.100.000.000
pada tahun 1 hingga mencapai Rp8.217.001.000.000 pada tahun 10. Dalam analisis finansial,
digunakan faktor diskon (DF) untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan. Pada
tabel tersebut, diberikan faktor diskon 9% dan 15% untuk menghitung nilai sekarang dari
pengeluaran dan pendapatan selama periode proyek. Dalam perhitungan NPV menggunakan faktor
diskon 9%, diperoleh NPV sebesar Rp26.179.212.562.565. Sedangkan jika menggunakan faktor
diskon 15%, diperoleh NPV sebesar -Rp15.623.260.922.547. Nilai positif pada NPV menunjukkan
bahwa proyek menghasilkan nilai tambah, sementara nilai negatif menandakan proyek tersebut tidak
menguntungkan secara finansial. Pada faktor diskon 9%, BC Ratio sebesar 0,6762233509, sementara
pada faktor diskon 15%, BC Ratio sebesar 1,518761993. BC Ratio yang lebih besar dari 1
menunjukkan bahwa manfaat proyek lebih besar daripada biaya, sehingga proyek tersebut layak
untuk dilaksanakan.
Pada tahun 0, pengeluaran awal proyek sebesar Rp100.000.000. Selama periode 1 hingga 10
tahun, pengeluaran proyek berkisar antara Rp8.721.997.510.000 hingga Rp5.940.448.928.352.
Sementara itu, pendapatan yang dihasilkan dari proyek tersebut mulai dari Rp4.100.100.000.000
pada tahun 1 hingga mencapai Rp8.217.001.000.000 pada tahun 10. Dalam analisis finansial,
digunakan faktor diskon (DF) untuk menghitung nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan. Pada
tabel tersebut, diberikan faktor diskon 9% dan 15% untuk menghitung nilai sekarang dari
pengeluaran dan pendapatan selama periode proyek. Dalam perhitungan NPV menggunakan faktor
diskon 9%, diperoleh NPV sebesar Rp26.179.212.562.565. Sedangkan jika menggunakan faktor
diskon 15%, diperoleh NPV sebesar -Rp15.623.260.922.547. Nilai positif pada NPV menunjukkan
bahwa proyek menghasilkan nilai tambah, sementara nilai negatif menandakan proyek tersebut tidak
menguntungkan secara finansial. Pada faktor diskon 9%, BC Ratio sebesar 0,6762233509, sementara
pada faktor diskon 15%, BC Ratio sebesar 1,518761993. BC Ratio yang lebih besar dari 1
menunjukkan bahwa manfaat proyek lebih besar daripada biaya, sehingga proyek tersebut layak
untuk dilaksanakan. Rincian IRR sebesar 12.76% menunjukkan bahwa proyek ini memiliki tingkat
pengembalian yang positif, artinya proyek tersebut dapat dianggap menguntungkan dari segi
keuangan.
Berdasarkan hasil analisis finansial proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dilakukan
penilaian menggunakan teknik-teknik penilaian finansial seperti NPV, BCR, dan IRR. Pada analisis
NPV dengan menggunakan tingkat pengembalian modal tertentu (MARR) sebesar 9%, diperoleh
NPV sebesar Rp26,179,212,562,565, yang menunjukkan bahwa proyek ini memiliki nilai sekarang
dari arus kas masukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai sekarang dari arus kas keluaran.
Namun, pada analisis NPV dengan menggunakan tingkat pengembalian modal sebesar 15%,
diperoleh NPV sebesar -Rp15,623,260,922,547. Hal ini mengindikasikan bahwa pada tingkat
pengembalian yang lebih tinggi, proyek ini tidak menghasilkan nilai sekarang yang menguntungkan.
Selanjutnya, pada analisis BCR dengan menggunakan MARR sebesar 9%, diperoleh BCR sebesar
0.68, yang menunjukkan bahwa setiap unit investasi yang ditanamkan menghasilkan sekitar 68%
kembali sebagai manfaat. Sedangkan pada analisis BCR dengan menggunakan MARR sebesar 15%,
diperoleh BCR sebesar 1.519, yang menunjukkan bahwa setiap unit investasi yang ditanamkan
menghasilkan sekitar 151.9% kembali sebagai manfaat. Hal ini menunjukkan proyek ini
menguntungkan dari segi manfaat yang dihasilkan. Terakhir, tingkat pengembalian internal (IRR)
proyek ini diperoleh sebesar 12.8%. Angka ini menunjukkan tingkat pengembalian yang positif dan
di atas tingkat pengembalian modal yang digunakan. Dengan demikian, proyek Kereta Cepat
Jakarta-Bandung dapat dianggap menguntungkan dari segi keuangan.
Tabel Manfaat Ekonomi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menyajikan berbagai
manfaat yang dapat diidentifikasi dari proyek tersebut. Pertama, proyek ini akan memberikan
manfaat berupa peningkatan mobilitas. Dengan mempercepat waktu perjalanan antara Jakarta dan
Bandung, proyek ini akan memungkinkan aksesibilitas yang lebih baik bagi masyarakat, bisnis, dan
pariwisata. Informasi ini didasarkan pada Studi Kelayakan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
yang telah dilakukan. Selanjutnya, proyek ini akan memberikan stimulasi ekonomi yang signifikan.
Investasi dalam infrastruktur kereta cepat akan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah
sekitar proyek. Hal ini mencakup penciptaan lapangan kerja baru dan peningkatan aktivitas bisnis.
Selain itu, proyek ini juga diharapkan dapat meningkatkan sektor pariwisata di Jakarta dan Bandung.
Dengan adanya kereta cepat, kunjungan wisatawan ke kedua kota tersebut diperkirakan akan
meningkat. Hal ini akan membawa dampak positif pada industri pariwisata dan pendapatan daerah.
Manfaat ekonomi lainnya adalah reduksi biaya transportasi. Dengan adanya kereta cepat, biaya
perjalanan antara Jakarta dan Bandung akan berkurang, baik bagi individu, bisnis, maupun
pengiriman barang. Hal ini akan memberikan efisiensi dalam pergerakan orang dan barang antara
kedua kota. Proyek ini juga akan berdampak pada pengembangan wilayah di sekitar jalur proyek.
Dengan adanya kereta cepat, potensi pengembangan dan pemanfaatan lahan di sekitarnya akan
terbuka. Misalnya, pembangunan kawasan industri, perumahan, dan pusat perdagangan dapat
dilakukan untuk memanfaatkan kesempatan ini. Terakhir, proyek ini akan memberikan manfaat
dalam hal peningkatan konektivitas. Dengan terciptanya kereta cepat, konektivitas antara Jakarta
dan Bandung akan meningkat. Hal ini akan memperkuat integrasi perkotaan antara kedua kota dan
memfasilitasi pertukaran ide, pengetahuan, dan budaya.

VII. KESIMPULAN
1. Pada kasus proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, analisis finansial dilakukan dengan
menggunakan berbagai parameter seperti pengeluaran, pendapatan, diskon faktor, dan
tingkat pengembalian internal (IRR). Hal ini memungkinkan pengukuran kinerja keuangan
proyek dari perspektif jangka panjang. Hasil analisis finansial proyek ini, seperti NPV, BCR,
dan IRR, memberikan informasi penting tentang potensi keuntungan, pengembalian
investasi, dan kelayakan proyek secara keseluruhan. Dalam kasus ini, NPV sebesar
Rp26,179,212,562,565 menunjukkan adanya nilai positif dan mengindikasikan kelayakan
finansial proyek. Begitu juga dengan BCR yang melebihi 1 dan IRR sebesar 0.128, yang
menunjukkan potensi pengembalian investasi yang menguntungkan.
2. Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini memiliki potensi keuntungan ekonomi yang luas
di luar aspek pembiayaan proyek. Pertama, proyek ini akan meningkatkan konektivitas dan
mobilitas antara Jakarta dan Bandung, memudahkan perjalanan bagi penduduk, pengusaha,
dan wisatawan. Konektivitas yang lebih baik ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
regional dan memperluas pasar untuk berbagai sektor industri. Kedua, proyek ini akan
menstimulasi pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya dengan menciptakan peluang
investasi baru, menggerakkan sektor konstruksi, dan menciptakan lapangan kerja. Selain itu,
proyek ini juga akan mendorong aktivitas ekonomi di sektor-sektor terkait seperti
perhotelan, pariwisata, transportasi, dan perdagangan. Ketiga, proyek ini akan mendukung
pengembangan sektor pariwisata dengan meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung
ke Jakarta dan Bandung. Peningkatan jumlah wisatawan ini akan berdampak pada
pertumbuhan sektor pariwisata, peningkatan pendapatan lokal, dan penciptaan lapangan
kerja di sektor tersebut. Kesimpulannya, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tidak hanya
memberikan manfaat ekonomi melalui pembiayaan proyek, tetapi juga melalui peningkatan
konektivitas, stimulasi pertumbuhan ekonomi, dan pengembangan sektor pariwisata.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Kerzner, H. (1982). Project management: A systems approach to planning, scheduling, and controlling. Wiley.
Dimyati, A., & Nurjaman, A. (2014). Pengertian dan tahapan siklus proyek. Bandung: Alfabeta.
Gaol, G. L., & Rahmawati, R. (2013). Analisis finansial dan ekonomi teknik investasi. Jakarta: Erlangga.
Husnan, S., & Muhammad, D. (1997). Manajemen keuangan: Teori dan aplikasi. BPFE.
Pujawan, I. N. (2004). Teknik analisis biaya (cost analysis). Jurnal Teknik Industri, 6(1), 1-10.
Arifal Hidayat, A. (2014). Metode pengambilan keputusan investasi menggunakan pendekatan NPV, IRR,
BCR. Jurnal Informatika dan Sistem Informasi, 1(1), 13-19.
LAMPIRAN

1. Tabel Perhitungan Analisis Finansial


Tahun
2.
Aktual
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 Jumla
Tahun 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 h
Peri
zin
an
dan 200,0
1 Stu - - - - - - - - - 00,00
di 0.00
Kel Rp100 Rp10
aya ,000,0 0,000
kan 00 ,000
Pen
Pe gad
ng aan
dan 4,200,
el
Pe 000,0
ua 2
mb
- - - - - - - -
00,00
ra eba Rp2,1 Rp2,1 0.00
n san 00,00 00,00
Lah 0,000 0,000,
an - ,000 000
Sur
vey
, 637,8
De 29,50
3 - - - -
sai Rp96, Rp105 Rp11 Rp121 Rp130 Rp65, 0,000.
n, 327,0 ,665,0 9,217 ,247,0 ,249,0 124,5 00
dan 00,00 00,00 ,000, 00,00 00,00 00,00
Jas - 0 0 000 0 0 0
a
Ko
nsu
ltas
i
Kon
stru
ksi
Infr
Rp4,5 Rp5,3 Rp6,1 Rp6,6 Rp7,3 Rp3,6 33,70
astr
28,39 34,58 34,17 71,26 57,14 78,57 4,132,
4 ukt - - - - -
8,000 8,000, 0,000 6,000, 0,000, 0,000, 000,0
ur
,000 000 ,000 000 000 000 00.00
Ker
eta
Ce
pat
Per
alat
an
Re
kay
asa
dan
Ko
Rp51 Rp608 Rp74 Rp829 Rp932 Rp466 4,100,
mp
9,675 ,050,0 4,825 ,400,0 ,075,0 ,037,5 062,5
5 one - - - - -
,000, 00,00 ,000, 00,00 00,00 00,00 00,00
n
000 0 000 0 0 0 0.00
Ma
nuf
akt
ur
Ker
eta
Ce
pat
Pen
ge
mb
ang
an Rp77 Rp1,0 Rp1,2 Rp1,2 Rp1,3 Rp681 6,441,
Pro 3,775 99,77 41,57 82,50 62,50 ,250,0 375,0
6 - - - - -
pert ,000, 5,000, 5,000 0,000, 0,000, 00,00 00,00
i 000 000 ,000 000 000 0 0.00
Ker
eta
Ce
pat
Pen
gad
Rp1,3 1,300,
aan
00,00 000,0
7 Ker - - - - - - - - - -
0,000, 00,00
eta
000 0.00
Ce
pat
Pen
giri
ma
n
Rp850 Rp850 1,700,
Trai
,000,0 ,000,0 000,0
8 nse - - - - - - - - -
00,00 00,00 00,00
t
0 0 0.00
Ker
eta
Ce
pat
Rp67 Rp733 Rp79 Rp821 Rp863 Rp455 4,347,
Gaji
8,534 ,020,9 5,400 ,410,5 ,384,8 ,867,2 619,0
9 Pek - - - - -
,510, 78,00 ,914, 96,00 44,00 14,00 56,00
erja
000 0 000 0 0 0 0.00
Gaji
Rp42, Rp85, Rp85, Rp85, Rp85, 384,3
Kar
704,4 408,9 408,9 408,9 408,9 40,17
10 ya - - - - - -
64,17 28,35 28,35 28,35 28,35 7,584.
wa
6 2 2 2 2 00
n
Bia
ya
List Rp25, Rp25, Rp25, Rp25, Rp73, Rp145 Rp14 Rp14 Rp14 Rp14 898,0
rik, 008,0 008,0 008,0 008,0 008,0 ,008,0 5,008 5,008 5,008 5,008 80,00
11 -
Air, 00,00 00,00 00,00 00,00 00,00 00,00 ,000, ,000, ,000, ,000, 0,000.
dan 0 0 0 0 0 0 000 000 000 000 00
Inte
rnet
Pe
mel
ihar
Rp5,6 Rp5,6 Rp5,6 Rp5,6 Rp5,6 28,46
aan
92,00 92,00 92,00 92,00 92,00 0,000,
12 dan - - - - - -
0,000, 0,000 0,000 0,000 0,000 000,0
Per
000 ,000 ,000 ,000 ,000 00.00
aw
ata
n
Pro
mo
si
Rp18 Rp180 Rp18 Rp180 Rp540 Rp1,0 Rp1,0 Rp54 Rp54 Rp54 5,040,
dan
13 - 0,000 ,000,0 0,000 ,000,0 ,000,0 80,00 80,00 0,000 0,000 0,000 000,0
Pe
,000 00 ,000 00 00 0,000 0,000 ,000 ,000 ,000 00.00
ma
sar
an
Beb Rp17, Rp17, Rp17, Rp17, Rp17, 87,46
an 492,0 492,0 492,0 492,0 492,0 0,000,
14 - - - - - -
Paj 00,00 00,00 00,00 00,00 00,00 000.0
ak 0 0 0 0 0 0
Rp8,7 Rp10, Rp9,0 Rp11, Rp11, Rp12, Rp5,9 Rp5,9 Rp5,9 Rp5,9 Rp86,
Rp100
21,99 006,2 60,37 051,0 568,8 095,1 40,98 40,44 40,44 40,44 266,1
Total Biaya ,000,0
7,510 86,97 5,914 11,59 96,84 33,67 8,928 8,928 8,928 8,928 38,23
00
,000 8,000 ,000 6,000 4,000 8,176 ,352 ,352 ,352 ,352 3,584

Pen
dap Rp6,8 Rp7,5 Rp7,8 Rp8,2 Rp8,2 38,59
ata 25,50 08,05 49,32 04,25 04,25 1,377,
1 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0
n 0,000, 0,000 5,000 1,000 1,000 000,0
Tik 000 ,000 ,000 ,000 ,000 00.00
et
Pen
dap
Rp4,1 Rp4,1 Rp4,1 Rp4,1 Rp4,1 Rp3,2 Rp10, Rp10, Rp10, Rp10, Rp10, 23,75
ata
00,00 00,00 00,00 00,00 00,00 00,00 000,0 000,0 000,0 000,0 000,0 0,000,
2 n
0,000, 0,000 0,000, 0,000 0,000, 0,000, 00,00 00,00 00,00 00,00 00,00 000,0
Su
000 ,000 000 ,000 000 000 0 0 0 0 0 00.00
bsi
Pe di
nd Pen
ap dap
at ata
Rp500 Rp1,0 Rp1,5 Rp2,0 Rp2,5 7,500,
n
an 3 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 Rp0 ,000,0 00,00 00,00 00,00 00,00 000,0
No
00 0,000 0,000 0,000 0,000 00.00
n-
Tik
et
Spo
Rp100 Rp15 Rp200 Rp25 Rp300 Rp1,0 Rp250 Rp25 Rp25 Rp25 Rp25 3,250,
nso
4 ,000,0 0,000 ,000,0 0,000 ,000,0 00,00 ,000,0 0,000 0,000 0,000 0,000 000,0
rshi
00 ,000 00 ,000 00 0,000 00 ,000 ,000 ,000 ,000 00.00
p
Total Rp4,1 Rp4,1 Rp4,1 Rp4,1 Rp4,1 Rp3,2 Rp6,8 Rp7,5 Rp7,8 Rp8,2 Rp8,2 Rp62,
00,10 00,15 00,20 00,25 00,30 01,00 36,25 19,30 61,07 16,50 17,00 352,1
Pendapata
0,000, 0,000 0,000, 0,000 0,000, 0,000, 0,000, 0,000 5,000 1,000 1,000 27,00
n 000 ,000 000 ,000 000 000 000 ,000 ,000 ,000 ,000 0,000
9 DF
1.00 0.92 0.84 0.77 0.71 0.65 Rp1 Rp1 Rp1 Rp0 Rp0
% 9%
Tot
al Rp8,7 Rp10, Rp9,0 Rp11, Rp11, Rp12, Rp5,9 Rp5,9 Rp5,9 Rp5,9 Rp86,
Rp100
Pen 21,99 006,2 60,37 051,0 568,8 095,1 40,98 40,44 40,44 40,44 266,1
,000,0
gel 00
7,510 86,97 5,914 11,59 96,84 33,67 8,928 8,928 8,928 8,928 38,23
uar ,000 8,000 ,000 6,000 4,000 8,176 ,352 ,352 ,352 ,352 3,584
an
Tot
al
Pen Rp8,0 Rp8,4 Rp6,9 Rp7,8 Rp7,5 Rp7,2 Rp3,2 Rp2,9 Rp2,7 Rp2,5 Rp57,
Rp100
gel 01,83 22,09 96,27 28,81 18,98 11,93 49,92 81,31 35,14 09,30 455,7
,000,0
uar 00
2,577 1,556, 2,603 5,222, 9,163, 3,026, 4,392 1,003 7,709 9,825 27,08
an* ,982 266 ,934 380 763 533 ,044 ,258 ,411 ,148 0,719
DF
9%
Rp4,1 Rp4,1 Rp4,1 Rp4,1 Rp4,1 Rp3,2 Rp6,8 Rp7,5 Rp7,8 Rp8,2 Rp8,2 Rp62,
Total 00,10 00,15 00,20 00,25 00,30 01,00 36,25 19,30 61,07 16,50 17,00 352,1
Pendapatan 0,000, 0,000 0,000, 0,000 0,000, 0,000, 0,000, 0,000 5,000 1,000 1,000 27,00
000 ,000 000 ,000 000 000 000 ,000 ,000 ,000 ,000 0,000
Total Rp4,1 Rp3,7 Rp3,4 Rp3,1 Rp2,9 Rp2,0 Rp4,0 Rp4,1 Rp3,9 Rp3,7 Rp3,4 Rp38,
00,10 61,60 51,05 66,14 04,75 80,43 76,23 13,31 45,20 83,10 70,95 852,9
Pendapatan
0,000, 5,504 6,308, 5,314 5,892, 0,367, 2,513, 4,597 8,464 5,310 0,022 04,29
*DF 9% 000 ,587 392 ,120 931 541 378 ,250 ,479 ,823 ,673 6,174
- - - - - - -
Rp4,1 Rp1,5 Rp1,9 Rp2,2 Rp2,2
Rp4,6 Rp5,9 Rp4,9 Rp6,9 Rp8,3 Rp5,2 Rp23,
00,00 78,31 20,62 76,05 76,55
Keuntungan 21,84 06,08 60,12 50,71 67,89 58,88 914,0
0,000, 1,071 6,071 2,071 2,071
7,510 6,978, 5,914 1,596, 6,844, 3,678, 11,23
000 ,648 ,648 ,648 ,648
,000 000 ,000 000 000 176 3,584
Discounted Rp4,1 Rp3,4 Rp2,9 Rp2,4 Rp2,0 Rp1,3 Rp2,4 Rp2,2 Rp1,9 Rp1,7 Rp1,4 Rp26,
00,10 51,01 04,68 44,84 57,80 52,13 30,52 50,12 79,96 41,84 66,16 179,2
Keuntungan 0,000, 4,224 5,050, 5,107 2,306, 6,992, 4,264, 3,944 7,094 6,777 6,799 12,56
9% 000 ,392 410 ,037 542 873 490 ,510 ,601 ,939 ,772 2,565
Rp26,
179,2
NPV 9% 12,56
2,565
0.676
BC Ratio 9% 22335
09

Tahu
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
n
Pe
ng Rp8,7 Rp10, Rp9,0 Rp11, Rp11, Rp12, Rp5,9 Rp5,9 Rp5,9 Rp5,9
Rp100,
21,99 006,28 60,37 051,01 568,89 095,13 40,98 40,44 40,44 40,44
elu 1 000,00
7,510, 6,978, 5,914, 1,596, 6,844, 3,678, 8,928, 8,928, 8,928, 8,928,
ar 0
000 000 000 000 000 176 352 352 352 352
an
Pe
nd Rp4,10 Rp4,1 Rp4,1 Rp4,1 Rp4,1 Rp3,2 Rp6,8 Rp7,5 Rp7,8 Rp8,2 Rp8,2
0,100, 00,15 00,200 00,25 00,300 01,000 36,250 19,30 61,07 16,50 17,00
ap 1 000,00 0,000, ,000,0 0,000, ,000,0 ,000,0 ,000,0 0,000, 5,000, 1,000, 1,000,
ata 0 000 00 000 00 00 00 000 000 000 000
n
DF
9% 1.00 0.92 0.84 0.77 0.71 0.65 0.60 0.55 0.50 0.46 0.42
9%
15 DF
% 15% 1.00 0.87 0.76 0.66 0.57 0.50 0.43 0.38 0.33 0.28 0.25
Rp100,
Total Rp8,7 Rp10, Rp9,0 Rp11, Rp11, Rp12, Rp5,9 Rp5,9 Rp5,9 Rp5,9 Rp86,2
000,00
Peng 0
21,99 006,28 60,37 051,01 568,89 095,13 40,98 40,44 40,44 40,44 66,138
eluar 7,510, 6,978, 5,914, 1,596, 6,844, 3,678, 8,928, 8,928, 8,928, 8,928, ,233,5
an 000 000 000 000 000 176 352 352 352 352 84

Total
Peng Rp8,0 Rp8,4 Rp6,9 Rp7,8 Rp7,5 Rp7,2 Rp3,2 Rp2,9 Rp2,7 Rp2,5 Rp57,4
Rp100,
01,83 22,091 96,27 28,815 18,989 11,933 49,92 81,31 35,14 09,30 55,727
eluar 000,00
2,577, ,556,2 2,603, ,222,3 ,163,7 ,026,5 4,392, 1,003, 7,709, 9,825, ,080,7
an*D 0
982 66 934 80 63 33 044 258 411 148 19
F 9%
Tota
l
Rp7,5 Rp7,5 Rp5,9 Rp6,3 Rp5,7 Rp5,2 Rp2,2 Rp1,9 Rp1,6 Rp1,4 Rp45,7
Pen Rp100,
84,34 66,190 57,34 18,451 51,786 29,060 33,43 41,94 88,64 68,38 39,694
gelu 000,00
5,660, ,531,5 4,235, ,747,0 ,363,9 ,065,3 7,791, 3,292, 6,340, 8,122, ,151,7
aran 0
870 69 391 99 03 15 941 121 975 587 69
*DF
15%
Total Rp4,10 Rp4,1 Rp4,1 Rp4,1 Rp4,1 Rp3,2 Rp6,8 Rp7,5 Rp7,8 Rp8,2 Rp8,2 Rp62,3
Pend 0,100, 00,15 00,200 00,25 00,300 01,000 36,250 19,30 61,07 16,50 17,00 52,127
apata 000,00 0,000, ,000,0 0,000, ,000,0 ,000,0 ,000,0 0,000, 5,000, 1,000, 1,000, ,000,0
n 0 000 00 000 00 00 00 000 000 000 000 00

Total
Pend Rp4,10 Rp3,7 Rp3,4 Rp3,1 Rp2,9 Rp2,0 Rp4,0 Rp4,1 Rp3,9 Rp3,7 Rp3,4 Rp38,8
0,100, 61,60 51,056 66,14 04,755 80,430 76,232 13,31 45,20 83,10 70,95 52,904
apata 000,00 5,504, ,308,3 5,314, ,892,9 ,367,5 ,513,3 4,597, 8,464, 5,310, 0,022, ,296,1
n*DF 0 587 92 120 31 41 78 250 479 823 673 74
9%
Total
Pend Rp4,10 Rp3,5 Rp3,1 Rp2,6 Rp2,3 Rp1,5 Rp2,9 Rp2,8 Rp2,5 Rp2,3 Rp2,0 Rp30,1
0,100, 65,34 00,340 95,98 44,359 91,462 55,499 26,78 69,79 35,64 31,11 16,433
apata 000,00 7,826, ,264,6 0,932, ,832,9 ,729,6 ,527,5 3,384, 9,361, 2,392, 6,977, ,229,2
n*DF 0 087 50 029 05 90 50 294 838 790 388 22
15%
Keunt Rp4,10 - - - - - - Rp1,5 Rp1,9 Rp2,2 Rp2,2 -
ungan 0,000, Rp4,6 Rp5,9 Rp4,9 Rp6,9 Rp8,3 Rp5,2 78,31 20,62 76,05 76,55 Rp23,
000,00 21,84 06,086 60,12 50,711 67,896 58,883 1,071, 6,071, 2,071, 2,071, 914,01
0 7,510, ,978,0 5,914, ,596,0 ,844,0 ,678,1 648 648 648 648 1,233,
000 00 000 00 00 76 584
Disco
unted Rp4,10 Rp3,4 Rp2,9 Rp2,4 Rp2,0 Rp1,3 Rp2,4 Rp2,2 Rp1,9 Rp1,7 Rp1,4 Rp26,1
0,100, 51,01 04,685 44,84 57,802 52,136 30,524 50,12 79,96 41,84 66,16 79,212
Keunt 000,00 4,224, ,050,4 5,107, ,306,5 ,992,8 ,264,4 3,944, 7,094, 6,777, 6,799, ,562,5
ungan 0 392 10 037 42 73 90 510 601 939 772 65
9%
Disco - - - - - - -
unted Rp4,10 Rp593 Rp627 Rp646 Rp562
Rp4,0 Rp4,4 Rp3,2 Rp3,9 Rp4,1 Rp2,2 Rp15,
0,000, ,345,5 ,856,0 ,996,0 ,728,8
Keunt 18,99 65,850 61,36 74,091 60,323 73,560 623,26
000,00 92,35 69,71 51,81 54,80
ungan 0
7,834, ,266,9 3,303, ,914,1 ,634,2 ,537,7
3 7 6 1
0,922,
783 19 362 94 13 64 547
15%
Rp26,1
NPV 79,212
9% ,562,5
65
-
Rp15,
NPV
623,26
15% 0,922,
547
BC 0.6762
Ratio 23350
9% 9
BC
1.5187
Ratio
61993
15%
0.1275
IRR 75593
6
2. Tabel Hasil Analisis Finansial
Teknik Penilaian Hasil
MARR x% 0.9
MARR y% 0.15
NPV x% Rp26,179,212,562,565
NPV y% -15623260922547.00
BCR x% 0.68
BCR y% 1.519
IRR 0.128

3. Tabel Identifikasi Manfaat Ekonomi


No. Kategori Manfaat Deskripsi Manfaat Sumber
1 Peningkatan Mobilitas Mempercepat waktu perjalanan antara Jakarta dan Bandung, [1] Studi Kelayakan Proyek Kereta
memungkinkan aksesibilitas yang lebih baik bagi masyarakat, Cepat Jakarta-Bandung
bisnis, dan pariwisata.
2 Stimulasi Ekonomi Mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar proyek [2] Bappenas: "Masterplan
dengan adanya investasi infrastruktur, menciptakan lapangan Percepatan dan Perluasan
kerja, dan meningkatkan aktivitas bisnis. Pembangunan Ekonomi
Indonesia"
3 Peningkatan Pariwisata Meningkatkan kunjungan wisatawan ke Jakarta dan Bandung, [3] Kementerian Pariwisata dan
membawa dampak positif pada industri pariwisata dan Ekonomi Kreatif
pendapatan daerah.
4 Reduksi Biaya Transportasi Mengurangi biaya perjalanan antara Jakarta dan Bandung bagi [1] Studi Kelayakan Proyek Kereta
individu, bisnis, dan barang dengan adanya opsi transportasi yang Cepat Jakarta-Bandung
lebih cepat dan efisien.
5 Pengembangan Wilayah Membuka potensi pengembangan dan pemanfaatan lahan di [4] Pemerintah Daerah Provinsi
sekitar jalur proyek, seperti pembangunan kawasan industri, Jawa Barat
perumahan, dan pusat perdagangan.
6 Peningkatan Konektivitas Meningkatkan konektivitas antara Jakarta dan Bandung, [1] Studi Kelayakan Proyek Kereta
memperkuat integrasi perkotaan, dan memfasilitasi pertukaran Cepat Jakarta-Bandung
ide, pengetahuan, dan budaya antara kedua kota.

Sumber:
[1] Studi Kelayakan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
[2] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas): "Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia"
[3] Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
[4] Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai