201650584
CAPITAL BUDGETING
Capital budgeting adalah sebuah proses evaluasi bisnis guna menilai layak tidaknya sebuah
proyek/rencana besar perusahaan dilaksanakan. Sementara itu, pengertian capital budgeting dalam
manajemen keuangan adalah proses menganalisa input dan output sebuah proyek dari segi finansial
guna memastikan proyek tersebut mencapai profit diharapkan.
Di antara proses bisnis lainnya, capital budgeting adalah yang paling esensial. Jika dalam proses
capital budgeting tidak disepakati, maka proyek perusahaan sebesar apapun tidak boleh dimulai.
Saat capital budgeting dilakukan, divisi keuangan biasanya mempertimbangkan 2 kepentingan, yaitu
1) kepentingan profit masa depan, dan 2) kepentingan investor.
Capital budgeting punya banyak manfaat bagi perusahaan, terutama perusahaan penerima
pendanaan dari investor. Adapun manfaat capital budgeting adalah sebagai berikut:
Dalam prosesnya, divisi keuangan dapat menggunakan berbagai macam metode capital budgeting
sekaligus. Adapun metode-metode capital budgeting adalah sebagai berikut.
PT. Sinar Jaya berniat memberikan pendanaan sebesar Rp2 milyar di salah satu proyek
perusahaannya, yaitu proyek A atau proyek B. Proyek A menghasilkan cash flow sebesar Rp100
juta/tahun selama 20 tahun dengan discount rate 10%. Sedangkan Proyek B menghasilkan cash flow
Rp90 juta selama 30 tahun dengan discount rate 10%.
NPV Proyek A =
= (Rp100,000,000*20 tahun) - 10%(Rp100,000,000*20 tahun)
= Rp2,000,000,000 - Rp200,000,000
= Rp1,800,000,000 (Rp1,8 milyar)
NPV Proyek B =
= (Rp90,000,000*30 tahun) - 10%(Rp90,000,000*30 tahun)
= Rp2,700,000,000 - Rp270,000,000
= Rp2,430,000,000 (RP2,43 milyar)
Dengan demikian, maka proyek yang lebih berhak mendapat pendanaan adalah Proyek B, karena
NPV-nya lebih besar.
Proyek A dihitung dapat menghasilkan profit sebesar 35% dari pendanaan 10 tahun, sedangkan
proyek B menghasilkan profit 25% dari pendanaan 5 tahun. Baik proyek A dan B mendapat
pendanaan sebesar Rp100 juta. Maka nilai IRR masing-masingnya adalah:
IRR Proyek A =
= [Rp100,000,000 + (35%XRp100,000,000)]/10 tahun
= Rp135,000,000/10 tahun = Rp13,500,000
IRR Proyek B =
= [Rp100,000,000 + (25%XRp100,000,000)]/5 tahun
= Rp125,000,000/5 tahun = Rp25,000,000
Presentase profit proyek A memang lebih tinggi dari dari proyek B, tapi dari segi IRR, proyek B lebih
besar. Sehingga proyek B lebih pantas mendapat pendanaan berikutnya dari perusahaan.
Dalam 5 tahun terakhir, proyek A dan B yang mendapatkan pendanaan Rp100 juta, mendapatkan
pendapatan sebagai berikut:
Berdasarkan total pendapatan, proyek A memiliki perhitungan jumlah lebih besar dibanding proyek
B. Akan tetapi, dari segi rata-rata, proyek B memiliki Average Rate of Return lebih tinggi daripada
proyek A. Sehingga jika mengikuti metode ARR, proyek yang mendapat pendanaan adalah proyek B.
Proyek A menghasilkan pendapatan sebesar Rp25 juta per tahun, sedangkan proyek B menghasilkan
Rp20 juta per tahun. Pendanaan yang tersedia untuk salah satu dari dua proyek tersebut adalah
Rp200 juta. Dengan demikian, waktu Payback Period-nya tiap proyek adalah:
Dengan demikian, jika menggunakan metode capital budgeting PP, yang berhak mendapat
pendanaan adalah proyek A, karena durasi pengembaliannya lebih pendek.