Anda di halaman 1dari 53

IN HOU SE ONL IN E TRAIN ING

Financial Modelling
PT Krakatau Steel (Persero), Tbk.

DAY 3

24 Agustus 2022
CORPORATE RESTRUCTURING - PT Krakatau Steel (Persero), Tbk.

IN HOU SE ONL IN E TRAIN ING

Agenda Pelatihan

Sesi 01 Sesi 02
Financial Modelling Pengantar Analisis Financial Modeling
09.00 - 12.00 13.00 - 15.00
Definisi • Financial modelling adalah pembuatan
rangkuman seluruh transaksi
dan Konsep perusahaan (Investopedia).

• Dibuat dalam bentuk spreadsheet yang


mendetail, agar bisa membantu perusahaan
meninjau performa dan juga dalam
mengambil keputusan finansial di masa
depan.

• Terdapat prediksi kejadian masa depan yang


dibuat menggunakan variabel ekonomi dan
bisnis.

• Dijadikan bahan analisis oleh Financial analis.


Fungsi Financial
Modelling 1. 2.
Menjadi Salah Mengontrol
Satu Metode Kinerja Tim
Perencanaan. Secara Efektif.

3. 4.
Media Analisis Metode
Risiko. Pengambilan
Keputusan.
Manfaat Financial • Mengevaluasi modal, ekuitas dan hutang.

Modelling • Melakukan akuisisi aset atau bisnis.

• Pertumbuhan dan perkembangan organik.

• Menjual aset.

• Menganggarkan dan membuat prakiraan
keuangan.

• Mengalokasikan aset modal.

• Menentukan nilai bisnis.
Langkah Penyusunan Financial Modelling

1. 2. 3.
Menyiapkan Variable Menganalisis Laporan Menyusun Asumsi
untuk Financial Modelling. Keuangan. Laporan Keuangan.

4. 5. 6.
Melakukan Analisis DCF Tambahkan Analisis dan Membuat Skema
dan Skenario Sensitivitas. Skenario Sensitivitas. atau Grafik.
Strategi Penyusunan Financial Modelling

1. Pahami model
yang dibuat.

2. Buat secara
terstruktur.

3. Buat model finansial


dengan mendetail.
Jenis Financial Modelling

3 form Financial
1. Statement Model

2. DCF Model

3. LBO Model
1. 3 Form Financial Statement Model

1. 2. 3.
Susun Komparatif Laporan Susun Asumsi Dasar dan Susun Proyeksi
Keuangan 3 tahun terakhir. Asumsi Pertumbuhan. Pendapatan.

4. 5. 6. 7.
Susun Proyeksi Susun Proyeksi Susun Proyeksi Susun Komparatif
Biaya. Arus Kas. Neraca. Rasio Keuangan.
2. DCF Model

1. 2. 3.
Susun Asumsi Dasar. Susun Proyeksi Susun Proyeksi
Pendapatan. Biaya.

4. 5. 6.
Susun Proyeksi Hitung Analisis Hitung Sisa
Arus Kas. Sensitivitas. Arus Kas Bersih.
3. LBO Model

1. 2. 3.
Susun Asumsi Susun Tabel Angsuran Susun Proyeksi
Dasar. dan Bunga. Pendapatan.

4. 5. 6.
Susun Proyeksi Hitung Capacity Hitung Nilai
Biaya of Payment. Proyek.
Capital Budgeting Capital budgeting adalah sebuah proses evaluasi bisnis guna
menilai layak tidaknya sebuah proyek/rencana besar perusahaan
dilaksanakan. Sementara itu, pengertian capital budgeting dalam
manajemen keuangan adalah proses menganalisa input dan
output sebuah proyek dari segi finansial guna memastikan proyek
tersebut mencapai profit diharapkan.

Tujuan Capital Budgeting:

• Menunjukkan Faktor Risiko Proyek/Investasi.



• Menentukan Jenis Proyek yang Dapat Dilakukan.

• Membantu Perusahaan Membuat Rencana Jangka Panjang.

• Menunjukkan Sisi Keuntungan Proyek Kepada Investor.

• Menghindarkan Proyek dari Oknum.
Metode Capital 1. Net Present Value
Budgeting PT. Sinar Jaya berniat memberikan pendanaan sebesar
Rp2 milyar di salah satu proyek perusahaannya, yaitu proyek A atau
proyek B. Proyek A menghasilkan cash flow sebesar Rp100 juta/tahun
selama 20 tahun dengan discount rate 10%. Sedangkan Proyek B
menghasilkan cash flow Rp90 juta selama 30 tahun dengan discount
rate 10%.

Berdasarkan perhitungan NPV, maka:

• NPV Proyek A =
= (Rp100,000,000*20 tahun) - 10%(Rp100,000,000*20 tahun)
= Rp2,000,000,000 - Rp200,000,000
= Rp1,800,000,000 (Rp1,8 milyar)

• NPV Proyek B =
= (Rp90,000,000*30 tahun) - 10%(Rp90,000,000*30 tahun)
= Rp2,700,000,000 - Rp270,000,000
= Rp2,430,000,000 (RP2,43 milyar)
Metode Capital 2. Internal Rate Of Return.
Budgeting Proyek A dihitung dapat menghasilkan profit sebesar 35% dari
pendanaan 10 tahun, sedangkan proyek B menghasilkan profit
25% dari pendanaan 5 tahun. Baik proyek A dan B mendapat
pendanaan sebesar Rp100 juta. Maka nilai IRR masing-
masingnya adalah :

• IRR Proyek A =
= [Rp100,000,000 + (35%XRp100,000,000)]/10 tahun
= Rp135,000,000/10 tahun
= Rp13,500,000

• IRR Proyek B =
= [Rp100,000,000 + (25%XRp100,000,000)]/5 tahun
= Rp125,000,000/5 tahun
= Rp25,000,000
Metode Capital 3. Average Rate Of Return
Budgeting Dalam 5 tahun terakhir, proyek A dan B yang mendapatkan
pendanaan Rp100 juta, mendapatkan pendapatan sebagai berikut:

Berdasarkan total pendapatan, proyek A memiliki perhitungan


jumlah lebih besar dibanding proyek B. Akan tetapi, dari segi
rata-rata, proyek B memiliki Average Rate of Return lebih tinggi
daripada proyek A. Sehingga jika mengikuti metode ARR,
proyek yang mendapat pendanaan adalah proyek B.
Metode Capital 4. Payback Period
Budgeting Proyek A menghasilkan pendapatan sebesar Rp25 juta per
tahun, sedangkan proyek B menghasilkan Rp20 juta per
tahun. Pendanaan yang tersedia untuk salah satu dari dua
proyek tersebut adalah Rp200 juta. Dengan demikian, waktu
Payback Period-nya tiap proyek adalah:

• PP Proyek A
= Rp200,000,000/Rp25,000,000
= 8 tahun

• PP Proyek B
= Rp200,000,000/Rp20,000,000
= 10 tahun

• Dengan demikian, jika menggunakan metode capital
budgeting PP, yang berhak mendapat pendanaan adalah
proyek A, karena durasi pengembaliannya lebih pendek.
Busines Valuation • Penilaian bisnis adalah proses umum untuk
menentukan nilai ekonomi dari keseluruhan bisnis
atau unit perusahaan.

• Penilaian bisnis dapat digunakan untuk
menentukan nilai wajar bisnis karena berbagai
alasan, termasuk nilai jual, penetapan kepemilikan
mitra dan perpajakan.

• Penilaian bisnis biasanya dilakukan ketika sebuah
perusahaan ingin menjual semua atau sebagian
dari operasinya atau ingin bergabung atau
mengakuisisi perusahaan lain.

• Penilaian bisnis adalah proses menentukan nilai
bisnis saat ini, menggunakan ukuran objektif, dan
mengevaluasi semua aspek bisnis.
Cara Penilaian • Pendekatan Biaya
Dihitung dari nilai yang dikeluarkan untuk
mendapatkan atau memperoleh asset atau
bisnis, dapat mempergunakan replacement
cost.

• Pendekatan pasar
Dihitung dari nilai perbandingan dengan industri
yang sejenis, biasanya diperbandingkan dengan
transaksi sejenis yang pernah terjadi.

• Pendekatan arus kas
Dihitung dari proyeksi penerimaan kas yang
diperoleh dimasa yang akan datang
dibandingkan dengan saham yang beredar.
Jenis Nilai
• Nilai buku mengacu pada nilai akuntansi perusahaan — yaitu nilai
yang dilaporkan dalam neraca. Nilai buku ekuitas, juga disebut
sebagai kekayaan bersih perusahaan, sama dengan total aset
dikurangi total kewajibannya.

• Nilai putus (break up) mengacu pada jumlah yang dapat


direalisasikan jika perusahaan dipecah menjadi unit-unit yang
dapat dijual yang dapat dibuang dalam transaksi yang
dinegosiasikan.

• Nilai likuidasi mengacu pada jumlah yang dapat direalisasikan


jika sebuah perusahaan dilikuidasi dalam penjualan marabahaya.

• Nilai fundamental, juga disebut nilai intrinsik, mengacu pada nilai


berdasarkan arus kas setelah pajak yang diharapkan akan
dihasilkan perusahaan di masa depan, didiskontokan pada tingkat
yang sesuai yang mencerminkan keberisikoan arus kas tersebut.

• Nilai pasar mengacu pada nilai yang ditetapkan dalam pasar


tertib seperti pasar sekuritas. Misal, nilai pasar ekuitas, juga
disebut kapitalisasi pasar, sama dengan harga saham dikalikan
dengan jumlah saham beredar.
Metode Tergantung pada:
Penilaian • Industri perusahaan.
• Karakteristik (misalnya, apakah itu
perusahaan baru atau perusahaan dewasa)
• Preferensi dan keahlian analis.

Metode penilaian arus utama berdasarkan


pada dua dimensi:
• Dimensi pertama membedakan antara
metode penilaian langsung (atau absolut) dan
Metode penilaian tidak langsung (atau relatif)
• Dimensi kedua memisahkan model-model
yang mengandalkan arus kas dari model-
model yang bergantung pada variabel
keuangan lain, seperti penjualan
(pendapatan), pendapatan, atau nilai buku.
Metode Penilaian Memberi investor nilai ekuitas eksplisit per saham atau tujuan harga
saham.
Langsung
• Model Discounted Cash Flow (DCF)
Nilai perusahaan saat ini sama dengan nilai sekarang dari arus kas
masa depan (tetapi tidak pasti) yang akan dihasilkan oleh operasi
perusahaan, didiskon pada tingkat yang mencerminkan keberisikoan
(atau ketidakpastian) dari arus kas tersebut.​
• Model Free Cash Flow (FCF)
Arus kas dari operasi yang tersedia untuk semua penyedia modal,
setelah dikurangi investasi modal yang diperlukan untuk
mempertahankan perusahaan sebagai kelangsungan usaha.​
• Model FCF to Equity
FCF ke perusahaan dikurangi semua arus kas yang terutang kepada
penuntut selain pemegang saham biasa.​
• Model Adjusted Present Value
Nilai target didekomposisi menjadi dua komponen: nilai perusahaan
dengan asumsi dibiayai sepenuhnya dengan ekuitas, dan nilai
pelindung pajak (manfaat) yang diberikan oleh utang aktual.
Metode Penilaian 1. Perbandingan terhadap harga saham

Relatif • Price to Earning Ratio (P/E) atau disebut


Earning pershare (EPS)
• Price to EBIT (P/EBIT)
• Price to EBITDA (P/EBITDA)
• Price to Sales (P/S) berguna pada tahap awal
siklus hidup perusahaan
• Price to Book Value (P/BV)
• Price to Cashflow (P/CF)

2. Perbandingan terhadap nilai ekuitas


• Equity Value to EBITDA (EV/EBITDA)
• Equity Value to Sales (EV/S)
Model Arus Kas non diskonto antara lain:
Metode Penilaian
Lain • Analisis opsi nyata
Terbukti bermanfaat ketika perusahaan memiliki
peluang investasi yang memiliki fitur seperti opsi
untuk menunda investasi, memperluas ke pasar
baru, memindahkan sumber daya di antara
proyek, atau keluar dari investasi.​

• Model pendapatan ekonomi (model pendapatan
residual) antara lain Analisis Pendapatan
Ekonomi tidak bergantung pada arus kas, tetapi
pada pendapatan untuk memperkirakan nilai
fundamental perusahaan. Pendapatan ekonomi
biasanya didefinisikan sebagai pendapatan bersih
dikurangi biaya untuk menggunakan ekuitas.
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan
Analisis untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-
Sensitivitas parameter terhadap perubahan kinerja perusahaan
target dalam menghasilkan keuntungan.

Perubahan yang dihitung adalah:


• Perubahan Asumsi Ekonomi, misalnya tingkat inflasi,
kurs US$, kenaikan Gross Domestik Brutto.

• Perubahan Asumsi Pasar, misalnya pertumbuhan


besar pasar, penambahan jumlah pesaing, perubahan
selera pasar.

• Perubahan Produktivitas, misalnya perubahan


teknologi, perubahan keahlian karyawan, penurunan
motivasi kerja karyawan

• Perubahan Biaya Produksi, misalnya kenaikan harga


bahan baku, kenaikan pajak atas produk.
Metode Analisis • Analisis Nilai Pengganti (Switching Valueanalysis)
Gittinger (1986), menyatakan bahwa suatu variasi pada
Sensitivitas analisis sensivitas adalah nilai pengganti (switching value)
Perbedaan yang mendasar antara analisis sensivitas yang
biasa dilakukan dengan switching value adalah pada analisis
sensivitas besarnya perubahan sudah diketahui secara empirik.​

• Sharpe Ratio, membandingkan kinerja antara skenario
optimum dengan skenario terburuk. Parameter yang dirubah
ditetapkan pada dampak langsung yang dapat diterima oleh
perusahaan.

• Model Markov adalah model stokastik yang digunakan
untuk memodelkan sistem yang berubah secara acak dimana
diasumsikan keadaan (state) yang akan datang bergantung
hanya pada keadaan sekarang dan tidak bergantung
pada urutan kejadian (event) yang mendahuluinya.
Syaratnya adalah probabilitas transisi harus konstan
sepanjang waktu.
CORPORATE RESTRUCTURING - PT Krakatau Steel (Persero), Tbk.

IN HOU SE ONL IN E TRAIN ING

Agenda Pelatihan

Sesi 01 Sesi 02
Financial Modelling Pengantar Analisis Financial Modeling
09.00 - 12.00 13.00 - 15.00
Penyajian 1. 2.
Financial Modelling Mengevaluasi modal, Melakukan akuisisi
ekuitas dan hutang. aset atau bisnis.

3. 4.
Pertumbuhan dan Menjual aset.
perkembangan organik.

5. 6.
Menganggarkan dan Mengalokasikan
membuat prakiraan aset modal.
keuangan.

7.
Menentukan nilai
bisnis.
1. 1.

Analisis Kinerja Keuangan 3 tahun terakhir.​
Tabulasi Ikhtisar Laba Rugi.
Rencana Jangka • Tabulasi ikhtisar Neraca.
Panjang Perusahaan • Tabulasi ikhtisar Arus Kas.
• Tabulasi Rasio Keuangan utama.

2. Asumsi Dasar dan Asumsi Pertumbuhan.​


• Tetapkan Kurs, tingkat inflasi dan tingkat
bunga deposito bank pemerintah.
• Tetapkan tingkat diskonto yang akan
dipergunakan.
• Tetapkan tingkat pertumbuhan penjualan.
• Tetapkan tingkat pertumbuhan biaya
dengan perhitungan efisiensi.
1. 3. Susun Proyeksi Penjualan 5 tahun per segmen.
• Tetapkan pertambahan segmen / produk baru.
Rencana Jangka • Tetapkan perluasan market baru.
Panjang Perusahaan
4. Susun Proyeksi Biaya Usaha per segment.
• Tetapkan kenaikan harga bahan baku.
• Tetapkan kenaikan tarif upah.

5. Susun Proyeksi Biaya Umum.


• Tetapkan pertambahan karyawan dan
kenaikan gaji.
• Tetapkan kenaikan biaya sewa dan asuransi.
• Tetapkan kenaikan biaya profesional.
• Tetapkan kenaikan biaya umum lainnya.
1. 6. Susun Rencana Investasi peralatan
dan Aktiva Tetap.
Rencana Jangka • Tetapkan anggaran investasi.
Panjang Perusahaan • Tetapkan jadwal pelaksanaan investasi.

7. Susun Rencana Pembiayaan.


• Tetapkan nilai kebutuhan pembiayaan.
• Tetapkan jadwal pembiayaan dan angsuran.

8. Susun Proyeksi Neraca.

9. Susun Proyeksi Arus Kas.


• Hitung kekurangan/defisit kas.
• Hitung alokasi pembiayaan.

10. Hitung Rasio Keuangan utama.


Catatan
Financial Modeling yang disusun harus memuat:

1. 2. 3.
Pertumbuhan Reinvestasi dari Efisiensi Biaya
Pendapatan Usaha Sisa Kas Bersih. Umum.
per segmen.

4. 5. 6.
Pertumbuhan Laba Pertumbuhan Nilai Hal-hal yang perlu
Bersih. Perusahaan. mendapat persetujuan
RUPS.
1. Asumsi Dasar dan Pertumbuhan.
2. • Tetapkan Kurs, tingkat inflasi dan tingkat bunga
deposito bank pemerintah.
Studi Kelayakan
• Tetapkan tingkat diskonto yang akan dipergunakan.
Proyek • Tetapkan tingkat pertumbuhan penjualan.
• Tetapkan tingkat pertumbuhan biaya dengan
perhitungan efisiensi.

2. Susun Proyeksi Pendapatan Usaha (tergantung


lama proyek).
• Tetapkan discount dan marketing fee.
• Tetapkan kemungkinan perluasan pasar.

3. Susun Proyeksi Biaya Operasional.


• Tetapkan biaya langsung.
• Tetapkan joint cost.
4. Susun Rencana Investasi Peralatan
2. dan Aktiva Tetap.
• Tetapkan anggaran investasi.
Studi Kelayakan • Tetapkan jadwal pelaksanaan investasi.
Proyek
5. Susun Rencana Pembiayaan.
• Bila dari internal dihitung sebagai
suntikan modal.
• Bila dari partner strategic dihitung
sebagai utang tanpa bunga.

6. Susun Proyeksi Arus Kas.


• Hitung kekurangan/defisit kas.
• Hitung alokasi pembiayaan.

7. Hitung Rasio Keuangan utama.


Catatan
Financial Modeling yang disusun harus memuat:

1. 2. 3.
Pertumbuhan Pendapatan Pengembalian Modal Kerja Reinvestasi dari Sisa
Usaha proyek. dari internal ataupun Kas Bersih.
partner strategik.

4. 5.
Nilai Proyek. Hal-hal yang perlu
mendapat persetujuan
Direksi / partner strategik.
1. Asumsi Dasar Pertumbuhan.
3. • Tetapkan Kurs, tingkat inflasi dan tingkat bunga deposito
bank pemerintah.
Usulan Pembiayaan • Tetapkan tingkat diskonto yang akan dipergunakan.
• Tetapkan tingkat pertumbuhan penjualan.
• Tetapkan tingkat pertumbuhan biaya dengan perhitungan
efisiensi.

2. Susun tabel Angsuran dan bunga Pinjaman.

3. Susun Rencana Investasi Peralatan dan Aktiva Tetap.


• Tetapkan anggaran investasi.
• Tetapkan jadwal pelaksanaan investasi.

4. Susun Proyeksi Pertambahan Penjualan.


• Tetapkan pertambahan penjualan yang akan dibiayai
dengan Pinjaman.
• Tetapkan discount dan marketing fee.
5. Susun Proyeksi Biaya Operasional.
3. • Tetapkan biaya langsung.
• Tetapkan joint cost.
Usulan Pembiayaan
6. Susun Proyeksi Arus Kas.
• Hitung kekurangan/defisit kas.
• Hitung alokasi pembiayaan.

7. Hitung Rasio Keuangan Utama.


Catatan
Financial Modeling yang disusun harus memuat:

1. 2. 3.
Syarat-syarat Pembiayaan Spesifikasi Teknis dari Pertumbuhan
dari Kreditur. perluasan / peralatan Pendapatan Usaha
yang dibiayai. (incremental).

4. 5.
Reinvestasi dari Nilai Proyek.
Sisa Kas Bersih.
• Mengetahui perkembangan perusahaan.
Tujuan Analisis
Penilaian • Memahami kekuatan pesaing dari informasi keuangan
yang disebarkan.
Keuangan Bisnis • Mendapatkan gambaran tentang besar atau kecilnya
kerusakan atau kemunduran yang perusahaan alami.

• Mengetahui apakah perusahaan sebagai emiten saham
dinilai layak atau tidak untuk investor beli.

• Mengetahui profitabilitas, kondisi keuangan, dan
kemampuan membayar kewajiban dari perusahaan
pemasok, yang bermanfaat untuk bernegosiasi
dengan supplier dan keberlangsungan kerja sama.

• Mengetahui informasi mengenai kemampuan
pelanggan dalam memenuhi kewajibannya.

• Memungkinkan perusahaan untuk mampu
mengembalikan pinjaman beserta bunganya.
Metode Analisis 1. Analisis Trend
• Hitung persentase trend rata-rata.
Penilaian • Hitung persentase terhadap total.
Keuangan Bisnis • Lengkapi dengan grafik (bila perlu).

2. Analisis Persentase Perubahan.


• Hitung tingkat pertumbuhan (khususnya
neraca dan laba rugi).
• Bandingkan dengan asumsi yang telah
ditetapkan.
• Lengkapi dengan grafik (bila perlu).

3. Analisis Rasio Keuangan.


• Hitung rasio likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas dan aktivitas.
• Susun tabulasi komparatif periode penilaian.
Metode Analisis 4. Analisis Breakeven.
• Hitung tingkat breakeven rupiah dan unit.
Penilaian • Hitung pertambahan unit penjualan/produksi yang
Keuangan Bisnis dimungkinkan (incremental).

5. Analisis Modal Kerja.


• Hitung surplus/defisit kas berdasarkan proyeksi
keuangan.
• Dibuat rinci sampai per bulan.
• Perhitungkan siklus produksi dan term of payment.

6. Analisis Industri rata-rata.


• Peroleh rasio industri seperti market segmen dan
market growth.
• Bandingkan dengan capaian yang diperoleh.
• Perhitungkan kemungkinan untuk meningkatkan
penjualan/produksi maksimum.
Jenis Evaluasi
Proyek 1. 2.
Pre-project evaluation: On-construction
Evaluasi terhadap project evaluation:
usulan proyek yang Evaluasi terhadap
akan didirikan. proyek yang sedang
dibangun.

3. 4.
On-going project Post- project
evaluation: evalution study:
Evaluasi terhadap Evaluasi terhadap
proyek yang telah proyek yang telah
dioperasionalisasikan. berakhir.
Materi Evaluasi • Ruang Lingkup Kegiatan Proyek, yakni pada bidang-bidang apa saja
proyek akan beroperasi (mission statement of business).

Proyek • Cara kegiatan proyek dilakukan, yakni apakah proyek akan ditangani
sendiri, atau ditangani juga oleh (beberapa) pihak lain?

• Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan keberhasilan


seluruh proyek, yakni mengidentifikasi faktor-faktor kunci
keberhasilan proyek.

• Sarana yang diperlukan oleh proyek, menyangkut bukan hanya


kebutuhan seperti: material, tenaga kerja, dan sebagainya, tetapi juga
fasilitas-fasilitas pendukung seperti jalan raya, transportasi, dan
sebagainya.

• Hasil kegiatan proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus


ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut.

• Akibat-akibat yang bermanfaat ataupun yang tidak dari adanya


proyek tersebut.

• Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek, beserta jadwal


masing- masing kegiatan tersebut.
Intensitas Evaluasi 1. Besarnya dana yang ditanamkan:
semakin besar dana yang ditanamkan,
Proyek intensitas studi akan semakin mendalam.

2. Tingkat ketidakpastian proyek:


semakin sulit memperkirakan penghasilan
penjualan, biaya, aliran kas, dan lain-lain, maka
biasanya studi evaluasi proyek akan semakin
hati-hati.

3. Kompleksitas elemen-elemen yang


mempengaruhi proyek:
semakin kompleks faktor-faktor yang
mempengaruhi proyek, semakin hati-hati dan
mendalam studi evaluasi proyek tersebut.
Tahap Evaluasi • Evaluasi Pendahuluan (Preliminary study
Proyek atau Pre-evaluation study) untuk mengetahui
faktor-faktor pengambat kritis (critical
factors) yang dapat menghambat jalannya
operasi bisnis proyek yang akan dibangun.

• Evaluasi Kelayakan Proyek (Project


Feasibility Study) terpusat pada empat
aspek:
1. Aspek pasar dan pemasaran terhadap barang
atau jasa yang akan dihasilkan proyek.
2. Aspek produksi, teknis dan teknologis.
3. Aspek manajemen dan sumberdaya manusia.
4. Aspek keuangan dan ekonomi.
Langkah Evaluasi 1. Evaluasi kelayakan usulan / ide, dipengaruhi
oleh tiga faktor:
Proyek • Intuisi bisnis dari pengambil keputusan.
• Pengambil keputusan memahami teknis dari
proyek.
• Keyakinan bahwa proyek mampu
menghasilkan laba.

2. Evaluasi alternatif proyek dengan berbagai


metode yang relevan, menganalisis dan
menginterpretasikan dan menyimpulkan hasil

3. Evaluasi Pendahuluan dengan membandingkan


sesuatu berdasarkan satu atau lebih standar
atau kriteria, biasanya adalah manfaat (benefit)
dengan seluruh biaya yang akan timbul.
Langkah Evaluasi 4. Evaluasi urutan Usulan yang Layak. dengan
menentukan prioritas usulan yang layak berdasarkan
Proyek kriteria-kriteria pengurutan (ranking) yang telah
ditentukan

5. Evaluasi rencana kerja pelaksanaan pembangunan


(konstruksi) proyek; mulai dari penentuan jenis
pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk setiap
pekerjaan; jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana;
ketersediaan dana dan sumberdaya lainnya;
kesiapan manajemen, dll.

6. Evaluasi Pelaksanaan, yakni tahap merealisasikan


konstruksi proyek tersebut sampai proyek
dioperasionalisasi-kan. Hasil evaluasi ini dapat
dijadikan sebagai feedback bagi perusahaan untuk
selalu mengkaji ulang proyek secara terus-menerus.
Evaluasi Faktor • Perubahan teknologi informasi memungkinkan
Fundamental proses produksi menjadi lebih cepat dan lebih
akurat.

• Kecepatan mengadopsi kemajuan Iptek membuat


competitive advantage bagi perusahaan.

• Pertumbuhan suatu industri hampir bisa


dipastikan akan menciptakan kesempatan bagi
industri lainnya.

• Rencana atau Program Pembangunan Nasional


maupun Daerah atau masterplan pembangunan
yang dilakukan pemerintah, atau proyek-proyek
besar oleh swasta akan menciptakan kebutuhan
akan produk/jasa lain yang belum ada.
Kajian Risiko • The risk of loss from business disruption,
Operasional control failures, errors, misdeeds, or
external events.
(Hoffman 2002).

• Operational risk is concerned with


adverse deviation of a firm’s performance
due to how the firm is operated as
opposed to how the firm is financed. It is
defined as a measure of the link between
a firm’s business activities and the
variation in its business results.
(Kings 2001).
Jenis Risiko 1. Risiko operasional
Operasional yaitu risiko yang membuat tidak efisiennya
dalam sistim informasi atau pengendalian
internal sehingga menghasilkan kerugian:
• Risiko fraud
• Risiko penyampaian informasi yang tidak
benar
• Risiko yang tidak bisa dihindari seperti banjir
• Risiko pekerja (personnel risk).

2. Risiko Hukum
yaitu risiko dimana kondisi kontrak atau
perjanjian tidak bisa dijalankan dikarenakan tidak
disebutkan dalam perjanjian atau sehubungan
dengan dokumentasi dan prosedur yang berlaku.
Jenis Risiko 3. Risiko reputasi
yaitu risiko yang memaksa melakukan provisi
Operasional kontrak akan membuat kerugian kepada pihak lain
sehingga reputasi perusahaan mengalami penurunan.

4. Risiko akuntansi
yaitu risiko yang membuat kesalahan dalam
kebiasaan akuntasi.

5. Risiko likuiditas pendanaan


yaitu risiko dimana perusahaan akan harus
membayar jauh lebih tinggi dari tingkat bunga di
pasar atas pendanaannya.

6. Risiko perusahaan (enterprise)


yaitu risiko kerugian dikarenakan untuk merubah
seluruh kebiasaan atau budaya (climate) perusahaan.
Langkah Penyusunan Kajian Risiko Operasional

1. 2. 3.
Identifikasi Risiko Tetapkan tingkat Tetapkan tingkat
Operasional kecenderungan terjadinya pentingnya risiko

4. 5. 6. 7.
Tetapkan nilai Hitung nilai Susun rencana Tetapkan risiko
kerugian bila ada risiko tindak yang telah dimitigasi
Questions

Q&A
Answers

Anda mungkin juga menyukai