Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas rahmat dan
karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Capital of Budgeting
ini tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat untuk tugas di Semester V dalam mata Kuliah Manajemen
Keuangan Lanjutan dan berisi tentang definisi, klasifikasi serta proses yang mempengaruhi
Capital of Budgeting.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan / kekurangan baik dalam pengetikan maupun proses penyusunan makalah
ini. Untuk itu penyusun mohon maaf.

Untuk lebih menyempurnakan makalah ini, penyusun mengharapkan saran dan kritik
yang dapat membangun sehingga akan membuat makalah ini semakin baik. Akhir kata,
penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpera serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Bandung , 19 September 2016

Penyusun

Cost of Capital | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.2 Latar Belakang 3
1.3 Rumusan Masalah 3
1.4 Tujuan Perumusan Masalah 4
1.5 Manfaat Masalah......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian Capital Budgeting ( Penganggaran Modal 5-6
2.2 Pentingnya Capital Budgeting.................................................................................6
2.3 Klasifikasi Proyek 7-8
2.4 Tahap-Tahap Budgeting..........................................................................................8
2.5 Proses Capital Budgeting........................................................................................8
2.6 Post Audit.............................................................................................................10
2.7 Peraturan Keputusan Penganggaran Modal......................................................10-16

BAB III PENUTUP 17

3.1 Kesimpulan 17

DAFTAR PUSTAKA 18

Cost of Capital | 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di sebagian besar perusahaan, capital budgeting adalah salah satu sumber utama keuntungan
perusahaan tersebut. Karena dengan adanya capital budgeting mereka dapat menghitung tingkat
keuntungan yang akan mereka dapatkan pada jangka panjangnya.

Penganggaran modal adalah istilah yang sering kita dengar pada saat berhubungan dengan uang.
Tapi seringkali istilah penganggaran modal disalah tafsirkan sebagai alat untuk menghitung
keuntungan saja, padahal penganggaran modal (capital budgeting) bukan hanya sekedar itu saja.
Maka dari itu kita harus memahami betul pengertian dari penganggaran modal (capital
budgeting) agar penafsiran tidak hanya terbatas pada mencari keuntungan saja tetapi melakukan
keputusan investasi yang akan berdampak bagus pada jangka panjang maupun jangka pendek
bagi perusahaan. Di suatu perusahaan, seorang manajer keuangan harus paham betul dengan
capital budgeting ini sebab seorang manajerlah yang akan memutuskan investasi atau penanaman
modal ini dapat diinvestasikan agar berdampak baik pada perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Pengertian Capital Budgeting ( Penganggaran Modal )

1.2.2 Pentingnya Capital Budgeting

1.2.3 Klasifikasi Proyek

1.2.4 Tahapan Capital Budgeting

1.2.5 Proses Capital Budgeting

1.2.6 Post Audit

Cost of Capital | 3
1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui Pengertian Capital Budgeting ( Penganggaran Modal )

1.3.2 Untuk mengetahui seberapa Pentingnya Capital Budgeting

1.3.3 Untuk mengetahui pembagian Klasifikasi Proyek

1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana Tahapan Capital Budgeting

1.3.5 Untuk mengetahui cara Proses Capital Budgeting

1.3.6 Untuk mengetahui tentang Post Audit

1.4. Manfaat

Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, diharapkan agar pembaca dapat lebih
mengetahui dan memahami apa itu capital budgeting dan apa pentingnya bagi sebuah
perusahaan.

Cost of Capital | 4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Capital Budgeting ( Penganggaran Modal ).

Penganggaran Modal ( Capital Budgeting ) istilah penganggaran modal digunakan untuk


melukiskan tindakan perencanaan dan pembelanjaan pengeluaran modal, seperti untuk
pembelian equipment baru untuk memperkenalkan produk baru, dan untuk modernisasi fasilitas
pabrik.

Penganggaran Modal ( Capital Budgeting ) adalah Suatu Konsep Investasi dikatakan sebagai
suatu konsep investasi, sebab penganggaran modal melibatkan suatu pengikatan (penanaman)
dana di masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa
mendatang. Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut
dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko.

Capital Budgeting adalah merupakan proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang
yang konsisten terhadap maksimalisasi tujuan perusahaan. Definisi Capital Budgeting Capital
Budgeting is the Process of evaluating and selecting long-term invesments consistents with the
firms goal of owner wealth maximization. Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah
proses kegiatan yang mencakup seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan
untuk memperoleh manfaat (benefit) pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal
berkaitan dengan penilaian aktivitas investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang, yang
mempunyai titik awal (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan investasi akan
berakhir).

Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba
dimasa yang akan datang. Dalam penggantian atau pembahasan kapasitas pabrik misalnya : dana
yang sudah ditanamkan akan terikat dalam jangka waktu yang panjang, sehingga perputaran
dana tersebut kembali menjadi uang tunai tidak dapat terjadi dalam waktu satu atau dua tahun,
tetapi dalam jangka waktu yang lama.

Sebagai konsekuensinya, perusahaan membutuhkan prosedur tertentu untuk menganalisa dan


menyeleksi beberapa alternatif investasi yang ada. Keputusan mengenai investasi tersebut sulit
dilakukan karena memerlukan penilaian mengenai situasi dimasa yang akan datang, sehingga
dibutuhkan asumsi-asumsi yang mendasari estimasi terhadap situasi yang paling mendekati yang
mungkin terjadi, baik situasi internal maupun eksternal perusahaan. Investasi tersebut harus
dihitung sesuai dengan cash flow perusahaan dan harus merupakan keputusan yang paling tepat
untuk menghindari resiko kerugian atas investasi tersebut. As time passes, fixed assets may

Cost of Capital | 5
become obselete or may require an overhaul; at these points, too, financial decisions may be
required.Perusahaan biasanya membuat berbagai alternative atau variasi untuk berinvestasi
dalam jangka panjang, yakni berupa penambahan asset tetap seperti tanah, mesin dan peralatan.
Aset tersebut merupakan aset yang berpotensi, yang merupakan sumber pendapatan yang
potensial dan mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan. Capital budgeting dan keputusan
keuangan diperlakukan secara terpisah. Bila investasi yang diajukan telah ditentukan untuk
diterima, manager keuangan kemudian memilih metoda pembiayaan yang paling baik.

2.2 Pentingnya Capital Budgeting

1. Keputusan Capital Budgeting akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga akan
kehilangan fleksibilitasnya.

Contoh pembelian sebuah aktiva yang memiliki umur ekonomis 10 tahun akan mengunci
perusahaan selama periode 10 tahun, karena perluasan aktiva didasarkan atas penjualan yang
diharapkan dimasa depan. Maka keputusan untuk membeli sebuah aktiva yang akan habis dalam
jangka waktu 10 tahun membutuhkan perencanaan penjualan selama 10 tahun. Akhirnya
keputusan penganggaran modal akan menentukan arah strategis perusahaan karena perusahaan
bergerak ke arah produk, jasa atau pasar baru yang harus didahului dengan pengeluaran modal.

2. Penganggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari
penambahan aktiva.

Contoh perusahaan berusaha beroperasi mendekati kapasitas sepanjang waktu , selama 4 tahun,
PT A telah mengalami permintaan secara besar-besaran secara tiba-tiba yang bersifat tidak rutin
sehingga perusahaan terpaksa menolak permintaan tersebut. Oleh karena itu PT A merecanakan
untuk menambah kapasitas produksi dengan menyewa gedung tambahan dan membeli peralatan
produksi yang baru yang diperlukan untuk kegiatan produksi, untuk itu diperlukan waktu 6-8
bulan agar kapasitas produksi dapat digunakan , namun pada saat itu permintan mulai menurun,
karena perusahaan lain mempunyai kapasitas yang mencukupi. PT A mulai merencanakan
meramalkan permintaan secara tepat dan merencanakan kebutuhan kapasitasnya satu tahun
sebelumnya atau lebih maka perusahaan mampu mempertahankan dan bahkan meningkatkan
pangsa pasar.

3. Pengeluaran Modal sangatlah Penting

Perusahaan dalam mencukupi semua kebutuhan yang diperlukan dalam kegiatan produksi,
perusahaan harus mempunyai dana yang cukup dan memadai karena untuk mencukupi semua
kebutuhan perusahaan mengeluarkan dana yang besar. Jumlah uang yang besar yang dikeluarkan
perusahaan tidak dapat tersedia secara otomatis. Oleh karena itu, untuk mencukupi itu semua

Cost of Capital | 6
perusahaan harus memikirkan program pengeluaran modal yang besar dengan merencanakan
membuat capital budgeting dana jauh-jauh hari sebelum dana itu tersedia.

2.3 Klasifikasi Proyek

Menganalisis usulan pengeluaran modal bukanlah pekerjaan yang gratis, analisis ini memang
bermanfaat tetapi juga membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk jenis proyek tertentu
analisis yang terinci relative lebih terjamin, sementara untuk yang lainnya harus digunakan
prosedur yang lebih sederhana. Perusahaan biasanya meng kategorikan proyek dan kemudian
menganalisis dalam setiap kategori dengan cara yang berbeda.

1. Penggantian : pemeliharaan bisnis

Kategori ini terdiri dari pengeluaran untuk mengganti peralatan yang usang atau rusak yang
digunakan dalam membuat produksi yang menguntungkan. Proyek penggantian ini diperlukan
jika perusahaan ingin melanjutkan usahanya. Isu satu-satunya disini adalah :

a. Apakah operasi ini harus dilanjutkan?,

b. Haruskah kita melanjutkan penggunaan proses produksi yang sama?

Pada umumnya jawabannya adalah YA, sehingga keputusan pemeliharaan dibuat tanpa melalui
proses keputusan yang rumit

2. Penggantian : pengurangan biaya

Kategori ini termasuk pengurangan untuk mengganti peralatan yang usang, tujuannya adalah
untuk menurunkan biaya tenaga kerja, bahan dan input lainnya seperti listrik. Keputusan ini
adalah bijaksana dan secara wajar biasanya menggunakan analisis terperinci.

3. Ekspansi produk atau pasar yang ada

Kategori ini termasuk pengeluaran untuk meningkatkan output produk yang sudah ada, atau
memperluas outlet ritel atau fasilitas distribusi dalam pasar yang sekarang dilayani. Keputusan
ini lebih kompleks karena memerlukan peramalan eksplisit tentang pertumbuhan permintaan.

4. Ekspansi kedalam produk atau pasar baru

Kategori investasi ini untuk menghasilkan produk baru atau untuk memperluas ke daerah
geografi yang saat ini tidak terlayani. Proyek ini melibatkan keputusan startegis yang dapat
mengubah sifat mendasar bisnis dan biasanya membutuhkan pengeluaran uang dalam jumlah
besar dan pengembalian uang yang lebih lambat. Dalam proyek ini selalu diperlukan analisis
yang terperinci dan keputusan akhir biasanya dibuat oleh pihak direksi sebagai bagian dari
rencana strategis perusahaan

Cost of Capital | 7
5. Proyek pengamanan dan atau lingkungan

Kategori ini meliputi pengeluaran yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pemerintah,
perjanjian tenaga kerja atau polis asuransi. Pengeluaran ini disebut investasi wajib dan biasanya
menyangkut proyek tanpa pendapatan. Bagaimana mereka menangani proyek ini tergantung
pada ukurannya.

6. Lainnya

Kategori ini termasuk gedung perkantoran, tempat parkir, dan sebagainya, bagaimana kategori
ini ditangani bervariasi diantara perusahaan.

2.4 Tahap tahap Capital Budgeting

1. Biaya proyek harus ditentukan

2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari proyek, termasuk nilai
akhir aktiva

3. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi probabilitas aliran kas)

4. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost
of capital) yg tepat untuk mendiskon aliran kas proyek

5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan
untuk memperkirakan nilai aktiva.

6. Nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan dengan biayanya

2.5 Proses Capital Budgeting

Proses Capital Budgeting terdiridari 5 langkah yang saling berkaitan, yakni:

1. Pembuatan Proposal Anggaran Dana

Proposal penganggaran barang modal dibuat di semua tingkat dalam sebuah organisasi bisnis.
Untuk menstimulasi aliran berbagai ide, Banyak perusahaan menawarkan penghargaan berupa
uang tunai untuk beberapa proposal yang diadopsi.

2. KajiandanAnalisa

Cost of Capital | 8
Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a) mencapai tujuan
dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk mengevaluasi kemampuan
ekonominya.

Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan dikonversikan menjadi sebuah cash
flow yang sesuai. Bermacam-macam teknik capital budgeting dapat diaplikasikan untuk cash
flow tersebut untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi.

Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi. Setelah
analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan rekomendasi yang
ditujukan untuk para pengambil keputusan.

3. Pengambilan Keputusan

Besarnya sejumlah dana yang dikeluarkan dan pentingnya penganggaran barang modal
menggambarkan tingkat organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran. Perusahaan
biasanya mendelegasikan kewenangan penganggaran barang modal sesuai dengan jumlah uang
yang dikeluarkan. Secara umum jajaran direksi memberikan keputusan akhir untuk sejumlah
tertentu penganggaran barang modal yang dikeluarkan.

4. Implementasi

Ketika sebuah proposal telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi segera
dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan pembayaran langsung
dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang
ketat.

5. Follow Up (tindak lanjut)

Setelah diimplementasikan maka perlu dilakukan monitoring selama tahap kegiatan operasi
berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan yang
diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya yang
dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk
menghentikannya, apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek
tersebut.

Setiap langkah dalam proses tersebut penting dilakukan terutama pada langkah kajian dan
analisa, maupun pengambilan keputusan (langkah 2 dan 3) yang membutuhkan waktu dan tenaga
yang paling besar. Langkah terakhir yakni follow up juga penting namun sering diabaikan.
Langkah tersebut dilakukan untuk menjaga perusahaan untuk dapat meningkatkan akurasi cash
flow yang diestimasi.

Cost of Capital | 9
2.6 Post Audit

Aspek penting dari proses capital budgeting adalah post audit yang melibatkan :

a. Perbandingan hasil aktual dengan hasil yang diprediksikan oleh sponsor proyek

b. Penjelasan mengapa setiap perbedaan ini terjadi

Post audit memiliki 2 tujuan utama, yaitu :

a. Memperbaiki Ramalan

Ketika pengambilan keputusan dipaksa membandingkan proyeksi mereka terhadap hasil aktual
ada kecenderungan agar estimasi diperbaiki. Bisa yang disengaja atau tidak disengaja akan
diobservasi dan dieliminasi , metode peramalan yang baru dilihat sebagai kebutuhan dan orang-
orang cenderung untuk berbuat lebih baik termasuk membuat ramalan, jika mereka mengetahui
bahwa tindakannya dimonitor.

b. Meningkatkan operasi

Perusahaan dijalankan oleh manusia dan mereka yang dapat melaksanakan pada tingkat efisiensi
yang lebih tinggi atau lebih rendah. Apabila mengenai investasi maka para anggota
mempertaruhkan reputasinya pada lini ini. Jika biaya berada diatas yang diperkirakan maka
penjualan akan berada dibawah yang diharapkan dan sebaliknya, eksekutif terdorong untuk
meningkatkan operasi dan memberikan hasil mendekati yang diramalkan.

2.7 Peraturan Keputusan Penganggaran Modal

Ada 5 metode yang dapat digunakan untuk memberi peringkat proyek dan memutuskan apakah
suatu proyek itu harus diterima atau di tolak, dan dimasukkan ke dalam anggaran modal atau
tidak. Beberapa metode penilaian itu antara lain :

Pemulihan (payback)

Pemulihan yang didiskontokan

Nilai sekarang bersih ( NPV )

Tingkat pengembalian internal ( IRR )

Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi ( MIRR )

Cost of Capital | 10
2.7.1 Periode pemulihan ( Payback ) dan Pemulihan yang di Diskontokan

Metode ini didefenisikan sebagai ekspetasi jumlah tahun yang diperlukan untuk menutupi
investasi awal, dan merupakan metode formal pertama yang digunakan untuk mengevaluasi
proyek penganggaran modal.

Semakin pendek periode pemulihan, maka semakin baik. Dalam metode ini, apabila perusahaan
sudah mendapatkan hasil analisisnya, maka harus ada pemilihan terhadap proyek yang akan
dipilih. Mutually exclusive berarti, jika satu proyek diplih, maka yang lainnya harus ditolak.
Sedangkan proyek independen merupakan proyek dimana arus kasnya tidak bergantung satu
dengan yang lainnya.

Beberapa perusahaan menggunakan suatu varian pemulihan reguler, yaitu periode pemulihan
yang didiskontokan, yang mana hal ini juga serupa dengan periode pemulihan secara reguler,
kecuali bahwa arus kas yang diharapkan didiskontokan dengan biaya modal proyek. Jadi, periode
pemulihan yang didiskontokan didefenisikan sebagai jumlah tahun yang dibutuhkan untuk
menutup investasi dari arus kas bersih yang didiskontokan.

Pada pemulihan ( payback ) adalah jenis perhitungan impas ( breakeven ), yang mana artinya
adalah jika arus kas masuk berada pada tingkat yang diharapkan sampai tahun pemulihan, maka
proyek itu akan impas.

Pada pemulihan secara reguler, tidak memperhitungkan adanya biaya modal, tidak ada biaya
utang atau ekuitas yang digunakan untuk menjalankan proyek tercermin dalam arus kas atau
perhitungan. Pemulihan yang didiskontokan memperhitungkan biaya modal, hal ini
memperlihatkan tahun impas setelah tertutupnya biaya utang dan ekuitas.

Kelemahan utama dari metode ini adalah bahwa metode ini mengabaikan arus kas yang
dibayarkan atau yang diterima setelah periode pemulihan. Walaupun metode tersebut memiliki
beberapa kesalahan, namun metode tersebut memberikan informasi tentang berapa lama dana
akan terikat dalam proyek.

Jadi, semakin pendek periode pemulihan, sementara yang lain dianggap konstan, semakin besar
likuiditas proyek. Arus kas yang diharapkan dalam jangka panjang umumnya lebih berisisko
daripada arus kas jangka pendek, maka pemulihan seringkali digunakan sebagai salah satu
indikator dari tingkat risiko proyek.

2.7.2 Nilai Sekarang Bersih (NPV)

Setelah kelemahan metode pemulihan, maka ada metode lain yang dijadikan sebagai alternatif
pilihan dalam mengevaluasi keefektifan proyek. Salah satu metode seperti itu adalah metode
nilai sekarang bersih (net present value = NPV ), dimana metode ini mengandalkan pada teknik

Cost of Capital | 11
arus kas yang didiskontokan ( discounted cash flow ). Beberapa proses dalam teknik ini antara
lain :

Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus kas masuk dan arus kas keluar,
yang didiskontokan pada modal proyek.

Jumlah arus kas yang didiskontokan ini merupakan hasil sebagai NPV proyek.

Jika NPV adalah positif, maka proyek harus diterima, sementara jika negativ, maka proyek
tersebut harus di tolak.

Alasan yang rasional untuk menggunakan metode ini adalah kejelasan yang disediakan oleh
metode ini. NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk
membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang
dibutuhkan atas modal.

Apabila NPV yang dihasilkan positiv, maka proyek tersebut akan menghasilkan lebih banyak kas
dari yang dibutuhkan untuk menutupi utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan
kepada pemegang saham, dan kelebihan kas ini hanya akan bertambah kepada pemegang saham.
Oleh karena itu, jika perusahaan mengambil proyek yang menghasilkan perhitungan NPV
positiv, maka akan memberikan peningkatan terhadap posisi pemegang saham dalam perusahaan.

2.7.3 Tingkat Pengembalian Internal ( IRR )

IRR didefenisiskan sebagai tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas
masuk proyek yang diharapkan terhadap nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang
diharapkan terhadap nilai sekarang dari biaya proyek.

Jika arus kas adalah konstan dari tahun ke tahun, maka kita akan memiliki anuitas, dan kita dapat
menggunakan faktor anuitas untuk mencari IRR. Namun, apabila arus kas tidak konstan, maka
akan sulit untuk menghitung IRR.

Secara matematis, baik metode NPV maupun IRR akan memberikan keputusan menerima atau
menolak yang sama atas proyek independen, karena jika NPV positiv, maka IRR akan melebihi
k. Namun, NPV dan IRR dapat membuat peringkat yang berbeda untuk proyek mutually
excusive .

Ada beberapa alasan rasional mengapa tingkat diskonto tertentu menyamakan biaya proyek
dengan nilai sekarang penerimaannya, antara lain :

IRR proyek adalah tingkat pengembalian yang diharapakan (expected return)

Cost of Capital | 12
Jika IRR melebihi biaya dana yag digunakan untuk membiayai proyek, maka akan terdapat
surplus setelah pembayaran modal, dan surplus ini akan menjadi bagian pemegang saham.

Oleh karena itu, memilih proyek yang IRR nya melebihi biaya modal meningkatkan
kekayaan pemegang saham.

Disisi lain, apabila IRR lebih kecil daripada biaya modal, maka memilih proyek ini akan
menimbulkan biaya bagi pemegang saham sekarang.

Hal ini merupakan karaktertistik breakeven yang mebuat IRR berguna dalam megevaluasi
proyek modal.

2.7.4 Tingkat Pengembalian Internal yang di Modifikasi (MIRR)

Para manajer lebih menarik untuk mengevaluasi investasi dalam istilah persentase tingkat
pengembalian dibandingkan dolar NPV. Kita dapat memodifikasi IRR dan menjadikan indikator
profitabilitas yang relatif lebih baik, sehingga lebih baik untuk digunakan dalam penganggaran
modal.

MIRR memiliki keunggulan yang signifikan apabila dibandingkan dengan IRR biasa. MIRR
mengasumsikan bahwa arus kas dari semua proyek direinvestasikan pada biaya modal.
Sedangkan pada IRR reguler mengasumsikan bahwa arus kas dari setiap proyek diinvestasikan
pada IRR proyek. Karena reinvestasi pada biaya modal umumnya lebih benar, maka MIRR
adalah indikator yang lebih baik dari profitabilitas proyek yang sesungguhnya.

Kita dapat menyimpulkan bahwa MIRR lebih unggul daripada IRR reguler sebagai indikator dari
tingkat pengembalian proyek yang sebenarnya atau tingkat pengembalian jangka panjang.

Kasus Capital Budgeting

CONTOH SOAL

PT. Maju Tak Gentar mengajukan dua proposal proyek untuk di analisis. Data tentang kedua
proposal proyek tersebut adalah sebagai berikut:

Proyek A Proyek B
Kebutuhan investasi Rp 250.000.000 Rp 200.000.000
Nilai residu Rp 50.000.000 Nihil
Umur ekonomis 5 tahun 5 tahun
Bunga modal 15% 15%
Pola penjualan untuk lima tahun mendatang sebagai berikut :

Proyek A Proyek B
Tahun 1 Rp 525.000.000 Rp 400.000.000

Cost of Capital | 13
Tahun 2 Rp 400.000.000 Rp 400.000.000
Tahun 3 Rp 550.000.000 Rp 200.000.000
Tahun 4 Rp 450.000.000 Rp 250.000.000
Tahun 5 Rp 150.000.000 Rp 250.000.000
Biaya dan pajak yang harus diperhitungkan dari masing-masing proyek setiap tahun adalah
sebagai berikut :

Proyek A Proyek B
Biaya tetap per tahun Rp 100.000.000 RP 75.000.000
Biaya variabel 60% 50%
Pajak keuntungan 40% 40%
Dalam biaya tetap sudah termasuk biaya penyusutan dan biaya bunga baik untuk proyek A
maupun proyek B.

Ditanyakan :

1. Menentukan pola EAT untuk kedua proyek

2. Menentukan proyek yang dipilih berdasarkan PBP (Pay Back Period)

3. Menentukan proyek yang dipilih berdasarkan NPV (discount rate 15%)

4. Hitunglah profitability indeks kedua proyek

5. Kesimpulan yang dapat diambil jika kedua proyek bersifat contigent? dengan asumsi dana
cukup tersedia.

Penyelesaian :

1. Pola EAT proyek A (dalam rupiah)

T Penjual FC VC TC EBT Pajak EAT


h an (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 40% (Rp)
(Rp)
1 525.000 100.000 315.000. 415.000. 110.000.0 44.000. 66.000.0
.000 .000 000 000 00 000 00
2 400.000 100.000 240.000. 340.000. 60.000.00 24.000. 36.000.0
.000 .000 000 000 0 000 00
3 550.000 100.000 330.000. 430.000. 120.000.0 48.000. 72.000.0
.000 .000 000 000 00 000 00
4 450.000 100.000 270.000. 370.000. 80.000.00 32.000. 48.000.0
.000 .000 000 000 0 000 00
5 150.000 100.000 90.000.0 190.000. (40.000.0 - (40.000.0
.000 .000 00 000 00) 00)

Cost of Capital | 14
Pola EAT proyek B (dalam rupiah)

T Penjual FC VC TC EBT Pajak EAT


h an (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 40% (Rp)
(Rp)
1 400.000 75.000. 200.000. 275.000. 125.000.0 50.000. 75.000.0
.000 000 000 000 00 000 00
2 400.000 75.000. 200.000. 275.000. 125.000.0 50.000. 75.000.0
.000 000 000 000 00 000 00
3 200.000 75.000. 100.000. 175.000. 25.000.00 10.000. 15.000.0
.000 000 000 000 0 000 00
4 250.000 75.000. 125.000. 200.000. 50.000.00 20.000. 30.000.0
.000 000 000 000 0 000 00
5 250.000 75.000. 125.000. 200.000. 50000.00 20.000. 30.000.0
.000 000 000 000 0 000 00

2. Pola Proceed proyek A Pola Proceed proyek B

T EAT Penyusut Proceed T EAT Penyusut Proceed


h an h an
1 400.000. 75.000.0 200.000. 1 125.000. 50.000.0 75.000.0
000 00 000 000 00 00
2 400.000. 75.000.0 200.000. 2 125.000. 50.000.0 75.000.0
000 00 000 000 00 00
3 200.000. 75.000.0 100.000. 3 25.000.0 10.000.0 15.000.0
000 00 000 00 00 00
4 250.000. 75.000.0 125.000. 4 50.000.0 20.000.0 30.000.0
000 00 000 00 00 00
5 250.000. 75.000.0 125.000. 5 50000.00 20.000.0 30.000.0
000 00 000 0 00 00

Proceed proyek A Proceed proyek B


Tahun 1 Rp. 106.000.000 Tahun 1 Rp. 115.000.000
Tahun 2 Rp. 76.000.000 + Total out lay Rp. 200.000.000 -
Jumlah Rp. 182.00.000 Kekurangan Rp. 85.000.000
Total out lay Rp. 250.000.000 -
Kekurangan Rp. 68.000.000
Waktu = x 12 bulan Waktu = x 12 bulan

Cost of Capital | 15
Waktu = 7,3 bulan Waktu = 8,9 bulan

PBP proyek A = 2 tahun PBP proyek B = 1 tahun 8,9 bulan

Proyek yang baik di pilih berdasarkan PBP adalah proyek B

3. Net present value

Proyek A Proyek B
Proceed DF 15% PV Proceed DF 15% PV
106.000.00 0,870 92.220.000 115.000.00 0,870 100.050.00
0 0
76.000.000 0,756 57.456.000 115.000.00 0,756 86.940.000
0
112.000.00 0,658 73.696.000 55.000.000 0,658 36.190.000
0
88.000.000 0,572 50.336.000 70.000.000 0,572 40.040.000
50.000.000 0,497 24.850.000 70.000.000 0,497 34.790.000
Total present value 298.558.00 Total present value 298.010.00
0 0
Present value out lay 250.000.00 Present value out lay 200.000.00
0 0
Net present value 48.558.000 Net present value 98.010.000
(NPV) (NPV)

Proyek yang baik untuk dipilih berdasarkan NPV adalah proyek B

4. Profitability indek (PI)

Proyek A Proyek B

PI = = 1,19 PI = = 1,49

5. PI gabungan = = 1,33

Kesimpulan : kedua proposal proyek dapat diterima karena menghasilkan PI gabungan lebih
besar dari satu.

Cost of Capital | 16
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan

Penganggaran Modal ( Capital Budgeting ) adalah Suatu Konsep Investasi dikatakan


sebagai suatu konsep investasi, sebab penganggaran modal melibatkan suatu pengikatan
(penanaman) dana di masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki
di masa mendatang. Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana
tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko.

Klasifikasi Proyek
1. Penggantian : pemeliharaan bisnis
2. Penggantian : pengurangan biaya
3. Ekspansi produk atau pasar yang ada
4. Ekspansi kedalam produk atau pasar baru

Proses Capital Budgeting

1. Pembuatan Proposal Anggaran Dana

2. KajiandanAnalisa

3. Pengambilan Keputusan

4. Implementasi

5. Follow Up (tindak lanjut)

Cost of Capital | 17
Tujuan Utama
Sebagai alat barometer bagi pihak manajemen dalam melakukan perencanaan keuangan
di masa yang akan datang.

Membuat perencanaan seberapa besar rencana anggaran biaya yang ditetapkan dan
dijadikan sebagai alat acuan otorisasi keuangan.

Alat untuk mengukur seberapa besar tingkat pencapaian target perusahaaan dan efisiensi
biaya.

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene.F Gepenski, Louis C. 2008. Financial Manajemen Theory and Practice

Ross Westerfield Jeff. 2010. Corporate Finance 9th Edition. Irwin, McGraw-Hill

Cost of Capital | 18

Anda mungkin juga menyukai