Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN STRATEGIK

“Capital Budgeting Under Condition Of Uncertainty”

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 2

1. MUH. FUAT JINDAR C20119017


2. YULI LARASATI C20119018
3. GLIFANNY PUTRI C20119019
4. NUR AZIZAH C20119020
5. RIVTI NURJANAH C20119021
6. NURSHELLA LAHABU C20119023
7. NURIBTI’AT C20119025
8. SUSAN SAFITRI C20119031

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat serta hidayahnya kepada kami. Sehingga kami mampu menyelesaikan Makalah ini
sesuai dengan waktu yang telah kami rencanakan. Makalah ini dibuat dalam rangka
memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada bapak sebagai dosen pengampu mata kuliah
“MANAJEMEN KEUANGAN STRATEGIK” yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini. Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dana dan tulisan yang
kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat kepada
kita semua.
Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

Palu, 22 FEBRUARI 2022

Penyusun,
Kelompok 2

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 4

1.1 Latar belakang 4

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Tujuan Penulisan 5

BAB II PEMBAHASAN 6

2.1 Capital Budgeting Under Condition of certainty 6

2.2 The Role Of Capital Budgeting8

2.3 Liquidity 10

2.4 Profitability And Present Value 13

2.5 The Internal Rate Of Return (IRR) 16

2.6 The Inadequacies Of IRR and The Case for NPV 17

BAB III PENUTUP 19

3.1 Kesimpulan 19

3.2 Saran19

DAFTAR PUSTAKA 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penganggaran modal (Capital Budgeting) adalah proses kegiatan yang mencakup


seluruh aktivitas perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh
manfaut (benefit) pada waktu yang akan datang. Penganggaran modal berkaitan dengan
penilaian aktivitas investasi yang diusulkan. Aktivitas suatu investasi ditujukan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan selama periode tertentu di waktu yang akan datang,
yang mempunyai titik awal (kapan investasi dilaksanakan) dan titik akhir (kapan
investasi akan berakhir). Seringkali istilah penganggaran modal disalah tafsirkan sebagai
alat untuk menghitung keuntungan saja, padahal penganggaran modal (capital budgeting)
bukan hanya sekedar itu saja. Maka dari itu kita harus memahami betul pengertian dari
penganggaran modal (capital budgeting) agar penafsiran tidak hanya terbatas pada
mencari keuntungan saja tetapi melakukan keputusan investasi yang akan berdampak
bagus pada jangka panjang maupun jangka pendek bagi perusahaan. Di suatu
perusahaan, seorang manajer keuangan harus paham betul dengan capital budgeting ini
sebab seorang manajerlah yang akan memutuskan investasi atau penanam modal ini
dapat diinvestasikan agar berdampak baik pada perusahaan. Contoh penganggaran modal
adalah pengeluaran dana untuk aktiva tetap yaitu tanah, bangunan, mesin-mesin dan
peralatan.
Penganggaran modal menjelaskan tentang perencanaan untuk mendanai proyek
besar jangka panjang. Keputusan penganggaran modal memiliki efek yang sangat jelas
terhadap tingkat keschatan keuangan perusahaan untuk jangka panjang. Scbuah proyek
yang didasarkan pada keputusan penganggaran modal yang berhasil, akan mendorong
mengalimya pemasukan (cashflow) perusahaan untuk jangka panjang. Sebaliknya,
penganggaran modal yang tidak baik akan menyebabkan tingkat pengembalian investasi
yang mencukupi. Akibatnya dapat saja sebuah proyek atau sebuah perusahaan
mengalami kebangkrutan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dari Capital Budgeting?
1.2.2 Apa pentingnya Capital Budgeting pada perusahaan?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis dari Capital Budgeting

4
1.2.4 Apa yang menjadi prinsip dasar proses Capital Budgeting?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah Capital Budgeting yaitu untuk mengetahui lebih jelas lagi apa itu
Capital Budgeting, manfaat, peranan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan
masalah tersebut.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Capital Budgeting Under Condition Of Certainty (Penganggaran Modal Dalam
Kondisi Kepastian)
Penganggaran modal atau capital budgeting ialah rencana kerja keuangan jangka
panjang pada suatu proyek investasi. Misalnya penganggaran modal (investasi)
pembelian kapal, mendirikan pabrik baru, mendirikan perusahaan baru, dan lain-lain.
Karena waktunya panjang, maka risikonya tinggi. Oleh sebab itu, para perencana
investasi jangka panjang harus mampu memprediksi pendapatan dan biaya di masa
depan. Para perencana penganggaran modal harus memprediksi lima aspek, yaitu :

1. Pangsa pasar
Pangsa pasar yang akan dikuasai, ini berkaitan dengan ramalan pendapatan di masa
yang akan datang yang penuh ketidakpastian. Artinya berisiko besar karena
ketidakpastian tersebut. Para perencana harus yakin bahwa di masa mendatang
pendapatan dapat diperkirakan mendekati kenyataan. Meramal kondisi pasar adalah
sulit sekali, karena pasar ditentukan oleh situasi bisnis, situasi ekonomi dan situasi
politik. Jika kondisi politik buruk, berdampak kondisi ekonomi buruk, dan akibatnya
kondisi bisnis buruk dan sebaliknya. Bidang pasar ini harus dianalisis oleh beberapa
ahli politik, ahli ekonomi dan ahli bisnis. Di samping itu, kondisi pasar juga
ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Kondisi yang demikian itu di
luar kontrol manajemen perusahaan. Para ahli perencana investasi hanya bisa
meramal berdasar data internal dan eksternal yang tersedia.
2. Nilai investasi dan sumber pembiayaan
Jika pangsa pasar yakin bisa diketahui dan bisa dikuasai, maka selanjutnya
merencanakan investasi jangka panjang dalam bentuk unit bisnis atau penggantian
peralatan, atau produk baru, yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, misalnya
Rupiah atau Dollar (Rp 1.000 atau Rp 1.000 juga atau Rp 1.000 milyar). Setelah nilai
investasi ditetapkan kemudian disusun sumber pembiayaan, dari modal sendiri atau
dari utang.
3. Arus kas masuk bersih (net cash inflow)
Setiap modal menanggung biaya. Modal sendiri biayanya adalah hasil yang
diharapkan oleh pemilik, sedangkan modal dari utang biayanya adalah bunga. Kedua
biaya tersebut harus dihitung yang lazim disebut biaya rata-rata tertimbang, yang

6
akan menjadi tingkat diskon (discount rate) terhadap arus kas masuk bersih investasi
(net cash inflow). Formula net cash inflow yaitu :
- EBDIT (1 – T) + T. Dep
- EBIT (1 – T) + Dep
- EAT + Dep + Interest (1 – T)
Dimana :
EBDIT= arning Before Depreciation, Interest and Tax (laba sebelum penyusutan,
bunga dan pajak)
T= Tax, pajak perseroan (badan usaha)
Dep= Depreciation (penyusutan) dari harta tetap
EBIT= Earning Before Interest and Tax (laba sebelum bunga dan pajak)
EAT= Earning After Tax (laba bersih setelah pajak)
Interest= Bunga pinjaman, jika investasi menggunakan utang
4. Kelayakan proyek investasi
Setelah arus kas masuk bersih diketahui kemudian dihitung layak atau tidaknya
proyek investasi, dengan cara :
a. Nilai Tunai Bersih (Net Present Value atau NPV)
Membandingkan nilai tunai arus kas masuk bersih dengan nilai tunai pengeluaran
modal untuk investasi. Jika NPV positif, proyek layak, artinya bisa dilaksanakan.
b. Tingkat Hasil Internal (Internal Rate of Return atau IRR)
Mencari discount rate yang dapat menyamakan besarnya nilai tunai arus kas
bersih proyek dengan nilai tunai pengeluaran untuk investasi. Jika IRR lebih
besar daripada biaya modal rata-rata tertimbang, maka proyek layak.
c. Indek Profitabilitas (Profitability Index atau PI)
Membagi jumlah nilai tunai arus kas bersih proyek dengan nilai tunai
pengeluaran modal untuk investasi. Jika indeknya di atas satu, proyek layak.
d. Tingkat Hasil Akuntansi (Accounting Rate of Return atau ARR)
Membagi rata-rata laba bersih dengan nilai tunai pengeluaran modal untuk
investasi. Jika besarnya ARR lebih besar daripada biaya modal, maka proyek
layak.
e. Lamanya Kembali Modal (Payback Periode atau PP)
Lamanya kembali modal, yaitu nilai investasi sama dengan nilai tunai arus kas
masuk bersih dalam beberapa tahun. Pada umumnya perencana investasi
menentukan payback periode dalam tahun tertentu, misalnya 4 tahun.

7
2.2 The Role Of Capital Budgeting (Peran Penganggaran Modal)
Capital budgeting atau penganggaran modal adalah sebuah proses untuk menentukan
profitabilitas investasi modal. Ini membutuhkan analisa proyek-proyek jangka panjang
dan memilih mana di antara proyek tersebut yang menawarkan pengembalian terbaik
sambil memaksimalkan nilai perusahaan. Penganggaran modal sangat penting untuk
menentukan keputusan investasi. Biasanya ada dua jenis keputusan investasi yaitu
memilih fasilitas baru atau memperluas fasilitas yang ada dan mengganti fasilitas yang
ada dengan fasilitas baru.
Penganggaran modal penting karena menciptakan penilaian yang akuntabel dan
terukur. Ini adalah cara terukur bagi bisnis untuk menentukan profitabilitas ekonomi dan
keuangan jangka panjang dari setiap proyek investasi. Perusahaan dapat membuat
pandangan kuantitatif dari setiap investasi aset tetap yang diusulkan, sehingga
memberikan dasar rasional untuk membuat penilaian dan pengambilan keputusan.
2.2.1 Model Analisis Capital Budgeting
A. Net Present Value (NPV)
NPV adalah salah satu cara dalam capital budgeting yang berfungsi untuk bisa
mengukur nilai profitabilitas rencana investasi proyek dengan menggunakan suatu
faktor nilai waktu dan juga uang. Artinya, NPV adalah suatu selisih antara present
value yang diperoleh dari nilai investasi yang ditanamkan pada aset saat ini dari
penerimaan arus kas yang masuk di masa depan. Bahwa aturan dasar pada investasi
adalah menerima proyek bila nilai NPV nya adalah di atas angka nol.  Hal ini sering
disebut dengan NPV Rule. Para ahli dan pakar berpendapat ada kelebihan dan juga
kelemahan pada penggunaan keuntungan pada metode NPV seperti ini. Bukan hanya
penggunaannya yang sederhana saja, namun juga penggunaan nilai uang dalam
menghitung nilai sesuai dengan arus kas yang didapatkan di masa depan. Sehingga,
terdapat suatu gambaran yang jelas tentang profitabilitas proyek yang lebih riil.
Adanya kekuatan dari cara evaluasi proyek ini adalah suatu penggunaan suku bunga
kredit yang dipinjam oleh investor untuk bisa membiayai proyek sebagai suatu
faktor pendiskontoan. Hal tersebut akan mengakibatkan penggunaan metode NPV
dianggap sangat terbatas.
B. Internal Rate of Return (IRR)
IRR adalah suatu cara lain yang bisa digunakan untuk bisa mengevaluasi
profitabilitas rencana investasi dengan cara menghitung nilai waktu uang. IRR
adalah discount rate atau faktor pendiskontoan lain yang digunakan untuk

8
mendiskontrol seluruh cash inflows dan juga salvage value yang jelas menghasilkan
banyak jumlah present value yang sama dalam jumlah investasi yang ada. Jadi,
dalam hal ini IRR mampu menggambarkan persentase keuntungan serealistis
mungkin untuk bisa mendapatkan investasi barang ataupun modal proyek yang
sudah direncanakan sebelumnya. Untuk rumusnya sendiri sama dengan rumus NPV.
Seperti yang sudah kita ketahui, di dalam NP, nilai yang dicari adalah nilai akhir,
yaitu dengan menggunakan discount rateyang mana discount rate tersebut bisa
didapatkan dari cost capital bila perusahaan menggunakan equity dan WACC
terdapat debt. Sementara itu, di dalam IRR yang dicari adalah nilai discount rate
yang mampu memberikan nilai NPV sama dengan nol.
Apabila perhitungan pada IRR lebih besar daripada cost of capital, maka return yang
dihasilkan pun jelas akan lebih besar daripada yang diharapkan. Dengan adanya nilai
return yang besar, maka proyek investasi tersebut pun akan bisa diterima.
Sebaliknya, bila nilai IRR lebih rendah daripada cost of capital, maka perkiraan
return yang dihasilkan dari usulan investasi akan lebih kecil daripada yang
diharapkan, sehingga proyek investasi tersebut akan menjadi tidak layak. Ada
beberapa kelebihan tertentu dari perhitungan IRR ini, diantaranya adalah dampak
investasi yang akan bisa dilihat secara secara lebih jelas dalam suatu perhitungan.
Mulai dari menghitung seluruh arus kas masuk, hingga menghitung konsep time
value of money serta resiko investasi yang nantinya akan bisa terjadi di masa depan.
Untuk kelemahannya sendiri, IRR menilai kebutuhan berdasarkan cost of capital,
sehingga tidak bisa memberikan hasil yang maksimal pada pemilihan proyek berupa
rasio, dan kurang mampu memberikan keputusan yang tepat untuk proyek mutually
exclusive.

C. Profitability Index (PI)

PI adalah rasio dari present value dan cash flow setelah dilakukan kegiatan investasi
awal pada tahun ke 0 dengan jumlah investasi pada awal tahun ke 0.  Sementara itu,
jika nilai PI lebih kecil dari 1, maka proyek tersebut harus bisa ditolak.

D. Discounted Payback Period (PP)

PP atau Payback period adalah waktu yang diperlukan oleh suatu proyek investasi
untuk bisa mengembalikan semua dana yang sudah diinvestasikan dalam proyek

9
tersebut. Cara ini adalah salah satu cara yang paling sederhana untuk melakukan
evaluasi pantas atau tidaknya suatu proyek dilakukan. Perhitungan yang digunakan
di dalamnya juga cenderung sangat cepat karena berdasarkan intuisi umum yang
biasa digunakan dalam dunia bisnis. Suatu proyek dengan nilai PP yang kecil besar
kemungkinan akan dipilih oleh perusahaan agar bisa dijalankan. Karena, semakin
kecil nilai pp pada suatu proyek, maka akan semakin kecil juga risiko yang dihadapi
terkait kondisi yang tidak menentu di masa depan.

2.2.2 Jenis-Jenis Anggaran Modal

1. Analisis Throughput
Analisis throughput adalah bentuk paling rumit dari analisis penganggaran modal
tetapi juga yang paling akurat dalam membantu manajer memutuskan proyek mana
yang akan dikejar. Dengan metode ini, seluruh perusahaan dianggap sebagai sistem
penghasil untung tunggal. Throughput diukur sebagai jumlah material yang
melewati sistem itu.
2. Analisis DCF
Analisis ini adalah arus kas terdiskonto (DCF) melihat arus kas keluar awal yang
diperlukan untuk mendanai suatu proyek, campuran arus kas masuk dalam
bentuk pendapatan, dan arus keluar masa depan lainnya dalam bentuk pemeliharaan
dan biaya lainnya.
3. Analisis pengembalian
Analisis pengembalian adalah bentuk paling sederhana dari analisis penganggaran
modal tetapi juga yang paling tidak akurat. Ini masih banyak digunakan karena cepat
dan dapat memberi manajer "belakang amplop" pemahaman tentang nilai
sebenarnya dari proyek yang diusulkan.
2.3 Liquidity (Likuiditas)
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban untuk
membayar utang-utang jangka pendeknya yang harus segera dibayar dengan
menggunakan harta lancar seperti utang usaha, utang dividen, utang pajak, dan lain-lain.
Pada umumnya, tingkat likuiditas suatu perusahaan, bisa ditunjukkan dalam angka-angka
tertentu, seperti angka rasio cepat, angka rasio lancar, dan angka rasio kas. Dimana,
semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan, maka semakin tinggi juga kinerja
perusahaan tersebut. Selain itu, biasanya perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi akan

10
memiliki kesempatan lebih baik untuk mendapatkan berbagai dukungan dari banyak
pihak, mulai dari lembaga keuangan, kreditur, maupun pemasok. Ada banyak fungsi
likuiditas dalam sebuah perusahaan:
a. Sebagai media dalam melakukan kegiatan bisnis perusahaan sehari-hari.
b. Sebagai alat untuk mengantisipasi kebutuhan dana darurat.
c. Untuk memudahkan nasabah (bagi bank atau lembaga keuangan yang hendak
melakukan pinjaman atau penarikan dana.
d. Dasar acuan tingkat fleksibilitas suatu perusahaan dalam mendapatkan persetujuan
investasi atau usaha lain yang menguntungkan.
e. Alat untuk memicu perusahaan dalam upaya perbaikan kinerja.
f. Alat ukur tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek.
g. Dapat membantu manajemen dalam memeriksa efisiensi modal kerja.
h. Membantu perusahaan dalam melakukan analisis dan menginterpretasikan posisi
keuangan jangka pendek.

2.3.1 Cara Menghitung Likuiditas dengan Rasio

1. Current Ratio

Rasio lancar ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana aktiva lancar perusahaan
dapat menutupi utang jangka pendeknya. Jika nilai yang dihasilkan menunjukkan
nilai yang tinggi, maka semakin tinggi juga kemampuan perusahaan dalam menutupi
utang jangka pendek yang dimilikinya. Berikut ini adalah rumus cara menghitung
likuiditas dengan rasio lancar:

Rasio Lancar = aktiva lancar/utang lancar

Selain itu, nilai yang lebih rendah juga menyatakan bahwa perusahaan telah
menggunakan aktiva lancarnya secara efektif. Aktiva lancar yang digunakan dalam
rasio ini meliputi kas dan setara kas, persediaan barang, piutang usaha dan piutang
lain-lain seperti gaji.

2. Cash Ratio

11
Cash ratio biasa disebut rasio kas ini biasanya digunakan untuk mengukur besarnya
uang kas yang tersedia untuk melunasi utang jangka pendek perusahaan. Angka
rasio ini disarankan memiliki angka sebanding, antara kas dan utangnya, yakni
menunjukkan 1 : 1. Dimana, semakin besar kas dibanding utang jangka pendek juga
dinilai baik, karena adanya ketersediaan dana untuk melunasi kewajiban jangka
pendek tersebut. Berikut ini adalah cara menghitung likuiditas perusahaan dengan
menggunakan rumus cash ratio:

Cash Ratio= Kas dan setara kas / utang jangka pendek

Kas dan setara kas yang dimaksud  disini meliputi kas perusahaan dan surat berharga
yang mudah dicairkan, seperti obligasi maupun reksa dana ketika perusahaan Anda
membutuhkan dana darurat. Sebenarnya rasio kas ini tidak terlalu banyak diminati
perusahaan dalam memperhitungkan likuiditas keuangan. Hal ini dikarenakan
jumlah kas yang berlebih dianggap sangat tidak produktif sehingga tidak
dimanfaatkan dengan baik.

3. Quick Ratio
Quick ratio dikenal dengan rasio cepat yang memperhitungkan persediaan barang
sebagai bagian dari aktiva lancar untuk melunasi kewajiban jangka pendek. Hal ini
dikarenakan persediaan dinilai membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
dicairkan. Untuk memperhitungkan quick ratio, Anda bisa menggunakan rumus di
bawah ini. Berikut ini adalah cara menghitung likuiditas dengan quick ratio:
Quick Ratio= (Aktiva lancar-persediaan) – Utang lancar
Jika hasil dari quick ratio ini lebih dari 1.0, maka kemampuan perusahaan dalam
melunasi utang jangka pendeknya dinilai baik. Namun, jika di atas 3.0, maka
kemampuan perusahaan dinilai kurang produktif. Hal ini karena aktiva lancar tidak
didistribusikan secara maksimal dalam bentuk investasi lain. Melalui rasio ini, Anda
juga bisa melihat apakah arus kas berjalan dengan baik atau tidak.
4. Cash Turnover Ratio
Menghitung likuiditas menggunakan cash turnover ratio atau rasio perputaran kas.
Dimana dengan rasio ini, Anda bisa melihat berapa kali kas perusahaan berputar
dalam satu periode yang dinilai melalui penjualan. Untuk memperhitungkan rasio
perputaran kas, di bawah ini adalah rumus yang bisa digunakan:
Cash Turnover = Penjualan Bersih/ Rata-rata kas
12
Jika ditemukan nilai rasio ini semakin besar, maka kemampuan perusahaan dalam
keuangan dinilai semakin besar juga. Kas yang berputar menunjukkan semakin cepat
pula kas masuk dalam perusahaan. Ini artinya pendapatan semakin meningkat
sehingga kas untuk kegiatan operasional juga berjalan lancar.

2.4 Profitability and Present Value

A. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba


selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu.
Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba
dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainya. Ada jenis-jenis
Rasio Profitability yaitu:

1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


Margin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba kotor
terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Laba kotor yang dipengaruhi
oleh laporan arus kas memaparkan besaran laba yang didapatkan oleh perusahaan
dengan pertimbangan biaya yang terpakai untuk memproduksi produk atau jasa.
Rumus Gross Profit Margin = (laba kotor : laba pendapatan) x 100%
2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk
menilai persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap
pendapatan yang diperoleh dari penjualan. Margin laba bersih ini disebut juga profit
margin ratio. Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.
Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.
Rumus Net Profit Margin = laba bersih sesudah pajak : penjualan
3. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)
Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase
keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total asset
sehingga efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari
persentase rasio ini.
Rumus Return on Asset = laba bersih : total asset
4. Return on Equity Ratio (Rasio Pengembalian Ekuitas)
Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham
13
perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari
penghasilan (income) perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan oleh para
pemilik perusahaan (pemegang saham biasa dan pemegang saham preferen). Return
on equity menunjukkan seberapa berhasil perusahaan mengelola modalnya (net
worth), sehingga tingkat keuntungan diukur dari investasi pemilik modal atau
pemegang saham perusahaan.
Rumus Return on Equity = laba bersih sesudah pajak : ekuitas pemegang
saham
5. Return on Sales Ratio (Rasio Pengembalian Penjualan)
Return on Sales merupakan rasio profitabilitas yang menampilkan tingkat
keuntungan perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya variabel produksi seperti
upah pekerja, bahan baku, dan lain-lain sebelum dikurangi pajak dan bunga. Rasio ini
menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan yang
juga disebut margin operasional (operating margin) atau Margin pendapatan
operasional (operating income margin).
Rumus Return on Sales = (laba sebelum pajak dan bunga : penjualan) x 100%
6. Return on Capital Employed (Pengembalian Modal yang digunakan)
Return on Capital Employed (ROCE) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur
keuntungan perusahaan dari modal yang dipakai dalam bentuk persentase (%).
Modal yang dimaksud adalah rkuitas suatu perusahaan ditambah kewajiban tidak
lancar atau total aset dikurangi kewajiban lancar. ROCE mencerminkan efisiensi dan
profitabilitas modal atau investasi perusahaan.
Rumus ROCE= laba sebelum pajak dan bunga : modal kerja
7. Return on Investment (ROI)
Return on investment merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba bersih
setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva. Return on investment berguna untuk
mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan
keuntungan terhadap jumlah aktiva secara keseluruhan yang tersedia pada
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik kondisi suatu perusahaan.
Rumus ROI = ((laba atas investasi - investasi awal) : investasi) x 100%
8. Earning Per Share (EPS)
Earning per share merupakan rasio profitabilitas yang menilai tingkat kemampuan
per lembar saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan. Manajemen

14
perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat
memperhatikan earning per share karena menjadi indikator keberhasilan perusahaan.
Rumus EPS = (laba bersih sesudah pajak - dividen saham preferen) : jumlah
saham yang telah beredar

2.4.1 Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas

1. Profitabilitas dipengaruhi oleh jenis perusahaan, perusahaan yang berorientasi


menjual barang untuk dikonsumsi atau sebuah jasa umumnya memiliki keuntungan
yang lebih stabil daripada perusahaan yang memproduksi barang.
2. Umur, perusahaan yang telah lama berdiri lebih memiliki keuntungan yang lebih
stabil dibandingkan perusahaan yang belum lama berdiri.
3. Skala ekonomi yang dimiliki perusahaan.
4. Harga produksi yang dikeluarkan perusahaan, apabila perusahaan memiliki biaya
produksi yang relatif lebih murah biasanya akan mendapatkan keuntungan yang lebih
baik dan stabil dibandingkan dengan yang harga produksinya tinggi.
5. Perusahaan yang membeli bahan produksi berdasarkan kebiasaan atau habitual basis,
umumnya mendapatkan keuntungan yang lebih baik dan stabil.
6. Profitabilitas juga dipengaruhi oleh hasil produk yang dihasilkan, perusahaan yang
memproduksi kebutuhan pokok cenderung lebih stabil keuntungannya dibandingkan
yang memproduksi barang modal.

B. Present Value (PV) adalah nilai saat ini dari jumlah uang atau arus kas (cash flow)
yang terperinci dengan tingkat pengembalian tertentu. Arus kas yang akan datang
didiskontokan sesuai deng tingkat diskonto. Semakin tinggi tingkat diskonto, semakin
rendah present value dari arus kas yang akan datang. Menentukan tingkat diskonto yang
tepat adalah kunci untuk menilai cash flow masa depan dengan benar apakah termasuk
pendapatan atau kewajiban. Present value adalah konsep yang menyatakan jumlah uang
saat ini yang bernilai lebih dari jumlah yang sama pada masa depan. Dengan kata lain,
uang yang diterima pada masa depan tidak bernilai sama dengan jumlah yang diterima
pada masa kini.

1. Suku Bunga atau Tingkat Pengembalian

Seorang investor dapat menginvestasi $1,000 saat ini dan mungkin mendapatkan rate
of return selama 5 tahun ke depan. Present value memperhitungkan suku bunga yang
mungkin didapat dari investasi. Jika kamu mendapatkan 10 juta rupiah saat ini dan
15
dapat memperoleh tingkat pengembalian sebesar 5% per tahun, maka nilai 10 juta
rupiah saat ini akan lebih “bernilai” daripada menerimanya 5 tahun kedepan. Jika
kamu menunggu 5 tahun untuk 10 juta rupiah maka kamu akan kehilangan tingkat
pengembaliannya selama 5 tahun.

2. Inflasi dan Daya Beli

Inflasi adalah proses dimana harga barang dan jasa naik dari waktu ke waktu. Jika
kamu menerima uang saat ini, kamu bisa membeli barang dengan harga hari ini.
Inflasi ini akan menyebabkan harga barang naik pada masa depan, yang akan
menurunkan daya beli uang Anda. Uang yang tidak dibelanjakan hari ini dapat
diperkirakan kehilangan nilainya di waktu yang akan datang dengan beberapa tingkat
tahunan tersirat, yang dapat berupa inflasi atau tingkat pengembalian jika uang itu
diinvestasikan. Formula present value mendiskontokan nilai yang akan datang
menjadi nilai saat ini dengan memperhitungkan tingkat tahunan yang tersirat dari
inflasi atau tingkat pengembalian yang dapat dicapai jika suatu jumlah diinvestasikan.

3.Tingkat Diskonto untuk Menemukan Present Value


Tingkat diskonto adalah investasi tingkat pengembalian yang diterapkan pada
perhitungan present value (nilai saat ini). Dengan kata lain, tingkat diskonto ini akan
menjadi rate of return yang hilang jika investor memilih untuk menerima jumlah yang
ada di masa yang akan datang dibanding jumlah yang ada saat ini. Tingkat diskonto
yang dipilih untuk menghitung present value itu subjektifnya tinggi karena itu
merupakan rate of return yang diharapkan, yang akan diterima jika telah
menginvestasikan untuk jangka waktu tertentu.
2.5 The Internal Rate Of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) adalah metrik yang digunakan dalam analisis keuangan
untuk memperkirakan potensi keuntungan investasi. IRR adalah discount rate yang
membuat Net Present Value (NPV) dari semua arus kas sama dengan nol dalam analisis
arus kas yang dipotong. Perhitungan IRR mengandalkan rumus yang sama seperti NPV.
Rumus IRR = IRR = rk + ( NPV rk / (TPV rk – TPV rb))x (rb-rk)
Ket :
rk = tingkat bunga yang lebih kecil (rendah)

rb = tingkat bunga yang lebih besar (tinggi)

NPV rk = Net Present Value pada tingkat bunga kecil

16
TPV rk = Total Present Value pada tingkat bunga kecil

TPV rb = Total Present Value pada tingkat bunga yang besar.

Kelebihan IRR Selain dapat menilai apakah investasi yang dilakukan dapat menaikkan
nilai pada perusahaan dan mempertimbangkan semua arus masuk yang ada, IRR juga
memiliki kelebihan lain, yakni:

a. Menemukan Time Value dari Uang


IRR diukur dengan menghitung tingkat bunga di mana nilai sekarang arus kas masa
depan sama dengan investasi modal yang dibutuhkan. Keuntungannya adalah bahwa
waktu arus kas di semua tahun mendatang dianggap dan oleh karena itu, setiap arus
kas diberi bobot yang sama dengan menggunakan time value uang.
b. Mudah Digunakan dan Dipahami
IRR adalah ukuran yang mudah dihitung dan menyediakan cara sederhana untuk
membandingkan nilai berbagai proyek yang sedang dipertimbangkan. IRR
memberikan gambaran singkat kepada setiap pemilik bisnis kecil tentang proyek
modal apa yang akan memberikan arus kas potensial terbesar. Ini juga dapat
digunakan untuk tujuan penganggaran seperti untuk memberikan gambaran singkat
tentang nilai potensial atau penghematan pembelian peralatan baru daripada
memperbaiki peralatan lama.
2.6 The Inadequacies Of IRR and The Case For NPV
Dalam pembahasan sebelumnya sudah diuraikan bahwa NPV mengasumsikan aliran
kas yang diterima akan diinvestasikan kembali pada tingkat pengembalian yang
diinginkan (required rate of return), sedangkan metode IRR mengasumsikan bahwa setiap
aliran kas masuk akan diinvestasikan kembali pada tingkat IRR yang dihitung. Dengan
demikian metode NPV lebih realistik dalam membandingkan projek yang bersifat
mutually exclusive. Hal yang ke dua metode NPV mengukur profitabilitas projek secara
absolute sehingga mampu mengukur jumlah perubahan nilai perusahaan.
Metode NPV menampilkan dua keuntungan potensial dibandingkan metode IRR.
Hal yang pertama bila perhitungan dilakukan secara manual, menghitung NPV jauh lebih
mudah bila dibandingkan menghitung IRR, apalagi apabila aliran kas tahunannya tidak
sama. Dengan demikian apabila dalam analisisnya diyakini bahwa risiko terhadap aliran
kas lebih tinggi maka analis dapat mengantisipasinya dengan menaikkan tingkat diskonto
sehingga diperoleh NPV yang lebih realistik. Penyesuaian terhadap tingkat risiko ini tidak

17
mungkin dilakukan dalam metode IRR karena dalam analisisnya hanya menggunakan
tingkat diskonto tunggal. Dalam menganalisis projek yang bersifat mutually exclusive
penggunaan metode IRR mensyaratkan kriteria penerimaan berdasarkan pada tingkat
pengembalian (return) yang disyaratkan. Sepanjang suatu projek mampu menghasilkan
tingkat pengembalian sama atau di atas tingkat pengembalian yang disyaratkan, maka
projek tersebut layak untuk dilaksanakan. Permasalahan akan timbul apabila terdapat dua
atau lebih alternatif projek yang memiliki IRR yang sama dan harus dipilih hanya satu,
metode IRR tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penganggaran Modal (Capital Budgeting) penting dalam menentukan alur kas, investasi
dan penanaman saham. Dimana bila perhitungan atau keputusan untuk pengambilan
penganggaran modal tepat, maka keuntungan bagi perusahaan akan meningkat sesuai
dengan perhitungan. Dan sangat penting bagi manajer keuangan untuk sangat hati-hati
dalam mengambil keputusan dengan keadaan keuangan suatu perusahaan. Penganggaran
modal (capital budgeting) adalah keseluruhan proses mulai dari perencanaan sampai
dengan pengambilan keputusan untuk pengeluaran sejumlah dana (investasi) dimana
jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu 1 tahun.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih
terdapat kesalahan, oleh sebab itu kami sangat membutuhkan saran dari pembaca
terutama dari bapak Dosen (Prof. Dr. Muslimin, SE, MM) selaku pembimbing dalam
mata kuliah Manajemen Keuangan Strategik.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.jurnal.id/id/blog/pentingnya-likuiditas-perusahaan/

https://bedahbisnis.id/artikel/present-value-pv-nilai-saat-ini

https://kamus.tokopedia.com/p/profitabilitas/

https://kamus.tokopedia.com/i/internal-rate-of-return/#:~:text=Internal%20Rate%20of
%20Return%20(IRR)%20adalah%20metrik%20yang%20digunakan%20dalam,analisis
%20arus%20kas%20yang%20dipotong

20

Anda mungkin juga menyukai