Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

“ CAPITAL BUDGETING (PENGANGGARAN MODAL) “

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

AHMAD NASHRI (202010239)

MUH AZWAR ASFAR AL FARABI (202010199)

DOSEN : Drs. Eldi Manca, M.Si., Ak., CA.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR

Jl. Let. Jend. Mappaodang No.28, Bongaya, Kec. Tamalate, Kota Makassar

Sulawesi Selatan 90131

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah “Capital Budgeting (Penganggaran Modal)” ini tepat waktunya.
Karena tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan bisa
menyelesaikan makalah “Pembuatan laporan dan proposal” ini dengan baik
dan tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat guna untuk memenuhi tugas yang telah diberikan
kepada penulis khususnya. Sesungguhnya penulis menyadari bahwa makalah
“Capital Budgeting (Penganggaran Modal” ini tentunya masih memiliki banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Dengan demikian, penulis
sangat terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini tentunya
dapat lebih baik lagi kedepannya. Sekian ucapan terima kasih yang dapat
penulis sampaikan. Bila terdapat kesalahan baik disengaja maupun tidak
disengaja, penulis memohon maaf sebesar-besarnya.

Makassar, 14 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………..................……... 2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ………………..…………………….……………….…..... 4

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………...………..... 5

1.3 Tujuan ………...……………………………………………………………………... 5

1.4 Manfaat …………………………………………………………………………….... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Cash Flow ………………...............................................................................…......... 6

2.2 Internal Rate of Return……………….…………..……...….......................................10

2.3 Profitability Index …………………...……………….……..... …………………......12

2.4 Modified Internal Rate of Return ……………………...….…. ……………………...13

BAB III KESIMPULAN …………………………...…………….......................................14

DAFTAR PUSTAKA …………………………...……..………….......................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan mengadakan investasi dalam aktiva tetap dengan harapan memperoleh

kembali dana yang diinvestasikan tersebut seperti halnya pada aktiva lancar. Perbedaannya

adalah pada jangka waktu dan cara kembalinya dana yang diinvestasikan dalam kedua

golongan aktiva tersebut. Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan

mengenai dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun

disebut penganggaran modal atau Capital Budgeting.

Contoh penganggaran modal adalah pengeluaran dana untuk aktiva tetap yaitu

tanah, bangunan, mesin-mesin dan peralatan. Penganggaran modal menjelaskan tentang

perencanaan untuk mendanai proyek besar jangka panjang. Keputusan penganggaran

modal memiliki efek yang sangat jelas terhadap tingkat kesehatan keuangan perusahaan

untuk jangka panjang. Sebuah proyek yang didasarkan pada keputusan penganggaran modal

yang berhasil, akan mendorong mengalirnya pemasukan (cashflow) perusahaan untuk

jangka panjang. Sebaliknya, penganggaran modal yang tidak baik akan menyebabkan tingkat

pengembalian investasi yang mencukupi. Akibatnya dapat saja sebuah proyek atau sebuah

perusahaan mengalami kebangkrutan. Keputusan penganggaran modal dapat pula

digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, barang atau jasa apa yang akan

dibuat, bagaimana barang atau jasa itu dijual pada pelanggan? Dan bagaimana cara

menjualnya?

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Cash Flow

2. Metode-metode Penilaian Usul Investasi ?

- Internal Rate Of Return

- Profitability Index

- Modified Internal Rate of Return

 1.3 Tujuan

            Tujuan dari pembahasan rumusan masalah dari makalah ini yaitu untuk mengetahui

lebih jelas lagi apa itu capital budgeting terutama di dalam konsep cash flow dan

mengetahui tentang metode-metode penilain usul investasi.

1.4 Manfaat

            Setelah membaca dan mempelajari makalah ini, diharapkan agar pembaca dapat

lebih mengetahui dan memahami apa itu capital budgeting terutama dalam cash flow dan

mengetahui tentang metode-metode penilain usul investasi

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cash Flow (Arus Kas)

Keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan mengharapkan akan bisa


ditutup oleh penerimaan-penerimaan dimasa yang akan datang. Dimana
penerimaan tersebut berasal dari proyeksi keuntungan yang diperoleh atas
investasi yang bersangkutan. Keuntungan ini bisa dalam dua pengertian:

1)Laba Akuntansi yaitu laba yang terdapat dalam laporan keuangan yang
disusun oleh bagian akuntansi yakni cukup dilihat dari laba pada laporan
Rugi-Laba.

2)Laba Tunai yaitu laba berupa aliran kas atau cash flow.

Konsep Analisis Cash Flow

Bagi perusahaan yang ingin mengetahui berapa jumlah yang seharusnya


dibutuhkan dimasa yang akan datang, maka periode yang paling relevan
digunakan adalah metode cash flow.

Cash flow dimaksudkan penyusunan penerimaan aliran yang masuk (cash in


flow) dan jumlah yang dikeluarkan (cash out flow), dimana dalam aliran

6
tersebut dapat dilihat jumlah dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam
waktu tertentu.  Juga dengan cash flow dapat memberikan pedoman atau
dasar bagi pimpinan perusahaan di dalam mengambil keputusan yang
menyangkut kebijaksanaan keuangan terutama mengenai uang tunai (cash).

Cash flow adalah sebelum pembebanan penyusutan dan diperhitungkan


setelah pajak, tetapi yang dibelanjai dengan modal pinjaman (utang), maka
aliran kas bersih adalah senelum dibebani penyusutan dan bunga tetapi
setelah dibebani pajak”.

Pengertian cash flow yang dikemukakan Sudarmo memberikan suatu


gambaran bahwa proyeksi cash flow adalah meliputi merencanakan
pengeluaran uang kas tersebut untuk kegiatan operasi dan merencanakan
uang kas yang akan datang.

Dengan analisa cash flow dapat diketahui kapan perusahaan mengalami


surplus atau deficit kas pada waktu-waktu yang akan datang.  Bila diperkirakan
bulan-bulan yang akan datang terdapat surplus kas yang besar, maka jauh
sebelumnya dapat diadakan perencanaan penggunaan dana tersebut secara
efektif dan efisien, demikian pula sebaliknya jika diperkirakan akan terjadi
defisit kas, maka jauh sebelumnya sudah dapat direncanakan kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang bakal ditempuh guna menutupi defisit kas tersebut.

Dalam penyusunan cash flow baik yang bersifat jangka pendek maupun yang
bersifat jangka panjang,  ada dua macam cara penyusunan cash flow, yaitu :
1. Direct Method (Metode langsung)

Dalam metode ini, pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan
kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari berbagai

7
operasi secara lengkap.
2. Indirect Method (Metode Tidak langsung)

Dalam Indirect Method penyajiannya dimulai dari laba rugi bersih dan
selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan
dalam pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan,
naik turun pos aktiva dan hutang lancar.

Penggolongan Cash Flow :

Cash flow dikelompokkan dalam 3 macam aliran kas:

1) Inicial Cashflow
Adalah aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran-pengeluaran kas untuk
keperluan investasi, seperti pengeluaran kas untuk pembelian tanah, pembangunan
pabrik, pembelian mesin, pengeluaran kas lain dalam rangka mendapatkan aktiva
tetap. Termasuk dalam inicial cash flow adalah kebutuhan dana yang akan digunakan
untuk modal kerja. Inicial cash flow biasanya dikeluarkan pada saat awal pendirian
suatu proyek investasi.

2) Operacional Cashflow
Merupakan aliran kas yang akan dipergunakan untuk menutup investasi. Operational
cashflow biasanya diterima setiap tahun selama usia investasi, dan berupa aliran kas
bersih. Operasional cashflow diperoleh dapat dihitung dengan menambahkan laba
akuntansi(EAT) dengan penyusustan. Permasalahan operasional cashflow ini muncul
bila dalam keputusan investasi sumber dana yang dipergunakan berasal dari hutang,
yang mengakibatkan laba setelah pajak berbeda, dan tentunya akan mengakibatkan
cashflownya menjadi berbeda antara bila dibelanjai dengan modal sendiri dan
dibelanjai dengan hutang. Sehingga suatu proyek akan kelihatan lebih baik dibiayai
dengan modal sendiri sebab akan menghasilkan cashflow yang lebih besar. Padahal
satu proyek hanya mempunyai kesimpulan yaitu layak apa tidak layak, tidak peduli
apakah proyek itu dibiayai dengan modal sendiri atau modal asing. Oleh karenaitu
dalam menaksir operasiona cashflow tidak boleh mencampuradukkan keputusan
pembiayaan dengan keputusan investasi.Sehingga untuk menaksir aliran kas operasi
bila sebagian atau seluruhnya dibelanjai dengan modal asing adalah :

Cashflow= Laba Setelah Pajak+Penyusutan+Bunga(1-pajak)

8
3) Terminal cashflow
Merupakan aliran kas yang diterima sebagai akibat habisnya umur ekonomis suatu
proyek.( seperti niali residu dan modal kerja yang digunakan)

Untuk menilai kelayakan investasi penggantian , aliran kas yang digunakan


adalah aliran kas tambahan(incremental cashflow) yang disebabkan penggantian
aktiva tetap tersebut. Tambahan aliran kas ini bisa disebabkan karena adanya
penghematan biaya tunai seperti turunya biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja, dan juga karena peningkatan penjualan yang disebabkan aktiva tetap baru.
Penghematan-penghematan ini akan menjadi tambahan penghasilan, sehinngga
perlu dikurangi dengan kenaikan biaya, seperti kenaikan penyusutan
(penyusutan mesin baru – penyusutan mesin lama). Dengan demikian dari
contoh diatas dapat dihitung tambahan cashflow sebagai berikut

Penghematan tunai Rp.115.000.000,-


Tambahan Ph:
Ph Mesin Baru = Rp.125.000.000
Ph Mesin Lama = Rp. 60.000.000
Rp. 65.000.000,-
Tambahan EBIT Rp. 50.000.000,-
Pajak 30 % Rp. 15.000.000,-
Tambahan EAT Rp. 35.000.000,-
9
TambahanPenyusutan Rp. 65.000.000,-
TambahanCashflow Rp.100.000.000,-

Dengan demikian penggantian tersebut menghasilkan tambahan cash flow


sebesar Rp.100.000.000,-

Untuk menilai kelayakannya, misal dengan menggunakan metode NPV


maka dapat dihitung NPVnya sebagai berikut:

PV dari tambahan cash flow tahun 1-4


= Rp 100.000.000 x 2,690 = Rp269.000.000,-
PV dari nilai residu tahun 4
= Rp 200.000.000 x 0,516 = Rp103.200.000,-
Total PV of Cashflow Rp 372.200.000,-
Investasi Rp 359.000.000,-
Net Present Value Rp 13.200.000,-

Dari perhitungan tersebut ternyata menghasilkan NPV positif sebesar


Rp.13.200.000,-sehingga dapat disimpulkan bahwa investasi penggantian
tersebut adalah layak.
 

2.2 Internal Rate Of Return (IRR)

  IRR:  
Tingkat pengembalian dari modal proyek yang dianalisis.
Berupa tingkat bunga pada saat NPV=0
10
Satuannya %/tahun
   

  Tingkat bunga (i) pada saat itu disebut IRR  


   

   

Pada saat itu terjadi juga :


   

             
  Cara menghitung IRR:  
  a. Cara coba-coba  
    Masukkan nilai i berulang-ulang hingga didapatkan NPV=0  

  b. Interpolasi  
    1. Masukkan satu nilai i yang cukup rendah sehingga NPV  
positif
� i1 � NPV1
    2. Masukkan suatu nilai i yang cukup tinggi sehingga NPV  

11
negatif
i2 � NPV2
    3. Lakukaninterpolasi linier  
     

             

2.3 Profitability Index (PI)

Metode ini menghitung perbandingan antara nilai arus kas bersih yang akan
datang dengan nilai investasi yang sekarang. Profitability Index harus lebih
besar dari 1 baru dikatakan layak. Semakin besar PI, investasi semakin layak.
Rumus PROFITABILITY INDEX (PI):

Nilai Aliran Kas Masuk


PROFITABILITY INDEX ( PI ) = ---------------------------
Nilai Investasi

Kelayakan investasi menurut standar analisa ini adalah :


Jika PI > 1 ; maka investasi tsb dpt dijalankan (layak/ feasible)
Jika PI < 1 ; investasi tsb tidak layak dijalankan (tidak layak/ not feasible)

Kelebihan Profitability Index adalah :


12
1. Memberikan percentage future cash flows dengan cash initial
2. Sudah mempertimbangkan cost of capital
3. Sudah mempertimbangkan time value of money
4. Mempertimbangkan semua cash flow

Kekurangan Profitability Index adalah :


1. Tidak memberikan informasi mengenai return suatu project.
2. Dibutuhkan cost of capital untuk menghitung Profitability Index.
3. Tidak memberikan informasi mengenai project risk.
4. Susah dimengerti untuk dijadikan indicator apakah suatu project memberikan
value kepada perusahaan.

13
2.4 MIRR (Modifid Internal Rate of Return)

MIRR (Modified Internal Rate of Return) adalah kriteria kelayakn investasi


dengan memodifikasi metode IRR dalam menilai kelayakan suatu proyek
investasi. Dengan metode ini tingkat balas jasa dana yang menyamakan PV
terminal cash flow dengan nilai investasi.

MIRR diasumsikan semua cash flow yang bernilai positif di investasikan


kembali ke batas tahun terakhir proyek. Semua cash flow negative di beri
potongan. Tingkat effisiensi proyek MIRR konsisten dengan the present worth
ratio.

Sebagai ilustrasi :
Seseorang menyimpankan uang di Bank (investor) transaksi antara pihak Bank
dan penyimpan (investor) untuk membicarakan besarnya bunga simpanan, maka
bunga tersebut ekivalen dengan Rate of Return.

Dengan pengertian :
Rate of Return-ekivalen dengan - bunga (interest). Dalam hal perhitungannya,
tidak dipengaruhi oleh suku bunga “komersil” yang berlaku, sehingga sering
disebut dengan istilah IRR (“Internal Rate of Return”).

14
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, Penganggaran Modal (capital budgeting) sangatlah penting

dalam menentukan alur kas,investasi dan penanaman saham. Dimana bila perhitungan atau

keputusan untuk pengambilan penganggaran modal tepat, maka keuntungan bagi perusahaan

akan meningkat sesuai dengan perhitungan. Dan sangatlah penting bagi manajer keuangan

untuk sangat hati-hati dalam mengambil keputusan dengan keadaan keuangan suatu

perusahaan.

15
Daftar Pustaka

http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/ekotek/Minggu_13/M13B1.htm

http://ligarsekarwangi.blogspot.com/2009/10/mirr-modified-internal-rate-of-
return.html

http://www.ilmu-ekonomi.com/2012/03/konsep-analisis-cash-flow.html

16

Anda mungkin juga menyukai