Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUGAS AKHIR

EVALUASI PROYEK

BEBEK GORENG H. SLAMET

Disusun oleh :

Kelompok 7

1. Aulia Putri Indah Krisanti (143200016)


2. Nur Indah Ayu Rahmawati (143200020)
3. Nadia Silmi Almadani (143200030)
4. Chelsea Maharani Permata Hati (143200032)
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji dan syukur Penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir mata kuliah Evaluasi Proyek dengan mengambil sampel
usaha Bebek Goreng Haji Slamet. Tugas Akhir ini disusun guna melengkapi tugas untuk
menyelesaikan mata kuliah Evaluasi Proyek pada semester ini.

Yogyakarta, 31 Mei 2023


Daftar Isi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evaluasi proyek merupakan proses sistematis untuk menilai keberhasilan, efektivitas, dan
efisiensi dari suatu proyek. Evaluasi proyek sangat penting dalam siklus proyek untuk
memastikan bahwa tujuan yang ditetapkan tercapai, sumber daya digunakan dengan baik,
dan dampak positif yang diharapkan terwujud. Evaluasi proyek melibatkan pengumpulan,
analisis, dan interpretasi data untuk memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan dan perbaikan berkelanjutan. Evaluasi proyek juga dapat membantu
mengidentifikasi peluang dan tantangan yang mungkin timbul di masa depan.

Evaluasi proyek juga melibatkan penilaian terhadap keberlanjutan proyek. Keberlanjutan


adalah kemampuan suatu proyek untuk terus berfungsi dan memberikan manfaat jangka
panjang setelah periode pelaksanaan proyek berakhir. Evaluasi keberlanjutan proyek
membantu memastikan bahwa upaya yang dilakukan dalam proyek memiliki dampak yang
berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.

Selain itu, evaluasi proyek juga dapat memberikan wawasan tentang efektivitas strategi
dan pendekatan yang digunakan dalam proyek. Dengan menganalisis data evaluasi, tim
proyek dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan atau
kegagalan proyek, serta pelajaran yang dapat diambil untuk proyek masa depan.

Evaluasi proyek dapat dilakukan melalui berbagai metode dan alat evaluasi, seperti
survei, wawancara, analisis data, dan teknik pengukuran kuantitatif dan kualitatif. Data yang
diperoleh dari evaluasi proyek dapat digunakan untuk menginformasikan pengambilan
keputusan, melakukan perubahan yang diperlukan, meningkatkan efisiensi, dan
meningkatkan dampak positif dari proyek. Dalam evaluasi kali ini penyusun memilih salah
satu usaha Bebek Goreng H. Slamet cabang Jl. Kolonel Sugiono No.44, Gn. Gempal, Giri
Peni, Kec. Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta 55651.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana evaluasi proyek dapat mengestimasi biaya yang mungkin akan timbul selama
perjalanan usaha Bebek Goreng H. Slamet ?
2. Bagaimana peran evaluasi proyek dalam menganalisis usaha Bebek Goreng H. Slamet
dalam menghasilkan estimasi pendapatan yang akan didapatkan selama umur ekonomis ?
3. Apakah usaha Bebek Goreng H. Slamet ini layak dijalankan atau tidak?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu ;
1. Untuk mengetahui estimasi biaya – biaya yang mungkin timbul dari saat memulai usaha
hingga beberapa tahun kemudian.
2. Untuk mengetahui estimasi pendapatan yang akan didapatkan dari usaha Bebek Goreng
H. Slamet ini selama umur ekonomis.
3. Untuk mengetahui dan memutuskan apakah usaha Bebek Goreng H. Slamet ini layak
atau tidak layak dijalankan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Menambah wawasan dan pengetahuan yang ditujukan untuk mahasiswa mata kuliah
Evaluasi Proyek Kelas EP – A, terutama untuk para penyusun sendiri untuk menganalisis
suatu usaha apakah layak atau tidak untuk dijalankan dan dapat meminimalisir
kemungkinan terjadinya kerugian baik dari segi waktu dan pengeluaran baik dalam
rencana maupun diluar rencana.
2. Memberikan perkiraan waktu dan anggaran biaya untuk owner atau pemilik usaha Bebek
Goreng H. Slamet ini serta mengetahui estimasi kapan akan kembali modal untuk usaha
yang dijalankannnya.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Umum
Dalam setiap pelaksanaan suatu kegiatan proyek atau usaha di lapangan sering
terjadi ketidaksesuaian dengan apa yang sudah direncanakan dan dipikirkan sejak awal,
hal ini biasanya terjadi baik pada rencana waktu maupun biaya yang sudah direncanakan
diawal proyek atau usaha. Maka dari itu hal ini perlu diwaspadai sehingga dengan adanya
evaluasi proyek memungkinkan si pemilik usaha untuk mengetahui lebih awal biaya apa
saja yang perlu dikeluarkan dan perlu dicadangkan jika sewaktu waktu terjadi inflasi atau
sesuatu yang terjadi diluar rencana.
Menurut Harold (2000) Evaluasi proyek adalah kegiatan yang melibatkan
pengukuran kinerja proyek terhadap rencana awal, tujuan proyek, dan kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan. Evaluasi proyek memungkinkan manajer proyek
untuk mengidentifikasi kesenjangan antara hasil yang diharapkan dan hasil yang dicapai
serta membuat perbaikan yang diperlukan.
Sedangkan menurut Stephen 2008 Evaluasi proyek adalah proses untuk mengukur
efektivitas, efisiensi, dan dampak dari suatu proyek. Evaluasi proyek bertujuan untuk
memberikan wawasan tentang pencapaian tujuan, penggunaan sumber daya, kepuasan
pemangku kepentingan, serta pelajaran yang dapat diterapkan dalam proyek masa depan.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Net Present Value


Net Present Value (NPV) atau Nilai Sekarang Bersih adalah konsep
keuangan yang digunakan untuk mengevaluasi proyek atau investasi dari sudut
pandang nilai waktu uang. Menurut Richard, Net Present Value (NPV) adalah
selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk (pendapatan) dan nilai sekarang
dari arus kas keluar (biaya) dari suatu proyek atau investasi. NPV
menggambarkan nilai tambahan yang dihasilkan oleh proyek atau investasi
setelah mempertimbangkan tingkat pengembalian yang diharapkan atau tingkat
diskonto.

NPV = ∑PVTb -∑PVTc

= 6.545.348.869 – 4.705.995.149

= 1.839.353.720

Dari perolehan NPV tersebut menandakan Rp1.839.353.720, maka proyek


dapat dinyatakan layak karena NPV dari proyek tersebut lebih dari 0. Dan
memberikan manfaat sebesar Rp1.839.353.720 selama masa umur ekonomis.

3.2 Gross Benefit/Cost Ratio

Gross Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio) adalah rasio keuangan yang


digunakan dalam evaluasi proyek atau investasi untuk membandingkan total
manfaat bruto dengan total biaya bruto. Secara umum, B/C Ratio didefinisikan
sebagai perbandingan antara nilai total manfaat bruto yang diharapkan dari
suatu proyek atau investasi dengan nilai total biaya bruto yang terkait dengan
proyek tersebut.
Gross B/C = ∑PVTb/∑PVTc

= 6.545.348.869 / 4.705.995.149

= 1,3908

Dari perolehan Gross B/C tersebut menandakan 1,3908 > 1, maka proyek
dapat dinyatakan layak karena Gross B/C dari proyek tersebut lebih dari 1.
Artinya setiap mengeluarkan biaya senilai 1 juta maka akan memperoleh
manfaat sebesar 1,3908.

3.3 Net Benefit/Cost Ratio

Net Benefit/Cost Ratio (NB/C Ratio) adalah ukuran keuangan yang


digunakan dalam evaluasi proyek atau investasi untuk membandingkan total
manfaat bersih dengan total biaya bersih. Menurut Anthony (1996), Net
Benefit/Cost Ratio (NB/C Ratio) adalah rasio antara manfaat bersih (total
manfaat dikurangi total biaya) dengan biaya bersih (total biaya dikurangi
manfaat ekonomi). NB/C Ratio digunakan untuk mengukur efisiensi ekonomi
dari suatu proyek atau kebijakan. Jika NB/C Ratio lebih besar dari 1, itu
menunjukkan bahwa manfaat bersih lebih besar daripada biaya bersih, yang
menandakan bahwa proyek tersebut layak untuk diimplementasikan

NPV + = Rp 2.739.353.720

NPV - = -Rp 900.000.000

Net B/c = ∑NPV+ / ∑NPV-

= 2.739.353.720 / - 900.000.000
= - 3,0437

sehingga dari perhitungan tersebut diperoleh 3,0437, artinya setiap


mengeluarkan biaya senilai 1 juta kita akan memperoleh manfaat sebesar
3,0437.

3.4 Profitability Ratio (PR)

Rasio profitabilitas atau profitability ratio adalah cara untuk mengukur kondisi
finansial perusahaan melalui metrik keuangan yang digunakan untuk menilai
kapabilitas perusahaan dalam menghasilkan profit.

∑PVTb = Rp 6.545.348.869

∑PVTom = Rp 3.805.995.150

∑PVTi = Rp 900.000.000

PR = ∑PVTb-∑PVTOM/∑PVI

= 6.545.348.869 -3.805.995.150 / 900.000.000

= 3,0437

Sehingga dari perhitungan tersebut diperoleh nilai sebesar 3,0437, artinya


setiap mengeluarkan biaya senilai 1 juta kita akan memperoleh manfaat sebesar
3,0473.

3.5 IRR

IRR adalah sebuah metode untuk menghitung tingkat bunga suatu investasi dan
menyamakannya dengan nilainya saat ini berdasarkan perhitungan kas bersih di
periode mendatang. IRR adalah indikator untuk memperkirakan keuntungan
sebuah investasi. Mengetahui laju pengembalian investasi atau IRR adalah suatu
hal yang perlu dipahami oleh investor. Sebuah proyek investasi saham bisa terus
berjalan apabila memiliki nilai rate of returns yang lebih besar daripada laju
pengembalian.

Artinya ketika DF < 34% maka proyek tersebut dikatakan layak. Kemudian,
apabila DF > 34% proyek dikatakan tidak layak.

3.6 Pay Back Period

Payback period adalah periode yang dibutuhkan untuk menutup kembali


pengeluaran investasi  atau initial cash investment. Artinya, kurun waktu yang
dibutuhkan agar bisa menutup kembali pengeluaran saat investasi dengan
memakai proceeds atau aliran kas netto alias net cash flows.

 Dalam Bahasa Indonesia, arti payback period adalah periode pengembalian.


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), periode berarti kurun waktu;
lingkaran waktu (masa). Sedangkan pengembalian berarti proses, cara,
perbuatan mengembalikan; pemulangan; pemulihan.

Artinya, proyek tersebut akan balik modal setelah berjalan selama 1 tahun 7
bulan 24 hari.
3.7 Analisis Sensitivitas
3.7.1 Benefit turun 5%, cosh tetap

3.7.2 Cost naik 5%, benefit tetap


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan hasil analisis yang telah digunakan untuk mengukur kelayakan
dari usaha yaitu Net Present Value (NPV), Gross B/C, Net B/C, Profitability Ratio (RR),
IRR, Pay Back Period (PBP) dan analisis sensitivitas dapat disimpulkan bahwa usaha
BEBEK GORENG H. SLAMET itu LAYAK dijalankan dengan terus mengalami
perkembangan.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dari evaluasi proyek usaha “Bebek Goreng H. Slamet”
penyususn memberikan saran

1. Sebaiknya ada penambahan jumlah karyawan. Sehingga ketika terjadi full ordering
dapat teratasi dengan baik.
2. Adanya variasi dari lalapan yang di hidangkan serta proses pengambilan lalapan yang
dilakukan secara prasmanan.
3.

Anda mungkin juga menyukai